Anda di halaman 1dari 11

ANATOMI FISIOLOGI HEPAR DAN SISTEM BILIARIS

A. PENGERTIAN HEPAR DAN SISTEM BILIARIS

1. Hepar
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia dengan berat kurang
lebih 1,5 kg (Junqueira dkk., 2007).
Hati adalah organ viseral terbesar dan terletak di bawah kerangka iga
(Sloane, 2004).
Hepar bertekstur lunak, lentur, dan terletak di bagian atas cavitas abdominalis
tepat di bawah diaphragma. Sebagian besar hepar terletak di profunda arcus costalis
dextra dan hemidiaphragma dextra memisahkan hepar dari pleura, pulmo,
pericardium, dan cor. Hepar terbentang ke sebelah kiri untuk mencapai
hemidiaphragma sinistra (Snell, 2006).
Hepar tersusun atas lobuli hepatis. Vena centralis pada masing-masing
lobulus bermuara ke venae hepaticae. Dalam ruangan antara lobulus- lobulus
terdapat canalis hepatis yang berisi cabang-cabang arteria hepatica, vena portae
hepatis, dan sebuah cabang ductus choledochus (trias hepatis). Darah arteria dan
vena berjalan di antara sel-sel hepar melalui sinusoid dan dialirkan ke vena centralis
(Sloane, 2004). (Jurnal digilib.unila.ac.id)
Hati merupakan salah satu organ tubuh yang besar dan merupakan pusat
metabolisme tubuh manusia. Organ ini memiliki fungsi yang kompleks di antaranya
mempunyai peranan dalam memetabolisme karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan
obat-obatan (Ganong, 2009).
Pada proses metabolisme, obat akan diproses melalui hati sehingga enzim
hati akan melakukan perubahan (biotransformasi) kemudian obat menjadi dapat
lebih larut dalam tubuh dan dikeluarkan melalui urin atau empedu (Depkes RI, 2003).
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, yang mempunyai fungsi yang
sangat banyak dan kompleks. Hati penting untuk mempertahankan hidup karena
hampir setiap fungsi metabolisme tubuh memerlukan hati ( Husadha, 1996)

2. Sistem Biliaris
Sistem Biliaris adalah suatu saluran yang mengalirkan empedu dari hepar
kedalam dudenum. Berdasarkan lokasinya terdiri atas dua yaitu intrahepatik dan
ekstrahepatik . Dimana saluran biliaris intrahepatik terdiri atas kkanakuli biliaris dan
duktuli biliaris, sedangkan biliaris ekstrahepatik terdiri atas duktus hepatikus kiri dan
kanan, duktus hepatikus komunis, duktus sitikus, dan duktus koleodekus serta vesica
fellea (Nona Zesifa, 2017)
Empedu adalah komponen aktual yang membantu memecah dan menyerap
lemak.Empedu, yang dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk kotoran, adalah apa yang
memberikan kotoran warna gelapnya coklat (Tim Ohio State University.2011)
Kandung empedu adalah sebuah kantung berbentuk seperti buah pir, yang
terletak pada permukaan inferior dari hati pada garis yang memisahkan lobus kanan
dan kiri, yang disebut dengan fossa kandung empedu. Ukuran kandung empedu
pada orang dewasa adalah 7 cm hingga 10 cm dengan kapasitas lebih kurang 30mL.
Kandung empedu menempel pada hati oleh jaringan ikat longgar , yang
mengandung vena dan saluran limfatik yang menghubungkan kandung empedu
dengan hati. Kandung empedu dibagi menjadi empat area anatomi: fundus, korpus,
infundibulum, dan kolum (Avunduk, 2002).
Saluran biliaris dimulai dari kanalikulus hepatosit, yang kemudian menuju ke
duktus biliaris. Duktus yang besar bergabung dengan duktus hepatikus kanan dan
kiri, yang akan bermuara ke duktus hepatikus komunis di porta hepatis. 5 Ketika
duktus sistika dari kandung empedu bergabung dengan duktus hepatikus komunis,
maka terbentuklah duktus biliaris komunis. Duktus biliaris komunis secara umum
memiliki panjang 8 cm dan diameter 0.5-0.9 cm, melewati duodenum menuju
pangkal pankreas, dan kemudian menuju ampula Vateri (Avunduk, 2002).
Sistem empedu terdiri dari organ-organ dan saluran (saluran empedu,
kandung empedu,dan struktur terkait) yang terlibat dalam produksi dan transportasi
empedu. Ketika sel-sel hati mengeluarkan empedu, yang dikumpulkan oleh sistem
saluran yang mengalir dari hati melalui duktus hepatika kanan dan kiri. Saluran ini
akhirnya mengalir ke duktus hepatik umum. Duktus hepatika kemudian bergabung
dengan duktus sistikus dari kantong empedu untuk membentuk saluran empedu
umum, yang berlangsung dari hati ke duodenum (bagian pertama dari usus kecil).
Namun, tidak semua berjalan empedu langsung ke duodenum. Sekitar 50 persen
dari empedu yang dihasilkan oleh hati adalah pertama disimpan di kantong empedu,
organ berbentuk buah pir yang terletak tepat di bawah hati. Kemudian, ketika
makanan dimakan, kontrak kandung empedu dan melepaskan empedu keduodenum
disimpan untuk membantu memecah lemak.(Tim Ohio State University.2011)

