Anda di halaman 1dari 39

LBM 1 Enterohepatik

Anatomi, Fisiologi, dan Histologi Sistem Enterohepatik

STEP 1

1. Sistem enterohepatik : salah satu sistem pd manusia terdiri dr 2 kata entero dan hepatik.
Merupakan sistem tambahan dalam pencernaan, di luar saluran
pencernaan terdiri dr beberapa organ yaitu hepar pancreas kandung
empedu. Dimana semua organ tsb saling berkaitan satu sama lain.
STEP 2

1. Bagaimana anatomi, fisiologi, dan histologi dari hepar?


2. Bagaimana anatomi, fisiologi, dan histologi dari Vesica fellea?
3. Bagaimana anatomi, fisiologi, dan histologi dari pancreas?
4. Bagaimana anatomi, fisiologi, dan histologi dari lien?
5. Bagaimana produksi, distribusi, dan sekresi dari garam empedu?
6. Bagaimana metabolisme setiap organ pada sistem enterohepatik?
7. Bagaimana hubungan antara organ-organ penyusun sistem enterohepatik?
STEP 3

1. Bagaimana anatomi, fisiologi, dan histologi dari hepar?


Anatomi
Merupakan organ intraperitoneal, ditutupi peritoneum visceral
Organ terbesar pada tubuh manusia
Anterior : 2 Lobus hepatis dextra et sinistra
Posterior : 4 lobus (Lobus hepatis dextra et sinistra, lobus caudatus, lobus quadratus)
a. Anatomis  fissura sagitalis sinistra (lobus caudatus et quadratus : lobus hepatis dextra)
b. Fisiologis  fossa sagitalis dextra (lobus caudatus et quadratus : lobus hepatis sinistra)

2 facies :

a. Diafragmatica
b. Visceral

Trias porta hepatica : arteri hepatica propria, vena porta, ductus hepaticus

Segmentasi
Penggantung
a. Lig. Falciforme  lipatan ganda peritoneum yang berjalan dari umbilicus sampai hepar,
membagi hepar lobus dextra et sinistra. Lembaran kanan (lig.coronaria)  lig. Triangulare
dextra. Lembaran kiri (lig. Triangulare sinistra)
b. Lig. Teres hepatis  obliterasi dari vena umbilikalis
c. Lig. Venosi arantii  obliterasi dari ductus venosi arantii

Segmentasi  gambar

Innervasi
Parasimpatis dan simpatis dari N.X (N.vagus)

Histologi
1 lobulus (hexagonal)  terdiri dari hepatosit2
Sel kupffer  makrofag
Hepatosit produksi empedu  kanalikuli hepar  ....
Fisiologi
a. Penghasil dan eksresi cairan empedu
b. Fungsi metabolik (karbohidrat, lemak,...) dikirim ke vena porta setelah diabsorbsi dari usus
Garam empedu  pencernaan lemak
Pigmen empedu (bilirubin)
c. Pertahanan tubuh
- Detoksifikasi (enzim hati)  mengubah menjadi zat yang tidak aktif
- Perlindungan (sel kupffer)  fagosit pada vena porta sebelum darah menyebar melalu
sinusoid
d. Penyaringan darah
e. Penyimpanan darah
Jika gagal jantung, kerja atrium kanan meningkat, aliran balik ke hepar (450ml darah)
f. Penyimpan vitamin (A, D, E, K, B12) dan besi
Besi disimpan dalam bentuk feritin (apoferitin + besi  feritin)
g. Berhubungan dengan pembekuan darah
Berkaitan dengan protein (faktor V, VII, IX, X, protrombin, fibrin)
Mempunyai peranan regenerasi baru.

2. Bagaimana anatomi, fisiologi, dan histologi dari Vesica fellea?


Anatomi
Berupa kantong melekat pada facies superior hepar

Morfologi
a. Fundus (berbentuk seperti kubah)
b. Corpus (badan). Mukosanya tidak rata
c. Collum. Melanjut sebagai ductus cysticus, pada awalnya bentuknya spiral. Ductus cysticus
akan bergabung dengan ductus Pancreaticus mayor  ampulla vater yang akan bermuara
pada papilla duodeni mayor pars descenden. Ductus cysticus dan ductus hepaticus
communis  ductus choledocus.
Terdapat plica spiralis, untuk mempertahankan lumen ductus cysticus agar tetap terbuka.
Terdapat pelebaran di sebelah lateral “Hartman Pouch”  predileksi tersering batu empedu.

Vaskularisasi
Arteri cysticus
Vena cysticus

Innervasi
Parasimpatis : N.X
Simpatis : N. Th VI-X

Ligamentum
Omentum minus (melekatkan vesica fellea pada curvatura minor gaster)

Fisiologi
Menampung garam empedu untuk disimpan (45 ml) dan dipekatkan.
Disimpan selama 12 jam, diabsorbsi (air, elektrolit menyisakan kolesterol, lecitin)
Diet tinggi lemak  garam empedu tidak dikeluarkan  tidak diabsorbsi  garam empedu
Garam empedu bertugas mengubah lemak menjadi hidrofilik

Histologi
3. Bagaimana anatomi, fisiologi, dan histologi dari pancreas?
Anatomi
Kelenjar eksokrin dan endokrin.
Terletak pada hypochondriaca sinistra

Morfologi
a. Caput (konkavitas duodeni), terdapat procc. Uncinatus. Antara caput dan corpus  incissura
pancreaticus, ditempati vasa mesenterica superior
b. Collum
Bagian menyempit antara corpus dan corpus.
c. Corpus (badan)
3 facies:
- Anterosuperior
- Anteroinferior
- Posterior

3 margo
- Superior (sebelah proximal ada tuberculum omentale pancreas)
- Inferior
- Anterior
d. Cauda
Berjalan menuju hilum lienalis.

Saluran
Ductus pancreaticus mayor (ductus pancreaticus Wirsungi)
Ductus pancreaticus mayor (ductus pancreaticus accessorius / santorini)

Vaskularisasi
Arteri pancreoticodudenal superior
Arteri pancreoticodudenal inferior
R. Pancreatici arteri lienalis

Innervasi
Simpatis ( segmen th VI – X)
Parasimpatis (N.X)

Fisiologi
a. Eksokrin
Sintesis pengeluaran enzim pencernaan dan larutan natrium bicarbonat.
Berbentuk sel asinus.
Enzim : lipase, amilase, tripsinogen, kemotripsinogen
Dipengaruhi oleh beberapa hormon : pancreazimin
b. Endokrin
Melepas hormon insulin, glukagon, somatostatin
Berbetuk sel Langerhans

Sekresi pancreatic
a. Fase cephalic
b. Fase gastric
c. Fase intestinal
Histologi

a. Eksokrin
Sintesis pengeluaran enzim pencernaan dan larutan natrium bicarbonat.
Berbentuk sel asinus.
Enzim : lipase, amilase, tripsinogen, kemotripsinogen
Dipengaruhi oleh beberapa hormon : pancreazimin
b. Endokrin
Melepas hormon insulin, glukagon, somatostatin
Berbetuk sel Langerhans

4. Bagaimana anatomi, fisiologi, dan histologi dari lien?


Anatomi
Organ reticuloendotelial
Terletak di hypochondriaca sinistra

2 facies
a. Diafragma (conveks)
b. Visceralis (lebih datar)
- Impressio renalis sinistra
- Impressio colica sinistra
- Impressio gastrica
Akan bertemu di hilus lienalis

2 margo
a. Anterior/Superior
b. Posterior/Inferior

2 ekstremitas

a. Inferior (lebih luas)


b. Superior

Vaskularisasi
Ligamentum

a. Lig. Gastrolienalis terbentang dari hilum lienalis ke gaster


b. Lig. Splenorenalis/lienorenalis terbentang dari hilum lienalis – ren sinistra
c. Lig. Phrenicocolica terbentang dari phrenico – facies colica lien

Fisiologi
Reticuloendotel, berfungsi saat metabolisme biliverdin.
Organ limfoid terbesar.
Berperan juga dalam pembentukan sel-sel darah

Histologi

5. Bagaimana metabolisme setiap organ pada sistem enterohepatik (Hepar, lien, pankreas)?
a. Hepar
- Metabolisme (protein, karbohidrat, lemak)
- Metabolisme asam lemak
- Pembentukan ureum (membuang amonia)
- Pembentukan garam empedu oleh hepatosit
b. Lien (retikuloendotel, metabolisme bilirubin)
c. Pankreas (endokrin dan eksokrin)

Vesica Fellea (hanya penyimpanan dan pemekatan garam empedu)

6. Bagaimana produksi, distribusi, dan sekresi dari garam empedu?


Hepatosit (garam empedu, kolesterol)  kanalikuli biliaris  ductus biliaris terminalis  ductus
hepaticus communis dan ductus biiaris  duodenum  reabsorbsi transport aktif di illeum
terminal  vena porta hepatica (dalam bentuk sisa garam empedu)
Zat yang banyak disekresikan : Asam empedu, kolesterol, lecitin dan elektrolit
Sekresi
Hormon CCK rangsang kontraksi vesica fellea dan relaksasi sphincter odi.

7. Bagaimana hubungan antara organ-organ penyusun sistem enterohepatik?


8. Jelaskan embriologi sistem enterohepatik!
Note:

Fisiologi, Media presentasi (gambar, video), histologi, skematik, biokimia


STEP 4

Sistem
Enterohepatik

produksi garam empedu


Hepar Vesica Fellea Lien Pancreas

Pengeluaran Fungsi organ - Eksokrin


garam empedu limfoid terbesar Tripsinogen, amilase,
lipase, dll
Sekresi - Endokrin
Insulin, glukagon,
Papilla duodeni somatostatin
mayor

