Anda di halaman 1dari 14

Citation preview

A. Perawat dinas malam melaporkan kepada perawat penanggung jawab pasien terjadinya
kesalahan identifikasi pasien dalam pemberian obat Hal tersebut disebabkan terjadi disaster
pasien karena kecelakaan lalu lintas. Kedua perawat tersebut bersepakat untuk melaporkan
kejadian dan penanganannya kepada kepala ruang saat timbang terima pasien dan akan
mengusulkan dilakukan pembahasan bersama perawat lain. Apakah jenis kegiatan yang
tepat diusulkan dilakukan pada kasus tersebut?
A. Conference
B. Laporan pagi
C. Ronde Keperawatan
D. Komunikasi S-BAR
E. Diskusi Refleksi Kasus
Pembahasan: Jawaban soal diatas adalah diskusi refleksi kasus karena pada vignette
digambarkan telah terjadi kasus kelalaian yang bersifat fatal sehingga menurut konsep DRK
sebaiknya kej adian tersebut tidak perlu terulang kembali dengan cara merefleksikan
peristiwa tersebut pada perawat lain. Jawaban : E

B. Perawat Primer dan perawat asosiate dinas pagi sedang menerima laporan di ners station
dari perawat asosiate dinas malam tentang kondisi pasien dan setelah laporan selesai,
berkeliling ke ruang rawat untuk memastikan kondisi pasien. Perawat primer melakukan
identifikasi permasalahan pada pasien untuk memastikan arahan asuhan perawatan yang
akan diberikan pada perawat asosiate. Apakah bentuk kegiatan yang dilaksanakan perawat
primer tersebut?
A. Timbang Terima
B. Diskusi Refleksi Kasus
C. Ronde Keperawatan
D. Audit Keperawatan
E. Kredensialing
Pembahasan:
Gambaran kegiatan pada vignette menunjukkan penerapan timbang terima pada metode
primer dengan mekanisme laporan di ners station dan dilanjutkan ronde ke mang rawat
hingga memastikan kondisi pasien untuk kegiatan asuhan keperawatan selanjutnya.
Jawaban : A
C. Seorang perempuan berusia 35 tahun dirawat selama 2 hari dengan keluhan sesak nafas.
Perawat primer melaporkan kepada dokter penanggung jawab pasien bahwa pasien masih
sesak nafas. Perawat telah melakukan pemberian posisi fowler dan obat sesuai saran dokter.
Apakah tindakan selanj utnya dari perawat primer?
A. Merekomendasikan pemberian oksigen pada level maintenance
B. Mendokumentasikan komunikasi S-BAR yang dilakukan
C. Mencatat latar belakang permasalahan pasien
D. Menunggu saran perawat konsultan
E. Menyampaikan hasil pengkajian
Pembahasan: Komunikasi efektif dengan menggunakan metode ISBAR meliputi Introduction,
Situation, Background, Assessment, Recommendation. Perawat primer telah melakukan
komunikasi sampai tahapan asesmen pasien dengan menyampaikan masalah sesak nafas
masih telj adi. Tahapan yang perlu dilakukan perawat selanjutnya adalah melakukan
recommendation berupa pemberian oksigen. Jawaban : A

D. Perawat melakukan komunikasi lewat telpon dengan dokter penanggung jawab pasien
terkait kondisi pasien yang tiba-tiba demam. Dokter memberikan rekomendasi pemberian
obat antipiretik dan observasi setiap jam sampai kondisi tanda vital stabil. Perawat mencatat
dan membacakan ulang kepada dokter atas rekomendasi yang lelah diberikan. Setelah
dilakukan verifikasi melalui telepon, perawat memberikan obat yang direkomendasikan
tersebut. Apakah tindakan selanjutnya dari perawat tersebut?
A. Membuat kronologi kejadian
B. Melaporkan kepada kepala ruang
C. Mendiskusikan kondisi pasien secara rutin kepada dokter
D. Meminta dokter memberikan tanda tangan di dokumen pasien
E. Mengharapkan rekan kerja menandatangani catatan kondisi pasien
Pembahasan: Perawat wajib memastikan bahwa konfirmasi kondisi pasien melalui telepon
dengan dokter perlu mendapatkan aspek legal secara tertulis yang dibuktikan dengan
tandatangan dokter pada rekam medik/ dokumen pasien. Jawaban : D

E. Seorang laki-laki berusia 55 tahun dirawat dengan keluhan penurunan kesadaran. Hasil
pengkajian didapatkan kondisi kesadaran delirium, pasien gelisah, aktifitas sehari-hari
dibantu, terdapat luka pada telapak kaki kanan yang bersifat kronis. Hasil laboratorium
menunjukkan gula darah 400 mg/dL. Perawat menentukan kondisi pasien untuk perawatan
selanjutnya. Apakah tingkat ketergantungan pasien tersebut?
A. Intermediate
B. Intensive
C. Minimal
D. Partial
E. Total
Pembahasan: Deskripsi Vignette menggambarkan kondisi pasien mengalami penurunan
kesadaran dan data lainnya sesuai dengan deskripsi konsep tingkat ketergantungan total.
Jawaban : E

F. Keluarga pasien memencet bel memanggil perawat karena pasien teljatuh di kamar mandi.
Perawat segera datang ke tempat kejadian Apakah tindakan perawat selanjutnya?
A. Melakukan pengkajian pasien
B. Membuat catatan insiden pasien jatuh
C. Melaporkan kepada kepala ruang tentang insiden tersebut
D. Meminta keluarga pasien lebih berhati-hati saat membantu pasien
E. Memberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan pasien jatuh
Pembahasan: Bila terjadi kejadian pasien jatuh maka sebagai langkah awal perawat perlu
melakukan pengkajian pasien di tempat j atuh yang meliputi perubahan kondisi yang terjadi
akibat jatuh tersebut. Selanjurnya perawat mengevakuasi pasien untuk tindakan lebih lanjut.
Perawat kemudian melaporkan kepada kepala ruang dan dokter penanggung jawab pasien.
Perawat membuat laporan kejadian untuk kepentingan investigasi, audit mutu dan langkah
selanjutnya yang dipandang perlu sesuai standarpatient safety. Jawaban : A

G. Perawat dinas sore di UGD menerima pasien akibat kecelakaan bus pariwisata. Setelah
pasien dilakukan tindakan dan kondisi stabil, beberapa pasien perlu rawat inap. Perawat
mengantar pasien tersebut ke ruang rawat inap dengan metode penugasan modular dan
dilakukan timbang terima dengan perawat di ruang rawat inap. Perawat di ruang rawat, inap
melakukan pengkajian kondisi pasien. Apakah tindakan selanjutnya dari perawat di ruang
rawatinap?
A. Menghubungi perawat primer
B. Mengkaji ulang kondisi pasien
C. Melaporkan kepada kepala ruang
D. Memasang gelang identitas pada pasien
E. Menandatangani surat pengantar pasien dari UGD
Pembahasan: Setiap pasien yang masuk mang rawat inap perlu dilakukan pengkajian ulang.
Hal ini untuk mengetahui pembahan kondisi pasien sehingga perencanaan dan implementasi
keperawatan berdasarkan masalah yang teljadi dan selanjurnya menyampaikan hasil
pengkajian tersebut kepada perawat primer untuk rencana tindakan selanjutnya pada
pasien. Jawaban : A

H. Perawat akan memberikan antibiotik kepada pasien. Saat obat akan diberikan, pasien dalam
kondisi tidur. Keluarga menjelaskan pasien baru saja tidur. Apakah tindakan perawat
selanjutnya?
A. Membangunkan pasien
B. Menunda pemberian obat
C. Mengkoordinasikan kepada kepala ruang
D. Meminta keluarga membangunkan pasien
E. Melaporkan kepada dokter penanggung jawab pasien
Pembahasan: Pemberian antibiotik harus tepat waktu, tidak boleh terlalu awal atau
terlambat. Selain itu perawat perlu mengidentifikasi pasien minimal dua aspek yaitu nama
pasien dan nomor rekam medik atau nama pasien dan tanggal lahir. Jawaban : A

