STEP1 - Enterohepatik : system yang berhubungan dengan hepar,lien,vesica fellea dan memiliki fungsi masing- masing yang berkaitan dgn system pencernaan.
STEP2 1. Bagaimna anatomi,fisiologi dan histology dari hepar? 2. Bagaimana anatomi,fisiologi dan histologi dari vesica fellea? 3. Bagaimana anatomi, fisiologi dan histology dari lien? 4. Bagaimana antomi ,fisiologi dan histology dari pancreas? 5. Apa hubungan dari hepar,kandung empedu,lien,pancreas? 6. Bagaimana mekanisme pembentukan bilirubin? 7. Bagaimana perjalanan aliran getah empedu? (dmn dibentuk dan dikeluarkan) 8. Penyakit apa yang berhubungan dengan system enterohepatik? 9. Bagaimana cara pemeriksaan untuk menentukan apakah hepar itu sehat atau tidak?
STEP3 1. Bagaimna anatomi,fisiologi dan histology dari hepar? Anatomi Hepar : - Letak : di hypocondrium dextra,epigastrium ,sebagian hypocondrium sinistra - punya 2 lobus : lobus dextra dan sinistra - punya 2 facies : diaprhagmatica, visceral - pembagian hepar secara anatomi dan fisiologis :- fissure sagitalis sinistra (anatomis) membagi lobus caudatus dan quadrates ikut ke lobus hepatisdextra,- fossa sagitalis dextra (fisiologis) membagi lobus caudatus dan lobus quadrates ikut ke lobus hepatis sinistra - punya penggantung : lig. Teres hepatis, lig. Falciforme, lig.triangular dex et sin, lig.venosum - vaskularisasi ; a.hepatika propia dicabangkan dari a. hepatica communis cabang dari truncus coeliacus. Vena : bermuara ke v.porta - innervasi : saraf simpatis (segmen thorakal 6-10) dan saraf parasimpatis (plexus coeliacus nervus vagus sinistra). Pendapat lain : simpatis (plexus coeliacus), parasimpatis ( nervus vagus) - impressio (cekungan yang dibentuk akibat bersinggungan dengan organ lain): lobus dextra : i. coelica.i.renalis, i.biliaris, i.duodenalis, i.supraren lobus sinistra : sulcus oesophagea, i. gastric fisiologi fungsi hepar : - metabolism karbohidrat, protein, lemak - pembentukan dan penyimpanan darah - detoksifikasi (penawar racun) : pada proses oksidasi,reduksi,metilasi, esterifikasi baik terhadap racun atau obat - membentuk cairan empedu - membentuk plasma darah seperti albumin, globulin - membentuk garam empedu yang digunakan untuk absorbsi vitamin k untuk pembentukan darah histology (cari gambarnya juga) - tersusun atas lobulus-lobulus yang berbentuk origonal - tiap lobules ada pembatasnya - terdapat trigonum yang berbentuk segitiga - ada sel khuffer(makrofag yang terdapat di hepar) sbg fagosit - ada sel stellata untuk regenerasi sel (memperbaiki sel yg rusak), merupakan indikasi apakah jaringan itu masih baik atau tidak - hepar merupakan kelenjar eksokrin, karena memiliki duktus
2. Bagaimana anatomi,fisiologi dan histologi dari vesica fellea? Anatomi (dicari gambarnya juga) - Fundus : bulat menonjol di margi inferior hepar - Corpus : yang bersentuhan dengan facies viseralis - Collum : sebelah medial dekat porta hepatis melanjut sbg duktus cycticus yg berjalan di omentum minus utk bersatu dgn d.hepikus communis dan duktus choledochus - Vaskularisasi : a.cyctica cbang dri a. hepatica dextra vena cystica bermuara ke v.porta - Innervasi : simpatis (segmen thorakal 6-10), parasimpatis (nervus vagus) - Berisi cairan empedu dikeluarkan melalui duktus cysticus Fisiologi - Untuk memekatkan empedu. Yang dipekatkan apanya? - Kandungan empedu : garam(garamnya apa aja?),kolesterol,lecithin - Yg menyebabkan jadi batu itu apa? Histology
3. Bagaimana anatomi, fisiologi dan histology dari lien? Anatomi - Organ retikuloendhotelia (RES) - Punya 2 margo : superior dan inferior - Punya 2 ektremitas :posterior dan anterior - Vaskularisasi : a.lienalis dan v. lienalis - Punya 2 penggantung : lig.gastrolienalis dan lig.lienorenalis Perbedaan system vaskularisasi dengan organ lain? Fisiologi (lengkapi) - Sebagai RES , kenapa?? Histology (cari gambar juga)
4. Bagaimana antomi ,fisiologi dan histology dari pancreas? Anatomi - Bentuk seperti huruf J, terdiri dari caput, collum, corpus,cauda - Letak : di epigastrium sampe hypochondriaca sinistra - Vaskularisasi : a. pankreaticoduodenalis superior et inferior. Vena pankreatico duodenalis - Innervasi : segment thorakal 6-10 (simpatis), nervue vagus (parasimpatis)
Fisiologi (dilengkapi) - Untuk mengeluarkan hormone cck - Terdapat sel bheta skitar 60-70% jdi persentasenya lebih banyak yang berfungsi untuk mengatur keseimbangan insulin, sel alfa berfungsi untuk mengatur glucagon - Eksokrin : pancreas amylase,tripsin, kemotripsin, lipase Histology (gambarnya juga) - Ada 2 yaitu asini utk mensekresi getah pencernaan dalam duodenum (sbg eksokrin) dan pulau langerhans
5. Apa hubungan dari hepar,kandung empedu,lien,pancreas? Saling berhubungan misalnya hunungan dengan lien yaitu dalam pembentukan bilirubin,sekresi urin, pewarnaan feses dan urin dll, selain itu keempat organ tersebut kurang lebih dipersarafi oleh saraf yang sama sehingga saling berhubungan
6. Bagaimana mekanisme pembentukan bilirubin? 7. Bagaimana perjalanan aliran getah empedu? (dimana dibentuk dan dikeluarkan) 8. Penyakit apa yang berhubungan dengan system enterohepatik? 9. Bagaimana cara pemeriksaan untuk menentukan apakah hepar itu sehat atau tidak? 10. Bagaimana system embrionik dari organ enterohepatik tersebut? STEP4
STEP 7 1. Bagaimna anatomi,fisiologi dan histology dari hepar? GAMBAR STRUKTUR MASKROSKOPIK ENTEROHEPATIK
HEPAR
Anatomi dan Fisiologi Hepar Hati, saluran empedu, dan pancreas berkembang dari cabang usus depan fetus dalam suatu tempat yang kelak menjadi duodenum; ketiganya berkaitan erat dengan fisiologi pencernaan. Ketiga struktur ini letak anatominya berdekatan, fungsinya saling terkait dan terdapat kesamaan kompleks gejala akibat gangguan ketiga struktur ini. Hati berfaal sebagai kelenjar ensokrin dalam hal produksi empedu. Asam-asam empedu mengemulsi lemak di dalam usus. Pigmen-pigmen empedu adalah hasil akhir katabolisme hemoglobin. Empedu terkumpul di dalam kandung empedu dan dikeluarkan ke dalam duodenum sesuai kebutuhan. Faal terpenting hati adalah peranannya sebagai alat terbesar yang terlibat dalam metabolisme karbohodrat, protein dan lemak. Faal ini kira-kira menghabiskan kira-kira 12% kandungan total oksigen di dalam darah. Suhu darah di vena hati mencapai sekitar 40oC. penekanan atau memar dapat menyebabkan robekan-robekan yang berbahaya pada jaringan lunak hati. Kesatuan hati dipertahankan oleh sebuah kapsul jaringan ikat yang tegang (Kapsul Glisson).(1,3) Hati merupakan organ abdomen yang paling besar dan kelenjar terbesar dalam tubuh dengan berat sekitar 1,5 kg serta membentuk seperlima puluh berat badan dewasa total. Ia relative lebih besar pada masa bayi, yang membentuk seperdelapan belas berat lahir. Organ ini dibungkus terletak pada kuadran kanan atas dan menempati paling luas pada region hiperkondrium kanan kemudianmeluas ke hipokondrium kiri dan region epigastrika. Hati memiliki permukaan superior yang cembung dan terletak di bawah kubah kanan diafragma dan sebagian kubah kiri. Bagian bawah hati berbentuk cekung dan merupakan atap dari ginjal kanan, lambung, pancreas dan usus.