Anda di halaman 1dari 41

apt. Rahmayati Rusnedy M.

Si

PROGRAM STUDI SI
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
YAYASAN UNIV RIAU
Pekanbaru, September 2023
 Konsep Teknik Evaluasi Bioaktivitas, pemeliharaan dan
handling hewan uji serta teknik Pemberian obat untuk
hewan percobaan
 Teknik Pembuatan Larutan Obat dan mencari / melakukan
perhitungan dosis obat
 Teknik Evaluasi Efektivitas obat dan keamanan obat
 Teknik Pembedahan hewan, kanulasi organ, isolasi organ
dan jaringan

 Teknik Evaluasi Bioaktivitas secara in silico, invitro, in vivo


 Teknik Sampling Darah Hewan Percobaan
 Teknik Evaluasi Aktivitas: Antidiabetes, Antikolesterol,
Antioksidan, Antibakteri, Sitotoksik (Antikanker)
 Pertemuan 1. Tujuan dan kontrak perkuliahan dan Pendahuluan
Konsep TEB
 Pertemuan 2. Konsep TEB, Persyaratan kandang hewan,
Laboratorium dan Hewan Percobaan serta Teknik penanganan Hewan
Percobaan
 Pertemuan 3. Pemberian obat per oral, perrektal, parenteral dan topikal
Pertemuan 4. Pelarut yang digunakan dalam pengujian bioaktivitas dan
menghitung dosis obat/kg BB
 Pertemuan 5. (kuis 1) Teknik Penentuan dan perhitungan dosis -respon
obat dan mencari dosis efektif (ED50)
 Pertemuan 6. Teknik penentuan toksisitas akut, sub akut dan sub kronis,
penentuan LD-50 dan pemeriksaan histopatologi
 Pertemuan 7. (kuis 2) Teknik Pembedahan hewan uji, kanulasi organ,
isolasi organ dan jaringan
 Pertemuan 8. UTS
a. Mengerti dan memahami dasar-dasar pengujian farmakodinamik
obat/calon obat secara praklinis

b. Mengerti dan memahami dasar-dasar pengujian keamanan/toksisitas


obat/calon obat secara praklinis

c. Mengerti dan memahami dasar-dasar penggunaan alat-alat


pengujian obat/calon obat secara praklinis

d. Mengerti dan memahami memanifestasikan data-data percobaan


hasil pengujian dari hewan percobaan
 SCL (Student Center
Learning-Diskusi kelompok)
 Tanya jawab
 Penugasan (Assignment)
 Kuis (2 kali)
NILAI AKHIR:
 DOSEN I 50%
 DOSEN II 50%

 Kehadiran
Keterlambatan
hanya diizinkan maks
10 menit, dan harus
menyampaikan izin
sebelum perkuliahan
dimulai.
Pertemuan 3: Presentasi (ppt)
 Kelompok 1 dan Kelompok 2:
Kelompok 1: Pemberian obat per
oral dan perrektal  Diskusi 50 menit @25
Kelompok 2: Pemberian obat menit
parenteral dan topikal
Pertemuan 4:
Nilai :
 Kelompok 3 dan Kelompok 4:  Isi kajian materi
Kelompok 3: Pelarut yang digunakan perkuliahan,
dalam pengujian bioaktivitas presentasi, keaktifan
Kelompok 4: Perhitungan dosis obat dalam diskusi dan
/kg BB pada uji-uji aktivitas kerja sama
farmakologi (+ contoh soal
perhitungan)
Pertemuan ke 5 Pertemuan ke 7
 Kelompok 5 dan kelompok 6:  Kelompok 9 dan Kelompok 10:
Kelompok 5: Teknik Penentuan Kelompok 9: Teknik Pembedahan
Efektivitas obat hewan
Kelompok 10: Kanulasi organ,
kelompok 6: Teknik Penentuan dan isolasi organ dan jaringan
perhitungan dosis respon obat  Dosis
efektif (ED50) (+ contoh soal
perhitungan)

Pertemuan ke 6
 Kelompok 7 dan Kelompok 8:
Kelompok 7: Teknik penentuan /
Evaluasi keamanan obat: toksisitas akut,
sub akut dan sub kronis, penentuan LD-
50 (+ contoh soal perhitungan)
Kelompok 8: Pemeriksaan histopatologi
Vogel HG. (2002), Drug Discovery
and Evaluation : Pharmacological
Assays., Second Completely H. Fawcett, D. W., M. D., Buku Ajar
Revised, Uptadet, and Englarged Histologi, Edisi 12, Alih Bahasa J.
Edition, Springer-Verlag Berlin Tambayong, Penerbit Buku
Heidelberg New York. Kedokteran EGC, Jakarta, 2002.
Thompson EB, (1990), Drug Leeson, C. R., T. S. Leeson, and A. A.
Bioscreening: Drug Evaluation Paparo, Buku Ajar Histologi,Edisi V,
Techniques in Pharmacology, New Penerjemah Staf Ahli Histologi FKUI,
York Weinheim Basel Camridge Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta, 1993.
Domer, FR, (1971). Animal
Experimental in Pharmacology J. Junqueira, L. C., J. Carneiro, and R.
Analysis, Illinois, USA. O. Kelley, Histologi Dasar, Edisi III,
Alih Bahasa J. Tambayong, Penerbit
Buku Kedokteran, Jakarta, 1992.
PENDAHULUAN

