Anda di halaman 1dari 82

PENGANTAR FARMASI KLINIK

Pengertian Farmasi Klinik secara umum


• Suatu keahlian profesional dalam bidang kesehatan yang
bertanggung jawab untuk keamanan, kerasionalan dan
penggunaan terapi obat oleh pasien melalui penerapan ilmu
pengetahuan dan fungsi terspesialisasi

• Penerapan pengetahuan obat untuk kepentingan pasien


dengan memperhatikan kondisi penyakit pasien dan
kebutuhannya untuk mengerti terapi obat.

Suatu disiplin ilmu kesehatan dimana farmasis memberikan asuhan


(care) bukan hanya jasa pelanan klinik teta[I bertujuan untuk
mengoptimalkan terapi obat dan mempromosikan kesehatan dan
preventif terhadap penyakit.
Sejarah perkembangan Kefarmasian

Periode tradisional

Periode transisional

Periode masa kini

Periode masa depan ( Pharmaceutical care)


Perode tradisional

1. Farmasis sebagbai peracik obat saja


2. Industri obat membuat sediaan obat
Menyediakan, 3. Fungsi farmasis
membuat dan Tenaga farmasis berubah
mendistribusikan sangat
produk obat Farmasis tidak
dibutuhkan lagi berperan
terutama pada banyak pada
industri farmasi peracikan, obat
yg tertulis pada
resep sudah
bentuk obat jadi
Periode transisional
Ilmu kedokteran semakin spesialistis : kemajuan
ilmu khususnya ilmu farmakologi

Obat baru : meningkatnya masalah baru


menyangkut obat

Meningkatnya biaya kesehatan : penggunaan obat


modern yang mahal

Tuntutan masyarakat dalam pelayanan medis dan


farmasis
Periode Pelayanan farmasi berorientasi pada produk
berubah menjadi berorientasi pada pasien
masa
kini Ikut sertanya farmasis di bangsal dan terlibat
langsung dalam pengobatan pasien

Farmasi merupakan sumber utama informasi ilmiah


terkait dengan penggunaan obat dan cost efektif
Periode masa depan

Menjamin ketersediaan obat


Drug oriented menjadi patient yang berkualitas, aman, tepat
oriented dengan harga yang
terjangkau

Farmasis menurut Federasi


Farmasi Internasional :
memenuhi syarat kompetensi
dan etik kefarmasian
Landasan umum farmasi klinik

Peraturan menteri
kesehatan no 72 :
Landasar humum
standar pelayanan
kefarmasian di RS
Pelayanan farmasi klinik mencakup :

Asuhan kefarmasian yang berkaitan dengan


identifikasi DRP

Pengkajian dan pelayanan resep

Pemantauan dan evaluasi penggunaan


obat : RM, Data lab, Kejadian ESO

Pelayanan Informasi Obat


Tujuan Pelayanan Farmasi Klinik
◦ Memaksimalkan efek terapeutik.
◦ Meminimalkan risiko.
◦ Meminimalkan biaya.
◦ Menghormati pilihan pasien.
◦ Ketepatan indikasi.
◦ Ketepatan pemilihan obat.
◦ Ketepatan pengaturan dosis sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi pasien.
◦ Evaluasi terapi
Mirnawati Zalili Sailan, M.Sc., Apt.
Pengertian
• Swamedikasi : mengobati segala keluhan pada diri sendiri dengan
obat- obat yang di beli bebas di apotek atau toko obat atas inisiatif
sendiri tanpa berkonsultasi kepada dokter terlebih dahulu.

• Dalam pelaksanaan swamedikasi pasien lebih banyak


berinteraksi dengan tenaga farmasi, terutama masalah
pemilihan obat

• Swamedikasi dilakukan masyarakat untuk mengatasi


gejala penyakit penyakit ringan yang dapat dikenali
sendiri
Ciri Swamedikasi

1. Dipengaruhi oleh perilaku seseorang


karena
kebiasaan, adat, tradisi ataupun
kepercayaan
2. Dipengaruhi faktor sosial dan tingkat
pendidikan
3. Dilakukan bila dirasa perlu
4. Dilakukan oleh sekelompok masyarakat.
Keuntungan Swamedikasi

 Membantu mencegah dan mengatasi gejala penyakit


ringan yang tidak memerlukan dokter
 Memungkinkan aktivitas masyarakat tetap berjalan dan
tetap produktif
 Menghemat biaya dokter dan penebusan obat resep
yang biasanya lebih mahal
 Meningkatkan kepercayaan diri dalam pengobatan
sehingga menjadi lebih aktif dan peduli terhadap
kesehatan diri
Kerugian Swamedikasi

 Kesalahan pengobatan karena ketidaktepatan diagnosis


sendiri
 Penggunaan obat yang terkadang tidak sesuai karena
informasi bias dari iklan obat di media
 Pemborosan waktu dan biaya apabila swamedikasi tidak
rasional
 Dapat menimbulkan reaksi obat yang tidak diinginkan seperti
sensitivitas, alergi, efek samping atau resistensi
Jenis obat Pada Swamedikasi

 Tidak dikontraindikasikan pada wanita hamil,


anak dibawah usia 2 tahun dan lanjut usia diatas 65
tahun
 tidak memberikan risiko lebih lanjut terhadap
penyakitnya
 dalam penggunaannya tidak diperlukan alat atau
cara khusus yang hanya dapat dilakukan oleh
tenaga kesehatan seperti injeksi
 obat yang digunakan memiliki risiko efek samping
minimal
Kriteria Obat Yang Digunakan

• Obat Over the Counter (OTC) dan Obat Wajib


Apotek (OWA).

• Obat OTC terdiri dari obat-obat yang dapat


digunakan tanpa resep dokter, meliputi obat
bebas, dan obat bebas terbatas.
Masalah Penggunaan Obat dalam Swamedikasi

1. Pemilihan obat tidak tepat : obat yang dipilih bukan obat yang
terbukti paling bermanfaat, paling aman, paling sesuai dan paling
ekonomis

2 Penggunaan obat yang tidak tepat : tidak tepat dosis, tidak tepat
cara pemberian obat, dan tidak tepat frekuensi pemberian.

3. Pemberian obat tidak disertai dengan penjelasan yang sesuai,


kepada pasien atau keluarga

4. Pengaruh pemberian obat, baik yang diinginkan atau tidak


diinginkan tidak diperkirakan sebelumnya dan tidak dilakukan
pemantauan secara langsung atau tidak langsung.
Peran Tenaga Farmasi

1. Memberikan saran yang sesuai, memberikan informasi


yang dibutuhkan
2. Membantu pasien melakukan pengobatan sendiri atau
swamedikasi yang tepat dan bertanggung jawab, atau
memberikan saran ke pasien untuk konsultasi lebih
lanjut ke dokter bila diperlukan.
3. Menjamin kerahasiaan informasi tentang keadaan
pasien.
TERIMA KASIH
Pelayanan Informasi Obat
di RS dan Puskesmas

By : Dela Lanaya, M.Farm.,Apt


Informasi Obat adalah setiap data
atau pengetahuan obyektif, diuraikan
secara ilmiah dan terdokumentasi
mencangkup farmakologi, toksikologi
dan farmakoterapi obat.

Informasi Obat meliputi :


Indikasi; mekanisme kerja (waktu mulai
kerja dan durasi kerja); dosis dan
jadwal pemberian; efek samping dan
reaksi yang merugikan; kontraindikasi;
interaksi; harga; dan informasi lain
yang berguna dalam diagnosis dan
pengobatan pasien. Pengantar Farmasi Klinik
apt. Dela Lanaya, M.Farm
DEFINISI PIO

Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan pengumpulan, pengkajian,


pengevaluasian, pengindeksan, pengorganisasian, penyimpanan,
peringkasan, pendistribusian, penyebaran serta penyampaian informasi
tentang obat, dalam berbagai bentuk dan berbagai metode kepada pengguna
nyata dan yang mungkin.

Pengantar Farmasi Klinik


apt. Dela Lanaya, M.Farm
Pelayanan Informasi Obat di Rumah Sakit dan
Puskesmas merupakan kagiatan penyediaan dan
pemberian informasi dan rekomendasi obat yang
independen, akurat, komperhensif, terkini oleh
Apoteker kepada pihak-pihak yang memerlukan di
Rumah Sakit dan Puskesmas
Penyediaan
(Dta/Informas
i Obat)

Komponen

Penyajian Pengolahan
(Pengawasan (Keputusan
mutu) Profesional)

Pengantar Farmasi Klinik


apt. Dela Lanaya, M.Farm
Pengantar Farmasi Klinik
apt. Dela Lanaya, M.Farm
LATAR BELAKANG PELAKSANAAN PIO

Pasien

Obat

Profesi
Kesehatan Lain

Pengantar Farmasi Klinik


apt. Dela Lanaya, M.Farm
Pengetahuan masyarakat
akan kesehatan masih rendah

Pengetahuan masyarakat
tentang obat masih terbatas
LATAR
BELAKANG
PASIEN Kesadaran masyarakat
mendapatkan informasi obat

Tuntutan masyarakat akan


pelayanan yang baik

Pengantar Farmasi Klinik


apt. Dela Lanaya, M.Farm
LATAR BELAKANG OBAT

Obat baru Informasi


Kemajuan dengan sifat
yang pesat di terhadap obat-
yang lebih poten obatan
bidang obat- dan spesifik : cenderung
obatan dan Resiko lebih besar merupakan
bidang dalam promosi
penggunaannya terhadap obat
kedokteran
tersebut

Pengantar Farmasi Klinik


apt. Dela Lanaya, M.Farm
LATAR BELEKANG PROFESI
KESEHATAN LAIN

Tidak cukup
waktu untuk Tidak cukup
Informasi yang
mencari waktu untuk
diperolehsecara
informasi menjelaskan
sepihak dari
mengenai obat- obat kepada
industri
obatan yang pasien
baru

Pengantar Farmasi Klinik


apt. Dela Lanaya, M.Farm
TUJUAN PEMBERIAN PIO
Menunjang Menyediakan
ketersediaan informasi
Menyediakan
dan untuk Membantu
dan
penggunaan membuat Mencegah pasien
memberikan Meningkatkan
obat yang kebijakan- atau dalam
informasi obat keberhasilan
rasional, kebijakan meminimalkan
kepada mengatur dalam
berorientasi yang efek samping
pasien, tenaga penggunaan pengobatan
pada pasien, berhubungan obat
kesehatan dan obatnya
tenaga dengan obat
pihak lain
kesehatan dan terutama bagi
pihak lain PFT/KFT

Pengantar Farmasi Klinik


apt. Dela Lanaya, M.Farm
Sasaran Informasi Obat

1. Dokter
2. Perawat
3. Pasien dan keluarga pasien
4. Apoteker
5. Kelompok, Tim, Kepanitiaan dan Peneliti

Pengantar Farmasi Klinik


apt. Dela Lanaya, M.Farm
MANFAAT PEMBERIAN PIO

Meningkatkan kepatuhan pasien

Mencegah kesalahan penggunaan obat

Pengobatan menjadi efektif

Terbina hubungan yang baik dengan


pasien maupun tenaga kesehatan lainnya

Meningkatkan citra profesi kesehatan

Pengantar Farmasi Klinik


apt. Dela Lanaya, M.Farm
PERSYARATAN PELAKSANAAN
PIO

1. Sarana/Prasarana, SDM dan sumber daya lain yang tepat dan


memadai

2. Informasi Obat yang diberikan:


A. Akurat
B. Objektif Penggunaan Obat Secara Rasional
C. Up to Date
D. Acceptable
E. Accesible dan cepat Meningkatkan Kulaitas Pelayanan Pasien