(1,2,3,4,5) Sel hepar merupakan suatu kolam reaktan kimia besar dengan laju metabolism yang tinggi, saling memberikan substrat dan energy dari suatu sistem metabolism ke sistem yang lain, mengolah dan mensintesis berbagai zat yang diangkut ke daerah tubuh lainnya, dan melakukan berbagai fungsi metabolism lain. Karena semuanya itu, bagian terbesar disiplin ilmu biokimia menulis mengenai reaksi metobolisme dalam hepar.(6) LOKALISASI Lokalisasi Holotopi : - Regio hypochondrium dexter - Regio epigastrium - Regio hypochondrium sanistra Skeletopi : - Pada bagian kanan, titik tertinggi berada setinggi costa V pada linea mediaclavicularis dexter (sesuai dengan cupula diaphragmatica dextra). - Pada bagian kiri, titik tertinggi hepar berada setinggi spatium intercostalis V 1-2 jari disebelah medial linea medioclavicularis sinistra (sesuai dengan cupula diaphragmatica dextra). - Pada bagian cadual dexter, mengikuti arcus costarum mulai perlekatan costa IX-VII - Pada bagian caudual sinistra, mengikuti arcus costarum mulai dari perlekatan costa VIII-VII. Syntopi : Hepar mempunyai permukaan yang luas, yang berbatasan dengan organ-organ sekitarnya, yaitu : 1. Facies diaphragmatica hepatis berbatasan dengan diaphragm thoracis. 2. Facies visceralis, berbatasan dengan organ-organ sbb: Gaster Pars superior duodeni Pars superior ren dexter Glandula suprarenalis dextra Sebagian colon transversum Flexura coli dextra Vesica fellea Oesophagus Vena cava inferior (7) MORFOLOGI Hati berlindung iga dalam kuadran kanan atas, ia berbentuk seperti pyramid yang apexnya mencapai xiphiternum. Batas atas terletak sekitar setinggi puting susu.(2) Tepi hati berjalan ke lateral sepanjang lengkung iga. Dari titik dimana garis medioklavikular memotong garis iga kedepan, tetapi hati berjalan miring sesuai daerah perut bagian atas (epigastrium) ke kiri. Dapat dibedakan perbedaan diaphragmatik yang cembung. Yang pada sikap tegak mempunyai permukaan horizontal dan permukaan anterolateral yang melengkung dan mengarah ke bawah dari permukaan visceral. Permukaan visceral naik dari permukaan hati yang tajam miring ke belakang dan berbatasan ke arah posterior dengan tepi yang tumpul pada permukaan diaphragmatic. Sebagian besar hati tertutup oleh peritoneum, tetapi di posterior, hati bergabung dengan sentrum tendineum diafragma (daerah telanjang atau bare area).(4) Hati memiliki dua lobus utama yaitu kiri dan kanan. Lobus kanan dibagi menjadi dua segmen anterior dan posterior oleh fissrura segmentalis kanan yang tidak terlihat dari luar. Lobus kiri dibagi menjadi segmen medial dan lateral oleh ligamentum falsiformis yang terlihat dari luar. Segmen lobus kanan yang lebih kecil adalah lobus quadrates, pada permukaan inferiornya dan lobus caudatus pada permukaan posterior. Lobus kanan dan kiri dipisahksan di anterior oleh lipatan peritoneum yang dinamai ligamentum falciforme, di inferior oleh fissure untuk ligamentum teres serta diposterior oleh fissure untuk ligamentum venosum.(2) Ligamentum falsiformis berjalan dari hati ke diafragma dan dinding depan abdomen. Permukaan hati diliputi oleh peritoneum viseralis, kecuali daerah kecil pada permukaan posterior yang melekat langsung pada diafragma. Beberapa ligamentum yang merupakan peritoneum membantu menyokong hati. Di bawah peritoneum terdapat jaringan ikat pada yang disebut sebagai kapsula glisson, yang meliputi permukaan seluruh organ; bagian paling tebal kapsula ini terdapat pada Koran hepatis, membentuk rangka untuk cabang vena porta, arteri hepatikan dan saluran empedu. Porta hepatis adalah fissura pada hati tempat masuknya vena porta dan arteri hepatika serta tempat keluarnya duktus hepatika.(3) Setiap lobus hati terbagi menjadi struktur-struktur yang disebut sebagai lobulus yang merupakan unit fungsional dasar hati, berbentuk silindris dengan panjang beberapa millimeter dan berdiameter 0,8 sampai 2 milimeter. Hati manusia berisi 50.000 sampai 100.000 lobulus. Lobules sendiri dibentuk terutama dari banyak lempeng sel hepar. Masing-masing lempeng hepar tebalnya satu sampai dua sel, dan diantara sel yang berdekatan terdapat kanalikuli biliaris kecil yang mengalir ke duktus biliaris di dalam septum fibrosa yang memisahkan lobulus hati yang berdekatan.(6) Di antara lempengan sel hati terdapat kapiler-kapiler yang di sebut sebagai sinusoid, yang merupakan cabang vena porta dan arteri vena hepatica. Tidak seperti kapiler lain, sinusoid dibatasi oleh sel fagositik atau sel Kupffer. Sel kupffer merupakan system monosit makrofag, dan fungsi utamax adalah menelan bakteri dan benda asing lain dalam darah. Sejumlah 50% dari semua jumlah makrofag dalam hati adalah sel kupffer, sehingga hati merupakan organ penting dalam pertahanan melawan invasi bakteri dan agen toksik. Selain cabang-cabang vena porta dan arteri hepatica yang melingkari bagian perifer lobules hati, juga terdapat saluran empedu. Saluran empedu interlobular membentuk kapiler empedu yang sangat kecil yang disebut sebagai kanalikuli, yang berjalan di tengah lempengan sel hati. Empedu yang dibentuk dalam hepatosit diekskresi ke dalam kanalikuli yang bersatu membentuk saluran empedu yang makin lama makin besar hingga menjadi duktus koledokus.(3,5) Secara keseluruhan, hepar dibagi menjadi 8 segmen. Permukaan posterolateral kanan terdiri atas segmen VI di bagian anterior dan segmen VII di bagian posterior. Permukaan anterolateral kanan terdiri atas segmen V di anterior dan segmen VIII di posterior. Permukaan anterior kiri dibagi oleh fissura umbilikalis ke dalam segmen IV di bagian anterior dari lobus kiri. Permukaan posterior adalah segmen II. Segmen I terletak di bagian dorsal, yang memiliki vaskularisasi bebas dari porta hepatis dan 3 vena hepatic utama. VASKULARISASI Hati memiliki dua sumber suplai darah dari saluran cerna dan limpa melalui vena porta hepatica, dan dari aorta melalui arteri hepatica. Sekitar sepertiga darah yang masuk adalah darah arteri dan dua pertiganya adalah darah vena dari vena porta. Volume total darah yang melewati hati setiap menitnya adalah 1.500 ml dan dialirkan melaui vena hepatica kanan dan kiri, yang selanjutnya bermuara pada vena kava inferior. Vena porta bersifat unik karena terletak diantara dua daerah kapiler, yang satu terletak dalam hati dan lainnya dalam saluran cerna. Saat mencapai hati, vena porta bercabang-cabang yang menempel melingkari lobules hati. Cabang-cabang ini kemudian mempercabangkan vena-vena interlobularis yang berjalan diantara lempengan hepatosit dan bermuara dalam vena sentralis. Vena sentralis dari beberapa lobules membentuk vena sublobularis yang selanjutnya menyatu dan membentuk vena hepatica. Cabang-cabang terhalus anteria hepatica juga mengalirkan darahnya ke dalam sinusoid, sehingga terjadi campuran darah arteri dari arteria hepatica dan darah vena dari vena porta. Tekanan yang meningkat dalam system portal adalah manifestasi lazim gangguan hati dengan akibat serius yang melibatkan pembuluh-pembuluh tempat darah portal berasal.