mengatur kadar gula dalam darah

pembentukan bilirubin

pencernaan lemak
STEP 7

1. Jelaskan embriologi sistem enterohepatik!


Hepar dan Vesica Fellea

Traktus biliaris dan hepar berkembang dari traktus gastrointestinal primitif pada foregut
distal, berupa kantong yang dikenal sebagai divertikulum hepar atau liver bud dan pertama
kali tampak pada minggu ke-5 kehamilan atau ketika panjang embrio 3 mm (berumur rata-
rata 25 hari). Kantong ini kemudian berkembang dan meluas ke arah ventral mesenterium dan
terbagi menjadi 2 tunas yaitu cranial bud dan caudal bud. Cranial bud merupakan bakal hepar
dan duktus intrahepatik sedangkan caudal bud berkembang menjadi vesika fellea dan duktus
sistikus. Dasar dari divertikulum akan menjadi duktus biliaris komunis. Tunas-tunas kecil
yang lain berkembang dari bagian proksimal caudal bud dan tumbuh ke bawah dan
membentuk bagian ventral pankreas. Cranial bud terbagi menjadi 2 tunas kecil yang
berkembang ke atas ke arah septum transversum (bakal diafragma), membentuk lobus kanan
dan kiri hepar. Caudal bud terbawa ke atas seiring perkembangan cranial bud dan berhenti
pada permukaan bawah dari cranial bud dan membentuk vesika fellea dan duktus sistikus.
Selama cranial bud dan caudal bud berkembang, ventral pancreatic bud berputas 180 derajat
dari kanan ke kiri untuk bergabung dengan dorsal pancreatic bud membentuk pankreas.
Gabungan antara kedua tunas ini terjadi pada minggu ke-7 kehamilan. Karena ujung duktus
koledokus terletak pada ventral pancreatic bud, maka hasil rotasi tersebut menyebabkan
pertemuan antara duktus koledokus dengan duodenum berada di dinding posteromedial
duodenum, sebelah posterior duktus pankreatikus dorsal.
Kantong di bagian ventral yang merupakan bakal traktus biliaris mula-mula hanya berbentuk
tali padat dari sel endoderm dan tidak terdapat lumen.Pada permulaan minggu ke-7
kehamilan, mulai terjadi vakuolisasi dan pembentukan lumen dalam vesika fellea, duktus
sistikus, duktus hepatikus dan duktus biliaris komunis.
Pada 3 bulan kehamilan, tampak aliran empedu dari kanalis traktus biliaris ke dalam
duodenum.

 Embriologi Hepar dan Vesica Billiaris


Traktus biliaris dan hepar berkembang dari traktus gastrointestinal primitif pada
foregut distal, berupa kantong yang dikenal sebagai divertikulum hepar atau liver bud
dan pertama kali tampak pada minggu ke-5 kehamilan atau ketika panjang embrio 3
mm (berumur rata-rata 25 hari). Kantong ini kemudian berkembang dan meluas ke
arah ventral mesenterium dan terbagi menjadi 2 tunas yaitu cranial bud dan caudal
bud. Cranial bud merupakan bakal hepar dan duktus intrahepatik sedangkan caudal
bud berkembang menjadi vesika fellea dan duktus sistikus. Dasar dari divertikulum
akan menjadi duktus biliaris komunis. Tunas-tunas kecil yang lain berkembang dari
bagian proksimal caudal bud dan tumbuh ke bawah dan membentuk bagian ventral
pankreas. Cranial bud terbagi menjadi 2 tunas kecil yang berkembang ke atas ke arah
septum transversum (bakal diafragma), membentuk lobus kanan dan kiri hepar.
Caudal bud terbawa ke atas seiring perkembangan cranial bud dan berhenti pada
permukaan bawah dari cranial bud dan membentuk vesika fellea dan duktus sistikus.
Selama cranial bud dan caudal bud berkembang, ventral pancreatic bud berputas 180
derajat dari kanan ke kiri untuk bergabung dengan dorsal pancreatic bud membentuk
pankreas. Gabungan antara kedua tunas ini terjadi pada minggu ke-7 kehamilan.
Karena ujung duktus koledokus terletak pada ventral pancreatic bud, maka hasil rotasi
tersebut menyebabkan pertemuan antara duktus koledokus dengan duodenum berada
di dinding posteromedial duodenum, sebelah posterior duktus pankreatikus dorsal.
 Kantong di bagian ventral yang merupakan bakal traktus biliaris mula-mula hanya
berbentuk tali padat dari sel endoderm dan tidak terdapat lumen. Pada permulaan minggu
ke-7 kehamilan, mulai terjadi vakuolisasi dan pembentukan lumen dalam vesika fellea,
duktus sistikus, duktus hepatikus dan duktus biliaris komunis.
 Pada 3 bulan kehamilan, tampak aliran empedu dari kanalis traktus biliaris ke dalam
duodenum.
Sumber : Simeone DM; Gallbladder and Biliary Tract : Anatomy and Structural
Anomalies in Textbook of Gastroenterology, 4th edition, Philadelphia,Lippincott
Williams & Wilkins,2003,pg. 2166-2173
Embriologi
 Pankreas dibentuk oleh dua tunas yang berasal dari lapisan endoderm duodenum. Tunas
pancreas dorsal terletak didalam mesenterium dorsal, tunas pancreas ventral terletak
didekat duktus koledokus. Ketika duodenum berputar ke kanan dan membentuk huruf c,
tunas pancreas vebtral bermigrasi ke dorsal dengan cara yang serupa dengan bergesernya
muara duktus koledokus. Akhirnya tunas pancreas ventral berada tepat dibawah dan
dibelakang tunas pancreas dorsal. Kemudian parenkim maupun susunan salluran dalam
tunas pancreas dorsal dan ventral bersatu. Tunas ventral membntuk proc..uncinatus dan
bagian bawah pancreas. Bag kelanjar lainya berasal dari tunas dorsal. Duktus wirsungi
terbentuk bagian distal saluran pancreas dorsal dan seluruh saluran pancreas ventral.
Bagian proksimal sal pancreas dorsal menutup atau tetap dipertahankan sebagai sal kecil,
yaitu duktus pankreatikus minor.
 Pulau – pulau langerhans berkembang dari jaringan parenkim pancreas pada bulan ke 3
kehidupan janin dan tersebar di seluruh kelanjar tersebut. Sekresi insulin dimulai kurang
lebih pada bulan ke
Sumber : Embriologi Kedokteran Langman

