Anda di halaman 1dari 34

Pengantar Pengkajian Keperawatan

Komunitas Lanjut
April 23, 2014 / stefanusmendeskiik
PENDAHULUAN PROSES PENGKAJIAN KOMUNITAS

1. Tujuan Dilakukannya Pengkajian Komunitas


Bagi perawat spesialis komunitas melakukan pengkajian akan membantu memenuhi
tanggung jawab secara sosial. Sebagai seorang professional yang memilliki perhatian pada
kesehatan populasi secara menyeluruh. Praktik keperawatan yang professional memiliki
tanggung jawab,dengan orang lain, memberikan perlindungan bagi kesehatan populasi.
Pengkajian komunitas merupakan salah satu bagian komponen mandiri bagi peran perawat
secara formal. Tujuan melakukan pengkajian antara lain :
1. Mempelajari tentang masalah-masalah persisten di masyarakat
Masalah masalah kesehatan persisten dan masalah-masalah sosial antara lain penyakit
menular dan kemiskinan sangat membutuhkan pendekatan baru dan teknik teknik
pencegahan. Pengkajian komunitas dapat membantu perawat melihat sebuah situasi/masalah
yang lama dengan cara cara baru. Meskipun bermanfaat, pengkajian komunitas sendiri tidak
memberikan jawaban atas masalah kesehatan yang kompleks tetapi dapat memberikan
informasi kepada perawat tentang faktor-faktor yang berkontribusi terhadap masalah
kesehatan tertentu di komunitas.
2. Memenuhi kebutuhan
Di Beberapa Negara, dinas kesehatan membutuhkan pengkajian komunitas yang memenuhi
standard suatu Negara. Disamping itu juga tentang pengembangan suatu kota. Seringkali
dibeberapa lembaga Negara membutukan pengkajian komunitas untuk kepentingan
pendanaan.
3. Memprioritaskan masalah

Pengkajian komunitas memberikan sejumlah informasi yang dibutuhkan untuk


memprioritaskan beberapa masalah dalam komunitas. Pengkajian tersebut memberikan
sejumlah informasi apa masalahnya, berapa banyak orang yang terpengaruh, berapa kekuatan
untuk dapat mengatasi masalah yang ada.

4. Proses pengambilan keputusan


Tujuan lain dalam pengkajian komunitas adalah mengkaji yang termasuk didalamnya
menverifikasi perubahan misalnya perubahan penduduk, melihat secara detail segmentasi
yang spesifik pada masyarakat yang besar seperti : status pernikahan dalam satuan rumah
atau pada satu kampus, pengkajian komunitas ini biasa dilakukan setiap satu atau dua tahun
sekali. Data yang selalu baru dan selalu dikumpulkan ini akan memberikan perspektif bagi
masyarakat, pemilik perusahaan, pemimpin dan profesional untuk mengikuti pola
perubahan.Pengkajian komunitas ini secara terus-menerus menyesuaikan dengan perubahan
waktu dengan data yang berubah dari sumber yang ada seperti laporan penyakit, prediksi
populasi, dan statistik yang vital. Bagian dari pekerjaan seorang perawat komunitas yang
advanceadalah melakukan survey terus-menerus agar dapat mempertahankan informasi
secara langsung terhadap status komunitas.
1. Membandingkan Proses Pengkajian Di Komunitas Dengan Proses Pengkajian
Keperawatan
Proses pengkajian komunitas dan proses keperawatan merupakan hal yang sama tetapi ada
beberapa aspek penting yang berbeda.
1. Fokus pada proses
Proses keperawatan lebih mengarah pada status kesehatan individu, dalam pengkajian
keperawatan komunitas lebih kepada mengkaji komunitas daripada mengkaji individu.
2. Langkah langkah proses
Proses keperawatan mencakup pengumpulan data dan diagnosis sedangkan pengkajian
komunitas merupakan sebuah proses yang mencakup pengumpulan data, analisis data,
sintesis data dan diagnosis komunitas.
3. Frekuensi dalam melakukan proses
Pada proses keperawatan pada individu bisa mengkajia dalam waktu 15 menit atau sekali
sebulan tetapi dalam pengkajian komunitas biasanya mencapai setahun. Karena komunitas
mengalami perubahan yang lambat tidak seperti individu. Namun jika ada perubahan yang
cepat maka perlu pembaharuan pengkajian terkait masalah yang terjadi di komunitas
4. Elemen-elemen data