LIMPHONODUS Hepar merupakan organ yang mempunyai system lymphatica yang terbesar yang dibandingkan dengan viscera abdominis lainnya. Diperkirakan 1 /4 1/2 cairan lymphe yang berada di dalam ductus thoracicus berasal dari hepar. Terdiri dari kelompok superficial dan profunda. 1. Kelompok superficial, berasal dari bagian subserosa hepar, meliputi 3 bagian, yaitu : Pada facies inferior dan facies anterio hepatis. Sebagian besar dari bagian ini mengalir menuju lymphonodi hepatici dan sebagian kecil menuju lymphonodi gastric superior, kemudian ke lymphonodi coeliaci lalu ke cysterna chili. Pada facies superior dan facies posterior, aliran lymphe menuju ke lymphonodi para aortici selanjutnya ke lymphonodi sternale (terletak sebelah dorsal processus xiphoideus) yang membawa cairan lymph eke daerah pars affixa hepatis pada facies superior hepatis. Pada facies posterior sebagian menuju ke lymphonodi coeliaci, seterusnya ke chisterna chili. 2. Kelompok Profunda, sebagian besar menuju ke lymphonodi hepatici, kemudian ke lymphonodi coeliaci, selanjutnya ke cistern chili. Sebagian kecil saja yang menuju ke lymphonodi para aortici, selanjutnya ke lymphonodi coeliaci, terus ke cistern chili.(7) INNERVASI Hepar mendapatkan innervasi dari : a. Nn. Splanchnici Innervasi ini bersifat sympatis untuk pembuluh darah di dalam hepar. Diperoleh melalui plexus coeliacus dan merupakan serabut-serabut postganglioner. b. N.Vagus dextra et sinistra Bersifat parasympatis, berasal dari chorda anterior dan chorda posterior nervi vagi. Corda anterior (dari N.Vagus sinistra), mengikuti a.gastrica dexter masuk ke dalam ligamentum hepatoduodenale, mencapai porta hepatis, member cabang-cabang yang disebut rami hepatici. Chorda posterior (dari N.Vagus dextra), setelah empersarafi gaster lalu masuk plexus coeliacus, lalu mengikuti ligamentum hepatoduodenale menuju ke porta hepatis. c. N.Phrenicus dekstra Setelah masuk ke dalam cavum abdominalis, selanjutnya menuju ke plexus coeliacus, mengikuti ligamentum hepatoduodenale, mencapai porta hepatis.(7) FUNGSI HATI Fungsi utama hati adalah membentuk dan mengekskresi empedu; saluran empedu mengangkut empedu sedangkan kandungan empedu menyimpan dan mengeluarkan empedu ke dalam usus halus sesuai kebutuhan. Hati menyekresi sekitar 500 hingga 1000 ml empedu kuning setiap hari. Unsure utama empedu adalah air (97 %), elektrolit, garam empedu, fosfolipid (terutama lesitin), kolesterol, garam anorganik, dan pigmen empedu (terutama bilirubin terkonjugasi).(1) Hati mempunyai banyak fungsi hati yang penting yaitu mengatur metabolism tubuh, sintesis protein dan molekul-molekul lain, penyimpanan vitamin dan zat besi, menurunkan hormone, dan berfungsi dalam iniktivasi serta ekskresi obat-obat maupun toksin.(7) Fungsi Penyimpanan Hati Karena hati merupakan suatu organ yang dapat diperluas, sejumlah besar darah dapat disimpan dalam pembuluh darah hati. Volume darah normal hati, meliputi yang di dalam vena hati dan yang di dalam jaringan hati, adalah 450 milimeter, atau hamper 10% dari total volume darah tubuh. Bila tekanan tinggi dalam atrium kanan menyebabkan tekan balik do dalam hati, hati meluas dan oleh karena itu 0,5 sampai 1 liter carangan darah kadang-kadang disimpan dalam vena hepatica dan sinus hepatica. Kejadian ini terjadi terutama pada gagal jantung disertai dengan kongesti perifer. Jadi, sebenarnya hati adalah suatu organ yang besar, dapat meluas, dan organ venosa yang mampu bekerja sebagai suatu tempat penampungan darah yang bermakna disaat volume darah berlebihan dan mampu mensuplai darah ekstra di saat kekurangan volume darah. Fungsi Metabolik Hati Metabolisme karbohidrat. Hati dan otot rangka merupakan dua tempat yang besar untuk penyimpanan glikogen dalam tubuh. Saat jumlah glukosa dalam darah meninggi, sebagian akan dikonversi menjadi glikogen kemudian disimpan dalam hati. Apabila glukosa dalam darah rendah, maka glikogen yang ada dalam hati akan dipecah kembali menjadi glukosa (glikogenolysis), kemudian glukosa tersebut dilepaskan dalam darah. Dengan begitu hati dapat memelihara jumlah glukosa dalam darah agar tetap dalam batas normal. Hati juga mempunyai fungsi dalam gluconeogenesis, mengubah asam amino, lemak, karbohidrat sederhana menjadi glukosa. Metabolism karbohidrat pada hati diatur oleh beberapa hormone.(8) Metabolism lemak, walaupun beberapa metabolism dapat terjadi di semua sel tubuh, aspek metabolisme lemak tertentu terutama terjadi di hati. Beberapa fungsi spesifik hati dalam metabolism lemak yaitu: (1) kecepatan oksidasi beta asam lemak yang sangat cepat untuk mensuplai energy bagi fungsi tubuh yang lain, (2) pembentukan sebagian besar lipoprotein, (3) pembentukan sejumlah besar kolesterol dan fosfolipid, dan (4) mengubah sejumlah besar karbohidrat dan protein menjadi lemak.(6) Untuk memperoleh energi dari lemak netral, lemak pertama-tama dipecah menjadi gliserol dan asam lemak; kemudian asam lemak dipecah oleh oksidasi beta menjadi radikal asetil berkarbon 2 kemudian yang membentuk asetil koenzim A (Asetil-KoA). Asetil-KoA kemudian dapat memasuki siklus asam sitrat dan dioksidasi untuk mmbebaskan sejumlah energy yang sangsat besar. Oksidasi beta dapat terjadi disemu sel tubuh, namun terjadi dengan cepat di dalam sel hepar. Kira-kira 80% kolesterol yang disintesis di dalam hati diubah menjadi garam empedu, yang sebaliknya kemudian disekresikan kembali ke dalam empedu, sisanya diangkut dalam lipoprotein, dibawah oleh darah ke semu sel jaringan tubuh. Fosfolipid juga disintesis di hati terutama di transfor dalam lipoprotein. Keduanya, fosfolipid dan kolesterol, digunakan oleh sel untuk membentuk membrane, struktur intraselular, dan bermacam-macam turunan zat kimia yang penting untuk fungsi sel. Metabolism protein. Walaupun sebagian besar proses metabolism karbohidrat dan lemak terjadi dalam hati, tubuh mungkin dapat membuang berbagai fungsi hati ini dan masih selamat. Sebaliknya, tubuh tidak dapat membuang kerja hati pada metabolism protein lebih dari beberapa hari tanpa terjadi kematian. Fungsi hati yang paling penting pada metabolism protein adalah (1) deaminasi asam amino, (2) membentukan aureum untuk mengeluarkan ammonia dari cairan tubuh, (3) pembentukan protein plasma, dan (4) interkonversi di dalam asam amino yang berbeda demikian juga dengan ikatan penting lainnya untuk proses metabolisme tubuh.(6) Berbagai Fungsi Metabolik Hati yang Lain Penyimpanan Vitamin. Hepar mempunyai kecenderungan tertentu untuk menyimpan vitamin dan telah lama diketahui sebagai sumber vitamin tertentu yang baik untuk pengobatan pasien. Vitamin tinggal yang paling banyak disimpan dalam hati adalah vitamin A, tetapi sejumlah besar vitamin D dan vitamin B12 juga disimpan secara normal. Jumlah vitamin A yang cukup dapat disimpan selama 10 bulan untuk mencegah kekurangan vitamin A. Vitamin D dalam jumlah yang cukup dapat disimpan untuk mencegah defisiensi selama 3 sampai 4 bulan dan vitamin B12 yang cukup dapat disimpan untuk bertahan paling sedikit setahun dan mungkin beberapa tahun. Hubungan antara Koagulasi Hati dan Koagulasi Darah. Hepar membentuk sebagian besar zat-zat darah yang dipakai untuk proses koagulasi. Zat-zat tersebut adalah fibrinogen, protrombin, globulin akselerator, faktor VII, dan beberapa faktor koagulasi penting lain. Vitamin K dibutuhkan oleh proses metabolism hati, untuk membentuk protrombin dan vaktor VII, IX, dan XI. Bila tidak terdapat vitamin K, maka konsentrasi zat-zat ini akan turun sangat rendah dan keadaan ini mencegah koagulasi darah. Penyimpanan Besi. Kecuali besi dalam hemoglobin darah, sebagian besar besi di dalam tubuh biasanya disimpan dalam hati dalam bentuk feritin. Sel hati mengandung sejumlah besar protein yang disebut apoferitin, yang dapat bergabung dengan besi baik dalam jumlah sedikit ataupun banyak. Oleh karena itu, bila besi banyak tersedia dalam cairan tubuh, maka besi akan berikatan dengan aporefin membentuk feritin dan disimpan di dalam sel hati sampai diperlukan. Bila besi dalam sirkulasi cairan tubuh mencapai kadar yang rendah, maka feritin akan melepaskan besi.(6) Pengeluaran atau Ekskresi Obat-obatan, Hormon, dan Zat Lain Oleh Hati. Medium kimia yang aktif dari hati dikenal kemampuannya dalam detoksikasi atau ekskresi berbagai obat-obatan, meliputi sulfonamide, penisilin, ampisilin, dan eritromisin ke dalam empedu. Dengan cara yang sama, beberapa hormone yang disekresi oleh kelenjar endokrin diekskresi atau dihambat secara kimia oleh hati, meliputi tiroksin dan terutama semua hormone steroid, seperti estrogen, kortisol, dan aldosteron. Kerusakan ini seringkali dapat mengakibatkan penimbunan yang berlebihan dari satu atau lebih hormone ini di dalam cairan tubuh dan oleh karena itu dapat menyebabkan aktivitas berlebihan dari system hormone. Akhirnya salah satu dari jalan utama untuk ekskresi kalsium dari tubuh adalah sekresi pertama oleh hati ke dalam empedu dan kemudian diangkut ke usus dan hilang dalam feses.(1,9) Fungsi Hepar Detoksikasi Toksin, Obat; Penyimpanan Vitamin; Metabolisme Alkohol Fungsi Hati: 1. Sel Hepar (hepatosit) terdiri 60% massa hepar, bertanggung jawab untuk konjugasi bilirubin dan ekskresi kedalam saluran empedu 2. Hepar merupakan tempat aktivitas metabolic bagi karbohidrat, protein, dan lipid 3. Hepar mendetoksikasi banyak produk metabolic, obat, toksin sebelum diekskresikan ke dalam urin. Proses detoksikasi melibatkan perubahan kimia, dan atau konjugasi terutama dengan asam glukuronat, glisin atau sulfat. 4. Hepar menyimpan berbagai senyawa, termasuk besi, vitamin A, dan vitamin B. 5. Sel-sel Kupffer mengambil bagian dalam semua aktivitas sistem retikulo endothelial (RES). Metabolisme Obat dan Toksin Obat dan toksin dimodifikasi oleh hati menjadi inaktif atau larut air dengan mengkonjugasikan dengan senyawa kimia lain sehingga bisa diekskresi melalui ginjal. Penanganan Alkohol oleh Hati Alkohol salah satu obat yang dimetabolisasi di hati. Metabolisme alkohol melalui 2 jaras. Jaras 1 terjadi di sitoplasma dan mitokondria hepatosit dengan menggunakan enzim dehidrogenase dan menghasikan produk akhir asetaldehid yang kemudian diubah menjadi asetat dan ion-ion. Jaras 2 atau jaras MEOS (Microsomal Ethanol Oxidizing Sistem) berlangsung di retikulum endoplasma dan terutama digunakan pada peminum alkohol berlebih yang lama. Jaras ini menghasilkan asetaldehid dan radikal bebas yang bisa merusak sel-sel hati. Jaras MEOS ini bersifat merusak karena enzim sitokrom P-450 (enzim yang berperan dalam transformasi toksin dan obat lain serta kelebihan vitamin larut lemak) diperlukan untuk menjalankan jaras ini. Konsumsi alkohol berlebih menyebabkan pemakaian enzim ini tidak dapat menjalankan peran lainnya, sehingga peminum alkohol menjadi rentan terkena efek toksik, obat dan efek toksik sebagian vitamin. Koenzim lain pada metabolisme alkohol adalah nikotinamid dinukleotida (NAD) (yang juga banyak digunakan pada metabolisme, termasuk siklus kreb untuk memetabolisasi zat-zst gizi, pembentukan ATP, dan glkoneogenesis). Tanpa NAD, dapat terjadi hipoglikemi dan penimbunan asam laktat. Hipoglikemi biasa terjadi pada alkoholik yang kekurangan gizi dan penimbunan asam laktat dapat menyebabkan gout (peningkatan asam laktat mengurangi ekskresi asam urat oleh ginjal) Biotransformasi Hormon Hati memodifikasi atau membuat banyak hormon menjadi tidak aktif. Hormon steroid (kortisol, estrogen, progesteron, testosteron, dan aldosteron) diolah hati menjadi larut air sehingga lebih mudah diekskresikan (apabila menumpuk, bisa tertimbun dalam tubuh terutama jaringan lemak). Insulin, glukagon, ADH dibuat tidak aktif atau dideaminasi oleh protease hati, tiroksin di iodinasi atau diinaktivasi Penyimpanan Vitamin dan Mineral Hati mampu menyimpan vitamin larut lemak (A, D, E, K), B., dan D; dan mineral (tembaga, besi). Besi disimpan oleh hati dalam bentuk feritin. Vitamin dan besi disalurkan ke tubuh apabila kadar zat-zat tersebut turun. Penyimpanan Darah di Hati Hati adalah organ penyimpan darah. Terutama pada sinusoid hati, sebagai depot darah. Apabila volume darah berkurang, hati dapat membebaskandarah ke sirkulasi dan sebaliknya. Pembentukan Protein Plasma Hati juga berperan dalam sitensis protein plasma, termasuk albumin. Konsentrasi albumin dalam plasma sebagai penentu utama tekanan osmotik koloid plasma, menyebabkan reabsorpsi cairan dari interstisium kembali ke kapiler. Apabila terdapat kerusakan hati menyebabkan tekanan osmotik plama dalam kapiler rendah menyebabkan gagalnya reabsorbsi cairan ke kapiler sehingga terjadi bengkak dan edema interstisial. Pembentukan Faktor Koagulasi Secara hematologis, hati berfungsi membentuk beberapa faktor koagulasi Fungsi Imunologis Kapiler-kapiler di hati disebut sinusoid. Aliran darah di sinusoid adalah campuran darah vena dari vena porta dan darah erteri dari arteri hepatika. Sinusoid dilapisi sel-sel makrofag fagositik yang disebut sel kupffer yang berfungis sebagai sistem imun (menyingkirkan bakteri, sel mati, dan benda asing lainnya yang berasal dari darah, terutama darah porta). Histologi hepar Hepar terdiri atas satuan heksasonal disebut lobulus hati. Di pusat setiap lobulus terdapat vena sentralis yang dikelilingi lempeng2 sel hati yaitu hepatosit dan sinusoid secara radial. Jaringan ikat disini membentuk triad porta / daerah porta tempat cabang arteri hepatika, cabang vena porta dan cabang duktus biliaris. Darah arteri dan darah vena mula mula bercampur di sinusoid hepar saat mengalir ke arah vena sentral. Dari sini darah memasuki sirkulasi umum melalui vena hepatika. Sinusoid hepar adalah saluran darah yang berliku liku dan melebar, dengan diameter tidak teratur, dilapisi sel endotel bertingkat tidak utuh, yang dipisahkan dari hepatosit di bawahnya oleh ruang perisinusoidal. Pada dinding sinusoid terdapat makrofag tetap yaitu sel Kupffer. Sel Kupffer adalah fagosit hati khusus yang berasal dari monosit drah yang berfungsi untuk memfagositosis benda2 renik dan debris selular yang mengalir ke sinusoid. Hepatosit menyekresikan empedu ke dalam saluran2 halus disebut kanalikuli biliaris yang terletak diantara hepatosit. Kanalikuli ini mengumpul di tepi setiap lobulus di daerah porta sebagai ductus biliaris. Ductus biliaris kemudian menjadi ductus hepatikus yang lebih besar yang membawa empedu keluar dari hepar. Di dalam lobulus hati, empedu mengalir dalam kanalikuli biliaris ke ductus biliaris pada daerah porta dan darah dalam sinusoid mengalir ke vena sentralis. Jadi, empedu dan darah tidak bercampur. (Atlas Histologi di Fiore)
2. Bagaimana anatomi,fisiologi dan histologi dari vesica fellea? VESICA FELLEA
Bilier, Traktus Biliaris Extrahepatika, Vesica Vellea, Anatomi dan Fisiologi Sistim biliaris extrahepatika terdiri dari duktus Hepatika kiri dan kanan yang bergabung membentuk saluran hepatica tunggal yang melalui posterior kaput pankreas dan masuk ke dinding medial duodenum pars II. Kandung empedu dan duktus sistikus merupakan bagian dari saluran biliaris ekstrahepatika yang secara tipikal bergabung dengan duktus hepatika komunis membentuk duktus biliaris komunis atau Common Bile Duct (CBD). Kebanyakan penggabungan duktus hepatica kanan dan kiri terletak pada kanan dari fisura umbilikalis dan anterior dari cabang kanan vena porta. Duktus hepatika kanan secara tipikal pendek (< 1 cm) dan mempunyai cabang duktus sektor posterior kanan (segmen VI dan VII) dan sektor anterior kanan (V dan VIII) secara pendek setelah memasuki parenkim hepar.Sebaliknya duktus hepatika kiri relatif lebih panjang (2 -3 cm) sepanjang basis lobus quadratus (segmen IV) dan masuk ke parenkim hepar pada fisura umbilikalis. Duktus ini melintas di bagian bawah hilar plate. VASKULARISASI VESICA VELEA Arteri sistikus tunggal biasanya mensuplai darah ke kandung empedu, tetapi 12 % biasa ditemukan arteri sistikus ganda. Asal arteri ini sangat bervariasi. Pada kebanyakan kasus (75%) arteri sistikus berasal dari proksimal arteri hepatika kanan dan segera membagi menjadi 2 cabang. Cabang superfisialis yang berjalan sepanjang permukaan peritoneal kandung empedu dan cabang profunda berjalan sepanjang fossa kandung empedu antara kandung empedu dan hepar. Arteri sistikus biasanya berada di superior duktus sistikus dan melewati posterior duktus hepatika komunis. Dengan demikian, secara anatomi duktus hepatika komunis, hepar dan duktus sistikus membentuk trigonum calot. Pada lokasi di trigonum ini terdapat beberapa struktur yang sangat penting untuk ahli bedah yaitu arteri sistikus, arteri hepatika kanan, kelenjar limfe duktus sistikus. Calots node sering tercakup dalam proses inflamasi dan penyakit neoplastik kandung empedu karena lokasi ini adalah jalur primer saluran limfatik. Cairan limfe dari kandung empedu mengalir secara langsung ke hepar melalui fossa kandung empedu atau menuju ke duktus biliaris komunis, dimana dapat naik keatas menuju kelenjar di hilum hepar atau turun menuju kelenjar di celiac axis. Sebanyak 25 % kasus, hubungan antara arteri dan duktus biliaris di hilum hepar bervariasi. Komponen Empedu Hati Empedu GB Air 97,5 g% 92 g% Garam-garam Empedu 1,1 g% 6 g% Bilirubin 0,04 g% 0,3 g% Kolestrol 0,1 g% 0,3-0,9 g% Asam Lemak 0,12 g% 0,3-1,2 g% Lesitin 0,04 g% 0,3 g% Na+ 145 mEq/l 130 mEq/l K+ 5 mEq/l 12 mEq/l Ca+ 5 mEq/l 23 mEq/l Cl- 100 mEq/l 25 mEq/l HCO3- 28 mEq/l 10 mEq/l
