KEDOKTERAN OKUPASI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas SMF Ilmu Kesehatan Masyarakat
Program Pendidikan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Bandung
Disusun oleh :
R. Adhika Putra S 12100118065
Methia Trilaksana 12100118145
Siti Fauziyyah Utami 12100118134
Diandra Shafira 12100118108
Preseptor :
Dr. Titik Respati, drg. MSc-PH
Bea Primawati, drg..
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat-Nya Laporan Home Industry ini dapat diselesaikan.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesarnya kepada:
1. Prof. Dr. Ieva B. Akbar, dr., AIF selaku Dekan Fakultas Kedokteran
UNISBA.
2. Titik Respati, drg., MSc.PH selaku koordinator Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran UNISBA serta sebagai perseptor bagian
3. Bea Primawati, drg. . selaku preseptor lapangan dan kepala UPT
Bojongsoang
4. Lita Ratna Rosita N., drg. selaku kepala Puskesmas Bojongsoang
5. PIRT Kerupuk Kulit ASSYIFA
6. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangannya mengingat keterbatasan dan
kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
pihak. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
3
DAFTAR TABEL
4
DAFTAR GAMBAR
5
BAB I
RINGKASAN EKSEKUTIF
yang sudah berdiri sejak tahun 2005. Industri kerupuk dorodok ini pada awalnya
memproduksi berbagai jenis kerupuk namun sejak tahun 2008 industri ini utama
memproduksi kerupuk kulit dan hanya sebagian kecil kerupuk jenis lainnya.
Industri ini dikelola oleh sepasang suami istri (Bapak Mastur dan Ibu Dedeh)
dimana awalnya hanya memiliki pekerja 4 orang hingga saat ini memiliki sekitar
barat. Luas bangunan industri sekitar 40 tumbak atau 560 m2 dengan jarak tempuh
Jumlah pekerja pada industri ini yaitu 25 orang terdiri dari 19 orang laki-
laki dan 6 orang perempuan. Masing-masing pekerja memiliki tugas yang berbeda.
operasional industri pembuat kerupuk kuit ini dimulai dari pukul 07.00-16.00 WIB
dimana saat proses penggorengan kerupuk pekerja akan berdiri dengan waktu yang
cukup lama. Selain itu pekerja juga tidak menggunaka alat pelindung diri (APD)
akibat kerja. Saat proses pengemasan pekerja akan duduk lama dengan posisi
bersila dan sedikit membungkuk sehingga dapat menyebabkan pegal pegal dan low
back pain. Selain itu, terdapat beberapa faktor risiko di lingkungan kerja yang bisa
6
menimbulkan kecelakaan kerja seperti kemungkinan luka sayat akibat pisau
pemotongan kulit, luka bakar saat proses penggorengan dan saat proses
ventilasi dirumah produksi yang tidak sesuai, adanya kandang burung, serta parkir
motor pekerja didalam ruang produksi yakni bagian pengemasan. Produksi kerupuk
kulit ini tidak menghasilkan limbah berbahaya yang dapat mencemari lingkungan
Industri kerupuk kulit yang dimiliki oleh Bapak Mastur dan Ibu Dedeh
pegawai yang berasal dari luar kota dan tetangga sekitar. Pegawai tidak memiliki
Hazard and Risk Assessment dan didapatkan masalah dengan risiko yaitu Low Back
Pain, Myalgia, dan Burn Injury. Beberapa alternatif pemecahan masalah yang dapat
digunakan untuk mengatasi hal tersebut diantaranya adalah proses pembuatan dan
7
BAB II
DESKRIPSI SINGKAT INDUSTRI
Industrik kerupuk kulit Assyifa berdiri sejak tahun 2005 di Jalan Cijagra,
Kecamatan Lengkong, Kota Bandung. Tiga tahun kemudian, pada tahun 2008,
Industri ini berpindah dan menetap hingga saat ini di Kampung Cijeruk, Desa
Industri ini dirintis oleh Bapak Mastus bersama istrinya, Ibu Dedeh. Pada mulanya,
industri ini beroperasi dalam memproduksi olahan kerupuk jadi. Namun, pada
tahun 2008 industri ini mulai memproduksi kerupuk kulit atau yang dikenal di
Masyarakat Sunda sebagai kerupuk dorokdok. Alasan yang diutarakan oleh sang
pemilik mengubah produksi kerupuk jadi menjadi kerupuk kulit dorokdok karena
ingin mencoba mengolah kulit yang saat itu masih jarang diolah menjadi kerupuk,
ditengah maraknya pengolahan kerupuk jadi oleh pabrik lain yang sejenis.
dan sekarang turut ditempati oleh pekerja pabrik rantauan. Pada awal beroperasi
pada tahun 2008, luas bangunan industri tidak seluas saat ini. Beberapa kali Bapak
Mastus mengontrak lahan disekitar bangunan pabrik, sehingga luas bangunan bisa
meluas seperti saat ini. Bangunan permanen ini digunakan untuk memproduksi
kerupuk kulit dari mulai proses perendaman kulit mentah, pemotongan kulit,
8
Industri kerupuk kulit Assyifa memiliki lima pekerja pada awal beroperasi
bersama dengan pemilik industri. Lambat laun jumlah pekerja semakin banyak
hingga mencapai 25 orang pekerja, terdiri dari 19 orang pekerja pria dan 6 orang
pekerja wanita.
Produk yang dipasarkan pada awal industri beroperasi adalah beberapa jenis
kerupuk siap saji yang diolah dari kerupuk mentah. Untuk saat ini, produk utama
yang dipasarkan adalah kerupuk kulit, namun pemilik industri masih memproduksi
dan mendistribusikan kerupuk siap saji dengan pasokan produksi yang sudah mulai
menurun.
Padalarang.
Barat. Luas lahan kerja pembuatan kerupuk kulit ini sekitar 40 tumbak atau 560 m2
dengan jarak tempuh ke Pustu Bojongsari sekitar 500 m dan menuju Puskesmas
Bojongsoang sekitar 6 km. Lokasi industri dekat dengan Balai Desa Bojongsari,
terletak tidak jauh dari jalan utama Desa Bojongsari. Akses jalan menuju instri ini
9
bisa dilalui oleh motor maupun mobil, namun dalam beberapa kondisi akses jalan
kerap sulit dilalui oleh mobil karena sering digunakan menjadi pasar dadakan. Letak
industri ini terletak disebelah aliran Sungai Citarum, dikelilingi oleh lahan sawah
Total pekerja yang aktif bekerja saat ini berjumlah 25 orang, terdiri dari 19
pekerja pria dan 6 orang pekerja wanita. Rentang usia pekerja adalah 21 hingga 50
tugas kerja antara lain 2 orang bertugas untuk merendam, mewarnai, dan
untuk menggoreng kulit, 6 orang bertugas untuk mengemas kerupuk, dan 15 orang
rolling sehingga satu pekerja mampu bekerja dalam 2-3 jenis bagian kerja yang
berbeda, kecuali untuk bagian pengemasan hanya dilakukan oleh pekerja wanita
Pekerja mulai bekerja dari pukul 07.00 – 16.00, dengan pembagian waktu
kerja yang berbeda untuk setiap bagian pekerjaan. Bagian perendaman dimulai dari
pukul 07.00 – 08.00. Bagian Pemotongan dimulai dari pukul 07.00 – 12.00.
Selanjutnya, bagian pewarnaan dan pengeringan dimulai dari pukul 08.00 – 12.00.
dimulai dari pukul 13.00 – 16.00. Bagian pengemasan dimulai dari pukul 07.00 –
16.00. Untuk bagian pendistribusian dimulai dengan waktu yang berbeda antara
10
pukul 05.00 – 16.00, tergantung dari jarak pendistribusian kerupuk. Semakin jauh
Waktu istirahat kerja umunya pada pukul 12.00 – 13.00 yang digunakan
untuk makan siang dan shalat dzuhur. Akan tetapi, dalam beberapa kondisi apabila
pekerjaan lebih cepat atau lebih lama selesai, maka waktu istirahat bisa semakin
barat. Luas bangunan industri sekitar 40 tumbak atau 560 m2 dengan jarak tempuh
Kompor (3 buah)
Sumbu
Ruangan :
goreng
Kamar mandi
12
Gambar 3 dan 4 Tempat Penggorengan dan Penyimpanan Kerupuk
Kulit
13
Gambar 6 dan 7 Tempat Pemotongan Kulit
14
Gambar 8 Tempat Pengeringan Kulit
1. Kulit sapi
15
2. Pewarna makanan Tartrazine
16
4. Penyedap rasa Mi-won
5. Bawang putih
mikroba
17
2. Kulit kemudian direndam di dalam bak yang sudah diisi air dalam
posisi pekerja yang tidak ergonomis. Selain itu pekerja juga tidak
Irisan kulit yang sudah dipotong juga tidak diletakkan pada tempat yang
18
4. Kulit selanjutnya di cuci kembali dimana pekerja menyuci nya dengan
posisi berdiri
tangan pekerja
19
6. Selanjutnya kulit di keringkan dibawah sinar matahari dimana kulit yang
20
9. Kerupuk kulit selanjutnya ditiriskan dan diberi bumbu perasa seperti
21
ergonomis sehingga memungkinkan pekerja mengalami LBP dan
myalgia.
11. Selanjutnya kerupuk dikemas dalam kemasan kecil. Pekerja pada bagian
lama. Selain itu pekerja juga memiki risiko tersundut api saat
22
12. Kerupuk yang sudah dikemas kemudian didsitribusikan oleh pekerja
Seluruh pekerja belum memiliki asuransi kesehatan. Jika ada pekerja yang
mengalami kecelakaan akibat kerja, pekerja tersebut akan segera dibawa ke dokter.
Kotak P3K dan prosedur kesehatan keselamatan kerja tidak tersedia di tempat
produksi.
23
HAZARD RISIKO
PEKERJA Bahaya Bahaya Bahaya
Bahaya Fisika Bahaya Biologi PAK/PAHK KAK
Kimia Ergonomis Psikososial
Perendaman Kulit
Sapi Lantai licin a. Resiko jatuh
Tidak
menggunakan Trauma benda
b.
alas kaki yang tajam
tertutup
Kulit sapi yang
Food
terkontaminasi c.
poisoning
mikroba
d. Memindahkan
tumpukan kulit LBP
sapi dengan Myalgia
posisi tidak Radikulopati
ergonomis
Melakukan
perkerjaan
dalam jangka
Headache,
e. waktu yang
Stress
lama tanpa
rotasi
24
HAZARD RISIKO
PEKERJA Bahaya Bahaya Bahaya
Bahaya Fisika Bahaya Biologi PAK/PAHK KAK
Kimia Ergonomis Psikososial
h. Posisi
memotong kulit
sapi dalam Myalgia
jangka waktu
yang lama
i. Posisi duduk LBP
tidak Radikulopati
ergonomis Myalgia
Pemotongan kulit
sapi
Potongan kulit
sapi yang
terkontaminasi
mikroba, Food
j.
Potongan kulit poisoning
tidak diletakan
pada wadah
yang hiegenis
Pembumbuan,
Iritasi pewarna Dermatitis
Pewarnaan Kulit k.
makanan kontak iritan
Sapi
Tidak
Pengeringan Kulit menggunakan Trauma benda
l.
Sapi alas kaki yang tajam
tertutup
25
HAZARD RISIKO
PEKERJA Bahaya Bahaya Bahaya
Bahaya Fisika Bahaya Biologi PAK/PAHK KAK
Kimia Ergonomis Psikososial
m. Posisi
LBP
mengangkat
Radikulopati
kulit tidak
Myalgia
ergonomis
Paparan
suhu
panas
dalam n. Heat stroke
jangka
waktu
lama
Pengeringan Kulit
Sapi
Kontaminasi
Food
kulit oleh o.
poisoning
kotoran burung
Tidak
Pemberian
menggu
Penyedap Rasa dan
nakan Burn Injury
Penggorengan
pakaian
Kulit Sapi
tertutup
26
HAZARD RISIKO
PEKERJA Bahaya Bahaya Bahaya
Bahaya Fisika Bahaya Biologi PAK/PAHK KAK
Kimia Ergonomis Psikososial
CO
Asap
p. poisoning
pembakaran
Burn Injury
Paparan suhu
tinggi jangka q. Heat stroke
panjang
t. Posisi duduk
LBP
tidak
Myalgia
ergonomis
Pengemasan Tersulut
Kerupuk Kulit api
ketika
mengem u. Burn Injury
as
kerupuk
kulit
27
HAZARD RISIKO
PEKERJA Bahaya Bahaya Bahaya
Bahaya Fisika Bahaya Biologi PAK/PAHK KAK
Kimia Ergonomis Psikososial
Kontaminasi
Pengemasan Food
kerupuk oleh v.
Kerupuk Kulit poisoning
kotoran burung
Melakukan
Terkena
perkerjaan
api saat
Pengemasan dalam jangka Headache
merekatk w. Burn Injury
Kerupuk Kulit waktu yang Stress
an
lama tanpa
kemasan
rotasi
Paparan panas
dalam jangka
Heat Stroke
waktu yang
lama
Posisi duduk
degan tangan
Distribusi Kerupuk
memegang
Kulit
kemudi dalam
Myalgia
jangan waktu
LBP
yang lama
28
HAZARD RISIKO
PEKERJA Bahaya Bahaya Bahaya
Bahaya Fisika Bahaya Biologi PAK/PAHK KAK
Kimia Ergonomis Psikososial
dalam jangka
waktu yang lama
Jam kerja
yang lama
tanpa Headache
dilakukan Stress
rotasi bagian
kerja
29
2.1.9 Risk Outcome
Likehood Consequence
Insignificant Minor Moderate Major Catastrophic
1 2 3 4 5
Almost Myalgia, 10 15 20 25
Certain Stress (5)
5
Likely 4 Headache (8) Vulnus, LBP 16 20
4 (12)
Possible 3 6 Burn Injury, 12 15
3 Radikulopati
(9)
Unlikely 2 4 Food 8 10
2 Poisoning
(6)
Rare 1 Dermatitis, CO Heat Stroke 5
1 CTS (2) Poisoning (4)
(3)
Keterangan :
30
BAB III
LAPORAN KASUS OKUPASI
Riwayat Pengobatan:
Pasien tidak menggonsumsi obat apapun untuk LBP.
Tidak ada
31
3.2.3 Anamnesis Okupasi
1. Tuliskan jenis pekerjaan yang dilakukan sejak pertama kali bekerja sampai
sekarang, serta lama kerja di setiap pekerjaan tersebut!
Pasien sudah bekerja sejak 2008 hingga sekarang. Pasien bekerja merendam kulit
sapi, memotong kulit sapi, mewarnai kulit sapi, menjemur kulit sapi yang sudah di
potong, dan menggoreng kulit sapi yang sudah kering.
2. Uraian tugas/pekerjaan (yang dianggap berisiko untuk terjadinya keluhan):
Pasien bekerja merendam kulit sapi, memotong kulit sapi, mewarnai kulit sapi,
menjemur kulit sapi yang sudah di potong, dan menggoreng kulit sapi yang sudah
kering. Pada saat bekerja merendam kulit sapi pasien memindahkan dengan posisi
tidak ergonomis, pada saat memotong posisi duduk pasien duduk dengan posisi tidak
ergonomis selama 5 jam, pada saat mewarnai pasien tidak menggunakan sarung
tangan sehingga terjadi paparan langsung zat kimia. pada saat menggoreng bisa
menghabiskan waktu 4 jam dan dalam posisi berdiri
3. Bahaya potensial dan risiko kecelakaan kerja pada pekerja serta pada lingkungan
kerja?
HAZARD RISIKO
PEKER Bahay
JA Bahaya Bahaya Bahaya Bahaya
a PAK/PAHK KAK
Fisika Biologi Ergonomis Psikososial
Kimia
Perenda
man Lantai licin x. Resiko jatuh
Kulit
Sapi Tidak
menggunak
Trauma
an alas kaki y.
benda tajam
yang
tertutup
Kulit
sapi yang
Food
terkonta z.
poisoning
minasi
mikroba
aa. Memindah
kan
LBP
tumpukan
Myalgia
kulit sapi
Radikulopat
dengan
i
posisi tidak
ergonomis
Melakukan
perkerjaan
dalam
jangka Headache,
bb.
waktu yang Stress
lama tanpa
rotasi
32
HAZARD RISIKO
PEKER Bahay
JA Bahaya Bahaya Bahaya Bahaya
a PAK/PAHK KAK
Fisika Biologi Ergonomis Psikososial
Kimia
Pemoton Tidak
gan kulit memakai Vulnus
cc.
sapi sarung schisum
tangan
dd. Alas duduk
tidak Resiko jatuh
ergonomis
ee. Posisi
memotong
kulit sapi
dalam Myalgia
jangka
waktu yang
lama
ff. Posisi LBP
duduk tidak Radikulopati
ergonomis Myalgia
Pemoton Potongan
gan kulit kulit sapi
sapi yang
terkonta
minasi
mikroba,
Potongan Food
gg.
kulit poisoning
tidak
diletakan
pada
wadah
yang
hiegenis
Iritasi
Pewarna pewarn
Dermatitis
an Kulit a hh.
kontak iritan
Sapi makan
an
Tidak
menggunak
Trauma
an alas kaki ii.
benda tajam
Pengerin yang
gan tertutup
Kulit
jj. Posisi
Sapi LBP
mengangka
Radikulopati
t kulit tidak
Myalgia
ergonomis
Paparan
Pengerin
suhu
gan
panas kk. Heat stroke
Kulit
dalam
Sapi
jangka
33
HAZARD RISIKO
PEKER Bahay
JA Bahaya Bahaya Bahaya Bahaya
a PAK/PAHK KAK
Fisika Biologi Ergonomis Psikososial
Kimia
waktu
lama
Tidak
Penggor
mengguna
engan
kan Burn Injury
Kulit
pakaian
Sapi
tertutup
Asap CO
pemba ll. poisoning
karan Burn Injury
Paparan
Penggor
suhu
engan
tinggi Heat stroke
Kulit
jangka
Sapi
panjang
Berdiri
dalam posisi
jangka Myalgia
waktu yang
lama
Sarung
tangan
Dermatitis
lembab
dan kotor
Leher
JVP : normal
KGB : tidak ada
Kelenjar tiroid : normal
Thorax
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS V linea midclavicularis sinistra
Perkusi : Batas kanan : ICS IV linea sternalis dextra
Batas kiri : ICS V linea midclavicularis sinistra
Batas atas : ICS III linea midclavicularis sinistra
Auskultasi : Suara jantung S1 dan S2 reguler, murmur -, gallop–
Paru-paru
Inspeksi : Pergerakan dan bentuk simetris
Palpasi : Pergerakan kanan=kiri, pelebaran ICS -/-, vocal fremitus +/+, ekspansi
dada simetris
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : VBS kanan=kiri, ronkhi -/-, wheezing -/-
Abdomen
Inspeksi : Datar
35
Palpasi : lembut, nyeri tekan -, massa -, hepar dan lien tidak teraba pembesaran
Perkusi : timpanik, ruang traube sonor
Auskultasi : Bising Usus (+) normal, 9-10x/menit
Neurologis
Fisiologis
Kanan kiri
Biceps + +
Triceps + +
Brachioradialis + +
Patella + +
Achilles + +
Patologis
Kanan kiri
Babinski - -
Chaddock - -
Oppenheim - -
Gordon - -
Schaefer - -
36
3.3 Pemeriksaan Fisik Khusus
ROM : pergelangan tangan kanan dan kiri : penuh
Motorik : pergelangan tangan, dan kelima jari : normal
Sensorik : tes propioceprion : normal
Tes sensasi : normal
Hoffmann-Tinel sign ( -/-)
Phalen sign (-/-)
3.4 Resume Temuan Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
Pasien berumur 40 tahun, pasien telah bekerja sejak 2008. Pasien bekerja di bagian
merendam, memotong, mewarnai, menjemur dan menggoreng. Pasien bekerja sejak pukul
7.00 – 16.00. Pasien mengeluhkan seringnya nyeri di bagian punggung belakang. Pasien
mempunyai riwayat penyakit magh sedangkan dari riwayat keluarga pasien ada yang
menderita hipertensi. Pemeriksaan fisik pasien tidak ditemukan kelainan apapun.
3.6 Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
Myalgia
Radikulopati
37
3.10 Diagnosis Okupasional
1. Langkah 1
Diagnosis klinis: LBP
Dasarnya: Pasien merasakan sakit di punggung bawah, keluhan pasien ini sudah dirasakan
sejak lama dan keluhan tersebut timbul ketika terlalu lama bekerja atau kelelahan. Setelah di
tanyakan pasien tidak pernah terjatuh, trauma di bagian punggung bawah, riwayat penyakit
ginjal dan ISK. Pasien meringankan sakit pada punggung bawah dengan cara beristirahat atau
di pijat.
2. Langkah 2
Jelaskan pajanan hazard okupasi yang berkontribusi terhadap permasalahan kesehatan.
Dasarnya pajanan:
3. Langkah 3
Jelaskan Evidenced Based (landasan secara teoritis) pajanan dengan penyakit yang ada
(diagnosis klinis).
Dasarnya:
Banyaknya posisi yang tidak ergonomis pada saat bekerja menimbulkan gejala yang dirasakan
pasien saat ini yaitu nyeri di bagian punggung bawah. Pekerjaan dengan beban yang berat dan
perancangan alat yang tidak ergonomis pada pekerja pabrik mengakibatkan pengerahan tenaga
berlebihan dan postur yang salah seperti memutar dan membungkuk menyebabkan risiko
terjadinya MSDs dan kelelahan dini (Sarmauly,2009)
4. Langkah 4
Jelaskan apakah pajanan cukup menimbulkan diagnosis klinis
Ya
Dasarnya: Pekerjaan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan posisi yang tidak ergonomis
sehingga menyebabkan keluhan yang di rasakan.
5. Langkah 5
Apa faktor individu yang berpengaruh terhadap timbulnya diagnosis klinis, bila ada sebutkan!
Dasarnya: bisa saja jika pasien duduk tidak ergonomis dan membawa barang tidak ergonomis.
38
6. Langkah 6
Apa terpajan bahaya potensial yang sama seperti di langkah 3 di luar tempat kerja?
Tidak
Dasarnya:
7. Langkah 7
Apa diagnosis klinis ini termasuk penyakit akibat kerja? penyakit akibat kerja (diperberat oleh
pekerjaan atau bukan sama sekali PAK atau butuh pemeriksaan lebih lanjut?)
Ya
Dasarnya: dikarenakan pasien telah bekerja di pabrik tersebut sejak lama dengan posisi bekerja yang
tidak ergonomis sehingga sangat memungkinkan pasien mengalami keluhan tersebut
a. Kesehatan baik
b. Kesehatan cukup baik dengan kelainan yang dapat disembuhkan
c. Kemampuan fisik terbatas untuk pekerjaan tertentu
d. Tidak fit dan tidak aman untuk semua pekerjaan
3.12 Prognosis
Klinik/Okupasi:
ad vitam : bonam
39
pemilik pabrik untuk
menyediakan kursi
Memberikan pasien
APD yang di butuhkan Berkurang
dan di harapkan APD nya resiko
tersebut di pakai ketika yang
bekerja. Edukasi juga Jam menyebabkan
2 Tidak memakai APD
pemilik pabrik agar kerja kecelakaan
lebih memperhatikan kerja atau
APD yang harus di mencegah
gunakan pekerja pada PAK
saat bekerja
Upaya Hierarki
No Jenis Aktivitas Intervensi
Kontrol
4 Administratif Shift kerja yang tidak terlalu lama dan rotasi yang jelas.
Menambah pekerja.
40
3.2 LAPORAN KASUS OKUPASI II (Methia Trilaksana)
Riwayat Pengobatan:
Pasien belum pernah mengobati keluhan pegalnya tersebut ke dokter, untuk
meredakan nyerinya pasien sering membeli krim oles sebagai penghangat yang dibeli
di apotek, pasien menyatakan keluhan membaik tetapi kemudian tak lama keluhan
dirasakan kembali. Untuk nyeri ulu hatinya pasien mengobati sendiri dengan obat
warung dan dirasakan membaik
41
Riwayat Penyakit Dahulu:
3. Bahaya potensial dan risiko kecelakaan kerja pada pekerja serta pada lingkungan
kerja?
Uraian Bahaya Potensial Gangguan Risiko
Kegiatan Kesehata kecelakaa
Fisik Kimi Biolog Ergonomi Psikososia n yang n kerja
a i l mungkin
terjadi
42
4. Hubungan pekerjaan dengan keluhan yang dialami?
Pasien mengatakan selama proses pengemasan pasien akan duduk
membungkuk tanpa sandaran dalam jangka waktu yang cukup lama dimana hal tersebut
menyebabkan bagian tulang belakang pasien berada pada posisi yang tidak ergonomis
sehingga memungkinkan adanya nyeri punggung bawah.
Selain itu pasien mengatakan bahwa pasien melakukan kegiatan yang berulang-
ulang sehingga memungkinkan adanya rasa kesemutan yang sering pasien rasakan pada
jari-jari tangan pasien. Pasien juga sering merasakan adanya rasa pegal-pegal di mulai
dari bahu hingga ujung-ujung jari tangan pasien.
Leher
JVP : tidak meningkat
KGB : tidak teraba membesar
Kelenjar tiroid : tidak teraba adanya pembesaran
43
Thorax
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Iktus kordis teraba pada ICS V linea midclavicular sinistra
Perkusi : Batas kanan : ICS V parasternalis dextra
Batas kiri: ICS V linea anterior axilla sinistra
Batas atas: ICS II linea midclavicular sinistra
Auskultasi : Suara jantung S1 dan S2 regular, murmur (-), gallop (-)
Paru-Paru
Anterior
Inspeksi :Gerak dan bentuk simetris, warna kulit normal, jejas (-),
jaringan parut (-), ICS tidak tampak pelebaran, barrel chest (-)
Palpasi : Kulit hangat, massa (-), Nyeri tekan (-), Pelebaran ICS (-), vocal
fremitus kanan = kiri
Perkusi : Hemithorax dextra/sinistra: sonor.Batas paru hepar ICS 5 dextra,
peranjakan 1 cm
Auskultasi : VBS (+) kanan = kiri, ronchi -/- dan wheezing -/-
Posterior
Inspeksi : Bentuk dan gerakan simetris
Palpasi : Hemithoraks dekstra dan sinistra: VF normal, tidak ada pelebaran
ICS
Perkusi : Hemithorax dekstra dan sinistra : sonor
Auskultasi ; VBS (+) kanan = kiri, ronchi -/- dan wheezing -/-
44
Abdomen
Inspeksi : cembung, distensi (-), ascites (-),massa abdomen (-).
Palpasi : Massa (-), hepar dan lien tidak teraba pembesaran
Ginjal : tidak teraba pembesaran, ketok CVA (-/-)
Perkusi : Timpani, pekak samping (-), pekak pindah (-)
Auskultasi : BU (+) 7x/menit
Ekstremitas
Atas Bawah
- Edema -/- • Edema -/-
- Sianosis -/- • Sianosis -/-
- Capillary refill < 2 detik • Capillary refill < 2 detik
- Akral hangat • Akral hangat
- Muscle Strength: 5/5 • Muscle Strength: 5/5
- Tonus otot normal • Tonus otot normal
- Atrofi otot -/- • Atrofi otot -/-
- Sensorik +/+ • Sensorik +/+
Neurologis
Fisiologis
Kanan kiri
Biceps + +
Triceps + +
Brachioradialis + +
Patella
Achilles
Patologis
Patologis
Kanan kiri
Babinski - -
Chaddock - -
Oppenheim - -
Gordon
Schaefer
45
3.3 Pemeriksaan Fisik Khusus
ROM : pergelangan tangan kanan dan kiri : Penuh
Motorik : pergelangan tangan, dan kelima jari : Normal
Sensorik : tes propioceprion : Normal
Tes sensasi : Normal
Hoffmann-Tinel sign (-/-)
Phalen sign (-/-)
46
3.9 Diagnosis Diferensial
Myalgia, CTS
2. Langkah 2
Jelaskan pajanan hazard okupasi yang berkontribusi terhadap permasalahan kesehatan.
Dasarnya pajanan:
3. Langkah 3
Jelaskan Evidenced Based (landasan secara teoritis) pajanan dengan penyakit yang ada
(diagnosis klinis).
Dasarnya:
Low Back Pain (LBP) atau nyeri punggung bagian bawah merupakan sindroma klinik yang
ditandai dengan gejala utama berupa nyeri atau perasaan lain yang tidak enak di daerah tulang
punggung bagian bawah. Nyeri yang dirasakan dapat berupa nyeri lokal maupun radikuler
ataupun keduanya Gejala ini dapat timbul dikarenakan beberapa seperti posisi yang tidak
ergonomis yang dilakukan secara berulang.
4. Langkah 4
Jelaskan apakah pajanan cukup menimbulkan diagnosis klinis
47
Dasarnya:
5. Langkah 5
Apa faktor individu yang berpengaruh terhadap timbulnya diagnosis klinis, bila ada sebutkan!
Dasarnya: Keadaan otot yang konstan dalam waktu lama akan menyebabkan rasa nyeri yang timbul.
Keadaan juga diperparah dengan tidak adanya peregangan di sela-sela bekerja. Individu tersebut juga
tidak pernah melakukan jenis pekerjaan lain selama 10 tahun bekerja di pabrik tersebut selain bagian
pengemasan dengan posisi tersebut.
6. Langkah 6
Apa terpajan bahaya potensial yang sama seperti di langkah 3 di luar tempat kerja?
7. Langkah 7
Apa diagnosis klinis ini termasuk penyakit akibat kerja? penyakit akibat kerja
Dasarnya: Ya, diagnosis klinis ini termasuk dalam penyakit akibta kerja (PAK) sebab pajanan yang
diterima oleh pekerja hanya dapat ditemukan saat pekerja ada dlingkungan kerja.
3.12 Prognosis
Klinik/Okupasi:
ad vitam : Bonam
48
PERMASALAHAN PASIEN DAN RENCANA PENATALAKSANAAN
- Pemiliki
industri
dapat
menyusun
startegi
totasi
- Membuat jadwal rotasi pekerja
kerja - Pekerja
- Menyarankan pemiliki dapat
industri untuk melakukan
menyediakan kursi dan proses
Aktivitas
meja untuk melakukan pengemasan
statis dalam Jam
1 kegiatan pengemasan dengan
jangka waktu kerja
- Memberikan edukasi posisi yang
yang lama
kepada pekerja untuk lebih
menyediakan waktu ergonomis
untuk melakukan - Pekerja
peregangan disela-sela dapat
proses pengemasan mengurangi
risiko
munculnya
gejala
penyakit
akibat kerja
lainnya
- Mengurangi
Adanya - Menyarankan pemilik
risiko burn
resiko industry untuk
injury pada
kecelakaan menyediakan alat Jam
2 pekerja
akibat kerja perekat sederhana yang kerja
selama
berupa burn modern untuk proses
proses
injury pengemasan
pengemasan
49
UPAYA INTERVENSI REDUKSI HAZARD INDUSTRI
Upaya Hierarki
No Jenis Aktivitas Intervensi
Kontrol
50
3.3 LAPORAN KASUS OKUPASI III (Siti Fauziyyah U.)
Nama : Tn. RS
Usia : 29 tahun
Agama : Islam
Suku : Sunda
Anamnesis Umum
Keluhan Utama
Anamnesis Khusus
Pasien mengeluhkan nyeri pada punggung atas sejak 8 bulan yang lalu. Keluhan
dirasakan hilang timbul, dirasakan memberat saat bekerja dan membaik saat diobati.
adanya nyeri ulu hati yang dirasakan perih serta ada penebalan kulit pada kedua telapak
tangannya.
51
Riwayat Pengobatan
untuk meredakan nyerinya pasien sering membeli krim oles sebagai penghangat yang
kembali saat bekerja. Untuk nyeri ulu hatinya pasien mengobati sendiri dengan obat
warung dan dirasakan membaik serta untuk penebalan kulitnya pasien mengantisipasi
Tidak ada
Tidak ada keluhan yang sama pada keluarga pasien, namun rekan kerja pasien
- Kebiasaan : Pasien meminum kopi 2-3 gelas perhari dan merokok 1 bungkus
dalam sehari
Anamnesis Okupasi
1. Tuliskan jenis pekerjaan yang dilakukan sejak pertama kali bekerja sampai
52
Tabel 3.1 Jenis Pekerjaan
dengan lama kerja 7-8 jam perhari. 4 jam dihabiskan untuk memotong kulit sapi,dari
bagian yang besar hingga memotongnya menjadi bagian yang kecil menggunakan
pisau. Kemudian pasien dengan posisi duduk bungkuk di lantai memotong kulit sapi
untuk menjadi bagian yang kecil. Pasien juga mengangkat kulit yang sudah diberi
berjumlah 1-2 karung dengan berat sekitar 6-7 kg dengan posisi dipikul dengan jarak
3. Bahaya potensial dan risiko kecelakaan kerja pada pekerja serta pada lingkungan kerja
HAZARD RISIKO
PEKER Bahay
JA Bahaya Bahaya Bahaya Bahaya
a PAK/PAHK KAK
Fisika Biologi Ergonomis Psikososial
Kimia
Perenda
man Lantai licin Resiko jatuh
Kulit
Sapi Tidak
menggunak
Trauma
an alas kaki
benda tajam
yang
tertutup
Kulit
sapi yang
Food
terkonta
poisoning
minasi
mikroba
Memindah
kan LBP
tumpukan Myalgia
kulit sapi Radikulopati
dengan
53
HAZARD RISIKO
PEKER Bahay
JA Bahaya Bahaya Bahaya Bahaya
a PAK/PAHK KAK
Fisika Biologi Ergonomis Psikososial
Kimia
posisi tidak
ergonomis
Melakukan
perkerjaan
dalam
jangka Headache,
waktu yang Stress
lama tanpa
rotasi
Pemoton Tidak
gan kulit memakai Vulnus
sapi sarung schisum
tangan
Alas duduk
tidak Resiko jatuh
ergonomis
Posisi
memotong
kulit sapi
dalam Myalgia
jangka
waktu yang
lama
Posisi LBP
duduk tidak Radikulopati
ergonomis Myalgia
Pemoton Potongan
gan kulit kulit sapi
sapi yang
terkonta
minasi
mikroba,
Potongan Food
kulit poisoning
tidak
diletakan
pada
wadah
yang
hiegenis
Iritasi
Pewarna pewarn
Dermatitis
an Kulit a
kontak iritan
Sapi makan
an
Tidak
Pengerin
menggunak
gan Trauma
an alas kaki
Kulit benda tajam
yang
Sapi
tertutup
54
HAZARD RISIKO
PEKER Bahay
JA Bahaya Bahaya Bahaya Bahaya
a PAK/PAHK KAK
Fisika Biologi Ergonomis Psikososial
Kimia
Posisi
LBP
mengangka
Radikulopati
t kulit tidak
Myalgia
ergonomis
Paparan
suhu
Pengerin
panas
gan
dalam Heat stroke
Kulit
jangka
Sapi
waktu
lama
Tidak
Penggor
menggu
engan
nakan Burn Injury
Kulit
pakaian
Sapi
tertutup
Asap
CO poisoning
pemba
Burn Injury
karan
Paparan
Penggor
suhu
engan
tinggi Heat stroke
Kulit
jangka
Sapi
panjang
Berdiri
dalam posisi
jangka Myalgia
waktu yang
lama
Sarung
tangan
Dermatitis
lembab
dan kotor
Pasien mengatakan pada bagian pemotongan dilakukan selama 4 jam, dengan posisi
kerja membungkuk dan pada bagian pengangkutan dilakukan dengan posisi dipikul
pada kedua bahu dengan total berat karung sekitar 8 – 9 kg, menyebabkan bagian
pundak pasien memikul berat sehingga memungkinkan adanya nyeri punggung atas.
Selain itu pasien melakukan gerakan – gerakan berulang pada tangannya terutama
menggunakan tangan yang dominan yaitu tangan kanan sehingga pegal tangan kanan.
55
Pemeriksaan Fisik
Kesan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda Vital
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 72x/menit
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 36,5◦C
BMI (Body Mass Index)
Berat Badan : 50 kg
Tinggi Badan : 165 cm
BMI : 18.26
Status Generalis
Kepala
Normocepal
Rambut : Hitam
Kulit wajah : Pigmentasi (-), jaringan parut (-), edema (-)
Mata : Simetris, konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung : simetris, deviasi septum (-), sekret (-/-), massa (-/-)
Mulut : mukosa oral basah
56
Paru-Paru
Inspeksi : Pergerakan dan bentuk simetris, warna kulit normal,
retraksi intercostal -, retraksi suprasternal -, retraksi
epigastrium -, barrel chest –
Palpasi : Pergerakan kanan=kiri, pelebaran ICS hemitorax -/-,
vocal fremitus +/+, ekspansi dada simetris
Perkusi : Sonor hemitorax dextra dan sinistra, batas paru hepar
pada ICS V dengan peranjakan 1 sela iga
Auskultasi : VBS kanan=kiri, ronkhi -/-, wheezing -/-, vokal
resonans +/+ kanan=kiri
Abdomen
Inspeksi : Datar, jejas /j aringan parut (-), caput medusa (-), massa (–)
Palpasi : Lembut, nyeri tekan -, massa -, hepar dan lien tidak teraba
pembesaran
Perkusi : timpanik, ruang traube sonor
Auskultasi : BU (+) normal
57
Neurologis :
Fisiologis
Kiri Kanan
Biceps + +
Triceps + +
Brachioradialis + +
Patologis
Kiri Kanan
Babinski - -
Chaddock - -
Oppenheim - -
55
Motorik : 5 5
Seorang pria berusia 29 tahun mengeluhkan pegal pada punggung atas sejak 8 bulan
yang lalu yang dirasakan saat bekerja. Pasien bekerja mengangkat beban 8-9 kg setiap
harinya dan bekerja dalam posisi duduk bungkuk selama 4 jam setiap harinya selama
1 tahun. Pasien belum pernah mengobati keluhannya ke dokter. Pada pemeriksaan fisik
58
Pemeriksaan Penunjang
Body Map
Diagnosis Kerja
Muscle spasm
Diagnosis Diferensial
- Cervical radiculopathy
- Myalgia
Diagnosis Okupasi
Langkah 1
Dasarnya:
Pasien pria usia 29 tahun mengeluhkan pegal pada punggung atas sejak 8 bulan
59
yang lalu yang dirasakan saat bekerja. Faktor resiko terjadinya muscle spasm adalah
pasien bekerja mengangkat beban 8-9 kg setiap harinya dan buruknya posisi
ergonomis pasien saat sedang bekerja yaitu duduk bungkuk selama 4 jam setiap
harinya.
Langkah 2
kesehatan.
Dasarnya Pajanan :
Fisik :-
Kimia :-
Biologi :-
Psikososial : jam kerja yang panjang dan frekuensi kerja yang sering
Perilaku : -
Lainnya :-
Langkah 3
Jelaskan Evidence based (landasan secara teoritis) pajanan dengan penyakit yang
Dasarnya:
Pasien bekerja dari pagi hingga sore dengan posisi yang tidak ergonomis selama 4
jam.
60
1. Spasme otot
Spasme otot merupakan kontraksi involunter otot atau sekelompok otot secara
mendadak dan keras, yang disertai nyeri dan gangguan fungsi, menghasilkan
gerakan involunter dan distorsi. Spasme otot adalah kontraksi otot involunter,
2. Myalgia
Myalgia atau yang sering disebut nyeri otot adalah suatu istilah umum untuk
suatu gejala yang disebabkan berbagai kelainan dan kondisi medis. Penyebab
yang paling sering disebabkan oleh ketegangan (kontraksi) yang berlebihan, saat
gangguan metabolik. Gejala umum nyeri otot ini, di samping rasa sakit, adalah
pembengkakan pada otot setelah latihan yang menyebabkan nyeri yang sangat
parah, otot tampak lebih besar dari sebelumnya. Namun ini terjadi bukan karena
massa otot yang meningkat, tetapi lebih karena otot mengalami peradangan
Langkah 4
Dasarnya:
61
Langkah 5
Apa faktor individu yang berpengaruh terhadap timbulnya diagnosis klinis, bila ada
sebutkan
Dasarnya :
Ketegangan otot pada pasien dapat disebabkan oleh tegangnya otot yang
konstan serta melakukan pekerjaan yang berulang pada posisi yang sama sehingga
akan memendekan otot-otot yang akhirnya menimbulkan nyeri. Nyeri juga dapat
timbul karena regangan yang berlebihan pada perlekatan otot terhadap tulang. Serta
diperparah tidak pernah beristirahat atau melakukan peregangan saat sedang bekerja.
Langkah 6
Apa terpajan bahaya potensial yang sama seperti di langkah 3 di luar tempat kerja ?
Dasarnya :
Tidak Terpajan
Langkah7
Apa diagnosis klinis ini termasuk penyakit akibat kerja? Bukan penyakit akibat kerja
(diperberat oleh pekerjaan atau bukan sama sekali PAK atau butuh pemeriksaan
lebih lanjut?)
Dasarnya:
Pasien mengeluhkan keluhan tersebut saat pasien sedang bekerja dengan posisi
duduk bungkuk selama lebih dari 4 jam tanpa adanya peregangan dan pasien yang
62
Kategori Kesehatan (pilih salah satu)
a. Kesehatan baik
Prognosis
Ad vitam : ad bonam
63
2 Memotong kulit sapi Menyarankan kepada Jam kerja Pemilik perusahaan
dengan posisi duduk pemilik industri untuk menyediakan tempat
bungkuk mempertimbangkan bekerja yang
adanya meja dan kursi ergonomis kepada
untuk kegiatan para pekerja
memotong dan Karyawan
membersihkan daun mengetahui tentang
pisang. posisi yang baik saat
Memberikan bekerja.
penyuluhan tentang Keluhan berkurang
posisi yang baik dalam sehingga
bekerja dengan posisi produktifitas kerja
duduk meningkat
64
3.4 LAPORAN KASUS OKUPASI IV (R. Adhika Putra S.)
Nama : Tn. En
Usia : 46 Tahun
Bojongsoang
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pendidikan Terakhir : SD
Keluhan dirasakan oleh pasien sejak satu minggu yang lalu. Terasa di bagian
belakang leher dan kedua bahu. Keluhan yang dikeluhkan pasien terjadi hilang timbul,
biasanya timbul selepas pasien bekerja. Keluhan memburuk jika tangan dan bahu diam
pada satu posisi dalam jangka waktu yang lama dan membaik jika diitirahatkan.
Keluhan tidak mengganggu aktivitas pasien sehari-hari, namun beberapa hari terakhir
65
pasien mengeluhkan sulit tidur. Selain itu, pasien mengeluhkan mati rasa dan
Tidak terdapat keluhan pegal-pegal pada daerah tubuh yang lain. Tidak terdapat
keluahn nyeri atau kaku pada daerah sendi. Pasien menyangkal mengalami demam
B. Riwayat Pengobatan
Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien, namun
beberapa teman pasien mengeluhkan kondisi yang sama. Pasien memiliki ibu dengan
- Pasien biasanya makan 2 kali dalam sehari dengan kompisisi makanan yang
seimbang.
66
3.2.3 Anamnesis Okupasi
1. Tuliskan jenis pekerjaan yang dilkukan sejak pertama kali bekerja sampai
Pasien sudah bekerja sebagai pekerja distribusi kerupuk selama 1,5 tahun. Dari
awal bekerja hingga saat ini, pasien belum pernah ditempatkan di bagian pekerjaan lain.
Pasien bekerja dari pukul 07.00 – 14.00 selama 6 hari dalam seminggu, terkadang bisa
memulai kerja dari pukul 05.00, tergantung daerah distribusi yang akan dituju.
lama menggunakan sepeda motor. Dalam satu hari beliau bisa menghabiskan 7-9 jam
Posisi duduk dengan tangan memegang kemudi dalam waktu yang lama dapat
menyebabkan risiko keluhan pegal-pegal di daerah bahu dan belakang leher. Selain itu
paparan panas dalam jangka panjang berisiko menyebabkan terjadinya heat stroke dan
kelelahan. Posisi tangan yang digunakan untuk memutar gas dalam jangan waktu yang
67
3. Bahaya potensial dan risiko kecelakaan kerja pada pekerja serta pada lingkungan kerja!
Paparan panas
Pendistribusian dalam jangka
Heat Stroke
Kerupuk Kulit waktu yang
lama
Posisi duduk
degan tangan
memegang Myalgia
kemudi dalam LBP
jangan waktu
yang lama
Posisi tangan
memutar gas
dalam jangka CTS
waktu yang
lama
Jam kerja yang
lama tanpa Headache
dilakukan rotasi Stress
bagian kerja
68
4. Hubungan pekerjaan dengan keluhan yang dialami!
menggunakan sepeda motor. Posisi pasien mengemudi sepeda motor dalam waktu lama
dapat mengakibatkan pegal pada bahu dan leher belakan. Selain itu posisi tangan pasien
memutar gas sepeda motor secara terus menerus dapat menyebabkan timbulnya
keluhan kesemutan pada tangan pasien. Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
Kesadaran : Composmentis
Nadi : 72 x / menit
Respirasi : 20 x / menit
Suhu : Normal
Berat Badan : 60 kg
Kepala
bulat isokor
69
Hidung : Simetris, deviasi septum (-), sekret (-/-)
Leher
Thorax
Jantung
Paru-paru
Abdomen
Inspeksi : Datar
Palpasi : Lembut, nyeri tekan -, massa -, hepar dan lien tidak teraba
pembesaran
70
Perkusi : Timpanik, ruang traube sonor
Ekstrimitas
Neurologis
Reflek Fisiologis
Kanan Kiri
Biceps + +
Triceps + +
Brachioradialis + +
Refleks Patologis
Kanan kiri
Babinski - -
Chaddock - -
Oppenheim - -
71
Hoffmann-Tinel sign ( - / - )
Phalen sign ( - / - )
belakang leher sejak 1 minggu ya lalu. Keluhan dirasa hilang timbul, biasanya timbul
selepas bekerja. Keluhan memburuk ketika bahu dan tangan diam pada satu posisi dengan
jangan waktu yang lama dan membaik apabila diistirahatkan. Pasien bekerja 7-9 per hari
selama 6 hari setiap minggu. Pasien sudah berobat dengan obat warung kemudian
keluhannya membaik. Dilakukan pemeriksaan fisik dan hasil dari seluruh pemeriksaan
72
3.9 Diagnosis Deferensial
- Cervical Radiculopathy
1. Langkah 1
Dasarnya :
Pasien mengeluhkan pegal pada kedua bahu dan leher belakang sejak 1 minggu
yang lalu. Pegal terjadi hilang timbul, namun biasanya terasa selepas bekerja. Keluhan
berkurang apabila pasien bersitirahat. Faktor risiko terjadinya myalgia pada pasien yaitu
karena posisi bahu dan lengan yang statis ketika mengemudi dalam jangka waktu yang
lama sekitar 7-9 jam per hari selama 6 hari dalam satu minggu.
2. Langkah 2
kesehatan.
Dasar pajanan :
Ergonomi : Posisi bahu dan lengan ketika mengemudi dalam kondisi statis
Dasarnya :
Myalgia merupakan bahasa medis dari nyeri otot, berasal dari bahasa Yunani yaitu
Myo yang berarti otot dan algos yang berarti nyeri. Oleh karena itu, myalgia berarti
nyeri pada otot atau dalam bahasa masyarakat disebut dengan pegal-pegal. Gejala
myalgia jika pada seseorang yang mengalami kelelahan biasanya hanya terbatas pada
nyeri otot yang terkena dan mungkin lemas. Nyeri otot yang timbul karena pada lokasi
tersebut otot mengalami tegang atau kaku. Beberapa Penyebab myalgia diantaranya,
terlalu banyak digunakan (overuse) yaitu aktivitas yang terlalu banyak terutama
menggunakan otot tertentu, akan menyebabkan otot tersebut menjadi nyeri, aktivitas
yang terlalu banyak tidak sebanding dengan pasokan oksigen dari pembuluh darah
sehingga terjadi penumpukan asam laktat pada otot. Asam laktat inilah yang
menyebabkan otot menjadi nyeri. Cara mencegah myalgia akibat ketegangan otot atau
aktivitas fisik, antara lain : melakukan stretching atau peregangan otot sebelum dan
sesudah aktivitas fisik, melakukan olahraga secara teratur seperti jogging atau berjalan-
Pada pasien ini, faktor yang sangat menunjang terjadinya myalgia yaitu posisi bahu
dan lengan yang statis dalam waktu 7-9 jam per hari selama 6 hari dalam satu minggu.
4. Langkah 4
Dasarnya :
5. Langkah 5
Apa faktor individu yang berpegaruh terhadap timbulnya diagnosis klinis, bila ada
sebutkan!
Dasarnya :
6. Langkah 6
Apa terpajang bahaya potensial yang sama seperti di langjah 3 di luaar tempat kerja?
Dasarnya : terpajan, karena diluar aktivitas distribusi kerupuk kulit pasien masih
7. Langkah 7
Ya, diagnosis klinis ini termasuk kedalam penyakit akibat kerja (PAK).
Dasarnya : pajanan diterima oleh pekerja baik ketika bekerja maupun diluar lingkungan
kerja. Akan tetapi, durasi pekerja menggunakan sepeda motor ketika bekerja lebih
a. Kesehatan baik
75
3.12 Prognosis
Ad vitam : Bonam
76
3.13 Permasalahan Pasien dan Rencana Penatalaksanaan
Rencana Tindakan dan Target
No. Jenis Permasalahan Hasil yang Diharapkan Keterangan
Tatalaksana Waktu
1. Aktivitas statis dalam - Membuat jadwal rotasi kerja Jam kerja - Pemilik industri dapat
jangka waktu yang - Menyarankan kepada menyusun strategi rotasi kerja
lama pemilik industri untuk dan menyediakan mobil pick
menyediakan mobil pick up up, sehingga diharapkan
untuk mendistribusi kerupuk paparan pajanan kepada
ke daerah yang jauh pekerja bisa berkurang
2. Kurangnya waktu - Memberikan edukasi dan Jam kerja - Pekerja dapat mengantisipasi
untuk beristirahat dan mengingatkan kepada sebelum keluhan muncul,
melakukan aktivitas pekerja untuk melakukan sehingga dapat mengurasi
peregangan peregangan sebelum bekerja risiko keluhan dalam timbul
dan pada sela-sela jam kerja kembali
- Menyarankan kepada - Pemilik perusahaan dapat
pemilik perusahaan untuk membuat SOP jadwal kerja
membuat SOP jadwal kerja, secara pasti, memungkinkan
untuk memfiksasi jam memberikan waktu istirahat
istirahat pekerja dan yang cukup bagi pekerja
memastikan pekerja dapat
beristirahat di sela-sela
bekerja
77
3.14 Upaya Intervensi Reduksi Hazard Industri
Upaya Hierarki
No Jenis Aktivitas Intervensi
Kontrol
78
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
1. Gambaran umum lingkungan industri ditinjau dari segi bangunan, fasilitas, dan
2. Perilaku hidup bersih dan sehat pekerja saat melakukan produksi kurang baik
3. Mengangkat dan memindahkan kulit sapi dengan cara yang tidak ergonomis
5. Posisi pekerja duduk dalam jangka waktu yang lama dengan posisi agak
membungkuk
6. Tidak dibentuknya regulasi jadwal kerja dan rotasi bagian kerja dapat meningkatkan
risiko penyakit akibat kerja, penyakit akibat hubungan kerja, dan kecelakan akibat
kerja
4.2 Saran
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka rekomendasi yang dapat
Puskesmas
79
2. Meningkatkan pembinaan dan pengawasan pada industri-industri rumah tangga
Pemilik
4. Melakukan advokasi pada pemilik industri agar memberikan pelatihan soft skill
yang merata pada setiap pekerja agar bisa dilakukannya rotasi kerja
Peneliti
80
2. Mempelajari lebih lanjut tentang kesehatan kerja sehingga mengetahui
masalah-masalah yang ada pada setiap industri yang berada di wilayah kerja
Puskesmas Bojongsoang.
81