B. ORGAN - ORGAN YANG MEMBENTUK HEPAR DAN SISTEM BILIARIS

1. Hepar
Hepar terbagi menjadi lobus kiri dan lobus kanan yang dipisahkan oleh
ligamentum falciforme, di inferior oleh fissura yang dinamakan dengan ligamentum
teres dan di posterior oleh fissura yang dinamakan ligamentum venosum (Hadi,
2002). Lobus kanan hepar enam kali lebih besar dari lobus kiri dan mempunyai 3
bagian utama yaitu: lobus kanan atas, lobus caudatus dan lobus quadrates. Menurut
Sloane (2004), diantara kedua lobus terdapat porta hepatis, jalur masuk dan keluar
pembuluh darah, saraf dan duktus. Hepar dikelilingi oleh kapsula fibrosa yang
dinamakan kapsul glisson dan dibungkus peritoneum pada sebagian besar
keseluruhan permukaannnya (Hadi, 2002).
Organ yang membentuk hepar :
● Hepar terbagi menjadi 4 lobus diantaranya :
1. Lobus Dextra,
2. Lobus Caudatus,
3. Lobus Sinistra, dan
4. Lobus Qaudatus (Sloane, 2004)
● Terdapat lapisan jaringan ikat yang tipis, disebut dengan kapsula Glisson, dan
pada bagian luar ditutupi oleh peritoneum. (Sloane, 2004)
● Canalis hepatis yang berisi cabang-cabang arteria hepatica, vena portae hepatis,
dan sebuah cabang ductus choledochus (trias 12 hepatis). (Sloane, 2004)
● Kanalikuli empedu, saluran empedu yang membentuk kapiler empedu. (Amirudin,
2009).
● Sinusoid ialah pembuluh darah kapiler. Setiap sinusoid tersusun atas dua buah
macam sel yang berbeda, dua buah sel itu ialah sebagai berikut :
1. Sel Kupffer
2. Sel Hepatosit (sel hepar)
3. Ito sel / stellate sel / hepatic liposit.
(Dr. Fitriani Lumongga : Struktur Liver, 2008)

2. Sistem Biliaris
Empedu disimpan di dalam kantung empedu dan dilepaskan ke usus dua
belas jari untuk membantu proses pencernaan makanan.
Bagian-bagian dari kantung empedu:
1. Fundus vesika felea
2. Korpus vesika felea
3. Leher kandung kemih
4. Duktus sistikus
5. Duktus hepatikus
6. Duktus keledokus

C. LETAK, BENTUK, DAN STRUKTUR ANATOMI DARI ORGAN ORGAN YANG


MEMBENTUK HEPAR DAN SISTEM BILIARIS

1. Hepar

1.1 Letak Hepar


Letak hati pada tubuh manusia Perlu diketahui bahwa hati merupakan
kelenjar terbesar yang ada didalam tubuh manusia. Hati terletak didalam rongga
perut sebelah kanan tepatnya dibawah diafragma.di kedua sisi kuadran atas, yang
sebagian besar terdapat pada sebelah kanan. Beratnya 1.500 gram atau 2,5% dari
berat badan orang dewasa normal . Permukaan atas juga berbentuk cembung dan
berada dibawah diafragma, permukaan bawah tidak rata dan memperlihatkan
lekukan fisura transverses. Permukaannya dilapisi pembuluh darah yang keluar
masuk hati.

