Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Medik dan Rehabilitasi (JMR) • Volume 2 Nomor 1, Januari 2020 http://ejournal.unsrat.ac.

id
ISSN: 2654-4806

PENGARUH LATIHAN HATHA YOGA TERHADAP FUNGSI PARU PADA NYERI


PUNGGUNG BAWAH MEKANIK KRONIK
1
Natalia Mamoto
2
Theresia I. Mogi
2
Christina A. Damopolii
1
PPDS-1 Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabiltasi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi.
2
Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabiltasi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi, RSUP Prof. dr. R.D.
Kandou Manado.
Email : nataliamamoto@gmail.com

Abstract: The objective of this study is to determine whether the effect of Hatha Yoga exercise in Chronic
Nonspecific Low Back Pain patients may increase pulmonary function. Methods : This study uses an
experimental design with one group pretest and postest design. The subject of research are 20 medical worker
who met the inclusion criteria. A total of 20 subject followed by a Hatha Yoga exercise program. Exercise done
8 times for 4 weeks. Lung function of subjects are measured before and 4 weeks after exercise. Results : There
was a statistically significant improvement of pulmonary function in patient Chronic Nonspecific Low Back Pain
after Hatha Yoga exercise for 4 weeks (there was very significant improvement in FEV1 and FVC between before
and after intervention with p<0.05). Conclusion : Hatha Yoga exercise can improve pulmonary function (FEV1
and FVC) in Chronic Nonspecific Low Back Pain patients.
Keywords: Hatha Yoga exercise, Chronic Nonspecific Low Back Pain, pulmonary function, FEV1, FVC.

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan apakah pengaruh latihan Hatha Yoga pada nyeri
punggung bawah mekanik kronik dapat meningkatkan fungsi parunya. Metode : Desain penelitian adalah
penelitian eksperimental dengan one group pretest dan postest design. Subjek penelitian adalah 20 penderita nyeri
punggung bawah mekanik kronik yang sesuai dengan kriteria inklusi. Keduapuluh subjek tersebut mengikuti
latihan Hatha Yoga sebanyak 8 kali selama 4 minggu. Fungsi paru subjek penelitian diukur sebelum dan seseudah
4 minggu latihan. Hasil : Terdapat peningkatan yang signifikan secara statistik terhadap fungsi paru dari penderita
nyeri punggung bawah mekanik kronik setelah latihan Hatha Yoga selama 4 minggu (terdapat peningkatan yang
sangat signifikan pada FEV1 dan FVC antara sebelum dan sesudah intervensi dengan p<0.05). Kesimpulan :
Latihan hatha yoga dapat meningkatkan fungsi paru (FEV1 dan FVC) pada penderita yeri punggung bawah
mekanik kronik.
Kata kunci: Latihan Hatha Yoga, Nyeri punggung bawah mekanik kronik, fungsi paru, FEV1, FVC.

PENDAHULUAN terkena nyeri punggung bawah tidak mencari


Nyeri punggung bawah (NPB) merupakan perawatan. Sekitar 10% sampai 15% dari nyeri
salah satu keluhan nyeri yang sering dijumpai dalam menjadi kronik dan dapat menyebabkan disabilitas
praktek sehari-hari.1 (1) Hampir semua orang pernah yang cukup berarti.3 (3) Di Instalasi Rehabilitasi
mengalami keluhan nyeri punggung bawah, dengan Medik RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado angka
angka kejadian yang hampir sama pada semua kunjungan pasien dengan NPB mencapai 1683 pada
populasi masyarakat di negara maju maupun di tahun 2016 dan meningkat hingga 2509 pada tahun
negara berkembang.2 (2) 2017.
Nyeri punggung bawah adalah gejala, Ada bukti bahwa nyeri punggung bawah
bukan penyakit, dan memiliki banyak penyebab. berhubungan dengan kelemahan otot abdomen.
Sekitar 40% orang mengalami nyeri punggung Mekanismenya terjadi karena ketidakseimbangan
bawah dalam 6 bulan terakhir, dan setiap tahunnya kekuatan otot abdomen dan gerakan kompensasi
sekitar 15% melaporkan nyeri punggung bawah dari tubuh, baik karena keduanya atau salah satu dari
yang berlangsung lebih dari 2 minggu. Beberapa dua faktor tersebut dapat menimbulkan nyeri.
peneliti menunjukkan bahwa prevalensi NPB Mekanisme lain yang mungkin terjadi adalah teori
seumur hidup sekitar 84%. Onset biasanya dimulai dekondisi. Kebanyakan orang dengan sakit
pada usia remaja sampai usia 40-an tahun. punggung biasa timbul karena dekondisi, aktivitas
Kebanyakan pasien menderita serangan nyeri yang berkurang menyebabkan hilangnya kapasitas
singkat yang ringan atau sedang dan tidak fungsional. Efeknya terjadi penurunan gerakan,
membatasi aktivitas, namun cenderung untuk kehilangan kekuatan otot dan daya tahan dan
kambuh kembali di tahun-tahun berikutnya. fleksibilitas.3 (3)
Kebanyakan episode akan membaik dengan atau Posisi Asana dalam Hatha Yoga
tanpa penatalaksanaan dan banyak orang yang mempunyai efek terutama pada otot respirasi utama

1 | Jurnal Medik dan Rehabilitasi (JMR) • Volume 2 Nomor 1, Januari 2020


dan asesoris seperti m.interkostae interna dan terakhir, subyek perempuan sedang hamil, adanya
eksterna, m.pectoralis, m.lattisiums dorsi, m.erector kelainan struktural tulang belakang. Kriteria gugur
spinae, m.rectus abdominis, m.serratus anterior dan adalah : tidak datang untuk latihan Yoga sesuai
diafragma. Posisi-posisi Asana tersebut dapat jadwal sebanyak 2 kali, tidak datang saat penilaian
meningkatkan kekuatan serta fleksibilitas otot-otot awal dan akhir penelitian, penderita merasa lebih
tersebut. Selain itu, prinsip umum dalam latihan nyeri setelah diberi perlakuan sesuai penelitian,
pernafasan yoga dapat mengubah kebiasaan penderita tidak ingin melanjutkan penelitian.
bernapas dari pernafasan dada ke pernafasan Metode
abdominal. Pernafasan abdominal terutama Mengumpulkan data pasien NPB mekanik kronik
menggunakan diafragma, dan ini harmonis dengan dengan cara membagikan kuesioner. Berdasarkan
bentuk paru-paru serta kapasitas otot pernafasan data kuesioner, dilakukan pemilihan subjek yang
sehingga respirasi akan berlangsung dengan usaha memenuhi kriteria dengan melakukan anamnesis,
minimal, serta berkaitan dengan ketenangan dan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan X- Foto
stabilitas mental.4 (4) Lumbosakral. Subyek diberi penjelasan tentang:
Tes fungsi paru tidak hanya terbatas untuk NPB mekanik kronik, pilihan terapi, tujuan dan
menilai derajat keparahan penyakit pada sistem manfaat serta protokol penelitian. Subyek terpilih
pernapasan, tetapi juga dapat digunakan untuk yang bersedia mengikuti penelitian diminta
menilai kualitas hidup, kemampuan fungsional, menandatangani persetujuan mengikuti penelitian
morbiditas ataupun mortalitas yang dapat terjadi, (informed consent). Sebelum diberikan latihan
serta manfaat dari suatu intervensi misalnya pada dilakukan pemeriksaan fungsi paru dinamik dengan
pemberian latihan fisik.8 (5) Tes fungsi paru dapat spirometri.
dilakukan dengan spirometri. Spirometri merupakan Latihan hatha yoga dimulai, menggunakan posisi
suatu metode sederhana untuk mempelajari ventilasi yoga urdhva hastasana (palm tree pose), tiryaka
paru dengan mencatat volume udara keluar dan tadasana (swaying palm tree pose), tadasana
masuk ke paru-paru dengan menggunakan alat (mountain pose), urdhva hastasana (upward salute),
bernama spirometer. Dan hasil pengukurannya uttanasana (standing forward bend), adho mukha
disebut spirogram. Tes paru dinamik terdiri atas svanasana (downward-facing dog), low lunge,
FEV1 (Forced Expiratory Volume 1), FEF 25-75% plank, ashtanga namaskara (knees chest and chin),
(Forced Expiratory Flow), PEFR (Peak Expiratory bhujangasana (cobra), low lunge, adhomukha
Flow Rate). Nilai VC (Vital Capacity) <80% untuk svanasana, uttanasana,urdhva hastasana, tadasana,
penyakit paru restriktif dan FEV1/ FVC <75% untuk shavasana (corpse pose), advasana (reversed cobra
penyakit paru obstruktif.5 (6) pose). Perlakuan dilakukan sebanyak 2 kali dalam
seminggu dengan masing-masing rangkaian latihan
METODE berlangsung selama 45 menit – 1 jam. Subyek
Peserta diberikan arahan agar tidak melakukan terapi lain
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental selain yang diberikan peneliti.
dengan one group pretest dan postest design. Subjek Dilakukan evaluasi akhir pada akhir minggu ke-4
penelitian adalah 20 penderita nyeri punggung dengan bahan evaluasi yang sama seperti evaluasi
bawah mekanik kronik yang sesuai dengan kriteria praperlakuan. Kemudian dilakukan analisis data.
inklusi, termasuk : Subjek dengan NPB Mekanik
Kronik, usia 25-45 tahun pada saat penelitian Penilaian
dilakukan, tidak ada gangguan kognitif, indeks Hasil dari penelitian ini adalah fungsi paru (FVC dan
massa tubuh normal atau overweight, tidak ada FEV1) yang diukur menggunakan spirometri (BTL-
riwayat asma yang diinduksi oleh latihan, Lingkup 08 Spiro Pro, PT. Bold Technologies Leading
Gerak Sendi anggota gerak atas dan bawah normal, Indonesia). Spirometri telah dikalibrasi. Subjek
tidak ada gangguan keseimbangan, tidak mengikuti beristirahat selama 15 menit sebelum dilakukan
latihan fisik rutin dalam 3 bulan terakhir, tidak pengukuran sambil dijelaskan prosedurnya. Setelah
menggunakan obat anti nyeri dan atau anti spasme nose clip dan mouthpiece ditempatkan dengan tepat
otot (NSAID, steroid) dalam 1 minggu terakhir (baik kemudian dilakukan ekspirasi yang kuat (powerful)
oral maupun topikal), tidak menggunakan modalitas dan cepat setelah melakukan inspirasi maksimal.
fisik atau mendapatkan terapi pijat dalam 1 minggu Saat pengukuran, subjek dalam posisi berdiri.
terakhir, belum pernah mengikuti latihan yoga Pemeriksaan dilakukan pada suhu ruangan.
sebelumnya, bersedia dan setuju untuk mengikuti Pengukuran yang dilakukan adalah forced vital
penelitian hingga selesai dan menandatangani capacity (FVC) dan forced expiratory volume in the
informed consent, mampu memahami instruksi. first second (FEV1). FVC adalah volume udara yang
Kriteria eksklusi adalah : Tekanan darah sistolik ≥ secara paksa dihembuskan setelah inspirasi penuh,
130 mmHg dan atau diastolik ≥ 90 mmHg saat diukur dalam liter. FEV1 adalah volume udara yang
sebelum latihan, riwayat trauma langsung pada secara paksa dihembuskan keluar dalam satu detik,
tulang belakang, riwayat operasi di area tulang setelah inspirasi penuh. Fungsi paru diukur dengan
belakang dengan penyebab apapun dalam 1 tahun menggunakan spirometer.

2 | Jurnal Medik dan Rehabilitasi (JMR) • Volume 2 Nomor 1, Januari 2020


Tabel 1. Hasil Pengujian fungsi paru FVC Sebelum dan Sesudah.
Beda FVC Sebelum dan
Statistik FVC Sebelum FVC Sesudah
Sesudah.
N 20 20 20
Minimum 2.10 2.29 -51
Maksimum 4.40 4.64 -01
Median 2.9 3.12 -1850

Rerata 3 3.1940 -1940


Simpangan Baku .55002 .62100 .12115

Tabel 2. Hasil Uji Kenormalan Data d dengan uji Shapiro-Wilk FVC Sebelum dan Sesudah.
Statistik Kemaknaan
FVC Sebelum - Sesudah .950 .366

Analisis Data orang (75%). Subyek laki-laki hanya berjumlah 5


Analisis data meliputi univariat dalam bentuk tabel orang (25%).
1dengan nilai rata-rata, nilai p, minimum dan nilai Pegujian tentang pengaruh latihan hatha
yoga terhadap fungsi paru FVC ditampilkan pada
maksimum. Perbedaan sebelum dan sesudah
tabel 2. Tabel ini menampilkan rata-rata, median,
perlakuan menggunakan uji t berpasangan untuk simpangan baku, dan signifikansinya.
data terdistribusi normal atau uji Wilcoxon Signed Hasil pengujian kenormalan data FVC
Rank jika tidak terdistribusi normal. Nilai p sebagaimana terlampir pada tabel 2. Hasil pengujian
dianggap dignifikan dalam penelitian ini jika nilai p kenormalan data diperoleh nilai signifikansi hasil uji
< 0.05. Shapiro-Wilk dengan nilai p = 0,366 > 0,05. Hasil
ini menyatakan bahwa data FVC menyebar normal,
HASIL oleh sebab itu uji perbedaan data FVC sebelum dan
Pada karakteristik subyek penelitian, hasil penelitian FVC sesudah latihan diuji dengan uji parametrik
menunjukkan bahwa sebagian besar subyek yakni Uji t berpasangan yang ditampilkan pada tabel
penelitian berusia antara 31 hingga 35 tahun dengan 3.
jumlah 10 orang (50%) diikuti dengan rentang usia Hasil uji ini diperoleh nilai t = -7,161
antara 36 hingga 40 tahun dengan jumlah 5 orang dengan nilai p < 0,001. Hasil ini menyatakan
(25%). Subyek berusia antara 25 hingga 30 tahun terdapat peningkatan secara sangat bermakna fungsi
berjumlah 3 orang (15%) dan yang berusia 41 paru dinamik yang diukur dengan FVC setelah
hingga 45 tahun hanya berjumlah 2 orang (10%). latihan Hatha Yoga.
Proporsi jenis kelamin perempuan lebih tinggi Pengujian tentang pengaruh latihan Hatha
daripada laki-laki. Perempuan dengan jumlah 15 Yoga terhadap fungsi paru FEV1 ditampilkan pada
Tabel 4 dan Tabel 5. Tabel ini menampilkan rata-
rata, median, simpangan baku, dan signifikansinya.