Lien
Berasal dari foregut : bagian anal foregut timbul invaginasi embrio lien yang bermigrasi
di dalam lig.gastrolienalis (omentum majus)
2. Bagaimana anatomi, fisiologi, dan histologi dari hepar?
Anatomi
Histologi
1. sel di hepar

- Hepatosit berbentuk poligonal, ukurannya bermacam-macam,


nukleus besar, bulat, kadang berinti dua.
- Sitoplasma hepatosit kadang terdapat granula
asidofilik.
- Hepatosit mengeluarkan empedu ke dalam saluran halus yang disebut kanalikuli biliaris

Fungsi Sel Hepatosit


• Fungsi eksokrin
• Fungsi endokrin
• Metabolisme
• Glukoneogenesis
• Detoxification
• Transfer IgA

sel kupffer (macrophagocytus stellatus) yang terletak di sisi luminal sel endotel seperti
makrofag.
Fungsi sel Kupffer
 untuk filtrasi dara.
 menghasilkan protein tertentu yang berhubungan dengan fungsi imun
 mempunyai reseptor permukaan untuk Ig dan komplemen serta menyekresikan sitokin,
interleukin-1 dan TNF.

Di celah disse juga ditemukan beberapa jenis sel, yaitu sel stellata, pit cell dan fibroblas.
Sel stellata atau sering disebut sel Ito terutama dijumpai pada bagian tengah lobulus klasik.
Dalam keadaan normal sel ini berfungsi untuk menyimpan lemak dan vitamin A.

Pit cells ditemukan dalam jumlah kecil pada hepar binatang mengerat. Diduga sel ini termasuk
dalam sistem imun sebagai natural killer cells.
Fisiologi