1. 2 Bentuk Hepar
Hati atau hepar merupakan kelenjar yang terbesar dan salah satu kelenjar
terpenting dalam tubuh manusia. Hati ada yang berwarna merah tua dan ada juga
yang berwarna merah kecoklatan.Hepar mempunyai konsistensi kenyal,kilo Bentuk
hepar adalah seperti piramid . Berat hepar Pada orang dewasa beratnya sekitar 2 kg.

1. 3 Struktur Hepar
Hati terdiri atas 2 bagian utama, yaitu belahan hati kanan yang disebut lobus
kanan, dan belahan hati kiri yang disebut lobus kiri. Lobus kanan dan kiri dipisahkan
oleh fissura yang terbentuk dari gabungan beberapa ligamen. Setiap lobus disusun
oleh unit fungsional berbentuk heksagonal yang disebut lobulus. Pada bagian tengah
lobulus terdapat pembuluh dari vena yaitu vena sentralis. Setiap vena sentralis
kemudian akan bergabung membentuk pembuluh darah vena hepatika yang
merupakan pembuluh darah vena utama pada hati. Struktur yang memisahkan antar
satu lobulus dengan lobulus lain disebut lakuna. Jika diamati lebih lanjut, maka
jaringan lobolus hati disusun oleh sel hepatosit. Antar sel hepatosit dipisahkan oleh
kanalikuli, kemudian setiap kanalikuli akan bergabung membentuk saluran empedu.
Suplai nutrisi dan oksigen ke hati diperoleh dari jantung sama seperti organ
organ lainnya. Namun jika diamati lebih lanjut, aliran darah ke hati sedikit berbeda.
Hati menerima darah dari dua sumber utama, yaitu arteri hepatika dan vena porta
hepatik.
Arteri Hepatik membawa darah yang kaya oksigen dan nutrisi dari jantung
dan mensuplai sekitar 20% darah hepar.
Sedangkan vena porta hepatik membawa darah yang berasal dari sistem
pencernaan. Darah ini berisi produk-produk hasil metabolisme dan pencernaan.
Vena porta menyuplai sekitar 80% darah hati. Kemudian darah akan keluar dari vena
sentralis menuju vena hepatika dan vena kava inferior.
Agar lebih memahami penjelasan ini silahkan sahabat lihat gambar di bawah
ini :
2. Sistem Biliaris

2.1 Letak Sistem Biliaris


Organ ini terletak dalam suatu fosa yang menegaskan batas anatomi lobus
hati kanan dan kiri (Iga, Nurul, Husnul)

2.2 Bentuk Sistem Biliaris


Berbentuk huruf "S", Panjangnya 4 cm dan menghubungkan collim vesica
fellea dengan ductus hepaticus communis membentuk ductus choledochus

2.3 Struktur Sistem Biliaris


a. Struktur Kantung Empedu
Terdapat 3 (tiga) lapis pelindung atau pembungkus kantung empedu,
diantaranya yaitu:
● Permukaan luarnya berupa peritoneum visceral
● Bagian tengahnya berupa dinding yang terdiri dari serat otot halus. Kontraksi
dari otot tersebut dipengaruhi oleh sistem hormonal tubuh dan berfungsi
untuk mengeluarkan cairan empedu menuju ke duodenum.
● Permukaan dalamnya berupa membran mukosa yang terdiri dari sel-sel
epitel sederhana yang berbentuk silinder.
b. Berdasarkan biliaris terbagi menjadi 2 bagian yaitu :
● Intrahepatik, saluran biliaris intraheptatik terdiri atas kanalikuli biliaris dan
duktuli biliaris.
● Hekstrahepatik, saluran biliaris hekstrahepatik terdiri atas duktus hepatikus
kiri dan kanan, duktus hepatikus komunis, duktus sistikus, dan duktus
koledokus serta vesica fellea.
D. FUNGSI DARI ORGAN - ORGAN HEPAR DAN SISTEM BILIARIS

1. Hepar

Menurut Guyton & Hall (2008), hati mempunyai beberapa fungsi yaitu:
a. Metabolisme karbohidrat
Fungsi hati dalam metabolisme karbohidrat adalah menyimpan glikogen dalam
jumlah besar, mengkonversi galaktosa dan fruktosa menjadi glukosa,
glukoneogenesis, dan membentuk banyak senyawa kimia yang penting dari hasil
perantara metabolisme karbohidrat.
b. Metabolisme lemak
Fungsi hati yang berkaitan dengan metabolisme lemak, antara lain:
mengoksidasi asam lemak untuk menyuplai energi bagi fungsi tubuh yang lain,
membentuk sebagian besar kolesterol, fosfolipid dan lipoprotein, membentuk lemak
dari protein dan karbohidrat.
c. Metabolisme protein
Fungsi hati dalam metabolisme protein adalah deaminasi asam amino,
pembentukan ureum untuk mengeluarkan amonia dari cairan tubuh, pembentukan
protein plasma, dan interkonversi beragam asam amino dan membentuk senyawa lain
dari asam amino.
d. Lain-lain
Fungsi hati yang lain diantaranya hati merupakan tempat penyimpanan vitamin,
hati sebagai tempat menyimpan besi dalam bentuk feritin, hati membentuk zat-zat
yang digunakan untuk koagulasi darah daljumlah banyak dan hati mengeluarkan atau
mengekskresikan obat-obatan, hormon dan zat lain.(Guyton & Hall,,2008

Sel kupffer letaknya tersebar diantara endotel,berfungsi sebagai fagositik yang


merupakan bagian dari monosit makrofag defens system.

Ito sel/stellate sel/hepatik liposit sel sulot untuk dilihat dengan mikroskop
cahaya.Sel ini mempunyai tetesan lipid yang berisi vitamin A pada sitoplasmanya.Ito
sel ini mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai tempat penyimpanan vitamin A dan
sebagai penghasil matriks ekstra seluler dan kolagen. ((Dr. Fitriani Lumongga: Struktur
Liver,2008)
2. Sistem Biliaris

Bagian-bagian dari kantong empedu:


● Fundus Vesikafelea, merupakan bagian akhir dari kantung empedu.
● Korpus (badan) Vesikafelea, bagian dari kantung empedu yang didalamnya berisi
cairan empedu. Seperti yang telah kami singgung sebelumnya bahwa jumlah cairan
yang diproduksi dalam satu hari adalah sekitar 600 – 1200 ml. Jumlah produksi ini
dapat meningkat ketika tubuh sedang mencerna lemak.
● Leher Kantung Empedu, merupakan saluran tempat masuknya cairan/getah
empedu kedalam korpus vesikafelea.
● Duktus Sistikus, saluran yang membentuk saluran empedu (Duktus Koledokus)
bersama dengan duktus hepatikus. Panjang saluran ni adalah sekitar 3 cm.
● Duktus Hepatikus, saluran yang keluar dari leher empedu dan bersama dengan
dukturs sistikus akan membentuk saluran empedu (Duktus Koledokus).
● Duktus Koledokus (Saluran empedu), adalah saluran yang akan membawa cairan
empedu ke duodenum (usus dua belas jari).

Fungsi Kantung Empedu, sebenarnya fungsi Kantung Empedu ini akan selalu
berhubungan atau berkaitan dengan fungsi cairan empedu yang disimpannya,
Sehingga akan dijelaskan beberapa fungsi dari Cairan/getah empedu :

