Yudha sangat senang sekali karena telah selesai mengikuti PKKMB, walaupun secara
daring namun acaranya dikemas sangat apik. Senin ini hari pertama mulai Pendidikan
pada FK Unimal, Yudha selaku mahasiswa baru sangat antusias mendengarkan
penjelasan tentang sistem pembelajaran yang sangat jauh berbeda dengan sistem yang
pernah dijalankan dulu ketika SMA. Pada hari tersebut dia mendapatkan pengarahan
dari bagian Medical Education Unit (MEU) terkait standar Pendidikan Kedokteran dari
World Federation Medical Education, perubahan kurikulum pendidikan kedokteran di
Indonesia, SKDI, SNPPDI serta perubahan paradigma pendidikan kedokteran yang
menitikberatkan pada student centered learning (SCL).
Salah satu metode pembelajaran pada sistem Pendidikan kedokteran sekarang
adalah kegiatan pembelajaran tutorial dengan pendekatan Problem Based-Learning
(PBL). Kegiatan ini berguna untuk melatih soft skill yaitu kepemimpinan dan team work.
Kegiatan Diskusi tutorial ini nantinya akan mengadopsi sistem seven jumps yang diawali
dengan pendefinisian terhadap istilah baru seperti anterior, inferior, distal, sagital, dan
lain-lain. Perubahan pada sistem pembelajaran tentunya diikuti oleh adanya perubahan
pada sistem evaluasi pembelajaran yaitu bukan hanya dengan mengambil nilai ujian
akhir, tapi juga nilai proses dari tutorial tersebut, dan juga nilai kegiatan keterampilan
klinik.
Sistem ini tentu mengahruskan mahasiswa untuk lebih aktif serta mampu
menilai kemampuannya sendiri. Selain itu, seorang mahasiswa kedokteran juga penting
untuk terus belajar sepanjang hayat yang bertujuan sebagai salah satu cara dalam
Continuing Profesional Development. Selain itu, mahasiswa kedokteran juga penting
untuk memahami tentang Evidence Based-Medicine (EBM), sehingga setelah
menyelesaikan Pendidikan pada FK, mereka mampu untuk bertindak sesuai dengan
keilmuan yang ada. Bagaimana anda menjelaskan pendidikan di FK
JUMP 1 TERMINOLOGI
http://www.wikipedia.org
Pendidikan dokter dan dokter spesialis yang sistematis dan akuntabel memerlukan
pakar pendidikan kedokteran yang dapat merencanakan kurikulum sesuai kebutuhan
masyarakat, mengimplementasikan kurikulum pendidikan dokter dengan prinsip-prinsip
bukti terbaik dalam pendidikan kedokteran, dan mengevaluasi proses serta hasil
program pendidikan dokter secara berkesinambungan.
Bidang Pendidikan Kedokteran menjadi salah satu topik kajian dalam program S3 Ilmu
Kedokteran Bidang Kajian S3 ini memberikan kesempatan kepada para dokter dan
dokter spesialis untuk menghasilkan inovasi baru dan bukti terbaik dalam bidang
pendidikan kedokteran dan profesi kesehatan.
Critical Review adalah sebuah tugas menulis untuk meringkas dan mengevaluasi suatu
karya seperti artikel,jurnal,dsb. Tujuan critical review adalah untuk melatih kemampuan
mahasiswa dalam membaca dan memahami literatur kuliah,menelaah isi suatu karya
lalu mengevaluasinya sehingga di masa yang akan datang karya yang akan dibuat dapat
menjadi lebih baik lagi.
Tentunya ada cara yang harus diperhatikan ketika membuat critical review sepeti sbb:
1. Introduction (Pengenalan)
2. Summary (Ringkasan)
3. Critique (Kritik)
4. Conclusion (Kesimpulan)
Sources :
https://e-resources.perpusnas.go.id:2116/docview/1988225887/7B37BEF6EE95419BPQ/2?
accountid=25704 (Thesis by Bulcock, Jennifer A. Rice University 2015)
http://rsudalihsan.jabarprov.go.id/page/900-Evidence-Based-Bedicine-EBM
https://campuspedia.id/news/dos-and-donts-critical-review-jurnal/
Kelebihan dan kelemahan PBL menurut Warsono dan Hariyanto (2013) antara lain:
Kelebihan:
a. Peserta didik akan terbiasa menghadapi masalah dan merasa tertantang untuk
menyelesaikan masalah, tidak hanya terkait dengan pembelajaran dalam kelas,
tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.
b. Memupuk solidaritas social dengan terbiasa berdiskusi dengan teman-teman
sekelompok kemudian berdiskusi dengan teman-teman sekelasnya.
c. Makin mengakrabkan pendidik dengan peserta didik.
d. Membiasakan peserta didik dalam menerapkan metode eksperimen.
Kelemahan:
a. Tidak banyak pendidik yang mampu mengantarkan peserta didik kepada
pemecahan masalah.
b. Seringkali memerlukan biaya mahal dan waktu yang panjang.
c. Aktivitas peserta didik yang dilaksanakan di luar kelas sulit dipantau oleh
pendidik
Tujuan PBL:
a. Membangun ketrampilan berpikir tingkat tinggi (kreatif&kritis)
b. Membangun ketrampilan memecahkan masalah secara efektif
c. Membangun ketrampilan belajar berkelanjutan
d. Menumbuhkan kemampuan berkolaborasi
e. Kemampuan komunikasi yang efektif
f. Kemajuan mengarahkan diri sendiri
TEAM WORK
Team work adalah kemampuan untuk saling bekerja sama dalam mecapai suatu
visi, dan juga sekelompok orang yang mempunyai kemampuan yang saling
melengkapi, yang berkomitmen pada tujuan, sarana dan pendekatan bersama,
mereka semua bertanggung jawab terhadap hasil yang mereka peroleh bersama,
juga kemampuan tiap individu untuk bisa berkomunikasi,mendengar dan
melakukan pekerjaaan secara lebih teratur
Tujuan teamwork
Dalam Bab I Pasal 1 UU SISDIKNAS no.20 tahun 2003 disebutkan bahwa Sistem
Pendidikan Nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional. Komponen dalam pendidikan nasional antara lain
adalah lingkungan,sarana-prasarana, sumberdaya,dan masyarakat. Komponen tersebut
bekerja Bersama saling terkait dan mendukung dalam mencapai tujuan Pendidikan.
a. Pendidikan Formal
Pendidikan yang diselenggarakan disekolah pada umumnya memiliki struktur dan
kurikulum yang jelas dalam proses pendidikannya. Dalam UU SISDIKNAS No 20 Tahun
2003 Bab VI Pasal 14 Ayat 1 disebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi secara sistematis dan
bertingkat. Pendidikan formal lebih difokuskan pada pemberian keahlian atau skill guna
terjun ke masyarakat Dalam lingkungan.
1. Paud
2. Sd
3. Smp
4. Sma
5. Smk
6. Universitas/Institute
b. Non-formal
1. Bimbel
2. Lembaga pelatihan
3. Kelompok belajar
4. Taman kanak-kanak
medis yang tepat sehingga memiliki nilai informatif (Khabibah dan Sri,
termasuk Indonesia masih lemah (WHO, 2004). Selain itu, sekitar 65%
rumah sakit di Indonesia, belum membuat diagnosis yang lengkap dan jelas
berdasarkan ICD-10 serta belum tepat pengkodeannya (Oktamianiza, 2011).
Salah satu penyebabnya yakni pengetahuan petugas rekam medis yang masih
rendah dalam memberi kode sesuai tabel klasifikasi penyakit (morbiditas) rumah sakit
(Hatta, 2010).
a sense of being known‖ (Scott et al., 2008). Praktik EBM menuntut dokter
biaya, keyakinan agama dan moral pasien, dan otonomi pasien, dalam
http://eprints.ums.ac.id/
source: https://fk.uii.ac.id/id/medical-education-unit
12. SKDI
Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) adalah standar minimum kompetensi lulusan
dokter. SKDI pertama kali disetujui oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) pada tahun 2006
dan telah digunakan sebagai referensi untuk pengembangan Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK). SKDI juga berfungsi sebagai referensi dalam pengembangan tes
kompetensi nasional untuk dokter.Tentu dengan menjadi acuan fundamental terhadap
pembentukan profesi dokter di Negara Indonesia, Standar Kompetensi Dokter Indonesia
memiliki aspek penting yaitu fondasi dan pilar kompetensi.
Fondasi kompetensi terdiri dari tiga bagian. Bagian dasar dari fondasi tersebut adalah
“profesionalitas yang luhur”. Bagian tengah dari Fondasi adalah “mawas diri dan
pengembangan diri”. Untuk fondasi teratas dan termuktahir adalah “komunikasi efektif.
Seorang mahasiswa fakultas kedokteran tentunya harus memahami fondasi ini. Salah satu
cara untuk memahami suatu hal yaitu dengan cara mengetahui definisi. Berikut merupakan
definisi dari tiga pondasi tersebut.
Selain memahami, mahasiswa fakultas kedokteran harus bisa mengaplikasikan tiga fondasi
tersebut sehari- hari. Berikut merupakan contoh aplikasi fondasi SKDI.
Dengan demikian, strategi pembelajaran yang tepat akan membina peserta didik untuk
berpikir mandiri ,kreatif dan sekaligus adatif terhadap berbagai situasi yang terjadidan yan
akan terjadi.
{sumber : https://ejournal.uin-malang.ac.id }
*Kelebihan scl :
*Kekurangan SCL:
1. Dosen tidak dapat memberikan banyak materi karena hanya sebagai fasilitator.
2. SCL memerlukan kondisi ruangan yang tenang , sedangkan strategi SCL relative ramai
dan gaduh karena diskusi
3. SCL memerlukan ruangan khusus yang terpisah dengan kelompok lain
4. SCL memerlukan banyak banyak media umtuk mengali informasi dari luar seperti
internet.
Dengan demikian SCL membuat pemahaman mahasiswa lebih dalam dan spesifik mengenai bidang
yang ditekuni dengan menjadikan mahasiswa pusat pembelajaran ,sehingga pada akhirnya dapat
meningkatkan kualitas mahasiswa itu sendiri .( sumber :jurnal fakultas kedokteran UNDAYANA )
14. Softkill
Softkill merupakan kemampuan karakteristik yang dimiliki individu dalam merespon
lingkungannya.softkill sebagai kualitas yang dibutuhkan pekerja yang tidak terkaitan dengan
pengetahuan teknis.Misalnya kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain dan
kemampuan beradaptasi.
Definisi tentang softkill sebenarnya pengembangan dari konsep yang selama ini dikenal
dengan istilah kecerdasan emosional,yang berkaitan dengan kumpulan karakter
kepribadian,Rahmat sosial,komunikasi,bahasa,kebiasaan pribadi,keramahan dan optimisme
yang menjadi ciri hubungan dengan orang lain.
Softkill dapat dibagi menjadi 2 yakni interpersonal dan intrapersonal.
Interpersonal skill adalah kemampuan untuk memahami dan peka terhadap
perasaan,motivasi,karakter,ekspersi wajah dan sebagainya.Adapun bagian dari
interpersonal skill adalah sebagai berikut:
1)Kemampuan berkomunikasi
2) Membangun hubungan baik atau Bekerja sama
3) Kemampuan memotivasi
4) Kemampuan menunjukan keahlian
Intrapersonal skill kemampuan untuk mengenal diri sendiri berefleksi,bersikap
seimbang,mengendalikan perasaan dan emosi.Bagian dari intrapersonal sebagai berikut:
1)membentuk karakter
2)membentuk kepercayaan atau Keyakinan
3)memanajemen perubahan
4)memanajem waktu
5)proses berpikir kreati