STEP 1
1. Sistem enterohepatik :sistem menghubungkan hepar dgn organ intestinal lain yang
berhubungan dgn pencernaan
STEP 3
HEPAR
ANATOMI
Hepar adalah organ intestinal terbesar dengan berat antara 1,2-1,8 kg atau
kuang lebih 25% BB orang dewasa
Letak: sebelah kanan dan cranial cavum abdominis, menempati hamper seluruh
region hipokondriaka dextra, region epigastrika, dan sering meluas pada region
hipocondriaca sinistra sampai linea midclavicularis.
Batas:
Atas: sejajar dengan ICS V kanan
Bawah: menyerong ke atas dari iga IX kanan ke iga VIII kiri
Facies pada hepar:
Facies difragmatica
Facies viceralis/ Ventralis
Ligamen pada hepar:
Ligamen falciforme (ligamen triangulare/ ligamen coronarium dextra dan
sinistra)
Ligamen teres hepatis (sisa vena umbilicalis)
Ligamen venosum arantii (sisa ductus venosus)
Pembagian hepar
Secara anatomis
Lobus caudatus
Fissure sagitalis sinistra lobus dexter
Hepar Lobus quadratus
Lig. Teres hepatis & lig.venosum arantii
Lobus sinister
Secara fisiologis
FISIOLOGI
Fungsi hati menjadi penting, karena hati mampu mengontrol kadar gula dalam
darah. Misalnya, pada saat kadar gula dalam darah tinggi, maka hati dapat
mengubah glukosa dalam darah menjadi glikogen yang kemudian disimpan dalam
hati (Glikogenesis), lalu pada saat kadar gula darah menurun, maka cadangan
glikogen di hati atau asam amino dapat diubah menjadi glukosa dan dilepaskan ke
dalam darah (glukoneogenesis) hingga pada akhirnya kadar gula darah
dipertahankan untuk tetap normal. Hati juga dapat membantu pemecahan fruktosa
dan galaktosa menjadi glukosa dan serta glukosa menjadi lemak.
Membantu proses Beta oksidasi, dimana hati mampu menghasilkan asam lemak
dari Asetil Koenzim A. Mengubah kelebihan Asetil Koenzim A menjadi badan keton
(Ketogenesis). Mensintesa lipoprotein-lipoprotein saat transport asam-asam lemak
dan kolesterol dari dan ke dalam sel, mensintesa kolesterol dan fosfolipid juga
menghancurkan kolesterol menjadi garam empedu, serta menyimpan lemak.
Hati dapat berfungsi sebagai penetralisir racun, yakni pada obat-obatan seperti
penisilin, ampisilin, erythromisin, dan sulfonamide juga dapat mengubah sifat-sifat
kimia atau mengeluarkan hormon steroid, seperti aldosteron dan estrogen serta
tiroksin.
Bilirubin, yang berasal dari heme pada saat perombakan sel darah merah, diserap oleh
hati dari darah dan dikeluarkan ke empedu. Sebagian besar dari bilirubin di cairan empedu
di metabolisme di usus oleh bakteri-bakteri dan dikeluarkan di feses.
Dalam proses konjugasi yang berlangsung di dalam retikulum endoplasma sel hati
tersebut, mekanisme yang terjadi adalah melekatnya asam glukuronat (secara enzimatik)
kepada salah satu atau kedua gugus asam propionat dari bilirubin. Hasil konjugasi (yang kita
sebut sebagai bilirubin terkonjugasi) ini, sebagian besar berada dalam bentuk diglukuronida
(80%), dan sebagian kecil dalam bentuk monoglukuronida.
Penempelan gugus glukuronida pada gugus propionat terjadi melalui suatu ikatan ester,
sehingga proses yang terjadi disebut proses esterifikasi. Proses esterifikasi tersebut
dikatalisasi oleh suatu enzim yang disebut bilirubin uridin-difosfat glukuronil transferase
(lazimnya disebut enzim glukuronil transferase saja), yang berlokasi di retikulum
endoplasmik sel hati.
Akibat konjugasi tersebut, terjadi perubahan sifat bilirubin. Perbedaan yang paling
mencolok antara bilirubin terkonjugasi dan tidak terkonjugasi adalah sifat kelarutannya
dalam air dan lemak. Bilirubin tidak terkonjugasi bersifat tidak larut dalam air, tapi
mempunyai afinitas tinggi terhadap lemak. Karena sifat inilah, bilirubin tak terkonjugasi
tidak akan diekskresikan ke urin. Sifat yang sebaliknya terdapat pada bilirubin terkonjugasi.
Karena kelarutannya yang tinggi pada lemak, bilirubin tidak terkonjugasi dapat larut di
dalam lapisan lemak dari membran sel. Peningkatan dari bilirubin tidak terkonjugasi dapat
menimbulkan efek yang sangat tidak kita inginkan, berupa kerusakan jaringan otak. Hal ini
terjadi karena otak merupakan jaringan yang banyak mengandung lemak.
Selain glikogen, hati juga digunakan sebagai tempat menyimpan vitamin (A, B 12,
D, E, K) serta mineral (Fe dan Co). Sel-sel hati terdiri dari sebuah protein yang disebut
apoferritin yang bergabung dengan Fe membentuk Ferritin sehingga Fe dapat
disimpan di hati. Fe juga dapat dilepaskan jika kadarnya didarah turun.
a. Sebagai fagosit
Sel-sel Kupffer’s dari hati mampu memakan sel darah merah dan putih yang rusak
serta bakteri.
a. Mengaktifkan vitamin D
HISTOLOGI
Hati terdiri atas bermacam-macan sel. Hepatosit meliputi 60% sel hati,
sedangkan sisanya terdiri atas sel-sel epithelial system empedu dalam jumlah yang
bermakna dan sel-sel non parenkimal yang termasuk di dalamnya endothelium, sel
kupffer, dan sel stellata yang berbentuk seperti bintang.
Hepatosit sendiri dipisahkan oleh sinusoid yang tersusun melingkari eferen
vena hepatica dan duktus hepatikus. Saat darah memasuki hati melalui arteri
hepatica dan vena porta serta menuju vena sentralis maka akan didapatkan variasi
penting kerentanan jaringan terhadap kerusakan asinus.
Membrane hepatosit berhadapan langsung dengan sinusoid yang membatasi
banyak mikrovili. Mikrofili juga tampak pada sisi lain yang membatasi saluran
empedu dan merupakan penunjuk tempat permulaan sekresi empedu. Sel- sel lain
yang terdapat dalam dinding sinusoid adalah sel fagositik Kupffer yang merupakan
bagian penting dalam system retikuloendotelial dan sel Stellata ( sel Ito, liposit atau
perisit) yang memiliki yang dapat membantu pengaturan aliran darah sinusoidal
disamping sebagai factor penting dalam perbaikan kerusakan hati.
CAPSULA GLISSONI
Lien berwarna kemerahan dan merupakan sebuah massa limfoid terbesar di dalam tubuh.
Lien berbentuk lonjong dan mempunyai incisura di ekstremitas anteriornya, terletak tepat di
bawah pertengahan kiri diaphragm, dekat dengan costa IX – XI. Sumbu panjangnya terletak
sepanjangcorpus costalis X. Kutub bawahnya membebtang ke depan hanya sampai linea
axillaris media, dan tidak dapat diraba pada pemeriksaan fisik.
Lien diselubungi oleh peritoneum dan yang bejalan dari hilum lienale sebagai ligamentum
gastrolienale ke curvatura gastric major (membawa arteria dan vena grastica brevis serta
arteria dan vena gastroepiploica sinistra). Peritoneum juga berjalan menuju ren sinistra
sebagai ligamentum lienorenale (membawa arteria, vena lienalis, dan cauda pancreatic).
