Gambar 2.2 Algoritma BHD pada ibu hamil (Jeejeebhoy dkk., 2015)
Manajemen Saluran Nafas dan Pernafasan (Airway and Breathing)
Ibu hamil memiliki cadangan oksigen yang sangat terbatas dan kebutuhan
metabolisme yang meningkat, sehingga memerlukan bantuan ventilasi segera.
Manuver yang disarankan untuk membebaskan saluran nafas adalah head tilt-chin lift
pada kasus non trauma (Jeejeebhoy dkk., 2015). Kemudian lakukan pemberian 100%
oksigen dengan bag-mask ventilation dengan laju ≥ 15 L/menit (Vanden Hoek dkk.,
2010; Jeejeebhoy dkk., 2015). Masker harus dipasang tanpa kebocoran di sekitar
masker dan disarankan menggunakan teknik dua tangan. Nafas bantuan diberikan
setiap satu detik. Setiap tiga puluh kompresi dada disertai dengan dua bantuan nafas.
Berikan volume tidal yang cukup, dibuktikan dengan terangkatnya dada dan kabut di
sekitar masker wajah. Jika belum tampak maka perlu dilakukan perbaikan
pemasangan masker (Jeejeebhoy dkk., 2015). Perlu diperhatikan bahwa hiperventilasi
ditemukan dapat menurunkan kemungkinan selamat pada pasien, terlebih jika
hiperventilasi ini mengganggu efektivitas kompresi dada (Berg dkk., 2001).
Manajemen Sirkulasi (Circulation)
Saat melakukan kompresi dada untuk membantu sirkulasi pasien, disarankan
menggunakan papan punggung yang kokoh. Hal ini dilakukan karena tempat tidur di
rumah sakit tidak kokoh dan kompresi dada biasanya justru menyebabkan perubahan
posisi matras, sehingga kompresi dada menjadi tidak efektif. Namun dalam
menyiapkan papan punggung ini harus diperhatikan agar tidak menunda
dilakukannya kompresi dada (Perkins dkk., 2003; Perkins dkk., 2006; Andersen dkk.,
2007; Perkins dkk., 2009; Noordergraaf dkk., 2009). Pasien diposisikan dengan posisi
supinasi dan manual LUD harus dilakukan secara kontinu. Kompresi dada dilakukan
di posisi yang sama dengan kompresi pada orang dewasa secara umum. Saat
melakukan kompresi, dada harus dibiarkan kembali secara penuh (complete chest
recoil). Laju kompresi yang disarankan adalah 100 kali per menit dengan kedalaman
5 cm. Rasio kompresi dan ventilasi yang disarankan adalah 30:2 (Jeejeebhoy dkk.,
2015).
2.x.2 Bantuan Hidup Lanjut Henti Jantung Pada Kehamilan
Algoritma bantuan hidup lanjut (BHL) pada kehamilan dijelaskan berdasarkan
panduan dari American Heart Association (AHA) tahun 2015 yang ditampilkan pada
Gambar 2.3. Mengaktifkan tim henti jantung maternal adalah tugas paling mendasar
yang harus dilakukan ketika terjadi henti jantung pada ibu hamil. Setiap rumah sakit
harus memiliki metode khusus dalam mengaktifkan tim henti jantung maternal,
sebagai contoh, ”maternal code blue”. Tim BHL henti jantung ibu hamil akan
melanjutkan tugas BHD dan melakukan manajemen jalan napas lanjutan,
memasukkan akses intravena di atas diafragma, dan memberikan obat BHL bila
diperlukan (Jeejeebhoy dkk., 2015).