NIM : 2211102441205
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah tentang
"Dampak Penggunaan Gawai pada Anak Usia di Bawah Umur".
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
turut memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak
akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh
karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki karya ilmiah ini.
Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat
dan juga inspirasi untuk pembaca.
DAFTAR PUSAKA
- Kata pengantar
- BAB 1
- BAB 2
Sistem Filsafat hidup dan sumber nilai
- BAB 3
- KESIMPULAN
- KATA PENUTUP
BAB 1
PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT ILMU
- Pancasila merupakan hasil dari berbagai macam pemikiran yang lahir dari budaya
nusantara. Suku-suku bangsa di nusantara telah melakukan akulturasi antar suku
bangsa, antar bangsa sehingga terbentuklah kepribadian kebudayaan bangsa. Akulturasi
budaya terus berkembang hingga abad ke 16 ketika bangsa Eropa masuk ke Indonesia
dan mulai melakukan usaha penjajahan. Pada masa penjajahan, bangsa Indonesia
banyak mengalami berbagai macam akulturasi budaya, ekonomi, politik, pendidikan
hingga pengetahuan. Anak bangsa mengalami perkembangan pengetahuan saat
dicetuskannya politik etis oleh van Deventer.
Politik etis yang diterapkan oleh pemerintah Hinddia Belanda membawa pengaruh yang
sangat besar bagi lahirnya para pemikir bangsa. Kelahiran para pemikiri sekaligus pengada
Indonesia terlahir dari berbagai macam latar belakang pendidikan dan suku bangsa. Pemikiran
dan pengetahuan yang berasal dari Eropa, Timur Tengah, Asia, dan lokal membahur menjadi
satu, pemikiran pembentukan negara Indonesia. Pengetahuan dan pemikiran dari berbagai
macam arah, terwujud pada rumusan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Pengada Indonesia juga menyadari bahwa kedaulatan suatu negara berada di tangan
rakyat. Kedaulatan rakyat harus berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan
yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta mewujudkan suatu keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia. Rumusan tersebut menjelaskan bahwa pengada Indonesia benar-
benar memiliki suatu konsep pemerintahan yang matang. Ini juga menunjukkan bahwa untuk
mencapai kesejahteraan, kita harus memliki keyakinan theisme religius.
Pancasila, yang juga tertuang dalam alenie ke-4 UUD 1945, merupakan nilai-nilai pokok
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila sebagai filsafat sangat bermanfaat untuk
mendukung cita-cita atau tujuan nasional. Pancasila merupakan pedoman dan pegangan dalam
hal sikap. Tingkah laku dan perbuatan dalam hidup sehari-hari dalam masyarakat, berbangsa
dan bernegara.
Filsafat Pancasila merupakan hasil dari sistem pemikiran keilmuan dan disiplinpemikiran
keilmuan. Sistem keilmuan, filsafat Pancasila harus bersifat terbuka dalam mencari kebenaran.
Pancasila sebagai filsafat ilmu mengandung nilai ganda, yaitu harus memberikan landasar
teoritik (dan normatif) bagi penguasaan dan pengembangan iptek dan menetapkan tujuan; dan
nilai instrinsik tujuan iptek dilandasi oleh nilai mental kepribadian dan moral manusia (Syam,
2006).
Filsafat Pancasila memiliki sifat-sifat universal yang sesuai dengan ciri khas nasional. Sifat-sifat
universal tersebut adalah:
1.Sistematis, fundamental, universal, integral dan radikal menacari kebenaran yang hakiki
2.Filsafat yang monotheis dan religius yang mempercayai adanya sumber kesemestaan yaitu
Tuhan YME
4.Satu kesatuan totalitas yang bulat dan utuh antar sila-sila Pancasila
5.Memiliki corak universal, terutama sila I dan sila II serta corak nasional Indonesia terutama
sila III, IV dan V6.Harmoni idiil (asas selaras serasi, dan seimbang
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya adalah suatu sistem
pengetahuan. Dalam kehidupan sehari-hari Pancasila menjadi pedoman atau dasar bagi bangsa
Indonesia dalam memandang realitas alam semesta, manusia, masyarakat, bangsa, dan negara
tentang makna hidup serta sebagai dasar bagi manusia Indonesia untuk menyelesaikan masalah
yang dihadapi dalam hidup dan kehidupan. Pancasila dalam pengertian seperti itu telah
menjadi suatu sistem cita-cita atau keyakinan-keyakinan (belief system) sehingga telah
menjelma menjadi ideologi (mengandung tiga unsur yaitu : 1. Logos (rasionalitas atau
penalaran), 2. pathos (penghayatan), dan 3. Ethos (kesusilaan).
