Periode tradisional
Periode transisional
Peraturan menteri
kesehatan no 72 :
Landasar humum
standar pelayanan
kefarmasian di RS
Pelayanan farmasi klinik mencakup :
1. Pemilihan obat tidak tepat : obat yang dipilih bukan obat yang
terbukti paling bermanfaat, paling aman, paling sesuai dan paling
ekonomis
2 Penggunaan obat yang tidak tepat : tidak tepat dosis, tidak tepat
cara pemberian obat, dan tidak tepat frekuensi pemberian.
Komponen
Penyajian Pengolahan
(Pengawasan (Keputusan
mutu) Profesional)
Pasien
Obat
Profesi
Kesehatan Lain
Pengetahuan masyarakat
tentang obat masih terbatas
LATAR
BELAKANG
PASIEN Kesadaran masyarakat
mendapatkan informasi obat
Tidak cukup
waktu untuk Tidak cukup
Informasi yang
mencari waktu untuk
diperolehsecara
informasi menjelaskan
sepihak dari
mengenai obat- obat kepada
industri
obatan yang pasien
baru
1. Dokter
2. Perawat
3. Pasien dan keluarga pasien
4. Apoteker
5. Kelompok, Tim, Kepanitiaan dan Peneliti
PIO untuk
mendukung PIO untuk
PIO untuk PIO dalam PIO dalam
kegiatan PIO untuk evaluasi
menjawab bentuk studi obat
panitia edukasi penggunaan
pertanyaan publikasi investigasi
Farmasi dan obat
Terapi (PFT)
INFORMASI OBAT
Pengobatan pasien ambulatory dengan maslah terapi
obat khusus
• SARANA PRASARANA
• Tempat tidak refresentatif, sarana pendukung tidak tersedia
PENERIMA INFORMASI
Menyebabkan
Efek samping yang membahayakan yang potensial memicu resiko fatal dari
penyakit
Disebabkan
Kesalahan resep; Pemilihan Membaca resep karena tulisan Proses pengambilan obat Melibatkan petugas Apotek ;
obat; dosis yang tidak yang tidak jelas; pada kelompok LASA; Jumlah obat; PIO untuk obat2 yang
sesuai; kontraindikasi; kelompok obat LASA (Losec potensi obat; penimbangan memerlukan perlakuan khusus
dan Lasic); perintah obat; pencampuran obat; PIO Suppositoria; tablet sublingual
interaksi obat; intruksi pembuatan dengan
penggunaan obat : Kurang singkatan/bentuk sediaan;
Pengetahuan dan dat aturan pakai.
pasien
Cohen (1991) Faktor-Faktor penyebab
ME
Komunikasi
Sistem Sumber daya
yang buruk,
distribusi obat manusia Peran pasien
baik secara
yang kurang (kurangnya Edukasi kepada dan
tertulis maupun
mendukung pengetahuan, pasien keluarganya
lisan (pasien,
(komputerisasi, pekerjaan yang kurang
dokter dan
penyimpanan berlebihan)
apoteker)
obat)
Kepmenkes (2004) Faktor-Faktor
Penyebab ME
Gangguan/
Kondisi Interupsi Edukasi
Komunikasi Beban Kerja
Lingkungan pada saat Staf
bekerja
UPAYA MENURUNKAN MEDICATION ERROR
Klasifikasi jenis ME
yang terjadi Tentukan penyebab
terjadinya ME ME harus dilaporkan dan
didokumentasikan
Latar
Belakang
POR
Kebutuhan
Klinis
Waktu
9
KRITERIA
POR
Diare
disebabkan
Metronidazole
amoebiasis
Darah + Lendir
Manfaat dan
Keamananan
TEPAT
INDIKASI
Riwayat Penyakit;
Kondisi Pasien Riwayat alergi; Pasien Respon
yang berbeda
Kondisi Khusus balita, Bumil, terhadap obat
Lansia,Busui
Usia
Kondisi Berat
Pasien Badan
TEPAT
DOSIS
CONTOH
KASUS
TEPAT CARA
Frekuensi Kondisi
DAN LAMA
pemberian Pasien
PEMBERIAN
Manfaat dan
ketercapaian
terapi
PENGGUNAAN
OBAT TIDAK
RASIONAL
KASUS PENGGUNAAN OBAT
YANG TIDAK RASIONAL DI
WILAYAH KEPULAUAN ????
