Oleh:
Kelompok 2
1. Az-Sajdah Mujahadah (204840104)
2. Cardina Noveni (204840105)
3. Delvie Arinda (204840106)
4. Peni Rafina (204840125)
5. Tiara Syariani Rizki Putri (204840135)
JURUSAN FARMASI
POLTEKKES KEMENKES PANGKALPINANG
TAHUN 2021
ISI LAPORAN
Analisis Segmenting, Targeting, Positioning
1. Segmentation
Segmentasi Pasar adalah proses pengelompokan pasar keseluruhan sebuah produk
atau jasa yang bersifat hetorgen ke dalam beberapa segmen, di mana masingmasing
segmennya cenderung memiliki kesamaan dalam hal kebutuhan dan keinginan, perilaku,
serta respon terhadap program pemasaran [Tjiptono, 2019]. Segmentasi Pasar adalah
membagi pasar menjadi kelompok-kelompok kecil dengan kebutuhan, karakteristik, atau
perilaku berbeda yang mungkin memerlukan produk atau bauran pemasaran tersendiri
[Kotler and Armstrong, 2016]. Segmentasi Pasar adalah terdiri dari sekelompok
pelanggan yang memiliki sekumpulan kebutuhan dan keinginan yang serupa [Kotler and
Keller, 2017].
Variabel segmentasi bagi pasar konsumen terdiri dari empat, yaitu:
1. Segmentasi Geografis. Segmentasi geografis membagi pasar menjadi unit
geografis yang berbeda seperti negara, wilayah, negara bagian, daerah,
kota atau lingkungan sekitar.
2. Segmentasi Demografis. Segmentasi demografis membagi pasar menjadi
kelompok berdasarkan variabel seperti usia, jenis kelamin, ukuran
keluarga, siklus hidup keluarga, pendapatan pekerjaan, pendidikan, agama,
ras, generasi dan kebangsaan.
3. Segmentasi Psikografis. Segmentasi psikografis membagi pasar menjadi
kelompok berbeda berdasarkan kelas sosial, gaya hidup, atau karakteristik
kepribadian.
4. Segmentasi Perilaku. Segmentasi perilaku membagi pasar menjadi
kelompok berdasarkan pengetahuan, sikap, penggunaan, atau respon
konsumen terhadap sebuah produk.
Untuk pemasaran produk produk ‘Paramex’ sakit kepala dari PT. Konimex . Area
Kota Pangkalpinang merupakan sakah satu Kota yang merupakan salah satu market yang
besar untuk pemasaran produk “Paramex” sakit kepala, sehingga sangat mudah untuk
menemukan obat tersebut. Berdasarkan Demographic Segmentation Menurut hasil
wawancara, literatur, dan responden survei, pengguna obat sakit kepala “Paramex”
memiliki pendapatan kelas menengah ke bawah. Masyarakat dengan upah rata-rata jauh
di bawah UMR (pendapatan rata-rata dibawah Rp1.500.000 per bulan), sehingga
distributor atau apotek di Pangkalpinang membidik segmen kelas menengah ke bawah
dimana harga produk yang ditawarkan terjangkau oleh konsumen.
Harga obat sakit kepala “Paramex” sakit kepala hanya +- Rp2.500,- yang menurut
responden pengguna obat “Paramex” ini sangat murah. Untuk indikator lainnya seperti
jenis kelamin, tidak memiliki pengaruh dalam menentukan segmen ini, namun rata-rata
pembeli obat “Paramex” sakit kepala menurut survei pasar bahwa rata-rata pembeli
berumur +- 40 tahun. Psychographic Segmentation Untuk segmentasi psikografis, mulai
dari kepribadian, gaya hidup dan latar belakang. Yang paling menonjol adalah gaya hidup
masyarakat, sebagai contoh gaya hidup membeli obat ke warung atau ke apotek lebih
dipilih masyarat Pangkalpinang dibandingkan harus periksa ke Dokter.
2. Targeting
3. Positioning
Pemosisian (Positioning) adalah tindakan merancang penawaran dan citra
perusahaan agar mendapatkan tempat khusus dalam pikiran pasar [Kotler and Keller,
2017]. Pemosisian adalah pengaturan produk untuk menduduki tempat yang jelas,
berbeda, dan diinginkan dibandingkan produk pesaing dalam pikiran konsumen sasaran
[Kotler and Armstrong, 2016]. Pemosisian adalah suatu proses yang dilakukan oleh
perusahaan untuk menetapkan suatu citra dibenak konsumen relative terhadap citra
produk yang ditawarkan oleh pesaing [Najib, 2015]. Berdasarkan definisi menurut para
ahli dapat disimpulkan positioning adalah tindakan merancang citra yang dilakukan oleh
perusahaan pada produknya sehingga menduduki tempat yang khusus dalam pikiran atau
benak konsumen.
Menurut rata-rata beberapa responden, obat “Paramex” sakit kepala lebih efektif
dibandingkan merek obat lainnya, sehingga obat ini menjadi pilihan utama ketika
responden mengalami sakit kepala dan akan menjadi rekomendasi saat rekan atau saudara
dari responden mengalami sakit kepala. Selain itu obat sakit kepala merek “paramex”
lebih dikenal daripada obat sakit kepala merek lainnya dan memiliki kemasan dan iklan
yang menarik. Informasi pada kemasan dan iklan obat “Paramex” ini juga mudah
dipahami oleh responden pengguna obat. Palayanan pengaduan konsumen (costumer
service) obat sakit kepala “Paramex” juga baik dalam menanggapi keluhan konsumen.
Pertanyaan yang diajukan kepada responden dan respon dari 71 responden untuk
mengetahui tingkat targeting dan ositioning obat sakit kepala “Paramex”:
3. Apakah Anda setuju bahwa obat sakit kepala Paramex bisa dikonsumsi oleh
anak-anak dan dewasa?Menurut anda, apakah obat
“Paramex” lebih efektif mengobati sakit kepala jika
dibandingkan obat sakit kepala merek lainnya?
Dari 71 responden terdapat 53 responden
(74,6%) yang setuju, sedangkan 18 lainnya
(25,4%) tidak setuju.
Kesimpulan dari data: bahwa mayarakat
setuju bahwa obat sakit kepala “Paramex” bisa dikonsumsi oleh anak-anak
dan dewasa.
6. Menurut Anda, apakah merek obat sakit kepala "Paramex" lebih dikenal daripada
obat sakit kepala merek lainnya?
59 responden (83,1%) mengatakan
“Ya”. Sedangkan 12 lainnya (16,9%)
mengatakan “Tidak”
Kesimpulan dari data: bahwa obat
sakit kepala “Paramex” lebih dikenal
masyarakat.
12. Apakah Anda ingin membeli dan menggunakan obat "Paramex" sakit kepala
terus ketika Anda mengalami sakit kepala?
54 responden (76,1%) mengatakan
“Ya”. Sedangkan 17 lainnya (23,9%)
mengatakan “Tidak”
Kesimpulan dari data: masyarakat lebih
banyak yang ingin membeli dan menggunakan
obat "Paramex" sakit kepala terus ketika
mereka mengalami sakit kepala.