Anda di halaman 1dari 16

Mata Kuliah            : Penanganan Spesimen dan Flebotomi (P)

Jenis Tugas              : Kelompok

CARA PENGAMBILAN DARAH VENA

Oleh:
Annisa Syafri                   (PO714203191.010)
Ni Luh Lita Desmianti   (PO714203191.024)
 

Dosen Pengampu:

Hj. Nurlia Naim, S.Si., M.Kes


Hurustiaty., S.Si., M.Kes
Rosita., S.Si
Zulfikar Ali Hasan, S.ST., M.Kes

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR

TAHUN AKADEMIK 2019


KATA PENGANTAR

Puji Syukur atas kehadirat Allah SWT.yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya kepada kelompok kami sehingga dapat menyelesaikan makalah tentang Cara
Pengambilan Darah Vena  ini dengan tepat waktu.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen pembimbing yang telah
memberikan tugas ini, sehingga tugas ini dapat memberikan pengetahuan lebih tentang Cara
Pengambilan Darah Vena kepada kami.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca.Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun
demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Makassar, 19 Maret 2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………....i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………..ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………………....1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………….......3
C. Tujuan ……………………………………………………………………3
D. Manfaat …………………………………………………….....................3

BAB II PEMBAHASAN

A. Defenisi Pembuluh darah Vena…..………………………………………4


B. Hal yang Harus Diperhatikan dalam Pengambilan Spesimen Darah ..…............5
C. Lokasi yang Tidak Diperbolehkan dalam Pengambilan Spesimen Darah….6
D. Cara Pengambilan Darah Vena…………………………………………………6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………....12
B. Saran………………………………………………………………..........12

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….......13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Darah merupakan salah satu jaringan dalam tubuh yang berbentuk cair berwarna
merah. Karena sifat darah yang berbeda dengan jaringan lain mengakibatkan darah dapat
bergerak dari satu tempat ke tempat lain sehingga dapat menyebar ke semua bagian
tubuh. Penyebaran tersebut harus terkontrol dan harus tetap berada pada satu ruangan
agar darah benar-benar dapat menjangkau seluruh jaringan di dalam tubuh melalui suatu
sistem yang disebut sistem kardiovaskuler, yang meliputi jantung dan pembuluh
darah.Dengan sistem tersebut darah dapat diakomodasikan secara teratur dan diedarkan
menuju organ dan jaringan tersebar diseluruh tubuh. Darah didistribusikan melalui
pembuluh darah dari jantung keseluruh tubuh dan akan kembali lagi menuju jantung.
Sistem ini berfungsi untuk memenuhi kebutuhan sel atau jaringan akan nutrien dan
oksigen, serta mentransport sisa metabolism sel atau jaringan keluar dari tubuh
(Nugraha, 2015).
Menurut paradigma sehat, diharapkan orang tetap sehat dan lebih sehat, sedangkan
yang berpenyakit lekas dapat di sembuhkan agar sehat.Untuk segera dapat disembuhkan,
perlu di tentukan penyakitnya dan pengobatan yang tepat, serta prognosis atau ramalan
yaitu ringan, berat, atau fatal.
Dalam menentukan diagnosis suatu penyakit, diperlukan beberapa uji laboratorim
yaitu pemeriksaan spesimen yang diambil dari pasien.Pemeriksaan laboratorium adalah
suatu tindakan dan prosedur pemeriksaan khusus dengan mengambil bahan atau sampel
dari penderita.Sampel yang diambil dapat berupa darah, urin, feses, dahak, sekret vagina,
dan sebagainya untuk menentukan diagnosa disertai dengan uji lainnya sebagai
penunjang.Sekumpulan pemeriksaan laboratorium dilakukan dengan tujuan tertentu
misalnya untuk mendeteksi penyakit, menentukan risiko, memantau perkembangan
penyakit, memantau perkembangan pengobatan, dan lain-lain.Mengetahui ada tidaknya
kelainan atau penyakit yang banyak di jumpai dan potensial membahayakan.

