Uji preklinik
Ada banyak produk yang menjalani uji praklinik. Beberapa produk yang
paling umum menjalani uji praklinik adalah obat-obatan, peralatan medis,
kosmetik, dan solusi terapi gen. Penting untuk dicatat bahwa obat juga
melalui banyak serangkaian pengujian lainnya ketika menjalani uji praklinik.
Yg dimaksud uji in vitro adalah uji pada mikroba jika antibiotic; pada sel kanker
dari hewan utk obat anti kanker; pada plasmodium utk obat anti malaria; pada
jamur missal candida pada obat anti keputihan/candidiasis; pada cacing utk obat
cacing; pada virus utk obat antivirus; pada bagian organ tertentu dari hewan
contoh obat asma bronkodilator diuji pada otot polos trachea marmot; pada
jantung hewan dalam chamber utk obat angina dan aritmia; dll.
In vivo :
Terletak di dalam tubuh manusia
Kebutuhan sample yang digunakan lebih banyak
Mahal dan lama
(kuliah bu atina)
Sedangkan uji in vivo digunakan hewan utuh dan kondisi hidup (baik sadar
atau teranestesi). Syarat hewan yg digunakan sangat banyak tgt jenis
obatnya, missal yang jelas harus dilakukan control terhadap galur/spesies,
jenis kelamin, umur, berat badan (mempengaruhi dosis), dan harus
dilakukan pada minimal 2 spesies yakni rodent/hewan mengerat dan non
rodent. Alasannya krn system fisiologi dan patologi pada manusia
merupakan perpaduan antara rodent dan non rodent.
Selain itu pemilihan jenis hewan yg dipilih pun harus tepat menggambarkan
kondisi yg diinginkan. Contohnya :
- utk obat fertilitas digunakan hewan uji tikus/rat galur Sprague Dowley/SD
bukan Wistar atau jenis tikus lainnya, krn tikus jenis SD memiliki anak
banyak shg pengamatan akan lbh baik dg jumlah sample yg banyak.
- Utk uji painkiller digunakan mencit/mice jika utk menilai nyeri ringan
yakni dengan penyuntikan asam asetat glacial ke peritoneum mencit, tapi
jika sasarannya nyeri tekanan digunakan tikus bias Wistar atau SD, karena
tikus akan dijepit ekornya atau telapak jarinya dengan alat tertentu,
sementara kalo nyeri berupa panas, digunakan boleh mencit atau tikus krn
hewan akan diletakkan di hot plate.
- Utk asam urat digunakan ayam/burung yg dikasih makan jus hati ayam
(ayam makan ayam) krn metabolisme asam urat pada manusia mirip dg yg
terjadi dg biokimiawi di keluarga burung.
- Uji stamina digunakan tikus atau mencit, krn tubuhnya kuat dan tahan di
dalam air, hewan diuji dg berenang dan lari di treadmill.
UJI TOKSISITAS
§ Dosis berulang:
§ Sub-akut
§ Sub-kronis
§ Kronis
(uji reversibilitas)
Pengertian:
Sifat pemberian
Tujuan utama:
§ Metode:
c. rerata bergerak
§ No Effect Dose
Syarat :
@didasarkan pada penyakit yang sering atau memiliki tingkat morbiditas
tinggi
@turun temurun dipercaya berkhasiat untuk penyakit tertentu
@merupakan obat pada penyakit yg jarang atau bahkan belum ada obatnya
contohnya kanker dan aids
Hewan coba
Dari keadaan tersebut di atas, timbul beberapa dilema dalam hal penyediaan
hewan percobaan, misalnya penyakit, lingkungan, seleksi dan pengelolaan
(Sulaksono, 1987).
REFERENSI:
Hau, J., & Hoosier Jr., G. L. (2003). Handbook of Laboratory Animal Science
Second Edition. Boca Raton: CRC Press.
Sulaksono, M. E. (1987). Dilema Pada Hewan Percobaan Untuk Pemeriksaan
Produk Biologis. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan RI.C.
Cara pemilihan
Mencit
Bila dibutuhkan hewan coba dalam jumlah banyak, misalnya pada evaluasi
terhadap toksisitas akut dan kemampuan karsinogenik, maka hewan yang
paling sesuai untuk itu adalah mencit. Kekurangannya adalah kesulitan
memperoleh darah dalam jumlah yang cukup untuk rangkaian pemeriksaan
hematologi.
Tikus
Tikus tampaknya merupakan spesies ideal untuk uji toksikologi karena berat
badannya dapat mencapai 500 gram sehingga lebih mudah dipegang,
dikendalikan atau dapt diambil darahnya dalam jumlah yang relative besar.
Ada dua sifat utama yang membedakan tikus dengan hewan percobaan
lainnya, yaitu tikus tidak dapat muntah karena struktur anatomi yang tidak
lazim pada tempat bermuara esofagus ke dalam lambung sehingga
mempermudah proses pencekokan perlakuan menggunakan sonde lambung,
dan tidak mempunyai kandung empedu (Smith dan Mangkoewidjojo 1988).
Selain itu, tikus hanya mempunyai kelenjar keringat di telapak kaki. Ekor tikus
menjadi bagian badan yang paling penting untuk mengurangi panas tubuh.
Mekanisme perlindungan lain adalah tikus akan mengeluarkan banyak ludah
dan menutupi bulunya dengan ludah tersebut (Sirois 2005).
Terdapat tiga galur atau varietas tikus yang memiliki kekhususan tertentu yang
biasa digunakan sebagai hewan percobaan yaitu (Malole dan Pramono 1989) :
galur Sprague dawley berwarna albino putih, berkepala kecil dan ekornya
lebih panjang dari badannya,
galur Wistar ditandai dengan kepala besar dan ekor yang lebih pendek, dan
galur Long evans yang lebih kecil daripada tikus putih dan memiliki warna
hitam pada kepala dan tubuh bagian depan.
Tikus yang digunakan dalam penelitian adalah galur Sprague Dawley berjenis
kelamin jantan berumur kurang lebih 2 bulan. Tikus Sprague Dawley dengan
jenis kelamin betina tidak digunakan karena kondisi hormonal yang sangat
berfluktuasi pada saat mulai beranjak dewasa, sehingga dikhawatirkan akan
memberikan respon yang berbeda dan dapat mempengaruhi hasil penelitian
(Kesenja 2005). Tikus putih galur ini mempunyai daya tahan terhadap penyakit
dan cukup agresif dibandingkan dengan galur lainnya (Harkness dan Wagner
1983).
Anjing
Anjing dengan bulu pendek dan berat sekitar 12 kg paling sesuai untuk uji
toksikologi. Umur paling baik dipakai adalah 14-16 minggu, sementara
dibutuhkan 4 minggu untuk adaptasi dengan lingkungan yang baru.
Primata
Pengguanaan kera lebih menguntungkan dibandingkan pemakaian hewan-
hewan lain, terutama dalam hal berat badan dan postur tubuhnya yang
menyerupai manusia. Postur seperti ini memungkinkan untuk mencatat
observasi penting terutama bila neurophaty perifer merupakan manifestasi
toksik. Kerugiannya perlu banyak hewan yang dibutuhkan untuk uji fertilitas
karena produktivitasnya rendah.
(Kusumawati.2004.Bersahabat dengan hewan coba.Yogyakarta:Gadjah Mada
University Press) dan
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/56395/Bab%20II
%20Tinjauan%20Pustaka.pdf?sequence=4
Pada uji farmakologi suatu sediaan dilakukan uji pra klinis dan uji klinik
dimana uji praklinik dilakukan pada hewan coba seperti :
Mencit(Mus musculus),
Tikus(RatusNovergikus),
Kelinci(Oryctogalus Cuniculus),
Marmot(Carvia Parcellus)
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/56395/Bab%20II
%20Tinjauan%20Pustaka.pdf?sequence=4
Hewan pengerat adalah salah satu ordo dari binatang menyusui. Bahasa Latinnya
Rodentia. Ada sekitar 2000 sampai 3000 spesies binatang pengerat yang
ditemukan di semua benua kecuali Antarktika. Hewan pengerat memiliki gigi
depan yang selalu tumbuh dan harus diasah dengan menggerigiti sesuatu.