Fungsi Hati
Hati memiliki kapasitas cadangan yang besar, dan hanya membutuhkan 10-20%
jaringan yang berfungsi untuk tetap bertahan. Destruksi total atau pengangkatan hati
menyebabkan kematian dalam waktu kurang dari 10 jam. Hati mempunyai kemampuan
regenerasi yang mengagumkan. Pada kebanyakan kasus, pengangkatan sebagian hati akan
merangsang tumbuhnya hepatosit untuk mengganti sel yang sudah mati atau sakit. Proses
regenerasi akan lengkap dalam waktu 4-5 minggu. Pada beberapa individu, massa hati
normal akan pulih dalam waktu 6 bulan. Fenomena ini penting dalam transplantasi segmen
hati.
Fungsi utama hati adalah membentuk dan mengekskresikan empedu; saluran
empedu mengangkut empedu sedangkan kandung empedu menyimpan dan
mengeluarkan empedu ke dalam usus sesuai kebutuhan tubuh. Hati menyekresi sekitar
500-1000ml empedu kuning setiap hari. Unsure utama empedu adalah air (97%), elektrolit,
garam empedu, fosfolipid (terutama lesitin), kolesterol, garam anorganik, dan pigmen
empedu (terutama bilirubin terkonjugasi). Garam empedu penting untuk pencernaan dan
absorpsi lemak dalam usus halus. Setelah diolah oleh bakteri dalam usus halus, sebagian
besar garam empedu akan direabsorpsi di ileum, mengalami resirkulasi ke hati, serta
kembali dikonjugasi dan disekresi.
Hati berperan penting dalam metabolism 3 makronutrien yang dihantarkan oleh
vena porta pasca absorbsi di usus. Bahan makanan tersebut adalah karbohidrat, protein,
dan lemak. Monosakarida dari usus halus diubah menjadi glikogen dan disimpan dalam hati
(glikogenesis). Dari depot glikogen ini. Glukosa dilepaskan secara konstan ke dalam darah
(glikogenolisis) untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Sebagian glukosa dimetabolisme dalam
jaringan untuk menghasilkan panas dan energi, sisanya diubah menjadi glikogen dan
disimpan dalam jaringan subkutan. Hati juga mampu mensintesis glukosa dari protein dan
lemak (glukoneogenesis). Peranan hati dalam metabolisme protein sangat penting untuk
kelangsungann hidup. Semua protein plasma (kecuali gama globulin) disintesis oleh hati.
Protein tersebut antara lain albumin, protrombin, fibrinogen, dan factor-faktor
pembekuan lain. Selain itu, degradasi asam amino dimulai dalam hati melalui proses
deaminasi atau pembuangan gugus amino (NH2). Ammonia (NH3) yang dilepaskan
kemudian disintesis menjadi urea dan disekresi oleh ginjal dan usus. Ammonia ( yang
terbentuk dalam usus akibat kerja bakteri) juga diubah menjadi urea dalam hati.
Fungsi metabolisme lain adalah metabolism lemak; penimbunan vitamin, zat besi,
dan tembaga; konjugasi dan ekskresi steroid adrenal dan gonad, serta detoksifikasi
sejumlah zat endogen dan eksogen. Fungsi detoksifikasi sangat penting dan dilakukan oleh
enzim hati melalui oksidasi, reduksi, hidrolisis, atau konjugasi zat-zat yang dapat berbahaya
dan mengubahnya menjadi zat yang secara fisiologis tidak aktif. Zat endogen (seperti indol,
skatol, dan fenol yang dihasilkan oleh kerja bakteri pada asam amino dalam usus besar)
dan zat eksogen (seperti morfin, fenobarbital, dan obat lain) didetoksifikasi dengan cara
demikian.
Hati berfungsi sebagai “gudang darah” dan “penyaring” karena terletak strategis antara
usus sirkulasi umum. Pada gagal jantung kanan, hati membengkak secara pasif oleh
banyaknya darah. Sel kupffer pada sinusoid menyaring bakteri dan bahan berbahaya lain
dari darah portal melalui fagositosis.

Secara fisiologis, fungsi utama dari hati adalah:


a. Membantu dalam metabolisme karbohidrat
Fungsi hati menjadi penting, karena hati mampu mengontrol kadar gula dalam darah.
Misalnya, pada saat kadar gula dalam darah tinggi, maka hati dapat mengubah glukosa
dalam darah menjadi glikogen yang kemudian disimpan dalam hati (Glikogenesis), lalu pada
saat kadar gula darah menurun, maka cadangan glikogen di hati atau asam amino dapat
diubah menjadi glukosa dan dilepaskan ke dalam darah (glukoneogenesis) hingga pada
akhirnya kadar gula darah dipertahankan untuk tetap normal. Hati juga dapat membantu
pemecahan fruktosa dan galaktosa menjadi glukosa dan serta glukosa menjadi lemak.

b. Membantu metabolisme lemak


Membantu proses Beta oksidasi, dimana hati mampu menghasilkan asam lemak dari
Asetil Koenzim A. Mengubah kelebihan Asetil Koenzim A menjadi badan keton (Ketogenesis).
Mensintesa lipoprotein-lipoprotein saat transport asam-asam lemak dan kolesterol dari dan
ke dalam sel, mensintesa kolesterol dan fosfolipid juga menghancurkan kolesterol menjadi
garam empedu, serta menyimpan lemak.
c. Membantu metabolisme Protein
Fungsi hati dalam metabolisme protein adalah dalam deaminasi (mengubah gugus
amino, NH2) asam-asam amino agar dapat digunakan sebagai energi atau diubah menjadi
karbohidrat dan lemak. Mengubah amoniak (NH3) yang merupakan substansi beracun
menjadi urea dan dikeluarkan melalui urin (ammonia dihasilkan saat deaminase dan oleh
bakteri-bakteri dalam usus), sintesis dari hampir globulin, albumin, fibrinogen, dan seluruh
protein plasma, seperti protombin (bersama-sama dengan sel tiang, hati juga membentuk
heparin dan -keto acid) transaminasi transfer kelompok amino dari asam amino ke substansi
dan senyawa lain.
d. Menetralisir obat-obatan dan hormon
Hati dapat berfungsi sebagai penetralisir racun, yakni pada obat-obatan seperti penisilin,
ampisilin, erythromisin, dan sulfonamide juga dapat mengubah sifat-sifat kimia atau
mengeluarkan hormon steroid, seperti aldosteron dan estrogen serta tiroksin.
Di R. E. S
Eritrosit Tua Umur 120 hari

Hemoglobin
Heme Okigenase

Heme Globin=diedarka
Heme Oksigenase
Asam
4 inti pyrol Fe Amino=dihepa

Biliverdin reduktase
Biliverdin dibawa transferrin u/ sintesis
protein

B1 + Albumin
B 1 tidak larut air
Transport butuh kendaraan
u/ menuju ke
Hepatosit melalui
Ke Sel Hepar
aliran darah
B1 + Albumin
Di Hepar
Ke Sel Hepar

