OTONOMI DAERAH
Disusun oleh :
PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Krisis ekonomi dan politik yang melanda indonesia sejak tahun 1997 telah
memporak-porandakan hampir seluruh sendi-sendi ekonomi dan politik indonesia
yang telah cukup lama dibangun. Krisis tersebut salah satunya diakibatkan oleh
sistem manajemen negara dan pemerintahan yang sentralik, dimana kewenangan
dan pengolaan segala sektor pembangunan berada dalam kewenangan pemerintah
pusat.
Pendekatan pembangunan yang sentralik selama Orde Baru berkuasa 32 tahun
telah banyak menyebabkan kesenjangan sehingga menimbulkan ketidakadilan.
Seperti kesenjangan investasi antardaerah, kesenjangan sosial, kebijakan investasi
yang terpusat, dll. Cita Desentralisasi ini senantiasa menjadi bagian dalam praktek
pemerintahan Negara sejak berlakunya UUD 1945, terus memasuki era Konstitusi
RIS, UUDS 1950 sampai pada era kembali ke UUD 1945 yang dikukuhkan lewat
Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
Untuk mengatasi hal tersebut, makan otonomi daerah daerah salah satu
alternatif untuk memperdayakan setiap daerah dalam memanfaatkan sumber daya
alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) untuk kesejahteraan rakyat.
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian Otonomi Daerah?
b. Bagaimana sejarah Otonomi Daerah?
c. Apa tujuan dan prinsip Otonomi Daerah?
d. Apa perundang-undangan Otonomi Daerah?
e. Bagaimana penyelenggaraan Otonomi Daerah di Wilayah Indonesia?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian Otonomi Daerah.
b. Untuk mengetahui sejarah Otonomi Daerah.
c. Untuk mengetahui Tujuan dan prinsip Otonomi Daerah.
d. Untuk mengetahui apa saja perundang-undangan Otonomi Daerah.
e. Untuk mengetahui penyelenggaraan Otonomi Daerah di wilayah Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
Krisis ekonomi dan politik yang melanda indonesia sejak tahun 1997 telah
memporak-porandakan hampir seluruh sendi-sendi ekonomi dan politik indonesia
yang telah cukup lama dibangun. Lebih jauh lagi, krisi ekonomi dan politik, yang
berlanjut menjadi multikrisis, telah mengakibatkan semakin rendahnya tingkat
kemampuan dan kapasitas negara dalam menjamin kesinambungan pembangunan.
Krisis tersebut salah satunya diakibatkan oleh sistem manajemen negara dan
pemerintahan yang sentralik, dimana kewenangan dan pengolaan segala sektor
pembangunan berada dalam kewenangan pemerintah pusat.
Sebagai respon dari krisis tersebut, pada masa reformasi dicanangkan suatu
kebijakan restrukturisasi sistem pemerintahan yang cukup penting, yatu
melaksanakan otonomi daerah dan pengaturan perimbangan keuangan antarpusat
dan daerah. Otonomi daerah dianggap dapat menjawab tuntutan pemerataan
pembangunan sosial ekonomi, penyelenggaraan pemerintah, dan, pembangunan
kehidupan berpolitik yang efektif. Sebab dapat menjamin penanganan tuntutan
masyarakat secara variatif dan cepat.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Otonomi Daerah berasal dari bahasa yunani yaitu authos yang berarti sendiri
dan namos yang berarti undang-undang atau aturan. Otonomi Daerah dengan
demikian berarti kemandirian suatu daerah dalam pembuatan dan pengambilan
kepututas mengenai kepentingan daerahnya sendiri.
Krisis ekonomi dan politik yang melanda indonesia sejak tahun 1997
diakibatkan oleh sistem manajemen negara dan pemerintahan yang sentralik, dimana
kewenangan dan pengolaan segala sektor pembangunan berada dalam kewenangan
pemerintah pusat, maka dicanangkanlah sistem Otonomi Daerah. Dan beberapa
tujuan otonomi daerah dapat dilihat dari berbagai bidang, seperti bidang politik,
ekonomi, pemerintahan, dan sosial budaya.
DAFTAR PUSTAKA
Media group.
Srijanti. dkk. 2009. “Pendidikan Kewarganegaraan untuk Mahasiswa”. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Media group.