Anda di halaman 1dari 12

Farmaka

Suplemen Volume 14 Nomor 2 207

REVIEW: STUDI PUSTAKA PERALATAN YANG DIGUNAKAN UNTUK KULTUR SEL


Marita Isti Wulandari, Yuni Elsa Hadisaputri
Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran
Jalan Raya Jatinangor Km. 21 Sumedang Jawa Barat
e-mail: maritaistiwulandari@gmail.com

Abstrak

Kultur sel merupakan sebuah proses dimana sel mengalami pertumbuhan secara in vitro dalam
suatu medium buatan yang kini dikembangkan untuk penelitian atau perawatan medis. Untuk
mendukung semua penelitian mengenai sel kultur tentunya harus didukung dengan peralatan
yang menunjang penelitian tersebut. Review artikel ini merupakan pencarian studi pustaka
tentang peralatan yang digunakan untuk kultur sel. Dalam artikel ini dijelaskan peran dan fungsi
dari setiap masing-masing peralatan kultur sel tersebut. Peralatan tersebut meliputi inkubator,
sentrifugator, Class II Biosafety Cabinets (BSCs), mikroskop, autoklaf, freezer, T-Flask, Bunsen,
pipet serologi, mikropipet, nitrogen liquid tank, dan pipet aid/gun.

Kata Kunci: Kultur Sel, Peralatan, Kanker

Abstract

Cell culture is a process by which cells undergo growth in vitro in an artificial medium which is
now developed for research or medical treatment. To support all research on cell cultures must
be supported with equipment that support such research. This article is a review of the studies of
the literature search about the equipment used for cell culture. In this article explained the role
and functions of each of these cell culture equipment. The equipment includes an incubator,
sentrifugator, Class II Biosafety Cabinets (BSCs), microscopes, autoclave, freezer, T-Flask,
Bunsen, serology, mikropipet pipette, liquid nitrogen tanks, and pipette aid/gun.

Keywords: Cell culture, Equipment, Cancer.

Pendahuluan yang kini mulai disintesis menggunakan

Dalam beberapa tahun terakhir, metode kultur sel yang proses produksinya

penelitian mengenai sel kultur semakin dibuat dalam skala besar yang menghasilkan

berkembang. Sebagai contoh pada teknologi produk komersial maupun studi klinis (Li, et

sel kultur hewan selama beberapa dekade al., 2010). Teknik kultur sel merupakan

terakhir dan sekarang telah dianggap bagian dari turunan sebuah penelitian

teknologi yang dapat dipercaya, kuat dan biologi sel dan terapan. Kultur sel bagian

relatif matang. Berbagai biotherapeutics industri bioteknologi besar yang


Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 208

memproduksi protein, DNA, RNA, dan tepat agar penelitian kultur sel berjalan

persiapan yang berbasis sel untuk aplikasi dengan baik. Jika peralatan tidak di design

skrining obat (Edmond dan David, 2010). dengan baik maka kegagalan peralatan

Teknik kultur sel pertama kali kultur sel akan dapat mempengaruhi

dikembangkan pada awal abad ke- 20 yaitu berlangsungnya penelitian di dalam

sebagai metode yang mempelajari perilaku laboratorium kultur sel dan menyebabkan

sel hewan secara in vitro (Thorpe, 2007). kerugian serta dapat menunda hasil

Laboratorium Human cell line penelitian kultur sel. Lokasi peralatan,

pertama kali dibuat oleh George Gey di instalasi, penggunaan dan pemeliharaan

Baltimore. Dalam penemuan George Gey ini untuk harus dipastikan fungsinya secara

memberikan manfaat untuk perkembangan benar juga harus dipertimbangkan dalam

kultur sel yang semakin meluas. Selain itu, melakukan kultur sel (Inamdar, et al., 2012).

penemuan laboratorium ini juga dapat Untuk itu dalam artikel ini akan dibahas

mengembangkan penelitian terkait kanker. secara singkat dan jelas mengenai peralatan

Salah satu manfaat Culture Cell Line Cancer yang dapat digunakan untuk kultur sel.

Research yaitu dapat memberikan kebutuhan Metode

yang tidak terbatas dari populasi sel yang Metode yang digunakan untuk me

relatif homogen yang mampu review jurnal yaitu penelusuran studi

memperbanyak diri di dalam suatu medium pustaka. Pencarian artikel dilakukan secara

yang standar (Holiday dan Valerie, 2011). online seperti: Google Scholar, PubMed, dan

Untuk mendukung semua penelitian web jurnal lainnya. Kriteria Inklusi: Sumber

mengenai sel kultur tentunya harus didukung data yang diambil dari artikel-artikel ilmiah

dengan peralatan yang menunjang penelitian dan buku yang sesuai dengan tema yang

tersebut. Peralatan yang menunjang kultur diambil yaitu kultur sel yang secara

sel ini harus di design dan digunakan dengan khususnya mengenai peralatan yang
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 209

digunakan untuk kultur sel. Sumber yang tetapi diambil 13 artikel yang memenuhi

didapat merupakan artikel yang di publish kriteria inklusi sebagai acuan untuk review

minimal 10 tahun terakhir atau pada tahun artikel.

2006-2016 kecuali diperlukan untuk Hasil

publikasi yang tahun terbitnya lebih tua dapat Berikut ini hasil dari penelusuran studi

dipertimbangkan. Dari penelusuran pustaka pustaka tentang peralatan yang digunakan

yang telah dilakukan, didapat 24 artikel yang untuk kultur sel yang meliputi nama alat

berkaitan dengan kultur sel dan stem sel, dan gambar.

No Nama Alat Gambar


1. Inkubator

Gambar 1
Sumber: (Nema dan Sarita, 2011).
2. Sentrifugator

Gambar 2
Sumber: (Nema dan Sarita, 2011)
3a. Class II Biosafety Cabinets (BSCs)

Gambar 3
Sumber: (Zhang dan Jeffrey, 2013)
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 210

No Nama Alat Gambar


3b. Class II Biosafety Cabinets (BSCs)

Gambar 4
Sumber: (Nema dan Sarita, 2011)
4. Mikroskop

Gambar 5
Sumber: (Nema dan Sarita, 2011)
5. Autoklaf

Gambar 6
Sumber: (Oyawale dan Olaoye, 2007).
6. Freezer

Gambar 7
Sumber: (Nema dan Sarita, 2011)
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 211

No Nama Alat Gambar


7. T-Flask

Gambar 8
Sumber: (Nema dan Sarita, 2011)
8. Bunsen

Gambar 9
Sumber: (Sanders, 2012)
9. Pipet Serologi

Gambar 10
Sumber: (Sanders, 2012).
10. Mikropipet

Gambar 11
Sumber: (Sanders, 2012).
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 212

No Nama Alat Gambar


11. Nitogen Liquid Tank

Gambar 12
Sumber: (Nema dan Sarita, 2011)

12. Pipet Aid/Gun

Gambar 14
Sumber: (Sanders, 2012).

Pembahasan peralatan tersebut akan dijabarkan sebagai

Untuk melakukan kultur sel tentunya berikut:

didukung peralatan yang dapat membantu 1. Inkubator

proses kultur sel yaitu meliputi inkubator, Alat ini merupakan alat yang

sentrifugator, Class II Biosafety Cabinets paling umum digunakan untuk penelitian

(BSCs), mikroskop, autoklaf, freezer, T- kultur sel. Fungsi inkubator ini untuk

Flask, Bunsen, pipet serologi, mikropipet, menyimpan medium sel kultur, dan suhu

nitrogen liquid tank, dan pipet aid/gun inkubator yaitu sekitar 37oC. Untuk

(Robin dan Philip, 2011). Tentunya memastikan akurasi dan stabilitas suhu

peralatan yang umum digunakan ini pada inkubator, termometer dimasukkan

mempunyai fungsi masing-masing dalam ke dalam inkubator untuk memantau

melakukan kultur sel khususnya untuk suhu. Dalam Inkubator mengandung 5 %

pengobatan kanker. Penjelasan mengenai CO2 yang dikalibrasi ulang sekarang dan
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 213

kemudian untuk memastikan akurasi alat kultur sel yang menggunakan bahan

tersebut (Zhu, et al., 2015). yang tidak mudah menguap dan bahan

2. Sentrifugator kimia yang tidak berbahaya (Robin dan

Sentrifugator merupakan alat yang Philip, 2011). Kelas II BSCs dirancang

digunakan untuk setrifugasi yaitu dimana dapat menjalankan dua fungsi sekaligus

proses pemisahan antara manik-manik yaitu, untuk melindungi bahan kultur sel

dengan sel yang mengganggu dengan dan juga untuk melindungi dari pekerja

bantuan putaran secara halus. Pada saat atau peneliti dari agen infeksi yang

sentrifugasi suhu yang digunakan yaitu mungkin terdapat pada bahan kultur sel

20oC karena ketika putaran motor yang digunakan. Kelas II BSCs ini

bergerak akan menaikkan suhu. Oleh kurang kuat jika disalahgunakan, Untuk

karena itu, suhu yang diatur rendah lebih menjamin keamanan membutuhkan

baik agar sel tidak langsung terpapar instalasi yang hati-hati, pemeliharaan,

suhu panas (Nema dan Sarita, 2011). dan menggunakannya secara praktis.

3. Class II Biosafety Cabinets (BSCs) Dengan demikian, operator pada Kelas II

Merupakan suatu sistem BSCs harus menggunakan alat tersebut

penghalang parsial yang sesuai dengan dengan hati-hati dengan instruksi yang

arah gerakan udara untuk memberikan benar. Karena Kelas II BSCs ini bukan

penahanan. Kelas II BSCs ini berfungsi pengganti teknik aseptik yang

untuk memberikan lingkungan kerja baik,disebabkan aliran udara yang tidak

yang bebas mikroba yang diperlukan memberikan perlindungan secara khusus

untuk kultur sel. Kelas II BSCs ini seperti pengotor, aerosol energi tinggi

dipasang pada laboratorium kultur sel (berasal dari sentrifugal dan semprotan),

yang bergantung pada HEPA filter. dan gangguan fisik (Coecke, et al.,

Umumnya alat ini digunakan untuk 2005).


Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 214

4. Mikroskop 5. Autoklaf

Mikroskop ini merupakan alat yang Menurut pedoman HSE, autolkaf

berfungsi untuk memeriksa sel secara digunakan ketika melakukan proses,

molekular dengan berbagai perbesaran bahan, dan peralatan dalam keadaan

pada lensa objektif yaitu 4 kali, 10 kali, steril[14]. Dalam menggunakannya,

dan 40 kali. Kontras gambar dapat pemeriksaan rutin pada autoklaf harus

ditingkatkan dengan menggunakan optik dilakukan. Pemeriksaan rutin ini

fase kontras. Pada mikroskop gambar sel berfungsi untuk memastikan bahwa

yang dihasilkan dapat ditangkap dan autoklaf beroperasi pada suhu dan

disimpan untuk memantau setiap tekanan yang sesuai (Geraghty, et al.,

perubahan yang terjadi pada morfologi 2014).

sel dalam sel kultur[13]. Mikroskop yang 6. Freezer

digunakan yaitu mikroskop fase kontras Freezer ini dalam melakukan

terbalik untuk memvisualisasi sel. kultur sel digunakan untuk pembekuan

Mikroskop ini harus dalam keadaan sel dimana digunakan suhu -80oC.

tertutup dan lampu harus dimatikan Pembekuan merupakan suatu perubahan

ketika mikroskop tidak digunakan lagi. fase dimana cairan berubah menjadi

Media kultur sel diletakkan diatas tempat padat pada saat suhunya diturunkan di

pertumbuhan sel. Menggunakan bawah titik bekunya (Nema dan Sarita,

mikroskop fase terbalik ini karena jika 2011). Proses pembekuan sel ini

pelat tersebut diletakkan dibagian dilakukan untuk meminimalisasi adanya

panggung mikroskop biasa, maka sel-sel kontaminan (Zhang dan Jeffrey, 2013).

yang tumbuh dibagian bawah tidak dapat 7. T-Flask

diamati (Nema dan sarita, 2011). Alat ini merupakan alat yang

terbuat dari gelas yang berfungsi untuk


Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 215

menjaga larutan atau sel dari 9. Pipet Serologi

kontaminasi. T-Flask ini harus Pipet serologi ini berfungsi

mempunyai sifat yang tidak beracun memindahkan atau mentransfer larutan

(non-toxic), inert, dan harus memiliki secara aseptis. Ada dua jenis tipe pipet

permukaan yang memastikan bahwa sel serologi ini, yaitu terbuat dari kaca dan

mengalami pertumbuhan (Nema dan plastik. Pipet yang terbuat dari plastik

Sarita, 2011). T-Flask ini terdiri dari digunakan untuk satu pakai yang

beberapa tipe dan ukuran berdasarkan biasanya dibungkus oleh kertas dan

luas permukaan dari T-Flask. Tetapi plastik yag seluruh permukaannya harus

yang banyak digunakan untuk kultur sel steril. Sedangkan yang terbuat dari kaca

yaitu tipe T-25. digunakan untuk beberapa kali dimana

8. Bunsen ketika digunakan harus dibersihkan

Alat ini merupakan alat yang jika terlebih dahulu. Biasanya pipet yang

dinyalakan berbentuk api yang fungsinya terbuat dari kaca ini disimpan dalam

untuk meminimalisasi kontaminan yag tabung logam. Pipet serologi yang

terdapat pada kultur sel. Pada saat digunakan ada beberapa tipe ukuran

bekerja menggunakan nyala api yaitu 5 ml, 10 ml, dan 25 ml (Sansers,

berwarna biru yang bisa dilihat pada 2012).

bagian tengah api. Nyala api biru 10. Mikropipet

menghasilkan panas yang tinggi Mikropipet ini berfungsi untuk

sehingga mikroorganisme dan partikel mentransfer larutan secara tepat dalam

debu dipaksa naik ke atas dan menjauhi skala µL yang pada ujungnya terdapat tip

area kerja. Tentunya dalam untuk tempat larutan. Mikropipet terdiri

menggunakan Bunsen ini harus secara dari beberapa ukuran yaitu P2 untuk

hati-hati (Sanders, 2012). ukuran 0,2-2 µL, P10 untuk 1-10 µL,
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 216

P20 untuk 2-20 µL, P200 untuk 20-200 dua tombol yaitu tombol hisap dan

µL, dan P1000 untuk ukuran 200-1000 tombol tiup. Sumber tenaga pipet-aid

µL. Dalam menggunakan mikropipet dapat berupa baterai rechargeable atau

harus secara hati-hati karena mikropipet kabel yang terkoneksi langsung dengan

merupakan alat yang presisi. Sekarang sumber tegangan.

sudah tersedia pipet yang terbuat dari Simpulan

bahan plastik dalam kemasan steril dan Dalam melakukan proses kultur sel

disposable (Sanders, 2012). harus didukung dengan peralatan yang

11. Nitrogen Liquid Tank tentunya berperan dalam keberlangsungan

Dalam alat ini terdapat nitrogen suatu proses kultur sel tersebut. Peralatan ini

cair yang berfungsi untuk mengawetkan yaitu meliputi inkubator, sentrifugator, Class

kultur sel baik dalam fase cair maupun II Biosafety Cabinets (BSCs), mikroskop,

dalam fase uap. Sel disimpan dalam autoklaf, freezer, T-Flask, Bunsen, pipet

Nitrogen Liquid Tank pada suhu -130oC serologi, mikropipet, nitrogen liquid tank,

karena pertumbuhan kristal es terhambat dan pipet aid/gun. Dari peralatan tersebut

pada suhu tersebut (Nema dan Sarita, tentunya mempunyai peran dan fungsi

2011). masing-masing dalam pertumbuhan kultur

12. Pipet Aid/Gun sel khususnya untuk kanker.

Alat ini merupakan automatic Ucapan Terimakasih

pipettor, cordless, and rechargeable Dengan ini saya mengucapkan

(Robin dan Philip, 2011). Jadi, alat ini terimakasih kepada pihak yang telah

merupakan alat penghisap cairan membantu dalam pembuatan review artikel

otomatis yang dapat dipasangi pipet ini.

ukur. Pipet aid bekerja menggunakan

motor elektrik yang dikendalikan melalui


Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 217

Daftar Pustaka Approved Code of Practice and

1. Coecke, S, Michael, B, Gerard, B, John, guidance. HSE Books: Sudbury, UK;

D, Gerhard, G, Thomas, H, dkk. 2005.

Guidance on Good Cell Culture Practice. 6. Inamdar, MS, Lyn, H, Abhishek, S,

ATLA. 2005; 33: 261-287. Glyn, S. Global Solution to the

2. Edmond, WKY, David, JB. Challenges of Setting up and Managing a

Fundamentals of Microfluidic Cell Stem Cell Laboratory. Stem Cell Rev and

Culture in Controlled Rep. 2012;8: 830-843.

Microenvironments. Chem Soc Rev. 7. Li, F, Natarajan, V, Amy, S, Robert, K,

2010; 39 (3): 1036-1048. Ashraf A. Cell Culture Processes for

3. Geraghty, RJ, Capes-Davis, A, Davis, Monoclonal antibody Production. MAbs.

JM, Downward, J, Freshney, RI, 2010; 2 950; 466-477.

Knezevic, I, dkk. Guidelines for the Use 8. Nema, R., Sarita, K. An animal cell

of Cell Lines in Biomedical Research. culture: Advance technology for modern

British Journal of Cancer. 2014; 111: research. Bioscience and Biotechology.

1021-1046. 2011;3: 219-226.

4. Holiday, DL, Valerie, S. Choosing the 9. Oyawale, FA, Olaoye, AE. Design and

Right Cell Line for Breast Cancer Construction of an Autoclave”. Pacific

Research. Breast Cancer Research. Journal of Science and Technology.

2011; 13:215. 2007; 8(2): 224-230.

5. HSE. Health and Safety Executive. 10. Robin, LW, Philip, HS. The Stem Cell

Control of substances hazardous to Laboratory: Design, Equipment, and

health (5th edn). The Control of Oversight. Method Mol Biol. 2011;767:

Substances Hazardous to Health 3-13.

Regulations 2002 (as amended).


Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 218

11. Sanders, ER. Aseptic Laboratory 13. Zhang, S, Jeffrey, RK. Cell Isolation and

Techniques: Volume Transfers with Culture. The C. elegans Research

Serological Pipettes and Micropipettors. Community. 2013: 1-39.

Journal of Visualized Experiment. 2012; 14. Zhu, S, Jiangang, W, Bingkun, X,

63; 2754. Zhiguo, L, Xiukun, L, Johshua, D,L.

12. Thorpe TA. History of plant tissue Culture at a Higher Temperatire Midly

culture. Molecular Biotechnology. Inhibits Cancer Cell Grouth but

2007;37(2):169-80. Enhances Chemotherapetic Effect by

Inhibiting Cell-Cell Collaboration. Plos

One. 2015; 10 (10): 1-17.

Anda mungkin juga menyukai