Kerangka konsep yang digunakan sama namun elemen datanya berbeda. Contohnya sistem
pernapasan dan sirkulasi individu sangat berbeda dengan pencegahan perilaku kriminal dan
rekreasi.
Sedangkan menurut Hunt (2009) bahwa komponen data meliputi: masyarakat (people),
tempat (place) dan sistem sosial (social system).
5. Isi proses
Jenis pengkajian berbeda dalam semua aspek. Isi pengkajian komunitas berupa masalah,
trend, kekuatan potensial masalah, faktor resiko kesehatan komunitas, faktor-faktor yang
berhubungan dengan kesehatan seperti: rumah, tindak kejahatan isolasi sosial dan tingkat
pendapatan.
1. Penggunaan Pengkajian Komunitas pada Tingkat Subspesialis
Proses pengkajian komunitas pada tingkat advance digunakan pada lingkup kesehatan kerja,
pelayanan primer, kesehatan sekolah, kesehatan rumah, hospice care.
1. Kesehatan kerja
Perawat advance dapat melakukan pengkajian secara fisik dari bangunan di mana pekerja
bekerja.
2. Pelayanan primer (puskesmas)
Praktek advance di tingkat primer adalah dapat memberikan informasi pada kondisi
komunitas klien pada tingkat pelayanan primer. Pengkajian komunitas memberikan kajian
atau gambaran pada perawat generalis.
3. Home dan Hospice care( rumah )
Praktek advance dari seorang perawat spesialis komunitas pada home dan hospice care
adalah membuat program untuk memenuhi sesuai dengan kebutuhan populasi lansia.
4. Aggregate
Pengkajian komunitas pada tingkat spesialis menggunakan tools yang tepat dan memiliki
alasan yang rasional. Seorang perawat spesialis yang advance bertanggung jawab dalam
mengembangkan dan mengimplementasikan program pelayanan yang terkait dengan
aggregate secara langsung dalam target populasi. Misalnya hamil pada masa SMA.
Pengkajian komunitas memberikan data dasar yang digunakan untuk mengevaluasi hasil yang
diharapkan.
1. Proses Pengkajian Komunitas
2. Pengumpulan data
Pengumpulan data dikembangkan secara aktual dalam bentuk statistik, fakta, opini-opini,
observasi, dan tipe-tipe informasi lain dalam masyarakat.

1. Faktor faktor yang berkontribusi terhadap kesehatan


2. Gaya hidup
3. Data yang menyeluruh
4. Analisis data
Analisis merupakan sebuah proses kognitif untuk membawa data ke arah yang lebih tinggi
yaitu sintesis.
3. Sintesis data
Adalah menggabungkan elemen-elemen dari beberapa sumber untuk membuat gambaran
secara menyeluruh dari apa yang diketahui atau yang belum diketahui.
4. Diagnosis komunitas
Fase diagnosis komunitas adalah dimulai dari kesimpulan sintesis data (Anderson &
McFarlance, 2000; Helvie 1998).