1
Tes atau pemeriksaan dapat secara kimia klinik, hematologi, imunologi, serologi,
mikrobiologi klinik, dan parasitologi klinik. Metode pemeriksaan terus berkembang dari
kualitatif, semi kuantitatif, dan dilaksanakan dengan cara manual, semiotomatik,
otomatik, sampai robotik. Hal ini berarti peralatan pun berkembang dari yang sederhana
sampai yang canggih dan mahal hingga biaya tes pun dapat meningkat.
Dalam menunjang diagnosa suatu penyakit adalah dengan pemeriksaan laboratorium
yang baik.Salah satu pemeriksan laboratorium yang sering digunakan dalam pemeriksaan
darah adalah pemeriksaan hemoglobin.Pengumpulan atau pengambilan sampel darah
yang baik merupakan langkah awal dalam menjamin ketelitian dan kepercayaan terhadap
hasil pemeriksaan laboratorium.Spesimen darah untuk pemeriksaan hematologi
(pemeriksaan hemoglobin) dapat diperoleh dari darah vena ataupun darah kapiler.
Pada pengambilan darah vena (venipuncture), contoh darah umumnya diambil dari
vena median cubital, pada anterior lengan (sisi dalam lipatan siku).Vena ini terletak dekat
dengan permukaan kulit, cukup besar, dan tidak ada pasokan saraf besar.Apabila tidak
memungkinkan, vena chepalica atau vena basilica bisa menjadi pilihan
berikutnya.Venipuncture pada vena basilica harus dilakukan dengan hati-hati karena
letaknya berdekatan dengan arteri brachialis dan syaraf median.Jika vena cephalica dan
basilica ternyata tidak bisa digunakan, maka pengambilan darah dapat dilakukan di vena
di daerah pergelangan tangan.Lakukan pengambilan dengan dengan sangat hati-hati dan
menggunakan jarum yang ukurannya lebih kecil. (Iskandar, 2015)
Pembuluh balik (vena) adalah pembuluh darah yang menghantar darah menuju ke
jantung. Darah dari kapiler dalam jaringan tubuh kembali ke jantung melalui venula,
setelah itu ke pembuluh balik atau vena.Pembuluh balik memiliki dinding lebih tipis,
tidak elastis, dan berdiamater lebih lebar dari pada pembuluh nadi.Ini terjadi karena darah
dalam perjalanannya kembali ke jantung memiliki tekanan yang sangat rendah.
Pembuluh balik (vena) adalah pembuluh darah yang menghantar darah menuju ke
jantung. Darah dari kapiler dalam jaringan tubuh kembali ke jantung melalui venula,
setelah itu ke pembuluh balik atau vena.Pembuluh balik memiliki dinding lebih tipis,
tidak elastis, dan berdiamater lebih lebar dari pada pembuluh nadi.Ini terjadi karena darah
dalam perjalanannya kembali ke jantung memiliki tekanan yang sangat rendah.Tekanan
yang rendah tersebut menyebabkan darah cenderung mengalir kembali meninggalkan

2
jantung.Untuk mencegah peristiwa itu, pembuluh balik memiliki banyak katup yang
memastikan darah mengalir ke satu arah menuju jantung.Tekanan darah yang rendah
dalam pembuluh balik menyebabkan tidak terasa adanya denyutan sehingga darah hanya
menetes (tidak memancar) apabila pembuluh balik terluka.Pembuluh balik terletak di
dekat dengan permukaan tubuh tampak kebiru-biruan.Pembuluh balik berfungsi
menyalurkan darah dari seluruh tubuh menuju ke jantung.Pembuluh ini dilalui darah
yang mengandung banyak karbondioksida, kecuali pada pembuluh balik dari paru-paru
menuju ke jantung (pembuluh balik paru-paru atau vena pulmonalis) yang dilalui darah
mengandung banyak oksigen.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud pembuluh darah vena?
2. Apa saja hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan darah vena?
3. Lokasi apa saja yang tidak boleh dilakukan pengambilan darah?
4. Bagaimana cara mengambil spesimen darah pada pembuluh darah vena?

