PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pancasila merupakan rangkaian kesatuan dan kebulatan yang tidak terpisahkan karena
setiap sila dalam pancasila mengandung empat sila lainnya dan kedudukan dari masing-
masing sila tersebut tidak dapat ditukar tempatnya atau dipindah-pindahkan. Hal ini sesuai
dengan susunan sila yang bersifat sistematis-hierarkis, yang berarti bahwa kelima
sila pancasila itu menunjukkan suatu rangkaian urutan-urutan yang bertingkat-tingkat, diman
atiap-tiap sila mempunyai tempatnya sendiri di dalam rangkaian susunan kesatuan
itusehingga tidak dapat dipindahkan.
Bagi bangsa Indonesia hakikat yang sesungguhnya dari pancasila adalah
sebagai pandangan hidup bangsa dan sebagai dasar negara. Kedua pengertian tersebut sudah
selayaknya kita fahami akan hakikatnya. Selain dari pengertian tersebut, pancasila
memiliki beberapa sebutan berbeda, seperti : Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan
ilmu.
Walaupun begitu, banyaknya sebutan untuk Pancasila bukanlah merupakan suatu
kesalahan atau pelanggaran melainkan dapat dijadikan sebagai suatu kekayaan akan makna
dari Pancasila bagi bangsa Indonesia. Karena hal yang terpenting adalah
perbedaan penyebutan itu tidak mengaburkan hakikat pancasila yang sesungguhnya yaitu
sebagai dasar negara. Tetapi pengertian pancasila tidak dapat ditafsirkan oleh sembarang
orang karena akan dapat mengaturkan maknanya dan pada akhirnya merongrong dasar
negara,seperti yang pernah terjadi di masa lalu.
Untuk itu, kita sebagai generasi penerus, sudah merupakan kewajiban bersama untuk
senantiasa menjaga kelestarian nilai nilai pancasila sehingga apa yang terjadi di masa lalu
tidak akan terjadi di masa yang akan datang.
B.TUJUAN
Pernahkah terpikir oleh Anda bahwa tidak ada satu pun bangsa di dunia ini yang
terlepas dari pengaruh pengembangan iptek, meskipun kadarnya tentu saja berbeda-beda.
Kalaupun ada segelintir masyarakat di daerah-daerah pedalaman di Indonesia yang
masih bertahan dengan cara hidup primitif, asli, belum terkontaminasi oleh kemajuan iptek,
maka hal itu sangat terbatas dan tinggal menunggu waktunya saja. Hal ini berarti bahwa
ancaman yang ditimbulkan oleh pengembangan iptek yang terlepas dari nilai-nilai
spiritualitas, kemanusiaan, kebangsaan, musyawarah, dan keadilan merupakan gejala yang
merambah ke seluruh sendi kehidupan masyarakat Indonesia. Oleh karena
itu, beberapa alasan Pancasila diperlukan sebagai dasar nilai pengembangan iptek dalam
kehidupan bangsa Indonesia meliputi hal-hal sebagai berikut. penjabaran sila-sila Pancasila
sebagai dasar nilai pengembangan iptek dapat menjadi sarana untuk mengontrol dan
mengendalikan kemajuan iptek yang berpengaruh pada cara berpikir dan bertindak
masyarakat yang cenderung pragmatis. Artinya, penggunaan benda-benda teknologidalam
kehidupan masyarakat Indonesia dewasa ini telah menggantikan peran nilai-nilai luhur yang
diyakini dapat menciptakan kepribadian manusia Indonesia yang memiliki sifat sosial,
humanis, dan religius. Selain itu, sifat tersebut kini sudah mulai tergerus dan digantikan sifat
individualistis, dehumanis, pragmatis, bahkan cenderung sekuler.
Sumber sosiologis Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan iptek dapat ditemukan pada
sikap masyarakat yang sangat memperhatikan dimensi ketuhanan dan kemanusiaan sehingga
manakala iptek tidak sejalan dengan nilai ketuhanan dankemanusiaan, biasanya terjadi
penolakan. Contohnya, penolakan masyarakat atas
rencana pembangunan pusat pembangkit listrik tenaga nuklir di semenanjung Muria beberapa
tahun yang lalu. Penolakan masyarakat terhadap PLTN di semenanjung Muria
didasarkan pada kekhawatiran atas kemungkinan kebocoran Pembangkit Listrik Tenaga
Nuklir di Chernobyl Rusia beberapa tahun yang lalu. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat
peka terhadap isu-isu ketuhanan dan kemanusiaan yang ada di balik pembangunan pusat
tenaga nuklir tersebut. Isu ketuhanan dikaitkan dengan dikesampingkannya martabat manusia
sebagai hamba Tuhan Yang Maha Esa dalam pembangunan iptek. Artinya, pembangunan
fasilitas teknologi acapkali tidak melibatkan peran serta masyarakat sekitar, padahal
apabila terjadi dampak negatif berupa kerusakan fasilitas teknologi, maka masyarakat yang
akan terkena langsung akibatnya. Masyarakat terlebih peka terhadap isu kemanusiaan di balik
pembangunan dan pengembangan iptek karena dampak negatif pengembangan
iptek, seperti limbah industri yang merusak lingkungan, secara langsung mengusik
kenyamanan hidup masyarakat.
Perkembangan ilmu dan teknologi di Indonesia dewasa ini tidak berakar padanilai-nilai
budaya bangsa Indonesia sendiri sehingga ilmu pengetahuan yangdikembangkan di Indonesia
sepenuhnya berorientasi pada Barat (westernoriented).
b.
Perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia lebih berorientasi pada
kebutuhan pasar sehingga prodi-pr
odi yang “laku keras” di perguruan tinggi Indonesia adalah
prodi-prodi yang terserap oleh pasar (dunia industri).c.