Evaluasi
Bioaktivitas
BEDA METODE
DENGAN TEKNIK

METODE

TEKNIK
BIOAKTIVITAS / BIOASSAY

 Uji bioaktivitas adalah penggunaan suatu sistem pengujian


untuk mengetahui aktivitas biologis sampel uji.
misalnya bioaktivitas: antioksidan, antibakteri, antikanker dan
lain-lain.

 Uji bioaktivitas merupakan salah satu tahapan penting dalam


pembuktian ilmiah dari khasiat obat (herbal dan sintesis), yang
sebelumnya hanya memiliki data empiris maupun masih
berupa data awal pada drug discovery.

 Sistem pengujian bioaktivitas yang dapat dilakukan dapat


berupa sistem analisis kimia, enzimatis ataupun sistem
biologi seperti mikrob, sel dan jaringan.
 Hasil pengujian tersebut akan menjadi dasar
dalam pemanfaatan sampel yang diuji untuk
tujuan tertentu, misal untuk tujuan
terapi/pengobatan (penyembuhan); pencegahan
dan diagnosa.
 Sampel uji pada uji bioaktivitas dapat berupa air
rebusan (infusa), ekstrak, fraksi, campuran atau pun
senyawa murni yang berasal dari bahan alam
maupun sintesis.
 Biasanya sampel uji mengandung Lead compound
yakni senyawa aktif yang akan dikembangkan lebih
lanjut menjadi obat.
Dikenal beberapa metode uji bioaktivitas :
 In silico
 In vitro
 In vivo
 Ex vivo
 Analisis in silico hadir sebagai metode
penelitian dan pengembangan obat yang dapat
menjadi pendekatan awal dalam menemukan
suatu kandidat obat dalam kurun waktu yang
relatif singkat dan dengan biaya yang relatif
tidak tinggi karena menggunakan metode
komputasional.
 Pendekatan in silico berkontribusi secara
signifikan pada tahap awal proses
pengembangan obat dan sangat penting
dalam tahapan penetapan target penelitian
 Indonesia sebagai negara tropis memiliki
keanekaragaman hayati yang bisa dimanfaatkan
sebagai sumber obat dan bahan baku obat.
 Indonesia adalah negara dengan kekayaan
biodiversitas tertinggi kedua di dunia. Jika
digabungkan dengan keanekaragaman hayati di
laut, maka Indonesia menjadi yang pertama.
 Namun nyatanya sampai sekarang, Indonesia
masih impor bahan baku obat bahkan impor
obat-obatan.
 Masih kurang riset/penelitian mumpuni dalam
menggali potensi SDA Indonesia akibat
kurangnya pengetahuan mengenai teknik-
teknik evaluasi bioaktivitas dari suatu sumber
obat bahan alam maupun hasil sintesis dan
kurangnya dana-dana penelitian.

 Sehingga saat ini, di Indonesia sangat


membutuhkan pengembangan uji-uji
bioaktivitas dari SDA yang dimiliki.
Sangat dinilai perlu asupan pengetahuan dan
implementasi pengembangan uji-uji
bioaktivitas untuk penelitian obat tradisional
(jamu dan herbal) dan bahan aktif untuk obat
berbasis keanekaragaman hayati Indonesia.
 Skrining antitumor agents
 The potato disc bioassay
 Microculture Tetrazolium Test (MTT)
 The brine shrimp lethality test ( BSLT)
 Biasanya uji sitotoksik secara in vitro
menggunakan larva udang (Artemia salina)
 Akhir-akhir ini banyak penelitian yang sudah
menggunakan zebra fish (Danio rerio)
Diawali dengan uji sitotoksik  uji antitumor 
uji antikanker

 Beda dari 3 jenis uji tersebut ?


Screening for immunostimulators/
Immumostimulant
 granulocyte phagocytosis assay (smear test)
 Chemotaxis assay
 Carbon clearance assay for in vivo phagocytosis
 Lymphocyte proliferation assay
 Assay of natural killer cell activity
 Assay for Tumor Necrosis factor (TNF)
production
 Assay complement active compounds
1. Invitro screening system for
anticomplement activity
2. Cyclooxygenase assay
3. 5-lipoxygenase assay

Anda mungkin juga menyukai