C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui defenisi pembuluh darah vena.
2. Mahasiswa dapat mengetahui hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam
pengambilan darah vena
3. Mahasiswa dapat mengetahui lokasi yang tidak diperbolehkan dilakukan
pengambilan darah
4. Mahasiswa dapat melakukan pengambilan darah vena

D. Manfaat
1. Mahasiswa mengetahui defenisi pembuluh darah vena
2. Mahasiswa mengetahui hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam pengambilan
darah vena
3. Mahasiswa mengetahui lokasi yang tidak diperbolehkan dilakukan pengambilan
darah
4. Mahasiswa melakukan pengambilan darah vena

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi Pembuluh Darah Vena


Pembuluh balik atau vena adalah pembuluh yang membawa darah menuju
jantung.Darahnya banyak mengandung karbon dioksida.Umumnya terletak dekat
permukaan tubuh dan tampak kebiru-biruan.Dinding pembuluhnya tipis dan tidak
elastis.jika diraba, denyut jantungnya tidak terasa. Pembuluh vena mempunyai katup
sepanjang pembuluhnya.Katup ini berfungsi agar darah tetap mengalir satu arah. Dengan
adanya katup tersebut, aliran darah tetap mengalir menuju jantung, walaupun melawan
grativitasi bumi[1]. Jika vena terluka, darah tidak memancar tetapi merembes.
Dari seluruh tubuh, pembuluh darah balik bermuara menjadi satu pembuluh
darah balik besar, yang disebut vena cava. Vena cava superior berfungsi menerima aliran
darah dari tubuh bagian atas(kepala dan tangan). Sedangkan, vena cava inferior bertugas
menerima aliran darah dari tubuh bagian bawah.Pembuluh darah ini masuk ke jantung
melalui serambi kanan.Setelah terjadi pertukaran gas di paru-paru, darah mengalir ke
jantung lagi melalui vena paru-paru.Pembuluh vena ini membawa darah yang kaya
oksigen.Jadi, darah dalam semua pembuluh vena banyak mengandung karbon dioksida
kecuali vena pulmonalis.
Penyakit yang menyerang pembuluh balik diantaranya varises dan wasir.Varises
disebabkan karena pelebaran pembuluh balik di bagian tubuh terutana betis.Sedangkan
wasir merupakan pembesaran pembuluh vena di bagian dubur atau anus.
Pembuluh balik yang besar ada dua macam, yaitu pembuluh balik besar atas
(vena kava superior) dan pembuluh balik besar bawah (vena kava inferior).Pembuluh
balik besar atas menerima darah dari tubuh bagian atas, yaitu kepala dan
lengan.Pembuluh balik besar bawah menerima darah dari tubuh bagian bawah, yaitu
badan dan kaki.

 Ciri-ciri pembuluh balik (Vena)


 Pembuluh balik yang dinding lebih tipis

4
 Pembuluh yang tidak elastis, dan berdiamater lebih lebar daripada pembuluh
nadi
 Pada umumnya terletak didekat dengan permukaan tubuh dan tampak
kebiru-biruan
 Memiliki ukuran yang berdiamater i hingga 1,5 centimeter
 Mengandung banyak karbondioksida

 Jenis-jenis pembuluh balik (Vena)


 Vena Pulmonalis
Pembuluh darah yang banyak mengandung oksigen dari paru-paru
menuju ke antrium kiri jantung.Vena pulmonalis terbagi atas dua macam
atau jenis yakni vena pulmonalis kanan dan vena pulmonalis kiri.
 Vena Cava atau vena sistemik
Pembuluh darah yang membawa darah dari seluruh tubuh menuju ke
jantung bagian antrium kanan.Vena cava terbagi atas dua yakni vena cava
superior dan vena cava interior.
 Vena Superfisialis
Pembuluh balik yang terletak dekat dengan permukaan kulit dan tidak
terletak dekat dengan arteri yang tepat.
 Vena Dalam atau deep
Pembuluh darah vena yang menyertai arteri dan biasanya tersimpan
dalam selubung pembungkus vena dan arteri.