I. Kepala ruang mendapatkan laporan dari perawat senior bahwa perawat yunior kurang
inisiatif dalam bekerja dan menunggu instruksi perawat senior. Kepala ruang juga
mendapatkan laporan dari perawat yunior bahwa sikap perawat senior cenderung
menunjukkan gaya seorang atasan dan lebih sering memberikan instruksi. Apakah tindakan
kepala mang?
A. Meminta perawat yunior mengalah
B. Menginstruksikan perawat senior asertif
C. Melaporkan kepada kepala bidang keperawatan
D. Membahas bersama hal tersebut di ruang kepala ruang
E. Mengharapkan perawat memahami peran masingmasing
Pembahasan: Kepala ruang perlu bertindak netral dan dapat menyatukan perawat dalam
satu persepsi untuk pencapaian visi dan misi mang rawat Ketika terjadi perbedaan persepsi
antar perawat maka harus didiskusikan bersama-sama agar setiap perawat menyadari peran
dan fungsinya sehingga tercipta situasi kerja yang kondusif. Jawaban : D
J. Perawat primer memberikan penjelasan pada keluarga pasien tentang rencana pembedahan
Keluarga meminta penjelasan lanjut tentang proses pembedahan dan kondisi pasien pasca
pembedahan. Bagaimanakah tindakan selanjumya dari perawat primer tersebut?
A. Menjelaskan bahwa dokter yang akan menyampaikan informasi lebih lanjut
B. Perawat memastikan siap menjelaskan kondisi pasien setelah operasi
C. Menginstruksikan keluarga menandatangani informed consent
D. Mendiskusikan harapan keluarga kepada kepala ruang
E. Meminta keluarga mendoakan kelancaran operasi
Pembahasan: Perawat primer sudah melaksanakan tugasnya, memberikan penjelasan
rencana tindakan bedah yang akan dilakukan pada pasien. Apabila keluarga mengharapkan
penjelasan lebih lanjut tentang pembedahan maka perawat tidak boleh memberikan
harapan atau janji yang belum pasti dan bukan wewenangnya karena hal tersebut menjadi
kewenangan dokter penanggungjawab pasien. Jawaban : A

K. Seorang keluarga pasien mengeluh tentang buruknya sanitasi di ruang rawat Pasien hampir
terpeleset saat hendak BAK. Perawat telah mencatat keluhan tersebut dan akan memanggil
petugas kebersihan. Penjelasan tersebut tidak cukup buat keluarga pasien tersebut dan
langsung meminta bertemu kepala ruang. Saat tersebut kepala ruang sedang mengikuti
pengarahan kepala bidang keperawatan. Bagaimanakah tindakan selanjumya dari perawat
tersebut?
A. Keluarga diminta untuk bersabar
B. Segera menghubungi kepala ruang
C. Meminta keluarga memasukkan keluhan di kotak
D. Menjelaskan ulang situasi dengan jelas pada keluarga
E. Mengajak keluarga menemuikepala mang di ruang rapat
Pembahasan: Perawat perlu memberikan penjelasan secara berkelanjutan kepada
pasien dan keluarga tentang situasi dan kondisi yang dialami, khususnya terkait
kerusakan sarana yang memerlukan koordinasi dan perbaikan dengan kurun waktu
yang lama, bentuk perwujudan dari penegakan aspek etik Veracity. Jawaban : D
L. Kena tim memanggil anggota timnya terkait keluhan keluarga pasien yang merasa kurang
diperhatikan ketika meminta perawat untuk membantu menyedia-kan air hangat bagi
pasien. Perawat menjelaskan ketua tim bahwa air tersebut sudah disiapkan, hanya
kebetulan sedang membantu perawatan pasien lain yang secara prioritas perlu penanganan
segera. Bagaimana tindakan selanjutnya dari perawat tersebut?
A.Melakukan refleksi diri sementara di mang istirahat
B. Segera memberikan air hangat tersebut kepada pasien
C.Menjelaskan ritaasi perawatan pasien kepada keluarga
D.Meminta maaf kepada kepala mangan atas kejadian tersebut
E.Berkeberatan bia dianggap kurang memperhatikan pasien
Pembahasan: Pasien dan keluarga secara unik memang dimungkin-kan mengeluhkan kinerja
perawat karena beberapa situasi pekerjaan perawat kurang dipahami pasien dan keluarga
Namun perawat juga peda tetap mengedepan-kan layanan prima pada pasien dan tetap
menegakkan prinsip etika dalam layanan pasien, khususnya penerapan Benejience,
setelahnya menjelaskan kondisi pasien, melakukan refleksi diri dan meminta maaf pada
pimpinan. Jawaban : B
M. Seorang laki-laki berusia 60 tahun dirawat dengan kondisi anemia. Hasil pemeriksaan kadar
Hb didapatkan 6,7 gr% dan terindikasi membutuhkan tranfusi darah. Perawat meminta
keluarga ke PMI untuk mendapatkan darah yang dibutuhkan, namun keluarga menolak
dengan alasan darah dari PMI

tidak jelas asal-usulnya. Setelah keluarga mendapatkan penjelasan dari dokter penanggun g
jawab pasien, keluarga tetap berkeberatan dan menolak. Apakah tindakan selanjutnya dari
perawat tersebut? A. Melaporkan kepada ketua tim B. Memotivasi lanjut keluarga pasien C.
Tetap memberikan transfusi darah D. Menghormati keputusan keluarga pasien E.
Mendokumentasikan penolakan tindakan

Pembahasan: Pasien atau keluarga memiliki otonomi untuk memutuskan yang terbaik bagi
status kesehatan pasien. Perawat wajib menghormati hal tersebut sebagai penerapan
prinsip moral dalarn asuhan keperawatan. Jawaban : D
N. Seorang laki-laki berusia 25 tahun dirawat di ICU dengan diagnosis gagal napas. Hasil
pengkajian: kesadaran compos mantis, terpasang ventilator mode CPAP, terdengar bunyi
gurgling dan pasien akan dilakukan penghisapan lendir (suction). Apakah tindakan pertama
yang harus segera dilakukan pada kasus tersebut? A. Pasang cateter suction B. Tingkatkan
fraksi O2 100% C. Penghisapan lendir duakukan dengan cara berputar D. Masukkan cateter
suction dengan posisi canula dibuka E. Lakukan penghisan lendir dengan posisi canula
ditutup

Pembahasan: Pasien yang dilakukan pemasangan ventilator mode CPAP akan menyebabkan
penurunan kemampuan fungsi silia dalam mengeluarkan sekret, sehingga berpotensi
mengalami akumulasi sekret di jalan napas. Kondisi tersebut akan menyebabkan obtruksi
pada jalan napas yang berdampak pada

penurunan ventilasi dan akan bennuara pada penurunan oksigenasi jaringan (SaO2), jika
tidak segera ditangani akan menyebabkan kematian Jawaban : B
O. Seorang laki-laki berusia 38 tahun diantar ke UGD karene kecelakaan. Hasil pengkajian
terdapat luka tusuk di para kiri, tampak sesak napas, VBS menurun, JVP meningkat, trakhea
bergeser ke sebelah kanan. TD: 80/50 mmHg, frekuensi nadi: 116x/menit, frekuensi napas:
35x/menit +Pasien terpasang oksgien NRM 10 1/menit Pasien telah terpasang needle
thorakosintesis.

Apakah tindakan selanj utnya yang harus dilakukan pada kasus tersebut ? A. Posisikan semi
fowler B. Pasang balut tekan C. Pasang kassa 3 sisi D. Perikardiosintesis E. Pasang CTT

Pembahasan: Tension pneumothoraks, tetjadi kebocoran udara yang berasal dari paru-paru
atau dari luar melalui dmding dada, masuk kedai am rongga pleura dan tidak dapat keluar
lagi (air trap/ udara terjebak di rongga pleura), teljadi peningkatan tekanan intra pleura
sehingga paru-paru menjadi kolaps, dan akhirnya menyebabkan mediastinum terdorong ke
sisi yang sehat (kontralateral) dan dapat menghambat pengembalian darah vena ke jantung.
Jawaban : E
P. Seorang laki-laki berusia 45 tahun, diantar ke UGD karena nyeri dada. Hasil pengkajian: nyeri
di dada yang menjalar ke lengan kiri dan punggung, skala nyeri 8, ronchi positif, TD 100/60
mmHg, frekuensi nadi 70 x/menit, frekuensi napas 24 x/menit dan suhu 35,8°C. Gambaran
EKG ada infark miokard luas dan pasien sudah diberikan NTG 10 mg sublingual. Apakah
tindakan selanjutnya pada kasus tersebut? A. Kolaborasi analgesik kuat (morphin) B.
Kolaborasi pemberian anti platelet

C. Kolaborasi pemberian oksigen D. Kolaborasi obat di gitalis E. Kolaborasi nitrogliserin

Pembahasan: Acute Coronary Syndrome (ACS) terjadi karena adanya oklusi dimana teijadi
penumpukan plak pada area lebih dari 2 cabang arteri koroner, oklusi lebih dari 70% akan
direspon tubuh berupa sensasi nyeri pada area jantung (di daerah dada bagian kiri), nyeri
dada yang semakin berat menggambarkan tingkat kerusakan yang terjadi pada area
miokard. Jawaban : A
Q. Seorang laki-laki berusia 55 tahun diantar ke UGD karena muntah darah. Hasil pengkajian:
compos mentis, nyeri tekan dan nyeri lepas dengan skala 7, hepar teraba 3 cm, spidernevi+,
TD 100/70 mmHg, frekuensi nadi 94 x/menit, dan frekuensi napas 22 x/menit. Apakah
tindakan yang harus dilakukan pada kasus tersebut? A. Pasang NGT B. Puas akan pasien C.
Berikan vitamin K D. Berikan cairan koloid E. Berikan cairan kristaloid

Pembahasan: Varises esophagus merupakan salah satu penyebab terjadinya perdarahan


saluran cerna. Perdarahan ini terjadi apabila kondisi pembuluh darah yang mengalami
distensi terstimulasi akibat peristaltik yang terjadi secara terus menerus, sehingga  terjadi
erosif pada permukaan pembuluh darah dan akan berpotensi terjadinya ruptura, dimana hal
ini lama kelamaan akan mengakibatkan terjadinnya perdarahan pada saluran cerna.
Jawaban : A
R. Seorang laki-laki berusia 60 tahun diantar ke UGD karena tidak sadarkan diri. Hasil
pengkajian: riwayat jatuh di kamar mandi, GCS E2M4V3, tampak jejas di area frontal, lemah
dan terdengar bunyi napas gurgling. TD 150/100 mmHg, frekuensi nadi 64 x/menit, frekuensi
napas 26 x/menit, dan akral teraba dingin. Hasil CT Scan: stroke infark hemisfer sinistra.
Apakah tindakan yang harus dilakukan pada kasus tersebut? A. Melakukan penghisapan
lendir B. Mengaturposisifowler C. Memasang oksigen D. Memasang ETT E. Memasang OPA

Pembahasan: Penjarahan intraserebral meliputi perdarahan jaringan atau ventrikel otak.


Perdarahan disebabkan karena pecahnya aneurisma yang menyebabkan edema luas di
sekitar area perdarahan dan iskemik jaringan dimana ditandai dengan hilangnya kesadaran,
pola napas abnormal, dan fungsi motorik menurun termasuk terjadinya gangguan pada
nervus vagus sehingga mengalami penurunan fungsi jnmr-lan bal ini akan mengakibatkan
menumpuknya sekret di jalan napas yang bisa didengar sebagai suara gurgling. Jawaban : A
S. Seorang perempuanberusia 55 tahun diantar ke UGD karena penurunan kesadaran. Hasil
pengkajian: riwayat menderita DM sejak 5 tahun yang lalu, pusing, tampak pucat,
berkeringat dingin, dan akral teraba dingin. TD 100/70 mmHg, frekuensi nadi 98 x/menit,
frekuensi napas 24 x/menit. Pemeriksaan GDS 48 mg/dl. Apakah tindakan yang harus
dilakukan pada kasus tersebut? A. Memberikan infus D 5% B. Memberikan glukagon 1 mg iv
C. Memberikan glukosa 40% 1 flakon D. Memberikan glukosa 40% a2 flakon E. Memberikan
glukosa 40% 3 flakon

Pembahasan: Metabolisme glukosa didalam darah dipengaruhi oleh kadar insulin yang
diproduksi dari pulau Iangerhans di pankreas, jika terjadi kerusakan pada pankreas akan
mengakibatkan penurunan sekresi insulin sehingga kebutuhan insulin untuk metabolisme
glukosa di dalam darah tidak mencukupi. Insulin berfungsi untuk membawa makanan ke
dalam sel dan pasien DM biasanya diberikan obat obatan insulin dan diet rendah gula.
Pengelolaan pasien DM adalah salah satunya monitoring kadar gula darah secara rutin.
Penurunan ini terjadi karena obat obatan yang diminum (terapi insulin), diet rendah gula/
karbohidrat serta olah raga yang dilakukan. Jawaban : D
T. Seorang laki-laki berusia 25 tahun diantar ke UGD karena kecelakaan. Hasil pengkajian
terdapat fraktur terbuka pada femur sinistra, perdarahan masif, tekanan darah 90/60
mmHg, frekuensi nadi 110 x/memt, frekuensi napas 24 x/menit. Apakah tindakan yang tepat
dilakukan pada kasus tersebut? A. Berikan 02 B. Balut tekan C. Pasang bidai D. Pasang
kateter E. Rehidrasi cairan

Pembahasan: Fraktur terbuka dimana patahan tulang menonjol keluar menyebabkan


jaringan lunak disekitar tulang rusak, diamarannya menyebabkan pembuluh darah rusak
sehingga timbul perdarahan, bila perdarahannya massif terus menerus maka volume darah
berkurang yang beresiko terjadinya shock hipovolemik. Hal ini terlihat dari gej ala klinis yang
ditimbulkan yaitu peningkatan nadi, penurunan TD, perfusi perifer menurun, dan CRT > 2
detik. Jawaban : E
U. Seorang laki-laki berusia 29 tahun diantar ke UGD karena kecelakaan. Hasil pengkajian:
kesadaran kermposmentis, terlihat lemah dan jejas diarea antebrachii dextra. TD 110/80
nimHg, frekuensi nadi 100 x/menit dan frekuensi napas 24 x/menit. Pasien didiagnosis
fraktur tertutup radius ulna 1/3 distal ctcxrra.Telah dilakukan pemasangan bidai.

Apakah langkah selanjutnya yang harus dilakukan pada kasus tersebut? A. Mengevaluasi
warna kulit B. Mengevaluasi posisi bidai C. Mengevaluasi tingkat nyeri D. Mengevaluasi
pulsasi distal E. Mengevaluasi kesimetrisan lengan

Pembahasan: Fraktur disertai dengan adanya kerusakan pada otot dan jaringan lain
termasuk syaraf. Fragmen fraktur tidak stabil dan setiap terjadi pergerakan akan
menstimulasi nyeri yang dihantarkan ke hipothalamus; ke cortex cerebri disampaikan ke
syaraf motorik yang akan diinterpretasikan nyeri sehingga teljadi keterbatasan gerak.
Tatalaksana yang dilakukan untuk . menstabilisasi fragmen fraktur salah satunya adalah
dengan pemasangan bidai. Strategi menjawab: Pada kasus di atas dengan adanyafraktur
tertutup radius ulna 1/3 distal dextra dan sudah dilakukan pemasangan bidai, selanjutnya
harus dilakukan monitoring neurovaskular yaitu mengevaluasi pulse, sensasi, motorik (PSM)
di area distal fraktur. Jawaban : D
V. Seorang laki-laki berusia 34 tahun-diantar UGD karena luka bakar. Hasil pengkajian: luas luka
bakar 36 00, derajat II, dengan BB pasien 50 kg. Berapa kebutuhan cairan 8 jam pertama
pada kasus tersebut? A. 3600 B. 5300 C. 6200 D. 7200 E. 8100

Pembahasan: Luka bakar menyebabkan terbukannya kulit sebagai barrier untuk mengurangi
terjadinya evaporasi, hal ini akan menyebabkan kehilangan cairan tubuh dan selanjutnya
akan menyebabkan kondisi syok

hipovolemik bahkan resiko kematian jika tidak segera ditangani. Strategi: Penghitungan
kebutuhan cairan pada kasus luka bakar adalah menentukan dahulu luas luka bakar, BB dan
kemudian mencari kebutuhan cairannya. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut: Rumus 4 cc x BB x Luas Luka bakar/2 . Dengan rincian: 1/2 hitungan cairan diberikan
8 jam pertama, 1/2 hitungan cairan diberikan 16 jam berikutnya. Luka bakar 36 % dan BB
pasien 50 kg. maka kebutuhan cairannya: 4 x 50 x 36 = 7.200, 8 jam pertama diberikan 50 %
dari total kebutuhan cairan: 7200/2 = 3.600. Jawaban : A
W. Seorang laki-laki berusia 63 tahun dirawat di ICU dengan acute kidney injury. Hasil
pengkajian: suara napas ronchi di kedua lapang paru bawah, edema extremitas derajat 2,
ascita +. TD: 110/70 mmHg, frekuensi nadi 98 x/menit, dan frekuensi napas 30 x/menit. Hasil
laboratorium fungsi faal ginjal: ureum 178 , kreatinin 4,6. Pasien mendapat therapy diuretik
furosemid 3x3 ampul. Apakah yang perlu dievaluasi dan tindakan kolaboratif tersebut? A.
Urine output B. Tekanan darah C. Frekuensi napas D. Kadar kalium darah E. Kadar natrium
darah

Pembahasan: AKI adalah penurunan cepat laju filtrasi glomerulus yang umumnya
berlangsung reversible diikuti kegagalan ginjal untuk mengekskresi sisa metabolisme
nitrogen dengan/tanpa ganggunan keseimbangan cairan dan elektrolit. Tanda tanda AKI
adalah kreatinin serum meningkat dan BUN, dan urine output menurun. Faktor resikonya
adalah sepsis, luka bakar, trauma dan operasi jantung. Ada 3 patofisiologi dari penyebab AKI
yaitu penurunan perfusi ginjal (pre renal), penyakit mtn'nsic ginjal (renal) dan obstruksi renal
akut (post renal), dengan penyebabnya perdarahan hebat, penurunan curah jantung dan
glomerulonephritis. Pada kasus acute kidney injury dimana terjadi kerusakan parerikim ginjal
yang bersifat sementara tergantung dari fase yang dialami, mulai dari acute phase dimana
terjadi penurunan fungsi ginjal sehingga produk si urin menurun, dan di sertai dengan
peningkatan kalium dan cairan di dalam tubuh. Jawaban : A
X. Seorang perempuan berusia 44 tahun dirawat diruang penyakit dalam dengan diagnosa
Sirosis Hepatis. Hasil pengkajian edema tungkai +3 . dan shifting dullness, mual, TD 100/60
mmHg, frekuensi nadi 110/menit, suhu 37°C, frekuensi nafas 24x/menit, kalium 7,3 mEq/dl,
Albumin 1.5 gr/dL. Apakah intervensi prioritas pada kasus tersebut? A. Memberikan posisi
nyaman buat pasien B. Monitoring intake dan output cairan C. Monitoring tanda-tanda vital
D. Memberikan terapi diet E. Manajemen aktifitas

Pembahasan: Edema/acites dapat disebabkan karena kelebihan pembelian dan kegagalan


mengekresi cairan dan penurunan albumin tubuh atau karena kegagalan organ. Jika terdapat
edema, maka tekanan hidrostatis darah akan mendorong ke ruang intertisiel. Sehingga perlu
dilakukan monitoring untuk mengetahui progresifltas edema tersebut. Pada kasus tersebut
pasien mengalami kondisi kelebihan volume cairan yang ditandai dengan edema dan
penumpukan cairan di rongga abdomen yang ditandai dengan adanya shifting dullness.
Jawaban : B
Y. Seorang perempuan berusia 53 tahun dirawat di ruang perawatan bedah dengan ileus
paralitik paska operasi pembuatan kolostomi hari ke-3. Saat ini, perawat akan melakukan
perawatan kolostomi. Perawat telah menjelaskan prosedurnya kepada pasien, lalu perawat
mengenakan handscoon dan membuka kantong kolostomi. Apakah tindakan selanjutnya
pada kasus tersebut? A. Kaji stoma dan kulit sekitar stoma B. Bersihkan stoma dengan NaCl
0,9% C. Pasang kantong kolostomi baru D. Ukur diameter kantong stoma E. Cuci tangan dan
dokumentasi

Pembahasan:

Prosedur tindakan perawatan kolostomi adalah mempersiapkan alat dan pasien. Hal
pertama dilakukan pada pasien adalah menjelaskan prosedur yang akan dilakukan pada
pasien, sehingga pasien mengerti tujuan tindakan yang akan dilakukan dan menyetujui
tindakan tersebut. Setelah itu perawat menggunakan handscoon dan membuka kantong
kolostomi, setelah kantong terbuka, maka perawat melakukan pengkajian terhadap stoma
dan kulit sekiamya, kemudian, membersihkan-nya, mengukur diameter kantong dan
memasang kantong stoma baru, setelah selesai maka perawat mencuci tangan dan
mendokumentasikannya. Jawaban : A
Z. Seorang laki-Iaki berusia 60 tahun dirawat di ruang neurolog dengan diagnosis meningitis.
Hasil pengkajian didapatkan pasien mengalami penurunan kesadaran, kulit disekitar area_
penonjolan tulang tampak kemerahan dan ada bullae. Pasien tampak lemas, TD 150/90
mmHg, frekuensi nadi 88x/menit frekuensi napas 20x/menit, suhu 36,7°C. Apakah intervensi
keperawatan yang tepat pada kasus tersebut? A. memberikan lotion pada area menonjol B.
memberi kompres hangat C. mobilisasi setiap 2 jam D. melakukan massage . E. melatih ROM

Pembahasan: Pasien dengan penurunan kesadaran, kelemahan flsik, hemiparese sangat


berpotensi kehilangan proteksi diri. Pasien tidak mampu mengubah posisinya saat kondisi
tersebut diatas terjadi. Kehilangan kemampuan ini menimbulkan tertekannya daerah
menonjol terlalu lama dan menimbulkan iskemia jaringan dan berlanjut kematian jaringan.
Bukti kerusakan ini adanya cirri-ciri munculnya luka seperti kemerahan, bulla atau sudah
luka. Jawaban : C
AA. Seorang perempuan berusia 35 tahun dirawat di ruang neurologi dengan pasca stroke hari
ke-2. Saat dilakukan pengkajian tiba-tiba pasien mengalami kejang. Pasien terlihat kaku
seluruh tubuh selama 1 menit, wajah menoleh ke kiri, mulut mencong, mata mendelik.
Apakah tindakan keperawatan yang tepat dilakukan pada kasus tersebut?

A. Berikan posisi semi Fowler B. Observasi tanda vital C. Jauhkan benda taj am D. Miringkan
pasien E. Pasang spatel

Pembahasan: Komplikasi stroke salah satunya adalah kejang. Ini terjadi akibat kerusakan
jaringan fokal otak pada serangan stroke yang terus berproses. Tidak semua ada komplikasi
kejang. Kejang tidak dapat di lawan dengan ruda paksa karena yang terjadi adalah trauma.
Maka saat kejang yang perlu adalah tindakan pencegahan aspirasi dan longgarkan napas
sampai kejang berhenti. Jawaban : D
BB. Seorang laki-laki berusia 60 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosa DM.
Hasil pengkajian pasien mengeluh lemas, berkeringat dingin, pucat, dan gelisah, GDS: 58
mg/dl. Pasien mendapat therapi insulin 10 in namun tidak menghabiskan makanannya.
Apakah intervensi yang tepat dilakukan pada kasus tersebut? A. memberian dextrose 40% B.
memonitor glukosa darah C. memberikan minuman manis D. menganjurkan untuk segera
makan nasi E. menganjurkan menghentikan sementara obat diabetes
Pembahasan: Hipoglikemia pada pasien diabetes yang dirawat di rumah sakit biasa terjadi
akibat dari terlalu banyak dosis insulin atau menunda makan setelah injeksi insulin.
Pendidikan kesehatan yang adekuat diperlukan agar pasien mampu memahami
penatalaksanaan yang penting untuk dilakukan, seperti tidak menunda makan. Tindakan
yang perlu segera dilakukan adalah memberikan intake cairan berupa minuman manis agar
kondisi hipoglikemia tidak berlanjut. Perawat juga perlu mengkaji pola dari kadar glukosa
darah pasien dan menghindari pemberian dosis insulin yang berulang kali menyebabkan
hipo glikemia.

Jawaban : C
CC. Seorang perempuan berusia 56 tahun dirawat dirumah sakit dengan diagnosis DM. Hasil
pengkajian, sensasi pada telapak kaki berkurang, luka lecet pada kaki, terdapat kalus, dan
penurunan refleks sensorik pada telapak kaki. Pasien terkadang sukaminum -minuman
manis dan jarang berolah raga. Apakah pendidikan kesehatan utama pada kasus tersebut? A.
menganjurkan berolah raga B. memberikan edukasi tentang diet C. memberikan edukasi
perawatan kaki D. memberikan informasi tentang komplikasi diabetes E. menganjurkan
pasien untuk memantau gula darah secara rutin.

Pembahasan: Komplikasi hiperglikemia pada pasien diabetes menyebabkan pasien diabetes


mengalami masalah pada kaki dan telapak kaki. Kondisi neurophati, penyakit vaskuler perifer
dan penurunan sistem imun adalah bentuk komplikasi lanjutan yang berkontn'busi pada
masalah kaki yang bisa berlanjut pada amputasi. Tanda yang paling sering dirasakan adalah
penurunan sensasi, rasa kesemutan. Penurunan sensasi ini menyebabkan luka dan kalus
pada pasien. Sehingga, perawat perlu memberikan edukasi tentang perawatan kaki pada
pasien. Jawaban : C
DD. Seorang laki-laki 19 tahun, dirawat di mang bedah post ORIF seminggu yang lalu, akibat
fraktur tertutup femur simstra. Pasien memulai fase rehabilitasi dengan latihan beljalan
menggunakan kruk aksila dengan 3 titik. Tampak perawat sedang melatih berjalan melalui
tangga. Bagaimanakah cara yang tepat penggunaan alat bantu pada kasus tersebut? A. kruk
sisi kanan turun terlebih dahulu B. kruk sisi kiri turun terlebih dahulu C. kaki kanan turun
terlebih dahulu D. kedua kruk turun bersamaan

E. kaki kiri turun terlebih dahulu


Pembahasan: Kruk merupakan salah satu alat bantu berjalan yang berfungsi untuk
membantu stabilitas pasien saat bexjalan dan menuruni tangga. Jika naik tangga dimulai
dengan kaki yang sehat terlebih dahulu sedangkan kalau turun tangga dimulai dengan kedua
kruk terlebih dahulu. Pada pasien dengan non weigh bearing (menumpu berat badan)
menggunakan 3 point. Jawaban : D

Anda mungkin juga menyukai