Anda di halaman 1dari 11

LABORATORIUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID

JURUSAN FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR

PEMBUATAN SUPOSITORIA PARASETAMOL TERHADAP BASIS


OLEUM CACAO

NAMA MAHASISWA/NIM
ANITA PO713251141003
ERNITA PUTRI UKKAS PO713251141013
MARDANI PO713251141022
NURJANNAH BADOLO PO713251141032
RESTI MIRI PO713251141O36
THERESIA MICHELLE UMKEKETO PO713251141048
KELAS/KLP : IIA/I.3
TANGGAL PRAKTIKUM : RABU, 6 APRIL 2016
PEMBIMBING : Andi Sriwahyuningsih Amd. Farm

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR


JURUSAN FARMASI
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengunaan obat parasetamol dalam bentuk sediaan suppositoria
sebetulnya dimaksudkan hanya untuk keadaan-keadaan tertentu dimana pasien
tidak sadar, tidak dapat atau sering muntah-muntah. Beberapa literature
menyatakan bahwa pemberian dosis Parasetamol melalui oral dan rectal
sebaiknya sama. Pengunaan pengunaan parasetamol melalui rectal adalah cara
yang dianjurkan apa bila cara lain tidak dapat digunakan.
Walaupun demikian pemberian parasitamol melalui rectal
absorbsinya lebih lambat utuk mencapai sistem syaraf pusat yang sifat
antipiretik (penurun panas) dan analgesic (penurun rasa sakit) disbanding
peroral. Pengunaan secara rectal pada umumnya dilakukan di rumahsakit
bertujuan untuk pembedahan bayi.
Parasetamol atau asetaminofen adalah obat yang mempunyai efek
mengurangi rasa nyeri (analgesic). Parasetamol mengurangi nyeri dengan
cara menghambat influs / rangsangan nyeri dan perifeer. Parasetamol
menurunkan demam dengan cara menghambat pusat pengatur panas tubuh
dihipotalumus.
Pengunaan suppositoria bertujuan untuk tujuan local seperti pada
pengobatan wasir atau hemoroid dan penyakit infeksi lainnya. Suppositoria
bertujuan sistemik karena dapat diserap oleh membrane mukosa dalam
rectum. Untuk mencapai kerja awal yang lebih cepat, untuk menghindari
perusakan obat oleh enzim didalam saluran gastrointestinal dan perubahan
obat secara biokimia di dalam hati.
B. Tujuan praktikum
tujuan praktikum kali ini adalah melakukan pembuatan
suppositoria dari parasetamol dengan basis oleum cacao.
C. Prinsip praktikum
pembuatan suppositoria parasetamol terhadap oleum cacao
berdasarkan rumus panddock atau nilai tukar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Suppositoria rectal. Disebut sebagai suppositoriabentuk peluru. Digunakan
lewat rectum atau anus. Menurut Farma Kope Indonesia edisi III bobotnya
antara 2-3 yaitu untuk dewasa 3 gram dan anak 2 gram, sedangkan menurut FI
edisi IV kurang lebih dari 2 gram.
Suppositoria rectal berbentuk torpedo mempunyai keunggulan, yaitu jika
bagian yang besar masuk melalui jaringan obat penutup dubur,suppositoria
akan tertarik masuk dengan sendirinya.
Suppositoria dengan bahan dasar lemak coklat (oleum cacao)
1). Merupakan trigliserida dari asam oleat, asam stearat, palmitat, berwarna
putih kekuningan;padat;berbau seperti coklat; dan meleleh pada suhu 31˚-
34˚C
2). Karena mudah berbau tengik, harus disimpan didalam wadah atau tempat
sejuk, kering, dan terlindungi dari cahaya.
3). Oleum cacao dapat menunjukkan polimarfisme dari bentuk kristalnya pada
pemanasan tinggi. Diatas titik leburnya, oleum cacao akan meleleh sempurna
seperti minyak dan akan kehilangan intikristal stabil yang berguna untuk
membentuk Kristalnya kembali.
Bentuk-bentuk Kristal Oleum cacao tersebut adalah:
a). Bentuk ᾳ (alfa) ; terjadi jika lelehan oleum cacao didinginkan dengan
segera pada 0˚C dan bentuk ini memiliki titik lebur 24˚C (menurut
literature lain 22˚C)
b). Bentuk β (beta) ; terjadi jika lelehan Oleum Caco tadi diaduk-aduk
pada suhu 18˚-23˚C (dan bentuk ini memiliki titik lebur 24˚C)
c). Bentuk βstabil (beta stabil) ; terjadi akibat perubahan bentuk secara
perlahan-lahan disertai kontraksi volume dan bentuk ini mempunyai titik
lebur 34˚-35˚C (menurut literature lain 34,5˚C)
d). bentuk ɤ (gamma) ; terjadi dari pendinginan lelehan oleum cacao yang
sudah dingin (20˚C)ndan bentuk ini memiliki titik lebur 18˚C.
4). Untuk menghindari bentuk-bentuk Kristal tidak stabil diatas dapat
dilakukan dengan cara: a). Oleum cacao tidak dilelehkan seluruhnyan,
cukup dua pertiganya saja yang dilelehkan
b). Penambahan sejumlah kecil bentuk Kristal stabil kedalam lelehan
Oleum Cacao untuk mempercepat perubahan bentuk tidak stabil.
c). Pembekuan lelehan sesame beberapa jam atau beberapa hari
5). Untuk menaikkan titik lebur lelehan coklat digunakan tambahan cera atau
cetasium penambahan cera flava tidaka boleh lebih dari 6% sebab akan
menghasilkan lelehan yang memeiliki titik lebur diatas 37˚C dan tidak boleh
kurang dari 4% karena akan diperoleh titik lebur dibawah titik leburnya 1<
33˚C> jika bahan obat merupaka larutan dari bahan air, perlu diperhatikan
bahwa lemak coklat hanya sedikit menyerap air. Oleum cacao karena itu
penambahan cera flava dapat juga untuk meikan daya serap lemak coklat
terhadap air.
6) Lemak cokla meleleh pada sugu tubuh dan tidak tercampur dengan cairan
tubuh, oleh karena itu dapat menghambat difusi obat yang larut pada tempat
yang diobati.

B. Uraian Bahan
1. Parasetamol
Nama Resmi : Asetaminophenum
Nama Lain : Asetaminofen / PCT
BM : 151,16
RM : C8H9NO2
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih; tidak berbau; rasa
pahit
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik ,tertutup rapat
K/P : Analgetikum, antipiretikum, zat aktif
Dosis : Pemberian dosisi parasetamol melalui oral dam
rectal sebaiknya sama. Dosis yang
direkomendasikan untuk parasetamol sebagaai
penurun panas adalah:
Dewasa : 2 x 500 mg setiap 5 jam sekali dan
tidak boleh lebih dari 4 gram sehari
Anak : Dibawah 3 bulan = 60 mg
maksimum 4 kali sehari.
Anak antara 3 bulan – 1 tahun= 60 mg maksimum
4x sehari
Anaka antara 1 tahun – 5 tahun= 120-250 mg
maksimum 4x sehari
Anak antara 6 tahun- 12 tahun= 250-500 mg
maksimum 4x sehari

2. Cera Flava
Nama Resmi : Cera Flava
Nama lain : Malam kuning
Pemerian : Zat padat; coklat kekuningan; bau enak seprti
madu, agak rapuh jika dingin menjadi elastic jika
hangat dam bekas patahan buram dan butira-butir
Penyimpana : Dalam wadah tertutup baik
K/P : Zat tambahan ; untuk menaikan titik lebur oleum
cacao
Dosis : Penambahan cera flava tidak boleh lebih dari 6%
sebab akan menghasilkan campuran yang titik lebur
diatas 37˚C dan tidak boleh kurang dari 4% karena
akan diperoleh titik lebur dibawah titik leburnya (<
33˚C)
3. Oleum Cacao
Nama Resmi : Oleum Cacao
Nama Lain : Lemak Coklat
Pemerian : Lemak padat; putih kekuningan; bau khas
aromtik; rasa khas lemah; agak rapuh
K/P : Zat tambahan; basis . zat pembawa.
BAB III
METODE KERJA
A. Alat dan Bahan
 Alat
- Batang pengaduk
- Cawan
- Cetakan suppositoria
- Kertas perkamen
- Cutter
- Aluminium foil
 Bahan
- Parasetamol
- Oleum Cacao
- Cera flava
B. Perhitungan
Perhitungan Nilai Tukar
- Berat normal suppo : 10 x 3,87g = 38,7 g
- Parasetamol : 10 x 250mg = 2500 mg = 2,5 g
- Nilai tukar Parasetamol : 2,5 x 1, 041g= 2,60 g

Basis : 38,7 g – 2,60 g = 36,1 g


Cera flava : 5% x 36,1 g = 1,805 g
1
Oleum cacao : 36,1g – 1,805g = 34,29g /3 = 11, 43 g
2
/3= 22,86 g
Perhitungan dengan DF
- Berat normal suppo : 10 x 3,87g = 38,7 g
- Parasetamol : 10 x 250mg = 2500 g = 2,5 g
- Nilai tukar parasetmol : 2,5 : 0,96g = 2,60 g
Basis : 38.7g – 2,60g = 36,1 g
Cera flava : 5% x 36,1g = 1,805g
Oleum cacao : 36,1g – 1,805g = 34,29g
C. Cara Kerja
1. Dipersiapkan alat dan bahan
2. Ditimbang parasetamol sebanyak 2,5 gram, ditambahkan 2/3 bagian dari
oleum cacao lalu digerus hingga homogen
3. diturunkan campuran kedua dari penangas air lalu ditambahkan
campuran 1, aduk hingga homogen, selagi mencair dimasukkan
campuran tersebut kedalam cetakan hingga menggunung
4. Didinginkan, retakkan lalu dikemas.
BAB IV
PEMBAHASAN
A.Data Pengamatan

No Nama zat uji Jumlah suppo Suppo yang warna


yang jadi dibuat
1 Parasetamol 8 suppositoria 8 suppositoria kekuningan
suppo

30,78 g
Berat suppositoria sebanyak 8 = =3,84 g
8
Berat suppositoria
1. 3,76g (3,84 g−3,76 g)
1). x 100% = 2,083%
2. 3,81g 3,84 g
3. 3,73g
4. 3.82g
5. 3,84g
6. 3.74g
2). = 0,781%
7. 3,80g (3,84 g−3,81 g)
x 100 %
8. 3,76g 3,84 g

( 3,84 g−3,73 g )
3). x 100 %=2,864 %
3,84 g
( 3,84 g−3,82 g )
4). x 100 %=0,520 %
3,84 g
(3,84 g−3,84 g)
5). x 100 %=0 %
3,84 g
( 3,84 g−3,74 g )
6). x 100 %=2,604 %
3,84 g
( 3,84 g−3,80 g )
7). x 100 %=1,041%
3,84 g
8). ¿ ¿

B. Pembahasan
Pada percobaan kali ini kami membuat suppositoria parasetamol dimana
menggunakan basis Oleum Cacao atau biasa disebut dengan lemak coklat dan
Bahan aktif parasetamol. Zat tambahannya ada beberapa zat yaitu cera flava
yang digunakan agar suppo dapat memadat, serta vaselin paraffin yang
digyunakan pada cetakkan suppo agar pada saat suppo memadat, suppo dapat
dikeluarkan dengan mudah dari cetakan.
Mamafaat dari sera flava adalah agar titik lebur dari oleum cacao
meningkat, dikarenakan oleum cacao memiliki titik lebur yang rendah, jadi
ditambah sera flava. Parasetamol digunakan atau dikonsumsi secara oral atau
mual sehingga parasetamol dibuat menjadi sedian suppositoria. Indikasi dari
parasetamol sendiri sebagai analgetikum dan antipiretikum.
Pada percobaan kali ini, cetakan yang digunakan dalam pembuatan
suppositoria adalah cetakan ttembaga dimana memiliki kekurangan yaitu
kurang rapatnya cetakkan sehingga membutuhkan karet gelang agar cetakan
suppositoria rapat. Sebelum di berikan karet gelang, terlebih dahuli di oleskan
paraffin kemudian di oleskan vaselin agar pada saat pengambilan suppo muda.
Kemudian di rapatkan mengunakan karet gelang tersebut agar rapat dan tidak
ada lagi lubang atau bocoran yang terlihat.setelah suppositoria parasetamol
telah jadi, ditimbang suppositoria sebnyak 8 buah kemuduan dihitung berat
rata-rata dari suppositoria. Diperoleh berat total suppo 30,78 gram dan berat
rata-rata 3,84 gram. Dan setelah itu, masing-masing suppositoria ditimbang
kemudian dihitung penyimpangannya (keseragaman bobot). Sehingga dari
hasil perhitungan, diperoleh penyimpangan yang minim,/ kecil.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari percobaan kali ini, dapat kelompok kami simpulkan bahwa;
a. Suppositoria parasetamol dibuat karena alas an pasien tidak dapat
mengkomsumsi obat secara oaral
b. Suppositoria parasetamol diinikasi untuk pasien yang ingin
menghilangkan rasa sakit (anlgetik) dan menurunkan panas
(antipiretikum)
c. Suppositoria parasetamol memiliki penyimpangan yang kecil.

B. Saran
Sebaiknya pada pembuatan suppositoria parasetamol ini harus dilakukan
dengan hati-hati dan teliti dikarenakan cetakan yang sudah tua.

Anda mungkin juga menyukai