Vascularisasi:
Areteriae: arterie lienalis cabgng truncus coeliacus. Berjalan di sepanjang margo superior
pancreas. Kemudian bercababg menjadi 6 pembuluh arteri y7ang masuk hilum lienale.
Venae: v.lienalis dan berjalan di belakang cauda dan ccorpus pancreatic. Di belakang collum
pancreatic, v.lienalis bergabung dengan v. mesenterisca superior membentuk vena prate
hepatis.
Aliran limfe
Pembuluh limf keluar dari hilum lienale dan berjalan melalui beberapa kelenjar limf yang
terletak di sepanjang a.lienalis dan kemudia bermuara ke nodi coeliaci.
Innervasi:
Saraf- saraf berjlan mengikuti a.lienalis dan berasal dari plexus coeliacus.
FISIOLOGI
a. Pembekuan Darah
Pada janin pembekuan darah terjadi pada limpa . Sesudah lahir diambil alih oleh
sumsum tulang , tetapi pada waktusum-sum tulang tidak berfungsi , limpa
berperan hemopoitik lagi , disebut myeloid metaplasia . Limpa juga
mempengaruhi pembentukan sel darah merahpada sum-sum tuulang, mungkin
melalui suatu hormone ( mengatur pematangan sel darah merah)
d. Reaksi Pertahanan
Meskipun pengeluaran limpa tidak mempengaruhi hidup penderita , hanya
terjadi perubahan ringan pada darah yaitu anemia dan lekositosis sementara
penambahan trombosit dan terdapatnya eritrosit berinti ( eritrosit abnormal ) ,
tetapi ternyata reaksi kekebalan terganggu juga . Hal ini terbukti pada binatang
percobaan tikus dan anjimg yang limpanya telah dikeluarkan , akan menderita
radang bartonella yang keras,sedangkan binatang yang limpanya tidak
dikeluarkan dalam suasana hidup yang sama, dengan mudah dapat sembuh . Dan
limpa sebagai alat susunan retikuloendotel membentuk limfosit darah tepi dan
juga berperan dalam pembentukan zat anti . Juga berpengaruh pada
metabolisme lemakdan pigmen,
(Patofisiologi. Sylvia)
HISTOLOGI
PANCREAS
ANATOMI
Corpus Pancreas
Ductus Pancreaticus
Santorini
Papilla duodeni
minor
Ductus Choledocus
Papilla duodeni
major
Pro
Pars Descendens Caput Pancreas
duodeni
Pankreas merupakan organ yang mempunyai fungsi endokrin dan fungsi eksokrin. Pankreas
sebagian terletak retroperitoneal dan sebagian lagi intraperitoneal. Panjang pankreas
kurang lebih 15 cm dan lebar kurang lebih 5 cm dengan berat 60-90 gram. Terbentang mulai
duodenum sampai dengan limpa. Pankreas menyilang pada transpilorica. Kelenjar pankreas
merupakan kelenjar ganda terdiri atas bagian eksokrin yag terpulas lebih gelap dan bagian
endokrin yang terpulas pucat
(1) pankreas eksokrin terdiri dari asinus yang menyekresi bermacam2 enzim yang disalurkan
melalui duktus pankreatikus.
(2) Pankreas endokrin terdiri dari pulau2 langerhans yang tersebar pada pankreas terutama
pada kauda & mengandung beberapa macam sel yang menghasilkan hormon.
(Patologi Anatomi Edisi 2, Parakrama Chandrasoma & Clive R.Taylor,2005)
Pankreas terletak pada epigastrium dan kwadran kiri atas.Pada umumnya pankreas dibagi
menjadi caput, corpus dan cauda pankreas.
Caput berbentuk seperti cakram dan terletak di dalam bagian cekung duodenum.Sebagian
caput meluas ke kiri di belakang arteri dan vena mesentrica superior serta dinamakan
processus uncinatus
Collum merupakan bagian pankreas yg mengecil dan menghubungkan caput dan corpus
pankreas.Collum terletak di depan pangkal vena porta hepatis dan tempat
dipercabangkannya arteri mesentrika superior dari aorta.
Vaskularisasi
Innervasi
FISIOLOGI
pankreas merupakan kelenjar campuran yang mengnadung jaringan eksokrin dan endokrin.
Pankreas Sebagai kelenjar eksokrin mengeluarkan getah pankreas yang terdiri dari dua
komponen yaitu sekresi enzimatik poten dan sekresi alkali encer yang kaya akan natrium
bikarbonat. Enzim-enzim pankreas secara aktif disekresikan secara aktif oleh sel asinus.
Komponen natrium bikarbonat encer disekresikan secara aktif oleh duktus yang melapisi
bagian awal duktus pankreatikus. Ketiga enzim tersebut, adalah:
Pankreas selain mensekresi insulin, glukagon dan somatostatin, juga mensekresi enzim –
enzim pencernaan dan sejumlah besar larutan natrium bikarbonat disekresi oleh kedua
duktulus kecil dan duktus lebih besar yang berasal dari asini..
Sekresi enzim – enzim pancreas untuk mencernakan 3 jenis makanan utama :
protein, karbohidrat dan lemak. Sekresi ini juga mengandung sejumlah besar ion bekarbonat
untuk menetralkan asam kimus yang dikeluarkan dari lambung ke dalam duodenum.
Enzim pencernaan pancreas untuk mencerna lemak adalah lipase pancreas yang
mampu menghidrolisis lemak netral dan monogliserida; kolesterol esterase yang
menyebabkan hidrolisis ester kolestrol dan fosfolipase yang memecah asam lemak dari
fosfolipid.
Enzim pencernaan pancreas untuk karbohidrat adalah amylase pancreas yang akan
menghidrolisis serat, glikogen dan sebagian besar karbohidrat lain kecuali selulosa untuk
membentuk disakarida dan beberapa trisakarida
Kelenjar Eksokrin : kelenjar yang memiliki saluran keluar untuk menyalurkan produk
yang di hasilkannya. Menghasilkan cairan-cairan selain hormone (enzim). Ex : tripsin
àmetabolisme protein, lipase à metabolism lemak, kemotripsin à metabolism
protein, amylase à metabolism karbohidrat, elastase, kalikrein, karboksil ester
hidrolase dll )
Endokrin : hormone yang dihasilkan oleh 1 jaringan kelenjar dan menampakkan
efeknya pada jaringan atau sel-sel sasaran yang cukup jauh.kelenjar endokrin yaitu
kelenjar buntu, tidak punya saluran keluarkan produk yang di hasilkannya dan
hasilnya langsung diserap pembuluh darah. Ex : hormone tiroid
Parakrin : hormon yang timbul dari 1 sel, berjalan cukup pendek untuk nerinteraksi
dengan reseptornya. Ex : hormon steroid kelamin dan ovarium
Autokrin : hormone yang dihasilkan oleh sel yang sama, yang berfungsi sebagai
sasaran hormone tersebut. Ex : prostalglandin
Fisiologi Guyton
Pankreas dibentuk dari 2 sel dasar yang mempunyai fungsi yang mempunyai
fungsi sangat berbeda. Sel-sel eksokrin yang berkelompok2 disebut sebagai acini
yang menghasilkan usur getah pangkreas. Sel-sel endokrin atau pulau langerhans
menghasilkan secret endokrin , yaitu insulin dan glukagon yang penting untuk
metabolisme karbohidrat.
Pankreas memiliki unsur eksokrin maupun endokrin yg menempati sebagian besar kelenjar.
Pancreas eksokrin merupakan bagian terbesar dari kelenjar, terdiri dari asini serosa yg
berhimpitan, tersusun dalam banyak lobulus kecil.
Lobuli dikelilingi septa interlobular dengan pembuluh darah, duktus dan saraf, dan kadang2
badan pacini.
Di dalam masa asini serosa terdapat pulau Langerhans yg terisolasi.
Pulau ini adalah bagian endokrin pancreas dan merupakan cirri khas pancreas.
Sebuah asinus pancreas terdiri atas sel-sel zimogen penghasil protein berbentuk pyramid
mengelilingi sebuah lumen sentral yg kecil.
Duktus ekskretorius meluas ke dalam setiap asinus dan tampak sbg sel sentroasinar yg
terpulas pucat didalam lumennya.
Produk sekresi asini dikeluarkan mll duktus interkalaris ( intralobar) yg sempit. Sel sentro
asinar berlanjut epitel duktus interkalaris duktus interlobular yg terdapat dlm septa
jaringan ikat yg terdapat diantara lobuli.
Pulau langerhans adalah masa sel endokrin berbentuk bulat dgn berbagai ukuran, yg
dipisahkan oleh jaringan asini eksokrin disekelilingnya oleh selapis serat reticular halus.
Pulau langerhans biasanya lebih besar dari asini dan tampak sbg kelompok padat sel2 epitel
yg tembus oleh banyak kapiler .
( Atlas histology difiore, edisi 9 Victor P. Eroschenko, Jakarta EGC : 2003 )
VESICA FELLEA
ANATOMI
- Terdiri atas :
- Fundus
- Corpus
- Collum
Posisi dpt berubah2 kecuali fundusnya stabil pd margo inferior hepar
Collum & corpus menempel pd facies inferior (visceralis) hepatis & mencapai
porta hepatis
Tunica serosa
Tunica (sela) subserosa
Tunica muscularis
Tunica mucosa
Perdarahan :
Aliran limfe:
Cairan limfe mengalir ke nodus cysticus yang terletak dekat collum vesica biliaris.
Dari sini, pembuluh limfe berjalan ke nodi hepatici dengan berjalan sepanjang
perjalanan arteria hapatica communis dan kemudian ke nodi coelici.
Persarafan:
Ductus
Choledochus
Ductus
Pancreaticus
Papilla duodeni
major
Sel-sel Heparàmengumpul di canaliculi biliaris pada lobus heparàcanalis
portaàductus hepaticus dextra et sinistra àductus hepaticus
communisàductus cysticus vesica fellea (disimpan dan dipekatkan) jika
ada makanan berlemak dalam duodenum hormon CCK kontraksi vesica
fellea dan relaksasi sphincter oddi ductus cysticus ductus choledocus
bersama dengan ductus pancreaticus mayor (ducrus wirsungi) ampulla
vater papilla duodeni mayor (tubercullum vater) dinding postero
medial pars descenden duodeni.
FISIOLOGI
Fungsi empedu adalah untuk membuang limbah tubuh tertentu (terutama pigmen hasil
pemecahan sel darah merah dan kelebihan kolesterol) serta membantu pencernaan dan
penyerapan lemak. Garam empedu menyebabkan meningkatnya kelarutan kolesterol,
lemak dan vitamin yang larut dalam lemak, sehingga membantu penyerapannya dari usus.
Hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel darah merah diubah menjadi bilirubin
(pigmen utama dalam empedu) dan dibuang ke dalam empedu.
Berbagai protein yang memegang peranan penting dalam fungsi empedu juga disekresi
dalam empedu.
Fisiologi
www.medicastore.com
HISTOLOGI
Dinding kandung empedu terdiri atas tunika mukosa dngan epitel silindris
selapis dan lamina propria, tunika muskularis, selapis jaringan ikat
perimuskuler, tunika serosa. Epiter kolumner simpleks tersebut tersusun atas
2 tipe sel yaitu “ clear sel” dan “brush sel’.
Mukosanya berlipat lip[at pada saat kandung empedu kosong. Sel epitel
mengandung banyak mitokondria, permikaan apikal banyhak mengandung
mikrovili (brush sel). Semua sel dapat mengeluarkan sedikit mukus, di dekat
ductus cysticus epitelnya berlekuk lekuk ke dalam lamina propria membentuk
kelenjar tubuloasiner yg berfungsi menghasilkan sebagian mukus dalam
empedu.
Atlas histologi difiore
3. Hubungan antar organ sistem enterohepatik
Hemo
Heme Okigenase
Heme
Heme Oksigenase
4 inti pyrol Fe
Biliverdin reduktase
Biliverdin dibawa tran
B1 + Albumin
Transport Plasma
Ke Sel Hepar
B1
Di Hepar
Ke Sel Hepa
B1 + Protein Y
Glukoronil
Transferase
Bilirubin Glukoronida + Prote
B2
SIROSIS HATI
Sirosis hati adalah keadaan penyakit yang sudah lanjut dimana fungsi hati sudah sangat
terganggu akibat banyaknya jaringan ikat di dalam hati. Sirosis hati dapat terjadi karena
virus Hepatitis B dan C yang berkelanjutan, karena alkohol, salah gizi, atau karena
penyakit lain yang menyebabkan sumbatan saluran empedu. Sirosis tidak dapat
disembuhkan, pengobatan dilakukan untuk mengobati komplikasi yang terjadi (seperti
muntah dan berak darah, asites/perut membesar, mata kuning serta koma hepatikum).
Pemeriksaan untuk mendeteksi sirosis hati : Enzim GOT, GPT (rasio GOT/GPT > 1),
Waktu Protrombin, Protein Elektroforesis
KANKER HATI
Kanker hati terjadi apabila sel kanker berkembang pada jaringan hati. Kanker hati yang
banyak terjadi adalah Hepatocellular carcinoma (HCC). HCC merupakan komplikasi
akhir yang serius dari hepatitis kronis, terutama sirosis yang terjadi karena virus
hepatitis B, C dan hemochromatosis.
Pemeriksaan untuk mendeteksi kanker hati : AFP, PIVKA II
PERLEMAKAN HATI
Perlemakan hati terjadi bila penimbunan lemak melebihi 5 % dari berat hati atau
mengenai lebih dari separuh jaringan sel hati. Perlemakan hati ini sering berpotensi
menjadi penyebab kerusakan hati dan sirosis hati. Kelainan ini dapat timbul karena
mengkonsumsi alkohol berlebih disebut ASH (Alcoholic Steatohepatitis), maupun
bukan karena alkohol disebut NASH (Nonalcoholic Steatohepatitis).
Pemeriksaan pada perlemakan hati : Enzim GOT, GPT, Fosfatase Alkali
KOLESTASIS DAN JAUNDICE
Kolestasis merupakan keadaan akibat kegagalan memproduksi dan /atau pengeluaran
empedu. Lamanya menderita kolestasis dapat menyebabkan gagalnya penyerapan
lemak dan vitamin A, D, E, K oleh usus, juga adanya penumpukan asam empedu,
bilirubin dan kolesterol di hati.
Adanya kelebihan bilirubin dalam sirkulasi darah dan penumpukan pigmen empedu
pada kulit, membran mukosa dan bola mata disebut jaundice. Pada keadaan ini kulit
penderita terlihat kuning, warna urin menjadi lebih gelap, sedangkan faeces lebih
terang.
Pemeriksaan untuk kolestasis dan jaundice : Fosfatase Alkali, Gamma GT, Bilirubin
Total, Bilirubin Direk
HEMOCHROMATOSIS
Hemochromatosis merupakan kelainan metabolisme besi yang ditandai dengan adanya
pengendapan besi secara berlebihan di dalam jaringan. Penyakit ini bersifat
genetik/keturunan.
Pemeriksaan laboratorium untuk hemochromatosis : Transferin, Ferritin
Grant Metode Anatomi berorientasi Pada Klinik. John V. Basmajian & Charles E. Slonecker. Ed. 11. jilid 1. FKUI