JURUSAN FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR
NAMA MAHASISWA/NIM
ANITA PO713251141003
ERNITA PUTRI UKKAS PO713251141013
MARDANI PO713251141022
NURJANNAH BADOLO PO713251141032
RESTI MIRI PO713251141O36
THERESIA MICHELLE UMKEKETO PO713251141048
KELAS/KLP : IIA/I.3
TANGGAL PRAKTIKUM : RABU, 6 APRIL 2016
PEMBIMBING : Andi Sriwahyuningsih Amd. Farm
B. Uraian Bahan
1. Parasetamol
Nama Resmi : Asetaminophenum
Nama Lain : Asetaminofen / PCT
BM : 151,16
RM : C8H9NO2
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih; tidak berbau; rasa
pahit
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik ,tertutup rapat
K/P : Analgetikum, antipiretikum, zat aktif
Dosis : Pemberian dosisi parasetamol melalui oral dam
rectal sebaiknya sama. Dosis yang
direkomendasikan untuk parasetamol sebagaai
penurun panas adalah:
Dewasa : 2 x 500 mg setiap 5 jam sekali dan
tidak boleh lebih dari 4 gram sehari
Anak : Dibawah 3 bulan = 60 mg
maksimum 4 kali sehari.
Anak antara 3 bulan – 1 tahun= 60 mg maksimum
4x sehari
Anaka antara 1 tahun – 5 tahun= 120-250 mg
maksimum 4x sehari
Anak antara 6 tahun- 12 tahun= 250-500 mg
maksimum 4x sehari
2. Cera Flava
Nama Resmi : Cera Flava
Nama lain : Malam kuning
Pemerian : Zat padat; coklat kekuningan; bau enak seprti
madu, agak rapuh jika dingin menjadi elastic jika
hangat dam bekas patahan buram dan butira-butir
Penyimpana : Dalam wadah tertutup baik
K/P : Zat tambahan ; untuk menaikan titik lebur oleum
cacao
Dosis : Penambahan cera flava tidak boleh lebih dari 6%
sebab akan menghasilkan campuran yang titik lebur
diatas 37˚C dan tidak boleh kurang dari 4% karena
akan diperoleh titik lebur dibawah titik leburnya (<
33˚C)
3. Oleum Cacao
Nama Resmi : Oleum Cacao
Nama Lain : Lemak Coklat
Pemerian : Lemak padat; putih kekuningan; bau khas
aromtik; rasa khas lemah; agak rapuh
K/P : Zat tambahan; basis . zat pembawa.
BAB III
METODE KERJA
A. Alat dan Bahan
Alat
- Batang pengaduk
- Cawan
- Cetakan suppositoria
- Kertas perkamen
- Cutter
- Aluminium foil
Bahan
- Parasetamol
- Oleum Cacao
- Cera flava
B. Perhitungan
Perhitungan Nilai Tukar
- Berat normal suppo : 10 x 3,87g = 38,7 g
- Parasetamol : 10 x 250mg = 2500 mg = 2,5 g
- Nilai tukar Parasetamol : 2,5 x 1, 041g= 2,60 g
30,78 g
Berat suppositoria sebanyak 8 = =3,84 g
8
Berat suppositoria
1. 3,76g (3,84 g−3,76 g)
1). x 100% = 2,083%
2. 3,81g 3,84 g
3. 3,73g
4. 3.82g
5. 3,84g
6. 3.74g
2). = 0,781%
7. 3,80g (3,84 g−3,81 g)
x 100 %
8. 3,76g 3,84 g
( 3,84 g−3,73 g )
3). x 100 %=2,864 %
3,84 g
( 3,84 g−3,82 g )
4). x 100 %=0,520 %
3,84 g
(3,84 g−3,84 g)
5). x 100 %=0 %
3,84 g
( 3,84 g−3,74 g )
6). x 100 %=2,604 %
3,84 g
( 3,84 g−3,80 g )
7). x 100 %=1,041%
3,84 g
8). ¿ ¿
B. Pembahasan
Pada percobaan kali ini kami membuat suppositoria parasetamol dimana
menggunakan basis Oleum Cacao atau biasa disebut dengan lemak coklat dan
Bahan aktif parasetamol. Zat tambahannya ada beberapa zat yaitu cera flava
yang digunakan agar suppo dapat memadat, serta vaselin paraffin yang
digyunakan pada cetakkan suppo agar pada saat suppo memadat, suppo dapat
dikeluarkan dengan mudah dari cetakan.
Mamafaat dari sera flava adalah agar titik lebur dari oleum cacao
meningkat, dikarenakan oleum cacao memiliki titik lebur yang rendah, jadi
ditambah sera flava. Parasetamol digunakan atau dikonsumsi secara oral atau
mual sehingga parasetamol dibuat menjadi sedian suppositoria. Indikasi dari
parasetamol sendiri sebagai analgetikum dan antipiretikum.
Pada percobaan kali ini, cetakan yang digunakan dalam pembuatan
suppositoria adalah cetakan ttembaga dimana memiliki kekurangan yaitu
kurang rapatnya cetakkan sehingga membutuhkan karet gelang agar cetakan
suppositoria rapat. Sebelum di berikan karet gelang, terlebih dahuli di oleskan
paraffin kemudian di oleskan vaselin agar pada saat pengambilan suppo muda.
Kemudian di rapatkan mengunakan karet gelang tersebut agar rapat dan tidak
ada lagi lubang atau bocoran yang terlihat.setelah suppositoria parasetamol
telah jadi, ditimbang suppositoria sebnyak 8 buah kemuduan dihitung berat
rata-rata dari suppositoria. Diperoleh berat total suppo 30,78 gram dan berat
rata-rata 3,84 gram. Dan setelah itu, masing-masing suppositoria ditimbang
kemudian dihitung penyimpangannya (keseragaman bobot). Sehingga dari
hasil perhitungan, diperoleh penyimpangan yang minim,/ kecil.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari percobaan kali ini, dapat kelompok kami simpulkan bahwa;
a. Suppositoria parasetamol dibuat karena alas an pasien tidak dapat
mengkomsumsi obat secara oaral
b. Suppositoria parasetamol diinikasi untuk pasien yang ingin
menghilangkan rasa sakit (anlgetik) dan menurunkan panas
(antipiretikum)
c. Suppositoria parasetamol memiliki penyimpangan yang kecil.
B. Saran
Sebaiknya pada pembuatan suppositoria parasetamol ini harus dilakukan
dengan hati-hati dan teliti dikarenakan cetakan yang sudah tua.