NIM 1602511203
Puji Syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa
atau Tuhan Yang Maha Esa karena Berkat-Nyalah laporan Elective Study tahap I
yang berjudul “ Epidemiologi Limfoma Maligna “ yang merupakan kewajiban
setiap mahasiswa dalam menyelesaikan pendidikan di Program Studi Pendidikan
Dokter tepat pada waktunya.
Rampungnya laporan Elective Study tahap I berkat dukungan dan bantuan
dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. dr. Ni Putu Sriwidyani, Sp.PA, selaku Ketua Bagian Patologi Anatomi
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
2. dr. Ni Putu Ekawati, M.Repro, Sp.PA, selaku pembimbing I yang telah
banyak memberikan bimbingan dan pengarahan teknis dalam menyelesaikan
laporan ini.
3. dr. Herman Saputra, Sp.PA(K), selaku pembimbing II yang telah banyak
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyelesaian laporan ini.
4. Serta keluarga dan rekan-rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter
yang telah memberikan bantuan, semangat, dan dorongan spiritual dalam
penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan Elective Study tahap I ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis
harapkan untuk kesempurnaan laporan ini. Akhirnya penulis berharap laporan ini
bisa berguna bagi penulis dan semua pihak yang memanfaatkannya.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................
ABSTRAK.....................................................................................................
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................
3.1 KESIMPULAN.............................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................
ABSTRACT
EPIDEMIOLOGI LIMFOMA MALIGNA
Malignant lymphoma is a form of malignancy or cancer originating from
lymphoid tissue by including the lymphatic system and immunity of the body.
When compared with other cancers, the number of cases of lymphoma is actually
still very low, but the development of the number of cases of lymphoma continues
to increase for each year. About one million people in the world suffer from
lymphoma, and there are about a thousand people diagnosed with lymphoma
every day.Based on the histopathological difference, malignant lymphoma is
classified into two, maligna lymphoma hodgkin (LMH) and non-hodgkin
malignant lymphoma (LMNH) where in hodgkin lymphoma there is a typical
feature of reed-sternberg cells.
The etiology of hodgkin lymphoma is still not known for certain, but the
cause of this disease is speculated as a result of epstain barr virus infection.
Lymphoma is one of the ten most common cancers in the world in 2012. In
general, the percentage of new cases and deaths from lymphoma in boys is higher
than girls. Information on the origin of hodgkin's lymphoma disease remains
unclear, but it is now widely accepted that hodgkin's lymphoma disease is a
neoplastic disorder in the presence of the reed-sterberg cells in lymphoid tissue.
Keywords: lymphoma, reed-sternberg cells, etiology
DAFTAR GAMBAR
Halaman
PENDAHULUAN
protein dari jaringan ke dalam sirkulasi darah, transport limfosit dari kelenjar
limfe ke sirkulasi, dan mengangkut lemak yang sudah teremulsi dari usus ke
sirkulasi darah. Gejala limfoma sulit untuk dikenali, namun dengan pemeriksaan
yang lebih spesifik penyakit ini dapat dideteksi untuk mendapat penanganan lebih
lanjut. Terdapat dua jenis penyakit yang termasuk limfoma maligna yaitu penyakit
limfoma hodgkin dan limfoma non hodgkin. Keduanya memiliki gejala yang
limfoma hodgkin dan limfoma non hodgkin, secara umumnya pada limfoma
untuk prevalensi limfoma non hodgkin jauh lebih tinggi yaitu sebesar 62,4 %
(Longo, 2012).
estimasi insidensi limfoma terhadap anak pada tahun 2005-2007 adalah 0,75 per
tahun 1995-1997 menunjukkan bahwa limfoma non hodgkin sering terjadi pada
limfonodi dengan persentase sebesar 38,90%. Apabila dibandingkan dengan
penyakit kanker lainnya, jumlah kasus limfoma sebenarnya masih sangat rendah,
setiap tahunnya. Sekitar satu juta orang di dunia menderita limfoma, dan terdapat
Kepedulian masyarakat terhadap tanda atau gejala penyakit limfoma masih sangat
kurang sehingga dengan dasar ini suatu kajian ilmiah tentang limfoma ini sangat
klinisnya?
KAJIAN PUSTAKA
kanker yang berasal dari jaringan limfoid dengan meliputi sistem limfatik dan
imunitas tubuh. Limfoma maligna ini menyerang kelenjar limfe yang ditandai
dipublikasikan oleh Thomas Hodgkin pada tahun 1832, oleh karena itu penyakit
dengan sitoplasma yang amphofilik dan homogen serta memiliki dua nukleus
yang eosinofil. Dorothy Reed Mendenhall dan Carl Sternberg adalah dua orang
ahli patologi yang berhasil mendeskripsikan sel tersebut sehingga sel tersebut
urutan keenam dari beberapa kanker yang banyak terjadi dan biasanya
sulit disembuhkan.
Gambar 1 : Sel Reed Sternberg
1.2 Etiologi
Etiologi dari limfoma hodgkin masih belum diketahui secara pasti, namun
penyebab penyakit ini dispekulasikan akibat terjadinya infeksi epstain barr virus
yang terjadi pada saat dewasa, infeksi virus ini memicu proliferasi sel yang tidak
terkendali dan mengarah ke premalignan sel limfoid.. Walaupun 50% dari kasus
barr virus, tidak mengekang bahwa ada faktor lain yang berimplikasi terhadap
terjadinya limfoma hodgkin dengan virus epstein barr sebagai kofaktor dari agent
1.3 Epidemiologi
salah satu dari sepuluh penyakit kanker terbanyak di dunia pada tahun 2012.
Secara umum persentase dari kasus baru dan kematian akibat limfoma pada anak
hodgkin diderita lebih banyak oleh penduduk laki-laki dan perempuan, yaitu
1,1% pada penduduk laki-laki dan 0.7% pada penduduk perempuan. Kematian
dari limfoma non hodkin dan limfoma hodgkin cukup tinggi yaitu mencapai
setengah dari presentase kasus baru. Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar
tahun 2013 diperoleh prevalensi individu yang menderita limfoma dari hasil
wawancara mengenai diagnosis limfoma oleh dokter. Riset ini menyatakan bahwa
0,25% atau sekitar 890 orang. Berdasarkan estimasi jumlah penderita terbanyak,
provinsi Jawa Barat memiliki estimasi jumlah penderita tertinggi yaitu 2.728
orang. Dengan jumlah penderita yang cukup banyak ini hendaknya masyarakat
lebih peduli dalam tindakan deteksi dini sehingga prognosis dari penyakit ini akan
lebih baik.
Gambar 2 : Estimasi Persentase Kasus Baru dan Kematian Akibat Limfoma pada
Penduduk Laki-laki dan Perempuan di Dunia Tahun 201
1.4 Patogenesis
Informasi mengenai asal mula penyakit limfoma hodgkin masih belum dapat
dijelaskan secara pasti, tetapi saat ini sudah diterima secara luas bahwa penyakit limfoma
hodgkin merupakan kelainan neoplasia dengan keberadaan sel reed-sterberg sebagai sel
Barr(EBV) dengan penyakit limfoma ini, Epstein-Barr virus telah diungkapkan memiliki
kemampuan tertentu dalam menginduksi terjadinya tumor yang berasosiasi dengan virus
ini. Beberapa produksi dari gen virus ini sudah diketaui dapat merubah jalur signalisasi
dan tahapan transkripsi dari suatu sel sehingga akan merubah pola normal dari
pertumbuhan sel dan kematian sel terprogram. Latent membrane protein 1 (LPM 1) dan
latent membrane protein 2 ( LPM 2) merupakan protein virus yang secara konsisten
terekspresi dalam infeksi epsatin barr virus yang berasosiasi dengan limfoma hodgkin.
Protein virus Epstein-Barr (EBV) ini mengatur ekspresi gen dirinya sendiri dan ekspresi
gen manusia. Dengan terjadinya perubahan ekspresi gen atau mutasi ini maka akan
memicu proliferasi sel yang tidak terkendali yang pada akhirnya menjadi suatu
keganasan.
variabel histologis berupa sel yang besar disebut Reed-Stenberg cells yang
sitoplasma abundant yang memiliki karakteristik berupa adanya dua nukleus yang
terlihat seperti gambaran cermin satu sama lain. Setiap nukleus terdiri dari sebuah
nukleolus yang besar dengan dikelilingi oleh clear halo. Limfoma Hodgkin
microscop adalah adanya sel reed steinberg atau variannya yang disebut sel
hodgkin. Sel hodgkin lebih besar dari sel limfosit normal namun ukurannya lebih
kecil dari sel reed steinberg. Limfoma hodgkin dapat diklasifikasikan lagi dengan
memiliki 5 jenis subtipe. Penyakit keganasan ini memiliki peluang besar untuk
bisa disembuhkan dan biasanya menyerang limph nodes pada daerah leher dan
kepala.
dari sel limfosit B, sel limfosit T dan kadang dari sel natural killer(NK) dalam
manifestasi klinis yang bervariasi. Beberapa limfoma ini ada yang bersifat sangat agresif
dengan perkembangan yang pesat sedangkan limfoma jenis yang lainnya memiliki pola
pertumbuhan yang lebih lambat. Berdasarkan data dari American Cancer Society
pada tahun 2013 disebutkan bahwa limfoma non hodgkin adalah kanker yang
terjadi pada sel limfosit yang merupakan komponan dari sistem imun.