FRAMEWORK DAN MODEL DALAM PENGKAJIAN KOMUNITAS

1. Ilmu Pengetahuan Dalam Praktek Keperawatan


Teori sangat diperlukan sebagai landasan dalam praktik keperawatan komunitas. Terdapat 4
level teori yang digunakan sebagai landasan praktek keperawatan komunitas lanjut, meliputi
(Walker & Avant, 1995 dalam Ervin, 2002) :
1. Grand nursing theories
Grand nursing theories merupakan ide- ide umum terkait individu, kelompok, keadaan, dan
peristiwa yang menarik dalam keperawatan. Grand nursing theories terdiri atas berbagai
macam konsep dan proposisi yang sangat umum, abstrak dan tidak dapat secara lagsung
diaplikasikan (Fawcett,1995; Walker & Avant, 1994). Grand nursing theories bermanfaat
dalam: membangun pelayanan keperawatan, acuan pengembangan intervensi keperawatan,
dan sebagai model konseptual kurikulum pendidikan keperawatan. Empat teori keperawatan
sebagai landasan pengkajian keperawatan komunitas (Hancett, 1988 dalam Ervin, 2002):
Orem, Roy, King, dan Rogers. Empat teori ini memiliki persamaan yaitu memandang
keperawatan sebagai ilmu yang mempelajari manusia dan lingkungan, dengan tujuan
meningkatkan kesehatan manusia . Nursing theories dapat diaplikasikan pada komunitas
dalam bentuk agregate. studi epidemiologi dan metode survey dengan pendekatan komunitas
pun mengacu kepada agregat dengan memperhatikan factor resiko dan respon individu
(Hancett, 1988 dalam Ervin, 2002). Grand theories tidak disarankan menjadi panduan dalam
pengkajian komunitas karena masih sangat abstrak dan tidak dapat diaplikasikan secara
langsung.
2. Middle- range theory
Middle- range theory pertamakali digunakan oleh Merton sebagai panduan pendekatan
empiris dalam sosiologi. Middle-range theory digunakan karena dapat lebih mengontrol hasil
akhir yang diharapkan dari intervensikeperawatan yang telah diberikan. Contoh Middlerange theory antara lain : interaction model of client health behavior (Cox, 1982), the theory
of unpleasant symptoms (Lenz, Suppe, Gift, Pugh, & Milligran, 1995), dan health promotion
model (Pender, 1995). Sampai saat ini Middle- range theory tidak digunakan sebagai panduan
dalam pengkajian komunitas, akan tetapi digunakan dalam aspek lain dalam keperawatan
komunitas lanjut, misalnya dalam berinteraksi dengan individu sebagai klien.
3. Practice theory
Teori ini dikembangkan guna menyusun tindakan agar mencapai tujuan yang diinginkan
(Jacox, 1974; Avant, 1994 dalam Ervin, 2002). Practice theory dalam aplikasinya harus
dikombinasikan dengan Borrowed and share knowledge sebagai arahan praktik. Contoh
practice theory antara lain: community as partner model (Anderson & McFarlane, 2000) dan
Helvies energy theory (1998).
4. Borrowed and shared knowledge

Banyak teori yang digunakan dalam keperawatan bersal dari ilmu kesehatan masyarakat,
misalnya: epidemiologi, kesehatan lingkungan, demografi, ekologi, dan sosiologi. Ilmu
pengetahuan yang berasal dari keilmuan lain disebut dengan borrowed. Setelah teori tersebut
diaplikasikan dalam praktek keperawatan, teori tersebut disebut dengan shared knowledge
(Barnum, 1990 dalam dalam Ervin, 2002). Contoh Borrowed and shared knowledge antara
lain: Helvies energy theory yang merupakan teori keperawatan berbasis borrowed
knowledge, The Assesment protocol for Exellent in Public Health (APEXPH) berdasarkan
pada epidemiologi, dan The General Ethnografic and Nursing Evaluation Studies in The State
(genesis) yang merupakan shared knowledge.

1. Framework Dan Model Yang Digunakan Dalam Proses Pengkajian Komunitas


Framework dan model yang digunakan dalam proses pengkajian komunitas dikelompokan
menjadi 3 kategori :
1. Nursing framework and models
Nursing framework dan model yang dapat digunakan antara lain:
1. Community as partner
Model ini berfokus pada perawatan kesehatan primer seperti yang telah didefinisikan
WHO.Pada model ini, Anderson menggunakan istilah partner, yang mengandung makna
kesetaraan antara perawat dengan komunitas. Dasar yang digunakan adalah pendekatan
individu secara total dalam mengkaji masalah pasien seperti yang dikembangkan oleh Betty
Neuman. Komponen utama dalam model ini adalah : roda pengkajian komunitas dan proses
keperawatan. Roda pengkajian komunitas tediri atas dua komponen utama: inti dan 8
komponen subsistem yang mengelilingi roda tersebut. Inti dari model ini adalah komunitas
yang diperinci dalam demografi, kepercayaan, nilai dan sejarah. Delapan komponen
subsistem adalah: lingkungan fisik, edukasi, keamanan dan transportasi, politik dan
pemerintahan, kesehatan dan pelayanan sosial, komunikasi, ekonomi, dan rekreasi.
Komunitas dipengaruhi oleh 8 subsistem yang saling berpengaruh antara satu dengan yang
lain.Terdapat beberapa garis yang mengelilingi di dalam maupun di luar komunitas yang
menggambarkan garis pertahanan komunitas.Garis putus- putus yang berada paling luar
mengelilingi komunitas disebut flexible line.Garis ini merupakan buffer zone yang
menggambarkan kondisi dinamis kesehatan sebagai respon sementara terhadap stressor
(Anderson & McFarlane, 2000). Garis tegas di dalam flexible line yang mengelilingi
komunitas disebut normal line yang menggambarkan tingkat kesehatan komunitas. Garis
putus- putus melingkar yang terdapat di dalam komunitas menggambarkan garis pertahanan
atau mekanisme internal, yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap stressor meliputi
masing- masing subsistem.Pada model ini, stressor mengakibatkan ketidak seimbangan
dalam sistem. Stressor yang berasal dari dalam dan luar komunitas jika menembus garis
flexible maupun normal akan mengakibatkan gangguan dalam komunitas. Jumlah gangguan
atau ketidak seimbangan disebut sebagai derajat reaksi (Anderson & McFarlane, 2000).
1. Helvies energy theory

