Anda di halaman 1dari 15

Makalah Prosedur Pengambilan Darah Vena dan Arteri

Makalah disusun untuk memenuhi tugas


Seminar yang dibimbing oleh Ns.Atik.P.M.Kep.

Disusun Oleh :

Oleh :

Ahmad Saifudin (2016.02.002)

Ayung Yudi Saputri (2016.02.006)

Dias Pungky R (2016.02.008)

I Ketut Anggas Dwi A (2016.02.

Lufianti A (2016.02.019)

Munirah Salim Bauzir (2016.02.023)

Ni Luh Putu Melia K.Y (2016.02

Ricki Ronaldo F (2016.02.

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banyuwangi

Progam Studi S1 Keperawatan

Banyuwangi

April 2017
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Makalah Prosedur
Pengambilan Darah Vena dan Arteri.

Dalam pembuatan makalah ini kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini dan kami juga mengucapkan
terima kasih kepada Ibu Atik selaku dosen pembimbing seminar.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Makalah Prosedur Pengambilan
Darah Vena dan Arteri dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Penyusun

Banyuwangi,01 April 2017


Daftar Isi

Halaman Judul……………………………………………………………………………………..

Kata Pengantar…………………………………………………………………………………......i

Daftar Isi…………………………………………………………………………………………..ii

Bab I Pendahuluan………………………………………………………………………….………

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………..…..........


1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………….……….....
1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………………….……………...

Bab II Pembahasan………………………………………………………………….……………...

2.1 Prosedur Perawatan dan Pemasangan Infus…………………………….…………….....

2.2 Persiapan Alat serta Prosedur Perawatan dan Pemasangan Infus……………………

Bab III Penutup…………………………………………………………………………………

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………….......

3.2 Saran……………………………………………………………………………….....

Daftar Pustaka……………………………………………………
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 latar Belakang

Dalam kegiatan pengumpulan sampel darah dikenal istilah phlebotomy yang berarti proses
mengeluarkan darah. Dalam praktek laboratorium klinik, ada 3macam cara memperoleh darah,
yaitu : melalui tusukan vena (venipuncture),tusukan kulit (skinpuncture) dan tusukan arteri atau
nadi. Venipuncture adalah cara yang paling umum dilakukan, oleh karena itu istilah phlebotomy
sering dikaitkan dengan venipuncture.(Syaifuddin,2001)

Darah adalah jaringan cair yang terdiri dari 2 bagian. Bahan intraseluler adalah cairan
yang disebut plasma dan didalamnya terdapat unsur-unsur padat,yaitu sel darah merah.Volume
darah secara keseluruhan kira-kira merupakan 1/12 berat badan atau kira-kira 5 liter.Sekitar 55%
adalah cairan dan 45% sisanyaterdiri atas sel darah merah.Angka ini dinyatakan dalam nilai
hematogkrit ( pearce,2009:133).

Darah adalah cairan berwarna merah pekat warnanya merah cerah didalam arteri ( sudah
di oksigenasi ) dan berwarna merah ungu gelap didalam vena (deoksigenasi), setelah melepas
sebagian oksigen kejaringan. Darah bersifat sedikit alkali dan PH nya hanya sedikit bervariasi
sepanjang kehidupan karena sel-sel badan hanya bisa hidup bila PH dalam batas normal. Jumlah
darah sekitar 5% berat badan,sehingga volume rata-ratanya adalah 3-4 liter.( Watson,2002:231)

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa perbedaan dari pengambilan darah vena arteri ?


2. Bagaimana prosedur pengambilan darah vena dan arteri ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui perbedaan dari pengambilan darah vena dan arteri


2. Mengetahui prosedur pengambilan darah vena arteri
1.4 Manfaat

1. Memberikan informasi yang tepat tentang pengambilan sampel darah melalui vena
dan arteri
2. Memberikan informasi dan pembelajaran kepada pembaca tentang prosedur
pengambilan darah vena dan arteri
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengambilan Darah Vena dan Arteri

2.1.1 Definisi Perbedaan darah vena dan arteri

Pada pengambilan darah vena (venipuncture),contoh darah umumnya diambil dari vena
median cubital, pada anterior lengan (sisi dalam lipatan siku).Vena ini terletak dekat dengan
permukaan kulit,cukup besar, dan tidak ada pasokan saraf besar. Apabila tidak memungkinkan,
vena chepalica atau vena basilica bisa menjadi pilihan berikutnya. Venipuncture pada vena
basilica harus dilakukan dengan hati-hati karena letaknya berdekatan dengan arteri brachialis
dan syaraf median.Jika vena cephalica dan basilica ternyata tidak bisa digunakan,maka
pengambilan darah dapat dilakukan di venadi daerah pergelangan tangan. Lakukan pengambilan
dengan dengan sangat hati-hati dan menggunakan jarum yang ukurannya lebih kecil.(Arif,2001)

Pengambilan sampel darah arteri adalah pengambilan sampel darah melalui pembuluh
darah arteri. Pemeriksaan analisa gas darah dikenal juga dengan nama pemeriksaan “ASTRUP”,
yaitu suatu pemeriksaan gas darah yang dilakukan melalui darah arteri. Lokasi pengambilan
darah yang umum dilakukan yaitu Arteri radialis, Arteri brachialis dan Arteri
Femoralis.(Muttaqin,2002)

2.2 Prosedur Pengambilan Darah Vena dan Arteri

2.2.1 Lokasi Penusukan

Lokasi pengambilan darah vena pada orang dewasa dipakai salah satu vena
dalam fossacubiti biasanya vena yang sering di gunakan adalah vena
medianacubiti karena memiliki fiksasi yang baik sehingga mempermudah
pekerjaan.(gandasoebrata,2007:7)
Selain vena medianacubiti lokasi yang sering dipakai sebagai pilihan
kedua yaitu vena chepalika yaitu vena yang sejajar dengan ibu jari dan pilihan
yang ketiga yaitu vena basilica yaitu vena yang sejajar dengan jari klingking
(preace,2009:156).

1. Arteri Radialis, merupakan pilihan pertama yang paling aman dipakai untuk
fungsi arteri kecuali terdapat banyak bekas tusukan atau haematoem juga apabila Allen
test negatif.
2. Arteri Dorsalis Pedis, merupakan pilihan kedua.
3. Arteri Brachialis, merupakan pilihan ketiga karena lebih banyak resikonya bila terjadi
obstruksi pembuluh darah.
4. Arteri Femoralis, merupakan pilihan terakhir apabila pada semua arteri diatas tidak
dapat diambil. Bila terdapat obstruksi pembuluh darah akan menghambat aliran darah ke seluruh
tubuh / tungkai bawah dan bila yang dapat mengakibatkan berlangsung lama dapat menyebabkan
kematian jaringan. Arteri femoralis berdekatan dengan vena besar, sehingga dapat terjadi
percampuran antara darah vena dan arteri.

Lokasi yang tidak diperbolehkan diambil darah adalah :


Lengan pada sisi mastectomy
Daerah edema
3
Hematoma
Daerah dimana darah sedang ditransfusikan
Daerah bekas luka
Daerah dengan cannula, fistula atau cangkokan vascular
Daerah intra-vena lines Pengambilan darah di daerah ini dapat
menyebabkan darah menjadi lebih encer dan dapat meningkatkan atau
menurunkan kadar zat tertentu.

2.2.2 Prosedur Pengambilan Darah

Cara Memperoleh Darah

1. Pengambilan Darah Vena


Alat-alat yang digunakan untuk mengambil darah vena, yaitu :
a. Sarung tangan

Alat ini merupakan pembatas fisik terpenting untuk mencegah terjadi infeksi, tetapi harus
diganti setiap kontak dengan satu pasien ke pasien yang lainnnya untuk mencegah
kontaminasi silang. Sarung tangan harus dipakai kalau menangani darah, duh tubuh, sekresi
dan eksresi (kecuali keringat). Petugas kesehatan (Plebotomis) menggunakan sarung tangan
untuk tiga alasan, yaitu:
Mengurangi resiko petugas kesehatan terkena infeksi dari pasien.
Mencegah penularan flora kulit petugas kepada pasien.
Mengurangi kontaminasi tangan petugas kesehatan dengan mikroorganisme yang
dapat berpindah dari satu pasien ke pasien lain

b. Masker

Masker digunakan untuk menahan cipratan yang keluar sewaktu petugas kesehatan atau
petugas bedah berbicara, batuk, bersin, dan juga mencegah ciprtan darah atau cairan tubuh
yang terkontaminasi masuk ke dalam hidung atau mulut petugas kesehatan.
c. Spuit

Adalah alat yang digunakan untuk pengambilan darah atau pemberian injeksi intravena
dengan volume tertentu. Spuit mempunyai skala yang dapat digunakan untuk mengukur
jumlah darah yang akan diambil, volume spuit bervariasi dari 1ml, 3ml, 5ml bahkan ada yang
sampai 50ml yang biasanya digunakan untuk pemberian cairan sonde atau syring pump.

d. Tourniquet

Adalah alat yang digunakan untuk pengambilan darah atau pemberian injeksi intravena
dengan volume tertentu. Spuit mempunyai skala yang dapatdigunakan untuk mengukur
jumlah darah yang akan diambil, volume spuit bervariasi dari 1ml, 3ml, 5ml bahkan ada yang
sampai 50ml yang biasanyadigunakan untuk pemberian cairan sonde atau syring pump.2.
TourniquetMerupakan bahan mekanis yang fleksibel, biasanya terbuat dari karetsintetis yang
bisa merenggang. Digunakan untuk pengebat atau pembendung pembuluh darah pada organ
yang akan dilakukan penusukan plebotomy. Adapun tujuan pembendungan ini adalah untuk
fiksasi, pengukuhan vena yang akan diambil. Dan juga untuk menambah tekanan vena yang
akan diambil, sehingga akan mempermudah proses penyedotan darah kedalam spuit.

e. kapas alkohol

Merupakan bahan dari wool atau kapas yang mudah menyerap dan dibasahidengan antiseptic
berupa etil alkohol. Tujuan penggunaan kapas alkohol adalah untuk menghilangkan kotoran
yang dapat mengganggu pengamatan letak vena sekaligus mensterilkan area penusukan agar
resiko infeksi bisa ditekan.

f. Needle, Wing Needle

Ialah ujung spuit atau jarum yang digunakan untuk pengambilan secara vakum. Needle ini
bersifat non fixed atau mobile sehingga mudah dilepas dari spuit serta container vacuum.
Penggantian needle dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan besarnya vena yang akan
diambil atau untuk kenyamanan pasien yang menghendaki pengambilan dengan jarum kecil.

g. Vacuum Tube

Tabung vakum pertama kali dipasarkan dengan nama dagang Vacutainer. Jenis tabung ini
berupa tabung reaksi yang hampa udara, terbuat dari kaca atau plastik. Ketika tabung
dilekatkan pada jarum, darah akan mengalir masuk ke dalam tabung dan berhenti mengalir
ketika sejumlah volume tertentu telah tercapai

h. Blood Container

Tabung tempat penampungan darah yang tidak bersifat vakum udara. Ini biasa digunakan
untuk pemeriksaan manual, dan dengan keperluan tertentu misalnya pembuatan tampungan
sendiri untuk efisiensi biaya.
i. Plester

Digunakan untuk fiksasi akhir penutupan luka bekas plebotomi, sehingga membantu proses
penyembuhan luka dan mencegah adanya infeksi akibat perlukaan atau trauma akibat
penusukan.

