Pasien perlu diberikan informasi yg cukup karena pasien mempunyai kebebasan untuk mengetahui &memutuskan apa yg dilakukan terhadapnya. Pasien berhak dihormati keputusannya &tidak boleh dipaksa. Perlu ada informed concent. 2. Azas Kejujuran Dokter hendaknya berkata jujur apa yg terjadi, yg akan dilakukan, serta resiko yg dapat terjadi. Informasi disesuaikan dgn tingkat pendidikan pasien. Dokter jg harus jujur pada diri sendiri. 3. Azas Tidak Merugikan Pedoman primun non nocere (tidak melakukan tindakan yg tidak perlu dan mengutamakan tindakan yg perlu serta mengupayakan supaya resiko fisik, psikologi, dan sosial seminimal mungkin. 4. Azas Manfaat Semua tindakan harus bermanfaat untuk mengurangi penderitaan/memperpanjang hidupnya. Perawatan/tindakan berlandaskan pengetahuan yg shahih &berlaku untuk umum. Resiko harus dikurangi seminimal mungkin & memaksimalkan manfaat bagi pasien. 5. Azas Kerahasiaan Dokter harus menjaga kerahasiaan pasien walaupun pasien telah meninggal. 6. Azas Keadilan Dokter harus berlaku adil & tidak berat sebelah pada waktu merawat pasien.
Kode Etik Kedokteran Indonesia
Pedoman bagi dokter Indonesia anggota IDI dalam melakukan praktek kedokteran. SK PB ID NO. 221/PB/A.4/04/2002 Tanggal 19 April 2002 adalah tanggal dimana penerapan kode etik kedokteran Indonesia Pertama kali disusun pada tahun 1969 dalam musyawarah kerja susila kedokteran Indonesia Disempurnakan pada tahun 1968 melalui muktamar ikatan dokter sedunia ke-22 yg kemudian disempurnakan lagi pada Mukernas IDI XII tahun 1983.
Sanksi Pelanggaran Kode Etik
Konsil kedokteran Indonesia nomor 16/KKI/VIII/2006. Tentang cara penanganan kasus dengan pelanggaran disiplin MKDKI dan MKDKIP, menyebutkan beberapa sanksi disiplin antara lain: 1. Dr/drg yg melanggar kode etik akan diberikan peringatan tertulis. 2. STR atau Surat Izin Praktik dokter akan disebut dalam waktu sesuai ketentuan. 3. Dr/drg diwajibkan mengikuti pendidikan/pelatihan untuk meningkatkan kompetensi masing-masing keahliannya. Dengan ketatnya aturan, Dr/drg diharapkan melaksanakan aturan2 hukum yg mengatur rekam medis