Anda di halaman 1dari 19

SISTEM INTEGUMEN

DOSEN PEMBIMBING:

drg. Margaretha Herawati, M.Biomed

KELAS C

KELOMPOK 3:

1. KARLINA RAHMA 6. LIA (201911086)


MAHARANI (201911081) 7. LIDYA OKTAVIA
2. KEVIN YUAN SAPUTRA (201911087)
(201911082) 8. LITTA IRSANIA
3. KHOFIFAH (201911083) (201911088)
4. KIANTI RAESA 9. LUCKY ANANDA
ISLAMIAH (201911084) LOURIANDONO
5. LAURA REGITHA (201911089)
REVIANANDA 10. M. RAFA DANI UTAMA
(201911085) (201911090)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)

2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kemudahan
bagi kami penyusun untuk dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.
Makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah BIOMEDIK tentang sistem
integumen, yang mana dengan tugas ini kami sebagai mahasiswa dapat
mengetahui lebih jauh dari materi yang diberikan dosen presentator.

Makalah yang berjudul “SISTEM INTEGUMEN”. Mengenai penyelesaian lebih


lanjut kami memaparkannya dalam bagian pembahasan makalah ini.

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
BAB I.............................................................................................................................3
PENDAHULUAN.....................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG.................................................................................3
B. RUMUSAN MASALAH............................................................................4
C. TUJUAN.....................................................................................................4

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Seluruh tubuh manusia bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem
yang disebut sebagai sistem integumen. Sistem integumen adalah sistem
organ yang paling luas.Sistem ini terdiri atas kulit dan aksesorisnya,
termasuk kuku, rambut,  kelenjar (keringat dan sebaseous), dan reseptor
saraf khusus (untuk stimuli perubahan internal atau lingkungan eksternal).
Sistem integumen terdiri dari organ terbesar dalam tubuh, kulit. Ini
sistem organ yang luar biasa melindungi struktur internal tubuh dari
kerusakan, mencegah dehidrasi, menghasilkan vitamin dan hormon. Hal ini
juga membantu untuk mempertahankan homeostasis dalam tubuh dengan
membantu dalam pengaturan suhu tubuh dan keseimbangan air. Sistem
integumen adalah garis pertama pertahanan tubuh terhadap bakteri, virus
dan mikroba lainnya. Hal ini juga membantu untuk memberikan
perlindungan dari radiasi ultraviolet yang berbahaya. Kulit adalah organ
sensorik dalam hal ini memiliki reseptor untuk mendeteksi panas dan
dingin, sentuhan, tekanan dan nyeri. Komponen kulit termasuk rambut,
kuku, kelenjar keringat, kelenjar minyak, pembuluh darah, pembuluh getah
bening, saraf dan otot. Mengenai anatomi sistem yang menutupi, kulit terdiri
dari lapisan jaringan epitel (epidermis) yang didukung oleh lapisan jaringan
ikat (dermis) dan lapisan yang mendasari (hypodermis atau subcutis).
Selain kulit, ada pula rambut dan kuku yang termasuk kedalam
sistem integumen. Rambut adalah organ seperti benang yang tumbuh di
kulit terluar. Rambut muncul dari epidermis (kulit luar), walaupun berasal
dari folikel rambut yang berada jauh di bawah dermis. Serta pada kuku
tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan kemudian
terbentuk saat mulai tumbuh dari ujung jari. Kulit ari pada pangkal kuku

3
berfungsi melindungi dari kotoran. Fungsi utama kuku adalah melindungi
ujung jari yang lembut dan penuh urat saraf, serta mempertinggi daya
sentuh. Secara kimia, kuku sama dengan rambut yang antara lain terbentuk
dari keratin protein yang kaya akan sulfur.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja lapisan jaringan integumen?
2. Apa saja macam-macam sel pada jaringan integumen?
3. Apa saja macam-macam kelenjar pada jaringan integumen?
4. Apa saja macam-macam reseptor?
5. Bagaimana mekanisme reseptor pada sistem integumen?

C. TUJUAN
1. Mengetahui lapisan jaringan integumen

2. Mengetahui macam-macam sel pada jaringan integumen

3. Mengetahui macam-macam kelenjar pada sistem integumen

4. Mengetahui macam-macam reseptor

5. Mengetahui mekanisme reseptor pada sistem integumen

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI SISTEM INTEGUMEN

1. Lapisan Pada Jaringan Integumen


Kulit dan turunannya atau tambahannya membentuk sistem
integumen. Pada manusia, turunan kulit mencakup kuku, rambut, dan
beberapa jenis kelenjar keringat dan sebasea. Kulit atau integumen
terdiri atas dua daerah berbeda, yaitu epidermis dan dermis. Epidermis
adalah lapisan superfisial nonvaskular yang mengandung epitel berlapis
gepeng dengan keratin. Epitel ini terdiri atas banyak lapisan sel dengan
jenis sel berbeda. Lapisan paling luar pada epidermis terdiri atas sel-sel
berkeratin yang sudah mati. Dermis terletak tepat di bawah epidermis.
Lapisan kulit ini lebih dalam, lebih tebal, dan vaskular. Lapisan
superfisial dermis berlekuk-lekuk masuk ke epidermis dan membentuk
indentasi yang disebut papilla dermis. Ini merupakan lapisan atau
stratum papilare dermis, dan terdiri atas jaringan ikat longgar yang tidak
teratur. Lapisan dermis yang lebih dalam dengan jaringan ikat padat
adalah lapisan atau stratum retikulare. Dermis menyatu dengan
hipodermis atau lapisan subkutan di bawahnya yang terdiri atas fasia
superfisialis dan jaringan lemak. Jaringan ikat dermis sangat vaskular
dan mengandung banyak pembuluh darah dan saraf. Reseptor sensoris
seperti badan Meissner terdapat dekat permukaan kulit di papilla dermis,
namun badan Vater Pacini terdapat lebih dalam di jaringan ikat dermis.

Histologi kulit pada dasarnya serupa dengan berbagai bagian


tubuh; namun, ketebalan epidermisnya bervariasi. Telapak tangan dan
kaki secara tetap terpajan dengan gesekan, tarikan, dan abrasi.

5
Akibatnya, epidermis daerah tubuh ini tebal, terutama lapisan keratin
superfisialnya. Daerah tubuh ini memiliki kulit tebal. Kulit tebal
mengandung banyak kelenjar keringat, namun tanpa folikel rambut,
kelenjar sebasea, atau serat otot polos yang disebut muskulus arektor
pili. Sisa permukaan tubuh lain ditutupi kulit tipis. Di daerah ini
epidermisnya lebih tipis, dan komposisi selnya lebih sederhana
dibandingkan dengan kulit tebal. Pada kulit tipis, terdapat folikel rambut,
kelenjar sebasea, dan kelenjar keringat. Pada selubung jaringan ikat
folikel rambut dan stratum papilare dermis, melekat muskulus arektor
pili.

 Kulit Tipis

Kulit terdiri atas dua lapisan utama: epidermis dan dermis.


Epidermis adalah lapisan sel yangpaling superfisisal. Dermis
terdapat tepat di bawah epidermis dan terdiri atas unsur-unsur
jaringan ikat. Sebagian kulit dari permukaan umum tubuh yang
tidak begitu mengalami gesekan dan tarikan. Pada jenis kulit ini
epidermis terdiri atas epitel berlapis gepeng dan selapis tipis sel-sel
berkeratin. Ini merupakan jenis kulit tipis dan berbeda nyata
dengan kulit tebal pada telapak tangan dan kaki yang ditutupi
selapis tebaal sel-sel berkeratin.

Selapis sel silindris rendah pada dasar epidermis adalah


stratum basale, atau stratum germinativum. Tepat diatasnya
terdapat beberapa baris sel berbentuk polygonal yang membentuk
stratum spinosum. Diatas sel-sel ini umumnya terdapat satu atau
dua lapis sel bergranul yang menyatu dengan sel-sel gepeng
bertanduk stratum korneum.

Zona sempit jaringan ikat padat tidak teratur di bawah


epidermis adalah stratum papilare dermis. Stratum papilare ini
mengadakan tonjolan-tonjolan ke dasar epidermis dan membentuk

6
papilla dermis. Stratum retikulare dermis terdiri atas jaringan ikat
padat tidak teratur; lapisan ini membentuk bagian terbesar dermis.
Sebagian kecil hypodermis, yaitu daerah superfisisal jaringan
subkutan di bawahnya, juga tampak di sini.

Kebanyakan tambahan kulit terletak di dermis. Bagian lebih


bawah folikel rambut terpotong memanjang dan menampakkan
bulbus rambut dan papilla pada dasarnya; struktur ini terdapat pada
dermis bagian dalam. Potongan bagian atas sebuah folikel rambut
lain menampakkan otot polos, muskulus arektor pili, dan sebuah
kelenjar sebasea. Potongan oblik folikel rambut terlihat di bagian
dalam jaringan subkutan.

Dermis mengandung banyak contoh potongan melintang


bagian bergelung kelenjar keringat. Potongan dengan epitel
terpulas-pucat berasal dari bagian sekretoris kelenjar, sedangkan
yang terpulas lebih gelap berasalh dari bagian duktus kelenjar.

 Kulit Tebal, Telapak Tangan: Lapisan Superfisial

Sediaan kulit telapak tangan digambarkan dengan


pembesaran lebih kuat. Epidermis jauh lebih tebal dan lebih
kompleks dibandingkan dengan kulit tipis, dan dpat dibedakan lima
lapis sel. Lapisan terluar, statum korneum, adalah lapisan lebar sel-
sel gepeng mati yang secara tetap dilepaskan dari permukaan. Di
bawah stratum korneum terdapat stratum lusidum sempit dan
terpulas pucat. Dengan pembesaran lebih kuat, kadang-kadang
tampak garis-garis batas sel-sel gepeng dan tetes-tetes eleidin di
dalam lapisan ini. Di bawah stratum lusidium terdapat stratum
granulosom yang sel-selnya mengandung granul keratohyalin
terpulas gelap dan tampak lebih nyata dengan pembesaran lebih
kuat. Di bawah lapisan ini terdapat stratum spinosom yang tebal,
terdiri aras beberapa lapis sel berbentuk poligonal. Lapisan sel

7
terdalam adalah lapisan sel basal, stratum basale, terdiri atas sel
silindris di atas membran basal.

Sel-sel stratum spinosum saling berhubungan melalui


tonjolan-tonjolan sitoplasma atau jembatan antarsel yang
merupakan desmosome (macula adherens). Umumnya terlihat
aktivitas mitotic di lapisan lebih dalam stratum spinosum dan
stratum basale.

Terdapat empat jenis sel berbeda pada epidermis kulit.


Keratinosit, sel epithelial terbanyak pada epidermis, membelah,
bertumbuh, bergerak ke atas, mengalami keratinisasi, dan
membentuk lapisan pelindung tubuh. Melanosit, pada bagian basal
epidermis, membentuk pigmen melanin yang kemudian bergabung
ke dalam keratinosit. Melanin memberikan warna gelap pada kulit
dan pemaparan kulit terhadap sinar matahari merangsang
pembentukan melanin. Sel Langerhans adalah sel epidermal yang
berperan dalam respons imun tubuh. Sel ini terlibat dalam
pengenalan antigen asing dan mungkin menjadi sel penyaji-antigen.
Sedikit sel Merkel juga ditemukan pada epidemis. Sel ini
berhubungan erat dengan akson tanpa mielin dan diduga berfungsi
sebagai mekanoreseptor.

Kecuali diolah dengan pulasan khusus, melanosit sel, sel


Langerhans, dan sel Merkel tidak mudah dilihat pada sediaan
histologis rutin.

 Kulit Kepala

Irisan kulit tipis kepala dengan pembesaran-lemah ini


diproses dengan pulasan histologik rutin. Sediaan ini
memperlihatkan epidermis dan dermis, dan sejumlah derivatif kulit
di jaringan ikat yang lebih dalam. Epidermis terpulas lebih gelap

8
daripada jaringan ikat dermis di bawahnya. Di epidermis tampak
lapisan sel stratum korneum dengan sel-sel superfisial bertanduk,
stratum spinosum, dan lapisan sel basal, stratum basal dengan
granula (pigmen) melanin coklat.
Jaringan ikat papila dermis membentuk lekuk-lekuk khas di
bagian bawah epidermis. Stratum papilare dermis yang tipis berada
tepat di bawah epidermis. Stratum retikulare yang lebih tebal,
berada sedikit di bawah epidermis sampal lapisan subkutan yang
mengandung banyak sel lemak. Di bawah lapisan subkutan terdapat
serat otot rangka yang terpotong dalam berbagai bidang.
Folikel rambut di kullt kepala sangat banyak, berhimpitan,
dan terletak miring terhadap permukaan kulit. Tampak potongan
memanjang sebuah folikel rambut lengkap. Juga tampak bagian
folikel rambut lainnya, terpotong menurut berbagai bidang irisan.
Folikel rambut yang terpotong melintang terdiri atas struktur
sebagai berikut: kutikula (cuticula), selubung akar dalam (vagina
radicularis epithelialis interna), selubung akar luar (vagina
radicularis epithelialis externa), selubung jaringan ikat (vagina
radicularis dermalis), bulbus rambut, dan papilla dermalis pili
jaringan ikat. Rambut berjalan ke atas melalui folikel ke permukaan
kulit. Banyak kelenjar sebasea mengelilingi setiap folikel rambut.
Kelenjar sebasea adalah kumpulan
sel jernih yang berhubungan dengan sebuah duktus yang
bermuara ke dalam folikel rambut
Musculus arrector pili adalah otot polos yang terletak miring
terhadap folikel rambut. Musculus arrector pili melekat di stratum
papillare dermis dan selubung jaringan ikat folikel rambut.
Kontraksi musculus arrector pili menyebabkan batang rambut
(stipes pili) bergerak ke posisi yang lebih vertikal.
Di dermis bagian dalam atau lapisan subkutis terdapat bagian
basal keleniar keringat yang sangat bergelung. Bagian kelenjar

9
keringat yang menunjukkan epitel silindris terpulas terang adalah
bagian sekretorik kelenjar, yang berbeda dari duktus ekskretorius
kelenlar keringat. Duktus ekskretorius kelenjar keringat dilapisi
oleh epitel berlapis kuboid dengan sel berukuran lebih kecil dan
terpulas-lebih gelap. Setiap duktus kelenjar keringat bergelung di
dermis bagian dalam tetapi menjadi lurus di dermis bagian atas dan
berpilin melalui epidermis ke permukaan kulit. Kulit mengandung
banyak pembuluh darah dan banyak serabut saraf sensorik.
Reseptor sensorik untuk tekanan dan getaran adalah corpusculum
lamellosum (Pacinian corpuscle), yang terletak di jaringan
subkutis.
Kulit sangat vaskular dan banyak serabut saraf sensoris.
Beberapa ujung sensoris ini, badan Pacini, terdapat di jaringan
subkutan. Badan ini adalah reseptor sensoris penting untuk tekanan
dan getaran.

 Badan Pacini Pada Dermis Bagian dalam Kulit Tebal

Badan Pacini pada kulit tebal terdapat pada dermis bagian


dalam dan jaringan subkutan. Badan ini merupakan reseptor
sensoris penting untuk tekanan dan mungkin getaran. Satu badan
terpotong melintang dan satu titik oblik

Badan Pacini adalah bangunan lonjong bila terpotong


memanjang atau oblik, dan mengandung sebuah pusat memanjang,
yaitu bulbus interna. Daerah ini biasanya terlihat kosong pada
sediaan, namun semasa hidup, badan ini mengandung sebuah serat
saraf terminal bermielin. Bulbus interna dikelilingi lamella
konsentris serat kolagen padat, lebih padat di perifer (lamella
interna dan eksterna). Di antara lamella terdapat sedikit jaringan
longgar dengan fibroblast gepeng. Sebuah selubung jaringan ikat
padat membungkus badan Pacini.

10
Pada potongan melintang badan Pacini, terlihat lapisan
lamella yang mengelilingi bulbus interna mirip bawang yang
terpotong.

Di dalam jaringan ikat padat tidak teratur dermis, terdapat


sel-sel lemak, pembuluh darah, saraf, dan kelenjar keringat
mengelilingi badan Pacini.

 Kulit Tebal: Epidermis, Dermis, dan Hipodermis Telapak Tangan

Pada telapak tangan, epidermis kulit tebal, tampak lapisan sel


berikut: stratum korneum, stratum granulosom, dan stratum basale.
Di bawah epidermis, terdapat jaringan ikat padat tak teratur dermis.
Papilla dermal terjulur dari dermis dan melakukkan dasar
epidermis. Pada dermis bagian dalam sampai hipodermis, terdapat
potongan melintang kelenjar keringat dan duktus ekskretoriusnya
yang terpulas lebih gelap. Selapis jaringan lemak dengan jaringan
ikat bagian dalam dermis adalah hipodermis atau fasia superfisial.
Lapisan ini bukan bagian kulit. Dua reseptor sensoris yang disebut
badan Pacini terlihat di sebelah dalam kulit.

 Kulit Tebal: Epidermis dan Lapisan Sel Superfisial

Dengan pembesaran lebih kuat akan menampakkan


perbedaan nyata antara lapisan sel yang berbeda di dalam
epidermis kulit tebal telapak tangan . lapisan paling luar dan paling
tebal adalah stratum korneum. Lapisan gelap setebal dua sampai
tiga lapis sel dengan granul, di bawah stratum korneum adalah
stratum granulosom. Di bawah lapisan ini, terdapat stratum
spinosum, yaitu lapisan lebih tebal dengan sel-sel polyhedral.

11
Lapisan sel paling dalam pada epidermis adalah stratum basale.
Pada lapisan ini terlihat banyakgranul melanin coklat. Stratum
basale melekat pada membran basal tipis yang memisahkan
epidermis dari jaringan ikat padat iregular dermis di bawahnya
yang melekukkan bagian bawah epidermis dengan banyak papilla
dermis. Tampak duktus ekskretorius kelenjar keringat yang terletak
di bagian dalam dermis, menembus dermis dan lapisan-lapisan sel
epidermis

 Kulit Tipis Berambut Pada Kulit Kepala:


Folikel Rambut dan Struktur Sekitar

Di dalam epidermis kulit tipis, lapisan stratum korneum,


stratum granulosom, dan stratum spinosum lebih tipis daripada
lapisan serupa pada kulit tebal. Kulit berambut pada kulit kepala
juga mengandung banyak folikel rambut dan kelenjar sebasea
terkait, dikelilingi jaringan ikat padat dan iregular dermis. Seberkas
otot polos M. arektor pili terbentang dari jaringan ikat folikel
rambut ke dalam jaringan ikat dermis

2. Lapisan Pada Jaringan Integumen

 Sel Langerhans
Sel Langerhans berbentuk bintang ini, terutama ditemukan
di stratum spinosum epidermis, dan mewakili 2-8% sel-sel
epidermis. Sel Langerhans merupakan makrofag turunan sumsum
tulang yang mampu mengikat, mengolah, dan memresentasikan
antigen pada limfosit T, dan sel Langerhans berperan pada
perangsangan sel limfosit T. Akibatnya, sel Langerhans
mempunyai peran yang berarti dalam reaksi imunologi kulit.

12
 Sel Merkel
Sel Merkel biasanya terdapat dalam kulit tebal telapak
tangan dan kaki, yang agak menyerupai sel epitel epidermis tetapi
memiliki granula padat kecil di dalam sitoplasmanya. Komposisi
granula ini tidak diketahui. Ujung saraf bebas yang membentuk
perluasan diskus terminal terdapat di basis sel Merkel. Sel ini dapat
berfungsi sebagai mekanoreseptor sensoris, meskipun ada bukti
lain yang mengatakan bahwa sel ini juga memiliki fungsi yang
berhubungan dengan sistem neuroendokrin difus.

3. Macam-Macam Kelenjar Pada Jaringan Integumen


 Kelenjar Keringat
Kelenjar keringat adalah kelenjar tubular simpleks sangat
bergelung yang meluas ke dermis bagian dalam atau bagian atas
hypodermis. Kelenjar keringat tersebar di seluruh tubuh namun
kebanyakan terdapat di telapak tangan dan kaki dan tidak dapat
ditemukan di bibir. Bagian bergelung kelenjar keringat yang terletak
di dermis bagian dalam adalah bagian sekretoris. Sel-sel sekretoris
disini besar, silindris dan dan terpulas eosinofilik lemah. Di sekeliling
sel-sel sekretoris terdapat sel-sel mioepitel berbentuk kumparan dan
tipis, sel-sel ini terletak diantara diantara dasar-dasar sel ekskretoris
dan membrane basal. Duktus ekskretoris yang meninggalkan bagian
sekretoris mempunyai bentuk lebih kecil dan terpulas lebih gelap. Sel-
sel ductus eksretoris lebih kecil dari sel-sel asini sekretoris dan dilapisi
dua lapis sel kuboid yang lebih gelap. Tidak ada sel miopitel di sekitar
ductus ekskretoris. Tidak ada sel mioepiteldi sekitar ductus
ekskretorius. Sewaktu menembus melalui dermis, ductus ekskretoris
melurus dan menerobos lapisan sel epidermis kemudian kehilangan

13
dinding epitelnya. Di dalam epidermis, ductus berjalan berpilin
melalui sel menuju permukaan kulit. Kulit memiliki dua jenis
kelenjar keringat yaitu:
 Kelenjar Keringat Apokrin
Keringat yang dihasilkan dari kelenjar ini merupakan
keringat yang mengandung lemak. Kelenjar ini terdapat pada
ketiak dan daerah sekitar kelamin. Aktivitas dari kelenjar ini
menghasilkan bau karena aktivitas bakteri yang memecah
komponen organic dari keringat yang dihasilkannya.
 Kelenjar Keringat Ekrin
Kelenjar keringat ekrin berfungsi sebagai pengatur suhu
tubuh, Kelenjar ini tersebar di seluruh permukaan tubuh , namun
lebih banyak ditemukan di telapak tangan, telapak kaki, dan
wajah. Keringat yang di hasilkan adalah air yang mengandung
berbagai macam garam

 Kelenjar Sebasea
Kelenjar sebasea terbenam dalam dermis pada sebagian besar
permukaan tubuh. Kelenjar ini dilapisi epitel berlapis yang menyatu

14
dengan sarung akar rambut luar folikel rambut. Epitel kelenjar
dimodifikasi, dan di sepanjang dasarnya terdapat sebaris sel silindris
atau kuboid, yaitu sel basal yang intinya mungkin gepeng. Sel-sel ini

berada diatas membrane basal yang dikelilingi jaringan ikat dermis.


Sel-sel basal menampakan aktivitas mitotic dan mengisi asinus
kelenjar dengan sel-sel polyhedral yang lebih besar, yang membesar,
menimbun materi sekretoris, dan membulat. Sel-sel di bagian dalam
asinus mengalami sitolisis dan bersama produk sebelumnya, melalui
ductus pendek kelenjar masuk lumen dari folikel rambut dan m.
arektor pili.

15
B. FISIOLOGI RESEPTOR
1. Macam-Macam Reseptor
 Korpuskula Meissner (reseptor raba)
Korpuskulus peraba (Meissner) terletak pada papila dermis,
khususnya pada ujNung jari, bibir, puting dan genetalia. Bentuknya
silindris, sumbu panjangnya tagak lurus permukaan kulit dan
berukuran sekitar 80 mikron dan lebarnya sekitar 40 mikron.
Sebuah kapsul jaringan ikat tipis menyatu dengan perinerium saraf
yang menyuplai setiap korpuskel. Pada bagian tengah korpuskel
terdapat setumpuk sel gepeng yang tersusun transversal. Beberapa
sel saraf menyuplai setiap korpuskel dan serat saraf ini mempunyai
banyak cabang mulai dari yang mengandung mielin maupun yang
tak mengandung mielin. Korpuskulus ini peka terhadap sentuhan
dan memungkinkan diskriminasi atau pembedahan dua titik
(mampu membedakan rangsang dua titik yang letaknya berdekatan).

16
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

17
DAFTAR PUSTAKA
1.

18

Anda mungkin juga menyukai