B1 + Protein Y
Glukoronil Transferase

Bilirubin Glukoronida + Protein Z

B2

Di Usus Halus dibantu kerja Ikut sirkulasi darah

Urobilinogen direabsorbsi di mukosa usus


Mewarnai
Feces
Usus Besar Ginjal
Oksidasi
Oksidasi Mewarnai
sterkobilin Sterkobilinogen Urobilin Urin

Enzim transaminase.
. Sistem Enzim yang Berperan Dalam Detoksifikasi Hepar

a. Sistem tahap I

Sistem detoksifikasi tahap I, melibatkan terutama enzim supergene sitokrom


P-450, secara umum merupakan enzim pertahanan pertama melawan bahan asing.
Sebagian besar bahan kimia dimetabolisme melalui biotransformasi tahap I. Pada
reaksi umum tahap I, enzim sitokrom P-450 (CYP450) menggunakan oksigen dan
sebagai kofaktor, NADH, untuk menambah kelompok reaktif, misalnya hidroksil
radikal. Sebagai hasil dari tahap ini dalam detoksifikasi, diproduksi suatu molekul
reaktif yang lebih toksik daripada molekul awal. Apabila molekul reaktif ini tidak
berlanjut pada metabolisme selanjutnya, yaitu tahap II (konjugasi), dapat
menyebabkan kerusakan pada protein, RNA, dan DNA di dalam sel. Beberapa
penelitian menunjukkan bukti terhadap hubungan antara terjadinya induksi tahap I
dan/atau berkurangnya aktivitas tahap II dengan meningkatnya resiko penyakit,
misalnya kanker, SLE, dan penyakit Parkinson.

b. Sistem tahap II

Reaksi konjugasi pada tahap II umumnya mengikuti aktivasi tahap I, dimana


akan mengakibatkan xenobiotik yang telah larut air dapat diekskresikan melalui urin
atau empedu. Beberapa macam reaksi konjugasi terdapat di dalam tubuh, termasuk
glukoronidasi, sulfas, dan konjugasi glutation serta asam amino. Reaksi ini
memerlukan kofaktor yang tercukupi melalui makanan.

Banyak yang diketahui mengenai peran dari sistem enzim tahap I pada
metabolism bahan kimia seperti halnya aktivasinya oleh racun lingkungan dan
komponen makanan tertentu. Walau begitu, peran detoksifikasi tahap I pada praktek
klinik tidak terlalu diperhatikan. Kontribusi dari sistem tahap II lebih diperhatikan
dalam penelitian dan praktek klinik. Dan hanya sedikit yang diketahui saat ini
mengenai peran sistem detoksifikasi pada metabolism zat endogen.

http://doctorology.net/?p=31

Hati menyimpan Besi Dalam Bentuk Ferritin


Sebagian besi dalam tubuh biasanya di simpan di hati dalam bentuk
ferritin. Sel hati mengandung sejumlah besar protein yang disebut
apoferritin, yang akan bergabung dengan besi baik dalam jumlah
sedikit ataupun banyak. Oleh karena itu, bila besi banyak tersedia
dalam cairan tubuh, maka besi akan berikatan dengan apoferritin
membentuk ferritin dan disimpan dalam bentuk ini di dalam sel hati
sampai diperlukan,bila besi dalam sirkulasicairan tubuh mencapai
kadar yang rendah, maka ferritin akan melepaskan besi. Dengan
demikian, system apoferritin hati bekerja sebagai penyangga besi
darah dan juga sebagai media penyimpanan besi.
3. Bagaimana anatomi, fisiologi, dan histologi dari Vesica fellea?
Anatomi
Histologi
Fisiologi
Sumber : Buku Ajar Fisiologi kedokteran Guyton & Hall edisi 11

Secara spesifik empedu berperan dalam berbagai proses berikut:

1. Garam empedu meningkatkan kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut 
dalam lemak
untuk membantu proses penyerapan
2. Garam empedu merangsang pelepasan air oleh usus besar untuk membantu 
menggerakkan
isinya
3. Bilirubin (pigmen utama dari empedu) dibuang ke dalam empedu sebagai limbah 
dari sel darah
merah yang dihancurkan
4. Obat dan limbah lainnya dibuang dalam empedu dan selanjutnya dibuang dari 
tubuh
5. Berbagai protein yang berperan dalam fungsi empedu dibuang di dalam empedu.

Garam empedu kembali diserap ke dalam usus halus, disuling oleh hati dan dialirkan kembali ke
dalam empedu. Sirkulasi ini dikenal sebagai sirkulasi enterohepatik. Seluruh garam empedu di dalam
tubuh mengalami sirkulasi sebanyak 10-12 kali/hari. Dalam setiap sirkulasi, sejumlah kecil garam
empedu masuk ke dalam usus besar (kolon). Di dalam kolon, bakteri memecah garam empedu
menjadi berbagai unsur pokok. Beberapa dari unsur pokok ini diserap kembali dan sisanya dibuang
bersama tinja.