Menurut Helvie (1998) teori energy berdasarkan pada energy sistem dan menekankan pada
konsep energy sebagai kemampuan untuk melakukan pekerjaan.Energy digunakan sebagai
alat untuk beraktivitas dan merupakan kemampuan individu dan komunitas.Teori ini terdiri
atas subsistem komunitas seperti kesehatan, energy, dan ekonomi sebagai energy subsistem,
karena pekerjaan tersebut dilakukan oleh pemberi dan penerima pelayanan (Helvie,
1998).Pada teori ini, populasi dalam komunitas atau individu sebagai sistem dipandang
sebagai perubahan energy yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh energy lain di dalam
lingkungan. Perubahan dapat terjadi secara internal (udara, air, pelayanan, makanan) dan
eksternal (sumber- sumber daerah dan nasional).
Perubahan yang terjadi pada masa lampau dan saat ini mempengaruhi kesehatan populasi dan
memposisikan populasi dalam energy atau tingkatan kesehatan. Penentuan tingkatan
kesehatan berdasarkan hasil pengkajian statistic kesehatan dan informasi tentang
subsistem.Perawat mengkaji dan membandingkan keseimbangan energy masa lalu dan saat
ini dengan sistem energy yang lain sebagai dasar praktek tahap lanjut.
2. Epidemiologic framework and models
Pada praktek keperawatan komunitas lanjut, epidemiologi bermanfaat untuk memahami
interaksi berbagai macam factor yang berkontribusi terhadap injury dan penyakit (penyakit
kronik dan menular), dengan focus utama pada upaya preventif. Epidemiologic framework
and models antara lain:
1. Epidemiologic triangle (segitiga epidemiologi)
Segitiga epidemiologi terdiri atas 3 komponen yaitu: host agent, dan environment. Host
adalah manusia yang rentan terhadap penyakit.Agent adalah organism infeksius, dan
lingkungan merupakan keadaan fisik, biologis, dan sosial yang ada di sekitar manusia yang
berpengaruh terhadap timbulnya penyakit (Mausner & Kramer, 1985).
Perawat komunitas melakukan pengkajian berdasarkan segitiga epidemiologi tersebut, dan
mencari keterkaitan antara ketiganya terhadap timbulnya penyakit.
Agent
Host
Environment

1. The web of causation (rantai sebab akibat)


Frame work ini berdasarkan asumsi bahwa timbulnya akibat disebabkan oleh berbagai
macam penyebab yang membentuk rantai, yang saling mempengaruhi. Penggunaan frame
work ini sebaiknya dikombinasikan dengan framework lain, karena frame work ini memiliki
kategori yang kurang lengkap dalam pengumpulan data.
Sintesis dan analisis yang dilakukan dalam merumuskan diagnose komunitas berdasarkan
ilmu pengetahuan berbasis riset. Dengan model ini perawat dapatmemahami berbagai macam
factor yang menyebabkan timbulnya masalah kesehatan.

1. The wheel
Roda digambarkan dengan inti dan bagian yang mengelilingi. Intinya adalah host dengan
bawaan genetic, selain itu pada host juga terdapat informasi demografi. Inti dikelilingi oleh
lingkungan yang terbagi atas : lingkungan bilogis, sosial dan fisik. Lingkungan biologis
meliputi tingkatan penyakit dan injuri dan factor- factor resiko yang berhubungan dengan
lingkungan tersebut. Lingkungan sosial terdiri atas: pengangguran,kepercayaan, nilai,
hubungan keluarga, dukungan sosial kekerasan, agen sosial dan kesehatan, dan lalin- lain.
Lingkungan fisik terdiri atas: perumahan, limbah apexphberacun, dan lain- lain.
Analisis dan sintesis untuk menentukan diagnose komunitas mempertimbangkan karakteristik
host dengan kondisi lingkungan. Hubungan antara host dengan lingkungan sangatlah
kompleks, oleh karena itu diperlukan kolaborasi dengan disiplin ilmu lain seperti: kesehatan
lingkungan, kesehatan kerja, dan lain- lain.
1. General Ethnographic and Nursing Evaluation Studies in the State (GENESIS)
Genesis dikembangkan oleh fakultas keperawatan universitas Colorado (Glittenberg, 1981;
Russell, Gregory, Wotton, Mordoch, & Counts, 1996 dalam Ervin, 2002).Genesis
merupakanmetode analisis yang mengintegrasikan data etnografi dan epidemiologi
untukmendeskripsikan kesehatan komunitas secara komprehensif. Pendekatan etnografi
menghasilkan data perilaku budaya yang bersifat kualitatif (Burns& Grove, 2001 dalam
Ervin, 2002).
1. Assessment Protocol for Excelience in Public Health (APEXPH)
Model ini digunakan untuk mengkaji komunitas dan mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahandari departemen kesehatan local. APEXPH terdiri atas 3 bagian: proses komunitas,
kemampuan pengkajian organisasi, dan keutuhan lingkungan. Hasil akhir yang diharapkan
dari model ini adalah pelaksanaan intervensi dari rencana keperawatan dari masalah
kesehatan prioritas.
Model ini bermanfaat dalam praktek komunitas lanjut karena memberikan arahan dalam
penggunaan data yang diperoleh untuk membentuk suatu kesimpulan.

3. Equity Framework
Equity model berlandaskan pada pemberdayaan komunitas dan keadilan sosial. Inti dari
model ini bahwa perawat atau tenaga professional bersifat membantu dan memberikan
informasi dalam penyelesaian masalah kesehatan. Contoh dari Equity framework antara lain:
1. Community capacity
Pendekatan dari model ini adalah pandangan positif terhadap komunitas (McKnight and
Kretzmanns, 1997 dalam Ervin, 2002).Informasi dan data yang diperoleh dari pengkajian
komunits digunakan untuk menyusun peta as n kemampuan komunitas.Data wal yang
diperoleh bermanfaat untuk membangun komunitas dan menghubungkan dengan sumbersumber di luar komunitas. Pengkajian yang dilakukan dalam menyusun peta asset komunitas
meliputi: mengkaji asset di komunitas yang dikontrol oleh seseorang yang tinggal di area
tersebut (primary building blocks), mengakaji asset di komunitas dengan dikontrol seseorang
yang berada di luar komunitas (secondary building bloks), dan mengakaji asset diluar
komunitas dikontrol oleh seseorang yang berada diluar komunitas (potential building bloks).
Asset primary building blok terdiri dari 2 kategori:
1) Individual: ketrampilan, bakat, dan pengalaman; usaha individu, pendapatan pribadi
2) Organizational: hubungan antara bisnis dan warga yang dihubugkan dengan budaya,
komunikasi, dan agama.
Asset secondary building terdiri dari 3 komponen :
1) Organisasi pribadi dan non provit (RS, institusi pendidikan)
2) Sumber fisik (tanah, perhumahan)
3) Institusi dan pelayanan umum (sekolah umum, polisi , perpustakaan, pemadam
kebakaran)
Asset potensial building blok terdiri dari : anggaran, informasi public
1. Primary health care
Konsep primary health care adalah perawatan kesehatan esensial berbasis praktik,
mengggunakan metode dan teknologi yang mudah diterima individu dan keluarga di
masyarakat melalui partisipasi penuh dan sumberdaya dari masyarakat.
8 elemen utama dalam primary health care antara lain:
1) Suplai makanan dan nutrisi yang tepat
2) Perawatan anak dan maternal, meliputi Perencanaan keluarga
3) Kecukupan air yang sehat dan sanitasi dasar

4) Imunisasi untuk mencegah penyakit infeksi


5) Pencegahan dan pengontrolan terhadap penyakit endemic local
6) Pendidikan kesehatan tentang upaya pencegahan dan pengontrolan penyakit
7) Perawatan yang tepat untuk penyakit-penyakit umum
8) Penyediaan obat- obat penting
4. FRAME WORK DAN MODEL KEPERAWATAN YANG LAIN
5. Community Identification (CID) Process
CID proses merupakan strategi pengkajian kualitatif terstruktur, yang membantu individu
memandang diri dan dunianya sehingga mampu mempengaruhi kepercayaan dan perilaku.
Tahapan CID proses sebagai berikut:
1. Mendefinisikan populasi
2. Menyusun taksonomi dan bahan- bahan yang dibutuhkan
3. Survey pengetahuan internal
4. Mengembangkan dasar pengetahuan eksternal
5. Menyatukan dan memilah informasi yang dibutuhkan
6. Wawancara kepada pembuat kebijakan dan observasi komunitas
7. Wawancara dengan partisipan kunci
8. Menginterpretasikan data

