DOSEN PEMBIMBING:
KELAS C
KELOMPOK 3:
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kemudahan
bagi kami penyusun untuk dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.
Makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah BIOMEDIK tentang sistem
integumen, yang mana dengan tugas ini kami sebagai mahasiswa dapat
mengetahui lebih jauh dari materi yang diberikan dosen presentator.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
BAB I.............................................................................................................................3
PENDAHULUAN.....................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG.................................................................................3
B. RUMUSAN MASALAH............................................................................4
C. TUJUAN.....................................................................................................4
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seluruh tubuh manusia bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem
yang disebut sebagai sistem integumen. Sistem integumen adalah sistem
organ yang paling luas.Sistem ini terdiri atas kulit dan aksesorisnya,
termasuk kuku, rambut, kelenjar (keringat dan sebaseous), dan reseptor
saraf khusus (untuk stimuli perubahan internal atau lingkungan eksternal).
Sistem integumen terdiri dari organ terbesar dalam tubuh, kulit. Ini
sistem organ yang luar biasa melindungi struktur internal tubuh dari
kerusakan, mencegah dehidrasi, menghasilkan vitamin dan hormon. Hal ini
juga membantu untuk mempertahankan homeostasis dalam tubuh dengan
membantu dalam pengaturan suhu tubuh dan keseimbangan air. Sistem
integumen adalah garis pertama pertahanan tubuh terhadap bakteri, virus
dan mikroba lainnya. Hal ini juga membantu untuk memberikan
perlindungan dari radiasi ultraviolet yang berbahaya. Kulit adalah organ
sensorik dalam hal ini memiliki reseptor untuk mendeteksi panas dan
dingin, sentuhan, tekanan dan nyeri. Komponen kulit termasuk rambut,
kuku, kelenjar keringat, kelenjar minyak, pembuluh darah, pembuluh getah
bening, saraf dan otot. Mengenai anatomi sistem yang menutupi, kulit terdiri
dari lapisan jaringan epitel (epidermis) yang didukung oleh lapisan jaringan
ikat (dermis) dan lapisan yang mendasari (hypodermis atau subcutis).
Selain kulit, ada pula rambut dan kuku yang termasuk kedalam
sistem integumen. Rambut adalah organ seperti benang yang tumbuh di
kulit terluar. Rambut muncul dari epidermis (kulit luar), walaupun berasal
dari folikel rambut yang berada jauh di bawah dermis. Serta pada kuku
tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan kemudian
terbentuk saat mulai tumbuh dari ujung jari. Kulit ari pada pangkal kuku
3
berfungsi melindungi dari kotoran. Fungsi utama kuku adalah melindungi
ujung jari yang lembut dan penuh urat saraf, serta mempertinggi daya
sentuh. Secara kimia, kuku sama dengan rambut yang antara lain terbentuk
dari keratin protein yang kaya akan sulfur.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja lapisan jaringan integumen?
2. Apa saja macam-macam sel pada jaringan integumen?
3. Apa saja macam-macam kelenjar pada jaringan integumen?
4. Apa saja macam-macam reseptor?
5. Bagaimana mekanisme reseptor pada sistem integumen?
C. TUJUAN
1. Mengetahui lapisan jaringan integumen
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Akibatnya, epidermis daerah tubuh ini tebal, terutama lapisan keratin
superfisialnya. Daerah tubuh ini memiliki kulit tebal. Kulit tebal
mengandung banyak kelenjar keringat, namun tanpa folikel rambut,
kelenjar sebasea, atau serat otot polos yang disebut muskulus arektor
pili. Sisa permukaan tubuh lain ditutupi kulit tipis. Di daerah ini
epidermisnya lebih tipis, dan komposisi selnya lebih sederhana
dibandingkan dengan kulit tebal. Pada kulit tipis, terdapat folikel rambut,
kelenjar sebasea, dan kelenjar keringat. Pada selubung jaringan ikat
folikel rambut dan stratum papilare dermis, melekat muskulus arektor
pili.
Kulit Tipis
6
papilla dermis. Stratum retikulare dermis terdiri atas jaringan ikat
padat tidak teratur; lapisan ini membentuk bagian terbesar dermis.
Sebagian kecil hypodermis, yaitu daerah superfisisal jaringan
subkutan di bawahnya, juga tampak di sini.
7
terdalam adalah lapisan sel basal, stratum basale, terdiri atas sel
silindris di atas membran basal.
Kulit Kepala
8
daripada jaringan ikat dermis di bawahnya. Di epidermis tampak
lapisan sel stratum korneum dengan sel-sel superfisial bertanduk,
stratum spinosum, dan lapisan sel basal, stratum basal dengan
granula (pigmen) melanin coklat.
Jaringan ikat papila dermis membentuk lekuk-lekuk khas di
bagian bawah epidermis. Stratum papilare dermis yang tipis berada
tepat di bawah epidermis. Stratum retikulare yang lebih tebal,
berada sedikit di bawah epidermis sampal lapisan subkutan yang
mengandung banyak sel lemak. Di bawah lapisan subkutan terdapat
serat otot rangka yang terpotong dalam berbagai bidang.
Folikel rambut di kullt kepala sangat banyak, berhimpitan,
dan terletak miring terhadap permukaan kulit. Tampak potongan
memanjang sebuah folikel rambut lengkap. Juga tampak bagian
folikel rambut lainnya, terpotong menurut berbagai bidang irisan.
Folikel rambut yang terpotong melintang terdiri atas struktur
sebagai berikut: kutikula (cuticula), selubung akar dalam (vagina
radicularis epithelialis interna), selubung akar luar (vagina
radicularis epithelialis externa), selubung jaringan ikat (vagina
radicularis dermalis), bulbus rambut, dan papilla dermalis pili
jaringan ikat. Rambut berjalan ke atas melalui folikel ke permukaan
kulit. Banyak kelenjar sebasea mengelilingi setiap folikel rambut.
Kelenjar sebasea adalah kumpulan
sel jernih yang berhubungan dengan sebuah duktus yang
bermuara ke dalam folikel rambut
Musculus arrector pili adalah otot polos yang terletak miring
terhadap folikel rambut. Musculus arrector pili melekat di stratum
papillare dermis dan selubung jaringan ikat folikel rambut.
Kontraksi musculus arrector pili menyebabkan batang rambut
(stipes pili) bergerak ke posisi yang lebih vertikal.
Di dermis bagian dalam atau lapisan subkutis terdapat bagian
basal keleniar keringat yang sangat bergelung. Bagian kelenjar
9
keringat yang menunjukkan epitel silindris terpulas terang adalah
bagian sekretorik kelenjar, yang berbeda dari duktus ekskretorius
kelenlar keringat. Duktus ekskretorius kelenjar keringat dilapisi
oleh epitel berlapis kuboid dengan sel berukuran lebih kecil dan
terpulas-lebih gelap. Setiap duktus kelenjar keringat bergelung di
dermis bagian dalam tetapi menjadi lurus di dermis bagian atas dan
berpilin melalui epidermis ke permukaan kulit. Kulit mengandung
banyak pembuluh darah dan banyak serabut saraf sensorik.
Reseptor sensorik untuk tekanan dan getaran adalah corpusculum
lamellosum (Pacinian corpuscle), yang terletak di jaringan
subkutis.
Kulit sangat vaskular dan banyak serabut saraf sensoris.
Beberapa ujung sensoris ini, badan Pacini, terdapat di jaringan
subkutan. Badan ini adalah reseptor sensoris penting untuk tekanan
dan getaran.
10
Pada potongan melintang badan Pacini, terlihat lapisan
lamella yang mengelilingi bulbus interna mirip bawang yang
terpotong.
11
Lapisan sel paling dalam pada epidermis adalah stratum basale.