Prosedur Kerja
Pada pengambilan darah vena (venipuncture), contoh darah umumnya diambil dari vena
median cubital , pada anterior lengan (sisi dalam lipatan siku).Vena ini terletak dekat dengan
permukaan kulit, cukup besar, dan tidak ada pasokan saraf besar. Apabila tidak
memungkinkan, vena chepalica atau vena basilica bisa menjadi pilihan berikutnya.
Venipuncture pada vena basilica harus dilakukan dengan hati-hati karena letaknya
berdekatan dengan arteri brachialis dan syaraf median. Jika vena cephalica dan basilica
ternyata tidak bisa digunakan, maka pengambilan darah dapat dilakukan di vena di daerah
pergelangan tangan. Lakukan pengambilan dengan dengan sangat hati-hati dan menggunakan
jarum yang ukurannya lebih kecil. Lokasi yang tidak diperbolehkan diambil darah adalah :
Lengan pada sisi mastectomy
Daerah edema
Hematoma
Daerah dimana darah sedang ditransfusikan
Daerah bekas luka
Daerah dengan cannula, fistula atau cangkokan vascular
Daerah intra-vena lines Pengambilan darah di daerah ini dapat menyebabkan darah
menjadi lebih encer dan dapat meningkatkan atau menurunkan kadar zat tertentu. Ada dua
cara dalam pengambilan darah vena, yaitu cara manual dan cara vakum.Cara manual
dilakukan dengan menggunakan alat suntik ( syring ), sedangkan cara vakum dengan
menggunakan tabung vakum (vacutainer ).

Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pengambilan darah vena adalah :
1) Pemasangan turniket (tali pembendung) pemasangan dalam waktu lama dan terlalu
keras dapat menyebabkan hemokonsentrasi (peningkatan nilai hematokrit/PCV dan
elemensel), peningkatan kadar substrat (protein total, AST, besi, kolesterol,lipid total)
2) melepas turniket sesudah jarum dilepas dapat menyebabkan hematoma
3) Jarum dilepaskan sebelum tabung vakum terisi penuh sehingga mengakibatkan
masukknya udara ke dalam tabung dan merusak sel darah merah.
4) penusukan yang tidak sekali kena menyebabkan masuknya cairan jaringan sehingga
dapat mengaktifkan pembekuan. Di samping itu, penusukan yang berkali-kali juga berpotensi
menyebabkanhematoma.tutukan jarum yang tidak tepat benar masuk ke dalam vena
menyebabkan darah bocor dengan akibat hematoma
5) Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol menyebabkan hemolisis sampel akibat
kontaminasi oleh alcohol, rasa terbakar dan rasa nyeri yang berlebihan pada pasien ketika
dilakukan penusukan.

a. Pengambilan Darah Vena dengan Syringe


Pengambilan darah vena secara manual dengan alat suntik (syring ) merupakan cara yang
masih lazim dilakukan di berbagai laboratorium klinik dan tempat-tempat pelayanan
kesehatan. Alat suntik ini adalah sebuah pompa piston sederhana yang terdiri dari sebuah
sebuah tabung silinder, pendorong, dan jarum. Berbagai ukuran jarum yang sering
dipergunakan mulai dari ukuran terbesar sampai dengan terkecil adalah : 21G, 22G, 23G,
24G dan 25G.Pengambilan darah dengan suntikan ini baik dilakukan pada pasien usia lanjut
dan pasien dengan vena yang tidak dapat diandalkan (rapuh atau kecil).
Prosedur kerja :
1) Lakukan penjelasan kepada penderita (tentang apa yang dilakukan terhadap penderita,
kerjasama penderita,sensasi yang dirasakan penderita, dsb (Mengurangi rasa cemas dan
meningkatkan kerjasama. Mencegah hiperventilasi akibat ansietas, yang menimbulkan
perubahan sementara pada gas darah)
2) Cari vena yang akan ditusuk (superfisisal, cukup besar, lurus, tidak ada peradangan,
tidak diiinfus).(Meningkatkan kemudahan insersi jarum.Memungkinkan perawat
menempatkan jarum menjadi paralel dengan vena. Sehingga saat vena dipungsi, risiko
menusuk vena sampai tembus keluar berkurang.Vena yang diinfus harus dihindari karena
meningkatkan risiko bercampurnya cairan infuse dengan sampel darah yang akan diambil
yang dapat mengakibatkan hasil test tidak valid)
3) Letakkan tangan lurus serta ekstensikan dengan bantuan tangan kiri operator atau
diganjal dengan telapak menghadap ke atas sambil mengepal (Memungkinkan dilatasi vena
sehingga vena dapat dilihat)
4) Lakukan desinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan kapas steril yang telah dibasahi alcohol 70% dan
biarkan sampai kering. )Mengurangi risiko bakteri yang berada di kulit memasuki tempat pungsi.)
5) Lakukan pembendungan pada daerah proximal kira-kira 4-5 jari dari tempat penusukan agar vena
tampak lebih jelas (bila tourniquet berupaikatan simpul terbuka dan arahnya keatas)(Meningkatkan
dilatasi vena. Tourniquet harus menghambataliran vena, bukan aliran arteri.Aliran arteri yang terhenti
mencegah pengisian vena.)
6) Pembendungan tidak boleh terlalu lama maksimal 2 menit, terbaik 1 menit.( Mencegah
hemokonsentrasi dan hematoma
7) Ambil spuit dengan ukuran sesuai jumlah darah yang akan diambil, cek jarum dan
karetnya.(Memastikan spuit cukup untuk jumlah darah yang diambil).
8) Pegang spuit dengan tangan kanan, kencangkan jarumnya dan dorong penghisap sampai ke
ujung depan.(Mencegah terlepasnya jarum darispuit, Mengeluarkan udara dalam spuit)
9) Fiksasi pembuluh darah yang akanditusuk dengan ibu jari tangan kiri. (Meningkatkan dilatasi
vena, Mencegah bergesernya vena.)
10) Tusukkan jarum dengan sisi menghadap ke atas membentuk sudut15-30° sampai ujung jarum masuk
kedalam vena dan terlihat darah dari pangkal jarum.(Memungkinkan perawat menempatkan jarum
menjadi paralel dengan vena. Sehingga saat vena dipungsi, risiko menusuk vena sampai
tembus ke luar berkurang)
11) Fiksasi spuit dengan tangan kiri dengan membentuk sudut.(Menghindari pergeseran jarum).
12) Penghisap spuit ditarik pelan-pelan sampai didapatkan volume darah yang didinginkan.(Memastikan
jumlah darah yangdiambil sesuai dengan yang diinginkan)
13) Kepalan tangan dibuka, lepaskan bendungan.( Mengurangi aliran balik darah. Mencegah
hemokonsentrasi dan hematoma, Memperlancar aliran darah kembali)
14) Letakkan kapas alcohol 70% diatas jarum, cabut jarum dengan menekan kapas menggunakan
tangan kanan pada bekas tusukan selama beberapa menit untuk mencegah perdarahan, plester,
tekan dengan telunjuk dan ibu jari penderita selama± 5 menit.(Mencegah perdarahan.)
15) Lepaskan jarum, alirkan darah dalam wadah melalui dindingnya supaya tidak terjadi
hemolisa.(Mencegah terjadinya hemolis).
16) Tuangkan darah ke dalam botol penampungan yang volumenya sesuai (sesuai dengan jenis
pemeriksaan yang diminta) Mengamankan specimen untuk diantar ke laboratorium terkait)
17) Jika menggunakan antikoagulan, kocok botol beberapa menit agar antikoagulan tercampur dengan
darah dan tidak terjadi pembekuan.(Mencegah terjadinya pembekuan darah.)

b. Pengambilan Darah Vena Dengan Tabung Vakum

Tabung vakum pertama kali dipasarkan oleh perusahaan AS BD (Becton-Dickinson) di


bawah nama dagang Vacutainer. Jenis tabung ini berupa tabung reaksi yang hampa udara,
terbuat dari kaca atau plastik. Ketika tabung dilekatkan pada jarum, darah akan mengalir
masuk ke dalam tabung dan berhenti mengalir ketika sejumlah volume tertentu telah tercapai.
Jarum yang digunakan terdiri dari dua buah jarum yang dihubungkan oleh sambungan
berulir. Jarum pada sisi anterior digunakan untuk menusuk vena dan jarum pada sisi posterior
ditancapkan pada tabung. Jarum posterior diselubungi oleh bahan dari karet sehingga dapat
mencegah darah dari pasien mengalir keluar. Sambungan berulir berfungsi untuk melekatkan
jarum pada sebuah holder danmemudahkan pada saat mendorong tabung menancap pada
jarum posterior. Keuntungan menggunakan metode pengambilan ini adalah, tak perlu
membagi-bagi sampel darah ke dalam beberapa tabung. Cukup sekali penusukan,dapat
digunakan untuk beberapa tabung secara bergantian sesuai dengan jenis tesyang diperlukan.
Untuk keperluan tes biakan kuman, cara ini juga lebih baguskarena darah pasien langsung
dapat mengalir masuk ke dalam tabung yang berisi media biakan kuman. Jadi, kemungkinan
kontaminasi selama pemindahan sampel pada pengambilan dengan cara manual dapat
dihindari.Kekurangannya sulitnya pengambilan pada orang tua, anak kecil, bayi, atau jika
vena tidak bisa diandalkan (kecil, rapuh), atau jika pasien gemuk. Untuk mengatasi hal ini
mungkin bisa digunakan jarum bersayap (winged needle).Jarum bersayap atau sering juga
dinamakan jarum “kupu-kupu” hampir sama dengan jarum vakutainer seperti yang
disebutkan di atas. Perbedaannya adalah,antara jarum anterior dan posterior terdapat dua
buah sayap plastik pada pangkal jarum anterior dan selang yang menghubungkan jarum
anterior dan posterior. Jika penusukan tepat mengenai vena, darah akan kelihatan masuk pada
selang ( flash)

Prosedur :
1. Persiapkan alat-alat yang diperlukan : jarum, kapas alkohol 70%, tali pembendung
(turniket), plester, tabung vakum.
2. Pasang jarum pada holder, pastikan terpasang erat.
3. Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan pasiensenyaman
mungkin.
4. Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar permintaan.
5. Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila pasien minum
obat tertentu, tidak puasa dsb.
6. Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas.
7. Minta pasien mengepalkan tangan.
8. Pasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di atas lipat siku.
9. Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan (palpasi)untuk
memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastisdan memiliki dinding
tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dariarah pergelangan ke siku, atau kompres
hangat selama 5 menit daerahlengan.
10. Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70%dan biarkan
kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
11. Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas.Masukkan tabung ke
dalam holder dan dorong sehingga jarum bagian posterior tertancap pada tabung, maka darah
akan mengalir masuk ke dalam tabung. Tunggu sampai darah berhenti mengalir. Jika
memerlukan beberapa tabung, setelah tabung pertama terisi, cabut dan ganti dengan tabung
kedua, begitu seterusnya.
12. Lepas turniket dan minta pasien membuka kepalan tangannya. Volume darah yang
diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang diperlukan untuk pemeriksaan.
13. Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekankapas
beberapa sat lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik jarum sebelum turniket
dibuka.

c. Menampung Darah Dalam Tabunng

Beberapa jenis tabung sampel darah yang digunakan dalam praktek laboratorium klinik
adalah sebagai berikut :
1) Tabung tutup merah. Tabung ini tanpa penambahan zat additive, darah akan menjadi
beku dan serum dipisahkan dengan pemusingan. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan
kimia darah, imunologi, serologi dan bank darah (crossmatching test )
2) Tabung tutup kuning. Tabung ini berisi gel separator (serum separator tube/SST ) yang
fungsinya memisahkan serum dan sel darah. Setelah pemusingan, serum akan berada di
bagian atas gel dan sel darah berada di bawah gel. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan
kimia darah, imunologi dan serologi
3) Tabung tutup hijau terang. Tabung ini berisi gel separator (plasma separator tube/PST )
dengan antikoagulan lithium heparin. Setelah pemusingan, plasma akan berada di bagian atas
gel dan sel darah berada di bawah gel. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah.
4) Tabung tutup ungu atau lavender. Tabung ini berisi EDTA. Umumnyadigunakan untuk
pemeriksaan darah lengkap dan bank darah (crossmatch)
5) Tabung tutup biru. Tabung ini berisi natrium sitrat. Umumnya digunakan untuk
pemeriksaan koagulasi (mis. PPT, APTT)
6) Tabung tutup biru gelap. Tabung ini berisi EDTA yang bebas logam,umumnya
digunakan untuk pemeriksaan trace element (zink, copper,mercury) dan toksikologi.
7) Tabung tutup abu-abu terang. Tabung ini berisi natrium fluoride dankalium oksalat,
digunakan untuk pemeriksaan glukosa.
8) Tabung tutup hitam; berisi bufer sodium sitrat, digunakan untuk pemeriksaan LED
(ESR).
9) Tabung tutup pink ; berisi potassium EDTA, digunakan untuk pemeriksaan imuno
hematologi.
10) Tabung tutup putih ; potassium EDTA, digunakan untuk pemeriksaan molekuler/PCR
dan bDNA.
11) Tabung tutup kuning dengan warna hitam di bagian atas ; berisi media biakan,
digunakan untuk pemeriksaan mikrobiologi – aerob, anaerob dan jamur Beberapa hal penting
dalam menampung sampel darah adalah :
a. Darah dari syring atau suntikan harus dimasukkan ke dalam tabung dengan cara
melepas jarum lalu mengalirkan darah perlahan-lahan melalui dinding tabung. Memasukkan
darah dengan cara disemprotkan, apalagi tanpa melepas jarum, berpotensi menyebabkan
hemolisis. Memasukkan darah kedalam tabung vakum dengan cara menusukkan jarum pada
tutup tabung,biarkan darah mengalir sampai berhenti sendiri ketika volume telahterpenuhi.
b. Homogenisasi sampel jika menggunakan antikoagulan dengan cara memutar-mutar
tabung 4-5 kali atau membolak-balikkan tabung 5-10 kali dengan lembut. Mengocok sampel
berpotensi menyebabkan hemolisis.

Cara Pelaksanaan Mengambil Darah Arteri Femoralis

1. Gunakan sarung tangan sebelum melakukan tindakan


2. Pakaian pasien bagian bawah dibuka, lalu dipasang kain pengalas atau kain penutup.
3. Arteri femoralis diraba dengan ujung jari
4. Bila arteri femoralis teraba dengan jelas, maka permukaan kulit daerah yang akan di
tusuk dengan jarum suntik didisinfeksi dengan kapas alkohol
5. Kemudian tegangkan kulit di atas arteri tersebut dengan telunjuk dan ibu jari kiri. Bila
denyut arteri telah teraba pada ujung jarum, dengan cepat jarum ditusukan
6. Apa bila penusukan tepat, maka penghisap (piston) di dalam spuit akan terdorong ke atas
oleh tekanan dari darah arteri dan penghisap tidak perlu ditarik.
7. Setelah jumlah darah yang diinginkan cukup, sekurang-kurang 2 CC, maka jarum segera
dicabut.
8. Bekas tusukan ditekan dengan kapas alkohol sekurang-kurangnya lima menit
9. Spuit yang berisi darah diberi etiket atau dimasukan dalam botol khusus jika ada. Dan
formulir/ blangko pemeriksaan di isi lengkap, lalu segera kirim ke laboratorium.
10. Klien dirapikan kembali dan peralatan dikembalikan ke tempat semula.
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai