Anda di halaman 1dari 22

Comparison between active cycles of

breathing with postural drainage versus


conventional chest physiotherapy in subjects
with bronchiectasis

Hesham A. Abdelhalim, Heba H. Aboelnaga, Karim A. Fathy

Julenda Cintarinova (1810306084)


Nabilla Yuharlina (1810306122)

PROFESI FISIOTERAPI
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2018/2019
Pengantar

Bronkiektasis adalah
suatu kondisi kronis
dengan ditandai dilatasi
yang abnormal bronkus
dan berlangsung lama
pada saluran udara yang
menyebabkan
pembersihan lendir
terganggu, infeksi bakteri
kronis, dan inflamasi
persisten bronkial
(AbdelHalim, et al.,
2016).
Tujuan Penelitian

Untuk membandingkan efektivitas fisioterapi


menggunakan active cycles of breathing dan postural
drainase (ACBT-PD) dengan chest fisioterapi
konvensional pada subyek bronkiektasis yang
sebelumnya tidak melakukan regular chest fisioterapi.
Metode

• Responden berjumlah 30 orang


• Pria 20 orang dan wanita 10 orang
• Responden sesuai kriteria inklusi

Kriteria inklusi Kriteria eksklusi


• Terdiagnosa bronkiektasis • Riwayat merokok atau diagnosa dokter COPD.
• Usia 24-78 tahun • Diagnosis klinis asma.
• Nilai BMI= 17,65-55,46 • Penyakit paru interstitial (diagnosis
klinis/radiologis); pneumonia (diagnosis
klinis/radiologis); penyakit komorbiditas akut
atau kronis lainnya (diagnosis
klinis/laboratorium).
• Kegagalan pernapasan.
• Hemoptisis.
• Ketidakmampuan untuk melakukan teknik
fisioterapi.
• Asupan kortikosteroid selama 4 minggu
sebelumnya.
Alat ukur

• Leicester Cough Questionnaire


• mMRC dyspnea scale
• Spirometry
• Arterial blood gas analysis
Bentuk Latihan

Active cycles of breathing dengan


1 postural drainase

2 Chest fisioterapi konvensional


Active Cycles of Breathing dengan
Postural Drainase

Active Cycle Of Breathing adalah intervensi bertujuan untuk membersihkan


jalan napas dari mucus yang menumpuk pada saluran napas, mengurangi
resiko infeksi pada dada, melonggarkan jalan napas, dan meningkatkan
volume udara yang masuk ke dalam paru, sehingga sesak napas yang
dirasakan pasien dapat berkurang (Üzmezoğlu, et al. 2018).

Teknik ACBT (AbdelHalim, et al., 2016).


1) Breathing control: subjek bernafas dengan kecepatan dan kedalaman
normal menggunakan dada bagian bawah. Diulang sebanyak 3-5 kali

2) Dengan meelatakkan satu tangan pada epigastrium, subjek bernafas


dengan perlahan dan dalam menggunakan dada bagian bawah (Jeda), lalu
bernapas penuh tetapi tidak dengan paksa. Diulang 2 hingga 3 kali.
Kembali ke breathing control
Active Cycles of Breathing dengan
Postural Drainase

3) Sputum Removal: subjek membutuhkan


napas sedikit lebih besar dari biasanya,
membuat subjek membuka mulut dan
menjaganya tetap berbentuk O. Bernafas lebih
kuat dengan berkontraksi otot perut sambil
menjaga mulut dan tenggorokan tetap terbuka.
Terdengar seperti desahan yang dipaksakan
sebagai HUFFING

Kembali ke kontrol pernapasan sampai pasien


siap untuk memulai siklus lain
Berlangsung sekitar 2 menit dan diulangi
selama 15-20 menit. Diulang dua kali sehari
dengan durasi minimum 6 jam (AbdelHalim, et
al., 2016).
Chest Fisioterapi Konvensional

Chest fisioterapi konvensional adalah metode pembersihan jalan napas yang


menggabungkan perkusi dada manual oleh seorang terapis, pengaturan posisi
pasien untuk drainase mukus, dan teknik batuk serta pernapasan (pernapasan
diafragma). Teknik ini dilakukan selama 15-20 menit, dua kali sehari
(AbdelHalim, et al., 2016).

Teknik chest fisioterapi konvensional:


• Postural drainase
Pengaliran sekresi dari segmen paru dengan gaya gravitasi
(AbdelHalim, et al., 2016).

• Perkusi & vibrasi


Tangan diposisikan membentuk mangkuk, dilakukan dengan
mengetuk dinding dada diatas daerah yang akan didrainase.
Lalu berikan vibrasi pada dinding dada dari distal ke
proksimal dan lateral ke medial. Teknik ini dilakukan selama
5 menit (AbdelHalim, et al., 2016); (Meawad,et al., 2018).
Chest Fisioterapi Konvensional

Chest fisioterapi konvensional adalah metode pembersihan jalan napas yang


menggabungkan perkusi dada manual oleh seorang terapis, pengaturan posisi
pasien untuk drainase mukus dikombinasikan dengan diafgragma breathing
serta perkusi, dan teknik batuk. Teknik ini dilakukan selama 15-20 menit dua
kali sehari (AbdelHalim, et al., 2016).

Teknik chest fisioterapi konvensional:


• Postural drainase
Pengaliran sekresi dari segmen paru dengan gaya gravitasi
(AbdelHalim, et al., 2016).

• Perkusi & vibrasi


Tangan diposisikan membentuk mangkuk, dilakukan dengan
mengetuk dinding dada diatas daerah yang akan didrainase.
Lalu berikan vibrasi pada dinding dada dari distal ke
proksimal dan lateral ke medial. Teknik ini dilakukan selama
5 menit (AbdelHalim, et al., 2016); (Meawad,et al., 2018).
Lobus Segmen Posisi Area perkusi

Upper

Anterior apical Duduk Dibawah clavicula

Posterior apical Duduk dengan kepala diatas meja Diatas scapula

Anterior Supine Diatas puting atau diatas payudara

Posterior Tidur miring ke kanan/kiri dengan kepala diangkat 45 derajat Diatas scapula kanan/kiri
Lingula
  Tidur miring ke kanan dengan kepala diangkat 30 derajat Dibawah payudara kiri
Middle
  Tidur miring ke kiri dengan kepala diangkat 30 derajat Dibawah payudara kanan
Lower

Anterior Supine dengan bantal dibawah lutut, kepala menunduk 45 derajat Di lower rib

Posterior Prone dengan bantal dibawah lutut, kepala menunduk 45 derajat Di lower rib

Lateral Tidur miring ke kiri/kanan dengan kepala menunduk 45 derajat Di lower lateral aspek rib kanan/kiri

Superior Prone dengan bantal dibawah abdomen Dibawah scapula


Chest Fisioterapi Konvensional

•Coughing
•Latihan batuk efektif dilakukan dengan cara inspirasi-ekspirasi 3 kali kemudian ditahan
sebentar dilanjutkan dengan batuk. Diulangi sebanyak 2-3 kali (AbdelHalim, et al., 2016);
(Hess, et al. 2016).
Hasil
Diskusi

• Bronkiektasis tidak memiliki prevalensi yang sebenarnya di banyak negara,


bronkiektasis tetap menjadi penyebab morbiditas yang berlebihan.

• Dalam situasi saat ini sumber daya kesehatan yang terbatas dari negara-
negara berkembang, penting untuk memberikan intervensi yang tidak
hanya berkontribusi pada peningkatan HRQoL, tetapi secara positif
mempengaruhi perkembangan penyakit dan prognosis terutama selama
eksaserbasi yang memperburuk fungsi paru-paru dengan alasan sekresi
berlebihan dan rendahnya aliran batuk saat sakit. Penelitian ini membantu
dalam pemilihan teknik fisioterapi untuk subyek dengan bronkiektasis
secara klinis
Kelemahan
 Tidak ada penjelasan detail kriteria inklusi
 Dalam penelitian ini teknik chest physiotherapy
tidak dijelaskan dengan detail

Kelebihan
 Estimasi waktu pada latihan jelas
 Penelitian ini dapat digunakan pada pasien
bronkiektasis di lahan praktek fisioterapi
Kesimpulan

 Ada perbedaan yang signifikan terhadap mMRC sebelum dan sesu-


dah ACBT dan fisioterapi konvensional, ada peningkatan yang sig-
nifikan pada FVC dan MMEF setelah ACBT, sementara ada pen-
ingkatan yang signifikan pada FEV1 dan MMEF setelah conven-
tional chest phsyiotherapy .
 Mengenai perbandingan data gas darah arteri, ada perbaikan yang
signifikan pada PaCO2, PaO2 dan PAO2 sementara tidak ada
perbedaan yang signifikan pada P (A-a) O2 setelah kedua jenis in-
tervensi fisioterapi.
 Perbandingan antara 2 kelompok terhadap skor dispnea mMRC,
spirometri, data gas darah arteri, Leicester cough quuestionnare
(LCQ) dan volume sputum sebelum fisioterapi menunjukkan tidak
ada perbedaan yang signifikan sementara ada perbedaan yang sig-
nifikan sebelum post sesi fisioterapi ACBT sehubungan dengan
PaO2, P (Aa) O2 gradien, LCQ dan volume sputum.
Jurnal Pendukung

 The Efficacy of Flutter® and Active Cycle of Breathing


Techniques in Patients with Bronchiectasis: A Prospec-
tive, Randomized, Comparative Study
Pada penelitian ini intervensi yang dilakukan memberikan hasil
penurunan terhadap keluhan batuk dan fatigue serta produksi spu-
tum.
 A Randomized Trial of Conventional Chest Physical
Therapy Versus High Frequency Chest Wall Compres-
sions in Intubated and Non-intubated Adults
Pada penelitian ini intervensi yang dilakukan memberikan hasil
penurunan produksi sekret pada pasien bronkiektasis.
Daftar Pustaka

 AbdelHalim, H.A., AboElNaga, H.H., Fathy, K.A. 2016. Comparison between active
cycles of breathing with postural drainage versus conventional chest physiotherapy in
subjects with bronchiectasis. Egyptian Journal of Chest Diseases and Tuberculosis; 65:
157–165.
 Clinkscale, D., Spihlman,K., Watts , P., Rosenbluth, D., Kollef, M.H. 2012. A Random-
ized Trial of Conventional Chest Physical TherapyVersus High Frequency Chest Wall
Compressionsin Intubated and Non-intubated Adults. Respiratorycare; 57(2) : 221-228.
 Üzmezoğlu, B., Altıay, G., Özdemir, L., Tuna, H., Süt, N. 2018. The Efficacy of Flutter®
and Active Cycle of Breathing Techniques in Patients with Bronchiectasis: A Prospec-
tive, Randomized, Comparative Study. Turk Thorac J; 19(3): 103-109.
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai