Anda di halaman 1dari 11

 

 
   

MODUL  PROFESIONALISME  
BLOK  BIOETIK,  H UMANIORA  &  PROFESIONALISME    
DIBERIKAN  KEPADA  M AHASISWA  SEMESTER  I  
FAKULTAS  KEDOKTERAN   UMI  

dr.   S hulhana   M okhtar,   M .Med.Ed.                                                              


Dr.  d r.   H.   N asrudin   A M,   S pOG(K),   M ARS  
FAKULTAS   K EDOKTERAN   U MI,   2 019  
Fakultas Kedokteran UMI  

 
VISI  DAN  MISI  PROGRAM  STUDI  
FAKULTAS  KEDOKTERAN  UNIVERSITAS  MUSLIM  
INDONESIA  
 
 

VISI  
“Menjadi  program  studi  dengan  penguatan  utama  kedokteran  
komunitas  yang  menghasilkan  sarjana  kedokteran  yang  
bermutu,  bermartabat,  dijiwai  nilai-­‐nilai  Islam,  untuk  
mengabdi  kepada  kemanusiaan  demi  kepentingan  umat,  bangsa  
dan  negara  menuju    universitas  berkelas  dunia.”  
 

MISI  
1) Menyelenggarakan  program  pendidikan  kedokteran  dengan  
penguatan  kedokteran  komunitas  yang  bermutu  dan  
bercirikan  keislaman  
2) Menyelenggarakan  program  penelitian  kedokteran  yang  
berkualitas  dan  terpublikasi  nasional  maupun  
internasional  
3) Melakukan  pengabdian  masyarakat  di  bidang  kesehatan  
demi  meningkatkan  derajat  kesehatan  masyarakat  
sekaligus  menjalankan  fungsi  dakwah  
4) Melakukan  pendistribusian  beban  kerja  sdm  dalam  proses  
belajar  mengajar  yang  berkeadilan  
5) Melakukan  pengembangan  program  studi  sarjana  kedokteran  
menuju  univesitas  berkelas  dunia  

Blok Bioetika, Humaniora & Profesionalisme Kedokteran 2  


Fakultas Kedokteran UMI  

PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ’Alamin. Segala puji hanya kepada Allah SWT yang


telah memberikan rahmatNya hingga modul ini dapat diselesaikan penyusunannya.
Pembelajaran tentang Humaniora, Etika, dan Profesionalisme Kedokteran
untuk mahasiswa kedokteran dalam masalah yang prularistik seperti di Indonesia
merupakan tugas yang mendesak. Pembelajaran tentang Humaniora, Etika dan
Profesionalsme Kedokteran dapat membantu siswa mencapai kematangan secara
individual, meningkatkan kewaspadaan etika, mampu bersikap dalam wilayah
moral, yang nantinya akan menghasilkan dokter yang humanis dan profesional
dalam pelayanan kesehatan.
Dalam modul ini, dititik-beratkan pada skenario yang mengandung nilai-
nilai humanistik, etika dan profesionalisme dalam praktik pelayanan kesehatan
sehari-hari. Diberikan beberapa skenario dan selanjutnya akan dibahas oleh para
mahasiswa berdasarkan tujuh langkah penyelesaian masalah dan dianalisis
berdasarkan aspek-aspek tersebut serta berdasarkan pandangan hukum-hukum
Islam. Pembahasan berhubungan dengan aktivitas tutorial yang dilakukan oleh
para mahasiswa. Di samping diskusi, para mahasiswa juga mengasah keterampilan
sesuai dengan tujuan yaitu melatih keterampilan kedokteran dan sebagai
perkenalan terhadap berbagai permasalahan yang akan ditemukan para siswa
nantinya, khususnya dalam menjalin kepercayaan, komunikasi, dan hubungan
yang baik antara pasien dan dokter serta terampil dalam melakukan dan
menerapkan prinsip etika kedokteran terhadap masalah dan keputusan klinik serta
masalah humaniora kesehatan, sebagai persiapan untuk terjun ke masyarakat dan
bertanggung-jawab sebagai seorang dokter yang profesional.
Blok Bioetik, Humaniora, dan Profesionalisme Kedokteran ini disajikan
pada mahasiswa semester I Fakultas kedokteran Universitas Muslim Indonesia
dengan jumlah beban 4 SKS dan jadwal kegiatan perkuliahan selama 4 minggu.
Kami berterima-kasih pada semua orang, bagian terkait dan segala pihak
yang telah membantu menyelesaikan modul ini. Saran dan kritik yang membangun
untuk meningkatkan isi modul ini sangat kami harapkan.

Makassar, Oktober 2019

Blok Bioetika, Humaniora & Profesionalisme Kedokteran 3  


Fakultas Kedokteran UMI  

Penyusun

PENDAHULUAN

PETUNJUK TEKNIS TUTORIAL


Pada modul profesionalisme ini, terdapat skenario yang akan dibahas oleh
para mahasiswa dalam waktu 1 minggu. Setiap wacana akan diselesaikan dalam 2
kali pertemuan setiap minggunya.
Mahasiswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil dan setiap kelompok
terdiri dari 10-15 siswa yang dipandu oleh seorang tutor sebagai fasilitator. Pada
diskusi tutorial dipilih seorang ketua dan sekretaris secara bergantian untuk
memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk memimpin diskusi. Oleh
Karena itu, semua aturan dan tugas harus dilaksanakan dengan baik untuk
mencapai tujan pembelajaran. Sebelum diskusi dimulai, seorang tutor akan
membuka diskusi dengan memperkenalkan dirinya kepada para anggota kelompok
dan perkenalan antara satu mahasiswa dengan mahasiswa lainnya, dilanjutkan
dengan memimpin doa bersama sebelum diskusi dimulai. Setelah itu tutor
menjelaskan aturan dan tujuan pembelajaran. Ketua dengan dibantu sekertaris
akan memulai diskusi menggunakan tujuh lompatan untuk membahas masalah
yang ada dalam skenario. Ketujuh lompatan itu adalah:
1. Klarifikasi istilah dan konsep yang tidak jelas
2. Menentukan permasalahan
3. Analisa masalah
4. Kesimpulan dari lompatan ketiga
5. Menentukan tujuan pembelajaran
6. Mengumpulkan informasi yang mendukung (belajar mandiri)
7. Sintesis/evaluasi informasi yang baru.

Penjelasan tentang ketujuh lompatan tersebut adalah sebagai berikut:


Klarifikasi istilah dan konsep
Istilah atau konsep yang tidak jelas atau yang dapat menyebabkan berbagai
interpretasi perlu untuk ditulis dan diklarifikasi pertama-tama dengan
menggunakan kamus umum, kamus kedokteran dan menanyakan ke tutor.
Menentukan masalah
Masalah dalam wacana diidentifikasi dan diformulasikan dengan jelas.
Menganalisa masalah
Memecahkan masalah melalui analisa dengan cara brain storming. Pada lompatan
ini setiap anggota dapat memberikan penjelasan secara tentatif, mekanismenya,
penyebab yang berhubungan dan kasus lainnya.
Menyimpulkan lompatan ketiga
Analisa masalah pada lompatan ketiga dirangkumkan

Blok Bioetika, Humaniora & Profesionalisme Kedokteran 4  


Fakultas Kedokteran UMI  

Menentukan tujuan pembelajaran


Pengetahuan dan informasi lain yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah ini
diformulasikan dan dibuat secara sistematis sebagai tujuan pembelajaran atau
tujuan instruksional khusus.
Mengumpulkan informasi yang mendukung (belajar mandiri)
Pengetahuan yang dibutuhkan sebagai tujuan pembelajaran untuk pemecahan
masalah didapatkan lewat belajar mandiri menggunakan informasi yang diperoleh
dari internet, jurnal, perpustakaan, kuliah, dan konsultasi dengan dosen pakar.
Sintesis/evaluasi informasi yang baru
Sintesis dan eveluasi informasi yang terbaru adalah hasil yang diperoleh setelah
siswa melakukan belajar mandiri.
Setiap skenario dibicarakan setiap minggu dalam satu kali pertemuan.
Lompatan satu sampai lima dibahas pada satu jam pertama, lompatan enam dan
lompatan tujuh dibahas pada satu jam berikutnya. Satu orang tutor bertanggung-
jawab sebagai fasilitator diskusi dan membantu siswa memecahkan masalah tanpa
memberikan penjelasan ataupun kuliah singkat.
Pimpinan diskusi, memimpin diskusi dengan memberi kesempatan pada
setiap anggota untuk mengutarakan ide, pertanyaan, mengingatkan bila ada
seorang anggota yang mendominasi diskusi dan memperingatkan anggota yang
pasif selama diskusi. Pimpinan dapat mengakhiri brain storming apabila dirasa
telah cukup dan memastikan bahwa sekertaris telah menulis pokok-pokok bahasan
yang penting dari hasil diskusi. Pimpinan diskusi akan dibantu oleh sekertaris
untuk menuliskan hasil diskusi pada papan tulis atau flip chart.
Selama berlangsungnya diskusi tutorial, keterbukaan dan kebersamaan
harus dimunculkan siswa bebas untuk mengemukakan ide tanpa merasa khawatir
bahwa ide yang akan disampaikannya itu salah atau dianggap tidak penting oleh
siswa yang lain. Karena yang terpenting dalam diskusi tutorial adalah proses
dimana siswa belajar untuk memecahkan masalah dan tidak terfokus pada
ketepatan pemecahan masalah.
Proses tutorial membutuhkan keaktifan siswa dalam mencari informasi atau
belajar mandiri untuk memecahkan masalah. Belajar mandiri yang dilakukan
setelah diskusi dalam kelas, bisa didapatan lewat informasi yang diperoleh dari
internet (jurnal-jurnal terbaru), perpustakaan (text book dan laporan penelitian),
kuliah dan konsultasi dengan dosen pakar.
Setiap akhir kegiatan ketua kelompok menyimpulkan hasil diskusi dan memimpin
doa sebagai penutup kegiatan tutorial.

TUJUAN INSTRUKSIONAL
Setelah selesai mempelajari modul ini mahasiswa diharapkan mampu menganalisis
setiap masalah kesehatan dalam ranah Humaniora, Etika, dan Profesionalisme
Kedokteran serta mampu menerapkannya dalam praktik klinik sehari-hari.

Blok Bioetika, Humaniora & Profesionalisme Kedokteran 5  


Fakultas Kedokteran UMI  

Topic Tree
Human  as  Biopschycosocial  Creature  

Ethics  
Physician  
Colleague
Environtment
s   Ethics   Legislatio al  Health  Law  
Ethics   and  Med   n  
Phys   Researc
Society   h   Regulation   Hospital  Law  
Basics  
Principles  
Ethics   of  Medical  
Phys   Ethics     Work  
Patients   Health  

Med-­‐ Medical  
eth-­‐ HEALTH  
MEDICAL   LAW   LAW  
BIO-­‐   legal  
ETHIC   ETHICS  
confli
ct  

Medical   KUHAP,  KUHP,  


Ethical  Code   Forensic   Administration  
KODEKI    

Profession  
MEDICAL   Med   Standard,  
SCHOOL   Standard  Operating  
Science   Procedure  
 

Professional  Physician  
 

Skenario 1

Kasus Malpraktik, Dokter Rusia Salah Amputasi Kaki Pasien

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang dokter di Rusia diduga melakukan


malapraktik setelah dituduh salah mengamputasi kaki pasien eks korban kamp
konsentrasi Nazi.
Dilansir dari Dailymail.co.uk, 9 November 2018, korban malpraktik bernama Maria
Dronova, 89 tahun, menderita gangren akut di kaki kanannya tetapi petugas medis
di kota Voronezh di Rusia malah memotong bagian kaki kirinya ke pinggul.

Blok Bioetika, Humaniora & Profesionalisme Kedokteran 6  


Fakultas Kedokteran UMI  

Setelah menyadari kesalahannya, tiga hari kemudian tim medis mengamputasi kaki
kanan yang terinfeksi, lalu menutupi kesalahan operasi bedah mereka, kata putra
korban yang mengetahui adanya malpraktik.
Putra korban, Andrei Dronov, bersikeras bahwa dokumen medis menegaskan bahwa
gangren hanya ada di kaki kanannya.
Dia juga mengklaim seorang dokter mengakui kesalahan kepadanya segera setelah
operasi. "Akibatnya, ibu saya diterlantarkan tanpa kedua kaki," katanya kepada situs
berita lokal Bloknot Voronezh.
"Syukurlah dia sadar lagi setelah cobaan berat ini. Saya tidak tahu apa yang akan
terjadi selanjutnya. Tapi saya ingin membuat mereka bertanggung jawab karena
memotong kakinya yang sehat."
Dalam Perang Dunia Kedua, Maria dipenjara oleh Jerman dan ditahan di Nazi
sebuah kamp konsentrasi. Dia dibebaskan pada 1945 pada usia 16 tahun, kemudian
menjadi guru matematika.
Amputasi yang keliru itu seperti adegan dari film horor, kata putranya. Gambar
menunjukkan dengan jelas bahwa kaki kanannya menderita malpraktik.
Kaki yang lain terlihat merah dan bengkak karena dia tidak bisa berjalan dan
berolahraga. Pembedahan dilakukan di rumah sakit kota Voronezh nomor 3. Istri
Andrei Katya yang merupakan seorang dokter mengetahui ada yang salah ketika dia
berkunjung.
"Katya pucat dan hampir tidak bisa berdiri di atas kakinya," kata Andrei."Dia
berkata: Aku tidak tahu bagaimana mengatakan ini padamu...kakinya salah
diamputasi."
Katya lalu menantang dokter yang menatapku dengan kaget, kata Andrei.
Pejabat kesehatan setempat kemudian mengklaim bahwa kedua kaki mengalami
gangren tetapi kaki kiri dalam bahaya.
Kepala dokter Sergey Shamsutdinov membela diri saat diwawancarai TV lokal dan
mengklaim kaki kirinya lebih beresiko bagi kesehatannya ketika melihat pasien saat
berkunjung. Namun Andrei menyebut dia berbohong.
Para penyelidik negara telah memulai penyelidikan terhadap laporan kaki salah
amputasi. Mereka memanggil ahli forensik untuk kasus ini.
Andrei Dronov mengatakan bahwa pada 4 November paramedis memeriksa ibunya
dan mendiagnosa gangren di kaki kanan. Tidak ada kondisi medis yang disebutkan

Blok Bioetika, Humaniora & Profesionalisme Kedokteran 7  


Fakultas Kedokteran UMI  

tentang kaki kiri. Perawatan sebelumnya di rumah sakit lain mendukung hal ini, kata
Andrei.
"Seorang dokter memeriksanya, sementara yang lain mengoperasi," katanya pada
Vesti Voronezh TV. Kaki kanannya dibalut selama operasi. Kaki kirinya berwarna
merah tetapi tidak ada berencana untuk diamputasi. "Awalnya dokter berbicara
dengan normal kepada saya, mereka ingin menyelesaikannya entah bagaimana.
Mereka mengatakan kasus seperti ini tidak pernah terjadi di rumah sakit mereka
sebelumnya. Tapi kemudian mereka ingin menutupi peristiwa ini."
Catatan medisnya tiba-tiba menghilang, kata Andre yang kemudian menelepon
polisi. "Saya meminta mereka (penyidik) untuk mengamankan dokumen dan kaki
yang diamputasi untuk menghentikan dokter memalsukan apa yang telah terjadi."
Segera setelah media mendengar kasus malapraktik ini, pernyataan palsu
dikeluarkan pihak rumah sakit bahwa kedua kaki mengalami gangren dan harus
diamputasi.
Pertanyaan :
- Dari kasus di atas, cobalah anda analisis berdasarkan ranah:
a) Aspek Humaniora Kedokteran
b) Aspek Etika Kedokteran
c) Aspek Profesionalisme Kedokteran
- Bagaimana jika kasus tersebut di atas dilihat dalam perspektif Islam
(berdasarkan Al-Quran dan Sunnah).

Selamatkan Nyawa, Dokter Pompa Jantung Pasien 30 Ribu Kali


TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 30 tenaga medis profesional berupaya
menyelamatkan seorang pasien anak laki-laki, 8 tahun, yang sedang diantara hidup
dan mati. Tim dokter memompa dada pasien tersebut sebanyak 30 ribu kali.
Untungnya, kerja keras itu berhasil menyelamatkan nyawa anak tersebut.
Dikutip dari situs asiaone.com pada Jumat, 28 September 2018, anak laki-laki yang
tidak dipublikasi identitasnya itu mengalami gejala sakit perut dan demam. Dia
dimasukkan ke ruang ICU khusus anak-anak pada Kamis sore, 28 September 2018,
hasil uji labolatorium menunjukkan dia menderita fulminant myocarditis. Penyakit
ini adalah proses peradangan yang terjadi di miokardium, jaringan otot jantung, dan
menyebabkan gagal jantung akut.

Saat masuk ke rumah sakit dan menerima perawatan khusus, pasien tersebut sudah
dalam kondisi stabil. Namun kondisinya berubah ketika detak jantungnya terus
melambat. Saat bantuan pertama diberikan, tidak ada perkembangan yang berarti.
Ketika bantuan terus-menerus diberikan, kondisi pasien berangsur stabil, namun
hidupnya masih dalam risiko.

Blok Bioetika, Humaniora & Profesionalisme Kedokteran 8  


Fakultas Kedokteran UMI  

“Miokarditis fulminan ditandai dengan serang yang cepat, gejala yang parah,
kemajuan yang cepat dan kematian yang tinggi. Hasilnya bisa fatal jika pasien tidak
menerima perawatan tepat waktu,” kata Zou Guojin, dokter dari rumah sakit anak-
anak Changzhou.

Sebagai langkah lanjutan, tim dokter memutuskan untuk menggunakan alat


extracorporeal membrane oxygenation atau ECMO, yakni sebuah alat canggih untuk
memberikan bantuan pernafasan dan jantung. Sayang, rumah sakit anak Changzhou
tidak memiliki ECMO sehingga harus meminjamnya dari rumah sakit anak-anak
Universitas Fudan di Shanghai.

Dibutuhkan waktu 3 jam lebih untuk mendapatkan ECMO pinjaman itu. Saat
bersamaan, kondisi pasien memburuk dengan cepat. Tekanan darahnya naik.
Jantungnya terus melemah hingga pada pukul 2.50 siang, jantungnya benar-benar
berhenti berdetak sementara ECMO yang dibutuhkan masih dalam perjalanan.
Walhasil, tim dokter secara bergantian memicu jantung pasien agar membuatnya
tetap hidup.

Sekitar 30 tenaga profesional mencoba menyelamatkan pasien tersebut hingga alat


ECMO yang dibutuhkan tiba di ruangan. Saat alat itu sampai, tenaga medis
terhitung telah 30 ribu kali memompa jantung

“Kami sangat berupaya menyelamatkan nyawa anak ini. Dunia tidak sekejam itu
karena kami mencintai mu,” kata salah seorang staf yang ikut menyelamatkan
nyawa anak tersebut.

Jantung pasien tersebut sudah kembali berdetak meski sangat lemah. Dia masih
berada dalam pengawasan dokter.

Blok Bioetika, Humaniora & Profesionalisme Kedokteran 9  


Fakultas Kedokteran UMI  

SUMBER INFORMASI
1. Al-Quran & Al-Hadits
2. Bertens. K. Etika. Seri filsafat Atma Jaya : 15. Cetakan kesembilan.
Gramedia pustaka utama. Jakarta. Desember 2005.
3. Guwandi J. Hukum Medik (Medical Law). Balai penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2005.
4. Guwandi J. Informed Consent. Balai penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Jakarta. 2004.
5. Jonsen AR, Siegler M, WinsladeWJ. Clinical Ethics : A Practical Approach
to ethical decisions in clinical medicine. 5th ed. New York, NY:McGraw-
Hill. 2002
6. Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Indonesia (MKEK) & Ikatan Dokter
Indonesia(IDI). Kode Etik Kedokteran Indonesia dan Pedoman pelaksanaan
KODEKI. Jakarta. 2002
7. AM. Nasrudin, Purwadianto A. Pengantar Bioetika, Hukum Kedokteran
dan HAM dalam Kesehatan. Cetakan ke-2. UMI TOHA, Makassar 2011
8. Nazif Amru H. Bioetika dan Hak-hak Asasi Manusia menuju standar
pengaturan Nasional. Komisi Bioetika Nasional. Jakarta. 2007.
9. Purwadianto A. Kaidah dasar moral dan teori etika dalam membingkai
tanggungjawab profesi kedokteran. Makalah penyegaran etika kedokteran,
FKUI dalam rangka modul EPC II, Jakarta 18 Februari 2003.
10. Robert MC Veacth. Basic of Bioethics. BabIV hal 65-74
11. Samil RS. Etika Kedokteran Indonesia, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Ul, Jakarta, 1994
12. Samil RS. Etika Kedokteran Penerapan Masa Kini. Kuliah umum pada
Kongres Obstetri dan Ginekologi Indonesia ketigabelas, Manado, 7-12
Juli 2006
13. Samil RS. Etika Kedokteran Indonesia, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta, 2001
14. Sampurna B, Syamsu Z, Siswaja TD. Bioetik dan Hukum Kedokteran ;
Pengantar bagi mahasiswa kedokteran dan hukum. Cetakan pertama.
Pustaka Dwipar. Jakarta. 2005
15. Saifuddin AB, Adriaansz G, Wiknjosastro GH, Waspodo D. Persetujuan
tindakan medik (Informed consent). Buku acuan nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Cetakan kedua. Yayasan bina pustaka
Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. 2001.
16. Diktat Kuliah dan Hand out Para Nara sumber /Dosen Pengampu
17. Sumber Lain : VCD, Film, tape, Internet, dan koran

Blok Bioetika, Humaniora & Profesionalisme Kedokteran 10  


Fakultas Kedokteran UMI  

Skenario 1: “ Dugaan Kasus Malapraktik”


1. Analisis Aspek Humaniora, Etika, dan Profesionalisme Kedokteran

No Aspek Analisis
1. Humaniora Tekstual:
Kedokteran - …..
(Identifikasi konteks - ….dst
dengan latar belakang Kontekstual:
sosial-budaya, ekonomi, - ……
pendidikan dan agama) - …...dst
2. Etika Kedokteran Tekstual:
(Identifikasi isu-isu yang - ……
berpotensi menimbulkan - …...dst
kontradiksi atau Kontekstual:
melanggar prinsip-prinsip - ……
etika) - …...dst
3. Profesionalisme Tekstual:
Kedokteran - …..
(Analisis dilakukan - …..dst
dengan identifikasi adanya Kontekstual:
masalah profesional dari - ……
kasus yang ada) - …...dst

2. Analisis Humaniora, Etika, dan Profesionalisme dalam perspektif


Islam (berdasarkan Al-Quran dan Hadits)

Blok Bioetika, Humaniora & Profesionalisme Kedokteran 11  

Anda mungkin juga menyukai