Anda di halaman 1dari 18

BAGIAN OBSETRI DAN GINEKOLOGI LAPORAN KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN MEI 2022


UNIVERSITAS HASANUDDIN

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

DISUSUN OLEH:
ANDI BATARITOJA
C014202256

RESIDEN PEMBIMBING:
dr. Andi Sri Ratnaningsih

SUPERVISOR PEMBIMBING:
Dr. dr. Sriwijaya, Sp.OG(K)

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa:

Nama : Andi Bataritoja

NIM : C01420226

Telah menyelesaikan laporan kasus dengan judul Hiperemesis Gravidarum dalam rangka
menyelesaikan tugas kepaniteraan klinik pada bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas
Kedoketeran Universitas Hasanuddin.

Makassar, November 2022

Supervisor Pembimbing Residen Pembimbing

Dr. dr. Sriwijaya, Sp.OG(K) dr. Andi Sri Ratnaningsih


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................................................1

DAFTAR ISI........................................................................................................................................3

BAB I DESKRIPSI KASUS................................................................................................................4

1.1. IDENTITAS PASIEN.............................................................................................................4

1.2. ANAMNESIS..........................................................................................................................4

1.3. PEMERIKSAAN FISIS..........................................................................................................5

1.4. PEMERIKSAAN PENUNJANG............................................................................................6

1.5. DIAGNOSIS KERJA..............................................................................................................7

1.6. PENATALAKSANAAN.........................................................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................................8

2.1. DEFINISI................................................................................................................................8

2.2. EPIDEMIOLOGI....................................................................................................................9

2.3. ETIOLOGI..............................................................................................................................9

2.4. FAKTOR RISIKO.................................................................................................................10

2.5. PATOFISIOLOGI.................................................................................................................10

2.6. KLASIFIKASI......................................................................................................................12

2.7. DIAGNOSIS.........................................................................................................................13

2.8. TATALAKSANA.................................................................................................................14

2.9. KOMPLIKASI......................................................................................................................16

2.10. PROGNOSIS......................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................18
BAB I
LAPORAN KASUS

1.1. IDENTITAS PASIEN


- Nama : Ny. Y
- Umur : 29 Tahun
- Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
- Alamat : Panakukkang Makassar
- Agama : Islam
- Pendidikan Terakhir : SMA
- No RM : 112929
- Tanggal Masuk : 29 April 2022
- Nama RS : RSIA Sitti Khadijah I

1.2. ANAMNESIS
A. Keluhan Utama
Mual muntah memburuk sejak 2 hari terakhir
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke RS Unhas dengan keluhan mual muntah yang dirasakan
sejak kurang lebih 3 minggu lalu memburuk sejak 2 hari terakhir. Keluhan ini
dirasakan terutama saat makan dan minum. Keluhan mual yang dirasakan pasien ±5
jam setiap harinya, muntah >3 kali setiap harinya dengan volume ½ - ¾ gelas berisi
makanan dan minuman dan biasanya keluhan ini timbul tiba-tiba saat pasien bangun
pagi. Keluhan muntah ini tidak disertai dengan darah. Rasa ingin muntah tanpa
disertai keluar muntah atau mual dirasakan cukup sering setiap harinya memberat
pagi hari. Nafsu makan dan minum pasien menurun karena pasien takut muntah.
Pasien juga mengeluhkan badan terasa lemas sehingga tidak mampu melakukan
aktivitas sehari-hari. Keluhan tidak disertai nyeri perut. Tidak ada perdarahan dari
jalan lahir.
C. Riwayat Penyakit Dahulu
Keluhan serupa sebelumnya tidak ada. Riwayat hipertensi sebelum dan selama
hamil disangkal. Riwayat diabetes melitus, asma dan alergi disangkal. Tidak ada
riwayat infeksi dan trauma selama kehamilan.
D. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat keluarga dengan hipertensi : Tidak ada
Riwayat keluarga dengan diabetes mellitus : Tidak ada
Riwayat keluarga dengan alergi atau asma : Tidak ada
E. Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 tahun
Lamanya : 7 hari
Siklus : ± 28 hari, teratur
Banyaknya : 3-4 kali ganti pembalut/ hari
Dismenorhea : Tidak merasa nyeri selama haid
HPHT : 28-01-2022
HPL : 04-11-2022
F. Riwayat Pernikahan
Menikah : 1 kali, saat usia 22 tahun
Lama menikah : 7 tahun
G. Riwayat Kehamilan dan Persalinan (G2P1A0)
1. 2014/ Perempuan/ 2900 gr/ Aterm/ PPN/ Sehat
2. 2020/ Kehamilan sekarang
H. Riwayat Kontrasepsi
Pasien tidak memiliki riwayat penggunaan kontrasepsi sebelumnya.
I. Riwayat ANC
Telah melakukan 1 kali kunjungan rutin di puskesmas dan sudah mendapatkan
imunisasi TT.
J. Riwayat Sosial
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga. Pola makan pasien sehari-hari baik dan
teratur. Pasien mengaku tidak memiliki kecenderungan mengonsumsi jenis makanan
tertentu. Pasien tidak memiliki kebiasaan minum alkohol dan merokok. Hubungan
pasien dengan keluarga serta lingkungan sekitar baik.

