Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN HASIL PENELITIAN INTERNAL

ANALISIS SOAL UJIAN TEORI BLOK IMUNO-HEMATOLOGI


TAHUN AJARAN 2017/ 2018 FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN

Disusun Oleh :

dr. Henny Erina Saurmauli Ompusunggu, M.Biomed

NIDN: 0105068401

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNUVERSITAS HKBP NOMMENSEN

MEDAN 2018
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) merupakan bagian dari standar

pendidikan profesi dokter Indonesia yang disahkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia

(KKI). Setiap perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan profesi dokter,

dalam mengembangkan kurikulum harus menerapkan standar kompetensi tersebut, yang

artinya seorang yang telah tamat dokter harus sudah menguasai seluruh topik keilmuan

yang tercakup pada SKDI. Salah satu metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) adalah Problem Based Learning (PBL).1

Problem Based Learning merupakan metode pembelajaran inovatif dalam

kurikulum pendidikan dokter yang dinilai sesuai dengan tuntunan zaman dan kemajuan

ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dibidang kedokteran. Berbeda dengan metode

pembelajaran konvensional yang teacher centered dan menempatkan mahasiswa pada

posisi pasif, maka metode PBL ini dengan strategi pendekatan SPICES (student

centered, problem based, integrated teaching, community oriented, early clinical

exposures dan self directed learning) menuntut keaktifan dari mahasiswa untuk belajar

mandiri berdasarkan masalah secara terintegrasi dan berorientasi pada kebutuhan

komunitas,serta sedini mungkin terpapar dengan kasus - kasus klinis.2

Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen sejak berdiri tahun 2009

telah menerapkan KBK dengan mengacu pada SKDI dan menggunakan metode PBL,

menggunakan sistem blok yang mengintegrasikan beberapa mata kuliah dalam satu blok

sistem organ. Dalam satu semester terdiri dari 2-3 blok sistem organ. Dalam satu blok

1
kegiatan pembelajaran yang dilakukan berupa kuliah umum, praktikum, tutorial dan skills

lab.

Proses evaluasi belajar diharapkan dapat menilai kemampuan mahasiswa/i dalam

menganalisis berbagai kasus penyakit yang tercakup dalam SKDI. Untuk itulah saat ini

format Ujian Kompetensi Program Profesi Dokter (UKMPPD) berupa Computerized-

based Testing (CBT) dan Objective Structured Clinical Examination (OSCE). Dalam

penelitian ini secara lebih khusus akan membahas dan menganalisis hasil CBT. Soal ujian

CBT berbentuk Multiple Choice Question (MCQ) yang setiap soalnya terdiri dari kasus

(vignette), pertanyaan (lead in question) dan pilihan jawaban (option). Fakultas

Kedokteran Universitas HKBP Nommensen, sejak tahun 2017, telah menerapkan sistem

CBT pada ujian teori Blok, pada Ujian Tengah Blok (UTB) dan Ujian Akhir Blok

(UAB). Hal ini bertujuan untuk melatih mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Universitas

HKBP Nommensen untuk mengaplikasikan semua teori yang telah dipelajari dan berpikir

kritis dalam menganalisis berbagai kasus sejak dini.

Pada semester Ganjil tahun ajaran 2017/2018, mahasiswa/i angkatan 2015, salah

satunya, mempelajari Blok Imuno-Hematologi. Hasil evaluasi belajar pengetahuan teori,

gabungan nilai UTB dan UAB, Blok Imuno-Hematologi didapati nilai rata-rata kelas 55,

dengan jumlah mahasiswa yang lulus (nilai gabungan UTB dan UAB ≥ 59) hanya 18

orang dari 49 orang. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai pengetahuan teori sebagian

besar mahasiswa angkatan 2015 masih rendah (< 59) dan persentase ketidaklulusan pada

Blok Imuno-Hematologi masih tinggi (63%). Oleh karena itu perlu dilakukan analisis

soal-soal ujian teori Blok Imuno-Hematologi.

2
1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah

bagaimanakah analisis soal-soal ujian teori Blok Imuno-Hematologi pada tahun ajaran

2017/ 2018 Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen Medan ?

1.3 Tujuan Penelitian

a. Menilai kesesuaian soal-soal ujian teori Blok Imuno-Hematologi tahun ajaran

2017/ 2018 dengan format standar soal UKMPPD.

b. Menilai kesesuaian soal-soal ujian teori Blok Imuno-Hematologi tahun ajaran

2017/ 2018 dengan standar kompetensi dokter umum (SKDI).

c. Menilai indeks kesukaran (difficulty index) soal ujian teori Blok Imuno-

Hematologi pada tahun ajaran 2017/ 2018.

d. Menilai indeks pembeda (discrimination index) soal ujian teori Blok Imuno-

Hematologi pada tahun ajaran 2017/ 2018.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :

a. Sebagai bahan masukan kepada setiap dosen pengampuh mata kuliah untuk

membuat soal-soal ujian teori berdasarkan SKDI dengan format soal sesuai

format standar soal UKMPPD.

b. Sebagai bahan evaluasi kepada pihak institusi FK Universitas HKBP

Nommensen mengenai hasil evaluasi belajar mahasiswa khususnya Blok

Imuno-Hematologi.

c. Menambah wawasan peneliti mengenai penelitian di bidang pendidikan

terutama mengenai analisis soal-soal ujian teori pendidikan dokter.

3
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI)

2.1.1. Tujuan Penyusunan SKDI

Pendidikan kedokteran pada dasarnya bertujuan untuk menghasilkan dokter yang

profesional melalui proses yang terstandarisasi sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan

masyarakat. SKDI merupakan standar minimal kompetensi lulusan dan bukan

merupakan standar kewenangan dokter layanan primer. SKDI pertama kali disahkan

oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) pada tahun 2006 dan telah digunakan sebagai

acuan untuk pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). SKDI juga

menjadi acuan dalam pengembangan uji kompetensi dokter yang bersifat nasional.

SKDI memerlukan revisi berkala, mengingat perkembangan yang ada terkait

sinergisme sistem pelayanan kesehatan dengan sistem pendidikan dokter,

perkembangan yang terjadi di masyarakat serta perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi kedokteran.1

Salah satu tantangan terbesar bagi institusi pendidikan kedokteran dalam

melaksanakan Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah menerjemahkan standar

kompetensi ke dalam bentuk bahan atau tema pendidikan dan pengajaran. Daftar

Pokok bahasan disusun berdasarkan masukan dari pemangku kepentingan yang

kemudian dianalisis dan divalidasi menggunakan metode focus group discussion (FGD)

dan nominal group technique (NGT) bersama dengan konsil kedokteran, institusi

pendidikan kedokteran, organisasi profesi, dan perhimpunan. 1

4
2.1.2. Daftar Pokok Bahasan dalam SKDI

Daftar pokok bahasan dalam SKDI ditujukan untuk membantu institusi

pendidikan kedokteran dalam penyusunan kurikulum, dan bukan untuk membatasi

bahan atau tema pendidikan dan pengajaran. Daftar Pokok Bahasan disusun

berdasarkan masing-masing area kompetensi. Ada 7 area kompetensi yaitu1 :

a. Area Kompetensi 1: Profesionalitas yang Luhur

a.1. Agama sebagai nilai moral yang menentukan sikap dan perilaku manusia

a.2. Aspek agama dalam praktik kedokteran

a.3. Pluralisme keberagamaan sebagai nilai sosial di masyarakat dan toleransi

a.4. Konsep masyarakat (termasuk pasien) mengenai sehat dan sakit

a.5. Aspek-aspek sosial dan budaya masyarakat terkait dengan pelayanan

kedokteran (logiko sosio budaya)

a.6. Hak, kewajiban, dan tanggung jawab manusia terkait bidang kesehatan

a.7. Pengertian bioetika dan etika kedokteran (misalnya pengenalan teori-teori

bioetika, filsafat kedokteran, prinsip-prinsip etika terapan, etika klinik

a.8. Kaidah Dasar Moral dalam praktik kedokteran

a.9. Pemahaman terhadap KODEKI, KODERSI, dan sistem nilai lain yang terkait

dengan pelayanan kesehatan

a.10. Teori-teori pemecahan kasus-kasus etika dalam pelayanan kedokteran

a.11. Penjelasan mengenai hubungan antara hukum dan etika (persamaan dan

perbedaan)

a.12. Prinsip-prinsip dan logika hukum dalam pelayanan kesehatan

a.13. Peraturan perundang-undangan dan peraturan-peraturan lain di bawahnya yang

terkait dengan praktik kedokteran

a.14. Alternatif penyelesaian masalah sengketa hukum dalam pelayanan kesehatan

5
a.15. Permasalahan etikomedikolegal dalam pelayanan kesehatan dan cara

pemecahannya

a.16. Hak dan kewajiban dokter

a.17. Profesionalisme dokter (sebagai bentuk kontrak sosial, pengenalan terhadap

karakter profesional, kerja sama tim, hubungan interprofesional dokter

dengantenaga kesehatan yang lain)

a.18. Penyelenggaraan praktik kedokteran yang baik di Indonesia (termasuk aspek

kedisiplinan profesi)

a.19. Dokter sebagai bagian dari masyarakat umum dan masyarakat profesi (IDI dan

organisasi profesi lain yang berkaitan dengan profesi kedokteran)

a.20. Dokter sebagai bagian Sistem Kesehatan Nasional

a.21. Pancasila dan kewarganegaraan dalam konteks sistem pelayanan kesehatan

b. Area Kompetensi 2: Mawas Diri dan Pengembangan Diri

b.1. Prinsip pembelajaran orang dewasa (adult learning)

Belajar mandiri, berpikir kritis, umpan balik konstruktif dan refleksi diri

b.2. Dasar-dasar keterampilan belajar

Pengenalan gaya belajar (learning style), pencarian literatur (literature

searching), penelusuran sumber belajar secara kritis, mendengar aktif (active

listening), membaca efektif (effective reading), konsentrasi dan memori

(concentration and memory), manajemen waktu (time management), membuat

catatan kuliah (note taking), persiapan ujian (test preparation)

b.3. Problem based learning

b.4. Problem solving

b.5. Metodologi penelitian dan statistika

6
Konsep dasar penulisan proposal dan hasil penelitian, konsep dasar pengukuran,

konsep dasar disain penelitian, konsep dasar uji hipotesis dan statistik inferensial,

telaah kritis, prinsip-prinsip presentasi ilmiah.

c. Area Kompetensi 3: Komunikasi Efektif

c.1. Penggunaan bahasa yang baik, benar, dan mudah dimengerti

c.2. Prinsip komunikasi dalam pelayanan kesehatan

Metode komunikasi oral dan tertulis yang efektif, metode untuk memberikan

situasi yang nyaman dan kondusif dalam berkomunikasi efektif, metode untuk

mendorong pasien agar memberikan informasi dengan sukarela, metode

melakukan anamnesis secara sistematis, metode untuk mengidentifikasi tujuan

pasien berkonsultasi, melingkupi biopsikososiokultural spiritual

c.3. Berbagai elemen komunikasi efektif

Komunikasi intrapersonal, interpersonal dan komunikasi masa, gaya dalam

berkomunikasi, bahasa tubuh, kontak mata, cara berbicara, tempo berbicara, tone

suara, kata-kata yang digunakan atau dihindari, keterampilan untuk mendengarkan

aktif, teknik fasilitasi pada situasi yang sulit, misalnya pasien marah, takut, atau

kondisi khusus, teknik negosiasi, persuasi, dan motivasi.

c.4. Komunikasi lintasbudaya dan keberagaman

Perilaku yang tidak merendahkan atau menyalahkan pasien, berssabar, dan sensitif

terhadap budaya

c.5. Kaidah penulisan dan laporan ilmiah

c.6. Komunikasi dalam public speaking

7
d. Area Kompetensi 4: Pengelolaan Informasi

d.1. Teknik keterampilan dasar pengelolaan informasi

d.2. Metode riset dan aplikasi statistik untuk menilai kesahihan informasi ilmiah

d.3. Keterampilan pemanfaatan evidence-based medicine (EBM)

d.4. Teknik pengisian rekam medis untuk meningkatkan mutu pelayanan keseha

d.5. Teknik diseminasi informasi dalam bidang kesehatan baik lisan maupun tulisan

dengan menggunakan media yang sesuai

e. Area Kompetensi 5: Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran

e.1. Struktur dan fungsi

Struktur dan fungsi pada tingkat molekular, selular, jaringan, dan organ; prinsip

homeostasis; koordinasi regulasi fungsi antarorgan atau sistem: integumen,

skeletal, kardiovaskular, respirasi, gastrointestinal, reproduksi, tumbuh-kembang,

endokrin, nefrogenitalia, darah dan sistem imun, saraf pusat-perifer dan indra.

e.2. Penyebab penyakit

Lingkungan (biologis, fisik, dan kimia), genetik; psikologis dan perilaku, nutrisi,

degeneratif.

e.3. Patomekanisme penyakit

Trauma, inflamasi, infeksi, respons imun, gangguan hemodinamik (iskemik,

infark, thrombosis, syok, proses penyembuhan/ tissue repair and healing),

neoplasia, pencegahan secara aspek biomedik, kelainan genetik, nutrisi,

lingkungan, dan gaya hidup.

e.4. Etika kedokteran

e.5. Prinsip hukum kedokteran

e.6. Prinsip-prinsip pelayanan kesehatan (primer, sekunder, dan tertier)

8
e.7. Prinsip-prinsippencegahan penyakit

e.8. Prinsip-prinsip pendekatan kedokteran keluarga

e.9. Mutu pelayanan kesehatan

e.10 Prinsip pendekatan sosio-budaya

f. Area Kompetensi 6: Keterampilan Klinis

f.1. Prinsip dan keterampilan anamnesis

f.2. Prinsip dan keterampilan pemeriksaan fisik

f.3. Prinsip pemeriksaan laboratorium dasar

f.4. Prinsip pemeriksaan penunjang lain

f.5. Prinsip keterampilan terapeutik (lihat daftar keterampilan klinik6.6. Prinsip

kewaspadaan standar (standard precaution)

f.7. Kedaruratan klinik

g. Area Kompetensi 7: Pengelolaan Masalah Kesehatan

g.1. Prinsip dasar praktik kedokteran dan penatalaksanaan maakut, kronik,

emergensi, dan gangguan perilaku pada beusia dan jenis kelamin (Basic Medical

Practice). Terdiri dari pendokumentasian informasi medik dan nonmedik; prinsip

dasar berbagai pemeriksaan penunjang diagnosis sederhana, USG, EKG,

radiodiagnostik, biopsi jaringan); clinical reasoning; prinsip keselamatan pasien;

dasar-dasar penatalaksanaan penyakit (farmakologis dan non farmakologi),

prognosis; pengertian dan prinsip evidence based medicine; critical appraisal

dalam diagnosis dan terapi; rehabilitasi; lima tingkat pencegahan penyakit

g.2. Kebijakan dan manajemen kesehatan

g.3. Standar Pelayanan Minimal (SPM)

9
g.4. Sistem Kesehatan Nasional (SKN) termasuk sistem rujukan

g.5. Pembiayaan kesehatan

g.6. Penjaminan mutu pelayanan kesehatan

g.7. Pendidikan kesehatan

g.8. Promosi kesehatan

g.9. Konsultasi dan konseling

g.10. Faktor risiko masalah kesehatan

g.11. Epidemiologi

g.12. Faktor risiko penyakit

g.13. Surveilans

g.14. Statistik kesehatan

g.15. Prinsip pelayanan kesehatan primer

g.16. Prinsip keselamatan pasien (patient safety dan medication safety)

g.17. Prinsip interprofesionalisme dalam pendidikan kesehatan

g.18. Jaminan atau asuransi kesehatan masyarakat

2.1.3. Daftar Masalah dalam SKDI

Dalam melaksanakan praktik kedokteran, dokter bekerja berdasarkan keluhan atau

masalah pasien/ klien, kemudian dilanjutkan dengan penelusuran riwayat penyakit,

pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Dalam melaksanakan semua kegiatan

tersebut, dokter harus memperhatikan kondisi pasien secara holistik dan komprehensif,

juga menjunjung tinggi profesionalisme serta etika profesi di atas kepentingan/

keuntungan pribadi. Selama pendidikan, mahasiswa perlu dipaparkan pada berbagai

masalah, keluhan/gejala tersebut, serta dilatih cara menanganinya. Setiap institusi harus

menyadari bahwa masalah dalam pelayanan kedokteran tidak hanya bersumber dari

10
pasien atau masyarakat, tetapi juga dapat bersumber dari pribadi dokter. Perspektif ini

penting sebagai bahan pembelajaran dalam rangka membentuk karakter dokter Indonesia

yang baik. Daftar Masalah ini bersumber dari lampiran Daftar Masalah SKDI 2006 yang

kemudian direvisi berdasarkan data hasil kajian dan masukan pemangku kepentingan.1

Daftar Masalah ini disusun dengan tujuan untuk menjadi acuan bagi institusi

pendidikan dokter dalam menyiapkan sumber daya yang berkaitan dengan kasus dan

permasalahan kesehatan sebagai sumber pembelajaran mahasiswa.

Daftar Masalah ini terdiri atas 2 bagian sebagai berikut1:

a. Bagian I

Memuat daftar masalah kesehatan individu dan masyarakat. Daftar Masalah

individu berisi daftar masalah/ gejala/ keluhan yang banyak dijumpai dan

merupakan alasan utama yang sering menyebabkan pasien/klien datang menemui

dokter di tingkat pelayanan kesehatan primer. Sedangkan Daftar Masalah

kesehatan masyarakat berisi masalah kesehatan di masyarakat dan permasalahan

pelayanan kesehatan.

b. Bagian II

Berisikan daftar masalah yang seringkali dihadapi dokter terkait dengan

profesinya, misalnya masalah etika, disiplin, hukum, dan aspek medikolegal yang

sering dihadapi oleh dokter layanan primer.

2.1.4. Daftar Penyakit dalam SKDI

Daftar Penyakit ini disusun bersumber dari lampiran Daftar Penyakit SKDI 2006,

yang kemudian direvisi berdasarkan hasil survei dan masukan dari para pemangku

kepentingan. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dan divalidasi dengan metode

focus group discussion (FGD) dan nominal group technique (NGT) bersama para dokter

11
dan pakar yang mewakili pemangku kepentingan. Daftar Penyakit ini penting sebagai

acuan bagi institusi pendidikan dokter dalam menyelenggarakan aktivitas pendidikan

termasuk dalam menentukan wahana pendidikan.1

Daftar penyakit ini disusun dengan tujuan untuk menjadi acuan bagi institusi

pendidikan dokter agar dokter yang dihasilkan memiliki kompetensi yang memadai

untuk membuat diagnosis yang tepat, memberi penanganan awal atau tuntas, dan

melakukan rujukan secara tepat dalam rangka penatalaksanaan pasien. Tingkat

kompetensi setiap penyakit merupakan kemampuan yang harus dicapai pada akhir

pendidikan dokter.

Penyakit dikelompokkan menurut sistem tubuh manusia disertai tingkat

kemampuan yang harus dicapai pada akhir masa pendidikan. Tingkat kemampuan yang

harus dicapai, yaitu1 :

a. Tingkat Kemampuan 1: mengenali dan menjelaskan

Lulusan dokter mampu mengenali dan menjelaskan gambaran klinik penyakit, dan

mengetahui cara yang paling tepat untuk mendapatkan informasi lebih lanjut

mengenai penyakit tersebut, selanjutnya menentukan rujukan yang paling tepat

bagi pasien. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari

rujukan.

b. Tingkat Kemampuan 2: mendiagnosis dan merujuk

Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut

dan menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien

selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari

rujukan.

12
c. Tingkat Kemampuan 3: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal,

dan merujuk

3A. Bukan gawat darurat

Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi

pendahuluan pada keadaan yang bukan gawat darurat. Lulusan dokter mampu

menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya.

Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.

3B. Gawat darurat

Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi

pendahuluan pada keadaan gawat darurat demi menyelamatkan nyawa atau

mencegah keparahan dan/atau kecacatan pada pasien. Lulusan dokter mampu

menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya.

Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.

d. Tingkat Kemampuan 4: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara

mandiri dan tuntas

Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan

penatalaksanaan penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas.

4A. Kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter

4B. Profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah selesai internsip dan/atau

Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (PKB)

2.2. Evaluasi Belajar

2.2.1. Definisi dan Tujuan Evaluasi Belajar

Evaluasi belajar mahasiswa merupakan bagian yang penting dalam proses

pendidikan. Pengertian evaluasi belajar mahasiswa secara luas adalah suatu proses

13
penyediaan informasi untuk membuat keputusan terhadap mahasiswa, kurikulum dan

program studi, serta kebijakan dalam pendidikan. Metode penilaian belajar mahasiswa

mempertimbangkan prinsip-prinsip penilaian, yaitu harus sejalan dengan tujuan

pembelajaran, komprehensif, berkesinambungan, dan dapat digunakan untuk tujuan

sumatif dan formatif. Evaluasi belajar mahasiswa harus memiliki beberapa karakteristik,

yaitu sahih, handal, mampu laksana, diterima oleh pemangku kepentingan dan

mengarahkan mahasiswa agar memiliki perilaku belajar yang baik.3

Tujuan evaluasi belajar adalah4 :

a. Standar kompetensi : Menunjukkan hal-hal esensi yang harus diketahui

mahasiswa

b. Kompetisi/ kolaborasi : Mendorong semangat belajar

c. Evalusi formatif : Identifikasi kelemahan mahasiswa yang memerlukan perbaikan

d. Evaluasi sumatif : Penentuan kelulusan

e. Jaga mutu : identifikasi kelemahan kurikulum dan proses pendidikan.

2.2.2. Sistem Penilaian (Assessment)

Para pendidik dapat menggunakan berbagai macam format tes untuk menilai

pemahaman mahasiswa tentang suatu topik misalnya multiple choice question, trues false,

fill in the blank, short answer, essay.5 Seorang dosen harus mempunyai pengetahuan

tentang learning outcome, metode assessment, proses assessment, penggunaan alat

assessment, serta memahami bagaimana mengevaluasi kekuatan dan kelemahan serta

aplikasinya dalam berbagai pembelajaran.6

Istilah assessment ini berasal dari bahasa latin yaitu assidere yang berarti “to sit

by (in judgement)”. Pada abad ke-20 kata assess sudah mulai dikembangkan oleh

ahli pendidikan dan psikologi “to judge the extend of student’s learning”. Banyak

14
istilah yang berkaitan dengan assessment atau penilaian yaitu tes, measurement dan

evaluasi tetapi istilah tersebut berbeda pengertian, kita harus dapat membedakan istilah-

istilah tersebut. Menurut Nitko (1996) mengenai pengertian assessment, measurement, tes

dan evaluasi. Assessment adalah pengertian yang luas yaitu proses untuk memperoleh

infomasi yang digunakan untuk membuat keputusan tentang mahasiswa, kurikulum, dan

kebijakan pendidikan. Tes adalah suatu alat atau prosedur sistematik untuk mengamati

satu atau lebih karakteristik dari mahasiswa dengan menggunakan skala angka.

Sedangkan measurement (pengukuran) sebagai suatu prosedur menentukan angka

terhadap sesuatu yang diukur. Evaluasi adalah proses membuat keputusan tentang hasil

performan dari mahasiswa.7

Terdapat dua tujuan dasar assessment 7,8 :

a. Formatif assessment yaitu membantu dosen memantau pembelajaran mahasiswa

saat masih dalam proses. Membantu dosen mengenali kekuatan dan kelemahan

mahasiswa, karakteristik pembelajaran dan karakter mahasiswa, mendiagnosis

kebutuhan belajar mahasiswa, membantu dosen untuk mendisain pembelajaran

dan instruksional disain.

b. Summatif assessment yaitu mengevaluasi pembelajaran mahasiswa setelah proses

pembelajaran selesai. Untuk mengkomunikasikan hasil pembelajaran mahasiswa

kepada orang tua atau pihak lainnya, menentukan tingkat perkembangan

pembelajaran mahasiswa, untuk mereview keberhasilan proses pembelajaran.

Program pendidikan dokter pada umumnya terdiri dari dua fase yaitu fase

pendidikan Sarjana Kedokteran dan fase pendidikan Profesi Dokter.

15
Sistem penilaian pada fase pendidikan Sarjana Kedokteran berupa:

a. Penilaian yang bersifat sumatif, terdiri dari 3:

a.1. Ujian Blok

Ujian blok terdiri dari ujian teori dan ujian praktikum. Ujian teori terdiri dari

Ujian Tengah Blok (UTB), Ujian Akhir Blok (UAB), Ujian Remedial Akhir Blok

(URAB) dan Ujian Remedial Akhir Semester (URAS). Ujian berupa MCQs

dengan menggunakan metode Computerized-based Testing (CBT).

a.2. Ujian yang bersifat longitudinal yang meliputi: Objective Structured Clinical

Examination (OSCE), penilaian perilaku profesional, dan progress test.

a.3. Ujian OSCE komprehensif di akhir fase pendidikan Sarjana Kedokteran

b. Penilaian yang bersifat formatif, dilakukan dalam berbagai kegiatan pembelajaran

sebagai umpan balik tentang kekuatan dan kelemahan mahasiswa. Umpan balik

ini dapat berupa umpan balik secara lisan maupun tertulis (contoh: di akhir

tutorial memberikan umpan balik tentang pencapaian learning objective, di akhir

kegiatan skills lab instruktur memberikan umpan balik pemeriksaan yang telah

dilakukan dengan benar dan yang perlu diperbaiki, setelah progress test

mahasiswa diberikan hasil penilaian berdasar kompetensi yang diujikan)

Sistem penilaian pada fase pendidikan profesi dokter terdiri atas:

a. Penilaian yang bersifat sumatif, terdiri dari:

a.1. Ujian rotasi klinik di setiap tempat rotasi

a.2. Uji kompetensi yang berstandar nasional, berupa MCQs dengan metode

Computerized-based Testing (CBT) dan OSCE, yang diikuti mahasiswa setelah

lulus dari semua rotasi klinik.

16
b. Penilaian formatif, yang dilakukan dalam berbagai kegiatan pembelajaran klinik

untuk umpan balik tentang kekuatan dan kelemahan mahasiswa (contoh: setelah

bed-side teaching, pembimbing klinik menunjukkan ketrampilan yang telah

dikuasai dengan baik oleh dokter muda dan yang perlu diperbaiki dengan

melakukan demonstrasi).

2.3. Format Ujian Teori

Materi yang diujikan pada ujian teori haruslah merupakan materi yang diajarkan,

dimana materi yang dianggap penting harus mendapat porsi yang lebih banyak. Pada

Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen, ujian teori berupa Multiple

Choice Question (MCQ) dengan metode Computerized-based Testing (CBT). Adapun

komponen soal MCQ yang sesuai satandar Ujian Kompetensi Mahasiswa Program

Profesi Dokter (UKMPPD) terdiri dari satu jawaban paling benar; lima pilihan; struktur

soal yang terdiri dari kasus (vignette), pertanyaan (lead in question), dan pilihan jawaban

(option).4

2.3.1. Kasus (Vignette)

Format vignette berupa tulisan dalam bentuk 1 paragraf yang memiliki satu

kalimat utama. Isi vignette haruslah merupakan kompetensi yang esensial, penting dan

banyak ditemukan di praktek klinik. Sumber vignette bisa dari beberapa sumber seperti

laporan kasus, laporan penelitian atau laporan kegiatan.4

Syarat vignette yang baik adalah berfokus pada konsep-konsep yang penting,

memerlukan aplikasi pengetahuan bukan sekedar recall, memuat informasi penting yang

komprehensif, tidak berlebihan dan tidak menjebak. Tidak aturan baku yang menetapkan

jumlah kalimat untuk satu buah vignette, akan tetapi tidak terlalu panjang, singkat, padat,

lugas dan menggunakan tata bahasa yang benar.

17
Isi vignette mencakup jenis kelamin, umur, tempat perawatan (contoh :

puskesmas, poliklinik umum, IGD), keluhan utama, durasi keluhan, riwayat pasien

lainnya yang berhubungan dengan keluhan, temuan pemeriksaan fisik, hasil pemeriksaan

laboratorium atau investigasi diagnostik, hasil-hasil terapi sebelumnya, dan temuan

lainnya.4

2.3.2. Pertanyaan (lead in question)

Sebelum membuat pertanyaan (lead in question), perlu terlebih dahulu memilih

jenis kompetensi yang ingin diujikan dengan merujuk kepada SKDI, yaitu1 :

a. Soal kompetensi 1 hanya menayakan etiologi/ patofisiologi

b. Soal kompetensi 2 dapat menanyakan etiologi, patofisiologi dan diagnosis

c. Soal kompetensi 3A, 3B dapat menanyakan etiologi, patofisiologi, diagnosis,

terapi awal, pencegahan dan rehabilitasi

d. Soal kompetensi 4 dapat menanyakan etiologi, patofisiologi, diagnosis, terapi

farmakologi dan non-farmakologi, pencegahan dan rehabilitasi

Syarat-syarat pertanyaan (lead in question) yang baik :

a. Harus berupa kalimat tanya yang menggunakan kata tanya langsung, seperti:

apakah, manakah, bagaimanakah, dll, dan diakhiri tanda tanya.

b. Harus berfungsi untuk mengarahkan soal

c. Harus mengarah ke satu jawaban yang benar

d. Menanyakan konsep yang penting dan spesifik, bukan menilai kemampuan

mengingat fakta yang bersifat trivial

e. Tidak menggunakan kalimat atau frasa negatif, seperti : kecuali, tidak, bukan, dll

f. Kalimat pertanyaan tidak terlalu panjang

18
2.3.3. Pilihan Jawaban (Option)

Pilihan jawaban terdiri dari lima pilihan yaitu satu kunci jawaban dan empat

distraktor/ pengecoh. Pilihan jawaban harus homogen, singkat, lugas dan rasional.

2.4. Review dan Analisis Soal Ujian

2.4.1. Review Soal Ujian

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mereview soal ujian yaitu4 :

a. Relevansi topik dengan sasaran belajar (SKDI)

b. Penggunaan tata bahasa Indonesia yang baik dan benar

c. Tingkat kesulitan untuk level dokter layanan primer

d. Struktru soal : Vignette menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, informatif

dan sistematis; Lead in question mengarah pada satu jawaban dan tidak

menggunakan kalimat negatif; Option hanya ada satu kunci jawaban yang benar

dan 4 pilihan pengecoh.

2.4.2. Analisis Soal Ujian

Analisis soal ujian meliputi jumlah mahasiswa/i yang menjawab benar setiap soal

ujian, indeks uji daya beda (discrimination index) pada setiap soal ujian dan tingkat

kesukaran (difficulty index) dari setiap soal ujian.9

Soal-soal MCQ diukur indeks kesukaran soal dan indeks pembeda soal dengan

rumus sebagai berikut :10

a. Indeks Kesukaran (difficulty index)

IK = BA + BB
N

BA = jumlah kelompok atas yang menjawab benar

BB = jumlah kelompok bawah yang menjawab benar

19
N = jumlah k e s e l u r u h a n peserta

Klasifikasi tingkat kesukaran soal :

0,00 - 0,30 soal tergolong sukar

0,31 - 0,70 soal tergolong sedang

0,71 - 1,00 soal tergolong mudah

b. Indeks Pembeda (discrimination index)

IP = 2 ( BA – BB)
N

BA = jumlah kelompok atas yang menjawab benar

BB = jumlah kelompok bawah yang menjawab benar

N = jumlah k e s e l u r u h a n peserta

Klasifikasi I n d e k s daya beda :

(+) : Soal mempunyai kemampuan untuk membedakan kelompok tinggi dan

rendah

(-) : Soal bisa dijawab oleh kelompok tinggi dan rendah

0,40 - 1,00 : soal diterima baik

0,30 - 0,39 : soal diterima tetapi perlu diperbaiki

0,20 - 0,29 : soal diperbaiki

0,00 - 0,19 : soal tidak dipakai/dibuang

20
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode analisis buku soal ujian teori,

lembar jawaban mahasiswa/i peserta ujian dan data assessment Blok Imuno-Hematologi tahun

ajaran 2017/ 2018.

3.2 Lokasi dan Waktu

Penelitian ini telah dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen

Medan pada bulan April – Agustus 2018

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah semua soal ujian teori Blok Imuno-Hematologi di

Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen Medan. Sampel penelitian ini adalah

soal-soal ujian teori Blok Imuno-Hematologi pada tahun ajaran 2017/ 2018 di Fakultas

Kedokteran Universitas HKBP Nommensen.

3.4. Variabel penelitian

Variabel pada penelitian ini adalah soal dan hasil ujian teori Blok Imuno-Hematologi

tahun ajaran 2017/ 2018.

21
3.5 Definisi Operasional

a. Soal ujian teori Blok Imuno-Hematologi adalah soal yang diujiankan kepada

mahasiswa/i yang terkait Blok Imuno-Hematologi pada tahun ajaran 2017/ 2018 yang

meliputi 48 soal Ujian Tengah Blok (UTB) dan 75 soal Ujian Akhir Blok (UAB)

b. Hasil ujian teori blok Imuno-Hematologi adalah hasil penilaian jawaban mahasiswa

peserta ujian teori Blok Imuno-Hematologi pada tahun ajaran 2017/ 2018 dinilai secara

otomatis oleh aplikasi CBT.

c. Analisis kesesuaian soal adalah penilaian terhadap seluruh soal yang diujikan kepada

mahasiswa/i, apakah telah sesuai dengan standar kompetensi dokter umum (SKDI) dan

apakah format soal telah sesuai dengan format standar soal ujian kompetensi

mahasiswa program profesi dokter (UKMPPD).

d. Indeks kesukaran (difficulty factor) adalah nilai tingkat kesulitan soal yang dihitung

dengan menggunakan rumus jumlah mahasiswa/i yang menjawab benar dibagi jumlah

keseluruhan mahasiswa/i peserta ujian, dengan inpeterpretasi hasil 0,00- 0,30 soal

tergolong sukar; 0,31-0,70 soal tergolong sedang; 0,71-1,00 soal tergolong mudah.

e. Indeks pembeda (discrimination index) adalah nilai kemampuan soal untuk

membedakan mahasiswa kelompok atas dan bawah dalam menjawab soal dengan

benar, dengan interpretasi hasil (+) artinya soal mempunyai kemampuan untuk

membedakan kelompok tinggi dan rendah; (-) artinya soal bisa dijawab oleh kelompok

tinggi dan rendah; 0,40 - 1,00 soal diterima baik; 0,30 - 0,39 soal diterima tetapi

perlu diperbaiki; 0,20 - 0,29 soal diperbaiki; 0,00 - 0,19 soal tidak dipakai/dibuang.

22
3.6 Alur Penelitian

Alur penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Mengumpulkan data sekunder berupa soal dan hasil ujian teori blok Imuno-

Hematologi tahun ajaran 2017/ 2018 dari divisi assessment.

b. Melakukan analisis data secara kualitatif

c. Menyusun laporan penelitian

3.7 Pengolahan dan analisis data

Data yang dianalisis adalah data sekunder berupa soal dan hasil ujian teori blok

Imuno-Hematologi tahun ajaran 2017/ 2018. Analisis masing-masing variabel dilakukan

menggunakan aplikasi komputer. Hasil penelitian akan ditampilkan secara deskriptif dalam

bentuk tabel.

23
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran kesesuaian soal-soal ujian teori Blok Imuno-Hematologi tahun

ajaran 2017/2018 dengan format standar soal UKMPPD.

Tabel 4.1 Gambaran kesesuaian soal-soal ujian teori Blok Imuno-Hematologi tahun

ajaran 2017/2018 dengan format standar soal UKMPPD

Soal Vignette Lead in Question Option


Ada Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak
Ada Standar Sesuai Standar Sesuai
standar standar
Berfungsi Tidak
Berfungsi
UTB ( 48 SOAL)
1. Ilmu 4 - 8 - 12 9 3
Kesehatan
Anak
(12 soal)
2. Histologi - - 6 - 6 6 -
(6 soal)
3. Imunologi - - 12 - 12 9 3
(12 soal)
4. Biokimia 5 1 - 6 - 6 -
(6 soal)
5. Anatomi 6 - - - 6 6 -
(6 soal)
6. Fisiologi - 6 - 6 - 6 -
(6 soal)
UAB (75 SOAL)
7. Patologi - - 6 6 - 6 -
Anatomi
(6 soal)
8. Patologi 14 - 4 1 17 15 3
Klinik
(18 soal)
9. Ilmu Gizi 6 - - - 6 3 3
(6 soal)
10. Ilmu Penyakit 21 - 3 11 13 18 6
dalam
(24 soal)
11. Farmakologi 6 - 9 2 13 12 3
(15 soal)
12. Mikrobiologi 6 - - 6 - 6 -
(6 soal)
TOTAL 68 7 48 38 85 102 21
% 55,3 5,7 39 30,9 69,1 82,9 17,1

24
4.1.2 Gambaran kesesuaian soal-soal ujian teori Blok Imuno-Hematologi tahun

ajaran 2017/ 2018 dengan standar kompetensi dokter umum (SKDI)

Tabel 4.2 Gambaran kesesuaian soal-soal ujian teori Blok Imuno-Hematologi tahun

ajaran 2017/ 2018 dengan standar kompetensi dokter umum (SKDI)

Jumlah Non Kesuaian


SKDI
Soal Soal SKDI SKDI
1 2 3A 3B 4 Ya Tidak
UTB (48 soal)
1. Ilmu Kesehatan Anak 12 - - 10 - - 2 7 5
2. Histologi 6 6 - - - - - - 6
3. Imunologi 12 12 - - - - - - 12
4. Biokimia 6 1 - 2 - - 3 1 5
5. Anatomi 6 5 - 1 - - - - 6
6. Fisiologi 6 5 - - - 1 - - 6
UAB (75 soal)
13. Patologi Anatomi 6 - 1 5 - - - 5 1
14. Patologi Klinik 18 - - 8 3 - 7 16 2
15. Ilmu Gizi 6 1 - - - - 5 4 2
16. Ilmu Penyakit dalam 24 5 11 5 - 3 16 8
17. Farmakologi 15 5 4 2 - - 4 5 10
18. Mikrobiologi 6 - - - - - 6 6 -
TOTAL 123 40 5 39 8 1 30 60 63
% 32,5 4,1 31,7 6,5 0,8 24,4 48,8 51,2

4.1.3 Gambaran indeks pembeda (discrimination index) dan indeks kesukaran

(difficulty index) pada soal ujian teori Blok Imuno-Hematologi tahun

ajaran 2017/ 2018.

Tabel 4.3 Gambaran indeks pembeda (discrimination index) dan indeks kesukaran

(difficulty index) pada soal ujian teori Blok Imuno-Hematologi tahun ajaran 2017/ 2018.

Difficulty Index
Discrimination Index Total %
Mudah Sedang Sukar
Diterima 4 28 3 35 28,5
Diterima –perbaikan 6 15 6 27 22,0
Diperbaiki 2 5 4 11 8,9
Ditolak 25 11 14 50 40,6
Total 37 59 27 123 100
% 30 48 22 100

25
4.2 Pembahasan

4.2.1 Gambaran kesesuaian soal-soal ujian teori Blok Imuno-Hematologi tahun

ajaran 2017/2018 dengan format standar soal UKMPPD.

Berdasarkan hasil analisis kesesuaian soal-soal ujian teori Blok Imuno-

Hematologi tahun ajaran 2017/2018 dengan format standar soal UKMPPD, dari 123

total soal didapati ada 75 soal (61%) yang sudah menggunakan vignette. Dari 75 soal

ada 7 soal yang menggunakan vignette yang tidak berfungsi, atau dengan kata lain

seandainya vignette dihapus peserta ujian masih dapat menjawab pertanyaan yang

diajukan. Soal-soal tersebut merupakan soal- soal Biomedik, 1 soal Biokimia dan 6 soal

Fisiologi. Hal ini dikarenakan sangat sulit membuat vignette yang dapat dihubungkan

secara langsung dengan pertanyaan kedokteran dasar (Biomedik). Ada 48 soal (39%)

yang masih belum menggunakan vignette atau dianggap tidak ada karena hanya

memberitahukan diagnosis dan hasil laboratorium, misalnya soal Patologi Anatomi.

Tujuan dari membuat soal-soal ujian Blok menggunakan vignette adalah untuk

memperkenalkan soal-soal dengan format sesuai standar UKMPPD dan melatih

mahasiswa berpikir kritis dalam menjawab setiap soal, bukan hanya sekedar mengingat

teori yang telah dipelajari.

Hasil analisis pertanyaan (lead in question) dari 123 total soal didapati 85 soal

(69,1%) belum sesuai dengan standar UKMPPD. Beberapa soal tidak dalam bentuk

kalimat tanya, menggunakan frasa negatif (“kecuali”, “bukan”) dan bahkan ada dalam

satu pertanyaan menanyakan dua hal, misalnya : menanyakan tatalaksana dan

penegakan diagnosis. Idealnya pertanyaan (lead in question) harus berupa kalimat tanya

yang menggunakan kata tanya langsung (seperti: apakah, manakah, bagaimanakah, dll)

dan diakhiri tanda tanya, berfungsi untuk mengarahkan soal, mengarah ke satu jawaban

yang benar, menanyakan konsep yang penting dan spesifik, bukan menilai kemampuan

26
mengingat fakta yang bersifat trivial, tidak menggunakan kalimat atau frasa negatif

(seperti : kecuali, tidak, bukan, dll), dan kalimat pertanyaan tidak terlalu panjang.4

Hasil analisis pilihan jawaban (option) dari 123 total soal didapati 102 soal

(82,9%) sudah sesuai standar UKMPPD, hanya 21 soal (17,1%) yang belum sesuai

dengan standar UKMPPD. Dari hasil analisis didapati ada pilihan jawaban yang masih

menggunakan pola yang lama yaitu ada salah satu pilihan “semua di atas benar” atau “a

dan b benar”. Ada juga pilihan jawaban yang terlalu spesialistik, misalnya soal Patologi

Klinik pilihan jawaban tipe Leukemia seperti Leukemia Mielositik Kronik, dll,

sedangkan pada standar SKDI seorang dokter umum cukup sampai di level mampu

membedakan Leukemia akut dan kronik. Selain itu, ada juga pilihan jawaban yang

tidak homogen dan bahasa yang tidak seragam (misalnya : soal Farmakologi pilihan

jawaban ada dalam bentuk bahasa Indonesia dan bahasa Inggris). Idealnya pilhan

jawaban (option) terdiri dari lima pilihan yaitu satu kunci jawaban dan empat distraktor/

pengecoh. Pilihan jawaban harus homogen, singkat, lugas dan rasional.4

4.2.2 Gambaran kesesuaian soal-soal ujian teori Blok Imuno-Hematologi tahun

ajaran 2017/ 2018 dengan standar kompetensi dokter umum (SKDI)

Berdasarkan kesesuaian soal-soal ujian teori Blok Imuno-Hematologi tahun

ajaran 2017/ 2018 dengan standar kompetensi dokter umum (SKDI), dari 123 total soal

didapati 83 soal (67,5%) merupakan topik yang masuk dalam SKDI dan 40 soal

(32,5%) tidak masuk dalam SKDI. Semua topik yang masuk dalam SKDI adalah topik

standar yang harus dikuasai dokter umum. Dari 83 soal yang masuk dalam topik SKDI

pada soal-soal ujian teori Blok Imuno-Hematologi, ada 5 soal level kompetensi 1, 39

soal level kompetensi 2, 8 soal level kompetensi 3A, 1 soal level kompetensi 3B, dan

30 soal level kompetensi 4. Untuk standar dokter umum diharapkan lebih banyak

27
dipaparkan dengan soal-soal level kompetensi 3 dan 4, dimana sebagai seorang dokter

umum harus dapat menegakkan diagnosis dan melakukan penatalaksanaan hingga

tuntas (level kompetensi 4) ataupun penatalaksanaan awal (level kompetensi 3). Pada

blok Imuno-Hematologi ini, hanya 39 soal dari 123 soal yang diujikan merupakan soal

dengan level kompetensi 3 dan 4, merupakan jumlah yang sangat sedikit (31,7%). Hal

ini dimungkinkan karena topik materi di Blok Imuno-Hematologi banyak juga di level

kompetensi 1 dan 2 dan jumlah soal yang diujikan disesuaikan dengan jumlah jam

mengajar. Ada baiknya soal-soal yang diujikan diperbanyak di level kompetensi 3 dan

4.

Berdasarkan kesesuaian soal dengan standar kompetensi dokter umum (SKDI),

dari 123 soal didapati 63 soal masih belum sesuai dengan standar SKDI. Hasil analisis

mendapati ada soal level kompetensi 2 menanyakan tatalaksana, atau level kompetensi

1 menanyakan diagnosis. Idealnya soal level kompetensi 1 hanya menayakan etiologi/

patofisiologi; soal level kompetensi 2 dapat menanyakan etiologi, patofisiologi dan

diagnosis; soal level kompetensi 3A dan 3B dapat menanyakan etiologi, patofisiologi,

diagnosis, terapi awal, pencegahan dan rehabilitasi; dan soal level kompetensi 4 dapat

menanyakan etiologi, patofisiologi, diagnosis, terapi farmakologi dan non-farmakologi,

pencegahan dan rehabilitasi.4

4.2.3 Gambaran indeks pembeda (discrimination index) dan indeks kesukaran

(difficulty index) pada soal ujian teori Blok Imuno-Hematologi tahun

ajaran 2017/2018.

Berdasarkan indeks pembeda (discrimination index) pada soal ujian teori Blok

Imuno-Hematologi tahun ajaran 2017/2018, dari 123 soal didapati hanya 35 soal yang

diterima, 27 soal diterima dengan perbaikan, 11 soal dikembalikan untuk diperbaiki

28
dan 50 soal ditolak. Soal yang diterima tanpa perbaikan masih sangat sedikit (28,5%).

Ada dua kemungkinan yang menyebabkan soal ditolak yaitu kualitas soal dan

kemampuan akademik mahasiswa peserta ujian. Kualitas soal yang kurang baik dapat

membuat soal memiliki indeks pembeda yang rendah sehingga ditolak, seperti vignette

dan pertanyaan yang terlalu mudah ataupun terlalu sulit dipahami mahasiswa peserta

ujian, pilihan jawaban yang terlalu sulit, misalnya: ada distraktor yang menjebak, atau

terlalu mudah sehingga distraktor menjadi tidak berguna. Kemungkinan kedua adalah

kemampuan akademik mahasiswa peserta ujian yang rendah, sehingga ada perbedaan

jumlah yang sangat jauh antara kelompok tinggi dan kelompok rendah. Bila kelompok

rendah terlalu banyak, akan sangat mungkin soal yang tergolong baik dan harusnya bisa

diterima menjadi ditolak, dikarenakan mahasiswa peserta ujian tidak dapat menjawab

soal tersebut dengan benar.

Berdasarkan indeks pembeda (discrimination index) dan indeks kesukaran

(difficulty index) pada soal ujian teori Blok Imuno-Hematologi tahun ajaran 2017/2018,

dari 123 soal didapati 37 soal tergolong mudah, 59 soal tergolong sedang, dan 27 soal

tergolong sukar. Berdasarkan proporsi soal sudah berimbang. Paket soal ujian dikatakan

baik apabila soal lebih banyak pada golongan sedang, seperti yang didapati dari hasil

penelitian ini yaitu dari 35 soal yang diterima ada 28 soal tergolong sedang, 4 soal

tergolong mudah dan 3 soal tergolong sukar. Idealnya ujian dilakukan sebagai umpan

balik dan evaluasi kelemahan dan kekuatan mahasiswa. Bila soal yang diujikan terlalu

sulit dan tidak sesuai dengan SKDI sehingga mayoritas mahasiswa menjawab salah

atau terlalu mudah sehingga mayoritas atau bahkan semua mahasiswa dapat menjawab

dengan benar, maka soal-soal yang diujikan memiliki kualitas yang tidak baik atau

dapat dikatakan tidak berfungsi untuk dipakai mengevaluasi hasil belajar mahasiswa.

29
BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1 Soal-soal ujian teori Blok Imuno-Hematologi tahun ajaran 2017/2018

mayoritas sudah menggunakan vignette dan berfungsi, begitu pula dengan

pilihan jawaban (option) baik jawaban maupun distraktor dapat berfungsi.

Akan tetapi pertanyaan (lead in question) mayoritas masih belum sesuai

dengan format standar UKMPPD.

2 Topik soal ujian teori Blok Imuno-Hematologi tahun ajaran 2017/ 2018

mayoritas merupakan topik yang masuk dalam SKDI, dimana soal yang

paling banyak merupakan level kompetensi 2 dan 4. Akan tetapi dari soal-

soal yang termasuk dalam topik SKDI, belum semua pertanyaan soal yang

diajukan sesuai dengan level kompetensi.

3 Berdasarkan hasil analisis indeks pembeda (discrimination index) soal ujian

teori Blok Imuno-Hematologi tahun ajaran 2017/ 2018 didapati seimbang

antara soal yang diterima (dengan/ tanpa perbaikan) dan soal yang ditolak/

dikembalikan untuk diperbaiki.

4 Berdasarkan hasil analisis indeks kesukaran (difficulty index) soal ujian teori

Blok Imuno-Hematologi tahun ajaran 2017/ 2018 mayoritas tergolong

sedang. Dari soal yang diterima berdasarkan hasil analisis indeks pembeda

mayoritas soal juga tergolong sedang.

30
5.2 Saran

1. Diadakan kembali pelatihan pembuatan soal-soal sesuai format standar

UKMPPD.

2. Saat membuat soal ujian ada baiknya dosen melihat level kompetensi berdasarkan

SKDI dari topik yang akan dibuat menjadi soal, agar pertanyaan yang diajukan

sesuai dengan level kompetensi.

3. Jumlah soal yang diujikan sebaiknya berdasarkan level kompetensi, bukan

berdasarkan jumlah jam mengajar. Dimana jumlah soal untuk topik dengan level

kompetensi 3 dan 4 sebaiknya dibuat lebih banyak.

31
DAFTAR PUSTAKA

1. Konsil Kedokteran Indonesia. Standar Kompetensi Dokter Indonesia. Jakarta:

Konsil Kedokteran Indonesia. 2012.

2. Kusumawati W. Problem Based Learning: Alternatif Metode Pembelajaran

Inovatif Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta.

3. Emilia O, Wijayanti M.A, Rahayu G.R, dkk. Peraturan penilaian belajar mahasiswa

program pendidikan dokter Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada,

Yogyakarta. 2014.

4. Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia. Prosedur pembuatan soal pilihan

ganda. Jakarta: Item Bank Administrator. 2017.

5. Shimkin MG, Kuechler W. Multiple choice test and student understanding what is the

connection? Decicion Sciences Journal of Innovation Education. USA. 2005; 3(1).

6. Shumway J, Harden R. The assessment of learning outcomes for the competent and

reflective physician. Taylor and francis health sciences. 2003; 25(60) : 569-584.

7. Nitko Anthony J. Educational Asessment of Student. 2nd edition. New Jersey. 1996.

8. Rika Lisiswanti R. Dasar-dasar pemilihan assessment di pendidikan kedokteran.

Bagian Pendidikan Kedokteran Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung, Jurnal

Kedokteran. 2012;2(2).

9. Suswati I. Analisis Validitas Materi Uji Multiple Choise Question Dengan Learning

Objectives Blok Endokrin. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Malang. 2011; 7(5): 15-19.

10. Sylvia. Prosedur review dan analisis soal CBT. Asosiasi Institusi Pendidikan

Kedokteran Indonesia: Item Bank Administrator. Jakarta. 2017.

32

Anda mungkin juga menyukai