Anda di halaman 1dari 18

[11/2 16.

03] +62 853-4152-4300: Sore hari kita kita akan membahas soal seputar keperawatan
komunitas yg sudah di TO kemarin yah teman teman. Diskusi kita sore ini kurang lebih akan berlangsung
selama 90 menit. Nanti kita dibagi menjadi 2 sesi.

1. Saya akan meluncurkan 10 soal + pembahasannya. Mohon sebelum ada kata *Done* teman" mohon
agar tidak interupsi dl. OK !

2. Sesi diskusi.

Bagaimana teman teman ?? Sepakat yahh

[11/2 16.14] +62 853-4152-4300: 1. Perawat komunitas sedang melakukan pengkajian keperawatan
di RW 08, berdasarkan hasil pengkajian didapatkan data tingginya kejadian ISPA pada balita di wilayah
tersebut, perawat berencana melakukan penyuluhan tentang penyakit ISPA pada ibu balita. Apakah
tindakan pencegahan yang dilakukan oleh perawat ?

a. Pencegahan primer

b. Pencegahan sekunder

c. Pencegahan tersier

d. Kuratif

e. Rehabilitasi

Jawaban : A

Data fokus masalah :

Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan data tingginya kejadian ISPA pada balita di wilayah tersebut,
perawat berencana akan melakukan penyuluhan tentang penyakit ISPA pada ibu balita. Upaya
pencegahan kesehatan yang dilakukan oleh perawat adalah Pencegahan primer.

Menurut leavel dan clark, tingkat pencegahan penyakit dapat dilakukan pada tahap sebelum terjadinya
penyakit (prepathogenesis phase) dan pada tahap terjadinya penyakit (pathogenesis phase). Tindakan
pencegahan penyakit dibagi menjadi tiga tingkatan sesuai dengan perjalanan

penyakit, yaitu:

1. Pencegahan primer (primary prevention), yang dilakukan dalam fase “pre-patogenesis”.


Pencegahan primer ditujukan bagi orang-orang yang termasuk kelompok risiko tinggi yang belum
menderita tetapi berpotensi untuk menderita dan juga untuk orang-orang yang sehat. Contohnya :
memberikan pendidikan kesehatan, memberikan perlindungan khusus seperti imunisasi, perlindungan
diri dari kecelakaan.

2. Pencegahan sekunder (secondary prevention), di mana proses penyakit sudah mulai memasuki
fase “patogenesis”. pencegahan sekunder ditujukan untuk mencegah penyebaran penyakit ke orang lain,
mengobati dan menghentikan perkembangan penyakit. Contohnya : penemuan kasus secara dini,
pemeriksaan kesehatan, pengobatan yang adekuat.

3. Pencegahan tersier (tertiary prevention), di mana dalam fase “patogenesis”. Pencegahan tersier
berupa pencegahan terjadinya komplikasi penyakit yang lebih parah, yang bertujuan menurunkan angka
kejadian cacat fisik ataupun mental. Contohnya : rehabilitasi

Tinjauan Opsi lain :

- Opsi “Pencegahan sekunder” (tidak tepat), karena pencegahan sekunder lebih mengarah pada
pemeriksaan kesehatan, tindakan kuratif. Sedangkan pada kasus perawat akan intervensi berupa
melakukan penyuluhan kesehatan.

- Opsi “Pencegahan tersier” (tidak tepat), karena pencegahan tersier ditujukan untuk mencegah
terjadinya komplikasi yang lebih parah dan menurunkan angka kejadian kecacatan baik fisik maupun
mental.

- Opsi “Kuratif” (tidak tepat), karena pada kasus perawat akan melakukan penyuluhan kesehatan,
bukan tindakan pengobatan.

- Opsi “Rehabilitasi” (tidak tepat), karena tindakan rehabilitasi bertujuan untuk mencegah
komplikasi penyakit dan menurunkan angka kejadian kecacatan baik fisik maupun mental.

Eliana, Sri Sumiati. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Kebidanan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : BPPSDMK
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

[11/2 16.14] +62 853-4152-4300: 2. Seorang perawat komunitas sedang melakukan pengkajian
keperawatan pada masyarakat di RW 01 dengan menggunakan kuisioner. Berdasarkan hasil pengkajian
didapatkan data 90% warga beragama islam, 52% warga berjenis kelamin perempuan, 40% penduduk
usia lansia. Apakah pengkajian yang sedang dilakukan oleh perawat tersebut ?

a. Data subsistem komunitas

b. Statistik vital

c. Data inti komunitas


d. Data sekunder

e. Data primer

Jawaban : C

Data Fokus :

Seorang perawat komunitas sedang melakukan pengkajian keperawatan pada masyarakat di RW 01


dengan menggunakan kuisioner. Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan data 90% warga beragama
islam, 52% warga berjenis kelamin perempuan, 40% penduduk usia lansia.

Berdasarkan data maka jawaban yang tepat adalah Data Inti Komunitas. Jenis data pengkajian dalam
komunitas (IPKKI,2017):

1. Data inti komunitas : yang dikaji terdiri dari sejarah/riwayat daerah tempat tinggal, demografi
(usia, jenis kelamin,ras dan etnis),tipe keluarga, statistik vital (angka kelahiran, kematian), dan agama.

2. Data subsistem komunitas. Terdapat 8 data subsistem komunitas yang dikaji yaitu :

- Lingkungan fisik: (kualitas air, pembuangan limbah,perumahan, kualitas udara, flora, ruang
terbuka dan musim.

- Pelayanan kesehatan: adanya puskesmas, rumah sakit, fasilitas pelayanan sosial, pelayanan
kesehatan mental, pusat emergensi dan pelayanan pengobatan tradisional serta akses ke pelayanan
kesehatan.

- Ekonomi : karakteristik keuangan keluarga, status pekerjaan, kategori pekerjaan, jumlah


penduduk yang tidak bekerja.

- Politik dan pemerintahan : data yang dikumpulkan meliputi pemerintahan (RT,RW, Kelurahan ,
desa, kecamatan dan lainnya), kelompok pelayanan mayarakat ( PKK, Karang taruna, panti dsb), politik
( kegiatan politik yang ada di daerah tersebut ).

- Komunikasi : data yang dikumpulkan terkait komunikasi formal dan informal.

- Pendidikan : data yang dikaji seperti, sekolah, tipe pendidikan, akses pendidikan.

- Keamanan dan transportasi : jenis dan sarana transportasi yang ada, adakah fasilitas
perlindungan untuk masyarakat (polisi, pemadam kebakaran, sanitasi).

- Rekreasi : data yang dikaji seperti adanya taman, area bermain, dan fasilitas rekreasi.

Tinjauan Opsi Lain :


- Opsi “Data subsistem komunitas” (tidak tepat), karena data subsistem komunitas meliputi 8
subsistem komunitas seperti lingkungan fisiki, pelayanan kesehatan, ekonomi, poltik dan pemerintahan,
komunikasi, pendidikan, keamanan dan transportasi, serta rekreasi.

- Opsi “Statistik Vital” (tidak tepat), karena pada kasus tidak menyebutkan data seperti angka
kelahiran dan kematian.

- Opsi “Data Sekunder” (tidak tepat), Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber yang
sudah ada. Data sekunder merupakan jenis dari sumber data.

- Opsi “Data primer” (tidak tepat). Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung. Data
primer merupakan jenis dari sumber data.

IPKKI Persatuan Perawat Indonesia. 2017. Panduan Asuhan Keperawatan Individu dengan Modifikasi
NANDA, ICPN, NOC dan NIC di Puskesemas dan Masyarakat. IPKKI persatuan Perawat Indonesia.

[11/2 16.14] +62 853-4152-4300: 3. Perawat sedang melakukan kunjungan rumah pada keluarga
yang menjadi binaannya. Keluarga tersebut memiliki anggota keluarga yang menderita luka DM. Anggota
keluarga menanyakan cara merawat luka DM. Apakah peran yang akan dilakukan perawat terkait kondisi
tersebut ?

a. Pendidik

b. Advokat

c. Role model

d. Manager kasus

e. Pelaksana asuhan keperawatan

Jawaban : A

Data Fokus : Perawat sedang melakukan kunjungan rumah pada keluarga yang menjadi binaannya.
Keluarga tersebut memiliki anggota keluarga yang menderita luka DM. Anggota keluarga menayakan cara
merawat luka DM.

Berdasarkan data maka jawaban yang tepat adalah Pendidik. Pada kasus yang perlu digaris bawahi
adalah anggota keluarga menanyakan cara merawat luka DM. Berdasarkan modul keperawatan
komunitas dan keluarga KEMENKES (2016), Jika berperan sebagai pendidik, maka perawat harus mampu
menjadi penyedia informasi kesehatan dan mengajarkan komunitas atau keluarga tentang upaya
kesehatan yang dapat dilakukan komunitas.peran perawat sebagai edukator menuntut perawat
memberikan pendidikan kesehatan pada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik dirumah,
puskesmas, dan di masyarakat secara terorganisisr dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga
terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.

Tinjauan Opsi :

- Opsi “Advocate” (tidak tepat) karena peran sebagai advocate adalah pembela hak-hak klien
termasuk didalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi,
dan melindungi hak-hak klien.

- Opsi “Role Model” (tidak tepat), karena sebagai role model perawat dituntut untuk mampu
berinteraksi dengan baik dengan komunitas, dimana dalam proses interaksi tersebut ada proses
transformasi perilaku yang dapat dipelajari oleh komunitas atau keluarga.

- Opsi “Manager kasus” (tidak tepat) karena, peran manager kasus adalah mengidentifikasi
kebutuhan komunitas, menyusun rencana asuhan keperawatan komunitas, menilai kualitas pelayanan
keperawatan.

- Opsi “Pelaksana asuhan keperawatan” (tidak tepat) karena sebagai pelaksana asuhan
keperawatan peran penting perawat adalah memberikan pelayanan langsung kepada komunitas sesuai
dengan kebutuhan komunitas atau keluarga.

Kholifah, S & Widagdo, W. 2016. Modul Baha Ajar Cetak Keperawatan Keluarga dan Komuitas. Jakarta:
BPPSDMK Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

[11/2 16.15] +62 853-4152-4300: 4. Di suatu desa sedang dilakukan posyandu balita bulanan.
Perawat puskesmas saat ini memberikan penyuluhan tentang pentingnya imunisasi pada anak. Pada
penyuluhan tersebut, perawat memberikan contoh pada salah satu keluarga di desa tersebut yang
anaknya tidak pernah diberikan imunisasi. Apakah prinsip etik yang dilanggar oleh perawat tersebut ?

a. Non malefincence

b. Confidentiality

c. Beneficience

d. Veracity

e. Fidelity

Jawaban : B
Data Fokus : Seorang perawat dari puskesmas saat ini memberikan penyuluhan tentang pentingnya
imunisasi pada anak. Pada penyuluhan tersebut, perawat memberikan contoh pada salah satu keluarga
di desa tersebut yang anaknya tidak pernah diberikan imunisasi. Berdasarkan data tersebut maka
jawaban yang tepat adalah Confidentiality. Confidentiality adalah menjaga kerahasiaan informasi pribadi
klien (Ngesti W Utami, dkk. 2016).

Tinjauan Opsi :

- Opsi “Non malefincence” (tidak tepat), karena Non maleficience yaitu tidak menimbulkan
bahaya atau cidera fisik dan psikologis kepada klien.

- Opsi “Beneficience” (tidak tepat), karena Prinsip ini menjelaskan bahwa perawat melakukan
yang terbaik bagi klien, tidak merugikan klien, dan mencegah bahaya bagi klien.

- Opsi “veracity” (tidak tepat), karena Prinsip ini menekankan bahwa perawat harus mengatakan
yang sebenarnya dan tidak membohongi klien. Kebenaran merupakan dasar dalam membina hubungan
saling percaya.

- Opsi “Fidelity” (tidak tepat), karena prinsip ini menekankan pada menepati janji dan menghargai
komitmen terhadap klien.

Ngesti W Utami, dkk. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Etika Keperawatan dan Keperawatan
Profesional. Jakarta: BPPSDMK Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

[11/2 16.15] +62 853-4152-4300: 5. Seorang perawat komunitas sedang melakukan kunjungan
keluarga dengan anak remaja HIV AIDS, ibu klien meminta kepada perawat agar tidak memberitahukan
penyakit anaknya kepada siapapun karena takut anak dan keluarga akan dijauhi dan dikucilkan, dan
perawat berjanji tidak akan memberitahu kepada siapapun. Apakah prinsip etik yang harus diterapkan
oleh perawat tersebut ?

a. Veracity

b. Confidentiality

c. Fidelity

d. Justice

e. Beneficience

Jawaban: C
Data Fokus :

- Hasil kunjungan rumah keluarga

- Keluarga dengan anak HIV/AIDS

- Keluarga meminta perawat untuk tidak memberitahu orang lain tentag kondisi anaknya

- Perawat berjanji untuk tidak memberitahu siapapun

Berdasarkan data diatas, prinsip etik yang harus diterapkan perawat adalah Fidelity. Fidelity merupakan
prinsip menepati janji dan menghargai komitmen terhadap klien (Ngesti W Utami, dkk. 2016).

Tinjauan Opsi:

- Opsi “veracity” (tidak tepat), karena Prinsip ini menekankan bahwa perawat harus mengatakan
yang sebenarnya dan tidak membohongi klien. Kebenaran merupakan dasar dalam membina hubungan
saling percaya.

- Opsi “Confidentiality” (tidak tepat), karena confidentiality adalah menjaga kerahasiaan informasi
pribadi klien.

- Opsi “Justice” (tidak tepat), Karena prinsip justice menjelaskan bahwa perawat berlaku adil pada
setiap klien sesuai dengan kebutuhannya.

- Opsi “Beneficience” (tidak tepat), karena Prinsip ini menjelaskan bahwa perawat melakukan
yang terbaik bagi klien, tidak merugikan klien, dan mencegah bahaya bagi klien.

Ngesti W Utami, dkk. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Etika Keperawatan dan Keperawatan
Profesional. Jakarta: BPPSDMK Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

[11/2 16.15] +62 853-4152-4300: 6. Seorang perawat melakukan pengkajian di RW 05 dengan hasil;
30% lansia menderita hipertensi, dan 70% lansia menderita Gout Arthritis. Lansia menyatakan jarang
mengunjungi puskesmas karena jarak yang jauh dan sulitnya transportasi. Mereka juga menyatakan
bahwa belum pernah ada penyuluhan kesehatan oleh puskesmas terkait. Apakah masalah keperawatan
komunitas yang tepat pada kasus ?

a. Defisit kesehatan komunitas

b. Perilaku kesehatan cenderung berisisko

c. Manajemen kesehatan tidak efektif

d. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif


e. Defisit pengetahuan.

Jawaban : A

Data Fokus :

- Hasil pengkajain perawat komunitas

- 30% lansia menderita hipertensi

- 70% lansia menderita Gout Arthritis

- Lansia jarang mengunjungi puskesmas karena jarak yang jauh dan sulitnya transportasi.

- Belum pernah ada penyuluhan kesehatan oleh puskesmas terkait

Berdasarkan data diatas, maka jawaban yang tepat adalah Defisit Kesehatan Komunitas. Defisit
kesehatan komunitas adalah terdapat masalah kesehatan atau faktor risiko yang dapat mengganggu
kesejahteraan pada suatu kelompok yang dapat disebabkan karena adanya hambatan akses ke pemberi
pelayanan, keterbatasan sumber daya, program tidak mengatasi seluruh masalah kesehatan komunitas.
Dengan tanda dan gejala: terjadi masalah kesehatan yang dialami komunitas, tidak tersedia program
untuk meningkatkan kesejahteraan bagi komunitas, tidak tersedia program untuk mencegah,
mengurangi, dan mengatasi masalah kesehatan komunitas (SDKI, 2017).

Tinjauan Opsi:

- Opsi “Perilaku kesehatan cenderung berisiko” (kurang tepat) Perilaku kesehatan cenderung
berisiko ditandai dengan tanda dan gejala: menunjukan penolakan terhadap perubahan status
kesehatan, gagal melakukan tindakan pencegahan masalah kesehatan, menunjukkan upaya peningkatan
kesehatan yang minimal. (SDKI, 2017).

- Opsi “Manajemen kesehatan tidak efektif” (tidak tepat) karena merupakan pola pengaturan dan
pengintegrasian penanganan masalah kesehatan kedalam kebiasaan hidup sehari-hari tidak memuaskan
untuk mencapai status yang diharapkan. Manajemen kesehatan tidak efektif ditandai dengan
mengungkapkan kesulitan menjalani program, gagal menerapkan program perawatan, gagal melakukan
tindakan mengurangi faktor risiko, aktivitas hidup sehari-hari tidak efektif untuk memenuhi tujuan
kesehatan (SDKI, 2017).

- Opsi “Pemeliharaan kesehatan tidak efektif” (tidak tepat) karena merupakan ketidakmampuan
mengidentifikasi, mengelola dan atau menemukan bantuan untuk mempertahankan kesehatan.
Pemeliharaan kesehatan tidak efektif ditandai dengan gejala dan tanda mayor : kurang menunjukkan
pemahaman tentang perilaku sehat, tidak mampu menjalankan perilaku sehat. tanda dan gejala minor :
memiliki riwayat perilaku mencari bantuan kesehatan yang kurang (SDKI, 2017).

- Opsi “Defisit pengetahuan” (tidak tepat). Defisit pengetahuan adalah kurangnya pengetahuan
tentang kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu yang ditandai dengan
menanyakan masalah yang dihadapi, menunjukkan persepsi yang keliru (SDKI, 2017).

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnosis. Jakarta: DPP PPNI.

[11/2 16.16] +62 853-4152-4300: 7. Hasil pengkajian perawat di suatu wilayah diperoleh data; 20%
kasus diare pada anak dalam satu bulan terakhir, 45% keluarga tidak penah mencuci tangan sebelum
makan, 45% penyajian makanan tidak pernah ditutup. Hasil observasi; lingkungan tampak kotor dan
banyak lalat berterbangan. Apakah diagnosa keperawatan pada kasus tersebut?

a. Perilaku kesehatan cenderung berisisko

b. Manajemen kesehatan tidak efektif

c. Defisit kesehatan komunitas

d. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif

e. Defisit pengetahuan.

Jawaban : D

Data Fokus :

- Perolehan data suatu wilayah

- 20% kasus diare pada anak dalam satu bulan terakhir

- 45% keluarga tidak penah mencuci tangan sebelum makan

- 45% penyajian makanan tidak pernah ditutup

- Lingkungan tampak kotor dan banyak lalat berterbangan

Berdasarkan data tersebut maka jawaban yang tepat adalah Pemeliharaan kesehatan tidak efektif.
“Pemeliharaan kesehatan tidak efektif” adalah ketidakmampuan mengidentifikasi, mengelola dan atau
menemukan bantuan untuk mempertahankan kesehatan. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif ditandai
dengan gejala dan tanda mayor : kurang menunjukan perilaku yang adaptif terhadap perubahan
lingkungan, kurang menunjukkan pemahaman tentang perilaku sehat, tidak mampu menjalankan
perilaku sehat. tanda dan gejala minor : memiliki riwayat perilaku mencari bantuan kesehatan yang
kurang (SDKI, 2017). Pada kasus terdapat 45% keluarga tidak penah mencuci tangan sebelum makan,
45% penyajian makanan tidak pernah ditutup. Hasil observasi; lingkungan tampak kotor dan banyak lalat
berterbangan yang menunjukan kurang menunjukan perilaku yang adaptif terhadap perubahan
lingkungan, serta tidak mampu menjalankan perilaku sehat.

Tinjauan Opsi:

- Opsi “Perilaku kesehatan cenderung berisiko” (tidak tepat) Perilaku kesehatan cenderung
berisiko adalah hambatan kemampuan dalam mengubah gaya hidup/perilaku untuk memperbaiki status
kesehatan. Perilaku kesehatan cenderung berisiko disebabkan oleh kurang terpapar informasi, pemilihan
gaya hidup yang tidak sehat seperti konsumsi alkohol, merokok. ditandai dengan tanda dan gejala:
menunjukan penolakan terhadap perubahan status kesehatan, gagal melakukan tindakan pencegahan
masalah kesehatan, menunjukkan upaya peningkatan kesehatan yang minimal. (SDKI, 2017).

