Anda di halaman 1dari 5

TELAAH JURNAL DENGAN METODE PICO

“Pengaruh Latihan Progressive Muscle Relaxation Terhadap Status Fungsional Dalam


Konteks Asuhan Keperawatan Pasien Kanker dengan Kemoterapi di RS Dr.Wahidin
Sudirohusodo Makassar”

NO PICO HASIL ANALISA


1. PROBLEM Kanker merupakan kelompok penyakit yang kompleks dengan
berbagai manifestasi. Kanker dapat menimbulkan berbagai komplikasi
yang mengakibatkan diperlukannya perawatan intensif pada penderita
tersebut.
Kondisi kanker yang sudah terjadi metastase, terapi yang tepat yang
dapat diberikan adalah kemoterapi. Kemoterapi yang dimaksudkan
adalah kemoterapi yang bersifat paliatif, dimana kesembuhan
bukanlah tujuan utama pengobatan melainkan peningkatan kualitas
hidup pasien dan meringankan gejala yang dialami pasien akibat
progresif penyakitnya. Kemoterapi adalah salah satu pengobatan
kanker yang bisa memberikan banyak efek samping dan mengurangi
status fungsional dan kualitas hidup pasien dengan kanker.
Kemoterapi merupakan salah satu penatalaksanaan yang paling
manjur dan secara agresif digunakan untuk melawan penyakit kanker.
Namun demikian, kemoterapi juga dapat mengakibatkan berbagai
efek samping seperti alopesia, gangguan saluran cerna, tidak nafsu
makan, mual muntah serta sariawan dan diare akibat rontoknya
selaput lendir mulut dan anus.

2. INTERVENTION Perawat sebagai bagian dari pemberi layanan kesehatan mempunyai


peranan penting untuk mendukung pasien dalam proses adaptasi dan
membantu pasien dan keluarganya dalam mengatasi stres fisik dan
psikologis melalui intervensi keperawatan mandiri. Intervensi yang
dapat dilakukan antara lain teknik relaksasi yang dapat menimbulkan
respon relaksasi yang menjadi antitesis terhadap respon stress.
Jacobson mengemukakan teori bahwa ansietas dan stres
menyebabkan ketegangan otot yang pada akhirnya meningkatkan
perasaan ansietas. Ketika tubuh dalam keadaan rileks, maka hanya
terdapat sedikit otot yang tegang sehingga menurunkan perasaan
cemas.
Pelatihan relaksasi otot progresif (PMR) adalah salah satunya
intervensi keperawatan yang mengarah pada penurunan efek fisik dan
fisiologis dari kemoterapi.
Latihan PMR merupakan latihan terfokus dan terpisah dari berbagai
kelompok otot untuk mempertahankan kondisi relaksasi yang dalam.
Pada dasarnya, latihan PMR melibatkan kontraksi dan relaksasi
berbagai kelompok otot mulai dari kaki kearah atas atau dari kepala
kearah bawah. Untuk meregangkan otot secara progresif, dimulai
dengan menegangkan dan meregangkan kumpulan otot utama tubuh.
Dengan cara ini, maka akan disadari dimana otot itu berada dan hal ini
akan meningkatkan kesadaran terhadap respon otot tubuh terhadap
stres atau ketegangan.
Teknik yang paling banyak digunakan adalah teknik yang
dikembangkan oleh Bernstein dan Borkovec yang mengkombinasikan
108 otot-otot dan kelompok otot menurut Jacobson dan
menguranginya menjadi 16 kelompok otot sehingga lebih mudah
digunakan. Untuk hasil yang maksimal dianjurkan untuk berlatih
relaksasi progresif pada jam yang sama dua kali setiap hari, selama 25
- 30 menit. Latihan bisa dilakukan pagi dan sore hari, dan dilakukan 2
jam setelah makan untuk mencegah rasa mengantuk setelah makan.
Beberapa penelitian yang ada menunjukkan bahwa teknik PMR dapat
mengurangi efek samping yang timbul akibat kemoterapi seperti mual,
muntah, kecemasan dan depresi.

3. COMPARISON Jurnal pembanding


“PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP KELUHAN
MUAL MUNTAH PADA PASIEN POST KEMOTERAPI
KARENA KANKER DI UNIT SITOSTATIKA”
Hasil :
Pada penelitian ini, didapatkan data persentase responden sebelum
pemberian perlakuan yang mangalami keluhan mual muntah berat
sebesar 9.1%, sedang sebesar 90,9% dengan rerata sebesar 12.909 dan
standar deviasi sebesar 1.136. Persentase responden sesudah
pemberian perlakuan yang mangalami keluhan mual muntah ringan
sebesar 54.5%, sedang sebesar 45.5%, diperoleh rerata sebesar 7.727
dengan standar deviasi sebesar 2.101.
Nilai p value sebesar 0,000 (< 0,005) , sehingga hasil penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan terapi musik
klasik terhadap keluhan mual muntah pada pasien post kemoterapi di
Rumah Sakit Telogorejo Semarang. Hasil penelitian ini
menggambarkan bahwa terjadi penurunan keluhan mual muntah
sesudah setelah pemberian terapi musik klasik. Hasil penelitian ini
mendukung kebenaran teori yang di kemukakan oleh Purwoastuti
(2008), bahwa intervensi perilaku seperti relaksasi dan pengalihan (
seperti terapi musik klasik) dapat mengurangi keluhan mual muntah.

4. OUTCOME Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pasien kanker yang


menjalani kemoterapi yang diberikan latihan PMR selama tujuh hari
dengan frekuensi latihan dua kali sehari masing-masing sesi selama 25
menit memperlihatkan adanya perbedaan rata-rata status Fungsional
yaitu dimensi fisik, psikologis, dan sosial sebelum dan setelah
dilakukan latihan PMR (terdapat peningkatan rata-rata status
fungsional). Rata-rata skor status fungsional setelah dilakukan latihan
PMR berbeda secara signifikan antara kelompok intervensi dan
kelompok kontrol (nilai p= 0,000; α= 0,05). Hasil penelitian ini
sejalan dengan temuan dalam penelitian yang dilakukan Arakawa
(1995) yang bertujuan untuk mengidentifikasi efektivitas PMR dalam
mengurangi mual, muntah, dan ansietas akibat kemoterapi pada pasien
kanker di Jepang. Arakawa menemukan, pada kelompok responden
yang diberikan latihan PMR mengalami efek samping mual, muntah,
dan kecemasan akibat kemoterapi yang lebih ringan dibanding
kelompok kontrol. Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Yoo et al. (2005) untuk mengkaji efektifitas latihan
PMR dan Guided Imagery (GI) dalam mengurangi Anticipatory
Nausea Vomiting (ANV) dan Post Chemotherapy Nausea Vomiting
(PNV) pada 30 pasien kanker payudara. Hasil penelitian menunjukkan
penurunan ANV dan PNV dan peningkatan kualitas hidup pada
kelompok intervensi.

No Komponen Aspek Hasil Analisa


1. Dimensi Abstrak Astrak dalam penelitian ini sudah memuat tujuan,
Subtantif dan metode, hasil penelitian dan kesimpulan. Namun
Teori kekurangannya tidak mencantumkan abstrak
dalam bahasa Indonesia dan jumlah kata >250
kata.

Pendahuluan Teori yang dituliskan sebagai latar belakang sudah


bagus, namum tidak menuliskan tujuan dan
manfaat penulisan secara jelas.

Kerangka Teori Dalam jurnal ini, penulis mencantumkan kerangka


teori disetiap teori yang dicantumkan.

2. Dimensi Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain kuasi


Metodologi eksperimen dengan pendekatan nonequivalent
control group dengan pretest dan posttest.
Desain penelitian yang digunakan sudah bagus,
karena tidak memilih sample secara random.
Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua
pasien kanker yang menjalani kemoterapi di lima
unit rawat inap RS Dr. Wahidin Sudirohusodo
Makassar pada bulan Mei - Juni 2009.
Sampel terdiri atas 24 pasien sebagai kelompok
intervensi dan 24 pasien sebagai kelompok
kontrol. Data yang dikumpulkan meliputi data
demografi (umur, jenis kelamin, jenis kanker,
derajat keganasan, regimen kemoterapi, siklus
kemoterapi dan status nutrisi) dan data status
fungsional.
Menurut saya, seharusnya metode pengumpulan
data khususnya usia lebih di spesifikasikan lagi,
supaya dapat menganalisa dengan baik melalui
umur penderita kanker dengan kemoterapi (mis.
anak, dewasa muda, dewasa, lanjut usia)
Instrumen Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
Penelitian adalah formulir demografi dan Functional Living
Index-Cancer untuk mengukur status fungsional
yang terdiri dari 22 pertanyaan dengan skala
analog linier Likert-Type 7-point.
Instrumen yang digunakan sudah bagus,
khususnya Functional Living Index-Cancer karena
instrument tersebut bersifat self-assesment yang
dapat digunakan untuk menilai pengaruh mual dan
muntah akibat kemoterapi terhadap kehidupan
sehai-hari dan dapat menunjukkan kualitas hidup
dari pasien dengan kanker yang mendapat
kemoterapi.

Analisis Statistik Data yang diperoleh dianalisis dalam bentuk


analisis univariat (distribusi frekuensi dan tendensi
sentral) dan bivariat (uji T, Chi Square, dan
ANOVA).
Menurut saya analisis yang digunakan sudah
sesuai.

3. Dimensi Pembahasan Menurut saya, dalam pembahasan sudah bagus


Interpretasi karena terdapat perbandingan antara hasil
penelitian dan model atau teori yang diacuh,
namum penempatan table tidak sesuai.

4. Dimensi Etik Dilema Etik Dalam jurnal ini tidak terdapat dilema etik.
Pelanggaran Dalam jurnal ini tidak terdapat pelanggaran prinsip
Prinsip Etik etik.
5. Penyajian dan Kejelasan Informasi yang diberikan cukup jelas karena
Penulisan Informasi menggunakan catatan kaki.

Teknik Penulisan Teknik penulisan sudah sesuai, namun pada


abstrak tidak dicantumkan abstrak dalam bahasa
Indonesia.
6. Daftar Pustaka Penulisan daftar pustaka sudah sesuai, namun
referensi buku tidak up to date.

Anda mungkin juga menyukai