Limfosit terletak pada limfe nodul dan terdapat juga pada jaringan lainnya seperti
limfa dan sumsum tulang. Limfoma non hodgkin limfoma adalah keganasan yang
dimulai ketika limfosit berdiferensiasi menjadi sel yang abnormal. Sel yang abnormal
ini akan terus menggandakan dirinya sehingga akan bertambah banyak. Kemampuan
apoptosis sel yang abnormal ini tidak berjalan dengan baik, sel yang abnormal ini
juga tidak dapat melakukan proteksi terhadap infeksi dan penyakit imun lainnya
sehingga pada akhirnya akan membentuk suatu massa di jaringan yang disebut tumor.
lamban dari limph node atau beberapa limph nodes yang sebagian besar terletak di
daerah leher dan sering kali terdapat pada aksila. Meskipun beberapa daerah
limfatik dapat terkena penyakit ini, pada kurang dari 10% kasus yang terjad ini
melibatkan limph nodes inguinal dan femoral sebagai suatu gejala dari penyakit
ini. Pertanda khas lainnya adalah terjadinya pembesaran mediastinal yang dapat
pada dada secara rutin. Limph nodes abdominal dan limpa dapat mengalami
atau hati bisa juga mengalami implikasi akibat penyakit ini, secara umum
akibat pembesaran massa jaringan limfa secara langsung. Sekitar 2-5% pasien
yang menderita penyakit ini akan merasa nyeri setelah minum minuman
beralkhohol. Terdapatnya lesi pada kelenjar limfe dapat berlangsung dalam waktu
lama ataupun bisa terjadi regresi yang bersifat spontan dan temporer. Secara
umum gejala yang dapat ditunjukkan dari penyakit ini sangat sedikit untuk bisa
diamati. Gejala yang paling sering muncul adalah demam ringan yang kadang-
demam naik turun yang disertai dengan keringat malam (demam Pel-Epstein).
Demam ini terjadi selama beberapa minggu yang biasanya sering ditemukan pada
pasien usia lanjut .Gejala awal lainnya yang dapat diamati adalah terjadinya
penurunan berat badan lebih dari 10 persen dalam kurun waktu 6 bulan atau
kurang tanpa adanya penyebab yang jelas dan sering diikuti dengan gejala seperti
a. Sel reed sterberg merupakan sel R-S, ukuran besar, serta berinti banyak
dan polipoid.
1 Radioterapi
bawah diafragma) atau total nodal irradiation (TNI) untuk lesi di atas dan
di bawah diagfragma.
2. Kemoterapi
Merupakan pilihan utama untuk penyakit derajat III dan IV. Kombinasi yang
1 Regimen MOPP
2 Regimen ABVD
4 Dacar
Penatalaksanaan medis yang dilakukan pada klien dengan LNH adalah sebagai
berikut.
1. Radioterapi
lokal, stadium I limfoma indolen, dan untuk tujuan paliatif pada stadium
lanjut.
2. Kemoterapi
transplantation.
yang lebih baik. Salah satu klasifikasi terhadap penyakit ini adalah berdasarkan
dengan adanya infiltrasi sel limfoma yang dapat menggangu limph nodes
folikel seperti kluster yang memberikan kesan adanya nodular ke nodus yang
sekitar delapan tahun sedangkan untuk penderita limfoma yang mengikuti pola
Limfoma dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu low, intermediate, dan high-
dan histologinya. Pasien dengan limfoma low grade secara umum memiliki
prognosis yang baik dan dapat bertahan hidup lama. Pada pasien dengan limfoma
intermediet grade memiliki prognosis yang tidak terlalu baik juga, dan pasien
dengan limfoma high grade memiliki prognosis yang buruk dan rentan terhapap
komplikasi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
limfoid dengan meliputi sistem limfatik dan imunitas tubuh. Limfoma maligna
(LMNH) dimana pada limfoma hodgkin terdapat suatu gambaran yang khas yaitu
adanya sel reed-sternberg. Etiologi dari limfoma hodgkin masih belum diketahui
secara pasti, namun penyebab penyakit ini dispekulasikan akibat terjadinya infeksi
terbanyak di dunia pada tahun 2012. Asal mula penyakit limfoma hodgkin masih
belum dapat dijelaskan secara pasti, tetapi saat ini sudah diterima secara luas
pembesaran pada limph nodes pada beberapa bagian tubuh misalnya pada leher
dan kepala, beberapa pasien menunjukkan gejala demam naik turun yang disertai
dengan keringat malam yang disebut demam Pel-Epstein, dan kadang disertai
pengobatan yang cocok untuk mengkontrol dan menyembuhkan dari limfoma ini.
DAFTAR PUSTAKA
Hoppe, R.T., Mouch, P.T., Armitage, J.O., Diehl,V. & Weiss, L.M. 2007.
Hodgkin Lymphoma Second Edition. Philadelphia: Wolters Kluwer Health.
Lumbuun, N., Wijaya, I. 2014. Limfoma maligna non hodgkin dengan kajian
farmakoterapi. Jurnal Medicinus, 4 (5), 12-18.
Munker, R., Hiller, E. & Paquette, R. 2000. Modern Hematology Biology and
Clinical Management. New York : Human Press Inc.