Guyton, Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Ed.11. EGC. Jakarta, 2007.

4. Bagaimana anatomi, fisiologi, dan histologi dari pancreas?


Anatomi
Ductus Pancreati
Wirsungi

Corpus
Ductus Pancreaticus
Pancreas
Santorini

Papilla duodeni
minor

Ductus Choledocus

Papilla duodeni
major
Proc
Pars Descendens Caput Pancreas
duodeni
Morfologi
Terletak di epigastrium sampai hipchondriaca sinistra, menyilang bidang transpylorica.
Punya bagian caput setinggi VL-II, collum, corpus setinggi VL-I, dan cauda setinggi VT-XII
yang menempel pada hilus lienalis.
Merupakan organ eksokrin dan endokrin.

Topografi pankreas
Pankreas dikelilingi berbagai organ pada cavum abdomen.pada bagian anteriornya dari arah
dextra ke sinistra akan bersyntopi dengan colon transversum dan perlekatan mesocolon
transversum, bursa omentalis, dan gaster. Pada bagian lateral caputnya berlekatan dengan
bagian cekung dari duodenum. Pada bagian posterior dari arah dextra ke sinistra, terdapat
perlekatan dengan ductus choledochus, vena porta, vena lienalis, Vena cava inferior, aorta
abdominalis, pangkal arteri mesenterica superior, muskulus psoas sinistra, glandula
suprarenal sinistra, ren sinistra dan hilus lienalis
Caput
Pipih, pada bagian yang berbatasan dengan corpus membentuk proc.ucinatus. proc ucinatus
adalah penonjolan inferolateral caput pankreas di posterior dari vasa mesenterica superior.
Diantara caput dan corpus terdapat incisura pankreatika yang akan ditempati oleh vena
mesenterica superior

Collum
Bagian menyempit yang menghubungkan caput dan corpus pankreas. Bagian ini terletak
didepan pangkal dari vena porta dan pangkal a.mesenterica superior. Bagian inferior collum
pankreas berada dianterior dari v. Mesenterica superior sebelum membantuk v.porta
hepatis

Corpus
Berjalan kearah atas menyilang garis transpilorica. Terdapat 3 facies: anterosuperior,
anteroinferior, posterior. 3 margo: supreior, inferior, anterior. Pada bagian superiornya
terdapat tuber omentale pancreatic yang beraposisi dengan tuber omentale hepatis

Cauda
Berjalan menuju ke hilus lienalis
Vaskularisasi
- A. pancreatioduodenalis superior
- A. pancreatioduodenalis inferior
- R. Pancreatici a. Lienalis
- V. Panvreaticoduodenalis superior dan inferior menuju v.porta

Innervasi
- Simpatis
Nervi spinals segmen T6-T10
- Parasimpatis
N. vagus
DIKTAT ANATOMI SISTEM ENTEROHEPATIK FK UNISSULA

Histologi
ATLAS HISTOLOGI DIFIORE Edisi 11, Victor P.eroschenco.EGC

Fisiologi

5. Bagaimana anatomi, fisiologi, dan histologi dari lien?


Anatomi

1. anatomi
 Limpa berwarna merah kecoklatan dan terletak di regio hipochondrium sinistra, limpa
merupakan massa jaringan limfoid yang terbesar di dalam tubuh dan bentuknya oval.
 Dibatasi pada bagian anterior oleh lambung, cauda pankreas, flexura coli sinistra dan renal
sinistra. Limpa dikelilingi oleh peritonium. Pada bagian posterior diafragma, pleura sinistra.
Didarahi oleh arteri lienalis yang merupakan cabang dari A. Coeliaca. Saraf yang
mempersyarafi limpa mengikuti perjalanan a. Lienalis dan berasal dari plexus coeliacus.
Pembuluh limfe keluar dari hilus dan berjalan melewati beberapa kelenjar limfe yg terletak di
sepanjang a. Lienalis dan mengalirkan cairan limfe ke nodi limphatici coeliaca.2 margo
:superior dan inferior.
 Berfungsi sbg sistem R.E.S (organ lymphoid terbesar & tempat merusak Hb
eritrosit). Merupakan organ Intraperitoneal .
 Parenkim langsung dibungkus capsula lienalis.

 Letak : Regio Hypochondrium sinistra.


 Facies :
o Facies Diaphragmatica (cembung) berhadapan dg diaphragma & costa 9 -
11 sinistra
o Facies Visceralis (datar) mempunyai 3 impressio :impr

essio renalis, gastrica, & colica


 Hilus : Merupakan pertemuan dr impressio pd facies visceralis, tempat keluar
masuknya van lienalis.

Vaskularisasi
oleha. lienalis masuk ke hilus lienalis melewati lig. Phrenicolienalis. Cabang a. lienalis
(a. gastrica brevis & a. gastroepiploica sinistra) melalui lig.Gastrolienalis menuju ke
gaster.Vena mengikuti arterinya.

