Anda di halaman 1dari 28

COMBUSTIO

Oleh: Rifky Rahmansyah Permadya Putera/ 20204010186


Pembimbing: dr. Endyanto Prabowo, Sp.B

Kepaniteraan Klinik, Bagian Ilmu Bedah


Profesi Dokter UMY
RSUD Kabupaten Temanggung
Identitas Pasien
Nama: Tn. N
Tanggal Lahir: 01 April 1967
Umur: 54 tahun
Jenis Kelamin: Laki-Laki
Alamat: Candirejo, Batang
Status: Sudah Menikah
Agama: Islam
Pekerjaan: Buruh Tani
Tanggal Masuk RS: 2 April 2021
Anamnesis
Keluhan Utama: Luka bakar dan nyeri kepala
RPS:

Hari
7 hari Masuk
SMRS RS
Pasien sudah dalam keadaan baik dan
diperbolehkan pulang dari RS Kendal

Pasien mengaku sedang memperbaiki


pengeras suara di mushola kemudian Pasien datang dengan keluhan luka
tidak sengaja memegang kabel lalu bakar dan nyeri pada bagian
tersengat listrik dan terjatuh dari 2 hari kepalanya
ketinggian. Pasien langsung dibawa ke SMRS
puskesmas dan oleh puskesmas di
rujuk ke RS Kendal dengan kondisi
pingsan dan luka listrik di telapak
tangan kanan dan kiri, kaki kiri dan
punggung kaki kanan
Anamnesis
RPSOS
Merokok (-)
RPK Olahraga jarang
Riw. Keluhan serupa
RPD (-)
HT (-)
HT (-) DM (-)
DM (-)
Riwayat trauma (+)
Riw. Pembedahan (-)
Pemeriksaan Fisik
Kepala Kesadaran : CM
Normocephal, CA -/-, SI -/- TD : 131/78 mmHg
HR : 63 kali/menit
Leher RR : 20 kali/menit
PKGB (-) T : 36,2^C
Thorax: SpO2 : 100%
Inspeksi : Simetris, retraksi (-) BB : 65 kg
Palpasi : Nyeri tekan (-)
Perkusi : Sonor
Auskultasi : SDV (+/+), ST (-/-) BJ I-II
Reguler
Abdomen:
Inspeksi : Distensi (-), darm steifung (-) Darm
kontur (-) Perubahan warna kulit (-)
Auskultasi : BU (+)
Perkusi : Timpani
Palpasi : NT (-) suprapubik, abdomen supel
Ekstremitas :
Kemerahan dan kehitaman dikedua telapak tangan, kaki kiri dan punggung kaki
kanan. Oedem -/- -/-, akaral hangat +/+ +/+, CRT <2 detik,
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan
Hemoglobin 12,6 g/dl 13.2-17.3
Hematokrit 36 % 40 – 52
Jumlah leukosit 17,6 10^3/ul 3,8 – 10,6
Jumlah eritrosit 4,34 10^6/ul 4,40 – 5,90
Jumlah trombosit 529 10^3/ul 150 – 440
MCV 83,9 fL 80,0 – 100,0
MCH 29 pg 26 – 34
MCHC 34,6 g/dl 32 – 36
Eosinofil 2,8 % 2–4
Basofil 0,5 % 0–1
Netrofil 80,8 % 50-70
Limfosit 11,1 % 25 – 40
Monosit 4,8 % 2–8
SARS-COV 2 IgM IgG Non reaktif Non Reaktif
Diagnosis
Diagnosis Banding Diagnosis Kerja
● Combustio grade III Combustio grade III
● Combustio grade II A
● Combustio Grade II B
● Impetigo Bullosa
Tatalaksana
● TATALAKSANA NON BEDAH
1. Kompres luka dengan kassa NaCl
2. Kolnex 2x250 mg
3. Piracetam 3x1 2,4 gram
4. Citicolin 2x1
5. Ranitidin 2x1 150 mg
6. Ceftriaxon 2x1 500mg

● KONSUL DOKTER BEDAH


- Rencana Debridement
- Ct Scan Kepala
PEMBAHASA
N
Definisi
Luka bakar (burn injury) adalah
kerusakan kulit yg disebabkan
kontak dengan sumber panas
seperti api, air panas, bahan kimia,
listrik dan radiasi.
Etiologi
● Api
● Air panas
● Bahan kimia
● Listrik
● Petir
● Radiasi
● Sengatan sinar matahari
● Ledakan tungku panas, uap panas
● Ledakan bom
Anatomi
Klasifikasi
Klasifikasi derajat luka bakar ditentukan dari kedalaman luka bakar. Derajat luka bakar terbagi menjadi derajat I,
derajat II A, derajat II B, dan derajat III
TOTAL BODY SURFACE AREA
(TBSA)
Kriteria Berat Ringannya
(American Burn Association)
Luka Bakar Ringan • Luka bakar derajat II < 15%
• Luka bakar derajat II < 10% pada anak anak
• Luka bakar derajat III < 2%

Luka Bakar Sedang • Luka bakar derajat II 15-25% pada orang dewasa
• Luka bakar derajat II 10-20% pada orang anak anak
• Luka bakar derajat III <10%

Luka Bakar Berat • Luka bakar derajat II 25% atau lebih pada orang dewasa
• Luka bakar derajat II 20% atau lebih pada anak anak
• Luka bakar derajat III 10% atau lebih
• Luka bakar mengenai wajah, telinga, mata, dan
genital/perineum
• Luka bakar dengan cidera inhalasi, listrik, disertai trauma
lain.
Patofisiologi
Diagnosis
PRIMARY SURVEY
A : Airway dan cervical spine proteksi
B : Breathing dan ventilasi
C : Circulation dan kontrol perdarahan
D : Disability – pemeriksaan neurologis
E : Exposue

SECONDARY SURVEY
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan fisik (head to toe)
3. Menentukan status lokalis
4. Pemeriksaan penunjang  lab darah lengkap, elektrolit, urinalisis, arterial blood gases,
ekg,
• Luka bakar yang mengenai wajah dan/atau
Indikasi trauma •
leher
Alis mata dan bulu hidung hangus
inhalasi • Adanya timbunan karbon dan tanda
peradangan akut orofaring
• Sputum yang mengandung karbon/arang
• Suara serak
• Riwayat gangguan mengunyah dan/atau
terkurung dalam api
• Luka bakar kepala dan badan akibat
ledakan
Tatalaksana Prehospital

Secara sistematik dapat dilakukan 6c : clothing, cooling, cleaning, chemoprophylaxis, covering, and comforting.
Pertolongan pertama dilakukan clothing dan cooling, selanjutnya dilakukan di fasilitas layanan Kesehatan.
Tatalaksana intrahospital
A (Airway)
Apabila curiga ada trauma inhalasi biasanya ada riwayat terpapar asap pada ruang tertutup, luka bakar pada wajah, bulu hidung
yang terbakar dan sputum yang hitam maka terindikasi dilakukan intubasi (Endotracheal tube lebih baik daripada tracheotomy)

B (Breathing)
Biasanya pada luka bakar derajat 3 akan menimbulkan eschar (koagulasi protein kulit yang dapat menyebabkan kulit menjadi
kaku dan tidak elastis) yang akan menurunkan elastisitas dada sehingga dada sulit mengembang ketika bernapas, sehingga perlu
dilakukan ESCHAROTOMY . Periksa juga apakah ada trauma trauma lain yang dapat menghambat gerakan pernafasan
(pneumothorax, hematothorax dan fraktur costae)

C (Circulation)
Luka bakar menimbukan kerusakan jaringan sehingga menimbulkan edema. Pada luka bakar yang luas dapat terjadi syok
hipovolemik karena kebocoran plasma yang luas.
Manajemen pemberian cairan pada pasien luka bakar ada 2 cara yaitu dengan formula Baxter/Parkland dan evans
6c :
1. Clothing : singkirkan semua pakaian yang panas atau terbakar
2. Cooling : dinginkan daerah yang terkena luka bakar dengan menggunakan air
mengalir selama 20 menit (efektif sampai denga 3 jam setelah kejadian).
Kompres dengan air dingin
3. Cleaning : pembersihan dilakukan dengan zat anestesi untuk mengurangi
rasa sakit. Dengan membuang jaringan mati.
4. Chemoprophylaxis : pemberian krim silver sulvadiazin untuk penanganan
infeksi. Kecuali pada luka bakar superfisial. Tidak boleh diberikan pada wajah,
Riwayat alergi sulva, perempuan hamil, bayi baru lahir, ibu menyusui dan bayi
kurang dari 2 bulan.
5. Covering : penutupan luka dengan kassa untuk mengurangi pelepasan
panas. Luka bakar superfisial tidak perlu ditutup.
6. Comforting : pemberian analgetic.
Derajat I
- Cuci NaCl 500 cc

Derajat II
- Cuci larutan savlon 5 cc dalam NaCl 500 cc
- Sufratul + kasa NaCl
- Tutup verband steril tebal, ganti tiap minggu

Derajat III
- Cuci lar savlon 5 cc dalam NaCl 500 cc tiap hari
- Debridemen tiap hari
- Escharektomi
- Dermazin/Burnazin (sulfadiazin)/MEBO (moist exposure burn ointment) tiap hari
pemotongan eskar/ eskarotomi dilakukan pada luka bakar
derajat 3 yang melingkar pada ekstremitas atau tubuh
karena pengerutan keropeng dan pembengkakan yang
terus berlangsung dapat mengakibatkan penjepitan yang
membahayakan sirkulasi sehingga bagian distal bisa
mati.

Luka bakar yang telah


dibersihkan dapat ditutup
dengan skin graft yang
umumnya diambil dari kulit
penderita sendiri (skingraft
autologus). Tindakan ini
dianjurkan pada luka bakar
derajat 3 untuk mencegah
jaringan parut yang
hipertropik.
Resusitasi cairan
● Resusitasi cairan diindikasikan pada luka bakar > 10% pada anak anak dan >15% pada
dewasa

● Formula Baxter:
Hari Pertama:

Dewasa: Ringer Laktat 4 cc x berat badan x % luas bakar per 24 jam


Anak : Ringer Laktat : Dextran = 17 : 3
2 cc x berat badan x % luas luka + kebutuhan faali. Kebutuhan faali :
< 1 Tahun : berat badan x 100 cc
1-3 Tahun : berat badan x 75 cc
3-5 Tahun : berat badan x 50 cc

½ jumlah cairan diberikan dalam 8 jam pertama.


½ diberikan 16 jam berikutnya.
Hari kedua Dewasa: ½ hari I; Anak: diberi sesuai kebutuhan faali
Contoh kasus
● Seorang pria dewasa dengan berat badan 50 kg dan luka bakar seluas 20% permukaan
kulit, akan dilakukan resusitasi cairan. Maka jumlah cairan yang diberikan adalah :
● Rumus baxter : 4 cc x luas luka bakar (%) x BB (kg)

= 4 x 20 x 50

= 4000 cc

50% cairan diberikan dalam 8 jam pertama = 2000 cc

50% cairan diberikan dalam 16 jam kedua = 2000 cc

50% dari kebutuhan hari pertama diberikan pada hari kedua = 2000cc
Daftar Pustaka
De Jong. W, et al. 2017. Buku Ajar Ilmu Bedah Vol 3, Edisi 4.Jakarta: EGC.

Jones, S. W., Williams, F. N., Cairns, B. A., & Cartotto, R. (2017). Inhalation Injury: Pathophysiology, Diagnosis,
and Treatment. Clinics in plastic surgery, 44(3), 505–511. https://doi.org/10.1016/j.cps.2017.02.009

Moenadjat Y. 2009. Luka bakar masalah dan tata laksana. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hlm 90-110

Nielson, C. B., Duethman, N. C., Howard, J. M., Moncure, M., & Wood, J. G. (2017). Burns: Pathophysiology of
Systemic Complications and Current Management. Journal of burn care & research : official publication of the
American Burn Association, 38(1), e469–e481. https://doi.org/10.1097/BCR.0000000000000355

RD collection,2002.Ultimate Surgery Revealed.1 ed.Jakarta:s.n

http://www.wch.sa.gov.au/services/az/divisions/psurg/burns/documents/burns_guidelines_quick_reference_chart.p
df

Anda mungkin juga menyukai