HIPEREMESIS GRAVIDARUM
DISUSUN OLEH:
ANDI BATARITOJA
C014202256
RESIDEN PEMBIMBING:
dr. Andi Sri Ratnaningsih
SUPERVISOR PEMBIMBING:
Dr. dr. Sriwijaya, Sp.OG(K)
NIM : C01420226
Telah menyelesaikan laporan kasus dengan judul Hiperemesis Gravidarum dalam rangka
menyelesaikan tugas kepaniteraan klinik pada bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas
Kedoketeran Universitas Hasanuddin.
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................................................1
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
1.2. ANAMNESIS..........................................................................................................................4
1.6. PENATALAKSANAAN.........................................................................................................7
2.1. DEFINISI................................................................................................................................8
2.2. EPIDEMIOLOGI....................................................................................................................9
2.3. ETIOLOGI..............................................................................................................................9
2.5. PATOFISIOLOGI.................................................................................................................10
2.6. KLASIFIKASI......................................................................................................................12
2.7. DIAGNOSIS.........................................................................................................................13
2.8. TATALAKSANA.................................................................................................................14
2.9. KOMPLIKASI......................................................................................................................16
2.10. PROGNOSIS......................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................18
BAB I
LAPORAN KASUS
1.2. ANAMNESIS
A. Keluhan Utama
Mual muntah memburuk sejak 2 hari terakhir
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke RS Unhas dengan keluhan mual muntah yang dirasakan
sejak kurang lebih 3 minggu lalu memburuk sejak 2 hari terakhir. Keluhan ini
dirasakan terutama saat makan dan minum. Keluhan mual yang dirasakan pasien ±5
jam setiap harinya, muntah >3 kali setiap harinya dengan volume ½ - ¾ gelas berisi
makanan dan minuman dan biasanya keluhan ini timbul tiba-tiba saat pasien bangun
pagi. Keluhan muntah ini tidak disertai dengan darah. Rasa ingin muntah tanpa
disertai keluar muntah atau mual dirasakan cukup sering setiap harinya memberat
pagi hari. Nafsu makan dan minum pasien menurun karena pasien takut muntah.
Pasien juga mengeluhkan badan terasa lemas sehingga tidak mampu melakukan
aktivitas sehari-hari. Keluhan tidak disertai nyeri perut. Tidak ada perdarahan dari
jalan lahir.
C. Riwayat Penyakit Dahulu
Keluhan serupa sebelumnya tidak ada. Riwayat hipertensi sebelum dan selama
hamil disangkal. Riwayat diabetes melitus, asma dan alergi disangkal. Tidak ada
riwayat infeksi dan trauma selama kehamilan.
D. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat keluarga dengan hipertensi : Tidak ada
Riwayat keluarga dengan diabetes mellitus : Tidak ada
Riwayat keluarga dengan alergi atau asma : Tidak ada
E. Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 tahun
Lamanya : 7 hari
Siklus : ± 28 hari, teratur
Banyaknya : 3-4 kali ganti pembalut/ hari
Dismenorhea : Tidak merasa nyeri selama haid
HPHT : 28-01-2022
HPL : 04-11-2022
F. Riwayat Pernikahan
Menikah : 1 kali, saat usia 22 tahun
Lama menikah : 7 tahun
G. Riwayat Kehamilan dan Persalinan (G2P1A0)
1. 2014/ Perempuan/ 2900 gr/ Aterm/ PPN/ Sehat
2. 2020/ Kehamilan sekarang
H. Riwayat Kontrasepsi
Pasien tidak memiliki riwayat penggunaan kontrasepsi sebelumnya.
I. Riwayat ANC
Telah melakukan 1 kali kunjungan rutin di puskesmas dan sudah mendapatkan
imunisasi TT.
J. Riwayat Sosial
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga. Pola makan pasien sehari-hari baik dan
teratur. Pasien mengaku tidak memiliki kecenderungan mengonsumsi jenis makanan
tertentu. Pasien tidak memiliki kebiasaan minum alkohol dan merokok. Hubungan
pasien dengan keluarga serta lingkungan sekitar baik.
5) Status obstetrik :
a) Pemeriksaan Luar
- TFU : Tidak teraba
- MT/NT : (-/-)
- NT Epigastrium : (+)
- Fluksus :-
b) Pemeriksaan Dalam: tidak dilakukan
1.6. PENATALAKSANAAN
- IVFD RL : D5% = 2:1 dengan 28 tetes per menit
- Injeksi Ondansetron 1 ampul/8 jam/intravena
- Drips Neurobion 1 ampul dalam RL 28 tetes per menit
- Ranitidin 1 ampul/intravena/8 jam
- Antasida susp 3 x1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. DEFINISI
Mual dan muntah sering terjadi pada pada minggu-pertama kehamilan, dan
hal tersebut merupakan hal yang normal yang biasa disebut dengan emesis
gravidarum. Mual dan muntah yang biasa dapat berlanjut menjadi suatu keadaan
yang jarang terjadi, yaitu menolak semua makanan dan minuman yang masuk, hal
tersebut dapat menyebabkan dehidrasi, kelaparan dengan ketosis bahkan sampai
kematian.1
Hiperemesis gravidarum adalah suatu penyakit dimana wanita hamil
memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum hingga berat badannya
sangat turun, turgor kulit berkurang, diuresis berkurang dan timbul asetonuria.
Sedangkan dari literatur lain menyebutkan bahwa hiperemesis gravidarum
adalah muntah yang cukup parah sehingga menyebabkan kehilangan berat
badan, dehidrasi, asidosis dari kelaparan, alkalosis dari kehilangan asam
hidroklorid saat muntah dan hipokalemia.2
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah sedang sampai berat yang
terjadi pada wanita hamil sampai usia kehamilan sekitar 16 minggu. 1 Keluhan
muntah kadang-kadang begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan
diminum dimuntahkan sehingga dapat mempengaruhi keadaan umum dan
mengganggu pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, dan
terdapat aseton dalam urin bahkan seperti gejala penyakit apendisitis, pieliritis,
dan sebagainya.13
2.2. EPIDEMIOLOGI
Mual dan muntah mempengaruhi hingga > 50% kehamilan. 0,5% - 0,8 %
sampai membutuhkan perawatan dirumah sakit. Lebih dari 20 % wanita dengan
riwayat perawatan di rumah sakit dengan hiperemesis gravidarum pada kehamilan
sebelumnya akan kembali membutuhkan perawatan pada kehamilan selanjutnya.
Hiperemesis gravidarum terjadi di seluruh dunia dengan angka
kejadianyang beragam mulai dari 1-3% di Indonesia, 0,3% di Swedia, 0,5% di
California, 0,8% di Canada, 10,8% di China, 0,9% di Norwegia, 2,2% di Pakistan
dan 1,9%di Turki. Literatur juga menyebutkan bahwa perbandingan insidensi
hiperemesis gravidarum secara umum adalah 4:1000 kehamilan. Dari data yang
ada tersebut menegaskan bahwa hiperemesis gravidarum merupakan suatu
penyakit yang jarang terjadi. Mual dan muntah pada kehamilan adalah peristiwa
normal yang dapat berubah menjadi suatu penyakit yang lebih serius yaitu
hiperemesis gravidarum. Hiperemesis gravidarum ini banyak terjadi pada orang
Asia dibanding orang Amerika atau Eropa. 1,2
2.3. ETIOLOGI
Penyebab pasti mual dan muntah yang dirasakan ibu hamil belum
diketahui, tetapi terdapat beberapa teori yang mengajukan keterlibatan faktor-
faktor biologis, sosial dan psikologis. Faktor biologis yang paling berperan adalah
perubahan kadar hormon selama kehamilan. Menurut teori terbaru, peningkatan
kadar human Chorionic gonadotropin (hCG) akan menginduksi ovarium untuk
memproduksi estrogen, yang dapat merangsang mual dan muntah.Perempuan
dengan kehamilan ganda atau mola hidatidosa yang diketahui memiliki kadar hCG
lebih tinggi daripada perempuan hamil lain mengalami keluhan mual dan muntah
yang lebih berat. Progesteron juga diduga menyebabkan mual dan muntah dengan
cara menghambat motilitas lambung dan irama kontraksi otot-otot polos
lambung.Penurunan kadar thyrotropin-stimulating hormone (TSH) pada awal
kehamilan juga berhubungan dengan hiperemesis gravidarum meskipun
mekanismenya belum jelas. Hiperemesis gravidarum merefleksikan perubahan
hormonal yang lebih drastis dibandingkan kehamilan biasa.3
2.4. FAKTOR RISIKO
2.5. PATOFISIOLOGI
2) Tingkat II
Gejala lebih berat, segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan,
haus hebat, subfebril, nadi cepat dan lebih dari 100 – 140 kali permenit,
tekanan darah sistolik kurang dari 80 mmHg, apatis,kulit pucat, lidah kotor,
kadang ikterus, aseton dan bilirubin dalam urin, dan berat badan cepat
menurun.9
3) Tingakt III
Walaupun kondisi tingkat III sangat jarang, yang mulai terjadi adalah
gangguan kesadaran (delirium-koma), muntah berkurang atau berhenti, tetapi
dapat terjadi ikterus, sianosis, nistagmus, gangguan jantung, bilirubin, dan
proteinuria dalam urin.9
2.7. DIAGNOSIS
Pada diagnosis harus ditentukan adanya kehamilan dan muntah yang terus
menerus, sehingga mempengaruhi keadaan umum (sering muntah lebih dari 10
kali per 24 jam). Hal ini dapat diketahui melalui anamnesis yang dilakukan
kepada pasien terkait kondisi kehamilan dan keluhannya.4,9
Pemeriksaan fisik pada pasien hiperemesis gravidarum biasanya tidak
memberikan tanda-tanda yang khusus.Pada pemeriksaan fisik dapat dilakukan
pemeriksaan terhadap tanda vital, keadaan membran mukosa, turgor kulit, nutrisi
dan berat badan. Hal yang dapat dijumpai pada kasus hiperemesis gravidarum
seperti perubahan tekanan darah dan nadi, dehidrasi, turgor kulit yang menurun,
kulit pucat bahkan gangguan kesadaran. Selain itu, kita dapat melakukan
pemeriksaan obsetrik untuk menilai kehamilan, hal yang mungkin didapatkan
antara lain uterus besar sesuai usia kehamilan, konsistensi lunak dan pada
pemeriksaan inspekulo serviks dapat terlihat berwarna biru.4,9
Pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan antara lain, pemeriksaan
darah lengkap, pemeriksaan kadar elektrolit, keton urin, tes fungsi hati, dan
urinalisa untuk menyingkirkan penyebab lain. Pada pemeriksaan laboratorium
pasien dengan hiperemesis gravidarum dapat diperoleh peningkatan relatif
hemoglobin dan hematokrit, hiponatremia dan hipokalemia, badan keton dalam
darah dan proteinuria. Bila hipertiroidisme dicurigai, dilakukan pemeriksaan T3
dan T4. Selain itu dapat dilakukan pemeriksaan ultrasonografi untuk mengetahui
kondisi kesehatan kehamilan dan juga mengetahui kemungkinan adanya
kehamilan kembar ataupun mola hidatidosa.4,9
2.8. TATALAKSANA
2.10. PROGNOSIS
Dengan terapi yang benar, kebanyakan menunjukkan respon yang baik dan
dapat dipulangkan dari perawatan rumah sakit dengan terapi antiemetik. Tingkat
kekambuhan yang membutuhkan perawatan ulang di rumah sakit sekitar 25 % –
35 %. 9,13
DAFTAR PUSTAKA