Pengantar Farmasi Klinik


apt. Dela Lanaya, M.Farm
ALUR MENJAWAB PERTANYAAN
DALAM PIO

Pengantar Farmasi Klinik


apt. Dela Lanaya, M.Farm
LINGKUP JENIS PELAYANAN INFORMASI
OBAT (PIO) DI RUMAH SAKIT

PIO untuk
mendukung PIO untuk
PIO untuk PIO dalam PIO dalam
kegiatan PIO untuk evaluasi
menjawab bentuk studi obat
panitia edukasi penggunaan
pertanyaan publikasi investigasi
Farmasi dan obat
Terapi (PFT)

Pengantar Farmasi Klinik


apt. Dela Lanaya, M.Farm
Penanganan/pengobatan darurat pasien dalam
situasi hidup atau mati

PRIORITAS UNTUK PERMINTAAN


Pengobatan pasien rawat jalan tinggal dengan maslah
terapi obat khusus

INFORMASI OBAT
Pengobatan pasien ambulatory dengan maslah terapi
obat khusus

Bantuan kepada staf professional kesehatan untuk


penyelesaian tanggung jawab

Keperluan dari berbagai fungsi PFT

Berbagai proyek penelitian yang melibatkan penggunaan


obat

Pengantar Farmasi Klinik


apt. Dela Lanaya, M.Farm
MASALAH DALAM PELAKSANAAN PIO
• APOTEKER
•Pekerjaan terlalu banyak
•Tidak cukup waktu
•Kurang keterampilan
•Pustaka tidak cukup -→ browsing internet

• SARANA PRASARANA
• Tempat tidak refresentatif, sarana pendukung tidak tersedia

PENERIMA INFORMASI

Pasien tidak membutuhkan


Pengantar Farmasi Klinik
apt. Dela Lanaya, M.Farm
Pengantar Farmasi Klinik apt. Dela Lanaya, M.Farm
MEDICATION ERROR
By: Dela Lanaya, M.Farm.,Apt
APA ITU MEDICATION ERROR ??

Kejadian yang merugikan pasien, akibat pemakaian obat


selama dalam penanganan tenaga kesehatan yang
sebetulnya dapat dicegah

Kesalahan tindakan medis atau pelayanan kefarmasian yang


menyebabkan kerugian kepada pasien dan sebenarnya
dapat diminimalisir atau bahkan dicegah yang kesalahan-
kesalahan ini terjadi akibat dari pemakan obt, tindakan, dan
perawatan yang tidak sesuai dengan aturan yang ditetapkan

Kejadian kesalahan dalam pengobatan yang


menyebabkan atau mengarah pada pengobatan
yang tidak tepat penggunaannya atau
membahayakan pasien saat obat berada ditangan
tenaga kesehatan, pasienm atau konsumen
Peresapan,pemberian dan administrasi obat yang salah, yang menyebabkan
konsekuensi tertentu atau tidak

Menyebabkan

Efek samping yang membahayakan yang potensial memicu resiko fatal dari
penyakit

Disebabkan

Obat yang bervariasi dan meningkatnya jumlah obat dalam resep/


Polifarmasi
Fase Medication Error

PRESCRIBING TRANSCRIBING DISPENSING ADMINISTRASI

Pembacaan Resep Penyiapan s.d


Penulisan Resep Penggunaan Obat
proses Dispensing Penyerahan Resep

Kesalahan resep; Pemilihan Membaca resep karena tulisan Proses pengambilan obat Melibatkan petugas Apotek ;
obat; dosis yang tidak yang tidak jelas; pada kelompok LASA; Jumlah obat; PIO untuk obat2 yang
sesuai; kontraindikasi; kelompok obat LASA (Losec potensi obat; penimbangan memerlukan perlakuan khusus
dan Lasic); perintah obat; pencampuran obat; PIO Suppositoria; tablet sublingual
interaksi obat; intruksi pembuatan dengan
penggunaan obat : Kurang singkatan/bentuk sediaan;
Pengetahuan dan dat aturan pakai.
pasien
Cohen (1991) Faktor-Faktor penyebab
ME

Komunikasi
Sistem Sumber daya
yang buruk,
distribusi obat manusia Peran pasien
baik secara
yang kurang (kurangnya Edukasi kepada dan
tertulis maupun
mendukung pengetahuan, pasien keluarganya
lisan (pasien,
(komputerisasi, pekerjaan yang kurang
dokter dan
penyimpanan berlebihan)
apoteker)
obat)
Kepmenkes (2004) Faktor-Faktor
Penyebab ME

Gangguan/
Kondisi Interupsi Edukasi
Komunikasi Beban Kerja
Lingkungan pada saat Staf
bekerja
UPAYA MENURUNKAN MEDICATION ERROR

Pemahaman Menerapkan Sistem Pembuatan Apoteker harus Memiliki SDM


terkait dengan distribusi obat penulisan resep SOP dalam uptade yang cukup
ME yang yang tepat: menggunakan proses pengetahuan dan tingkat
penyimpanan beban kerja
berkaitan komputerisasi Prescribing, terkait dengan
obat yang baik; yang wajar
dengan tepat pasien, serta aplikasi Transcribing, obat-obatan
pengobatan penunjang Dispensing dan serta
obat; jadwal;
tanggal; waktu terkait dengan Administrasi lingkungan
dan metode penggunaan kerja yang
pemberian dan obat nyaman
PIO
LANGKAH-LANGKAH PENGELOLAAN DAN
PENGENDALIAN ME

Klasifikasi jenis ME
yang terjadi Tentukan penyebab
terjadinya ME ME harus dilaporkan dan
didokumentasikan

Perbaikan mutu dan


peningkatan keamanan
pasien untuk
pencegahan kesalahan
PENGGUNAAN OBAT RASIONAL (POR)

BY : DELA LANAYA, M.Farm.,Apt


Pengobatan sesuai dengan kebutuhan klinisnya,
dalam dosis yang sesuai dengan kebutuhan,
dalam periode waktu yang sesuai dan dengan
biaya yang terjangkau oleh dirinya.

Penggunaan Obat Rasional


1/3 Penduduk
50% obat-obat
sulit
diresepkan
mendapatkan
secara tidak
akses dan obat
tepat, efisien dan
yang cost
efektif
effective

Latar
Belakang
POR
Kebutuhan
Klinis

Biaya Empat Upaya Intervensi


Pengobatan
yang Kunci Dosis yang Efektif
sesuai
POR

Waktu
9
KRITERIA
POR
Diare
disebabkan
Metronidazole
amoebiasis
Darah + Lendir

TEPAT Diare tidak


DIAGNOSIS disebabkan Metronidazole
amoebiasis Antibiotik Lain
Darah + Lendir
Penegakan
Diagnosis

TEPAT PEMILIHAN OBAT Ketepatan


Kelas Terapi
Obat

Manfaat dan
Keamananan
TEPAT
INDIKASI

TIDAK SEMUA PASIEN


MEMERLUKAN INTERVENSI
OBAT !!
TEPAT
PASIEN

Riwayat Penyakit;
Kondisi Pasien Riwayat alergi; Pasien Respon
yang berbeda
Kondisi Khusus balita, Bumil, terhadap obat
Lansia,Busui
Usia
Kondisi Berat
Pasien Badan
TEPAT
DOSIS

Range Terapi Obat


Keamanan
Obat

CONTOH
KASUS
TEPAT CARA
Frekuensi Kondisi
DAN LAMA
pemberian Pasien
PEMBERIAN

Bentuk 3-5 hari


Sediaan membunuh
bakteri patogen
Efek yang tidak diinginkan pada pemberian
obat dengan dosis terapi

Tetrasiklin ≠ < 12 Tahun => Kelainan pada


gigi dan Pertumbuhan tulang

Teofilin => Jantung berdebar


KETEPATAN
INFORMASI

Kejelasan dan Ketepatan


Informasi yang
disampaikan =>
Kepatuhan Pasien =>
Keberhasilan Pengobatan
TEPAT HARGA
Sesuai dengan
indikasi, cost
effective

Manfaat dan
ketercapaian
terapi
PENGGUNAAN
OBAT TIDAK
RASIONAL
KASUS PENGGUNAAN OBAT
YANG TIDAK RASIONAL DI
WILAYAH KEPULAUAN ????

Silahkan dicari disemua


sumber media atau
kasus dalam penelitian
Penggunaan obat yang
rasional memiliki dampak
yang cukup besar dalam
meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan dan
penurunan biaya
kesehatan

Pedoman Penggunaan Obat Rasional


(Kemenkes, 2011)
admixture
KELOMPOK 1

1. Az-sajdah Mujahadah_204840104
2. Cardina Noveni_204840105
3. Delvie Arinda_204840106
4. Dwinda Juli Sandani_204840107
5. Gina Apriliya _204840109
6. Tiara Syariani Rizki Putri_204840135
7. Widia Fitriasari_204840138
8. Zahra Amaliyah Nurjannah_204840140
Definisi IV admixture

IV admixture adalah suatu larutan steril yang


dimaksudkan untuk penggunaan parenteral
(diberikan melalui intervana) yang dibuat dengan
cara mencampurkan satu atau lebih produk
parenteral ke dalam satu wadah. Pada saat ini
program IV admixture makin banyak digunakan.
Tujuan Pemberian IV. Admixture
 untuk mempercepat proses penyerapan obat untuk mendapatkan efek
obat yang cepat
 Memberikan nutrisi pada saat system pencernaan diistirahatkan
 Untuk memastikan obat kedalam tubuh atau jaringan yang membutuhkan
dengan konsentrasi yang mencukupi
 Untuk mencapai parameter farmakologi tertentu yang terkontrol, seperti
waktu onset serum peak, kecepatan eleminasi obat dari dalam tubuh.
 untuk pasien yang tidak bisa melakukan self medicate
 untuk mendapatkan efek biologic yang tidak didapatakan pemakaian oral
 untuk alternatif bila rute yang diharapkan (oral) tidak tersedia
 untuk mendapatka efek lokal, untuk meminimalkan efek toksik sistemik
 untuk pasien yyang tidak sadar, tidak koeperatif, tidak terkontrol
 untuk pengobatan ketidakseimbangan elektrolit dan cairan untuk suplai
nutrisi jangka panjang atau pendek
Manfaat
Manfaat dilakukannya admixture yaitu, karena lebih praktis
karena larutan infus yang telah dicampur obat dapat
bermanfaat sekaligus ganda yaitu larutan infus sebagai
pemelihara keseimbangan cairan tubuh dan obat yang
berada didalamnya dapat berfungsi mempertahankan
kadar terapetik obat dalam darah. Pada pemberian banyak
obat (multiple drugs therapy) cara ini merupakan alternatif
yang palin baik untuk dilakukan, mengingat terbatasnya
pembuluh Vena yang tersedia, sehingga lebih nyaman /
convenience bagi penderita
Penentuan prioritas dan Sasaran pelayanan iv
admixture

01 02
Pasien-pasien dengan Pasien yang tidak sadar,
risiko infeksi terbesar tidak koeperatif.

03 04
Immunosupressan Transplantasi sum-sum
Lanjutan….

05 06
Neonatal premature/bayi Pasien ICU/ICCU
premature (NICU)

07 08
Pasien kanker Nutrisi parenteral
Teknik iv admixture
Penyiapan:

Sebelum menjalankan proses pencampuran obat suntik, perlu dilakukan langkah


langkahsebagai berikut:
1) Memeriksa kelengkapan dokumen (formulir) permintaan dengan prinsip 5BENAR
(benar pasien, obat, dosis, rute dan waktu pemberian)
2) Memeriksa kondisi obat-obatan yang diterima (nama obat, jumlah, nomer batch,
tanggal kadaluarsa), serta melengkapi form permintaan
3) Melakukan konfirmasi ulang kepada pengguna jika ada yang tidak jelas/tidak
lengkap
.4) Menghitung kesesuaian dosis.
5) Memilih jenis pelarut yang sesuai.
6) Menghitung volume pelarut yang digunakan.
7) Membuat label obat berdasarkan: nama pasien, nomer rekam medis, ruang
perawatan, dosis, cara pemberian, kondisi penyimpanan, tanggal pembuatan, dan
tanggal kadaluarsa campuran.
Pencampuran

Proses pencampuran obat suntik secara aseptis, mengikuti langkah –langkah sebagai berikut:
A. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD). Seperti : masker, sarung tangan dllB.
B. Melakukan dekontaminasi dan desinfeksi sesuai prosedur tetap dengan cara :
• Protab desinfeksi dan dekontaminasi dengan Mempersiapkan Alat dan Bahan
a.Alkohol swab
b.Alkohol 70 % dalam botol sprayc.
c.Mendesinfeksi bagian luar kemasan bahan obat sitostatika dan pelarutdengan menyemprotkan alcohol 70 %
• Mempersiapkan alat yang terdiri dari
a.Mensterilkan alas untuk sitostatika
b. Mensterilkan bahan untuk sealing (parafin)
c. Mensterilkan sarung tangan , masker, baju, topi, sarung kaki
d. Spuit inj. Ukuran 2 X vol yang dibutuhkan.
e. Jarum
f. Mendesinfektan etiket, label, klip plastik, kantong plastik u/ disposaldengan menyemprotkan alkohol 70 %.C.
c.Menghidupkan Laminar Air Flow(LAF) sesuai prosedur tetapD.
d.Menyiapkan meja kerja LAF dengan memberi alas penyerap cairan dalam LAF.E.
e.Menyiapkan kantong buangan sampah dalam LAF untuk bekas obat.F.
f.Melakukan desinfeksi sarung tangan dengan alkohol 70 %.G.
g.Mengambil alat kesehatan dan obat-obatan dari pass box.H.
H. Melakukan pencampuran secara aseptis
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengerjaan
teknik aseptis penyiapan obat injeksi :

• Semua perhiasan di pergelangantangandan jari harus


ditanggalkan (meskipun di dalam sarung tangan)
• Dilarang meakukan kegiatan sambil makan, minum dan
merokok
• Bicara/batuk/bersin diarahkan menjauhi
• Non esensial material ( kalkulator,pensil,buku catatan)
tidak boleh diletakkan di atasmeja penyiapan
Perhitungan
 Basic Formula  Rasio dan Proporsi
Untuk obat dengan konsentrasi yang dinyatakan per-mL zat aktif. H mg = Dmg
D/H = x mL Y mg = x mg
- D : desire dose (dosis) - H mg : number of milligram on hand
- H : concentration on hand (obat yang ada) - Y mL : number of milliliters in the concentration on hand
- X : unknow colume of drug needed to be drawn up - D mg : desire dose (dosis)
- X mL : unknow colume of drug needed to be drawn up
(volume obat yang perlu disiapkan)
(volume obat yang perlu disiapkan)
Contoh :
D : 30 mg
Contoh :
H : 40 mg/mL
H mg = D mg ⇒ 1000 mg = 550 mg
X? Y mL = x ML 10 mL = x
- X = 30 mg = 5,5 mL
40 mg/mL
= 0,75 mL
Lanjutan…
 IV Flow Rate
- How long will this bag last? (kecepatan tetes impus)
- What time will next bag be needed? (melihat berapa kantong impus bertahan)
- How many bags wil needed for the patient for a 24 hour period? (berapa
kantong impus yang dibutuhkan dalam 24 jam)
* keterangan tetes:
Macrodrip : 10-20 tetes/mL (untuk dewasa)
Microdrip : 60 tetes (untuk anak-anak)