2. Worksite Assesment guide


Panduan pengkajian ini bermanfaat bagi praktek komunitas lanjut pada area kerja. Panduan
ini meliputi deskripsi komunitas pada area kerja meliputi: aspek- aspek perusahaan, mesin
dan bangunan, pekerja, proses industry, dan program kesehatan.
1. Kriteria Pemilihan Framework Atau Model Pengkajian Komunitas
2. Membandingkan dasar filosofikal
3. Mengidentifikasi pandangan perawat terhadap praktek keperawatan
4. Kesesuaian dengan nilai- nilai masyarakat

5. Mengkaji ulang struktur panduan yang ada


6. Kemudahan untuk diaplikasikan

SUMBER DATA PENGKAJIAN KOMUNITAS

Proses pengkajian komunitas dapat bermakna apabila dilakukan dengan proses yang akurat,
lengkap dan didapatkan dari data-data yang dapat dipercaya. Jika penilaian tersebut bertujuan
untuk melihat gambaran sebuah komunitas dengan mengidentifikasi kekuatan, kelemahan
dan masalah kesehatan serta agregat beresiko, maka data yang digunakan
harus tepat,memberikan detail yang cukup, dan memiliki kualitas tertinggi mungkin
1. Gambaran Sumber Data
Menurut Ervin ada tiga sumber utama dalam pengkajian komunitas:
1. Data Koleksi Rutin yang bersumber dari daerah setempat, baik tingkat lokal, nasional
dan instansi terkait yang dapat memberikan informasi data. Data ini memuat data
statistik seperti demografi, jumlah penduduk, angka kelahiran, kematian, dll.
2. Data Arsip berisikan koleksi data yang memiliki kegunaan untuk pengkajian
komunitas. Data arsip bisa didapatkan dari dokumen yang sudah dipublish, seperti
annual report, koran, transkrip program,
3. Data original merupakan data inti dalam pengkajian keperawatan komunitas. Data ini
didapat melalui winsheld survey, observasi partisipan, interview dengan key
informant dan masyarakat secara luas yang ada di wilayah tersebut.
4. Tipe Data yang digunakan
Ada empat tipe data yang digunakan dalam pengkajian komunitas:
1. Data numerik: sensus data, data dapat menggunakan mean, rasio dan pengukuran lain
berdasarkan masalah kesehatan dimasyarakat. Kelebihan menggunakan data ini
adalah tingkat validitas dan reliabiltasnya tinggi.
2. Data non numerik merupakan data verbal, visual, aural, penciuman. Data ini
didapatkan dengan metode interview terhadap individu dan group tentang
pengetahuan, experiences, feeling, opinions atau kepercayaan. Keuntungan
menggunakan data ini adalah data yang didapatkan lebih rinci dan mendalam,
penggunaan data non numerik salah satu cara yang adekuat unutk melihat nilai,
kepercayaan dan kultur dari masyarakat setempat

3. Data perbandingan dimaksudkan untuk membandingkan data antar wilayah baik yang
ditemukan pada tingkat daerah, nasional maupun instansi pemerintahan terkait. Hal
ini membantu dalam pengambilan keputusan suatu kebijakan.
4. Data yang berhubungan merupakan data yang ada kaitannya dengan identifikasi
masalah dan memuat kekuatan dan asset yang dimiliki masyarakat.
5. Sumber Data berdasarkan Variabel Pengkajian Komunitas
6. Populasi komunitas
7. Data demografi
8. Vital statistik: angka kelahiran, kematian, pernikahan, perceraian, kesakitan. Data ini
didapatkan dari laporan rumah sakit, dan instansi pemerintahan terkait lainnya.
9. Perilaku kesehatan berdasarkan perspektif masyarakat tentang gaya hidup yang
mereka terapkan
10. Lingkungan fisik
Data tentang lingkungan fisik didapatkan dari badan klimatologi, pemerintahan daerah baik
tingkat lurah, camat hingga ke tingkat provinsi. Data ini mencakup:
1. Batasan wilayah
2. Iklim
3. Penggunaan lahan
4. Karakteristik rumah
5. Infra struktur.
6. Lingkungan kesehatan:
Lingkungan kesehatan merupakan bagian yang penting dalam pengkajian komunitas karena
dapat mempengaruhi dan menyebabkan terjadinya masalah kesehatan pada masyarakat,
masing-masing agregat dalam tumbu kembang individu mempunyai kerentanan yang berbeda
dalam menghadapi lingkungan sekitarnya. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam
lingkungan yang sehat adalah kualitas udara (untuk memperoleh kualitas udara yang
baikmaka perlu adanya kerjasama anatar instansi pemerintahan, dan perlu adanya
pengawasan terhadap kualitas udara, kualitas air, limbah cair, monitor pencemaran limbah,
dampak kontaminasi lingkungan terhadap kesehatan.
3. Pelayanan Kesehatan dan Sosial
4. Pelayanan kesehatan: rumah sakit, klinik, kelompok praktik, organisasi perawatan,
rumah perawatan dan agensi perawat rumah.

5. Pelayanan sosial: agensi kelompok pekerja, tempat penjualan obat


6. Perekonomian
7. Pendapatan personal
8. Industri dan bisnis
9. Kesehatan kerja: standar, laporan kasus
10. Pelayanan Keamanan
11. Pemadam kebakaran
12. Kepolisian
13. Kriminal dan kekerasan
14. Transportasi
15. Transportasi umum
16. Transportasi pribadi
17. Kecelakaan lalu lintas
18. Politik dan Pemerintahan
19. Komunikasi
20. Media
21. Telepon
22. face to face communication
23. komputer.
24. Pendidikan
25. Rekreasi
26. sumber-sumber rekreasi
27. lingkungan sekitar
28. Budaya, Nilai dan Keyakinan
PENGGUNAAN METODE PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data adalah bagian integral dalam setiap aktifitas perawat kesehatan
komunitas.Prosedur pengumpulan data komunitas lebih luas dari pengkajian individual.Ada
beberapa pendekatan dalam pengumpulan data untuk mengetahui status kesehatan
masyarakat, antara lain:
1. Participant observation
2. Windshield/ walking survey
3. Focus groups
4. Key informants
5. Delphi technique
6. Surveys
7. Archival data
8. Literature review
Kegiatan pengumpulan data didukung oleh proses yang melibatkan control maksimal untuk
mendapatkan data yang berkualitas. Haglund, Weisbrod and Bracht (1990) menyebutkan
adanya tujuan yang sangat umum dalam pengumpulan data komunitas secara langsung.
Contoh: data yang digunakan untuk tujuan pratindakan, misalnya profil risiko kesehatan
untuk mengevaluasi kebutuhan promosi kesehatan atau penelitian khusus yang difokuskan
pada kesempatan khusus. Data mungkin digunakan untuk menjelaskan kepemimpinan
komunitas atau kesiapan komunitas dalam melaksanakan suatu program. Pada fase
implementasi, data digunakan untuk memonitor proses kunci dan variable hasil. Metode
pengumpulan data didasari oleh tujuan pengkajian, model atau kerangka kerja yang
melandasi pengkajian, dan disain pengkajian. Kualitas pengkajian komunitas sebagian besar
didasari oleh validitas dan realibilitas proses pengumpulan data(Cowell & Cowll, 1999;
Talbot, 1995).
1. Participant Observation
2. Definisi
3. Observasi partisipan adalah metode pengumpulan data untuk membantu perawat
mengetahui informasi tentang komunitas, pengaturan sosial, sekelompok orang, atau
menilaistatus kesehatanindividu.
4. Aspek unik dariobservasi partisipan adalah bahwa
pengamatsengajamemahamipengaturandan kondisi sosial tanpa memanipulasi
merekadengan caraapapun.
5. Pengamat mengumpulkan informasimelalui inderatentang peristiwa alamiah yang
terjadi, yaitu secara visual, pendengaran, sentuhan, bau, ataupun rasa.

