NIM : 210610072
JUMP 1: TERMINOLOGI
1. Aspek etika: Sesuatu di mana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari
nilai/kualitas yang menjadi studi mengenai standar/penilaian moral.
2. Disiplin: Perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya merupakan
tanggung jawabnya.
3. Hukum kedokteran: Pengetahuan tentang peraturan dan ketentuan hukum yang
mengatur pelayanan kesehatan kepada masyarakat
4. Dilema: Istilah umum yang merujuk kepada suatu kondisi yang menyulitkan yaitu
munculnya sebuah masalah yang menawarkan dua kemungkinan, dimana keduanya
sama-sama tidak praktis untuk diterima.
5. Sesak napas: Suatu penyakit yang disebabkan karena penyampitan saluran pernapasan
atau adanya peradangan karena faktor lingkungan, kesehatan, maupun kondisi medis.
6. Hipertensi: Tekanan darah tinggi dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik lebih
dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg.
7. Sumpah dokter: Sumpah yang dibacakan oleh seseorang yang menjalankan profesi
dokter secara resmi.
8. Autonomy pasien: Prinsip dimana pasien mempunyai kebebasan untuk mengetahui apa
yang akan dilakukan oleh dokter serta memutuskan apa yang terbaik untuk dirinya.
9. Informed Consent: Penyampaian informasi dari dokter atau perawat kepada pasien
sebelum suatu tindakan medis dilakukan.
10. Seminar: Suatu pertemuan sekelompok orang yang diselenggarakan untuk dapat
membahas suatu masalah serta mencari solusi ilmiah terhadap permasalahan tersebut.
11. MKEK: Badan otonom ikatan dokter, memiliki wewenang meneliti, menjalankan sanksi
etik bagi dokter.
12. MKDKI: Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia adalah lembaga yang
berwenang untuk menentukan ada tidaknya kesalahan yang dilakukan dokter dan dokter
gigi dalam penerapan disiplin ilmu kedokteran dan kedokteran gigi dan menetapkan
sanksi.
13. Visum: Laporan tertulis yang dikeluarkan oleh penyedia layanan kesehatan berdasarkan
pemeriksaan terhadap korban kekerasan seksual, fisik, atau mental.
14. KDRT: Kekerasan Dalam Rumah Tangga adalah segala bentuk ancaman, pelecehan,
kekerasan antara dua orang yang terikat dalam hubungan pernikahan atau melibatkan
anggota keluarga lain, misalnya anak.
15. Lebam: Luka yang terjadi karena pembuluh darah kecil rusak atau pecah.
16. Surat sakit: Sebuah surat yang berisi keterangan pasien mengenai penyakit yang sedang
diderita.
1. Apa saja bentuk dari aspek etika, disiplin, dan hukum dalam profesi kedokteran?
2. Apakah seorang dokter jika memberikan penanganan dalam kondisi terbatas kepada
pasiennya tidak melanggar hukum dalam profesi kedokteran?
3. Apa saja tahap-tahap yang harus dilalui dr hari sebelum mengikrarkan sumpah dokter?
4. Bagaimana dokter menyikapi pasien dan keluarga yang tidak mau dirujuk?
5. Mengapa seorang dokter harus menghargai prinsip autonomi pasien?
6. Mengapa pasien harus menandatangani informed consent dan apakah informed consent
harus secara tertulis?
7. Mengapa informed consent perlu dilakukan?
8. Sebutkan prinsip etika dalam kedokteran!
9. Apa saja tujuan dari pembuatan informed consent?
10. Apa peran MKEK dan MKDKI?
11. Apa saja hak dan kewajiban pasien?
12. Undang undang pasal dan ayat berapa yang mengatur praktik kedokteran dan etika
kedokteran?
13. Apa saja syarat agar visum bisa diterbitkan?
14. Apa prosedur dalam melakukan visum?
15. Siapa saja yang memiliki wewenang membuat surat keterangan sakit?
16. Apa saja prosedur dalam mengeluarkan surat sakit?
17. Apakah seorang dokter boleh membujuk pasien untuk bersedia menjadi sampel dalam
penelitiannya?
18. Apakah pihak rumah sakit bertanggung jawab atas kelalaian dari dokter?
19. Mungkinkah kelalaian yang dilakukan oleh dokter dapat dilaporkan kepada kepolisian
sebagai perkara pidana?
JUMP 3: HIPOTESA
Dalam Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 4 Tahun 2011 tentang Disiplin
Profesional Dokter dan Dokter Gigi ada beberapa aspek disiplin yang disebutkan yaitu :
1) Disiplin Profesional Dokter dan Dokter Gigi adalah ketaatan terhadap aturan
aturan dan/atau ketentuan penerapan keilmuan dalam pelaksanaan praktik
kedokteran.
2) Tujuan Pengaturan Disiplin Profesional Dokter dan Dokter Gigi
3) Pelanggaran Disiplin Profesional Dokter dan Dokter Gigi
Seorang dokter harus senantiasa melaksanakan profesinya dengan standar dokter tertinggi
(pasal 2, KODEKI). Seorang dokter wajib selalu melakukan pengambilan keputusan
professional secara independen dan mempertahankan perilaku professional dalam ukuran
yang tertinggi. Bila seperti itu, sebaiknya pasien dirujuk namun bila darurat, maka dokter
harus menyelamatkan pasiennya.
JUMP 4: SKEMA
Etika Hukum
Disiplin
MKEK
MKDKI Hak Kewajiban
KODEKI
Praktik
kedokteran
Dokter Pasien
Etik : ethous ( yunani) : yang baik, yang layak norma-norma, nilai-nilai atau pula tingkah
laku kelompok profesi tertentu dalam memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat.
Etika adalah bagian ilmu filsafat aksiologi yang mempelajari tentang baik buruk, benar salah,
pantas atau tidak dilakukan dalam interaksi kehidupan individu/kelompok menusia terhadap
lingkungannya. Etika kedokteran dapat diartikan suatu aturan sebagai kewajiban berdasarkan
moral yang menentukan praktek kedokteran. Etika juga merupakan pemikiran kritis tentang
berbagai ajaran dan pandangan moral. Etika sering disebut filsafat moral, karena berhubungan
dengan adat istiadat, norma - norma, dan nilai - nilai yang menjadi pegangan dalam suatu
kelompok atau seseorang untuk mengatur tingkah laku
nilai-nilai atau norma-norma yang dikaitkan dengan etika, terdapat dua jenis etika
a. Etika deskriptif tersebut berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai
nilai dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas
yang membudaya
b. Etika Normatif merupakan norma-norma yang dapat menuntun agar manusia bertindak
secara baik dan meng-hindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau norma
yang disepakati dan berlaku di masyarakat
PENTING DIINGAT...!!!!!
Suatu norma etik adalah norma yang apabila dilanggar “hanya” akan membawa akibat
sanksi moral bagi pelanggarnya.
Namun suatu pelanggaran etik profesi dapat dikenai sanksi disiplin profesi, dalam bentuk
peringatan hingga ke bentuk yang lebih berat
a. Kewajiban menjalani pendidikan / pelatihan tertentu (bila akibat kurang
kompeten)
b. Pencabutan haknya berpraktik profesi.
Pengetahuan etika ini dalam perkembangannya kemudian disebut sebagai etika biomedis. Etika
biomedis memberi pedoman bagi para tenaga medis dalam membuat keputusan klinis yang etis
(clinical ethics) dan pedoman dalam melakukan penelitian di bidang medis
SUMPAH DOKTER
Sumpah Dokter Indonesia adalah sumpah yang dibacakan oleh seseorang yang akan menjalani
profesi dokter Indonesia secara resmi. Sumpah Dokter Indonesia didasarkan atas Deklarasi
Jenewa (1948) yang isinya menyempurnakan Sumpah Hippokrates.
Lafal Sumpah Dokter Indonesia pertama kali digunakan pada 1960 dan diberikan kedudukan
hukum dengan Peraturan Pemerintah No.26 Tahun 1960. Sumpah dokter mengalami perbaikan
pada 1983 dan 1997.
Sumpah Hippokrates adalah sumpah yang secara tradisional dilakukan oleh para dokter tentang
etika yang harus mereka lakukan dalam melakukan praktik profesinya. Sebagian besar orang
menganggap bahwa sumpah ini ditulis sendiri Hippocrates pada 400 tahun sebelum masehi atau
oleh salah seorang muridnya.
Beberapa bagian terhadap sumpah tersebut telah dihilangkan atau diubah sejalan dengan
berjalannya waktu. Setiap negara, sekolah ataupun organisasi memiliki variasi yang berbeda-
beda terhadap sumpah ini. Banyak sekolah membuat versi sumpahnya masing- masing, tetapi
sebagian besar tidak menggunakan versi aslinya, yang mengagung-agungkan dewa, memberi
pelajaran pada laki-laki tetapi tidak pada perempuan, melarang dokter umum untuk melakukan
operasi, aborsi, euthanasia, atau melakukan perubahan pada resep. Juga yang tidak tercantum
dalam versi aslinya dan kemudian dikembangkan di versi modernnya adalah mengenai asuransi,
surat wasiat serta pil kontrasepsi yang dapat dikatakan mendekati praktik aborsi.
Deklarasi Jenewa diterima oleh Majelis Umum dari Asosiasi Kedokteran Dunia (World Medical
Association) pada 1948 di Jenewa dan diperbaiki pada 1968 di Sydney. Deklarasi ini berisi
tentang dedikasi para dokter pada tujuan kemanusiaan, sebagai reaksi dari tindakan jahat medis
yang dilakukan para dokter saat masa Nazi Jerman. Deklarasi ini dapat dianggap sebagai versi
modern dari Sumpah Hippokrates.
PERKEMBANGAN SUMPAH DOKTER :
• Sebelum 1959 : Reglementop den Dienstvan de Volksgezondheid (Staatsblad 1882 Nomor 97)
• Agustus 1959 (adopsi Declaration of Geneva 1948), diucapkan oleh lulusan FKUI 1959
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.26 Tahun 1960 Tentang Lafal Sumpah Dokter
• 1981, Munas Etik II, 14-16 Desember 1981
• 1983, SK Menkes No.434 Tahun 1983
• 1993, Rakernas MKEK 1993
• 2001, Mukernas Etika Kedokteran III
• 2012, Muktamar IDI Makassar
Pencabutan Pengaduan
Alat Bukti
Alat bukti yang dapat diajukan pada sidang pemeriksaan disiplin :
1. Surat-surat dan/atau dokumen-dokumen
2. Keterangan saksi-saksi
3. Keterangan ahli dan/atau
4. Keterangan teradu
Keputusan MKDKI
• Jika sidang pemeriksaan disiplin kedokteran sudah selesai atau dianggap cukup oleh
Ketua MPD, maka Ketua MKDKI menetapkan Keputusan MPD sebagai Keputusan MKDKI
• Sidang pembacaan Keputusan MKDKI dilaksanakan di Fanyankes setempat berkoordinasi
dengan Dinkes setempat secara terbuka untuk umum
Pasal 50
(1) Sanksi disiplin berupa rekomendasi pencabutan STR, sekurangkurangnya 3 (tiga) bulan,
harus mengikuti pendidikan dan/atau pelatihan kedokteran.
(2) Keputusan mewajibkan mengikuti pendidikan dan/atau pelatihan harus memuat jenis
dan jangka waktu.
Pasal 51
(1) Sanksi disiplin berupa rekomendasi pencabutan STR dilakukan oleh KKI.
(2) Pencabutan dilakukan dengan menarik salinan STR.
(3) Untuk kepentingan pendidikan dan/atau pelatihan, KKI memberikan 1 (satu) salinan
STR.
(4) 1 (satu) salinan STR tersebut tidak dapat dipergunakan untuk kepentingan pelayanan
kesehatan.
Kelalaian adalah salah satu bentuk dari malpraktek, sekaligus merupakan bentuk malpraktek yang paling
sering terjadi. Pada dasarnya kelalaian terjadi apabila seseorang dengan tidak sengaja, melakukan sesuatu
yang seharusnya tidak dilakukan. Terdapat beberapa unsur malpraktek, yaitu:
sumber: 1. http://www.kki.go.id/index.php/tentangkami/index/1206/1245/majelis-kehormatan-
disiplin-kedokteran-indonesia
2. https://mkekidi.id/tugas-dan-wewenang/
Apabila tindakan medik dilakukan tanpa persetujuan pasien maka dapat dikenakan
sanksi-sanksi sebagai berikut:
1. Sanksi etik, mulai dari teguran lisan sampai dengan rekomendasi pencabutan
surat ijin praktik.
2. Sanksi administratif, dapat berupa teguran lisan, teguran tertulis sampai dengan
pencabutan surat ijin praktik.
3. Sanksi disiplin, dapat berupa tegulisan lisan, tertulis, rekomendasi pencabutan
surat ijin praktik dan atau kewajiban mengikuti Pendidikan atau pelatihan di institusi
Pendidikan kedokteran.
4. Sanksi Perdata Suatu tindakan medik terhadap seorang pasien tanpa memperoleh
persetujuan dahulu dari pasien tersebut dapat dianggap sebagai penyerangan atas
hak orang lain atau perbuatan melanggar hukum (tort). Dalam hal ini dokter
dapat menerima sanksi sebagaimana diungkapkan dalam ketentuan pasal 1365
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata : “Tiap perbuatan melanggar hukum,
yang membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang karena
salahnya menerbitkan kesalahan itu, mengganti kerugian tersebut”.
5. Sanksi Pidana Suatu tindakan medik yang dilakukan oleh dokter tanpa
persetujuan pasien dapat dianggap melanggar peraturan Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana pasal 351 mengenai penganiayaan. Menyentuh atau melakukan
tindakan terhadap pasien tanpa persetujuan dapat dikategorikan sebagai
“penyerangan” (assault).\
Pemberian surat sakit harus melalui prosedur pemeriksaan dan pasien benar-benar
membutuhkan istirahat untuk memulihkan kondisi kesehatannya. Apabila dokter terbukti telah
memberikan surat keterangan sakit kepada pasien tanpa melalui prosedur yang ditentukan
dengan menerima imbalan materi maka dokter tersebut jelas secara moral telah melanggar aturan
kode etik profesi medis dan termasuk perbuatan pidana. Berdasarkan pasal 267 KUH Pidana,
apabila telah terbukti dokter memberikan keterangan sakit kepada pasiennya dan ternyata pasien
tidak dalam keadaaan sakit dan hanya untuk mengelabui pihak lain, maka dokter yang membuat
surat keterangan sakit maupun pasien yang menggunakan surat tersebut akan terkena pasal 267.
Kewajiban Pasien
1. memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya;
2. mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau dokter gigi;
3. mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan;
4. memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
Referensi