B. Hal yang Harus Diperhatikan dalam Pengambilan Spesimen Darah


Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pengambilan darah vena
adalah:
1. Pemasangan turniket (tali pembendung)
a. Pemasangan dalam waktu lama dan terlalu keras dapat menyebabkan
hemokonsentrasi (peningkatan nilai hematokrit/PCV dan elemen sel),
peningkatan kadar substrat (protein total, AST, besi, kolesterol, lipid total),
b. Melepas turniket sesudah jarum dilepas dapat menyebabkan hematoma.

5
2. Jarum dilepaskan sebelum tabung vakum terisi penuh sehingga mengakibatkan
masukknya udara ke dalam tabung dan merusak sel darah merah.
3. Penusukan
a. Penusukan yang tidak sekali kena menyebabkan masuknya cairan jaringan
sehingga dapat mengaktifkan pembekuan. Di samping itu, penusukan yang
berkali-kali juga berpotensi menyebabkan hematoma
b. Tutukan jarum yang tidak tepat benar masuk ke dalam vena menyebabkan darah
bocor dengan akibat hematoma
c. Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol menyebabkan hemolisis sampel
akibat kontaminasi oleh alcohol, rasa terbakar dan rasa nyeri yang berlebihan
pada pasien ketika dilakukan penusukan (Iskandar, 2015)

C. Lokasi yang Tidak Diperbolehkan dalam Pengambilan Spesimen Darah


Lokasi yang tidak diperbolehkan diambil darah adalah:
1. Lengan pada sisi mastectomy
2. Daerah edema
3. Hematoma
4. Daerah dimana darah sedang ditransfusikan
5. Daerah bekas luka
6. Daerah dengan cannula, fistula atau cangkokan vascular
7. Daerah intra-vena lines Pengambilan darah di daerah ini dapat menyebabkan
darah menjadi lebih encer dan dapat meningkatkan atau menurunkan kadar zat
tertentu (Iskandar, 2015).

D. Cara Pengambilan Darah Vena


Ada dua cara dalam pengambilan darah vena, yaitu cara manual dan cara vakum.
Cara manual dilakukan dengan menggunakan alat suntik (syring), sedangkan cara vakum
dengan menggunakan tabung vakum (vacutainer) (Iskandar, 2015). Pada dasarnya
pengambilan darah vena menggunakan vacutainer sama seperti pengambilan darah vena
menggunakan spuit/syringe (jarum suntik biasa), yang membedakan adalah pada saat
setelah menusukkan jarum dan kemudian melakukan penyedotan darah ke dalam vakum-

6
vakum khusus yang sudah terisi oleh antikoagulan sesuai pemeriksaan dan mempunyai
sistem urutan pengambilan darah pemeriksaan. (Iskandar, 2015)

1. Pengambilan spesimen darah vena dengan syring (alat suntik)


Pengambilan darah vena secara manual dengan alat suntik (syring)
merupakan cara yang masih sering dilakukan di berbagai laboratorium klinik dan
tempat-tempat pelayanan kesehatan. Alat suntik ini adalah sebuah pompa piston
sederhana yang terdiri dari sebuah sebuah tabung silinder, pendorong, dan jarum.
Berbagai ukuran jarum yang sering dipergunakan mulai dari ukuran terbesar sampai
dengan terkecil adalah : 21G, 22G, 23G, 24G dan 25G. Pengambilan darah dengan
suntikan ini baik dilakukan pada pasien usia lanjut dan pasien dengan vena yang
tidak dapat diandalkan (rapuh atau kecil).

 Alat dan bahan:


1. 1 pasang sarung tangan bersih
2. 1 botol kecil alcohol
3. Kapas (secukupnya)
4. Satu buah bantal kecil sebagai penopang
5. 1 buah pengalas
6. 1 buah tourniquet
7. 1 buah spuit (sesuaikan ukuran spuit dengan dengan jumlah darah yang akan
diambil)
8. Plester (secukupnya)
9. 1 buah kertas label
10. 1 berkas form permintaan pemeriksaan laboratarium
11. 1 buah wadah spesimen dan tutupnya
12. 1 buah plastik spesimen

 Prosedur pelaksanaan:
1. Jaga privasi klien
2. Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan

7
3. Beri klien posisi fowler di tempat tidur atau posisi duduk di kursi
4. Cuci tangan
5. Pakai sarung tangan bersih
6. Pasang pengalas di bawah tangan klien
7. Pilih lokasi yang akan dilakukan pengambilan (biasanya di fossa antecubital)
8. Pasang tourniquet 5-10 cm di atas vena yang dipilih
9. Bersihkan lokasi penusukan dengan kapas alkohol dengan arah sirkuler dari
dalam ke luar (± 5 cm). biarkan kulit mongering
10. Tempatkan jari telunjuk tangan non domianant di bawah lokasi penusukan
(± 2,5 cm) dan tarik kulit secara perlahan.
11. Masukkan jarum suntik dengan arah 15-30 derajat dengan perlahan
12. Lakukan aspirasi sampai jumlah darah mencukupi
13. Lepaskan tourniquet
14. Cabut jarum suntik dan tutup lokasi penyuntikan dengan kapas alcohol
15. Pasang plester di lokasi penyuntikan
16. Lepaskan jarum suntik dari syingernya
17. Masukkan darah ke dalam wadah spesimen
18. Berikan label pada wadah spesimen ( nama klien, tanggal, jenis pemeriksaan,
nama ruangan)
19. Masukkan wadah spesimen kedalam palstik spesimen
20. Rapikan alat dan klien
21. Lepaskan sarung tangan
22. Cuci tangan
23. Dokumentasi tindakan
24. Antarkan wadah spesimen ke laboratarium beserta form permintaan
pemeriksaan laboratarium.

2. Pengambilan darah Vena dengan tabung vakum


Jenis tabung ini berupa tabung hampa udara, terbuat dari kaca atau plastik.
Ketika tabung ditusuk oleh jarum, darah akan mengalir masuk ke dalam tabung dan

8
berhenti mengalir ketika volume telah tercapai. Jarum yang digunakan terdiri dari
dua buah jarum.Jarum satu digunakan untuk menusuk vena dan jarum satunya
digunakan pada tabung.Jarum yang digunakan untuk tabung diselubungi oleh bahan
karet sehingga dapat mencegah darah dari pasien mengalir keluar.Sambungan berulir
berfungsi untuk melekatkan jarum pada sebuah holder dan memudahkan pada saat
mendorong tabung menancap pada jarum posterior (jarum buat tabung).

Keuntungan menggunakan metode pengambilan ini adalah, tak perlu membagi-


bagi sampel darah ke dalam beberapa tabung.Cukup sekali penusukan, dapat
digunakan untuk beberapa tabung secara bergantian sesuai dengan jenis tes yang
diperlukan. Untuk keperluan tes biakan kuman, cara ini juga lebih bagus karena
darah pasien langsung dapat mengalir masuk ke dalam tabung yang berisi media
biakan kuman. Jadi, kemungkinan kontaminasi selama pemindahan sampel pada
pengambilan dengan cara manual dapat dihindari.
Kekurangan sulit mengambilan darah pada orang tua, anak kecil, bayi, atau jika
vena tidak bisa diandalkan (kecil, rapuh).Jarum bersayap atau sering juga dinamakan
jarum “kupu-kupu” hampir sama dengan jarum vakutainer seperti yang disebutkan di
atas.Perbedaannya adalah, antara jarum anterior dan posterior terdapat dua buah
sayap plastik pada pangkal jarum anterior dan selang yang menghubungkan jarum
anterior dan posterior. Jika penusukan tepat mengenai vena, darah akan kelihatan
masuk pada selang (flash).