● Membantu proses pencernaan lemak


Lemak tersebut memiliki sifat tidak larut dalam air, jadi hanya cairan empedu
yang bisa mencerna lemak. Saat terdapat makanan yang masuk ke dalam usus dua
belas jari (duodenum), maka sinyal hormonal serta juga saraf dalam kantung
empedu itu akan terpicu, kemudian akan menimbulkan kontraksi otot sehingga
cairan empedu tersebut akan turun ke usus dua belas jari untuk dapat mencerna
makanan tersebut.
● Membantu proses absorbsi lemak
Getah empedu tersebut memiliki fungsi untuk dapata membantu penyerapan
lemak oleh tubuh dengan cara memfasilitasi jalurnya menembus membran sel.
● Membantu pengeluaran limbah
Pigmen hasil pemecahan sel darah merah serta juga kolesterol adalah salah
satu komponen yang tidak dibutuhkan dan juga bisa berbahaya bagi kesehatan
tubuh. Untuk hal itu, komponen tersebut dibuang dari tubuh dengan bantuan oleh
cairan empedu. Pembuangan kolesterol tersebut dilakukan dengan caraa mengikat
kolesterol serta lesitin untuk membentuk suatu agregasi kecil yang disebut dengan
sebutan micelle yang selanjutnya akan dibuang dengana melalui feses.
● Membantu Menghilangkan racun dari hati
Empedu tersebut mengandung antioksidan yang dapat menghilangkan racun.
Komponenya seperti obat-obatan, bakteri atau virus yang tidak dapat diterima tubuh
akan disaring oleh hati, kemudian hati itu akan mengirimnya keluar dengan melalui
cairan empedu.(Syaifuddin. 2006) Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk
Mahasiswa Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta.AlphaHelixSection (yellow).svg(Dian Purniawati)
● Menyimpan dan mengkonsentrasikan cairan empedu yang berasal dari hati
diantara dua periode makanan.
● Berkontraksi dan mengalirkan garam empedu yang merupakan turunan
kolestrol,dengan stimulasi oleh kolesistokinin,ke duodenum sehingga membantu
proses pencernaan lemak. (Barret 2006)
.
.

E. FUNGSI SISTEM BILIARIS​.

Fungsi sistem bilier Sistem empedu terdiri dari organ-organ dan saluran (saluran
empedu, kandung empedu,dan struktur terkait) yang terlibat dalam produksi dan
transportasi empedu. Ketika sel-sel hati mengeluarkan empedu, yang dikumpulkan oleh
sistem saluran yang mengalir dari hati melalui duktus hepatika kanan dan kiri. Saluran ini
akhirnya mengalir ke duktus hepatik umum. Duktus hepatika kemudian bergabung
dengan duktus sistikus dari kantong empedu untuk membentuk saluran empedu umum
yang berlangsung dari hati ke duodenum (bagian pertama dari usus kecil). Namun, tidak
semua berjalan langsung ke duodenum. Sekitar 50 persen dari empedu yang dihasilkan
oleh hati adalah pertama disimpan di kantong empedu, organ berbentuk buah pir yang
terletak tepat di bawah hati.
Kemudian, ketika makanan dimakan, kontrak kandung empedu dan melepaskan
empedu ke duodenum disimpan untuk membantu memecah lemak. Fungsi utama system
bilier yang meliputi:
● Untuk mengeringkan produk limbah dari hati ke duodenum
● Untuk membantu dalam pencernaan dengan pelepasan terkontrol empedu
Empedu merupakan cairan kehijauan-kuning (terdiri dari produk-produk limbah,
kolesterol, dan garam empedu) yang disekresikan oleh sel-sel hati untuk melakukan dua
fungsi utama , termasuk yang berikut:
● Untuk membawa pergi limbah
● Untuk memecah lemak selama pencernaan
Garam empedu adalah komponen aktual yang membantu memecah dan
menyerap lemak. Empedu, yang dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk kotoran, adalah
apa yang memberikan kotoran warna gelapnya coklat (Tim Ohio State University 2011
Sistem Bilier.Columbus: Medical center).

F. MEKANISME KERJA SISTEM BILIARIS


Saluran biliaris dimulai dari kanalikulus hepatosit, yang kemudian menuju ke duktus
biliaris. Duktus yang besar bergabung dengan duktus hepatikus kanan dan kiri, yang
akan bermuara ke duktus hepatikus komunis di porta hepatis.Ketika duktus sistika dari
kandung empedu bergabung dengan duktus hepatikus komunis, maka terbentuklah
duktus biliaris komunis. Duktus biliaris komunis secara umum memiliki panjang 8 cm dan
diameter 0.5-0.9 cm, melewati duodenum menuju pangkal pankreas, dan kemudian
menuju ampula Vateri (Avunduk, 2002).
Suplai darah ke kandung empedu biasanya berasal dari arteri sistika yang berasal
dari arteri hepatikus kanan. Asal arteri sistika dapat bervariasi pada tiap tiap orang,
namun 95 % berasal dari arteri hepatik kanan (Debas, 2004).
Aliran vena pada kandung empedu biasanya melalui hubungan antara vena vena
kecil. Vena-vena ini melalui permukaan kandung empedu langsung ke hati dan
bergabung dengan vena kolateral dari saluran empedu bersama dan akhirnya menuju
vena portal. Aliran limfatik dari kandung empedu menyerupai aliran venanya. Cairan limfa
mengalir dari kandung empedu ke hati dan menuju duktus sistika dan masuk ke sebuah
nodus atau sekelompok nodus. Dari nodus ini cairan limfa pada akhinya akan masuk ke
nodus pada vena portal. Kandung empedu diinervasi oleh cabang dari saraf simpatetik
dan parasimpatetik, yang melewati pleksus seliaka. Saraf preganglionik simpatetik
berasal dari T8 dan T9. Saraf postganglionik simpatetik berasal dari pleksus seliaka dan
berjalan bersama dengan arteri hepatik dan vena portal menuju kandung empedu.Saraf
parasimpatetik berasal dari cabang nervus vagus (Welling & Simeone,2009). (by
Kurniawati)
Di antara waktu makan, empedu akan disimpan di kandung empedu dan dipekatkan.
Selama makan, ketika kimus mencapai usus halus, keberadaan makanan terutama
produk lemak akan memicu pengeluaran kolesistokinin (CCK). Hormon ini merangsang
kontraksi dari kandung empedu dan relaksasi sfingter Oddi, sehingga empedu
dikeluarkan ke duodenum dan membantu pencernaan dan penyerapan lemak. Garam
empedu secara aktif disekresikan ke dalam empedu dan akhirnya disekresikan bersama
dengan konstituen empedu lainnya ke dalam duodenum. Setelah berperan serta dalam
pencernaan lemak, garam empedu diresorpsi ke dalam darah dengan mekanisme
transport aktif khusus di ileum terminal. Dari sini garam empedu akan kembali ke sistem
porta hepatika lalu ke hati, yang kembali mensekresikan mereka ke kandung empedu.
Proses pendaurulangan antara usus halus dan hati ini disebut sebagai sirkulasi
enterohepatik (Sherwood, 2001).
Dalam keadaan dimana kandung empedu tidak berfungsi dengan baik, garam
empedu yang telah melalui sirkulasi enterohepatik sebagian besar akan disimpan di usus
halus (Barett, 2005).
DAFTAR PUSTAKA

Amirudin R., 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Fisiologi dan Biokimia hati. Edisi V.
Jakarta. Interna Publishing. Hal : 627

Avunduk, C., 2002. Manual of Gastroenterology: Diagnosis and therapy. Edisi 3 bab V, 38.

Barret Kim buku ajar Kedokteran Ganong:Jakarta:EGC medical 2006

Depkes RI. 2003. Manajemen Puskesmas. Jakarta: Depkes RI

Ganong, W. F. 2009. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. Jakarta: EGC.

Guyton, A.C., dan Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC

Husadha Y, 1996. Fisiologi dan Pemeriksaan Hati. Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Jilid I. Edisi ketiga. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Hal : 224- 226.

Lumongga, Fitriani. Struktur liver. sumatra utara: Fakultas kedokteran universitas sumatra
utara. 2008
Oldham, Keith T.et all (eds); Biliary Atresia at Principles and Practice of Pediatric Surgery,
4th Edition. ParlinRingoringo. 1991. ​Atresia Biller.​ Jakarta: IlmuKesehatanAnak,FK UI,
RSCM.

Sherwood, L., 2001. Fisiologi Manusia dari sel ke sistem,Edisi 2, EGC, Jakarta.
Nona Zesifa, 2017. Teknik Radiografi 3 Sistem Biliari

Sloane E. 2004. Anatomi dan fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC. hlm. 291.
.
Tim Ohio State University.2011. Sistem Bilier. Columbus:Medical center

Welling, T.H. and Simeone, D.M.(2009). Gallbladder and Biliary tract : Anatomy and
structural anatomies, chapter 50. in : ​Atlas of Gastroenterology, 4th end, eds, T. Yamaha et
al. Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia, PA, pp.573-581.

Barret, T. 2005. Understanding Problem Based Learning. Handbook of Enquiry


and Problem-based Learning: Irish Case Studies and International
Perspectives. AISHE READINGS.

Anda mungkin juga menyukai