3. Bagaimana anatomi, fisiologi dan histology dari lien?
Anatomi Intraperitoneal dan merupakan organ RES Mempunyai dua fasies: diafragmatika dan visceralis(terdapat fasies renalis(ren sinistra), gastrika(gaster) dan colica(flexura coli sinistra)) Letaknya di regio hipocondriaca sinistra Vask: a. Lienalis(mjd a.pancreatii(vask pankreas), a.gastrika brevis-a.gastroepiploica sinistra(vask gaster)) dan v. Lienalis Inerv: simpatis (segmen Th VI-X) parasimp (n. vagus) Organ RES: merusak Hb dan mewarnai bilirubin Margo inferior dan superior Ekstremitas anterior dan posterior Embriologi: dari organ anal fore gut
Fisiologi Fungsi Korelasi Limpa Limpa dalah organ limfoid terbesar. Fungsinya: a. Utamanya menyaring darah. Karena mempunyai system Retikuloendotelial, maka limpa sangat efektif sebagai penyaring antigen, mikroorganisme, dan eritrosit tua atau abnormal. Materi yang terperangkap pada anyaman reetikular kemudian dibuang dari darah oleh makrofag dan sel reetikular fagositik. b. Berperan dalam daur ulang besi. Makrofag menghancurkan hemoglobin (Hb) eritrosit tua. Besi dikembalikan ke sumsum tulang untuk dipakai lagi dalam sintesis ulang Hb baru oleh eritrosit yang sedang berkembang. Heme dari Hb didegradasi dan diekskresi ke dalam empedu oleh hepatosit. c. Semasa fetal, sebagai organ hemopoietik yang menghasilkan eritrosit dan granulosit. Kemampuan ini makin menurun setelah lahir d. Berperan juga sebagai reservoir darah yang penting sehingga banyak darah yang bisa ditampung (karena strukturnya longgar mirip spons). Bila diperlukan, darah simpanan itu dikembalikan ke sirkulasi umum Guyton A. C, Hall J. E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.Jakarta : EGC. Histologi
Dibungkus sebuah simpai, jaringan ikat padat yang menjulurkan trabekula jaringan ikat ke bagian dalam limpa.Limpa tidak mempunyai bagian korteks maupun medulla. Trabekula utama masuk ke dalam hilus yang berisi arteri dan vena trabekularis Pada limpa terdapat sejumlah agregat limfonodulus; noduli ini membentuk pulpa alba organ. Didalamnya terdapat pusat germinal dan arteri sentralis (cabang dari arteri trabekularis) yang terletak eksentrik.Pada tepi limfonoduli terdapat zona perifer yang diisi oleh (terutama) limfosit T sedangkan limfosit B terdapat di pusat germinal. Disekitar trabekula dan limfonodulus terdapat anyaman sel merata yang membentuk bagian terbesar dari organ limpa yaitu pulpa rubra. Pulpa rubra mengandung arteri pulpa, sinus venosus, dan korda limpa (Billroth).Arteri pulpa cabang dari arteri sentralis yang keluar dari limfonoduli.Korda splenika adalah agregat jaringan limfatik yang mengandung limfosit kecil, dan macam-macam sel darah. Eroschenko V. P. 2003. Atlas Histologi di Fiore dengan Korelasi Fungsional Edisi 9.Jakarta : EGC
4. Bagaimana antomi ,fisiologi dan histology dari pancreas? PANCREAS
Pankreas, Anatomi dan Fisiologi Anatomi Pankreas terletak melintang dibagian atas abdomen dibelakang gaster di retroperitoneal. Disebelah kiri ekor pankreas mencapai hilus limpa di arah kraniodorsal. Bagian atas kiri kaput pankreas dihubungkan dengan korpus pankreas oleh leher pankreas yaitu bagian bagian pankreas yang lebarnya biasanya tidak lebih dari 4 cm. Arteri dan vena mesenterika superior berada di dorsal leher pankreas. Duodenum bagian horisotal dan bagian dari penonjolan posterior bagian kiri bawah kaput pankreas ini disebut prosesus unsinatus pankreas, melingkari arteri dan vena tersebut. Adapun batas-batas dari bagian pankreas adalah sebagai berikut : 1. Kaput Pankreas meluas ke kanan sampai pada lengkungan duodenum, terletak sebelah anterior dari vena cava inferior dan vena renalis kiri. 2. Processus uncinatus yang merupakan bagian dari kaput pankreas terletak di bawah vena mesenterika superior. 3. Kolum pankreas yang merupakan hubungan antara korpus dan kaput pankreas terletak di atas pembuluh darah mesentrika superior dan vena porta. 4. Korpus pankreas berbentuk segitiga dan meluas hingga ke hilus ginjal kiri. Terletak di atas aorta, vena renalis kiri, pembuluh darah limpa dan pangkal vena mesenterika inferior. 5. Kauda pankreas terletak pada ligamentum lienorenal dan berakhir pada hilus limpa. Sistem saluran pankreas Saluran pankreas wirsung dimulai dari ekor pankreas sampai ke hulu pankreas bergabung dengan saluran empedu di ampula hepatiko-pankreatika untuk selanjutnya bermuara pada papila vater. Saluran pankreas minor Santorini atau duktus pankreatikus asesorius bermuara di papila minor yang terletak 2 cm proksimal dari papila mayor. Peredaran darah pankreas Hulu pankreas didarahi oleh lengkungan anterior dan posterior yang berasal dari arteri gastroduodenalis dan arteri mesenterika superior. Aliran limfe Aliran limfe dari pankreas bagian kranial masuk ke kelenjar limfe didaerah hilus limpa, ke kelenjar limfe yang terletak di antara duodenum dan pankreas, menuju kelenjar subpilorik. Aliran limfe dari bagian anterior masuk ke kelenjar limfe di sekitar pembuluh pankreatika superior, gastrika superior dan kelenjar limfe sepanjang arteri hepatika, sedangkan dari bagian posterior aliran limfe masuk ke kelenjar limfe di sekitar pembuluh pankreatika inferior, mesokolika, mesenterika superior, dan aorta. Biasanya sebagai penyebaran dari tumor pankreas. Sistem saraf Saraf simpatis ke pankreas berasal dari n. splanknikus mayor dan minor melalui pleksus dan ganglion seliakus. Serat saraf ini membawa serat nyeri eferen dari pankreas. Pembiusan atau pemotongan saraf splanknikus ini membuat nyeri yang disebabkan tumor pankreas. FISIOLOGI Sekresi Eksokrin Sekresi Pankreas mengandung enzim untuk mencernakan 3 jenis makanan utama : Protein (tripsin, kimotripsin, karboksi polipeptidase), karbohidrat (amilase pankreas), dan lemak (lipase pankreas). Disintesis oleh sel asinus pankreas dan kemudian dikeluarkan melalui duktus pankreatikus. Sel eksokrin pankreas mengeluarkan cairan elektrolit dan enzim sebanyak 1500-2500 ml. Sehari dengan pH 8 sampai 8,3. Sekresi eksokrin pankreas diatur oleh mekanisme humoral dan neural dalam tiga fase yaitu fase sefalik melalui asetilkolin yang dibebaskan ujung n. vagus merangsang sekresi enzim pencernaan pankreas. Pada fase gastrik, dengan adanya protein dalam makanan akan merangsang keluarnya gastrin yang juga merangsang keluarnya enzim pencernaan ke dalam duodenum, dan ketika kimus yang bersifat asam memasuki duodenum pada fase intestinal, membran mukosa duodenum menghasilkan hormon peptida sekretin ke aliran darah. Hormon ini kemudian akan menstimulasi sekresi pankreas yang mengandung ion bikarbonat dalam konsentrasi tinggi. Ion ini berguna untuk menetralisir asam pada kimus dan menciptakan suasana yang memungkinkan kerja dari enzim pencernaan. Hormon kolesistokinin juga merupakan perangsang yang sangat kuat terhadap sekresi enzim terutama dengan adanya protein dan lemak dalam kimus. Seperti halnya sekretin kolesistokinin juga dikeluarkan melalui pembuluh darah yang merangsang keluarnya cairan pankreas yang mengandung enzim pencernaan dalam konsentrasi tinggi. Pada saat disintesa enzim-enzim proteolitik berada dalam bentuk tidak aktif,sedangkan enzim amylase dan lipase sudah dalam bentuk aktif. Enzim-enzim ini tersimpan dalam granula zimogen sampai terdapat rangsangan untuk melakukan sekresi dan enzim dikeluarkan dengan proses eksostosis, dan kemudian diaktifkan di dalam lumen intestinal. Aktivasi enzim proteolitik dalam lumen intestinal Prekursor Enzim aktif Tripsinogen Enterokinase, tripsin Tripsin + peptide
Prophosholipase A tripsin Phospholipase A + peptide
