Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN ELECTIVE STUDY TAHAP I

EPIDEMIOLOGI LIMFOMA MALIGNA

I KADEK PRAPTA ADHI WIBAWA

NIM 1602511203

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2017
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa
atau Tuhan Yang Maha Esa karena Berkat-Nyalah laporan Elective Study tahap I
yang berjudul “ Epidemiologi Limfoma Maligna “ yang merupakan kewajiban
setiap mahasiswa dalam menyelesaikan pendidikan di Program Studi Pendidikan
Dokter tepat pada waktunya.
Rampungnya laporan Elective Study tahap I berkat dukungan dan bantuan
dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. dr. Ni Putu Sriwidyani, Sp.PA, selaku Ketua Bagian Patologi Anatomi
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
2. dr. Ni Putu Ekawati, M.Repro, Sp.PA, selaku pembimbing I yang telah
banyak memberikan bimbingan dan pengarahan teknis dalam menyelesaikan
laporan ini.
3. dr. Herman Saputra, Sp.PA(K), selaku pembimbing II yang telah banyak
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyelesaian laporan ini.
4. Serta keluarga dan rekan-rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter
yang telah memberikan bantuan, semangat, dan dorongan spiritual dalam
penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan Elective Study tahap I ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis
harapkan untuk kesempurnaan laporan ini. Akhirnya penulis berharap laporan ini
bisa berguna bagi penulis dan semua pihak yang memanfaatkannya.

Bangli, 29 April 2017

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR...................................................................................

DAFTAR ISI..................................................................................................

ABSTRAK.....................................................................................................

DAFTAR GAMBAR.....................................................................................

DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN, DAN ISTILAH....................

DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................

BAB II KAJIAN PUSTAKA.........................................................................

BAB III PENUTUP........................................................................................

3.1 KESIMPULAN.............................................................................

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................
ABSTRACT
EPIDEMIOLOGI LIMFOMA MALIGNA
Malignant lymphoma is a form of malignancy or cancer originating from
lymphoid tissue by including the lymphatic system and immunity of the body.
When compared with other cancers, the number of cases of lymphoma is actually
still very low, but the development of the number of cases of lymphoma continues
to increase for each year. About one million people in the world suffer from
lymphoma, and there are about a thousand people diagnosed with lymphoma
every day.Based on the histopathological difference, malignant lymphoma is
classified into two, maligna lymphoma hodgkin (LMH) and non-hodgkin
malignant lymphoma (LMNH) where in hodgkin lymphoma there is a typical
feature of reed-sternberg cells.
The etiology of hodgkin lymphoma is still not known for certain, but the
cause of this disease is speculated as a result of epstain barr virus infection.
Lymphoma is one of the ten most common cancers in the world in 2012. In
general, the percentage of new cases and deaths from lymphoma in boys is higher
than girls. Information on the origin of hodgkin's lymphoma disease remains
unclear, but it is now widely accepted that hodgkin's lymphoma disease is a
neoplastic disorder in the presence of the reed-sterberg cells in lymphoid tissue.
Keywords: lymphoma, reed-sternberg cells, etiology
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Sel Reed Sternberg...............................................................

Gambar 2.2 Persentase Kasus Baru dan Kematian Akibat Limfoma.....


DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN, DAN ISTILAH
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Limfoma merupakan suatu bentuk penyakit keganasan yang berasal dari

sistem limfatik (University of Miami Miller School of Medicine, 2014). Sistem

limfatik memiliki peranan penting terutama dalam pengembalian cairan dan

protein dari jaringan ke dalam sirkulasi darah, transport limfosit dari kelenjar

limfe ke sirkulasi, dan mengangkut lemak yang sudah teremulsi dari usus ke

sirkulasi darah. Gejala limfoma sulit untuk dikenali, namun dengan pemeriksaan

yang lebih spesifik penyakit ini dapat dideteksi untuk mendapat penanganan lebih

lanjut. Terdapat dua jenis penyakit yang termasuk limfoma maligna yaitu penyakit

limfoma hodgkin dan limfoma non hodgkin. Keduanya memiliki gejala yang

mirip. Berdasarkan pemeriksaan patologi anatomi dapat dibedakan antara

limfoma hodgkin dan limfoma non hodgkin, secara umumnya pada limfoma

hodgkin ditemukan sel reed-sternberg sedangkan limfoma non hodgkin bersifat

lebih agresif. Berdasarkan data di Amerika Serikat mengenai prevalensi limfoma

diketahui bahwa limfoma hodgkin memiliki prevalensi sebesar 8,2% sedangkan

untuk prevalensi limfoma non hodgkin jauh lebih tinggi yaitu sebesar 62,4 %

(Longo, 2012).

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan RI tahun 2013 di Indonesia

estimasi insidensi limfoma terhadap anak pada tahun 2005-2007 adalah 0,75 per

100.000 penduduk. Hasil analisis dari Laboratorium Patologi Anatomi FK UGM

tahun 1995-1997 menunjukkan bahwa limfoma non hodgkin sering terjadi pada
limfonodi dengan persentase sebesar 38,90%. Apabila dibandingkan dengan

penyakit kanker lainnya, jumlah kasus limfoma sebenarnya masih sangat rendah,

tetapi perkembangan jumlah kasus limfoma terus mengalami peningkatan untuk

setiap tahunnya. Sekitar satu juta orang di dunia menderita limfoma, dan terdapat

kurang lebih seribu orang didiagnosis menderita limfoma setiap harinya.

Kepedulian masyarakat terhadap tanda atau gejala penyakit limfoma masih sangat

kurang sehingga dengan dasar ini suatu kajian ilmiah tentang limfoma ini sangat

menarik dan penting untuk dibahas.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas terdapat rumusan masalah sebagai berikut.

1.2.1 Pengertian limfoma malign, etiologi dan epidemiologinya?

1.2.2 Bagaimana Patogenesis limfoma maligna, klasifikasi, dan manifestasi

klinisnya?

1.2.3 Bagaimana pemeriksaan penunjang dari limfoma maligna,

penatalaksanaan, dan prognosisnya?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui epidemiologi dari limfoma

maligna secara lebih komprehensife.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Diharapkan dapat dipakai sebagai acuan dalam penelitian selanjutnya.

1.4.2 Manfaat Praktis

Diharapkan dapat menjadi suatu informasi yang berguna bagi masyarakat

terutama terkait tentang penyakit limfoma maligna.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

1.1 Pengertian Limfoma Maligna


Limfoma maligna merupakan suatu penyakit kanker yang cukup banyak

ditemukan di Indonesia. Limfoma Maligna adalah suatu bentuk keganasan atau

kanker yang berasal dari jaringan limfoid dengan meliputi sistem limfatik dan

imunitas tubuh. Limfoma maligna ini menyerang kelenjar limfe yang ditandai

dengan terjadinya proliferasi sel limfoid atau perkusornya sehingga

mengakibatkan terjadinya pembesaran kelenjar limfe dan sering meluas ke daerah

di dekatnya (Perdana, 2008). Berdasarkan sejarahnya, limfoma pertama kali

dipublikasikan oleh Thomas Hodgkin pada tahun 1832, oleh karena itu penyakit

ini disebut sebagai Limfoma Hodgkin yang memiliki karakteristik berupa

gambaran khas sel reed-sternberg. Sel reed-sternberg berukuran 20-50 mikron

dengan sitoplasma yang amphofilik dan homogen serta memiliki dua nukleus

yang eosinofil. Dorothy Reed Mendenhall dan Carl Sternberg adalah dua orang

ahli patologi yang berhasil mendeskripsikan sel tersebut sehingga sel tersebut

dinamai sel reed-sternberg. Di Indonesia, prevalensi limfoma maligna menempati

urutan keenam dari beberapa kanker yang banyak terjadi dan biasanya

ditemukan pada stadium lanjut sehingga menyebabkan banyak komplikasi dan

sulit disembuhkan.
Gambar 1 : Sel Reed Sternberg

1.2 Etiologi
Etiologi dari limfoma hodgkin masih belum diketahui secara pasti, namun

penyebab penyakit ini dispekulasikan akibat terjadinya infeksi epstain barr virus

yang terjadi pada saat dewasa, infeksi virus ini memicu proliferasi sel yang tidak

terkendali dan mengarah ke premalignan sel limfoid.. Walaupun 50% dari kasus

limfoma yang terjadi di Amerika Utara terindikasi berintegrasi dengan epstein

barr virus, tidak mengekang bahwa ada faktor lain yang berimplikasi terhadap

terjadinya limfoma hodgkin dengan virus epstein barr sebagai kofaktor dari agent

yang belum diketahui ini.

1.3 Epidemiologi

Menurut data GLOBOCAN (IARC) tanun 2012, limfoma merupakan

salah satu dari sepuluh penyakit kanker terbanyak di dunia pada tahun 2012.

Secara umum persentase dari kasus baru dan kematian akibat limfoma pada anak

laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan anak perempuan. Limfoma non

hodgkin diderita lebih banyak oleh penduduk laki-laki dan perempuan, yaitu

sebesar 6% pada penduduk laki-laki dan 4,1% pada penduduk perempuan


sedangkan limfoma hodgkin lebih sedikit kasusnya yang ditunjukkan sebesar

1,1% pada penduduk laki-laki dan 0.7% pada penduduk perempuan. Kematian

dari limfoma non hodkin dan limfoma hodgkin cukup tinggi yaitu mencapai

setengah dari presentase kasus baru. Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar

tahun 2013 diperoleh prevalensi individu yang menderita limfoma dari hasil

wawancara mengenai diagnosis limfoma oleh dokter. Riset ini menyatakan bahwa

prevalensi individu yang menderita limfoma di Indonesia pada tahun 2013

adalah sebesar 0,06%, atau diperkirakan sebanyak 14.905 orang. Provinsi DI

Yogyakarta memiliki persentase prevalensi limfoma tertinggi, yaitu sebesar

0,25% atau sekitar 890 orang. Berdasarkan estimasi jumlah penderita terbanyak,

provinsi Jawa Barat memiliki estimasi jumlah penderita tertinggi yaitu 2.728

orang. Dengan jumlah penderita yang cukup banyak ini hendaknya masyarakat

lebih peduli dalam tindakan deteksi dini sehingga prognosis dari penyakit ini akan

lebih baik.

Gambar 2 : Estimasi Persentase Kasus Baru dan Kematian Akibat Limfoma pada
Penduduk Laki-laki dan Perempuan di Dunia Tahun 201
1.4 Patogenesis
Informasi mengenai asal mula penyakit limfoma hodgkin masih belum dapat

dijelaskan secara pasti, tetapi saat ini sudah diterima secara luas bahwa penyakit limfoma

hodgkin merupakan kelainan neoplasia dengan keberadaan sel reed-sterberg sebagai sel

transpormasinya. Beberapa laporan telah menghubungkan infeksi virus Epstein-

Barr(EBV) dengan penyakit limfoma ini, Epstein-Barr virus telah diungkapkan memiliki

kemampuan tertentu dalam menginduksi terjadinya tumor yang berasosiasi dengan virus

ini. Beberapa produksi dari gen virus ini sudah diketaui dapat merubah jalur signalisasi

dan tahapan transkripsi dari suatu sel sehingga akan merubah pola normal dari

pertumbuhan sel dan kematian sel terprogram. Latent membrane protein 1 (LPM 1) dan

latent membrane protein 2 ( LPM 2) merupakan protein virus yang secara konsisten

terekspresi dalam infeksi epsatin barr virus yang berasosiasi dengan limfoma hodgkin.

Protein virus Epstein-Barr (EBV) ini mengatur ekspresi gen dirinya sendiri dan ekspresi

gen manusia. Dengan terjadinya perubahan ekspresi gen atau mutasi ini maka akan

memicu proliferasi sel yang tidak terkendali yang pada akhirnya menjadi suatu

keganasan.

2.5 Klasifikasi Limfoma Malignan

Berdasarkan perbedaan histopatologisnya, limfoma maligna

diklasifikasikan menjadi dua, yaitu limfoma maligna hodgkin (LMH) dan

limfoma maligna non-hodgkin (LMNH) dimana pada limfoma hodgkin terdapat

suatu gambaran yang khas yaitu adanya sel Reed-Sternberg.

2.5.1 Definisi limfoma Hodgkin

Limfoma Hodgkin merupakan tipe limfoma yang memiliki penampilan

variabel histologis berupa sel yang besar disebut Reed-Stenberg cells yang

keberadaannya bercampur dengan limfosit, sel plasma, eosinopil, dan jaringan


fibrous. Reed-Stenberg cells merupakan sel yang berukuran besar dengan

sitoplasma abundant yang memiliki karakteristik berupa adanya dua nukleus yang

terlihat seperti gambaran cermin satu sama lain. Setiap nukleus terdiri dari sebuah

nukleolus yang besar dengan dikelilingi oleh clear halo. Limfoma Hodgkin

merupakan keganasan yang disebabkan oleh mutasi limfosit B sehingga akan

menyebabkan proliferasi yg tidak terkontrol dengan disertai gambaran

histopatologi yang khas. Gambaran histopatologis yang dapat diamati melalui

microscop adalah adanya sel reed steinberg atau variannya yang disebut sel

hodgkin. Sel hodgkin lebih besar dari sel limfosit normal namun ukurannya lebih

kecil dari sel reed steinberg. Limfoma hodgkin dapat diklasifikasikan lagi dengan

memiliki 5 jenis subtipe. Penyakit keganasan ini memiliki peluang besar untuk

bisa disembuhkan dan biasanya menyerang limph nodes pada daerah leher dan

kepala.

2.5.2 Definisi Limfoma Non-Hodgkin

Limfoma Non-Hodgkin (NHL) merupakan penyakit kanker dari sistem

limfatik yang dikarakteristikkan dengan adanya proliferasi yang tidak terkontrol

dari sel limfosit B, sel limfosit T dan kadang dari sel natural killer(NK) dalam

sistem limfe. (Reksodiputro,2009). Limfoma non-hodgkin memiliki penampilan dan

manifestasi klinis yang bervariasi. Beberapa limfoma ini ada yang bersifat sangat agresif

dengan perkembangan yang pesat sedangkan limfoma jenis yang lainnya memiliki pola

pertumbuhan yang lebih lambat. Berdasarkan data dari American Cancer Society

pada tahun 2013 disebutkan bahwa limfoma non hodgkin adalah kanker yang

terjadi pada sel limfosit yang merupakan komponan dari sistem imun.

Limfosit terletak pada limfe nodul dan terdapat juga pada jaringan lainnya seperti
limfa dan sumsum tulang. Limfoma non hodgkin limfoma adalah keganasan yang

dimulai ketika limfosit berdiferensiasi menjadi sel yang abnormal. Sel yang abnormal

ini akan terus menggandakan dirinya sehingga akan bertambah banyak. Kemampuan

apoptosis sel yang abnormal ini tidak berjalan dengan baik, sel yang abnormal ini

juga tidak dapat melakukan proteksi terhadap infeksi dan penyakit imun lainnya

sehingga pada akhirnya akan membentuk suatu massa di jaringan yang disebut tumor.

(U.S. Department of Health and Human Service, 2007).

1.5 Manifestasi klinis

Pertanda khas dari limfoma hodgkin adalah proses pembesaran yang

lamban dari limph node atau beberapa limph nodes yang sebagian besar terletak di

daerah leher dan sering kali terdapat pada aksila. Meskipun beberapa daerah

limfatik dapat terkena penyakit ini, pada kurang dari 10% kasus yang terjad ini

melibatkan limph nodes inguinal dan femoral sebagai suatu gejala dari penyakit

ini. Pertanda khas lainnya adalah terjadinya pembesaran mediastinal yang dapat

menyebabkan dyspnea yang hanya dapat dideteksi dengan pemeriksaan X-ray

pada dada secara rutin. Limph nodes abdominal dan limpa dapat mengalami

pembesaran menyebabkan ketidaknyamanan pada daerah abdomen dan dapat

dideteksi dengan menggunakan prosedur staging. Organ padat seperti paru-paru

atau hati bisa juga mengalami implikasi akibat penyakit ini, secara umum

mengindikasikan terjadinya penyebaran dari penyakit tersebut tetapi bisa juga

akibat pembesaran massa jaringan limfa secara langsung. Sekitar 2-5% pasien

yang menderita penyakit ini akan merasa nyeri setelah minum minuman

beralkhohol. Terdapatnya lesi pada kelenjar limfe dapat berlangsung dalam waktu

lama ataupun bisa terjadi regresi yang bersifat spontan dan temporer. Secara
umum gejala yang dapat ditunjukkan dari penyakit ini sangat sedikit untuk bisa

diamati. Gejala yang paling sering muncul adalah demam ringan yang kadang-

kadang disertai dengan keringat malam. Beberapa pasien menunjukkan gejala

demam naik turun yang disertai dengan keringat malam (demam Pel-Epstein).

Demam ini terjadi selama beberapa minggu yang biasanya sering ditemukan pada

pasien usia lanjut .Gejala awal lainnya yang dapat diamati adalah terjadinya

penurunan berat badan lebih dari 10 persen dalam kurun waktu 6 bulan atau

kurang tanpa adanya penyebab yang jelas dan sering diikuti dengan gejala seperti

rasa lemah, cepat lelah dan malaise.

1.6 Pemeriksaan Penunjang


1. Secara patologi anatomi didapatkan gambaran khas yang merupakan

gambaran keganasan sel.

a. Sel reed sterberg merupakan sel R-S, ukuran besar, serta berinti banyak

dan polipoid.

b. Sel Hodgkin adalah H-cell yang merupakan sel pre-Sternberg lacunar

dengan varian L dan H dan varian pleomorf.

2. Pada pemeriksaan darah didapatkan anemia yang bersifat normositer

normokromik, leukositosis moderat yang disebabkan oleh netrofilia,

eosinofilia , limfopenia, laju endapan darah meningkat, serta LDH (lactate

dehydrogenase serum) meningkat.


1.7 Penatalaksanaan

Terapi untuk penyakit limfoma hodgkin adalah sebagai berikut.

1 Radioterapi

1 Merupakan modalitas terapi utama untuk penyakit hodgkin yang

terlokalisasi( derajat I dan II). Dosis radiasi adalah 4000-5000 rad.

2 Diberikan dengan teknik penyinaran extended field (lesi di atas atau di

bawah diafragma) atau total nodal irradiation (TNI) untuk lesi di atas dan

di bawah diagfragma.

2. Kemoterapi

Merupakan pilihan utama untuk penyakit derajat III dan IV. Kombinasi yang

paling umum digunakan adalah sebagai berikut.

1 Regimen MOPP

1 Mustargen: 6 mg/m2 IV hari ke-1 dan 8

2 Oncovin: 1,4 mg/m2 IV hari ke-1 dan 8

3 Procarbasine: 100mg/m2, oral hari ke-1 sampai dengan 4

4 Prednison: 60-80 mg/m2/hari, oral hari ke-1 sampai dengan 5

2 Regimen ABVD

1 Doxorubicin (Adriamycin): 25 mg/m2, IV hari ke-1 dan 15

2 Bleomycine 10 mg/m2, IV hari ke-1 dan 15

3 Vinblastin 6 mg/m2 IV hari ke-1 dan 15

4 Dacar

3 Kombinasi regimen MOPP dan ABVD

4 Regimen Hybrid MOP/ABV


5 Kombinasi radioterapi dan kemoterapi

Teraoi kombinasi terdiri atas kombinasi radioterapi sebelum atau sesudah

kemoterapi. Diberikan untuk penyakit derajat III dan IV.

Penatalaksanaan medis yang dilakukan pada klien dengan LNH adalah sebagai

berikut.

1. Radioterapi

LNH sangat radiosensitif, radioterapi ini dapat dilakukan untuk penyakit

lokal, stadium I limfoma indolen, dan untuk tujuan paliatif pada stadium

lanjut.

2. Kemoterapi

Kemoterapi dapat dilakukan pada:

1 LNH indolen derajat ringan dengan menggunakan klorambusil atau

siklofosfamid dengan atau tanpa prednison.

2 Limfoma stadium I dan II derajat menengah atau tinggi.

3 Kombinasi radioterapi dan kemoterapi setelah biopsi bedah.

4 Dapat diusahakan transplantasi sumsum tulang.

5 Kemoterapi dosis tinggi dengan memakai peripheral blood stem cell

transplantation.

6 Terapi dengan imunomodulator. Terapi yang dilakukan dengan

interferon dikombinasi dengan kemoterapi.


1.8 Prognosis

Berbagai klasifikasi terhadap penyakit limfoma telah diusulkan untuk

memperbaiki korelasi, dan untuk memberikan panduan prognosis dan pengobatan

yang lebih baik. Salah satu klasifikasi terhadap penyakit ini adalah berdasarkan

dengan adanya infiltrasi sel limfoma yang dapat menggangu limph nodes

sehingga disebut sebagai pola pertumbuhan difus, atau terjadinya pembentukan

folikel seperti kluster yang memberikan kesan adanya nodular ke nodus yang

terkena yang disebut sebagai pola pertumbuhan folikular. Kelangsungan hidup

rata-rata dari penderita limfoma yang mengikuti pola pertumbuhan folikular

sekitar delapan tahun sedangkan untuk penderita limfoma yang mengikuti pola

pertumbuhan difus hanya mempunyai kelangsungan hidup rata-rata 2 tahun.

Limfoma dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu low, intermediate, dan high-

grade limfoma yang dikelompokkan berdasarkan pada pola pertumbuhan sitosolik

dan histologinya. Pasien dengan limfoma low grade secara umum memiliki

prognosis yang baik dan dapat bertahan hidup lama. Pada pasien dengan limfoma

intermediet grade memiliki prognosis yang tidak terlalu baik juga, dan pasien

dengan limfoma high grade memiliki prognosis yang buruk dan rentan terhapap

komplikasi.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Limfoma Maligna adalah penyakit kanker yang terjadi pada jaringan

limfoid dengan meliputi sistem limfatik dan imunitas tubuh. Limfoma maligna

dapat diklasifikasikan berdasarkan perbedaan histopatologisnya menjadi dua,

yaitu limfoma maligna hodgkin (LMH) dan limfoma maligna non-hodgkin

(LMNH) dimana pada limfoma hodgkin terdapat suatu gambaran yang khas yaitu

adanya sel reed-sternberg. Etiologi dari limfoma hodgkin masih belum diketahui

secara pasti, namun penyebab penyakit ini dispekulasikan akibat terjadinya infeksi

epstain barr virus. Limfoma termasuk kedalam sepuluh penyakit kanker

terbanyak di dunia pada tahun 2012. Asal mula penyakit limfoma hodgkin masih

belum dapat dijelaskan secara pasti, tetapi saat ini sudah diterima secara luas

bahwa penyakit limfoma hodgkin merupakan kelainan neoplasia yang ditandai

dengan keberadaan sel reed-sterberg. Gejala yang dapat diamati adalah

pembesaran pada limph nodes pada beberapa bagian tubuh misalnya pada leher

dan kepala, beberapa pasien menunjukkan gejala demam naik turun yang disertai

dengan keringat malam yang disebut demam Pel-Epstein, dan kadang disertai

dengan penurunan berat badan. Klasifikasi limfoma berdasarkan sitologi ataupun

histologinya sangat penting untuk menentukan prognosis dan menentukan jenis

pengobatan yang cocok untuk mengkontrol dan menyembuhkan dari limfoma ini.
DAFTAR PUSTAKA

Crowley, L. 2004. An Introduction to Human Disease : Pathology and


Pathophysiology Correlations. Mississauga : Jones and Bartlett Publishers.
Hayes, P.C. & Mackay, T.W. 1993. Diagnosis dan Terapi. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran ECG.
Handayani, W. & Haribowo, A.S. 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan
Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta : Penerbit Salemba Medika.

Hoppe, R.T., Mouch, P.T., Armitage, J.O., Diehl,V. & Weiss, L.M. 2007.
Hodgkin Lymphoma Second Edition. Philadelphia: Wolters Kluwer Health.
Lumbuun, N., Wijaya, I. 2014. Limfoma maligna non hodgkin dengan kajian
farmakoterapi. Jurnal Medicinus, 4 (5), 12-18.
Munker, R., Hiller, E. & Paquette, R. 2000. Modern Hematology Biology and
Clinical Management. New York : Human Press Inc.

Anda mungkin juga menyukai