Tabel 3. Uji t berpasangan FVC Sebelum dan Sesudah.


Rerata Simpangan Baku t Kemaknaan
FVC Sebelum – Sesudah .19400 .12115 -7.161 .000

Tabel 4. Hasil Pengujian fungsi paru FEV1 Sebelum dan Sesudah.


Beda FEV1 Sebelum dan
Statistik FEV1 Awal FEV1 Akhir
Sesudah.
N 20 20 20
Minimum 1.83 1.96 -37
Maksimum 4.28 4.31 .12
Median 2.5750 2.6750 -0750

Rerata 2.7555 2.8480 -0925


Simpangan Baku .55564 .55568 .10146

3 | Jurnal Medik dan Rehabilitasi (JMR) • Volume 2 Nomor 1, Januari 2020


Tabel 5. Tests of Normality dengan uji Shapiro-Wilk FEV1 Sebelum dan Sesudah.
Statistik Kemaknaan
FEV1 Sebelum - Sesudah .875 .014

Tabel 6. Uji Wilcoxon Signed Ranks FVC Sebelum dan Sesudah.


Uji Z Kemaknaan
FEV1 Sebelum - Sesudah -3.344 P < 0.001

Hasil pengujian kenormalan data FEV1 35 tahun memegang peranan penting dalam
sebagaimana terlampir pada tabel 5. Hasil pengujian insidensi NPB mekanik. Dewasa muda merupakan
kenormalan data diperoleh nilai signifikansi hasil uji usia yang produktif untuk beraktivitas dengan
Shapiro-Wilk dengan nilai p = 0,014 > 0,05. Hasil kapasitas fungsional yang optimal. Tingginya
ini menyatakan bahwa data FEV1 tidak menyebar tingkat kesibukan dan aktivitas pada rentang usia
normal, oleh sebab itu uji perbedaan data FEV1 tersebut merupakan salah satu faktor penyebab
sebelum dan FEV1 sesudah latihan diuji dengan uji timbulnya NPB mekanik. Jumlah subjek penderita
nonparametrik yakni Wilcoxon Signed Ranks yang NPB pada rentang usia 36 hingga 45 tahun
ditampilkan pada tabel 6. menduduki peringkat kedua terbanyak setelah usia
Hasil uji ini diperoleh nilai Z = -3,344 dewasa muda pada penelitian ini. Hal ini diakibatkan
dengan nilai p < 0,001. Hasil ini menyatakan pertambahan usia yang menyebabkan penurunan
terdapat peningkatan secara sangat bermakna fungsi berbagai fungsi otot, termasuk kekuatan dan kontrol
paru dinamik yang diukur dengan FEV1 setelah otot-otot di sekitar lumbal.70 (10) Pada proses
latihan Hatha Yoga. penuaan terjadi perubahan sendi, tendon,
ligamentum karena terjadi perubahan pada kolagen,
DISKUSI ekstensibilitas elastin, dan penurun protein sendi. 71
Subyek penelitian adalah dokter, fisioterapis, dan (11) Berkurangnya massa dan kekuatan otot pada
perawat yang ada di Instalasi Rehabilitasi Medik otot punggung dapat menurunkan mobilitas
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado dengan NPB fungsional pada orang berusia lanjut dengan NPB. 70
mekanik kronik yang memenuhi kriteria inklusi. (10)
Jumlah subyek yang memenuhi kriteria inklusi Dari tabel 2 tentang distribusi subyek
adalah sebanyak 22 orang dimana hanya sebanyak penelitian menurut jenis kelamin terlihat bahwa
20 orang yang menyelesaikan keseluruhan latihan mayoritas subyek adalah perempuan (15 orang atau
yoga. Dua subyek tersebut dinyatakan drop out oleh 75%). Hal tersebut sejalan dengan ulasan sistematik
karena satu orang tidak hadir latihan yoga sebanyak dari Meucci dkk (2015)65 (7) dan penelitian oleh
empat kali, dan satu orang yang lain lagi tidak Yang H et al (2016)66 (12) yang menemukan bahwa
mengikuti posttest. prevalensi nyeri punggung bawah terbesar adalah
Dalam tabel 1 (distribusi subyek penelitian pada perempuan. Mekanisme di mana perempuan
menurut usia) terlihat bahwa sebagian besar peserta secara konsisten memiliki prevalensi NPB kronik
penelitian (85%) berada pada rentang usia 31 – 40 mungkin berkaitan dengan paparan perempuan
tahun. Hal ini sesuai dengan ulasan sistematik dari terhadap beban-beban muskuloskeletal seperti
Meucci dkk65 (7) yang menemukan bahwa terdapat kehamilan, merawat anak, dan hari kerja ganda
peningkatan prevalensi nyeri punggung bawah (tugas-tugas rumah tangga ditambah dengan tugas-
kronik pada usia di atas 30 tahun. Hal ini tugas di lingkungan kerja). Lebih jauh lagi,
berhubungan dengan paparan beban yang berlebihan perempuan memiliki karakteristik lebih sedikit
pada punggung bawah yang berkaitan dengan massa otot dan tulang yang dapat memberi
pekerjaan maupun rumah tangga; juga bersamaan kontribusi pada prevalensi NPB kronik yang lebih
dengan proses degeneratif pada persendian tinggi dibandingkan laki-laki. 66 (13)
punggung bawah yang terjadi setelah usia 30 Tabel 3 menunjukkan distribusi subyek
tahun.65 (7) Data penelitian ini sesuai dengan menurut pekerjaan di mana dokter dengan jumlah 13
penelitian oleh Hoy dkk tentang data epidemiologi orang (65%), fisioterapis dengan jumlah 6 orang
NPB yang menyebutkan bahwa insidensi NPB (40%) dan perawat dengan jumlah 1 orang (5%).
tertinggi berada pada rentang usia dekade ketiga.68 Ulasan sistematik dari Mehrdad R dkk (2016)
(8) Penelitian oleh Ganesan dkk di India juga melaporkan bahwa pekerja kesehatan memiliki
menunjukkan bahwa sebagian besar penderita NPB prevalensi yang lebih tinggi dari jenis pekerjaan lain
berada pada rentang usia dewasa muda (20-29 yang diteliti di Iran.67 (14) Menurut Altinel dkk,
tahun). Berbagai faktor resiko yang terdapat pada ketika faktor pekerjaan diteliti, unit tempat bekerja,
dewasa muda, antara lain status perkawinan, riwayat durasi pekerjaan dan giliran bekerja tidaklah efektif.
cedera punggung, latihan yang berlebihan, faktor Tidak terdapat hubungan yang berarti antara jenis
pekerjaan, stress, dan riwayat keluarga. 69 (9) Pada pekerjaan dan berapa tahun bekerja dan NPB.67 (14)
penelitian ini, faktor pekerjaan pada rentang usia 25- Wong dkk melaporkan bahwa kategori profesi,

4 | Jurnal Medik dan Rehabilitasi (JMR) • Volume 2 Nomor 1, Januari 2020


postur yang salah, mengangkat barang berat (dalam hal ini adalah otot-otot di kedua ektremitas
merupakan faktor-faktor resiko di antara profesional inferior) dan pada saat yang sama otak akan
kesehatan yang bekerja di rumah sakit.67 (14) Secara mengirimkan impuls kolateral ke batang otak untuk
umum, pekerja kesehatan memiliki keterkaitan mengeksitasi pusat pernapasan sehingga terjadi
secara signifikan dengan terjadinya NPB, seperti aktivasi otot-otot pernafasan yang kemudian
mengangkat benda-benda di atas pinggang, meningkatkan ventilasi alveolus yang kemudian
memeriksa pasien di tempat tidur, memindahkan meningkatkan ventilasi semenit dengan hasil akhir
pasien ke tempat tidur atau kursi roda, adalah peningkatan fungsi paru.
memposisikan ulang pasien di tempat tidur, Latihan Hatha Yoga antara lain memuat
melakukan latihan pada pasien di tempat tidur, dan latihan pernapasan Pranayama secara spesifik
melakukan tindakan atau manuver tertentu pada melatih otot-otot inspirasi dan ekspirasi,
pasien dengan posisi yang canggung.5,72,73 (6) (15) meningkatkan kapasitas ruang toraks sehingga
(16) meningkatkan performansi otot inspirasi maupun
Pekerjaan yang berhubungan dengan posisi statik ekspirasi. Posisi-posisi Asana yang dilakukan dalam
yang berkepanjangan, misalnya duduk/berdiri lama, intervensi dapat meningkatkan kekuatan serta
membungkukkan atau memutar tubuh secara fleksibilitas otot respirasi utama dan asesorius
berulang-ulang juga dapat memacu timbulnya seperti m.interkosta interna dan eksterna,
NPB.72 (15) Pekerjaan para petugas kesehatan m.pektoralis, m.lattisimus dorsi, m.erektor spinae,
(dokter, perawat, dll) memberikan resiko tersendiri m.rektus abdominis, m.serratus anterior, dan
untuk terjadinya NPB karena terpapar berbagai diafragma. Peningkatan kapasitas paru akan
faktor resiko seperti postur berdiri lama dan membantu proses ventilasi perfusi yang lebih baik,
canggung selama bekerja.72 (15) sehingga pasokan oksigen ke jaringan metabolik
tinggi (otot) meningkat. 62 (17)
Pengujian tentang pengaruh latihan Hatha Latihan Hatha Yoga efektif meningkatkan
Yoga terhadap fungsi paru FVC dan FEV1 fungsi paru dinamik melalui respon dari muscle
ditampilkan pada Tabel 4.5 dan Tabel 4.6.Pada hasil spindle terhadap pemanjangan otot, dimana signal
pengukuran FVC dan FEV1, menunjukkan adanya akan dikirim ke sel tanduk anterior medulla spinalis.
perbedaan yang sangat bermakna FVC dan FEV1 Neuron-neuron pada sel tandul anterior akan
sebelum dan sesudah latihan. Rerata FVC dan FEV1 merekrut lebih banyak lagi serat otot untuk
sesudah latihan lebih tinggi dibandingkan dengan berkontraksi. Hal ini akan menyebabkan
FVC dan FEV1 sebelum latihan. peningkatan kekuatan kontraksi otot.37 (18) Literatur
Pada pengukuran fungsi paru, pada menyatakan adanya peningkatan FEV1 dan FVC
duapuluh subjek mengalami peningkatan dari nilai mengindikasikan adanya peningkatan kekuatan otot
rata-rata FVC 2,9000 (sebelum latihan) menjadi pernapasan. 49 (19)
3,1200 (sesudah latihan) dan FEV1 2,5750 (sebelum Beberapa mekanisme yang terjadi setelah
latihan) menjadi 2,6750 (sesudah latihan). Secara menjalani latihan otot pernapasan adalah penundaan
statistik, dapat dibuktikan peningkatan nilai FVC kelelahan otot pernapasan, peningkatan aliran darah
dan FEV1 adalah signifikan dengan uji Uji Shapiro- dari paru-paru ke otot lokomotor dan penurunan
Wilk. Untuk penilaian FVC didapatkan nilai statistik persepsi ketidaknyamanan pada sistem pernapasan
= 0,950 dengan nilai Sig. = 0,366, dengan p< 0,0001. dan tungkai selama aktivitas. Perubahan dalam otot
Hasil uji ini menyatakan terdapat kenaikan FVC pernapasan mendasari interaksi antara otak dan otot
secara sangat bermakna setelah diberi latihan Hatha lokomotor. Latihan ini menginduksi peningkatan
Yoga. Untuk penilaian FEV1 didapatkan nilai fungsi otot inspirasi sehingga mempengaruhi
statistik = 0,875 dengan nilai Sig. = 0,014, dengan mekanisme umpan balik.
p< 0,001. Hasil uji ini menyatakan terdapat kenaikan Penelitian oleh Harinath dkk menemukan
FEV1 secara sangat bermakna setelah diberi latihan bahwa perbaikan yang signifikan fungsi respirasi
Hatha Yoga. (FVC, FEV1, FEV%, PEFR dan MVV) disebabkan
Dari kedua hasil penilaian FVC dan FEV1 oleh penguatan otot-otot respirasi setelah latihan
menunjukkan bahwa hipotesis H1 diterima dan H0 pranayama yang pada akhirnya meningkatkan
ditolak, yang berarti latihan Hatha Yoga dapat volume dan kapasitas paru. 36 (20)
meningkatkan fungsi paru pada pasien NPB Chanavirut R dkk menemukan bahwa lima
mekanik kronik. posisi Asana dalam Hatha Yoga mempunyai efek
Dalam penelitian ini menunjukkan pada terutama pada otot respirasi utama dan asesorius
variabel pengamatan terdapat perbedaan FVC seperti seperti m.interkosta interna dan eksterna,
(p<0,05) yang sangat bermakna antara sebelum dan m.pektoralis, m.lattisimus dorsi, m.erektor spinae,
sesudah latihan. Hal ini membuktikan bahwa latihan m.rektus abdominis, m.serratus anterior, dan
Hatha Yoga efektif untuk meningkatkan fungsi paru diafragma. Posisi-posisi asana tersebut dapat
melalui mekanisme dengan latihan akan dikirimkan meningkatkan kekuatan serta fleksibilitas otot-otot
sinyal neurogenik ke otak dan dari otak akan tersebut. Selain itu, prinsip umum dalam latihan
mengirimkan impuls motorik ke otot yang berlatih pernapasan yoga dapat mengubah kebiasaan

5 | Jurnal Medik dan Rehabilitasi (JMR) • Volume 2 Nomor 1, Januari 2020


bernapas dari pernapasan dada ke pernapasan yang terus menerus akan menyebabkan otot-otot dan
abdominal. Pernapasan abdominal terutama ligamen bagian posterior tubuh memanjang
menggunakan diafragma, dan ini harmonis dengan (elongasi) yang akibatnya akan melemah dan
bentuk paru-paru serta kapasitas otot pernapasan menyebabkan instabilitas tulang belakang. 15 (25)
sehingga respirasi akan berlangsung dengan usaha Mekanisme latihan yoga dalam
minimal, serta berkaitan dengan ketenangan dan meningkatkan kemampuan fungsional penderita
stabilitas mental. Chanavirut R dkk menyimpulkan NPB mekanik kronik adalah karena latihan yoga
bahwa latihan yoga memperbaiki kapasitas respirasi dapat menurunkan nyeri dengan memutuskan
dengan meningkatkan ekspansi dinding dada dan lingkaran setan nyeri pada punggung bawah dengan
Forced Expiratory Lung Volume. 39 (21) menguatkan otot-otot ekstensor, meningkatkan
Perbaikan fungsi paru pada latihan yoga kelenturan tubuh dengan membantu meregangkan
disebabkan oleh peningkatan ketahanan muskuler, dan meningkatkan fleksibilitas atau kelenturan
peningkatan kekuatan otot inspirasi dan ekspirasi , tubuh, melatih keseimbangan, dan melatih
peningkatan ketahanan otot inspirasi dan ekspirasi, pernapasan.37 (18)Yoga juga dapat membantu
peningkatan kekuatan dan peregangan otot, memperbaiki postur, seperti pada postur kifosis dan
peningkatan peningkatan kapasitas difusi alveoli, lordosis yang berlebihan, dan punggung rata.60 (26)
ekspansi dinding dada, ekspansi paru, compliance KESIMPULAN
paru, perbaikan fungsi paru 25,39. (22) (21) Pada penelitian ini dapat disimpulkan
Literatur menyatakan adanya peningkatan beberapa hal:
FEV1 dan FVC mengindikasikan adanya 1. Latihan Hatha Yoga dapat meningkatkan
peningkatan kekuatan otot pernapasan. Hasil ini FVC pada penderita NPB mekanik kronik.
sama dengan penelitan yang dilakuan oleh LKS 2. Latihan Hatha Yoga dapat meningkatkan
Christopher dkk pada 25 subyek obesitas dengan FEV1 pada penderita NPB mekanik kronik.
latihan treadmill selama 8 minggu latihan Berdasarkan hasil penelitian yang
didapatkan perbaikan pada fungsi paru dinamik. 55 didapatkan, peneliti dapat memberikan saran, yaitu
(23) Latihan Hatha Yoga dapat menjadi salah satu
Dengan latihan akan mengkompensasi tambahan dalam penatalaksanaan NPB mekanik
kondisi ini, lebih jauh lagi, perbaikan otot respirasi kronik.
juga merupakan manfaat lain dari pengaruh latihan
secara teratur. Latihan memperbaiki fungsi paru REFERENCE
melalui peningkatan pertukaran gas dalam alveoli
dan meningkatkan absorpsi oksigen dari aliran 1. PERDOSSI, 1. Lubis I. Epidemiologi
darah. 55 (23) Nyeri Punggung Bawah. Nyeri Punggung
Dalam kepustakaan disebutkan bahwa Bawah. Jakarta:; 1-3., 2003. h.
perubahan jangka pendek yang dapat ditemukan 2. PERDOSRI. Latihan Terapeutik pada
setelah 4 minggu setelah melakukan latihan adalah Nyeri Punggung Bawah. Dalam Latihan
terjadinya peningkatan pada ventilasi paru. Terapeutik. Jakarta:; 311-22., 2017. h.
Peningkatan ventilasi paru inilah yang pada 3. Barr KP, Goncannon LG, Harrast MA.
akhirnya akan meningkatkan fungsi paru. Pada Chapter 33: Low back pain. In: Cifu DX,
penelitian ini fungsi paru diuji dengan alat editor, Braddom’s Physical Medicine and
spirometri, dan hasil yang didapatkan kemudian Rehabilitation, fifth edition. Elsevier, Inc.,
dapat dilakukan analisis statistik. Philadelphia; 2016.
Latihan Hatha Yoga sangat berkorelasi 4. Pullen P, Nagamia S, Mehta PK. Effect of
dengan perbaikan fungsi paru. Dengan melatih Yoga on inflammatory markers and quality
pernapasan dan otot-otot pernapasan diharapkan of life in patient with chronic heart failure.
terjadi peningkatan fungsi paru, terutama pada FVC Available from: URL:
dan FEV1. http://circ.ahajaournals.org/cgi/content.
Pada penderita NPB mekanik kronik terjadi 5. Kankaanpää M. Lumbar Muscle Function
pengurangan massa dan kekuatan otot oleh karena and Dysfunction in Low Back Pain.
penderita dengan NPB mekanik kronik akan Encyclopedia of Life Support; 4., 2010
menghindari penggunaan otot-otot punggungnya 6. PERDOSRI. Low Back Pain. Dalam:
karena nyeri yang dia rasakan. Nyeri itu sendiri Panduan Pelayanan Klinis Kedokteran
sekitar 70% disebabkan oleh faktor mekanik akibat Fisik Dan Rehabilitasi: PERDOSRI; 67-
strain dan sprain lumbal.9 (24) Enam puluh persen 70., 2012. h.
diantaranya disebabkan karena pekerjaan dan 7. Meucci RD, et al. Prevalence of chronic
aktifitas fisik yang berat, seperti mengangkat, low back pain: a systematic review. Revista
menarik, mendorong, berputar, menggeser, dan de Saude Publica, vol. 49: 1; 2015.
berdiri atau duduk terlalu lama dengan posisi 8. Hoy D, Brooks P, Blyth F, Buchbinder R.
membungkuk.9 (24) Posisi fleksi tubuh dan The Epidemiology of Low Back Pain. Best
melakukan aktifitas atau mengangkat beban berat

6 | Jurnal Medik dan Rehabilitasi (JMR) • Volume 2 Nomor 1, Januari 2020


Practice & Research Clinical practice of hatha yogic exercises. Indian J
Rheumatology. 2010; 769–781. Med Res. 2001; 114:215-21.
9. Ganesan S, Acharya AS, Chauhan R, 18. Olieveri D, Scoditti E. Impact of
Acharya S. Prevalence and Risk Factors for environmental factors on lung defences.
Low Back Pain in 1,355 Young Adults: A Eur Respir. 2005; 51-56, 14(95)
Cross-Sectional Study. Asian Spine J. 19. Rehabilitation, 49. Jayasinghe SR. Yoga in
2017; 11(4):610-617. Cardiac Health. European Journal of
10. Ishak NA, Justine M. Muscle Functions Cardiovascular Prevention and; vol. 11.
and Functional Performance among Older Lippincott Williams & Wilkins, 2004. Pp
Persons with and without Low Back Pain. 369 – 75.
Current Gerontology and Geriatrics 20. Korhonen MT, et al. Aging, muscle fiber
Research; 2016:1-10. type, and contractile function in sprint-
11. Bonder BR, Bello-Haas VD. Functional trained athletes. Journal of Applied
Performance in Older Adults. 3rd Ed. Physiology. 2006; 906-917, 101(3)
Philadelphia: F. A. Davis Company; 2009. 21. Chen Y et al. Waist circumference is
12. Yang H, et al. Low Back Pain Prevalence associated with pulmonary function in
and Related Workplace Psychosocial Risk normal-weight, overweight, and obese
Factors: A Study Using Data From the subjects. Am J Clin Nutr 2007; 85:35–9.
2010 National Health Interview Survey. 22. Ranu H, Wilde M, Madden B. Pulmonary
Journal Manipulative Physiol Ther., Function Tests. Ulster Med J. 2011 May;
September 2016: 39(7); 459-472., pp 84–90., 80(2)
13. Madanmohan, Udupa K, Bhavanani AB. 23. Harinath K, Malhotra AS, Pal K. Effects of
Modulation of cardiovascular response to Hatha Yoga and omkar meditation on
exercise by yoga training. Indian J physiol cardiorespiratory performance,
Pharmacol. 2004; p.461-5. psychologic profile, and melatonin
14. Mehrdad R, et al. Prevalence of Low Back secretion. The Journal of alternative and
Pain in Health Care Workers and complementary medicine. 2004 Vol 10,
Comparison with Other Occupational (2), pp 261-268.
Categories in Iran: A Systematic Review. 24. Bonder BR, Bello-Haas VD. Functional
Iran Journal of Medical Science, vol.41(6), Performance in Older Adults. 3rd Ed.
November 2016: pp.467-478. Philadelphia: F. A. Davis Company; 2009.
15. Homaid B, dkk. Prevalence and Risk 25. Kim BR, Lee HJ. Effects of proprioceptive
Factors of Low Back Pain Among neuromuscular facilitation-based
Operation Room Staff at a Tertiary Care abdominal muscle strengthening training
Center, Makkah, Saudi Arabia: A Cross- on pulmonary function, pain and functional
Sectional Study. Annals of Occupational disability index in chronic low back pain
and Environmental Medicine 2016; 28:1 patients. Journal of exercise rehabilitation.
16. Yilmaz E, Dedeli O. Effect of Physical and 2017.
Psychosocial Factors on Occupational Low 26. Ankad RB, Ankad SS, Herur S. Effects f
Back Pain. Health Science Journal 2012; short term pranayama and meditation on
6(4):598-609 respiratory parameters in healthy
17. Ray US, Sinha B, Tomer Os. Aerobic individuals. International journal of
capacity and perceived exerction after collaborative research on internal medicine
and public health. 2011; 103YR, vol.3 No.6

7 | Jurnal Medik dan Rehabilitasi (JMR) • Volume 2 Nomor 1, Januari 2020

Anda mungkin juga menyukai