Sekresi Endokrin Sekresi hormon dihasilkan oleh sel islet dari Langerhans. Setiap pulau berdiameter 75 sampai 150 makron.Berjumlah sekitar 1 2 juta, dan dikelilingi oleh sel-sel asinus pankreas, disekelilingnya terdapat kapiler darah khusus dengan pori-pori yang besar. Sel-sel islet pankreas mempunyai tiga tipe sel mayor, yang masing-masing memproduksi endokrin yang berbeda yaitu sel alfa (20 %) terletak di perifer dan memproduksi glukagon, sel beta (75 %) terletak di sentral memproduksi hormon insulin,sel delta (5 %) yang mensekresi hormon somotostatin, dan sisanya yang memproduksi pankreas polipeptida. Sekresi endokrin pankreas Insulin & Sintesis insulin Pengeluaran insulin oleh sel B dirangsang oleh kenaikan glukosa dalam darah yang ditangkap oleh reseptor glukosa pada sitoplasma permukaan sel B yang akan merangsang pengeluaran ion kalsium dalam sel. Ion kalsium akan meningkatkan eksostosis dari vesikel seksresi yang berisi insulin dan meningkatkan jumlah insulin dalam beberapa detik. Jika keadaan hiperglikemia masih bertahan maka mRNA akan dibentuk dalam nukleus dan berpindah ke sitoplasma untuk selanjutnya meningkatkan sintesis dari rantai polipeptida tunggal (proinsulin) di dalam RE. Dan selama pembentukan dalam apparatus golgi, proinsulin ini akan diikat oleh 2 disulfida yang oleh enzim protease akan diubah menjadi insulin dan disimpan dalam vesikel sekresi yang jika dibutuhkan akan dikeluarkan melalui proses eksostosis. Insulin bekerja dengan jalan terikat dengan reseptor insulin yang terdapat pada membran sel target. Jadi fungsi utama insulin adalah menyimpan energi pada hati,otot dan jaringan lemak. Glukagon Glukagon mempunyai fungsi yang berlawanan dengan hormon insulin yaitu meningkatkan konsentrasi glukosa. Faktor-faktor yang mempengaruhi sekresi glukagon STIMULASI INHIBISI Asam amino (terutama alanin, glisin, serin, sistein dan threonin) CCK, gastrin Kortisol Latihan fisik Infeksi -adrenergik agonis Asetilkolin Teofilin Glukosa Somatostatin Sekretin Insulin Asam lemak bebas -adrenergik agonis GABA Efek fisiologis terjadi melalui mekanisme kerjanya pada reseptor glukagon yang terdapat pada membran sel. Efek glukagon pada metabolisme glukosa adalah : 1. Pemecahan glikogen di hati(glikogenolisis). 2. Meningkatkan glukoneogenesis pada hati. Glukagon juga meningkatkan lipolisis,menghambat penyimpanan trigliserida dan efek ketogenik. Selain itu glukagon konsentrasi tinggi mempunyai efek inotropik pada jantung, juga meningkatkan sekresi empedu dan menghambat sekresi asam lambung. Somatostatin Somatostatin merupakan polipeptida dengan 14 asam amino dan berat molekul 1640 yang dihasilkan di sel-sel D langerhans. Hormon ini juga berhasil diisolasi di hypothalamus, bagian otak lainnya dan saluran cerna. Sekresi somotostatin ditingkatkan oleh : 1. meningkatnya konsentrasi gula darah. 2. meningkatnya konsentrasi asam amino, 3. meningkatnya konsentrasi asam lemak, dan 4. Meningkatnya konsentrasi beberapa hormon saluran cerna yang dilepaskan pada saat makan Somatostatin mempunyai efek inhibisi terhadap sekresi insulin dan glukagon. Hormon ini juga mengurangi motilitas lambung, duodenum dan kandung empedu. Sekresi dan absorbsi saluran cerna juga dihambat. Selain itu somatostatin menghambat sekresi hormon pertumbuhan yang dihasilkan hipofise anterior Pankreas polipeptida Hormon ini terdiri dari 36 asam amino dengan berat molekul 4200. Sampai saat ini proses sintesanya belum jelas. Sekresinya dipengaruhi oleh hormon kolinergik, dimana konsentrasinya dalam plasma menurun setelah pemberian atropine. Sekresi juga menurun pada pemberian somatostatin dan glukosa intravena. Sekresinya meningkat pada pemberian protein, puasa, latihan fisik dan keadaan hipoglikemia akut. 5. Apa hubungan dari hepar,kandung empedu,lien,pancreas? Hub pancreas dgn sistem enterohepatik Pankreas terbentuk dari dua sel dasar yang mempunyai fungsi sangat berbeda. Sel sel eksokrin yang berkelompok yang berkelompok kelompok disebut asini menhasilkan unsur unsur getah pancreas. Sel sel endokrin atu Pulau Langerharns menghasilkan sekret endokrin, insulin dan glukagon yang penting untk metabolisme karbohidrat. Pancreas merupakan kelenjar kompleks tubulo alveolar.Secara keseluruhan, pankreas menyerupai setangkai anggur. Cabang- cabangnya merupakan saluran yang bermuara pada duktus pankreatikus utama(Wirsungi). Saluran saluran kecil dari tiap asinus mengosongkan isinya ke saluran utama. Saluran utama berjalan disepanjang kelenjar , sering bersatu dengan duktus koledokus pada ampula Vateri sebelum masuk ke duodenum.Saluran tambahan, duktus Santorini sering ditemukan berjalan dari caput pankreas masuk ke duodenum, sekitar satu inci di atas papila duodeni. (Patofisiologi, Sylvia A. Price) Hubungan / peran kandung empedu dengan sistem enterohepatik Kandung empedu mempunyai peranan penting dalam pencernaan lemak.Kandung empedu menampung 50ml empedu yang dapat dibuat kembali dalam merespon pencernaan makanan.Dalam keadaan puasa kira-kira setengah dari empedu secara terus-menerus dialirkan ke dalam kandung empedu untuk disimpan. Selama empedu berada dalam kandung empedu, maka akan terjadi peningkatan konsentrasi empedu oleh terjadinya proses reabsorpsi ion- ion Natrium, Kalsium, dan bikarbonat diikuti oleh difusi air sehingga terjadi penurunan pH intrasistik. Kandung empedu mampu menurunkan volumenya jika diisi empedu 80-90 % (Buku Ajar IPD jilid 1edisi IV) Hubungan / peran lien dengan sistem enterohepatik Limpa menghasilkan, memantau, menyimpan dan menghancurkan sel darah. limpa merupakan organ sebesar kepalan tinju yang lembut dan berongga-rongga, dan berwarna keunguan. limpa terdapat dibagian atas rongga perut, tepat dibawah lengkung tulang iga di sebelah kiri.
Limpa berfungsi sebagai 2 organ. bagian yang putih merupakan sistem kekebalan untuk melawan infeksi dan bagian yang merah bertugas membuang bahan-bahan yang tidak diperlukan dari dalam darah (misalnya sel darah merah yang rusak). sel darah putih tertentu (limfosit) menghasilkan antibodi pelindung dan memegang peranan penting dalam melawan infeksi. limfosit dapat dibentuk dan mengalami pematangan di dalam bagian putih limpa. bagian merah limpa mengandung sel darah putih lainnya (fagosit) yang mencerna bahan yang tidak diinginkan (misalnya bakteri atau sel yang rusak) dalam pembeluh darah. Bagian merah memantau sel darah merah (menentukan sel yang abnormal atau terlalu tua atau sel yang mengalami kerusakan) dan menghancurkannya. karena itu, bagian merah ini kadang disebut sebagai kuburan sel darah merah. bagian merah juga berfungsi sebagai cadangan untuk elemen-elemen darah, terutama sel darah putih dan trombosit. Pada banyak binatang, bagian merah ini melepasakan elemen darah ke dalam darah sirkulasi pada saat tubuh memerlukannya; tetapi pada manusia pelepasan elemen ini bukan merupakan fungsi limpa yang penting. Jika limpa diangkat melalui pembedahan (splenektomi), tubuh akan kehilangan beberapa kemampuannya untuk menghasilkan antibodi pelindung dan untuk membuang bakteri yang tidak diinginkan dari tubuh. sebagai akibatnya, kemampuan tubuh dalam melawan infeksi akan berkurang. tidak lama kemudian, organ lainnya (terutama hati) akan meningkatkan fungsinya dalam melawan infeksi untuk menggantikan kehilangan tersebut, sehingga peningkatan resiko terjadinya infeksi tidak akan berlangsung lama. Jika limpa membesar (splenomegali), kemampuannya untuk menangkap dan menyimpan sel-sel darah akan meningkat. Splenomegali dapat menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah, sel darah putih dan trombosit dalam sirkulasi. Jika limpa yang membesar menangkap sejumlah besar sel darah yang abnormal, sel-sel ini akan menyumbat limpa dan mengganggu fungsinya. Proses ini menyebabkan suatu lingkaran setan, yaitu semakin banyak sel yang terperangkap dalam limpa, maka limpa akan semakin membesar; semakin membesar limpa, maka akan semakin banyak sel yang terperangkap. jika limpa terlalu banyak membuang sel darah dari sirkulasi (hipersplenisme), bisa timbul sejumlah masalah, seperti: - anemia (karena jumlah sel darah merah berkurang) - sering mengalami infeksi (karena jumlah sel darah putih berkurang) - kelainan perdarahan (karena trombosit berkurang). Pada akhirnya limpa yang sangat membesar juga menangkan sel darah merah yang normal dan menghancurkannya bersama dengan sel-sel yang abnormal. (www.medicastore.com)
** jadi dapat d simpulkan kalau hubungan organ-tersebut adalah Innervasinya sama. Memiliki fungsi yang saling terkait dalam proses pencernaan dan metabolism.