1.harus memberikan landasan teoritik (dan normatif) bagi penguasaan dan pengembangan
iptek dan menetapkan tujuannya
2. memiliki nilai instrinsik tujuan iptek yang senantiasa dilandasi oleh nilai mental kepribadian
dan moral manusia. Nilai-nilai kualitatif dan normatif secara kategoris harus terkandung dalam
ajaran filsafat. Kualitas dan identitas nilai mental dan kepribadian manusia senantiasa
berhubungan dengan nilai filsafat dan atau agama.
Kedudukan filsafat ilmu harus beerasaskan kerokhanian dari sistem keilmuan dan
pengembangannya. Fungsi mental dan moral kepribadian manusia dalam implemantasi iptek
merupakan kriteria yang signifikan suatu keilmuan. Keilmuan harus berorientasi praktis untu
kepentingan bangsa. Selain itu, kebenaran yag dianut epistomologis Pancasila prinsip
kebenaran eksistensial dalam rangka mewujudkan harmoni maksimal yang sesuai taraf-taraf
fisiokismis, biotik, psikis, dan human dalam rangka acuan norma ontologis transedental. Dengan
pendekatan pencerdasan kehidupan bangsa, epsitomologis Pancasila bersifat terbuka terhadap
berbagai aliran filsafat dunia (Dimyati, 2006).
BAB 2.
1. Nilai Instrumental
Nilai instrumental ialah nilai yang menjadi pedoman pelaksanaan dari nilai dasar. Nilai
dasar belum dapat bermakna sepenuhnya apabila nilai dasar tersebut belum memiliki
formulasiserta parameter atau ukuran yang jelas dan konkret. Apabila nilai instrumental itu
berkaitan dengan tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari-hari, maka nilai tersebut akan
menjadi norma moral. Akan tetapi, jika nilai instrumental itu merupakan suatu arahan
kebijakan atau strategi yang bersumber pada nilai dasar, sehingga dapat juga dikatakan bahwa
nilai-nilai instrumental itu merupakan suatu eksplisitasi dari nilai dasar.Dalam kehidupan
ketatanegaraan kitam nilai instrumental itu dapat kita temuakan dalam pasal-pasal Undang-
Undang Dasar 1945, yang merupakan penjabaran dari nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila
Pancasila. Tanpa ketentuan dalam pasal-pasal UUD 1945, maka nilainilai dasar yang termuat
dalam Pancasila belum memberikan makna yang konkret dalam praktek ketatanegaraan kita.
2. Nilai Praksis
Nilai praksis merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai instrumental dalam kehidupan yang
lebih nyata. Dengan demikian, nilai praksis merupakan pelaksanaan secra nyata dari nilai-nilai
dasar dan nilai instrumental. Berhubung fungsinya sebagai penjabaran dari nilai dasar dan nilai
instrumental, maka nilai praksis dijiwai oleh nilai-nilai dasar dan instrumental dan sekaligus
tidak bertentangan dengan nilai-nilai dasar dan instrumental tersebut.Nilai praksis dalam
kehidupan ketatanegaraan dapat ditemukan dalam undang-undang organic, yaitu semua
perundang-udangan yang berada dibawah UUD 1945 sampai kepada peraturan pelaksanaan
yang dibuat oleh pemerintah. Apabila dikaitkan dengan nilai-nilai yang
dibahas diatas, maka nilai-nilai dasar terdapat dalam UUD 1945, yaitu dalam pembukaannya,
sedangkan nilai instrumental dapat ditemukan dalam pasal-pasal UUD 1945 dan juga dalam
ketetapan MPR. Nilai praksis dapat ditemukan dalam peraturan perundang-undangan
berikutnya, yaitu dalam Undang-udang sampai kepada peraturan dibawahnya.
Pancasila sebagai sistem etika mendasarkan penilaian baik dan buruk pada nilai-nilai
pancasila, yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Kelima nilai
tersebut membentuk perilaku manusia indonesia dalam semua aspek kehidupannya bawah ini
beberapa contoh penerapan Pancasila sila kemanusiaan yang adil dan beradab:
1. Menghargai perbedaan di tengah masyarakat yang terdiri dari banyak suku, agama, ras, dan
adat istiadat.
2. Senantiasa menjaga adab atau kesopanan, kehalusan, dan kebaikan budi pekerti kita dalam
berbagai kondisi.
Pancasila adalah milik khas bangsa Indonesia dan sekaligus menjadi identitas bangsa berkat
legitimasi moral dan budaya bangsa Indonesia sendiri. Nilai-nilai khusus yang termuat dalam
Pancasila dapat ditemukan dalam sila-silanya. Pancasila sebagai nilai dasar yang fundamental
adalah seperangkat nilai yang terpadu berkenaan dengan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Apabila kita memahami pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan
UUD 1945, yang pada hakikatnya adalah nilai-nilai Pancasila.
Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dapat dinyatakan sebagai pokok-pokok kaidah Negara
yang fundamental, karena di dalamnya terkandung pula konsep-konsep sebagai sebagai
berikut:
1. Dasar-dasar pembentukan Negara, yaitu tujuan Negara, asas politik Negara (Negara
Republik Indonesia dan berkedaulatan rakyat), dan Negara asas kerohanian Negara (Pancasila).
-mungkin lagi untuk dirubah. Berhubung Pembukaan UUD 1945 itu memuat nilai-nilai dasar
yang fundamental, maka Pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya terdapat Pancasila tidak
dapat diubah hukum. Apabila terjadi perubahan berarti pembubaran Negara Proklamasi 17
Agustus 1945.
Moral dapat berupa kesetiaan, kepatuhan terhadap nilai dan norma, moral pun dapat
dibedakan seperti moral ketuhananatau agama, moral, filsafat, moral etika, moral hukum,
moral ilmu, dansebagainya. nilai, norma, dan moral secara bersama mengatur kehidupan
masyarakat dalam berbagai aspeknya Pancasila Sebagai Moral sangsaPancasila sebagai
pandangan hidup bangsa indonesia yang telah disahkansebagai dasar negara merupakan
kesatuan utuh nilai-nilai budi pekerti ataumoral. oleh karena itu, Pancasila dapat disebut
sebagai moral bangsa indonesia. bangsa indonesia telah menegara dalam dengan demikian
Pancasila juga merupakan moral negara, yaitu moral yag berlaku bagi negara.Secara etismologis
Pancasila berarti lima asas ke!ajiban moral. Yang dimaksud dengan moral ialah keseluruhan
norma dan pengertian yangmenentukan baik atau buruknya sikap dan perbuatan manusia
dengan memahami norma-norma, manusia akan tahu apa yang harus atau wajib dilakukan dan
apa yang harus dihidari.
KESIMPULAN
Pemikiran-pemikiran yang melandasi dan terintegrasi menjadi filsafat Pancasila adalah
pemikiran yang bersumber dari agama, pemikiran kosmologis, ontologis, dan antropologis yang
berasal dari sub kebudayaan Indonesia, pemikiran yang berasal dari ilmu pengetahuan filssafat
barat sebagai hasil pendidikan yang dualistis, pengalaman hidup dan refleksi atas penderitaan
rakyat yang dilakukan oleh para perintis dan pejuang kemerdekaan, refleksi kritis, dialogis,
futurologis yang dilakukan oleh para pengada Indonesia (Suwarno, 1993; Hardono Hadi, 1994;
Baker, 1995 dalam Dimyati 1995).
Sifat-sifat universal tersebut adalah: 1.Sistematis, fundamental, universal, integral dan radikal
menacari kebenaran yang hakiki 2.Filsafat yang monotheis dan religius yang mempercayai
adanya sumber kesemestaan yaitu Tuhan YME 3.Monodualisme dan monopluralisme yang
mengutamakan ketuhanan, kesatuan dan kekeluargaan 4.Satu kesatuan totalitas yang bulat
dan utuh antar sila-sila Pancasila 5.Memiliki corak universal, terutama sila I dan sila II serta
corak nasional Indonesia terutama sila III, IV dan V6.Harmoni idiil (asas selaras serasi, dan
seimbang 7.Idealisme fungsional (dasar dan fungsi serta tujuan idiil sekaligus 8.Memiliki ciri-ciri
dimensi idealitas, realitas dan fleksibelitas.
Akan tetapi, jika nilai instrumental itu merupakan suatu arahan kebijakan atau strategi yang
bersumber pada nilai dasar, sehingga dapat juga dikatakan bahwa nilai-nilai instrumental itu
merupakan suatu eksplisitasi dari nilai dasar.Dalam kehidupan ketatanegaraan kitam nilai
instrumental itu dapat kita temuakan dalam pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945, yang
merupakan penjabaran dari nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila.
Berhubung fungsinya sebagai penjabaran dari nilai dasar dan nilai instrumental, maka nilai
praksis dijiwai oleh nilai-nilai dasar dan instrumental dan sekaligus tidak bertentangan dengan
nilai-nilai dasar dan instrumental tersebut.Nilai praksis dalam kehidupan ketatanegaraan dapat
ditemukan dalam undang-undang organic, yaitu semua perundang-udangan yang berada
dibawah UUD 1945 sampai kepada peraturan pelaksanaan yang dibuat oleh pemerintah
PENYUSUN,
30 OKTOBER 2022
MUHAMMAD MAULANA.S
NIM: 2211102441205
KATA PENUTUP