Kelompok 1
Kasus I
Jenis-Jenis Abortus
1. Abortus spontan
5. Abortus inkompletus
6. Missed abortion
8. Abortus infeksiosus
9. Abortus sepsis
Infeksi
Hematologi
Lingkungan
Abortus Iminens
Riwayat haid : Biasanya pasien sadar satu atau lebih siklus haid
terlewatkan
Pemeriksaan dalam :
Ostium biasanya tertutup, bila ostium terbuka teraba rongga
uterus kosong
Penatalaksanaan
Pemeriksaan dalam :
Fundus uteri kecil pada masa kehamilan
Bunyi jantung janin tidak terdengar
Penatalaksanaan
Pemeriksaan dalam :
Ostium uteri umunya terbuka
Teraba sisa jaringan
Baik uterus maupun adneksi terasa nyeri pada perabaan
Fluksus berbau
Penatalaksanaan
Nadi cepat dan halus Syok a. Periksa tanda-tanda vital (tetap jaga kehangatan
(>100 x/menit) pasien karena hipotermia akan memperburuk kondisi
Menurunnya TD pasien)
(diastolik < 60 mmHg) b. Bebaskan jalan nafas; bila tersedia berikan O2 6-8
Respirasi cepat (>32 l/menit
x/menit) c. Tinggikan tungkai; posisi ini akan membantu beban
Pucat, (terutama pada kerja jantung
konjungtiva palpebra,
(bila peralatan dan cairan infus tidak memadai, siapkan
telapak tangan, bibir)
rujukan segera)
Berkeringat, gelisah,
a. Perbaiki cairan tubuh; berikan cairan isotonik 1 liter
apatis/bingung atau
dalam 15-20 menit, lanjutkan hingga mencapai 3 liter
pingsan/tidak sadar
(lihat kondisi pasien) dalam 2-3 jam.
b. Transfusi darah
c. Pemeriksaan laboraturium
d. Antibiotika (bila terdapat tanda-tanda infeksi)
Tanda dan gejala Komplikasi Penanganan
6. Memberikan infus
Abortus imminens
400 mcg per oral (dapat diulang sesudah 4 jam jika perlu), setelah itu
lakukan rujukan.
mengalami abortus dan ruptur pada dinding tuba dan peristiwa ini
memastikan diagnosis.
Faktor Predisposisi
4. Infertilitas
7. Merokok
9. Riwayat promiskuitas
atau Ringer
jam pertama.
seperti:
1. Pucat/anemis
adalah:
1) Primer , dimana telur dari awal mengadakan implantasi dalam rongga perut.
2) Sekunder, yaitu pembentukan zigot terjadi ditempat yang lain misalnya di dalam
saluran telur atau ovarium yang selanjutnya berpindah ke dalam rongga abdomen
oleh karena terlepas dari tempat asalnya. Hampir semua kasus kehamilan abdominal
merupakan kehamilan ektopik sekunder akibat ruptur atau aborsi kehamilan tuba
atau ovarium ke dalam rongga abdomen walaupun ada kalanya kehamilan
abdominal mencapai umur cukup bulan, hal ini jarang terjadi, yang lazim ialah
bahwa janin mati sebelum tercapai maturitas (bulan ke 5 atau ke 6) karena
pengambilan makanan kurang sempurna.
e. Kehamilan Heterotopik adalah kehamilan ektopik yang dapat terjadi
bersama dengan kehamilan intrauterin. Kehamilan heterotipik ini sangat
langka, terjadi satu dalam 17.000-30.000 kehamilan ektopik. Kehamilan
heterotopik dapat di bedakan atas :
Ingat: kehamilan muda yang disertai gejala gejala tidak umum pada daerah abdomen,
hendaknya dipikirkan kehamilan ektopik sebagai salah satu diagnosisi banding
Upayakan untuk dapat menegakkan daignosis karena gejala hamil ektopik sangat variatif
berkaitan dengan tahapan perkembangan penyakit
Kehamilan ektopik (belum atau sudah terganggu) memerlukan penanganan segera di fasilitas
kesehatan yang mempunyai sarana lengkap
Perdarahan yang terjadi dapat mencapai jumlah yang sanagt banyak sehingga diperlukan
penyediaan darah pengganti
Jenis tindakan pada tempat implantasi (tuba, ovarium, ligamentum) tergantung dari upaya
penyelamatan jiwa dan konservasi reproduksi
10. Apa kewenangan bidan dalam penanganan kegawatdaruratan
yang dapat terjadi pada kasus tersebut?
Merujuk ibu
11. Penanganan pada kasus tersebut berkaitan dengan standar pelayanan
kebidanan yang mana? Dan lakukan analisis terhadap SPK berkaitan
dengan kasus tersebut
Sesuai dengan standar asuhan pelayanan kebidanan, yang dapat bidan lakukan yaitu:
Data subjektif: riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu tidak ada kelainan, anak
pertamanya masih berusia 24 bulan. Kehamilan ini tidak direncanakan, karena ibu masih
menggunakan IUD.
Data objektif: Hasil pemeriksaan fisik adalah sebagai berikut, KU : lemas, tampak pucat dan
sangat kesakitan, TD : 80/50 mmHg, nadi cepat dan lemah, ekstremitas teraba dingin. Palpasi
abdomen : TFU belum teraba, terdapat nyeri tekan dan nyeri lepas di abdomen bagian
bawah.
Menentukan diagnosa berdasarkan data subjektif dan objektif, bahwa ibu mengalami KET
Upaya stabilisasi dilakukan dengan segera merestorasi cairan tubuh dengan cairan kristaloid NS
atau RL (500 ml dalam 15 menit pertama) atau 2L dalam 2 jam pertama (termasuk selama
tindakan berlangsung)
Evaluasi
dokumentasi
12. Landasan apa yang memperkuat tindakan/kewenangan
bidandalampenatalaksanaankasustersebut?
Kasus 3
Ny Susana berusia 28 tahun, G2P1A0 usia kehamilan 15 minggu
datang sendiri ke BPM Bidan Anggun dengan keluhan keluar
darah banyak dari vaginanya disertai keluar gelembung-
gelembung seperti anggur.
kemungkinan Molahidatidosa
Pengertian Molahidatidosa
kehamilan
5.000.000 IU/L
Indikasi rujukan
Nama pasien
Indikasi rujukan
Dwi : Missed abortion. Kenapa bisa tertahan lama? Apakah ada efek terhadap ibu?
Etiologi nya tidak diketahui diduga karena kadar progesteron, biasanya terjadi
pada pasien dengan riwayat ab. Iminens. Ibu merasa sembuh dan ternyata
pertumbuhan janin terhenti, lakukan tes urin dan usg.
Kurang deteksi, ibu yang tidak memeriksakan kehamilan, banyak faktor lain.
Sebagai bidan kita tidak boleh membiarkan missed abortion terjadi.
Plasenta melekat sangat kuat didalam, o u tertutup jadi tertahan bayinya.
Efeknya : jika tidak terdeteksi kehamilan membatu.