- Opsi “Manajemen kesehatan tidak efektif” ( tidak tepat )adalah pola pengaturan dan
pengintegrasian penanganan masalah kesehatan kedalam kebiasaan hidup sehari-hari tidak memuaskan
untuk mencapai untuk mencapai status yang diharapkan. Manajemen kesehatan tidak efektif ditandai
dengan mengungkapkan kesulitan menjalani program, gagal menerapkan program perawatan, gagal
melakukan tindakan mengurangi faktor risiko, aktivitas hidup sehari-hari tidak efektif untuk memenuhi
tujuan kesehatan (SDKI, 2017).

- Opsi “Defisit kesehatan komunitas” (tidak tepat). Defisit kesehatan komunitas adalah terdapat
masalah kesehatan atau faktor risiko yang dapat mengganggu kesejahteraan pada suatu kelompok yang
disebabkan karena adanya hambatan akses ke pemberi pelayanan, keterbatasan sumber daya, program
tidak mengatasi seluruh masalah kesehatan komunitas (SDKI, 2017).

- Opsi “Defisit pengetahuan” (tidak tepat). Defisit pengetahuan adalah kurangnya pengetahuan
tentang kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu yang ditandai dengan
menanyakan masalah yang dihadapi, menunjukkan persepsi yang keliru (SDKI, 2017).

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnosis. Jakarta: DPP PPNI.

[11/2 16.16] +62 853-4152-4300: 8. Di salah satu kelurahan diperoleh hasil survey dari perawat
puskesmas, yang menyatakan bahwa ada 10% penduduk menderita kusta dan 85% penduduk memiliki
kepercayaan bahwa kusta merupakan suatu penyakit yang timbul karena kutukan. Apakah intervensi
pencegahan primer yang tepat dilakukan ?

a. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit kusta


b. Melakukan screening penyakit kusta

c. Memberikan obat kusta

d. Pemberdayaan penderita kusta

e. Merujuk ke puskesmas untuk mendapatkan perawatan

Jawaban : A

Pencegahan primer ditujukan bagi orang-orang yang termasuk kelompok risiko tinggi yang belum
menderita tetapi berpotensi untuk menderita dan juga untuk orang-orang yang sehat agar tidak
menderita sakit. Contohnya : memberikan pendidikan kesehatan, memberikan perlindungan khusus
seperti imunisasi, perlindungan diri dari kecelakaan.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka jawaban yang tepat adalah Memberikan pendidikan kesehatan
tentang penyakit kusta.

Tinjauan Opsi:

- Opsi “Melakukan screening penyakit kusta” (tidak tepat) karena merupakan pencegahan
sekunder.

- Opsi “Memberikan obat kusta” (tidak tepat) karena merupakan pencegahan sekunder.

- Opsi “Pemberdayaan penderita kusta” (tidak tepat) karena merupakan pencegahan tersier

- Opsi “Merujuk ke puskesmas untuk mendapatkan perawatan” (tidak tepat) karena merupakan
tindakan pencegahan sekunder.

Eliana, Sri Sumiati. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Kebidanan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : BPPSDMK
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

[11/2 16.16] +62 853-4152-4300: 9. Seorang perawat puskesmas sedang melakukan kunjungan
rumah keluarga yang menderita kanker serviks. Saat melakukan kunjungan, perawat menganjurkan
kepada klien agar mau berobat ke rumah sakit namun klien tetap tidak ingin berobat ke RS. Apakah
dilema etik yang dialami oleh perawat ?

a. Fidelity vs veracity
b. Beneficience vs otonomi

c. Non maleficience vs beneficience

d. Justice vs otonomi

e. Otonomi vs confidentiality

Jawaban : B

Data Fokus : Seorang perawat puskesmas sedang melakukan kunjungan rumah pada salah keluarga yang
menderita kanker serviks. Saat melakukan kunjungan, perawat menganjurkan kepada klien agar mau
berobat ke rumah sakit namun klien tetap tidak ingin berobat ke RS.

Beneficience. Prinsip ini menjelaskan bahwa perawat melakukan yang terbaik bagi klien, tidak merugikan
klien, dan mencegah bahaya bagi klien (Ngesti W Utami, dkk. 2016). Otonomi, Prinsip ini menjelaskan
bahwa klien diberi kebebasan untuk menentukan sendiri atau mengatur diri sendiri sesuai dengan
hakikat manusia yang mempunyai harga diri dan martabat (Ngesti W Utami, dkk. 2016). Berdasarkan
penjelasan tersebut, maka jawaban yang tepat adalah Beneficience vs Otonomi

Tinjauan Opsi:

- Opsi “Fidelity vs veracity” (tidak tepat). Karena fidelity prinsip menepati janji dan menghargai
komitmen terhadap klien. Veracity, Prinsip ini menekankan bahwa perawat harus mengatakan yang
sebenarnya dan tidak membohongi klien. Kebenaran merupakan dasar dalam membina hubungan saling
percaya (Ngesti W Utami, dkk. 2016).

- Opsi “Non maleficience vs beneficience” (tidak tepat). Karena Non maleficience adalah yaitu
tidak menimbulkan bahaya atau cidera fisik dan psikologis kepada klien. Benefivience, Prinsip ini
menjelaskan bahwa perawat melakukan yang terbaik bagi klien, tidak merugikan klien, dan mencegah
bahaya bagi klien (Ngesti W Utami, dkk. 2016)

- Opsi “Justice vs otonomi” (tidak tepat). Karena prinsip justice menjelaskan bahwa perawat
berlaku adil pada setiap klien sesuai dengan kebutuhannya . Otonomi, Prinsip ini menjelaskan bahwa
klien diberi kebebasan untuk menentukan sendiri atau mengatur diri sendiri sesuai dengan hakikat
manusia yang mempunyai harga diri dan martabat (Ngesti W Utami, dkk. 2016).

- Opsi “Otonomi vs confidentiality” (tidak tepat) Prinsip otonomi ini menjelaskan bahwa klien
diberi kebebasan untuk menentukan sendiri atau mengatur diri sendiri sesuai dengan hakikat manusia
yang mempunyai harga diri dan martabat. Confidentialiti adalah menjaga kerahasiaan informasi pribadi
klien (Ngesti W Utami, dkk. 2016).

Ngesti W Utami, dkk. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Etika Keperawatan dan Keperawatan
Profesional. Jakarta: BPPSDMK Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

[11/2 16.17] +62 853-4152-4300: 10. Desa X merupakan wilayah yang terletak di pinggiran sungai,
sungai di wilayah tersebut tampak sangat kotor karena warga di wilayah tersebut memiliki kebiasaan
membuang sampah di sungai. Dari hasil pengkajian diketahui sebanyak 8% warga mengalami DBD.
Perawat saat ini telah selesai melakukan penyuluhan tentang DBD. Apakah aspek evaluasi formatif yang
perlu dinilai oleh perawat ?

a. Perilaku mencari pengobatan

b. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan, warga antusias dan aktif selama
penyuluhan.

c. Melakukan 3M

d. Terjadi penurunan angka kematian karena DBD

e. Terjadi penurunan kejadian DBD

Jawaban : B

Data fokus;

- sebanyak 8% warga mengalami DBD.

- Perawat saat ini telah selesai melakukan penyuluhan tentang DBD.

Evaluasi formatif adalah Evaluasi yang dilaksanakan pada waktu pelaksanaan program (Eliana, Sri
Sumiati. 2016). Evaluasi formatif contohnya pada saat melakukan penyuluhan langsung di evaluasi saat
itu juga, seperti bagaimana bagaimana persiapan penyuluhan, fasilitas untuk mengadakan penyuluhan,
evaluasi terhadap proses berlangsungnya penyuluhan, evaluasi terhadap hasil setelah diberikan
penyuluhan seperti peningkatan pengetahuan.

Berdasarkan pejelasan tersebut maka jawaban yang tepat adalah Tidak ada peserta yang meningglkan
tempat penyuluhan, warga antusias dan aktif selama penyuluhan.
Tinjauan Opsi:

- Opsi “Perilaku mencari pengobatan” (tidak tepat) karena perubahan perilaku tidak dapat
dievaluasi langsung saat pemberian penyuluhan.

- Opsi “Melakukan 3M” (tidak tepat) karena merupakan suatu tindakan atau perilaku yang tidak
dapat dievaluasi langsung saat pemberian penyuluhan.

- Opsi “Terjadi penurunan angka kematian karena DBD” (tidak tepat) karena penurunan angka
kematian karena DBD bisa merupakan salah satu dampak dari berhasilnya penyuluhan tentang DBD yang
evaluasinya butuh waktu yang agak lama.

- Opsi “penurunan angka kejadian DBD” (tidak tepat) karena penurunan angka kejadian DBD bisa
merupakan salah satu dampak dari berhasilnya penyuluhan tentang DBD yang evaluasinya butuh waktu
yang agak lama.

Eliana, Sri Sumiati. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Kebidanan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : BPPSDMK
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

[11/2 16.21] +62 823-4713-9105: Kak mau tanya pencegahan sekunder dan kuratif sama yah? Sama2
pengobatan, jadi kalo ada soal sperti ini dan kasusnya perawat melakukan pengobatan kepada pasien
kita pilih yang mana? Pencegahan sekunder atau kuratif?

[11/2 16.26] +62 823-8415-6220: Kak , kasih tips untuk membedakan diagnosa kprwatan dkomunitas kak
, soalnya suka ragu dlam mncocokan dx dengan ksus kak

[11/2 16.31] +62 853-4152-4300: tindakan kuratif merupakan bagian dari pencegahan sekunder yah
ners. namun di pencegahan sekunder ini bukan hanya ada kuratif aja namun juga ada diagnosisi dini.
biasanya kasusnya nanti akan beda ners, kemungkinan ngga akan ada soal yang seperti itu optionnya.
namun kalaupun ada bergantung bunyi soalnya ners, apakah tindakannya lebih mengarah ke kuratif atau
tindakan pengobatan. kalau tindakannya lebih mengarah ke kuratif maka ners pilih kuratif

[11/2 16.32] +62 853-4152-4300: Defisit Kesehatan Komunitas

- Terjadi masalah kesehatan yang dialami oleh komunitas

- Tidak tersedianya program untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas

- Tidak tersedia program untuk mencegah, mengurangi, dan mengatasi masalah kesehatan
komunitas

Managemen Kesehatan Tidak Efektif


- Pasien mendapatkan pengobatan namun mengalami kesulitan dalam menjalankan program
perawatan atau pengobatan dan mengalami perburukan kondisi. (Kesulitan dapat berupa: akses
pelayanan kesehatan, jaminan kesehatan, konflik dalam pengambilan keputusan)

- Gagal menerapkan program perawatan/pengobatan dalam kehidupan sehari-hari

- Gagal melakukan tindakan untuk mengurangi faktor risiko.

Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif

- Tidak menunjukan perilaku sehat

- Tidak menunjukan perilaku adaptif terhadap perubahan lingkungan

- Kurang menunjukkan pemahaman tentang perilaku sehat

Defisit Pengetahuan

- Ketidak tahuan klien tentang masalah kesehatan yang dihadapi. Contohnya : pasien bertanya
tentang penyakit atau masalah kesehatan yang dihadapi.

- Menunjukan persepsi yang keliru terhadap masalah kesehatan

- Menunjukan perilaku yang tidak sesuai anjuran.

Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko

- Hambatan dalam mengubah gaya hidup/perilaku untuk memperbaiki status kesehatan.


Hambatan ini biasanya disebabkan oleh kurang terpaparnya informasi, pemilihan gaya hidup yang tidak
sehat (seperti merokok, konsumsi alkohol)

- Menunjukan penolakan terhadap perubahan status kesehatan

- Gagal melakukan tindakan pencegahan masalah kesehatan

- Menunjukan upaya peningkatan status kesehatan yang minimal

- Kegagalan mencapai pengendalian yang optimal

[11/2 16.36] +62 823-4713-9105: Baik ns, jadi kalo di kasus cuma tindakan pengobatan saja tanpa ada
pemeriksaan kesehatan sebelumnya langsung pilih kuratif sj yah ns?

[11/2 16.38] +62 853-4152-4300: Iyess... tapi diperhatikan kalimat soalnya yah ners.. agar lebih tepat
pilihannya

[11/2 16.38] +62 852-4175-7486: sy setuju dgn @A. Karnila Utami ..permasalahanx d kata pengobatan..
sering sekali terkecoh d antara dua options ini

[11/2 16.44] +62 852-6345-0173: Bagaimn kita menentukan diagnosa terkait soal no 7
[11/2 16.44] +62 853-4152-4300: baik ners maria, memang untuk opsi yang no.7 itu ada salah kunci.
jawaban yang benar yang di share sekarang

[11/2 16.44] +62 852-5680-1253: o.o..jadi kunci nya ada yg salah ya mbak?�

[11/2 16.46] +62 852-5680-1253: mudah 2x hanya satu soal ini aja yg salah kunci jawaban nya ya mbak?

[11/2 16.47] +62 852-5680-1253: soal nya saya sdh bahad soal ini sebelum nya...�

[11/2 16.52] +62 853-4152-4300: untuk soal yang nomor 7 itu dilihat dari data : 20% terjadi kasus diare
pada anak, terdapat 45% keluarga tidak penah mencuci tangan sebelum makan, 45% penyajian makanan
tidak pernah ditutup. Hasil observasi; lingkungan tampak kotor dan banyak lalat berterbangan yang
menunjukan kurang menunjukan perilaku yang adaptif terhadap perubahan lingkungan, serta tidak
mampu menjalankan perilaku sehat. kenapa jawaban yang tepat adalah Pemeliharaan kesehatan yang
tidak efektif, karena pada kasus lebih pada *Perilaku yang tidak sehat*. walaupun pada kasus juga ada
ada data masalah kesehatan

[11/2 16.55] +62 823-4713-9105: Iya ners, lebih kepada perilaku yang tidak sehat yang menimbulkan
masalah 20% anak menderita diare? Gimana ns, masih bingung

[11/2 16.59] +62 822-9380-3601: Jadi ners untuk nomor 7 ini jawabanny *Pemelihataan kesehatan tfm
efektif* ??

[11/2 17.02] +62 853-4152-4300: Kalau diagnosa perilaku kesehatan cenderung berisiko itu lebih ke
hambatan kemampuan dalam mengubah gaya hidup. Yang dapat disebabkan oleh kurang terpaparnya
informasi, pemilihan gaya hidup yang tidak sehat seperti konsumsi alkohol, merokok. Yang di tandai
dengan: menunjukan penolakan terhadap perubahan status kesehatan, gagal melakukan tindakan
pencegahan masalah kesehatan, menunjukan upaya peningkatan status kesehatan yang minimal.
Sedangkan pada kasus lebih mengarah ke perilaku yang tidak sehat, dan juga ada data mengenai
lingkungan yang kotor dan juga banyak lalat berterbangan namun tidak saat di sajikan makanan tidak di
tutup, tidak mencuci tangan sebelum makan yang artinya keluarga tersebut kurang menujukan perilaku
yang adapatif terhadap perubahan lingkungan. Maka diagnosanya lebih mengarah ke PEMELIHARAAN
KESEHATAN TIDAK EFEKTIF.

[11/2 17.09] +62 852-6345-0173: Kk saya masih ragu ttg pengobatan preventif .kuratif dll gimn
membedakannya ns.?

[11/2 17.12] +62 853-4152-4300: 1. Pencegahan primer (primary prevention), yang dilakukan dalam
fase “pre-patogenesis”. Pencegahan primer ditujukan bagi orang-orang yang termasuk kelompok risiko
tinggi yang belum menderita tetapi berpotensi untuk menderita dan juga untuk orang-orang yang sehat.
Contohnya : memberikan pendidikan kesehatan, memberikan perlindungan khusus seperti imunisasi,
perlindungan diri dari kecelakaan.

2. Pencegahan sekunder (secondary prevention), di mana proses penyakit sudah mulai memasuki
fase “patogenesis”. pencegahan sekunder ditujukan untuk mencegah penyebaran penyakit ke orang lain,
mengobati dan menghentikan perkembangan penyakit. Contohnya : penemuan kasus secara dini,
pemeriksaan kesehatan, pengobatan yang adekuat.

3. Pencegahan tersier (tertiary prevention), di mana dalam fase “patogenesis”. Pencegahan tersier
berupa pencegahan terjadinya komplikasi penyakit yang lebih parah, yang bertujuan menurunkan angka
kejadian cacat fisik ataupun mental. Contohnya : rehabilitasi

[11/2 17.21] +62 853-4152-4300: 1. pencegahan primer dilakukan pada orang yang sehat atau masih
berisiko sakit. Contoh tindakannya seperti melakukan penyuluhan, memberikan imunisasi.

2. Pencegahan sekunder dilakukan pada tahap seseorang mulai merasakan gejala sakit tujuannya untuk
mencegah dan menghambat timbulnya penyakit. Contohnya: penemuan kasus secara dini, pemeriksaan
kesehatan, tindakan pengobatan.

3. Pencegahan tersier dilakukan pada masyarakat yang telah sembuh dari sakit namun mengalami
kecacatan. Maka pada tahap ini perawat harus berusaha mencegah timbulnya komplikasi lebih lanjut
dan rehabilitasi pasien sedini mungkin. Contohnya : program rehabilitasi

[11/2 17.46] +62 823-7372-2550: Iya ns Prasaan di Soal TO wktu itu bnyk keluar soal yg jawaban mrip2
ini ya

Gimna cara kita membedakan.......

saya msih bingung ini....

[11/2 17.48] +62 823-7372-2550: Kata2 Dilema etik keperawatan dgn Kode etik keperawatan ya

[11/2 17.54] +62 853-4152-4300: kalau dilema etik. berarti di kasus ada dua atau lebih etik yang jika
salah satu tidak dilaksanakan maka bisa jadi akan melanggar etik lainnya. misalnya pada contoh kasus
nomor 9 itu ners

[11/2 17.57] +62 853-4152-4300: kalau yang kode etik biasanya yang ditanyakan cuma satu opsi etik saja

[11/2 17.57] +62 813-4646-7262: Perbedaan mendasar manajemen dan pemeliharaan apa ya..
sepertinya sama, jadi agak bingung menegakkan diagnosa nya

[11/2 18.03] +62 853-4152-4300: *Dilema etik adalah jika di suatu kondisi terdapat 2 atau lebih prinsip
etik yang muncul. Tapi jika 1 prinsip etik diikuti, maka akan ada pelanggaran terhadap prinsip etik yang
lain*

[11/2 18.04] +62 853-4152-4300: Misal pada kasus ini

1. Perawat menerapkan prinsip beneficence: yaitu menganjurkan tindakan pemasangan alat bantu untuk
kebaikan pasien
2. Pasien memutuskan menolak tindakan. Nah ini adalah prinsip otonomi, dimana pasien atau wakilnya
dapat menerima atau menolak tindakan

Nah dilema nya adalah:

1. Jika mengikuti prinsip otonomi, maka perawat tidak dapat melakukan tindakan sehingga justru
keadaan pasien memburuk

2. Jika mengikuti prinsip beneficence, maka akan melanggar hak pasien untuk menerima atau menolak
tindakan (otonomi)

Maka keadaan seperti ini yang disebut *DILEMA ETIK*

[11/2 18.17] +62 853-4152-4300: kalau Manajemen kesehatan tidak efektif, pasien mendapatkan
pengobatan namun mengalamikesulitan dalam menjalankan pengobatan tersebut, gagal menerapkan
program pengobatan. sedangkan pemeliharaan kesehatan tidak efekitif lebih menekankan pada tidak
menunjukan perilaku sehat.

Anda mungkin juga menyukai