R=VxD
T
- R : rate of flow (gtt/min) berapa tetes?
- V : total volume to be infused (in mL) jumlah tetes
- D : drop factor (gtt/mL)
- T : total of infusion (in minutes) perhitungan waktu
Contoh :
Cairan intravena 1000 ml, injeksi dering dimulai pada pasien pada pukul 8.00 pagi
dan dijadwalkan berjalan selama 12 jam. Pada pukul 15.00 ditemukan bahwa 800 ml
cairan tetap berada di dalam botol. Pada tingkat aliran apa cairan yang tersisa harus
diatur menggunakan set IV memberikan 15 tetes per ml. Untuk menyelesaikan pemberian
cairan dalam waktu yang dijadwalkan?

jawaban :
- sisa cairan 800 mL
- waktu tersisa 5 jam atau 300 menit
R=VxD ⇒ 800 x 15
T 5 x 60
= 40 drops/min

Intravenous Infusions
1) To calculate infusions time (untuk menghitung waktu infus)

Volume of infusion (mL) volume infus


Flow rate in mL/hour or mL/minutes tetes yang dikeluarkan perwaktu

2) To calculate flow rate in drops/minutes (Untuk menghitung laju aliran dalam


tetes/menit)

Volume infus (mL) Drip set (drops/mL)


Time (minutes)

3) To calculate flow rate ml/hour when based on doses (Untuk menghitung laju
aliran ml / jam bila didasarkan pada dosis )

Berat (kg) x Dosis (mcg, mg, kg, min) x 60


Konsentrasi obat/infus (mcg,mg,mL)
 Rekonstitusi
Seorang apoteker menerima pesanan obat untuk 300.000 unit kalium penisilin G untuk
ditambahkan ke 500 mL D5W. botol penisilin G kalium 1.000.000 u ada di tangan, dan
petunjuk pada 1.000.000 unit paket menyatakan "tambahkan pengencer 4,6 mL (untuk
a) konsentrasi larutan 200.000 unit mL. " Berapa mililiter solusi yang disusun kembali
harus ditarik dan ditambahkan ke D5W?

(menggunakan rumus yang sama dengan IV Flow Rate)


200.000 = 300.000
1 ml = x

X = 300.000
200.000
= 1,5 mL
Contoh Pencampuran dan Perhitungan
Serta Langkahnya
Dari Menginginkan volume campuran yang dihasilkan bisa di
injeksikan dalam pum(spuit 50 cc), apa yang akan saudara
lakukan ?
J : Vol Camp diperkecil 2x lipat(40ml), Vol ropivacain yang
diambil diperkecil 2x lipat (10ml) ,
Sehingga diperoleh7,5 mg/ml x 10ml =X. 40mlX=1875
Vol Camp = Vol Ropivacain+NaCl 0,9%
40 ml = 10 ml +Vol NaCl 0,9%
Vol Na Cl 0,9 % = 40-10 = 30ml

Jadi Langkahya
1. Lakukan repacking sediaan Ropivacain7,5mg/ml, ampul 20
ml, menjadi 2x[7,5 mg/ml spuit 10cc]di Ruang Steril + LAF
2. Ambil NaCl 0,9 %, 30 ml, dalamspuit 50 cc
3. Masukkan Ropivacain 7,5 mg/ml, spuit 10cckedalam spuit 50
cc yang berisi NaCl 0,9%, 30ml (spuit to spuit)
4. Homogenkan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai