Anda di halaman 1dari 10

PANCASILA SEBAGAI DASAR

PENGEMBANGAN IPTEK

By: Hana Nurul Imam (1706618059)


Mochammad Angga S. (1706618046)
Fanny Meiditha (1706618061)
Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu

• Konsep Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu


Pengertian Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu dapat mengacu
pada beberapa pemahaman.
 1. Bahwa setiap ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang dikembangkan di
Indonesia harus tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila.
 2. Bahwa setiap IPTEK yang dikembangkan di Indonesia harus menyertakan nilai-
nilai Pancasila sebagai faktor internal pengembangan IPTEK itu sendiri.
 3. Bahwa nilai-nilai Pancasila berperan sebagai rambu normatif bagi
pengembangan IPTEK di Indonesia untuk mengendalikan agar IPTEK tidak keluar
dari cara berpikir dan cara bertindak bangsa Indonesia.
 4. Bahwa setiap pengembangan IPTEK harus berakar dari budaya dan ideologi
bangsa Indonesia sendiri (indigenisasi/mempribumikan ilmu).
• Esensi Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
Hakekat Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan IPTEK dikemukakan oleh Prof.
Wahyudi Setiawan dalam Simposium dan sarasehan Pancasila sebagai Paradigma Ilmu
Pengetahuan dan Pembangunan Bangsa, sebagai berikut.
 Sila pertama, Ketuhanan yang Maha Esa, memberikan kesadaran bahwa manusia hidup di
dunia sebagai ujian dan hasil akhirnya akan menentukan kehidupannya di akhirat nanti.
 Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, memberikan arahan dalam pengembangan
IPTEK agar perlakuan terhadap manusia harus sesua dengan kodratnya sebagai manusia.
 Sila ketiga, Persatuan Indonesia, memberikan landasan esensial bagi keberlangsungan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
 Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, memberikan arahan asa kerakyatan, bahwa pembentukan
negara republik Indonesia ini adalah oleh dan untuk semua rakyat Indonesia.
 Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, memberikan arahan untuk
memperkecil kesenjangan kesejahteraan di antara bangsa Indonesia.
• Urgensi Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
Pancasila memiliki urgensi untuk dijadikan sebagai dasar nilai
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia, meliputi
alasan-alasan berikut:
 Penjabaran sila-sila Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan IPTEK
dapat menjadi sarana untuk mengontrol dan mengendalikan kemajuan
IPTEK yang berpengaruh pada cara berpikir dan bertindak masyarakat yang
cenderung pragmatis.
 Nilai-nilai kearifan lokal yang menjadi simbol kehidupan di berbagai daerah
mulai digantikan dengan gaya hidup global. Dengan berpegang pada nilai-
nilai Pancasila, simbol-simbol kehidupan ini seperti gotong royong dapat
dipertahankan bahkan di tengah perkembangan IPTEK.
Sumber Historis, Sosiologis, dan Politis tentang Pancasila
sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu di Indonesia
• Sumber Historis
Nilai Pancasila telah ditetapkan sebagai dasar nilai pengembangan
ilmu di Indonesia bahkan sejak awal perumusan Pancasila. Ini dibuktikan dalam
alinea keempat Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi, “Kemudian daripada itu,
untuk membentuk suatu Pemerintah negara Indonesia yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu
dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam
suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, ….”
Kata “mencerdaskan kehidupan bangsa” mengacu pada
pengembangan IPTEK melalui pendidikan. Proses mencerdaskan kehidupan
bangsa tidak terlepas dan harus berlandas pada nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila.
• Sumber Sosiologis
Sumber sosiologis Pancasila sebagai dasar
pengembangan IPTEK dapat ditemukan pada sikap
masyarakat yang sangat memerhatikan dimensi
ketuhanan dan kemanusiaan. Umumnya, saat IPTEK tidak
sejalan dengan nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan,
masyarakat akan melakukan penolakan. Masyarakat akan
mempertimbangkan dampak dari IPTEK terhadap sosial,
atau dampak yang dipersepsikan (perceived impact). Hal
ini karena dalam pengembangan IPTEK, masyarakat akan
memikirkan dampak ke depannya yang pada akhirnya
juga akan berdampak pada masyarakat sendiri.
• Sumber Politis
Sumber politis dari Pancasila sebagai
dasar nilai pengembangan IPTEK lebih
bersifat apologis karena hanya memberikan
dorongan kepada kaum intelektual untuk
menjabarkan nilai-nilai Pancasila lebih lanjut.
Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai
Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
• Dinamika Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
Pancasila sebagai pengembangan ilmu belum dibicaakan secara
eksplisit oleh para penyelenggara negara sejak era Orde Lama sampai era
Reformasi. Para penyelenggara negara pada umumnya hanya menyinggung
masalah pentingnya keterkaitan antara pengembangan ilmu dan dimensi
kemanusiaan (humanism). Kajian tentang Pancasila sebagai dasar nilai
pengembangan ilmu baru mendapat perhatian khusus dan eksplisit oleh
kaum intelektual di beberapa perguruan tinggi yang menyelenggarakan
seminar-seminar untuk menyadarkan pentingnya Pancasila sebagai dasar nilai
pengembangan ilmu.
• Tantangan Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
Beberapa tantangan yang harus dihadapi dalam menjadikan Pancasila sebagai dasar nilai
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia, yaitu:
 Kapitalisme
Kapitalisme menguasai perekonomian dunia, termasuk Indonesia. Akibatnya, ruang untuk
menerapkan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu menjadi terbatas. Upaya
pengembangan sistem ekonomi Pancasila belum menemukan wujud nyata untuk menyaingi sistem ekonomi
yang berorientasi pada pemilik modal besar.
 Globalisasi
Globalisasi menyebabkan lemahnya daya saing bangsa Indonesia dalam pengembangan IPTEK
sehingga Indonesia seringkali hanya berperan sebagai konsumen daripada produsen.
 Konsumerisme
Sifat konsumerisme menyebabkan Indonesia menjadi pasar bagi produk teknologi negara-negara
lain yang lebih maju dari Indonesia.
 Pragmatisme
Pragmatisme berorientasi pada tiga ciri, yaitu workability (keberhasilan), satisfaction (kepuasan),
dan result (hasil) mewarnai perilaku kehidupan sebagian besar masyarakat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai