Anda di halaman 1dari 21

BAGIAN OBSTETRI DAN LAPORAN KASUS

GINEKOLOGI Mei 2022


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN

KEHAMILAN GEMELLI

DISUSUN OLEH:

Andi Bataritoja
C014202256

SUPERVISOR PEMBIMBING:
Dr.dr. Sriwijaya, Sp.OG(K)

RESIDEN PEMBIMBING:
dr. Andi Sri Ratnaningsih

DIBAWAKAN DALAM RANGKA KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN OBSTETRI & GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022

1
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa:


Nama : Andi Bataritoja
NIM : C01420226
Telah menyelesaikan laporan kasus dengan judul Kehamilan Gemeli dalam rangka
menyelesaikan tugas kepaniteraan klinik pada bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas
Kedoketeran Universitas Hasanuddin.

Makassar, Mei 2022

Supervisor Pembimbing Residen Pembimbing

Dr. dr. Sriwijaya, Sp.OG(K) dr. Andi Sri Ratnaningsih

2
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................................................................................2
BAB I..............................................................................................................................................................................4
LAPORAN KASUS.......................................................................................................................................................4
I. IDENTITAS PASIEN......................................................................................................................................4
II. ANAMNESIS...................................................................................................................................................4
III. PEMERIKSAAN FISIK.............................................................................................................................5
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG...............................................................................................................7
V. DIAGNOSIS KERJA......................................................................................................................................7
VI. PENATALAKSANAAN.............................................................................................................................7
BAB II.............................................................................................................................................................................9
TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................................................................9
I. DEFINISI..........................................................................................................................................................9
II. EPIDEMIOLOGI............................................................................................................................................9
III. ETIOLOGI..................................................................................................................................................9
IV. FAKTOR RISIKO....................................................................................................................................10
V. KLASIFIKASI...............................................................................................................................................10
VI. KELAINAN PERTUMBUHAN JANIN MULTIPLE...........................................................................14
VII. MANIFESTASI.........................................................................................................................................15
VIII. DIAGNOSIS KEHAMILAN GANDA....................................................................................................16
IX. DIAGNOSIS BANDING...........................................................................................................................18
X. TATALAKSANA...........................................................................................................................................19
XI. KOMPLIKASI..........................................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................................21

3
BAB I
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : Ny. D
Umur : 19 Tahun
Suku/ Bangsa : Indonesia
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SLTA
Agama : Islam
Tanggal Masuk:08 Mei 2022

Nama Suami : Tn. A


Umur :
Suku/ Bangsa : Makassar/ Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat : Bantalang, Bulukumba
II. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Nyeri perut bawah
2. Keluhan Tambahan
Pasien merasa lemas dan mudah lelah jika beraktivitas berat
3. Riwayat penyakit sekarang
Pasien masuk IGD RSUH dengan G1P0A0 Gravid 31 Minggu 4 hari dengan keluhan
nyeri perut bagian bawah hilang timbul tidak tembus ke belakang dan tidak
mengeluarkan darah maupun lender. Nyeri perut muncul saat pasien beraktivitas cukup
berat seperti mencuci dan menjemur pakaian.
Riwayat ANC 3 kali di Puskesmas dan klinik, pada usia kehamilan 12 minggu telah
diketahui bahwa kehamilannya gemelli. Keluhan saat kehamilan pasien merasa mudah

4
lelah dan pusing jika berdiri lama. Gerakan janin masih dirasakan ibu. Tidak ada
gangguan BAB dan BAK.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Keluhan serupa sebelumnya tidak ada. Riwayat hipertensi sebelum dan selama hamil
disangkal. Riwayat diabetes melitus, asma dan alergi disangkal. Tidak ada riwayat
infeksi dan trauma selama kehamilan.
5. Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 tahun
Lamanya : 7 hari
Siklus : ±28 hari
Banyaknya : 3-4 kali ganti pembalut/ hari
Dismenorrhea : tidak ada
HPHT : 29/09/2021
HPL : 06/07/2022
6. Riwayat Pernikahan
Menikah : 1 kali saat usia 19 Tahun
Lama menikah: kurang dari 1 tahun
7. Riwayat Kehamilan dan Persalinan (G1P0A0)
1. 2022/ Kehamilan sekarang
8. Riwayat Kontrasepsi
Pasien tidak memiliki Riwayat penggunaan kontrasepsi sebelumnya
9. Riwayat ANC
Pasien telah melakukan ANC sebanyak 4 kali di puskesmas dan klinik dan sudah
mendapatkan imunisasi TT
10. Riwayat Sosial
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga, pola makan sehari-hari baik dan teratur. Pasien
mengaku tidak memiliki kecenderungan untuk mengonsumsi jenis makanan tertentu.
Pasien tidak pernah minum alkohol dan merokok. Hubungan dengan keluarga dan
lingkungan sekitar baik.
III. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Generalis

5
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis E4M6V5
2. Tanda Vital
Tekanan darah : 129/72 mmHg
Nadi : 86x/menit
Suhu :36,5 c
Pernapasan : 20x/ menit
3. Status Gizi
BB sebelum hamil : 45 kg
BB :75 kg
TB : 155 cm
IMT : 31,2 kg/m2
4. Status Internus
Rambut : hitam sukar dicabut
Mata : konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-)
Hidung : epistaksis tidak ada
Mulut : mukosa kering (-), bibir pucat (-)
Gigi : Caries tidak ada
Leher : pembesaran KGB (-)
Thorax :
- Jantung : BJ I/II murni regular, murmur (-), gallop (-)
- Paru : BN vesikuler, rhonki wheezing (-)
- Payudara : simetris putting susu menonjol
Abdomen : membesar sesuai usia kehamilan, striae (+), linea nigra (-)
Ektrimitas : Akral hangat, CRT<2s, udem (-)
5. Status Obstetrik
a. Pemeriksaan Luar
- TFU : 30 cm di atas simfisis atau berada di pertengahan antara processus dan
pusat, LP 100 cm
- MT/NT : (-)/(-)
- NT Epigastrium : (-)

6
- Fluksus : (-)
b. Pemeriksaan Leopold
- Leopold 1 : TFU 30 cm, lingkar perut ibu 100 cm, F1 teraba bagian teratas janin
lunak kesan bokong, F2 teraba bagian teratas janin lunak kesan bokong.
- Leopold II : F1 teraba bagian Panjang melebar kesan rata di sisi kanan ibu teraba
kosong dan bagian kecil-kecil di sisi kiri ibu, kesan punggung kanan. F2 teraba
bagian Panjang melebar kesan rata di sisi kiri ibu teraba kosong dan bagian kecil-
kecil di sisi kanan ibu, kesab punggung kiri.
- Leopold III: F1 teraba bulat, keras kesan kepala. F2 teraba bulat, keras, kesan
kepala
- Leopold IV: 5/5 Bagian terbawah janan belum masuk PAP (Konvergen)
c. Pemeriksaan Dalam
Tidak dilakukan
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
Parameter Hasil Nilai Rujukan
Darah Rutin
WBC 10,39 4-11 x 10^3/uL
HGB 6,7 13-16 g/dl
HCT 23,1 40-50%
MCV/MCH 66,6/19,3 80-100 fl /27-34 pg
PLT 242.000 150-450 x 10^3 u/L
Imunoserologi
Ferritin 1,89 13-400 ng/ml
2. USG
Gravid gemelli hidup intrauterine, presentasi kepala dan kepala, plasenta lateral anterior
derajat maturase: gr 1.
EFW: F1=1692 gram, F2= 1777 gram
SDP: 5,8 mm
Biometri sesuai usia kehamilan 30 minggu 2 hari
V. DIAGNOSIS KERJA

7
G1P0A0 GRAVID 31 MINGGU 4 HARI+GEMELLI+ ANEMIA DEFISIENSI BESI
VI. PENATALAKSANAAN
- Observasi his, DJJ, tanda persalinan
- IVFD RL 28 tpm
- Transfusi PRC 2 bag
- Premedikasi dexamethasone 1 amp/iv
- Sulfasferosus 325 mg/12 jam / oral

8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. DEFINISI
Gemelli adalah satu kehamilan dengan dua janin. Kehamilan gemelli yan terjadi dari satu
telur disebut gemelli monozigotik atau disebut juga identik, homolog, atau uniovuler.
Kira-kira sepertiga kehamilan gemelli adalah monozigotik. Dan kira-kira dua pertiga
kehamilan gemelli adalah dizigotik yang berasal dari 2 telur, disebut juga heterolog,
binovuler, atau fraternal. 1
II. EPIDEMIOLOGI
Insiden kelahiran bayi kembar telah meningkat dalam 30 tahun terakhir. Pada tahun 2009
terdapat 16 wanita per 1000 melahirkan, terjadi peingkatan dibandingkan pada tahun
1980 yaitu 10 per 1.000 insiden. Terjadinya peningkatan jumlah kelahiran bayi kembar
terutama karena meningkatnya penggunaan teknik reproduksi dibantu, termasuk
fertilisasi in vitro (IVF ). Sampai dengan 24 % dari prosedur IVF sukses menghasilkan
kehamilan kembar. 2
Wanita dengan kehamilan kembar memiliki peningkatan risiko
keguguran, anemia, gangguan hipertensi, perdarahan, persalinan operatif dan penyakit
pascakelahiran. Secara umum, angka kematian ibu terkait dengan kelahiran kembar
adalah 2,5 kali lipat dibandingkan kelahiran tunggal. 2
Angka kematian janin secara keseluruhan dalam kehamilan kembar lebih tinggi
dibandingkan dengan kehamilan tunggal, pada tahun 2009 angka kematian janin adalah
12,3 per 1.000 kelahiran kembar dan 31,1 per 1.000 triplet dibandingkan dengan
kehamilan tunggal hanya 5 per 1.000 kelahiran. Risiko kelahiran prematur juga lebih
tinggi pada kehamilan multipel dibandingkan dengan kehamilan tunggal terjadi pada 50%
kehamilan kembar ( 10 % kelahiran kembar terjadi sebelum 32 minggu kehamilan ).
Secara signifikan lebih tinggi angka kelahiran prematur pada kehamilan kembar dan
triplet. 2
III. ETIOLOGI
Secara umum disebutkan bahwa sebagai etiologi gemelli sebagai hasil pembuahan dua
ovum dan dua sperma (dizigotik) lebih sering terjadi daripada pembuahan satu ovum
dengan satu sperma (monozigotik). Kehamilan gemelli dapat dipengaruhi dari luar baik
secara langsung atau sengaja untuk merangsang ovulasi ataupun mungkin secara tidak

9
langsung misalnya karena tidak sengaja akibat efek samping obat-obatan. Obat-obatan
yang paling sering digunakan untuk ovulasi adalah Clomiphene, Human Menopausal
Gonadotropin (HMG), Human Chorionic Gonadotropin (HCG). 3
IV. FAKTOR RISIKO
 Ras
Frekuensi dari kelahiran multijanin sangat bervariasi diantara berbagai ras dan kelompok
etnis. Perbedaan yang mencolok dalam frekuensi bayi kembar ini mungkin merupakan
akibat dari variasi rasial kadar follicle-stimulating hormone (FSH)4
 Hereditas
Sebagai penentu terjadinya kehamilan kembar, riwayat keluarga dari pihak ibu jauh lebih
penting dari riwayat ayahnya
 Usia dan Paritas Ibu
Angka pembentukan bayi kembar alami memuncak di usia 37 tahun, ketika stimulating
FSH maksimal meningkatkan angka pembentukan folikel.4
 Faktor Gizi
Nylander (1971) menunjukkan peningkatan derajat yang jelas dalam pembentukkan janin
kembar setara dengan status gizi yang lebih tinggi tercermin pada ukuran ibu.
MacGilivray (1986) juga mendapatkan bahwa kembar dizigot lebih sering dijumpai pada
wanita besar dan tinggi.4
 Gonadotropin Hipofisis
Peningkatan frekuensitas dan angka kembar dizigot yang lebih tinggi pernah dilaporkan
pada wanita yang mengandung dalam 1 bulan setelah menghentikan kontrasepsi oral,
tetapi tidak selama berbulan bulan selanjutnya. Hal ini disebabkan oleh pelepasan
mendadak gonadotropin hipofisis dalam jumlah yang lebih besar dibanding biasanya
selama siklus spontan pertama setelah penghentian kontrasepsi hormonal.4
 Terapi Infertilitas
Induksi ovulasi dengan FSH plus gonadotropin korionik atau klomifen sitrat sangat
meningkatkan kemungkinan ovulasi multipel.4
V. KLASIFIKASI
1. Gemelli Monozigotik yang berasal dari satu telur

10
Kehamilan kembar yang terjadi dari satu telur disebut kembar monozigotik atau
disebut juga identik, homolog, atau uniovuler. Kira – kira sepertiga kehamilan
kembar adalah monozigotik. Kehamilan ini terjadi 1 dari 250 kehamilan.2 Jenis
kehamilan kedua anak sama, rupanya sama, atau bayangan cermin; mata, kuping,
gigi, rambut, kulit, dan ukuran antropologik pun sama. Sidik jari dan telapak tangan
sama, atau terbalik satu terhadap yang lainnya. Satu bayi kembar mungkin kidal dan
yang lainnya biasa karena lokasi daerah motorik di korteks serebri pada kedua bayi
itu berlawanan. Kira – kira satu pertiga kehamilan kembar monozigotik mempunyai 2
amnion, 2 korion, dan 2 plasenta. Kadang – kadang 2 plasenta tersebut menjadi satu.
Keadaan ini tidak dapat dibedakan dengan kembar dizigotik. Dua pertiga mempunyai
1 plasenta, 1 korion, dan 1 atau 2 amnion. Pada kehamilan kembar monoamniotik,
kematian bayi sangat tinggi karena lilitan tali pusat. 5

Gambar 1 Jenis-Jenis Kembar Monozigot

Mekanisme pembentukan yang mendasari terjadinya kembar monozigot masih belum


dipahami sepenuhnya. Trauma ringan pada blastokista sewaktu prosuder tekhnologi
reprodiksi dibantu (assisted reproductive technology, ART) dapat menyebabkan
peningkatan insiden pembentukan kembar monozigot. Hasil akhir proses
pembentukan kembar monozigot bergantung pada kapan pemisahan terjadi, seperti
yang dapat dilihat pada gambar 2 di bawah ini;
a. Jika terjadi dalam 72 jam pertama setelah pembuahan, akan berkembang dua
mudigah, dua amnion dan dua korion dan kehamilan akan bersifat diamnion dan
dikorion. Mungkin terdapat dua plasenta yang terpisah atau satu plasenta.

11
b. Jika pemisahan terjadi antara hari keempat dan kedelapan, akan berkembang dua
mudigah, masing – masing di kantong amnion yang berbeda, dan satu korion
sehingga terbentuk kehamilan kembar diamnion monokorion.
c. Jika amnion telah terbentuk, yang terjadi sekitar 8 hari setelah pembuahan,
pemisahan akan menghasilkan dua mudigah dalam satu kantong amnion atau
kehamilan kembar monoamnion monokorion.
d. Jika pemisahan terjadi lebih belakangan lagi, yaitu setelah terbentuk diskus
embrio, pemisahan berlangsung tidak sempurna dan terbentuk kembar siam. 2

Gambar 2 Segmentasi pada Monozigotik

12
Gambar 3 Plasenta dan Selaput Janin Kembar Monozigot

2. Gemelli Dizigotik yang berasal dari dua telur


Kira – kira dua pertiga kehamilan kembar adalah dizigotik yang berasal dari 2 telur,
disebut juga heterolog, binovuler, atau fraternal. Jenis kelamin sama atau berbeda,
mereka berbeda seperti anak – anak lain dalam keluarga. Kembar dizigotik mempunyai 2
plasenta, 2 korion, dan 2 amnion. Kadang – kadang 2 plasenta menjadi satu. 2
Ciri-ciri kembar dizigotik :
1. Jenis kelamin sama
2. Paras muka dan bentuk tubuh sama
3. Sidik jari tangan dan kaki sama
4. Golongan darah sama
5. Kebiasaan pemakaian tangan, yaitu dapat dengan tangan kanan sedangkan bagi yang
lain dengan tangan kiri. Hal ini disebabkan karena lokasi area motor otak yang
berlawanan.

13
Gambar 4 Plasenta dan Selaput janin pada kembar dizigotik

3. Superfekundasi dan Superfetasi


Pada superfetasi, di antara pembuahan terdapat selang waktu selama atau lebih lama
daripada satu siklus haid. Superfetasi memerlukan ovulasi dan pembuahan ketika
kehamilan telah terjadi, yang secara teoritis dimungkinkan selama rongga uterus
belum lenyap oleh fusi desidua kapsularis ke desidua parietalis. Superfekundasi
merujuk kepada pembuahan dua ovum dalam satu siklus haid tetapi bukan pada
koitus yang sama, dan tidak harus oleh sperma dari pria yang sama.2

Gambar 5 Superfekundasi

VI. KELAINAN PERTUMBUHAN JANIN MULTIPLE


1. Kembar Akardiak (TRAP)
Sekuens twin reversed-arterial-perfusion ( TRAP ) jarang di jumpai -1 dalam 35.000
kelahiran, tetapi merupakan penyulit serius pada gestasi multijanin monokrion. Pada
sekuens TRAP biasanya terdapat satu janin kembar normal yang berfungsi sebagai donor
yang memperlihatkan gambaran gagal jantung serta kembar penerima yang tidak

14
memiliki jantung (akardius) dan struktur lain. Dihipotesiskan TRAP disebabkan oleh
pirau plasenta arteri-ke-arteri, sering disertai oleh pirau vena-ke-vena. Dalam satu
plasenta yang dipakai bersama, tekanan perfusi arteri kembar donor melebihi yang
terdapat pada kembar resipien, sehingga resepien menerima aliran balik darah arteri
terdeoksigenasi dari kembarannya. Darah arteri yang “telah digunakan” ini mencapai
kembar resepien melalui arteri umbilikalis dan cenderung mengalir ke pembuluh darah
iliaka. Karena itu hanya tubuh bagian bawah yang mendapat perfusi sementara tubuh
bagian atas mengalami gangguan tumbuh-kembang. Kegagalan kepala untuk tumbuh
disebut akardius asefalus, kepala yang terbentuk parsial dengan anggota badan
teridentifikasi disebut akardius mielasefalus dan kegagalan pembentukan satupun struktur
yang tidak dapat dikenali disebut akardius amorfus seperti yang diperlihatkan pada
gambar di bawah ini. 2

Gambar 6 Kembar Akardiak

2. Twin to Twin Transfusion Syndrome (TTTS)


Dalam sindrom ini dialirkan darisatu kembar donor ke saudaranya yang menjadi resipien
sedemikian sehingga donor mengalami anemia dan pertumbuhannya mungkin terhambat.
Sebaliknya resipien mengalami polisitemia dan mungkin mengalami kelebihan beban
sirkulasi yang bermanifestasi sebagai hidrops. Kembar donor pucat sedangkan saudara
penerimanya pletorik. Secara klasik TTTS terjadi akibat aliran satu darah melalui
anastomosis arteriovena. Darah terdeoksigenasi dari arteri plasenta donor di pompa ke
dalam kotiledon yang dipakai bersama oleh resipien. 2
Diagnosis TTTS (1). Monokorionisitas, (2). Jenis kelamin sama, (3). Hidramnion
didefinisikan jika kantong vertikal terbesar adalah >8cm pada salah satu kembar dan
oligohidramnion didefinisikan jika kantong vertikal sebesar. 2

15
VII. MANIFESTASI
Secara umum, derajat perubahan fisiologis ibu lebih besar pada janin multiple daripada
janin tunggal. Sejak trimester pertama dengan kada β-HCH serum yang lebih tinggi,
wanita dengan gesatsi multijanin sering mengalami mual dan muntah yang melebihi
wanita dengan kehamilan tunggal.
Ekspansi normal volume darah yang meningkat tetapi dengan jumlah sel darah merah
yang yang secara proporsional lebih sedikit dibandingkan pada kehamilan tunggal
disertai penigkatan kebutuhan besi dan asam folat meningkatkan prevalensi anemia pada
ibu.
Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan kembar bertambah, sehingga dapat
menyebabkan anemia dan penyakit defisiensi lain. Frekuensi hidramnion kira-kira
sepuluh kali lebih besar pada kehamilan kembar daripada kehamilan tunggal. Hidramnion
menyebabkan uterus regang, sehingga menyebabkan partus prematur, inersia uteri, atau
perdarahan post partum. Pada kehamilan kembar distensi uterus berlebihan, sehingga
melewati batas toleransinya dan seringkali terjadi partus prematur. Usia kehamilan makin
pendek dengan makin banyaknya janin pada kehamilan kembar.
Frekuensi pre-eklmapsia dan eklampsia juga dilaporkan lebih sering pada kehamilan
kembar. Hal ini diterangkan dengan penjelasan bahwa keregangan uterus yang berlebihan
menyebabkan iskemia uteri. Solusio plasenta dapat terjadi setelah bayi pertama lahir,
sehingga menyebabkan salah satu faktor kematian yang tinggi bagi janin kedua. Keluhan
karena tekanan uterus yang besar dapat terjadi, seperti sesak napas, sering kencing,
edema, dan varises pada tungkai bawah dan vulva. Berhubung uterus regang secara
berlebihan ada kecenderungan terjadinya inersia uteri. Tetapi, keadaan ini diimbangi oleh
bayi yang relatif lebih kecil sehingga lamanya persalinan tidak banyak berbeda dari
persalinan kehamilan tunggal.2
VIII. DIAGNOSIS KEHAMILAN GANDA
1. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
Riwayat kembar pada wanita yang bersangkutan atau keluarganya, usia ibu yang
lanjut, paritas tinggi, dan ukuran ibu yang besar berkaitan secara lemah dengan
gestasi multijanin. Pemberian klomifen sitrat atau gonadotropin cenderung
memberikan hasil kembar dizigotik. Pada pemeriksaan fisik kehamilan dengan

16
multijanin, ukuran uterus biasanya lebih besar selama trimester kedua daripada yang
diperkirakan. Secara umum, kembar sulit dipalpasi bagian bagian janinnya sebelum
trimester ketiga. Diagnosis kembar dapat ditegakkan dengan palpasi uterus paling
sering karena terdeteksinya dua kepala janin, umumnya di kuadran uterus yang
berbeda. Pada akhir trimester pertama kerja jantung janin dapat terdeteksi dengan
ultrasound Doppler.
Diagnosis kehamilan kembar 75% didapatkan dari penemuan fisik, tanda-tanda yang
harus diperhatikan pada kehamilan kembar adalah:
a. Uterus lebih besar (>4 cm) dibandingkan usia kehamilannya.
b. Penambahan berat badan ibu yang mencolok yang tidak disebabkan oleh edema
atau obesitas.
c. Polihidramnion
d. Ballotement lebih dari satu fetus
e. Banyak bagian kecil yang teraba
f. Uterus terdiri dari tiga bagian besar janin
2. Pemeriksaan Penunjang
 Laboratorium
Nilai hematokrit dan hemoglobin dan jumlah sel darah merah menurun,
berhubungan dengan peningkatan volume darah. Anemia mikrositik hipokrom
seringkali muncul pada kehamilan kembar. Kebutuhan fetus terhadap besi (Fe)
melebihi kemampuan maternal untuk mensuplai Fe didapatkan pada trimester
kedua. Pada tes toleransi glukosa didapatkan gestasional DM dan gestasional
hipoglikemi sering ditemukan pada kehamilan kembar. Pada kehamilan kembar
chorionic gonadotropin pada urin, estriol dan pregnanendiol meningkat.
Kehamilan kembar juga dapat didiagnosis dengan pemeriksaan peningkatan
serum alfa fetoprotein ibu walaupun pemeriksaan ini tidak dapat berdiri sendiri.
Tidak ada tes biokimia yang dapat membedakan kehamilan tunggal atau kembar.
 USG
Dengan pemeriksaan sonografi, kantong-kantong gestasi yang terpisah dini dapat
teridentifikasi pada kehamilan kembar. Kemudian masing-masing kepala janin
seharusnya terlihat dalam dua bidang vertikal sehingga tidak keliru disangka

17
sebagai potongan melintang badan janin sebagai kepala janin kedua. Dua kepala
janin atau dua abdomen idealnya terlihat dalam bidang gambar yang sama untuk
menghindari pemindaian janin yang sama dan menganggapnya janin kembar.
Alur diagnostik menggunakan sonografi dapat di lihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 7 ALur diagnosis Gemelli dengan sonografi

 Diagnosis Pasti
Diagnosis pasti gemelli jika ditemukan :
1. Terabanya 2 kepala, 2 bokong dan 1 atau 2 punggung

18
2. Terdengarnya 2 denyut jantungyang letaknya berjauhan dengan perbedaan
kecepatan minimal 10dpm
3. USG pada trimester pertama
4. Roentgen foto abdomen (Sudah jarang, bahaya radiasi)
IX. DIAGNOSIS BANDING
1. Polihidramnion. Polihidramnion dapat menyertai kehamilan kembar, kadang –
kadang kelainan hanya terdapat pada satu kantong amnion, dan yang lainnya
oligohidramnion. Pemeriksaan ultrasonografi dapat menentukan apakah pada
polihidramnion ada kehamilan kembar atau tidak
2. Mola Hidatidosa
3. Tumor abdomen dalam kehamialan,: mioma uteri, tumor ovarium
X. TATALAKSANA
Untuk mengurangi angka morbiditas dan mortalitas perinatal pada kehamilan dengan
penyulit kembar, penting diperhatikan bahwa :
1. Pelahiran neonatus yang terlalu kurang bulan dicegah.
2. Hambatan pertumbuhan janin diidentifikasi dan janin yang terkena dilahirkan
sebelum sekarat.
3. Trauma janin selama persalinan dan pelahiran harus dihindari.
4. Tersedia perawatan neonatus intensif.2
 Diet
Kebutuhan akan kalori, protein, mineral, vitamin, dan asam lemak esensial pada
wanita dengan janin multipel jelas lebih tinggi. Konsumsi kalori perlu
ditingkatkan lagi sebanyak 300 kkal/hari. Dianjurkan suplementasi dengan besi 60
sampai 100 mg/hari disertai asam folat 1 mg/hari.

 Antenatal Care (ANC)

Pemeriksaan sonografis serial biasanya dilakukan sepanjang trimester ketiga


untuk memantau perTumbuhan janin. Penilaian volume cairan amnion juga
penting. Pengukuran volume cairan amnion dapat dilakukan dengan indeks cairan
amnion (amniotic fluid index, AFI). Seperti pada janin tunggal, kantong vertikal
terdalam di masing-masing kuadran diukur, tanpa memandang lokasi membran
penyekat. AFI ,8 cm di bawah persentil ke-5 atau >24 cm di atas persentik ke 95

19
dianggap abnormal untuk usia gestasi 28 sampai 40 minggu. Jika AFI
keseluruhannya abnormal maka perlu ditentukan kantong mana yang terlibat dan
seberapa parah kelainanya secara kuantitatif.
 Pencegahan Persalinan Kurang Bulan
Persalinan kurang bulan sering terjadi pada kehamilan multijanin dan dapat
mempersulit 50 persen kehamilan kembar, 75 persen triplet, dan 90 persen
kuadraplet. Beberapa teknik telah digunakan untuk memperlama gestasi
multijanin.
 Tirah baring Untuk mengurangi persalinan kurang bulan pada wanita dengan
janin multipel telah dianjurkan pembatasan aktivitas fisik, pulang kerja lebih dini,
kunjungan ke petugas kesehatan dan pemeriksaan sonografik yang lebih sering.
 Kortikosteroid untuk pematangan paru
 Terapi Tokolitik
 Terapi progesteron
 Cerlage serviks. 2
XI. KOMPLIKASI
Pada Ibu :
 Anemia
 Hipertensi
 Partus prematurus
 Atonia uteri dan Perdarahan pasca persalinan
Pada Janin :
 Prematuritas
 Hyalin Membran Disease (HMD)
 Asfiksia saat kelahiran atau depresi napas perinatal

20
DAFTAR PUSTAKA
1. Wibowo B, Hanafiah MJ. Kehamilan Kembar. In: Wiknjosastro H, Saifuddin AB,
Rachimhadhi T (eds.)Ilmu Kebidanan. 3rd ed. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo; 2005. p386-397
2. Cunningham, Mc Donald, Gant. Multifetal Gestation. William Obstetrik, 23st USA.
Prentice Hall International,1.2005,p 921-933
3. Vergani P, Locatelli A, Ratti M, Scian A, Zangheri G, et al. Predictors of adverse
perinatal outcome in twins delivered at
4. Mochtar R. Kehamilan Ganda. Sinopsis Obstetri. Penerbit Buku Kedokteran EGC. 1998,
p350-365.
5. Mochtar R. Kehamilan Ganda. Sinopsis Obstetri. Penerbit Buku Kedokteran EGC. 1998,
p350-365.

21

Anda mungkin juga menyukai