6. Bagaimana mekanisme pembentukan bilirubin?
Metabolisme bilirubin Sel darah merah rusak (umumnya 120hari) di RES (lien, timus, sutul)
heme globin
Fe 4intipirol as.amino hemooksigenase biliverdin biliverdin reduktase bilirubin indirect diikat albumin bilirubin indirect masuk ke sirkulasi darah dan cairan intestinal masuk hepar bilirubin indirect + protein Y , Z
bilirubin direct masuk usus, oleh kerja bakteri urobilinogen masuk usus masuk ginjal sterkobilinogen urobilinogen oksidasi sterkobilin urobilin
mewarnai feses mewarnai urin Patofisiologi. Sylvia A. Price dan Loirrane M. Wilson. Ed.4. Jilid2. Perbedaan bilirubin terkonjugasi (B2)dan bilirubin tdk terkonjugasi (B1)
B1 B2 Tidak larut dalam air,larut dalam lemak Tidak larut dalam lemak, larut dalam air Terikat dengan albumin Terikat dengan asam glukoronat Harga normal : 0,1 1,0 mg/dl Harga normal : 0,1 0,3 mg/dl (Fisiologi, Sherwood)
7. Bagaimana perjalanan aliran getah empedu? (dimana dibentuk dan dikeluarkan)
Sel hepatositkanalikuli bilierduktus hepaticus dex et sinductus hepaticus communistductus cysticusvesica fellea (di pekatkan sampai ada ransangan hormon cck)ductus cysticusductus choledochusampulla vaterpapilla duodeni mayor. Guyton & Hall. Fisiologi Kedokteran. EGC.
8. Penyakit apa yang berhubungan dengan system enterohepatik? PATOLOGI Hepar - Kelainan Kogenital a. Aplasi, Hipoplasi Biasanya mengenai lobus kiri atau saluran empedu b. Lobus Riedel Pertumbuhan berlebihan lobus kanan ke bawah , sering disangka tumor c. Kista - Trauma Dapat terjadi pada waktu lahir, terpukul atau kecelakaan. Kelainan akibat trauma dapat berupa : a. Hematoma Subsscapularis Bila pecah akan terjadi hemoperitoneum yang dapat menyebabkan kematian b. Robekan yang menyebabkan empedu mengalirkan keluar sehingga dapat terjdi peritonitis empedu. - Degenerasi/ Nekrosis Dapat terjadi pada Sitoplasma atau Inti . Degenerasi sitoplasma hati kadang-kadang disertai kelainan inti sekunder , atrofi, dan nekrosis sel, sehingga sel-sel mejadi hilang karenannya. Luas degenerasi ialah lebih penting daripada jenisnya bagi gangguan fungsi hati. Ciri Nekrosis ialah tampaknyafragmen el, atau sel hati nekrotik tanpa pulasan inti atau tidak tampaknya sel disertai reaksi radang, kolaps, atau bendungan rangka hati dengan eritrosit. Sebab nekrosis sel hati ialah rusaknya susunan enzim dari pada sel. - Radang ( hepatitis ) Radang ini dapat tersifat atau tidak tersifat . Yang tidak tersifat biasanya sebagai reaksi terhadap penyakit reksi infeksi umum, misalnya thyfoid fever, bronchopneumonia, tuberculosis , penyakit herpes, penyakit weil, dan Penyakit Bakteri lain ( Pneumococus, Escherchia Coli, Gonococus, Salmonela.) Yang bersifat biasanya yang disebabkan oleh fungus ( histoplasma, actinomyces ), parasit ( amoeba, malaria, Clonorchis Sinensis, Schistosoma, Fasciola Hepatica, Echinococus, dan lain-lain). Kuman TBC, sifilis dan irus ( jenis A dan B ) - Gangguan Sirkulasi Anemia ( sinusoid tidak mengandung darah karena pendarahan ) , Kongesti Hati ( Dekompresi Jantung menyebabkan Bendungan dalam Hati ), Infark ( bila aliran darah ke hati sebelumnya sudah berkurang , baik akibat obstruksi vena porta , maupun gangguan sirkulasi. - Sirosis Hati Menybabkan gejala-gejala klinik hipertensi portal >500ml H2O ( N= 50-100 mmH2O ) dengan akibatnya ( asites, splenomegali , varices esophagus ) dan Disfungsi Hepatik - Penyakit Weil Penyakit yang disebabkan oleh Leptospirosis icterohaemorrhagiae dar urin tikus yang kemudian menembus kulit manusia. Radang Interstisium hati yang luas. Berupa sel kupffer yangmembengkak dan berproliferasi, sel hari yang membengkak dengan nekrosis uniseluler dan kegiatan regeneratif - Tumor a. Tumor Jinak : hemangioma cavernosum, hemartoma dll b. Tumor Ganas : Hepatocarcinoma, hemangioendotelioarcoma dll - Ikterus - Gejala kuning karena pigmen empedu yang dapat terlihat pada plasma , kulit, selaput lendir. - Pigmentasi Perubahan yang berhubungan dengan usia, gizi, kelainan metabolisme hemoglobin atau bermacam- macam pengobatan berakibat penempatan pigmen yang histologik tampak jelas - Hepatocelluler failure ( payah sel hati ) Kadar ammonia serum yang meninggi, penyerapan ammonia yang bertambah sehingga terjadi gangguan susunan saraf pusat pada coma hepatikum PATOLOGI VF Kolelitiasis Terbentuknya batu kolesterol dlm empedu yg mengalami sekuestrasi ( dari gumpalan-gumpalan yang menjadi satu )di dlm kandung kemih Adanya supersaturasi empedu oleh kolesterol, dimana kolesterol dilarutkan dlm garam empedu & lesithin sehingga kolesterol dapat mengendap dlm kandung empedu Adanya campuran faktor nukleasi yg memudahkan terbentuknya batu dr empedu yg sangat jenuh (William F.Ganong.2003.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta:EGC) - Kelainan Kogenital Kandung empedu : 1. agenesis, hipoplasi 2. Hiperplasi, Reduplikasi Saluran empedu Ekstrahepatik 1. Agenesis , atresi yang merupakan salah satu sebab utama daripada icterus neonatorum prolongatum 2. Kista Ductus Choledochus - Radang ( Cholangitis ) Biasanya disebabkan oleh batu ductus choledochus ( mendadak ), yang akut supuratif menyebabkan empiema dan cholecysistitis ganggrenosa, sehingga menyebabkan perforasi dan peritonitis acuta sampai menahun. - Cholesterolosis ( Strowberry Galbladder ) Karena penimbunan fokal daripada kolesterol dalam epitel atau dibawah epitel kandung empedu - Hidrops Kandung Empedu ( Mucocele ) Kandung empedu yang membesar akibat sekresi lendir cair yang jernih - Cholelithiasis Timbulnya batu empedu yang bisa dikarenakan metabolisme kolesterol uang terganggu atau adanya infeksi - Tumor Tumor Jinak : Papiloma, adenoma, adenomyoma Tumor Ganas ; Adenocarcinoma, adenoacanthoma (William F.Ganong.2003.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta:EGC) PATOLOGI PANCREAS
- Kelainan Kogenital 1. pancreas anulare bentuk pancreas (biasanya bagian kepala ) yang melingkari duodenum seluruh nya sehingga dapat menyebabkan stenosis duodenum 2. pancreas ektopik jaringan pancreas lengkap dg pulau langerhans yang tidak terletak pada semestinya dapat menimbulkan penyumbatan, rasa nyeri & radang jaringan . 3. kelainan duct.ekskretorius kelainan duct.wirsungi & santorini dapat terpisah & tidak terpadu sebagai saluran sendiri bermuara di duodenum 4. penyakit fibrokistik ( pembentukan kista-kista ) - Perubahan regresif - Gangguan sirkulasi ( aplopeksia pancreas ) - Radang ( nekrosis pancreas hemoragic akut ) - Tumor Patologi Pankreatitis Akut Suatu penyakit inflamasi akut yang terjadi pada pancreas yang diakibatkan oleh infeksi , baik virus maupun bakteri , batu saluran empedu , alcohol, atau obat-obatan tertentu, sedangkan sebanyak 30% tidak diketahui penyebabnya. Di Indonesia Pankreatitis akut terjadi sebagai komplikasi DBD atau demam tifoid yang merupakan suatu prognosis buruk karena sering diikuti keterlibatan atau kegagalan multi organ, seperti gagal ginjal akut atau gagal nafas akut. (William F.Ganong.2003.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta:EGC)