1. Az-sajdah Mujahadah_204840104
2. Cardina Noveni_204840105
3. Delvie Arinda_204840106
4. Dwinda Juli Sandani_204840107
5. Gina Apriliya _204840109
6. Tiara Syariani Rizki Putri_204840135
7. Widia Fitriasari_204840138
8. Zahra Amaliyah Nurjannah_204840140
Definisi IV admixture
01 02
Pasien-pasien dengan Pasien yang tidak sadar,
risiko infeksi terbesar tidak koeperatif.
03 04
Immunosupressan Transplantasi sum-sum
Lanjutan….
05 06
Neonatal premature/bayi Pasien ICU/ICCU
premature (NICU)
07 08
Pasien kanker Nutrisi parenteral
Teknik iv admixture
Penyiapan:
Proses pencampuran obat suntik secara aseptis, mengikuti langkah –langkah sebagai berikut:
A. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD). Seperti : masker, sarung tangan dllB.
B. Melakukan dekontaminasi dan desinfeksi sesuai prosedur tetap dengan cara :
• Protab desinfeksi dan dekontaminasi dengan Mempersiapkan Alat dan Bahan
a.Alkohol swab
b.Alkohol 70 % dalam botol sprayc.
c.Mendesinfeksi bagian luar kemasan bahan obat sitostatika dan pelarutdengan menyemprotkan alcohol 70 %
• Mempersiapkan alat yang terdiri dari
a.Mensterilkan alas untuk sitostatika
b. Mensterilkan bahan untuk sealing (parafin)
c. Mensterilkan sarung tangan , masker, baju, topi, sarung kaki
d. Spuit inj. Ukuran 2 X vol yang dibutuhkan.
e. Jarum
f. Mendesinfektan etiket, label, klip plastik, kantong plastik u/ disposaldengan menyemprotkan alkohol 70 %.C.
c.Menghidupkan Laminar Air Flow(LAF) sesuai prosedur tetapD.
d.Menyiapkan meja kerja LAF dengan memberi alas penyerap cairan dalam LAF.E.
e.Menyiapkan kantong buangan sampah dalam LAF untuk bekas obat.F.
f.Melakukan desinfeksi sarung tangan dengan alkohol 70 %.G.
g.Mengambil alat kesehatan dan obat-obatan dari pass box.H.
H. Melakukan pencampuran secara aseptis
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengerjaan
teknik aseptis penyiapan obat injeksi :
R=VxD
T
- R : rate of flow (gtt/min) berapa tetes?
- V : total volume to be infused (in mL) jumlah tetes
- D : drop factor (gtt/mL)
- T : total of infusion (in minutes) perhitungan waktu
Contoh :
Cairan intravena 1000 ml, injeksi dering dimulai pada pasien pada pukul 8.00 pagi
dan dijadwalkan berjalan selama 12 jam. Pada pukul 15.00 ditemukan bahwa 800 ml
cairan tetap berada di dalam botol. Pada tingkat aliran apa cairan yang tersisa harus
diatur menggunakan set IV memberikan 15 tetes per ml. Untuk menyelesaikan pemberian
cairan dalam waktu yang dijadwalkan?
jawaban :
- sisa cairan 800 mL
- waktu tersisa 5 jam atau 300 menit
R=VxD ⇒ 800 x 15
T 5 x 60
= 40 drops/min
Intravenous Infusions
1) To calculate infusions time (untuk menghitung waktu infus)
3) To calculate flow rate ml/hour when based on doses (Untuk menghitung laju
aliran ml / jam bila didasarkan pada dosis )
Jadi Langkahya
1. Lakukan repacking sediaan Ropivacain7,5mg/ml, ampul 20
ml, menjadi 2x[7,5 mg/ml spuit 10cc]di Ruang Steril + LAF
2. Ambil NaCl 0,9 %, 30 ml, dalamspuit 50 cc
3. Masukkan Ropivacain 7,5 mg/ml, spuit 10cckedalam spuit 50
cc yang berisi NaCl 0,9%, 30ml (spuit to spuit)
4. Homogenkan
Terima Kasih