1.3. PEMERIKSAAN FISIS


1) Status Generalis
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis (E4M6V5)
2) Tanda Vital
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 104 kali/ menit
Pernapasan : 20 kali/menit
Suhu : 36,4 ºC
3) Status Gizi
Tinggi Badan : 165 cm
Berat Badan : 58 kg
IMT : 21,3 (Normal)
4) Status Internus
Rambut : Hitam, sukar dicabut
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-), mata cekung
(+/+)
Hidung : Epitaksis (-), Deviasi septum (-)
Mulut : Mukosa bibir kering (+), Sianosis (-)
Gigi : Caries tidak ada
Leher : Pembesaran kelenjar tiroid (-), Pembesaran KGB (-)
Thoraks :
- Jantung : BJ I dan II regular, murmur (-), gallop (-)
- Paru : Bunyi pernapasan vesikuler, Wheezing (-/-), Ronkhi (-/-)
- Payudara : Simetris, puting susu menonjol
Abdomen : membesar sesuai usia kehamilan, striae (+), linea nigra (-)
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik, udema (-/-)

5) Status obstetrik :
a) Pemeriksaan Luar
- TFU : Tidak teraba
- MT/NT : (-/-)
- NT Epigastrium : (+)
- Fluksus :-
b) Pemeriksaan Dalam: tidak dilakukan

1.4. PEMERIKSAAN PENUNJANG


1) Pemeriksaan Laboratorium
A. Darah Rutin

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan


WBC 8.2 4.00 – 10.0 10^3 / ul
HGB 12.4 12.0 – 16.0 Gr/dl
HCT 39 37.0 – 48.0 %
PLT 217 150 - 400 10^3 / ul
B. Urinalisis
- Protein : Negatif
- Keton : +3
2) USG
Gravid tunggal hidup intrauterin, Gestational sac (+), CRL: 3,31 cm, sesuai usia
kehamilan 11 minggu 3 hari, FHR (+), janin kesan normal.

1.5. DIAGNOSIS KERJA


G2P1A0 Gravid 12 minggu 1 hari + Hiperemesis Gravidarum Grade II

1.6. PENATALAKSANAAN
- IVFD RL : D5% = 2:1 dengan 28 tetes per menit
- Injeksi Ondansetron 1 ampul/8 jam/intravena
- Drips Neurobion 1 ampul dalam RL 28 tetes per menit
- Ranitidin 1 ampul/intravena/8 jam
- Antasida susp 3 x1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. DEFINISI
Mual dan muntah sering terjadi pada pada minggu-pertama kehamilan, dan
hal tersebut merupakan hal yang normal yang biasa disebut dengan emesis
gravidarum. Mual dan muntah yang biasa dapat berlanjut menjadi suatu keadaan
yang jarang terjadi, yaitu menolak semua makanan dan minuman yang masuk, hal
tersebut dapat menyebabkan dehidrasi, kelaparan dengan ketosis bahkan sampai
kematian.1
Hiperemesis gravidarum adalah suatu penyakit dimana wanita hamil
memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum hingga berat badannya
sangat turun, turgor kulit berkurang, diuresis berkurang dan timbul asetonuria.
Sedangkan dari literatur lain menyebutkan bahwa hiperemesis gravidarum
adalah muntah yang cukup parah sehingga menyebabkan kehilangan berat
badan, dehidrasi, asidosis dari kelaparan, alkalosis dari kehilangan asam
hidroklorid saat muntah dan hipokalemia.2
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah sedang sampai berat yang
terjadi pada wanita hamil sampai usia kehamilan sekitar 16 minggu. 1 Keluhan
muntah kadang-kadang begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan
diminum dimuntahkan sehingga dapat mempengaruhi keadaan umum dan
mengganggu pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, dan
terdapat aseton dalam urin bahkan seperti gejala penyakit apendisitis, pieliritis,
dan sebagainya.13

Tabel 2.1 Definisi-definisi mual dan muntah dalam kehamilan 3

Emesis gravidarum Hiperemesis gravidarum


Mual dan muntah dikeluhkan terus
Mual dan muntah menggangguaktivitas
melewati 20 minggu pertama
sehari-hari
kehamilan
Mual dan muntah menimbulkan
Tidak mengganggu aktivitas sehari-
komplikasi (ketonuria, dehidrasi,
hari
hipokalemia, penurunan berat badan

Tidak menimbulkan komplikasi


patologis

2.2. EPIDEMIOLOGI

Mual dan muntah mempengaruhi hingga > 50% kehamilan. 0,5% - 0,8 %
sampai membutuhkan perawatan dirumah sakit. Lebih dari 20 % wanita dengan
riwayat perawatan di rumah sakit dengan hiperemesis gravidarum pada kehamilan
sebelumnya akan kembali membutuhkan perawatan pada kehamilan selanjutnya.
Hiperemesis gravidarum terjadi di seluruh dunia dengan angka
kejadianyang beragam mulai dari 1-3% di Indonesia, 0,3% di Swedia, 0,5% di
California, 0,8% di Canada, 10,8% di China, 0,9% di Norwegia, 2,2% di Pakistan
dan 1,9%di Turki. Literatur juga menyebutkan bahwa perbandingan insidensi
hiperemesis gravidarum secara umum adalah 4:1000 kehamilan. Dari data yang
ada tersebut menegaskan bahwa hiperemesis gravidarum merupakan suatu
penyakit yang jarang terjadi. Mual dan muntah pada kehamilan adalah peristiwa
normal yang dapat berubah menjadi suatu penyakit yang lebih serius yaitu
hiperemesis gravidarum. Hiperemesis gravidarum ini banyak terjadi pada orang
Asia dibanding orang Amerika atau Eropa. 1,2

2.3. ETIOLOGI

Penyebab pasti mual dan muntah yang dirasakan ibu hamil belum
diketahui, tetapi terdapat beberapa teori yang mengajukan keterlibatan faktor-
faktor biologis, sosial dan psikologis. Faktor biologis yang paling berperan adalah
perubahan kadar hormon selama kehamilan. Menurut teori terbaru, peningkatan
kadar human Chorionic gonadotropin (hCG) akan menginduksi ovarium untuk
memproduksi estrogen, yang dapat merangsang mual dan muntah.Perempuan
dengan kehamilan ganda atau mola hidatidosa yang diketahui memiliki kadar hCG
lebih tinggi daripada perempuan hamil lain mengalami keluhan mual dan muntah
yang lebih berat. Progesteron juga diduga menyebabkan mual dan muntah dengan
cara menghambat motilitas lambung dan irama kontraksi otot-otot polos
lambung.Penurunan kadar thyrotropin-stimulating hormone (TSH) pada awal
kehamilan juga berhubungan dengan hiperemesis gravidarum meskipun
mekanismenya belum jelas. Hiperemesis gravidarum merefleksikan perubahan
hormonal yang lebih drastis dibandingkan kehamilan biasa.3
2.4. FAKTOR RISIKO

Beberapa faktor risiko penyakit hiperemesis gravdarum antara lain adalah


usia ibu, usia gestasi, jumlah gravida, tingkat sosial ekonomi, kehamilan ganda,
kehamilan mola, kondisi psikologis ibu dan adanya infeksi H.pilory. Usia ibu
merupakan faktor risiko dari hiperemesis gravidarum yang berhubungan
dengankondisi psikologis ibu hamil. Literatur menyebutkan bahwa ibu dengan
usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun lebih sering mengalami
hiperemesis gravidarum. Usia gestasi atau usia kehamilan juga merupakan faktor
risiko hiperemesis gravidarum, hal tersebut berhubungan dengan kadar hormon
korionik gonadotropin, estrogen dan progesteron di dalam darah ibu. Kadar
hormone korionik gonadotropin merupakan salah satu etiologi yang dapat
menyebabkan hiperemesis gravidarum. Kadar hormon gonadotropin dalam darah
mencapai puncaknya pada trimester pertama, tepatnya sekitar minggu ke 14-16.
Oleh karena itu, mual dan muntah lebih sering terjadi pada trimester pertama. 4
Peningkatan kadar hCG mengakibatkan perubahan atau gangguan (dismotilitas)
sistem pencernaan serta gangguan sistem imun humoral yang diduga sebagai
pencetus infeksi H.piloryselama kehamilan.5
Faktor risiko lain adalah jumlah gravida. Hal tersebut berhubungan dengan
kondisi psikologis ibu hamil dimana ibu hamil yang baru pertama kali hamil akan
mengalami stress yang lebih besar dari ibu yang sudah pernah melahirkan dan
dapat menyebabkan hiperemesis gravidarum, ibu primigravida juga belum mampu
beradaptasi terhadap perubahan korionik gonadotropin, hal tersebut menyebabkan
ibu yang baru pertama kali hamil lebih sering mengalami hiperemesis
gravidarum.Pekerjaan juga merupakan faktor risiko penyakit hiperemesis
gravidarum. Pekerjaan berhubungan dengan kondisi sosial ekonomi yang juga
mempengaruhi pola makan, aktifitas dan stres pada ibu hamil.4

2.5. PATOFISIOLOGI

Patofisiologi hiperemesis gravidarum masih belum jelas, namun


peningkatan kadar progesteron, esterogen, dan human chorionic gonadotropin
(HCG) dapat menjadi faktor pencetus mual dan muntah. Peningkatan hormon
progesteron menyebabkan otot polos pada sistem gastrointestinal mengalami
relaksasi sehingga motilitas lambung menurun dan pengosongan lambung
melambat. Refluks esofagus, penurunan motilitas lambung dan penurunan sekresi
asam hidroklorid juga berkontribusi terhadap terjadinya mual dan muntah. Hal ini
diperberat dengan adanya penyebab lain berkaitan denga faktor psikologis,
spiritual, lingkungan, dan sosiokultural.
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi pada hamil muda,
bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan
elektrolit disertai alkalosis hipokloremik, serta dapat mengakibatkan cadangan
karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Oksidasi lemak
yang tidak sempurna menyebabkan ketosis dengan tertimbunnya asam asetoasetik,
asam hidroksi buturik, dan aseton dalam darah.
Kekurangan intake dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan
dehidrasi, sehingga cairan ekstraselular dan plasma berkurang. Natrium dan
klorida dalam darah maupun dalam urine turun, selain itu dehidrasi menyebabkan
hemokonsentrasi sehingga menyebabkan aliran darah kejaringan berkurang.
Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat
ginjal berakibat frekuensi muntah bertambah banyak, sehingga dapat merusak hati
dan terjadilah “lingkaran setan” yang sulit dipatahkan.
Keadaan dehidrasi dan intake yang kurang mengakibatkan penurunan berat
badan yang terjadi bervariasi tergantung durasi dan beratnya penyakit. Pencernaan
serta absorbsi karbohidrat dan nutrisi lain yang tidak adekuat mengakibatkan
tubuh membakar lemak untuk mempertahankan panas dan energi tubuh. Jika tidak
ada karbohidrat maka lemak digunakan untuk menghasilkan energi, akibatnya
beberapa hasil pembakaran dari metabolisme lemak terdapat dalam darah dan
urine (terdapat atau kelebihan keton dalam urine).
Pada beberapa kasus berat, perubahan yang terjadi berhubungan dengan
malnutrisi dan dehidrasi yang menyebabkan terdapatnya nonprotein nitrogen,
asam urat, urea, dan penurunan klorida dalam darah. Kekurangan vitamin B1, B6,
dan B12 mengakibatkan terjadinya neuropati perifer dan anemia; bahkan pada
kasus berat, kekurangan vitamin B1 dapat mengakibatkan terjadinya wernicke
enchephalopati, hal tersebut juga didukung oleh Friedman (1998), Manuaba
(2001) dan Miknjosastro (2005) yang menyatakan bahwa Wernicke ensefalopati
dapat timbul sekunder akibat defisiensi tiamin.6,7
2.6. KLASIFIKASI

Gambar 2.1. Patofisiologi Hiperemesis Gravidarum8


Tanda dan gejala penyakit ini mulai terjadi pada trimester pertama. Gejala
klinikyang sering dijumpai adalah nausea, muntah, penurunan berat badan,
ptialism (salivasi yang berlebihan), tanda-tanda dehidrasi termasuuk hipotensi
postural dan takikardi. Secara klinis, hiperemesis gravidarum dibedakan atas 3
tingkatan, yaitu :9
1) Tingkat I
Muntah yang terus-menerus, timbul intoleransi terhadap makanan dan
minuman, berat badan menurun, nyeri epigastrium, muntah pertama keluar
makanan, lendir dan sedikit cairan empedu, dan yang terakhir keluar darah.
Nadi meningkat sampai 100 kali permenit dan tekanan darah sistolik menurun.
Mata cekung dan lidah kering, turgor kulit berkurang, dan urin sedikit tetapi
masih normal.9

2) Tingkat II
Gejala lebih berat, segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan,
haus hebat, subfebril, nadi cepat dan lebih dari 100 – 140 kali permenit,
tekanan darah sistolik kurang dari 80 mmHg, apatis,kulit pucat, lidah kotor,
kadang ikterus, aseton dan bilirubin dalam urin, dan berat badan cepat
menurun.9
3) Tingakt III
Walaupun kondisi tingkat III sangat jarang, yang mulai terjadi adalah
gangguan kesadaran (delirium-koma), muntah berkurang atau berhenti, tetapi
dapat terjadi ikterus, sianosis, nistagmus, gangguan jantung, bilirubin, dan
proteinuria dalam urin.9

2.7. DIAGNOSIS

Pada diagnosis harus ditentukan adanya kehamilan dan muntah yang terus
menerus, sehingga mempengaruhi keadaan umum (sering muntah lebih dari 10
kali per 24 jam). Hal ini dapat diketahui melalui anamnesis yang dilakukan
kepada pasien terkait kondisi kehamilan dan keluhannya.4,9
Pemeriksaan fisik pada pasien hiperemesis gravidarum biasanya tidak
memberikan tanda-tanda yang khusus.Pada pemeriksaan fisik dapat dilakukan
pemeriksaan terhadap tanda vital, keadaan membran mukosa, turgor kulit, nutrisi
dan berat badan. Hal yang dapat dijumpai pada kasus hiperemesis gravidarum
seperti perubahan tekanan darah dan nadi, dehidrasi, turgor kulit yang menurun,
kulit pucat bahkan gangguan kesadaran. Selain itu, kita dapat melakukan
pemeriksaan obsetrik untuk menilai kehamilan, hal yang mungkin didapatkan
antara lain uterus besar sesuai usia kehamilan, konsistensi lunak dan pada
pemeriksaan inspekulo serviks dapat terlihat berwarna biru.4,9
Pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan antara lain, pemeriksaan
darah lengkap, pemeriksaan kadar elektrolit, keton urin, tes fungsi hati, dan
urinalisa untuk menyingkirkan penyebab lain. Pada pemeriksaan laboratorium
pasien dengan hiperemesis gravidarum dapat diperoleh peningkatan relatif
hemoglobin dan hematokrit, hiponatremia dan hipokalemia, badan keton dalam
darah dan proteinuria. Bila hipertiroidisme dicurigai, dilakukan pemeriksaan T3
dan T4. Selain itu dapat dilakukan pemeriksaan ultrasonografi untuk mengetahui
kondisi kesehatan kehamilan dan juga mengetahui kemungkinan adanya
kehamilan kembar ataupun mola hidatidosa.4,9
2.8. TATALAKSANA

Penatalaksanaan pada hiperemesis gravidarum tergantung derajat klinis


yang terjadi pada pasien. Berikut merupakan algoritme penatalaksanaan
hiperemesis gravidarum:13