PATOLOGI LIEN - Kelainan Bawaan a. Aplasia Limpa tidak terbentuk sama sekali, tapi lebih sering terjadi hipoplasia limpa. b. Lobulasi Abnormal Adanya lekuk-lekukan oleh infark c. Limpa Tambahan ( lien accessories ) Dapat satu atau lebih . Berbentuk bulat,kecil histology dan fisiologik sama dengan limpa yang normal . Biasanya terletak pada ligementum gastrolienalis, pada ekor pancreas, kadang-kadang pada omentum , mesenterium, usus kecil atau usus besar. - Radang a. Splenitis Acuta Sebab utama ialah bakteremi oleh kuam-kuman piogenik , juga bisa karena penyakit infeksi keras lain seperti diphtheria, dysentria bacillaris,pneumonia disertai kerusakan jaringan berat, adanya resorpsi bahn- bahan yang berasal dari jaringan nekrotik. Pembentukan abses terjadi pada piemi atau embolus septic, mialnya endocarditis becterialis. b. Tuberkulosis Tampak tuberkel-tuberkel milier pada limpa, yang berasal dari tuberculosis miliaris generalisata, karena limpa merupakan salah satu alat tubuh yang memudahkan pembiakan kuman tuberculosis. c. Lues ( sifilis ) Pembesaran limpa pada lues tingkat III biasanya sekunder akibat kelainan kongestif yang disebabkan oleh Cirrhosis Hepatis Luetica. d. Thypus Abdominalis Limpa membesar sampai 250- 500 gram, dengan focus-fokus nekrosis. Sel Retikulum pada pulpa merah memfagosit eritrosit. e. Malaria Pada stadium akut limpa membesar dan lunak, tampak adanya parasit malaria dalam eritrosit atau sel reticulum pada pulpa merah f. Mononucleosis infectiosa Limpa membesar sampai 2 atau 3 kali normal . Perabaan lunak seperti daging dan sangan hiperemik. Atipik pada sinusoid yang kemudian juga menyebuk ke dalam trabekula dan simpai , sehingga mencurigakan akan adanya pertumbuhan yang infiltratif g. Kala-Azar Penyakit Parasit yang disebabkan oleh Leishmania Donovani. Salh satu penybab pembesaran limpa , dengan fibrosis keras dan penebalan simpai, juga ditemukan adanya daerah infark. Sel-sel Retikuloendotelial bertambah. - Gangguan Sirkulasi a. Bendungan Mendadak Dapat terjadi pada berbagai infeksi akut yang berat dan toksemi ( toxaemia ), limpa membesar ( kurang dari 250 gram ), perabaan lunak. Penampang berwarna merah b. Bendungan Menahun Bendungan menahun yang terus-menerus mengakibatkan pembesaran limpa yang disebut Congestive splenomegaly c. Sindrom Banti Suatu penyakit splenomegali yang kongestifyang sangat keras disebabkan oleh kelainan obstruktif pada vena diluar limpa d. Infark Adanya Obstruksi arteria lienalis atau cabang cabangnya , yang hamper selalu disebabkan oleh emboulus yang berasal dari jantung. - Kelainan Regresif a. Amiloidosis b. Atrofi c. Hialin d. Pigmentasi e. Hipersplenisme ( Splenomegali ) Tidak diketahui penyebabnya ( Primer ), karena lekemi, lymphoma malignum , penyakit infeksi, sindrom banti, atau sindrom felty ( terdiri atas polyarthritis, demam, anemia,lekopeni dan splenomegali ) f. Lipoidosis Penimbunan lemak pada limpa. g. Lipoidosis pada penyakit Diabetes Melitus - Tumor/Neoplasma Tumor primer yaitu lymphoma malignum primer pada limpa.hemangioma Cavernosum - Kista Kista Parasit yang sering disebabkan karena parasit Taenia Echinococcus tau kista tumor yang jinak. (William F.Ganong.2003.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta:EGC)
9. Bagaimana cara pemeriksaan untuk menentukan apakah hepar itu sehat atau tidak? PERANAN TES FAAL HATI DALAM DIAGNOSA PENYAKIT HATI I. Tes Berdasarkan Metabolisme Empedu A. Bilirubin Serum Sumber : 70% dari eritrosit tua 10% dari infetective erythropaesis 20% dari sumber-sumber lain terutama dalam hati Faktor yang menyebabkan kenaikan kadar bilirubin serum : 1. Kenaikan kadar bilirubin terkonyugasi Penyebabnya adalah : a. Gangguan ekskresi bilirubin intrahepatik Herediter : Recurent (benigna) intrahepatik cholestasis Cholestasis pada kehamilan didapat (acquired) ;] Nekrosis hepatoseluler(karena virus atau obat) Cholestasis intrahepatic (karena virus atau obat) b. Obstruksi saluran empedu ekstrahepatik adanya batu, tumor dan striktura dll. 2. Kenaikan kadar bilirubin tak terkonyugasi a. Produksi bilirubin yang berlebihan Hemolisis, primary shunt hiperbilirubinemia, puasa b. kemampuan hati untuk mengeksresikan bilirubin dari darah menurun Congenital non hemolitik jaundice Heperbilirubinnemia neonatal 3. ikterus yang jelas, bendungan saluranKenaikan kadar bilirubin total empedu ekstrahepatik, chalecystis akut, hepatitis virus, puasa untuk persiapan operasi, hiperemesis gravidarum pylorastenosis congenital B. Bilirubin Urine Bilirubin dalam urine selalu menunjukkan adanya kelainan hati dan menpunyai arti penting dalam keadaan diagnosa dini dari hepatitis virus. C. Urobilin Dalam Urine Urobilin dalam urine meningkat pada keadaan : a. Pembentukan bilirubin yang meningkat (hemolisis) b. Intestinal transit time memanjang (sembelit) c. Jumlah bakteri dalam usus meningkat d. Gangguan Faal hati Menurun pada keadaan obstruksi empedu intra atau ekstrahepatik, Flora usus berkurang, Diarhea, Anemia, Gangguan Faal ginjal D. Urobilin Dalam Tinja (Stercobilin). Pemeriksaan urobilin dalam timja berguna untuk diagnosa suatu bendungan empedu total yaitu bila jumlah urobulin tinja kurang dari 5-6 mg perhari. B.Kadar Cholesterol Serum Meningkat pada keadaan : Primary biliary cirrhosis, Striktura saluran empedu pastoperatip Menurun pada keadaan : Cirrhasis hepatis decompensated, Malnutrisi C. Garam-Garam Empedu (Asam Empedu) Faktor-faktor yang mempegrauhi kadar garam empedu dalam darah : Penyakit parenkim hati bendungan empedu baik ekstrahepatik dan intrahepatik II. Tes Enzim A. Transaminase Serum Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT) Atau Serum Aspartatec Aminotransferase (AST) Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) Atau Serum Analine Aminotransferase (ALT) sumber : - SGOT : otot jantung,hati, otot lutut, ginjal, pancreas, -SGPT : sel-sel hati (sumber utama), jaringan tubuh lain Kondisis-Kondisi SGOT Dan SGPT Meningkat a. Nilai sangat tinggi (20 atau > Hepatitis virus, Hepatitis toksiskali normal) b. Hepatitis kronik aktif,Nilai meningkat sedang (3-10 kali normal) Obstruksi salauran empedu ekstrahepatik, Chalestasis intrahepatik, Monohucleus infection, Infark miokard. Pankreatitis, Lemak oleh alcohol, Infiltrasi oleh tumor, Sirosis biliar.c. Nilai tidak atau sedikit (1-3 x N) B. Gamma Glutamyl Transpeptidase (GGT): sel hati, sel sistem empedu, sel ginjal,sel usus dan pancreas. Keuntungan dari pemeriksaan GGT adalah karena GGT relatif spesifik untuk penyakit hati. Tujuan pemeriksaan : Diagnosa hepatitis kronik, Indikator adanya chalestatis, Deteksi kelainan hati minimal atau dini, Deteksi kelianan hati oleh alcohol, Proses hati infiltrative. C. ALKALI FOSFATASE Berasal dari:Sistem hepatobiliar, Tulang, Usus, Placenta, Tubuli Proximal Ginjal, kelenjer susu KONDISI-KONDISI PENINGKATAN ALKALI FOSFATASE a. Nilai sangat tinggi (10 x atau > Sirosis biliar primer,dari normal) Obstruksi saluran empedu extra hepatik oleh tumor, Infiltrasi gramulamateus oleh tumor, Atresis kongenital saluran empedu intrahepatik b. Penyumbatan saluranNilai tinggi atau sedang (3-10 x dari normal) empedu oleh batu, penyumbatan saluran empedu intrahepatik, metasfase tumor ketulang penyakit hati oleh alcohol, Hepatitis kronik, Hepatitis virusc. Nilai sedikit /normal (1-3 x N) EVALUASI PREOPERATIF PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT HATI A. Riwayat ikterus, hepatitis, penyalagunaan alkohol, penyalugaan obat i. v. dan kecendrungan perdarahan, dan penurunan berat badan B. Hepatosplenomegali, ascites, edema perifer,Pemeriksaan Fisik misalnya spider angiomato, atrofi testis, kaput medusal, hemoroid, ginecomastia, temparal wosting. C. Data laboratorium yang menunjukkan disfungsi hati D. Jika terdapat keraguan sehubungan dengan riwayat penyakit hati konsul gastrointestinal
KONDISI-KONDISI PENINGKATAN ALKALI FOSFATASE a. Nilai sangat tinggi (10 x atau > Sirosis biliar primer,dari normal) Obstruksi saluran empedu extra hepatik oleh tumor, Infiltrasi gramulamateus oleh tumor, Atresis kongenital saluran empedu intrahepatik b. Penyumbatan saluranNilai tinggi atau sedang (3-10 x dari normal) empedu oleh batu, penyumbatan saluran empedu intrahepatik, metasfase tumor ketulang penyakit hati oleh alcohol, Hepatitis kronik, Hepatitis virusc. Nilai sedikit /normal (1-3 x N) EVALUASI PREOPERATIF PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT HATI A. Riwayat ikterus, hepatitis, penyalagunaan alkohol, penyalugaan obat i. v. dan kecendrungan perdarahan, dan penurunan berat badan B. Hepatosplenomegali, ascites, edema perifer,Pemeriksaan Fisik misalnya spider angiomato, atrofi testis, kaput medusal, hemoroid, ginecomastia, temparal wosting. C. Data laboratorium yang menunjukkan disfungsi hati D. Jika terdapat keraguan sehubungan dengan riwayat penyakit hati konsul gastrointestinal Guyton & Hall. Fisiologi Kedokteran. EGC.
10. Bagaimana system embrionik dari organ enterohepatik tersebut?