SGD KUA-03
Disusun oleh:
Ni Luh Sari Darmayanti (1602511006)
Putu Purna Astika Utama (1602511018)
Hearty Indah Oktavian (1602511032)
Komang Ady Widayana (1602511057)
Florensa Krismawati (1602511063)
Kadek Tia Indah Purwitasari (1602511064)
Ida Bagus Yorky Brahmantya (1602511071)
Jordaniel Setiabudi (1602511088)
Made Diyantini (1602511117)
Ayuti Bulaan (1602511132)
Putu Krishna Bayu Suwiradana Putra (1602511140)
I Kadek Prapta Adhi Wibawa (1602511203)
SGD KUA-03
Disusun oleh:
Ni Luh Sari Darmayanti (1602511006)
Putu Purna Astika Utama (1602511018)
Hearty Indah Oktavian (1602511032)
Komang Ady Widayana (1602511057)
Florensa Krismawati (1602511063)
Kadek Tia Indah Purwitasari (1602511064)
Ida Bagus Yorky Brahmantya (1602511071)
Jordaniel Setiabudi (1602511088)
Made Diyantini (1602511117)
Ayuti Bulaan (1602511132)
Putu Krishna Bayu Suwiradana Putra (1602511140)
I Kadek Prapta Adhi Wibawa (1602511203)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya, penulis
dapat menyelesaikan student project yang berjudul “RESUSITASI JANTUNG
PARU PADA IBU HAMIL” tepat pada waktu yang telah ditentukan. Dalam
penyelesaian student project ini, penulis banyak mengalami kesulitan terutama
dalam kurangnya pengetahuan dan kosa kata. Namun berkat bimbingan dari
berbagai pihak, tulisan ini akhirnya bisa terselesaikan. Karena itu sudah
sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. dr. Ida Bagus Krisna Jaya M.Kes., Sp.An., KNA selaku fasilitator
sekaligus evaluator student project yang telah memberikan arahan,
kritik dan saran yang membangun dalam penyusunan student project
ini.
2. Dr. rer. nat. dr. Ni Nyoman Ayu Dewi M.Kes, selaku fasilitator small
group discussion yang telah memberikan arahan, kritik dan saran yang
membangun dalam penyusunan student project ini.
3. Dan semua pihak yang telah memberikan dukungan dalam penulisan
ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih memiliki banyak kekurangan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
bisa lebih baik lagi di kemudian hari.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN
STUDENT PROJECT.............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. iiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan .................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
2.1 Definisi Resusitasi Jantung Paru dalam Kehamilan ................................. 3
2.2 Etiologi Henti Jantung dalam Kehamilan ................................................ 3
2.3 Diferensial Diagnosis Henti Jantung dalam Kehamilan........................... 4
2.4 Patofisiologi Henti Jantung dalam Kehamilan ......................................... 7
2.5 Resusitasi Jantung Paru dalam Kehamilan ............................................... 8
2.6 Komplikasi ............................................................................................. 15
2.7 Persalinan Darurat .................................................................................. 16
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 19
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.3 Algoritma BHL pada kasus henti jantung pada kehamilan ............... 15
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
3
4
a. Stenosis Mitral
Stenosis mitral rematik merupakan kelainan katup yang paling sering
ditemui secara klinis pada wanita dengan kehamilan. Kelainan ini
sering berhubungan dengan kongesti paru, edema, dan aritmia atrium
semasa kehamilan dan segera setelah melahirkan.Gejala ini semakin
jelas pada kehamilan 20 minggu dan dapat bertambah jelek pada saat
melahirkan (Bahri, -).
b. Regurgitasi Mitral
Regurgitasi mitral pada wanita muda disebabkan oleh demam rematik
dan atau prolaps katup mitral. Kondisi ini masih dapat ditoleransi
semasa kehamilan karena berkurangnya resistensi vaskular sistemik.
Gejala yang timbul sering dimanifestasikan dengan mudah capek dan
dispnea (Bahri,-).
c. Stenosis Aorta
Valvular stenosis aorta kongenital sering merupakan penyebab
stenosis aorta pada wanita muda.Pada stenosis yang berat dianjurkan
untuk menunda konsepsi sampai selesai koreksi bedah atau ballon
valvulotom, naum jika kehamilan telah terjadi tindakan pencegahan
hipovolemia sangat penting dilakukan (Homenta, 2014).
d. Regurgitasi Aorta
Regurgitasi aorta dapat disebabkan oleh demam rematik, endokarditis,
dilatasi annulus aorta, katup aorta bicuspid dan diseksi
aorta.Regurgitasi aorta umumnya dapat ditoleransi semasa kehamilan
(Homenta, 2014).
2.3.2 Penyakit Jantung Bawaan pada Wanita dengan Kehamilan
Semakin majunya dalam mendiagnosis dan terapi, angkat harapan hidup
penderita penyakit jantung bawaan semakin meningkat dan dapat mengalami
kehamilan di usia dewasanya sehingga perlu pertimbangan dalam menangani
penderita penyakit jantung bawaan yang dideritanya seperti meningkatnya resiko
morbiditas dan mortalitas maternal secara signifikan, meningkatnya derajat lesi
pada ibu akan meningkatkan angka kematian janin, akan menambah resiko 2 - 15
persen hingga 50 persen kepada janin mengalami penyakit jantung bawaan yang
6
praktis, tidak akan ada curah jantung sama sekali meskipun telah dilakukan
resusitasi jantung paru dengan benar. Pasien pada kehamilan lanjut juga memiliki
kecenderungan terjadinya hipoksemia dan asidosis, lebih beresiko terjadi aspirasi
paru, dan meningkatnya kejadian sulitnya intubasi dibandingkan dengan populasi
yang tidak hamil. Perubahan ini terjadi oleh banyaknya kehamilan dengan
obesitas, dimana keadaan tersebut membuat resusitasi lebih sulit (Jeejeebhoy
dkk., 2015).
2.5 Resusitasi Jantung Paru dalam Kehamilan
Terdapat perbedaan anatomi dan fisiologi pada kehamilan. Tahap
stabilisasi sirkulasi dalam kondisi hamil pada kasus henti jantung memerlukan
beberapa pertimbangan khusus. Salah satunya adalah perbedaan fisiologi dan
anatomi jika dibandingkan dengan yang tidak hamil. Pada kondisi hamil terjadi
peningkatan cardiac output sebesar 30-50% akibat peningkatan stroke volume dan
laju denyut jantung sebanyak 15-20 kali per menit (San-Frutosdkk., 2011; Tan
dan Tan, 2013). Selain itu terjadi penurunan resistensi pembuluh darah sistemik
akibat berbagai vasodilator endogen seperti progesteron, estrogen, dan nitric
oxide (Carbillon dkk., 2000). Hormon progesteron memiliki efek relaksasi sfingter
gastroesofagus dan peningkatan waktu transit isi saluran cerna yang
meningkatkan risiko ibu hamil mengalami aspirasi isi lambung (Lawson dkk.,
1985; Chiloiro dkk., 2001). Metabolisme obat juga berubah pada kondisi hamil
akibat perubahan fisiologi ginjal (Chiloiro dkk., 2001).
Secara anatomi pembesaran uterus dapat menyebabkan peningkatan
afterload jantung akibat penekanan pada aorta, dan penurunan venous return
akibat penekanan pada vena cava inferior (Jeejeebhoy dkk., 2015). Kompresi pada
kedua aorta dan vena cava tersebut diistilahkan dengan aortocaval compression.
Oleh karena penekanan tersebut, ibu hamil yang berada pada posisi supinasi
(telentang) cenderung dapat mengalami hipotensi. Hipotensi sistemik ini dapat
mengganggu berbagai mekanisme kompensasi tubuh yang berusaha menjaga
aliran darah ke uterus, sehingga berdampak bagi janin yang dikandung
(Jeejeebhoy dkk., 2015). Penekanan aortocaval dapat dihindari dengan
melakukan teknik left uterine displacement (LUD) manual seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 2.1.
9
Gambar 2.1 Teknik manual LUD pada kondisi hamil dengan satu tangan (kiri)
dan dua tangan (kanan)(Jeejeebhoy dkk., 2015)
Teknik manual LUD dapat dilakukan dengan satu tangan atau dua tangan.
Manual LUD dua tangan dilakukan dengan menangkupkan uterus dan diangkat
serta dibawa ke kiri dari pembuluh darah maternal, dilakukan dari sebelah kiri
pasien.Manual LUD satu tangan dilakukan dengan mendorong uterus ke arah atas
dan ke kiri dari pembuluh darah maternal, dilakukan dari kanan pasien.Namun
perlu diperhatikan agar penolong tidak melakukan dorongan ke arah bawah secara
tidak sengaja, karena hal ini justru meningkatkan penekanan pada vena cava
inferior dan sangat berdampak pada hemodinamik ibu hamil (Jeejeebhoy dkk.,
2015).
Manual LUD membuat akses untuk manajemen saluran nafas dan
defibrilasi menjadi lebih mudah. Ketika manual LUD dilakukan, pasien masih
dapat berbaring dalam posisi supinasi dan mendapatkan upaya resusitasi yang
maksimal, termasuk kompresi dada dengan kualitas tinggi (high-quality chest
compression) (Jeejeebhoy dkk., 2015). Oleh karena itu teknik ini harus dilakukan
secara kontinu selama proses resusitasi berlangsung.
2.5.1 Bantuan Hidup Dasar Henti Jantung Pada Kehamilan
Algoritma bantuan hidup dasar (BHD) pada kehamilan dijelaskan
berdasarkan panduan dari American Heart Association (AHA) tahun 2015 yang
ditampilkan pada Gambar 2.2 (Jeejeebhoy dkk., 2015). Seluruh tahap BHD harus
diinisiasi segera dan simultan (bukan sekuensial) begitu henti jantung
teridentifikasi pada ibu hamil. Anggota tim BHD yang disarankan minimal
berjumlah empat orang agar seluruh langkah dapat dilakukan dengan efektif
(Jeejeebhoy dkk., 2015).
10
Gambar 2.2 Algoritma BHD pada ibu hamil (Jeejeebhoy dkk., 2015)
11
Gambar 2.3 Algoritma BHL pada kasus henti jantung pada kehamilan
(Jeejeebhoy dkk., 2015)
2.6 Komplikasi
Upaya resusitasi memerlukan manipulasi iatrogenik invasif pada pasien
seperti RJP eksternal, defibrilasi eksternal, intubasi endotrakeal dan kanulasi
pembuluh darah perifer dan sentral. Langkah-langkah ini sangat penting untuk
keberhasilan resusitasi, tetapi dapat merusak kesehatan pasien sehingga dapat
menyebabkan cedera atau komplikasi pada pasien saat dilakukannya prosedur
resusitasi jantung paru ini. Komplikasi yang sering terjadi erythema kulit, fraktur
tulang rusuk, fraktur tulang sternum, lesi trakea, dan perdarahan retrofaring.
Komplikasi yang jarang terjadi liver injuries, Aortic ruptures, Stomach lesions,
16
18
19
DAFTAR PUSTAKA
American Heart Association (AHA).2015. Part 5: Adult Basic Life Support and
Cardiopulmonary Resuscitation Quality: Guidelines Update for
Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care.
Andersen LØ, Isbye DL, Rasmussen LS. (2007). Increasing compression depth
during manikin CPR using a simple backboard. Acta Anaesthesiol Scand,
51:747–50.
American Heart Association (AHA). 2005. Part 5: Guidelines for Cardiopulmonar
Resucitation and Emergency Cardiovasvular Care. Circulation; 112 (Issue
24 Suppl); December 13.
Bahri, Anwar T. Wanita Kehamilan dan Penyakit Jantung. Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara.
Berg RA, Sanders AB, Kern KB, Hilwig RW, Heidenreich JW, Porter ME, Ewy
GA. (2001). Adverse hemodynamic effects of interrupting chest
compressions for rescue breathing during cardiopulmonary resuscitation
for ventricular fibrillation cardiac arrest. Circulation, 104:2465–70.
Cunningham FG et al. 2014. Hipertensive Disorders in Pregnancy. William
Obstetrics 23rd Ed. New York: McGraw-Hill Companies.
Einav S, Kaufman N, Sela HY. 2012. Maternal cardiac arrest and perimortem
cesarean delivery: evidence or expert-based? Resucitation. 83:1191-1200
Homenta, Rampengan S. 2014. Penyakit Jantung pada Kehamilan. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
20
Jeejeebhoy FM, Zelop CM, Lipman S, et al. 2015. Cardiac arrest in pregnancy: a
scientific statement from the American Heart Association. Circulation.
132: 1747-1773.
Lawson M, Kern F Jr, Everson GT. (1985). Gastrointestinal transit time in human
pregnancy: prolongation in the second and third trimesters followed by
postpartum normalization. Gastroenterology, 89:996–9.
Lipman SS, Daniels KI, Carvalho B, et al. 2010. Deficits in the provision of
cardiopulmonary resuscitation during simulated obstetric crises. Am J
Obstet Gynecol. 203(2):E171–e175 179.
Noordergraaf GJ, Paulussen IW, Venema A, van Berkom PF, Woerlee PH,
Scheffer GJ, Noordergraaf A. (2009). The impact of compliant surfaces on
in-hospital chest compressions: effects of common mattresses and a
backboard. Resuscitation, 80:546–52.
Perkins GD, Benny R, Giles S, Gao F, Tweed MJ. (2003). Do different mattresses
affect the quality of cardiopulmonary resuscitation? Intensive Care Med,
29:2330–5.
Perkins GD, Smith CM, Augre C, Allan M, Rogers H, Stephenson B, Thickett
DR. (2006). Effects of a backboard, bed height, and operator position on
compression depth during simulated resuscitation. Intensive Care Med,
32:1632–5.
Perkins GD, Kocierz L, Smith SC, McCulloch RA, Davies RP. (2009).
Compression feedback devices over estimate chest compression depth
when performed on a bed.Resuscitation, 80:79–82.
SvinosH. 2008. Towards evidence based emergency medicines: best BETs from
the Manchester Royal Infimary, BET1: emergency caesarean section in
cardiac arrest before the third trimester. Emerg Med J. 25:764-765.
Vanden Hoek TL, Morrison LJ, Shuster M, Donnino M, Sinz E, Lavonas EJ,
Jeejeebhoy FM, Gabrielli A. (2010). Part 12: cardiac arrest in special
situations: 2010 American Heart Association guidelines for
cardiopulmonary resuscitation and emergency cardiovascular care
[published correction appears in Circulation. 2011;123:e239 and
Circulation. 2011;124:e405]. Circulation, 122(suppl 3):S829–S861.
Zelop, C. M., Einav, S., Mhyre, J. M., & Martin, S. (2018). Cardiac arrest during
pregnancy: ongoing clinical conundrum. American journal of obstetrics
and gynecology, 219(1), 52-61.