Hari
7 hari Masuk
SMRS RS
Pasien sudah dalam keadaan baik dan
diperbolehkan pulang dari RS Kendal
Luka Bakar Sedang • Luka bakar derajat II 15-25% pada orang dewasa
• Luka bakar derajat II 10-20% pada orang anak anak
• Luka bakar derajat III <10%
Luka Bakar Berat • Luka bakar derajat II 25% atau lebih pada orang dewasa
• Luka bakar derajat II 20% atau lebih pada anak anak
• Luka bakar derajat III 10% atau lebih
• Luka bakar mengenai wajah, telinga, mata, dan
genital/perineum
• Luka bakar dengan cidera inhalasi, listrik, disertai trauma
lain.
Patofisiologi
Diagnosis
PRIMARY SURVEY
A : Airway dan cervical spine proteksi
B : Breathing dan ventilasi
C : Circulation dan kontrol perdarahan
D : Disability – pemeriksaan neurologis
E : Exposue
SECONDARY SURVEY
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan fisik (head to toe)
3. Menentukan status lokalis
4. Pemeriksaan penunjang lab darah lengkap, elektrolit, urinalisis, arterial blood gases,
ekg,
• Luka bakar yang mengenai wajah dan/atau
Indikasi trauma •
leher
Alis mata dan bulu hidung hangus
inhalasi • Adanya timbunan karbon dan tanda
peradangan akut orofaring
• Sputum yang mengandung karbon/arang
• Suara serak
• Riwayat gangguan mengunyah dan/atau
terkurung dalam api
• Luka bakar kepala dan badan akibat
ledakan
Tatalaksana Prehospital
Secara sistematik dapat dilakukan 6c : clothing, cooling, cleaning, chemoprophylaxis, covering, and comforting.
Pertolongan pertama dilakukan clothing dan cooling, selanjutnya dilakukan di fasilitas layanan Kesehatan.
Tatalaksana intrahospital
A (Airway)
Apabila curiga ada trauma inhalasi biasanya ada riwayat terpapar asap pada ruang tertutup, luka bakar pada wajah, bulu hidung
yang terbakar dan sputum yang hitam maka terindikasi dilakukan intubasi (Endotracheal tube lebih baik daripada tracheotomy)
B (Breathing)
Biasanya pada luka bakar derajat 3 akan menimbulkan eschar (koagulasi protein kulit yang dapat menyebabkan kulit menjadi
kaku dan tidak elastis) yang akan menurunkan elastisitas dada sehingga dada sulit mengembang ketika bernapas, sehingga perlu
dilakukan ESCHAROTOMY . Periksa juga apakah ada trauma trauma lain yang dapat menghambat gerakan pernafasan
(pneumothorax, hematothorax dan fraktur costae)
C (Circulation)
Luka bakar menimbukan kerusakan jaringan sehingga menimbulkan edema. Pada luka bakar yang luas dapat terjadi syok
hipovolemik karena kebocoran plasma yang luas.
Manajemen pemberian cairan pada pasien luka bakar ada 2 cara yaitu dengan formula Baxter/Parkland dan evans
6c :
1. Clothing : singkirkan semua pakaian yang panas atau terbakar
2. Cooling : dinginkan daerah yang terkena luka bakar dengan menggunakan air
mengalir selama 20 menit (efektif sampai denga 3 jam setelah kejadian).
Kompres dengan air dingin
3. Cleaning : pembersihan dilakukan dengan zat anestesi untuk mengurangi
rasa sakit. Dengan membuang jaringan mati.
4. Chemoprophylaxis : pemberian krim silver sulvadiazin untuk penanganan
infeksi. Kecuali pada luka bakar superfisial. Tidak boleh diberikan pada wajah,
Riwayat alergi sulva, perempuan hamil, bayi baru lahir, ibu menyusui dan bayi
kurang dari 2 bulan.
5. Covering : penutupan luka dengan kassa untuk mengurangi pelepasan
panas. Luka bakar superfisial tidak perlu ditutup.
6. Comforting : pemberian analgetic.
Derajat I
- Cuci NaCl 500 cc
Derajat II
- Cuci larutan savlon 5 cc dalam NaCl 500 cc
- Sufratul + kasa NaCl
- Tutup verband steril tebal, ganti tiap minggu
Derajat III
- Cuci lar savlon 5 cc dalam NaCl 500 cc tiap hari
- Debridemen tiap hari
- Escharektomi
- Dermazin/Burnazin (sulfadiazin)/MEBO (moist exposure burn ointment) tiap hari
pemotongan eskar/ eskarotomi dilakukan pada luka bakar
derajat 3 yang melingkar pada ekstremitas atau tubuh
karena pengerutan keropeng dan pembengkakan yang
terus berlangsung dapat mengakibatkan penjepitan yang
membahayakan sirkulasi sehingga bagian distal bisa
mati.
● Formula Baxter:
Hari Pertama:
= 4 x 20 x 50
= 4000 cc
50% dari kebutuhan hari pertama diberikan pada hari kedua = 2000cc
Daftar Pustaka
De Jong. W, et al. 2017. Buku Ajar Ilmu Bedah Vol 3, Edisi 4.Jakarta: EGC.
Jones, S. W., Williams, F. N., Cairns, B. A., & Cartotto, R. (2017). Inhalation Injury: Pathophysiology, Diagnosis,
and Treatment. Clinics in plastic surgery, 44(3), 505–511. https://doi.org/10.1016/j.cps.2017.02.009
Moenadjat Y. 2009. Luka bakar masalah dan tata laksana. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hlm 90-110
Nielson, C. B., Duethman, N. C., Howard, J. M., Moncure, M., & Wood, J. G. (2017). Burns: Pathophysiology of
Systemic Complications and Current Management. Journal of burn care & research : official publication of the
American Burn Association, 38(1), e469–e481. https://doi.org/10.1097/BCR.0000000000000355
http://www.wch.sa.gov.au/services/az/divisions/psurg/burns/documents/burns_guidelines_quick_reference_chart.p
df