Innervasi
Simpatis : T6-T10
Parasimpatis : n. vagus

Anatomi klinik, rivhard. Snell,m.d, Ph.D. bagian 1 edisi 3.

Histologi
Limpa (lien) adalah organ limfoid terbesar dengan pembuluh darah ekstensif. Limpa
menyaring darah dan merupakan tempat respon imun terhadap antigen antigen di darah.
Limpa terdiri dari pulpa merah dan pulpa putih. Pulpa merah (rubra) terdiri dari anyaman
padat serat retikular yang mengandung banyak eritrosit, limfosit, sel plasma, makrofag dan
granulosit lainnya. Fungsi utama pulpa merah adalah menyaring darah. Bagian ini
membersihkan antigen, mikroorganisme, trombosit dan eritrosit tua atau abnormal dalam
darah.

Pulpa putih (alba) adalah komponen imun limpa dan terutama terdiri dari jaringan limfe, sel
sel limfe yang mengelilingis arteri sentralis pulpa putih terutama adalah sel T, sedangkan
nodulus limfoid terutama mengandung sel B. Sel penyaji antigen dan makrofag terdapat
didalam pulpa putih. Sel sel ini mendeteksi bakteri dan antigen yang terperangkap dan
memicu respon imun untuk melawannya. Akibatnya, sel T dan sel B berinteraksi, menjadi
aktif, berproliferasi dan melakukan respon imunnya.

Makrofag di limpa juga menguraikan hemoglobin dan eritrosit tua. Besi dari hemoglobin di
daur ulang dan dikembalikan ke sumsum tulang, tempat besi tersebut digunakan lagi untuk
menyintesis hemoglobin baru oleh eritrosit yang sedang berkembang. Heme dari
hemoglobin diuraikan lebih lanjut dan diekskresikan kedalam empedu oleh sel hati.
Semasa kehidupan janin, limpa adalah oran hemopoietik, menghasilkan granulosit dan
eritrosit. Namun kemampuan hemopoietik ini emnurun sejak lahir. Limpa juga berfungsi
sebagai reservoir darah yang penting. Karena mikrostrukturnya mirip spon, anyak darah
dapat ditampung didalamnya, bila diperlukan, darah simpanan itu dikembalikan dari limpa
ke sirkulasi umum. Meski melaksanakan berbagai fungsi tubuh, namun limpa tidak penting
untuk kehidupan.

Fisiologi

Fisiologi : Lien

a. Pembekuan Darah
Pada janin pembekuan darah terjadi pada limpa . Sesudah lahir diambil alih oleh sumsum tulang
, tetapi pada waktusum-sum tulang tidak berfungsi , limpa berperan hemopoitik lagi , disebut
myeloid metaplasia . Limpa juga mempengaruhi pembentukan sel darah merahpada sum-sum
tuulang, mungkin melalui suatu hormone ( mengatur pematangan sel darah merah)

b. Penghancuran Sel darah


Limpa menghancurkan sel darah merah yang telah usang dan rusak, yang dilakukan oleh sel
retikuloendotel pada pulpa merah sesudah terjadi hemolisis. Sel Darah Merah yang bentuknya
abnormal ( misalnya pada anemia hemolitik ), lebih mudah dihancurkan , karena hemolisisnya lebih
mudah.

c. Penyimpanan Darah ( Reservoir Darah )


Limpa merupakan bank darah yang melepaskan darahnya sendiri pada keadaan darurat
misalnya pada asphyxia, perdarahan dan kerja berat.

d. Reaksi Pertahanan
Meskipun pengeluaran limpa tidak mempengaruhi hidup penderita , hanya terjadi perubahan
ringan pada darah yaitu anemia dan lekositosis sementara penambahan trombosit dan terdapatnya
eritrosit berinti ( eritrosit abnormal ) , tetapi ternyata reaksi kekebalan terganggu juga . Hal ini
terbukti pada binatang percobaan tikus dan anjimg yang limpanya telah dikeluarkan , akan
menderita radang bartonella yang keras,sedangkan binatang yang limpanya tidak dikeluarkan dalam
suasana hidup yang sama, dengan mudah dapat sembuh . Dan limpa sebagai alat susunan
retikuloendotel membentuk limfosit darah tepi dan juga berperan dalam pembentukan zat anti .
Juga berpengaruh pada metabolisme lemakdan pigmen,

(Patofisiologi. Sylvia)

6. Bagaimana hubungan antara organ-organ penyusun sistem enterohepatik?

V.
Facies Margo
Ekst M
A.
Ekst
Hilum
Li Lig.
Facies
Facies
Viscer
Facies
Heme
Biliverdin reduktase

4 inti pyrol

Hemoglobin Eritrosit Tua Umur Heme


120 hari Oksigenase
Heme
Okige
Globin B 1 tidak larut air
butuh kendaraan
Biliverdin Ke Sel Hepar
Fe

u/ sintesis Transport
dibawa
Asam B1 + Albumin Plasma
Amino

Note:
Fisiologi, Media presentasi (gambar, video), histologi, skematik, biokimia

Anda mungkin juga menyukai