 Alat dan Bahan


1. Jarum 1 pasang sarung tangan bersih
2. Kapas alkohol 70%
3. Tali pembendung (turniket)

9
4. Plester
5. Tabung vakum.

 Prosedur pelaksanaan:
1. Persiapkan alat-alat yang diperlukan: jarum, kapas alkohol 70%, tourniquet,
plester, tabung vakum, jarum dan holder.
2. Pasang jarum pada holder, pastikan terpasang erat.
3. Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan pasien
senyaman mungkin.
4. Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar permintaan.
5. Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila
pasien minum obat tertentu, tidak puasa dsb.
6. Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan
aktifitas.
7. Minta pasien mengepalkan tangan.
8. Pasang tourniquet kira-kira 10-15 cm atau 3 jari di atas lipat siku.
Pemasangan tourniquet jangan kencang-kencang
9. Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan (palpasi)
untuk memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis
dan memiliki dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari
arah pergelangan ke siku, atau kompres hangat selama 5 menit daerah
lengan, juga dapat merakkan lengan (ditekuk dan diluruskan) beberapa kali.
10. Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70%
dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
Pembersihan kulit searah atau melingkar
11. Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Jika
jarum telah masuk ke dalam vena, akan terlihat darah masuk ke dalam
sambungan antara jarum vena dan jarum tabung. Usahakan sekali tusuk.
12. Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas.
Masukkan tabung ke dalam holder dan dorong sehingga jarum bagian
posterior tertancap pada tabung, maka darah akan mengalir masuk ke dalam

10
tabung. Tunggu sampai darah berhenti mengalir. Jika memerlukan beberapa
tabung, setelah tabung pertama terisi, cabut dan ganti dengan tabung kedua,
begitu seterusnya.
13. Lepas turniket dan minta pasien membuka kepalan tangannya. Volume darah
yang diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang diperlukan
untuk pemeriksaan.
14. Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan
kapas beberapa sat lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik
jarum sebelum turniket dibuka.

BAB II

11
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengambilan darah ada tiga cara yaitu dengan melalui Tusukan Vena
(Venipuncture), Tusukan Kulit (Skinpuncture) dan Tusukanm Arteri atau Nadi. Cara
yang sering digunakan adalah venipuncture dengan spuit.Sebelum melakukan sampling
harus melakukan syarat dan ketentuan agar penyamplingan berjalan dengan baik.
Pengambilan darah vena adalah cara pengambilan darah dengan menusuk area
pembuluh darah dengan menggunakan spuit. Pengambilan darah vena adalah suatu
pengambilan darah vena yang diambil dari vena fossa cubiti, median albital atau
cepahalic dan vena saphena magma atau superfisial lain yang cukup besar untuk
mendapatkan spuit atau vacumtainer.
Sampling darah vena secara baik dan benar sangat memperngaruhi hasil
pemeriksaan dan tidak menimbulkan keluhan pada pasien. Pembendungan yang terlalu
lama akan mempengaruhi hasil pemeriksaan karena akan terjadi hemokonsentrasi.
Penusukan harus tepat agar tidak menimbulkan Hematoma.

B. Saran
Sebagai tenaga kesehatan yang profesional dituntut mampu untuk mengerjakan
segala sesuatunya dengan ilmu pengetahuan.Oleh karena itu, kita harus selalu
mengupdate ilmu dalam segala hal.

12
DAFTAR PUSTAKA

Arif, M. 2011. Dasar – Dasar Flebotomi. Lembaga Penerbitan Universitas


Hasanudin (LEPHAS). Makassar.

Iskandar, A. U. (2015). Pengambilan Sampel Darah. Semarang: Erlangga

Nugraha,G. (2015). Panduan Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Dasar. Jakarta


Timur: Trans InfoMedia.

13

Anda mungkin juga menyukai