Pada lapisan ini terlihat banyakgranul melanin coklat. Stratum
basale melekat pada membran basal tipis yang memisahkan
epidermis dari jaringan ikat padat iregular dermis di bawahnya
yang melekukkan bagian bawah epidermis dengan banyak papilla
dermis. Tampak duktus ekskretorius kelenjar keringat yang terletak
di bagian dalam dermis, menembus dermis dan lapisan-lapisan sel
epidermis
Sel Langerhans
Sel Langerhans berbentuk bintang ini, terutama ditemukan
di stratum spinosum epidermis, dan mewakili 2-8% sel-sel
epidermis. Sel Langerhans merupakan makrofag turunan sumsum
tulang yang mampu mengikat, mengolah, dan memresentasikan
antigen pada limfosit T, dan sel Langerhans berperan pada
perangsangan sel limfosit T. Akibatnya, sel Langerhans
mempunyai peran yang berarti dalam reaksi imunologi kulit.
12
Sel Merkel
Sel Merkel biasanya terdapat dalam kulit tebal telapak
tangan dan kaki, yang agak menyerupai sel epitel epidermis tetapi
memiliki granula padat kecil di dalam sitoplasmanya. Komposisi
granula ini tidak diketahui. Ujung saraf bebas yang membentuk
perluasan diskus terminal terdapat di basis sel Merkel. Sel ini dapat
berfungsi sebagai mekanoreseptor sensoris, meskipun ada bukti
lain yang mengatakan bahwa sel ini juga memiliki fungsi yang
berhubungan dengan sistem neuroendokrin difus.
13
dinding epitelnya. Di dalam epidermis, ductus berjalan berpilin
melalui sel menuju permukaan kulit. Kulit memiliki dua jenis
kelenjar keringat yaitu:
Kelenjar Keringat Apokrin
Keringat yang dihasilkan dari kelenjar ini merupakan
keringat yang mengandung lemak. Kelenjar ini terdapat pada
ketiak dan daerah sekitar kelamin. Aktivitas dari kelenjar ini
menghasilkan bau karena aktivitas bakteri yang memecah
komponen organic dari keringat yang dihasilkannya.
Kelenjar Keringat Ekrin
Kelenjar keringat ekrin berfungsi sebagai pengatur suhu
tubuh, Kelenjar ini tersebar di seluruh permukaan tubuh , namun
lebih banyak ditemukan di telapak tangan, telapak kaki, dan
wajah. Keringat yang di hasilkan adalah air yang mengandung
berbagai macam garam
Kelenjar Sebasea
Kelenjar sebasea terbenam dalam dermis pada sebagian besar
permukaan tubuh. Kelenjar ini dilapisi epitel berlapis yang menyatu
14
dengan sarung akar rambut luar folikel rambut. Epitel kelenjar
dimodifikasi, dan di sepanjang dasarnya terdapat sebaris sel silindris
atau kuboid, yaitu sel basal yang intinya mungkin gepeng. Sel-sel ini
15
B. FISIOLOGI RESEPTOR
1. Macam-Macam Reseptor
Korpuskula Meissner (reseptor raba)
Korpuskulus peraba (Meissner) terletak pada papila dermis,
khususnya pada ujNung jari, bibir, puting dan genetalia. Bentuknya
silindris, sumbu panjangnya tagak lurus permukaan kulit dan
berukuran sekitar 80 mikron dan lebarnya sekitar 40 mikron.
Sebuah kapsul jaringan ikat tipis menyatu dengan perinerium saraf
yang menyuplai setiap korpuskel. Pada bagian tengah korpuskel
terdapat setumpuk sel gepeng yang tersusun transversal. Beberapa
sel saraf menyuplai setiap korpuskel dan serat saraf ini mempunyai
banyak cabang mulai dari yang mengandung mielin maupun yang
tak mengandung mielin. Korpuskulus ini peka terhadap sentuhan
dan memungkinkan diskriminasi atau pembedahan dua titik
(mampu membedakan rangsang dua titik yang letaknya berdekatan).
16
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
17
DAFTAR PUSTAKA
1.
18