Gambar 2.2. Algoritma Tatalaksana Hiperemesis Gravidarum13

- Untuk keluhan hiperemesis yang berat, pasien dianjurkan untuk dirawat


dirumah sakit dan membatasi pengunjung.
- Stop makanan per oral 24 – 48 jam
- Infus glukosa 10% atau 5% : RL = 2 : 1, 40 tetes permenit
- Medikamentosa :
 Vitamin B1, B2, dan B6 masing-masing 50 – 100 mg/hari/infuse
 Vitamin B12 200 μg/hari/infuse, vitamin C 200 mg/hari/infuse
 Fenobarbital 30 mg IM 2 – 3 kali per hari atau klorpromazin 25 – 50
mg/hari IM atau kalau diperlukan diazepam 5 mg 2 – 3 kali per hari IM.
 Antiemetik : prometazin (avopreg) 2 – 3 kali 25 mg per hari per oral atau
proklorperazin (stemetil) 3 kali 3 mg per hari per oral atau mediamer B6 3
kali 1 per hari per oral.
 Antasida : asidrin 3 x 1 tablet perhari per oral atau milanta 3 x 1 tablet per
hari per oral atau magnam 3 x 1 per hari per oral.
- Diet sebaiknya meminta advis dari ahli gizi
 Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III. Makanan hanya
berupa roti kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama
makanan tetapi 1 – 2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang mengandung
zat gizi, kecuali vitamin C sehingga hanya diberikan selama beberapa hari.
 Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara
berangsur mulai diberikan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi.
Minuman tidak diberikan bersama makanan. Makanan ini rendah dalam
semua zat gizi, kecuali vitamin A dan D.
 Diet hiperemesis III diberikan pada penderita dengan hiperemesis ringan.
Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama
makanan. Makanan ini cukup dalam semua zat gizi, kecuali kalsium.
- Rehidrasi dan suplemen vitamin
Pilihan cairan adalah normal salin (NaCl 0,9%). Cairan dekstrose tidak
boleh diberikan karena tidak mengandung sodium yang cukup untuk
mengoreksi hiponatremia. Suplemen potassium boleh diberikan secara
intravena sebagai tambahan. Suplemen tiamin diberikan secara oral 50 -150
mg atau 100 mg dilarutkan ke dalam 100 cc NaCl. Urin output juga harus
dimonitor dan perlu dilakukan pemeriksaan dipstick untuk mengetahui
terjadinya ketonuria.
- Antiemesis
Tidak dijumpai adanya teratogenitas dengan menggunakan dopamine
antagonis (metoklopramid, domperidon), fenotiazin (klorpromazin,
proklorperazin), antikolinergik (disiklomin) atau antihistamin H1-reseptor
antagonis (prometazin, siklizin). Namun, bila masih tetap tidak memberikan
respon, dapat juga digunakan kombinasi kortikosteroid dengan reseptor
antagonis 5-hidrokstriptamin (5-HT 3) (ondansetron, sisaprid).9,13
Gambar 2.3. Obat-obatan yang Digunakan pada Mual dan Muntah pada Kehamilan13
2.9. KOMPLIKASI

Muntah yang terus-menerus disertai dengan kurang minum yang


berkepanjangan dapat menyebabkan dehidrasi. Jika terus berlanjut, pasien dapat
mengalami syok. Dehidrasi yang berkepanjangan juga menghambat tumbuh
kembang janin.11 Oleh karena itu, pada pemeriksaan fisik harus dicariapakah
terdapat abnormalitas tanda-tanda vital, seperti peningkatan frekuensi nadi (>100
kali per menit), penurunan tekanan darah, kondisi subfebris, dan penurunan
kesadaran. Selanjutnya dalam pemeriksaan fisis lengkap dapat dicari tanda-tanda
dehidrasi, kulit tampak pucat dan sianosis, serta penurunan berat badan.11
Selain dehidrasi, akibat lain muntah yang persisten adalah gangguan
keseimbangan elektrolit seperti penurunan kadar natrium, klor dan kalium,
sehingga terjadi keadaan alkalosis metabolik hipokloremik disertai hiponatremia
dan hipokalemia. Hiperemesis gravidarum yang berat juga dapat membuat pasien
tidak dapat makan atau minum sama sekali, sehingga cadangan karbohidrat dalam
tubuh ibu akan habis terpakai untuk pemenuhan kebutuhan energi jaringan.
Akibatnya, lemak akan dioksidasi. Namun, lemak tidak dapat dioksidasi dengan
sempurna dan terjadi penumpukan asamaseton-asetik, asam hidroksibutirik, dan
aseton, sehingga menyebabkan ketosis. Salah satu gejalanya adalah bau aseton
(buah-buahan) pada napas. Pada pemeriksaan laboratorium pasien dengan
hiperemesis gravidarum dapat diperoleh peningkatan relatif hemoglobin dan
hematokrit, hiponatremia dan hipokalemia, badan keton dalam darah
danproteinuria.11
Robekan pada selaput jaringan esofagus dan lambung dapat terjadi bila
muntah terlalu sering. Pada umumnya robekan yang terjadi kecil dan ringan, dan
perdarahan yangmuncul dapat berhenti sendiri. Tindakan operatif atau transfusi
darah biasanya tidak diperlukan.3
Perempuan hamil dengan hiperemesis gravidarum dan kenaikan berat
badan dalam kehamilan yang kurang (<7 kg) memiliki risiko yang lebih tinggi
untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, kecil untuk masa
kehamilan, prematur, dan nilai APGAR lima menit kurang dari tujuh.10
Anemia megaloblastic dann europati perifer (kebas pada ujung- ujungjari)
merupakan akibat dari defisiensi Vitamin B6 dan B12.11
Wernicke’sencephalopathy, merupakan manifestasi akut dari defisiensi
vitamin B1 ditandai dengan adanya kebingungan, nistagmus, opthalmoplegia
(gangguan gerakan mata), ataksia. Hal tersebut dapat terjadi pada HEG yang
berat. Wernicke’s encephalopathy timbul akibat resusitasi cairan menggunakan
dextrose (oral atau IV). Hindari penggunaan resusitasi dextrose pada pasien
dengan tes fungsi hati yang abnormal.12

2.10. PROGNOSIS

Dengan terapi yang benar, kebanyakan menunjukkan respon yang baik dan
dapat dipulangkan dari perawatan rumah sakit dengan terapi antiemetik. Tingkat
kekambuhan yang membutuhkan perawatan ulang di rumah sakit sekitar 25 % –
35 %. 9,13
DAFTAR PUSTAKA

1. Mochtar R. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.


2. Hartanto H. Penyakit Saluran Cerna. Dalam: Cunningham FG. Obstetric Williams.
Edisi ke-24. Jakarta: EGC. 2017. hal 1424-142.
3. Mansjoer A. Kapita Selekta Kedokteran Jilid Pertama. Edisi ketiga. Jakarta: Media
Aesculapius FKUI. 2015. hal 259-260
4. Sastrawinata S, Martaadisoebrata D, Wirakusumah FF. Ilmu Kesehatan Reproduksi:
Obstetri Patologi. Edisi kedua. Jakarta: EGC. 2014. hal 64-67
5. Swenson KL, Chisholm C. Renal, Hepatic, and Gastrointestinal Disorders and
Systemic Lupus Erythematous in Pregnancy. Dalam: Brandon J, dkk. The John
Hopkins Manual of Gynecology and Obstetrics Edisi ke 2. USA: Lippincott Williams &
Wilkins Publishers. 2014
6. Moeloek FA. Hiperemesis Gravidarum. Standar Pelayanan Medik: Obstetri dan
Ginekologi. Jakarta: Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia. 2016. hal 21-22
7. Bottomley C, Bourne T. Management strategies of Hyperemesis. Best Pract Res Chin
Obstet Gynaecol. Aug 2016
8. Goodwin TM. Hyperemesis gravidarum. Obstet. Gynecol. Clin. North Am. 2008
Sep;35(3):401-17, viii
9. Prawirohardjo, S. 2010. Ilmu Kebidanan. Edisi IV. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawiorhardjo.
10. Manuaba IBD. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB.
Jakarta: EGC. 2015. hal 397-401.
11. Wibowo B, Soejoenoes A. Hiperemesis Gravidarum. Dalam: Wiknjosastro H. Ilmu
Kebidanan. Edisi ketiga. Cetakan ketujuh. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. hal 275-279.
12. RCOG. The Management of Nausea and Vomiting of Pregnancy and Hyperemesis
Gravidarum. 2016;(69).
13. Cunningham F.G., Levano J.K., Bloom S.L., et al : Williams Obstetrics. ed 24. New
York, McGraw-Hill, 2014. 1070-2.

Anda mungkin juga menyukai