6. Aspek penting dariobservasi partisipan adalah pengamat belajar dari lingkungan, dan
menahan diri untuk mempengaruhi partisipan dengan tidak mengajukan pertanyaan
pada partisipan.
7. Tujuan
8. Dapat digunakan untuk penilaian masyarakat, seperti: karakteristik masyarakat, status
ekonomi masyarakat, rekreasi yang biasa dilakukan masyarakat, kebiasaan berkumpul
masyarakat, kebanggaan dan spirit masyarakat, kebiasaan berjalan-jalan masyarakat
atau kecenderungan mengisolasi diri di rumah, bahaya kesehatan yang terdapat di
masyarakat, kekuatan masyarakat, dan area masalah di lingkungan.
9. Dapat membantu perawat dalam mempelajari informasi yang mendalam tentang suatu
komunitas atau sekelompok orang.
10. Dapat digunakan saat perawat tidak mengenal budaya masyarakat, misalnya
keyakinan, nilai, dan praktik budaya masyarakat.
11. Dapat digunakan untuk proyek-proyek penelitian formal.
12. Dapat digunakan untuk mengeksplorasi hubungan antara pemberi perawatan
kesehatan dengan klien (masyarakat).
13. Persiapan
14. Perencanaan manajemen tim, meliputi: penetapan jangka waktu, lokasi pengamatan,
fokus pengamatan, pedoman tertulis tentang apa yang diamati, waktu peninjauan hasil
pengamatan bersama-sama tim untuk validitas data.
15. Untuk penelitian, dipersiapkan kerangka teoritis, lembar observasi, penggunaan
metode lain jika diperlukan untuk melengkapi metode observasi partisipan, strategi
pengamatan, penggunaan teknik purposive sampling.
16. Perizinan, baik izin dari partisipan ataupun lembaga tertentu.
17. Teknik perekaman data
18. Instrument observasi (lembar checklist)
19. Field notes
20. Journal
21. Audio/ visual recordings
22. Analisis data
23. Hasil pengamatan (field notes dan journal) dibuat transkrip.
24. Membaca ulang transkrip dan memahami data.

25. Pengelolaan dan analisis data dapat menggunakan bantuan software computer.
26. Hal-hal yang harus diperhatikan:
27. Pengamat harus terlibat dalam kelompok social.
28. Pengamat menahan diri dari interaksi yang sering dengan orang lain.
29. Pengamat subjektif dalam observasi sehingga data bias.
30. Kemungkinan adanya reaktivitas dari partisipan.

1. Windshield/ Walking Survey


2. Definisi
3. Cara pengumpulan data dengan berkendaraan atau berjalan-jalan di sepanjang
lingkungan yang diamati.
4. Pengamatan dilakukan menggunakan penglihatan, pendengaran, rasa, penciuman, dan
sentuhan.
5. Tahapan awal yang baik untuk memberikan gambaran tentang masyarakat luas secara
keseluruhan.
6. Tujuan
7. Untuk mengumpulkan data dan informasi dengan menggunakan indera tentang
kekuatan dan kelemahan masyarakat.
8. Survei dilakukan mulai dari individu, kelompok, atau populasi khusus untuk
mengidentifikasi masalah atau situasi spesifik.
9. Menyediakan beragam data subjektif melalui pengamatan personal dari masyarakat.
10. Persiapan
11. Menentukan ukuran area dan lokasi survei (perkotaan atau pedesaan).
12. Merencanakan panduan survei, pertanyaan survei, dan strategi pengumpulan data.
13. Windshied survey meliputi: ekonomi, lingkungan, transportasi, organisasi social,
pelayanan, media, dan orang-orang yang menjadi bagian dari masyarakat.
14. Teknik perekaman data
15. Tape recording

16. Field notes


17. Peta wilayah
18. Observasi dengan penglihatan, meliputi: traffic light, umur dan kualitas bangunan
rumah dan arsitekturnya, lokasi industri, umur dan kondisi kendaraan, organisasi dan
pelayanan social, jarak tempat pelayanan (pemerintahan, perawatan kesehatan,
komersil, pendidikan, keagamaan), transportasi utama masyarakat, media massa
(papan reklame, publikasi masyarakat, stasiun televisi local, radio, koran), penduduk
(usia, jenis kelamin, ras, cara berpakaian, aktivitas, obesitas, mobilitas, ekspresi
wajah).
19. Observasi dengan pendengaran, meliputi: tingkat kebisingan, (mobil, kereta, bus,
pabrik).
20. Observasi dengan rasa, meliputi: mengunjungi took/warung bahan makanan, jenis
bahan makanan yang dijual, pilihan bahan makanan, kesegaran bahan makanan, rasa
air minum.
21. Observasi dengan penciuman, meliputi: bau yang terdapat di lingkungan
mengindikasikan kualitas sanitasi dan pelayanan sampah.
22. Observasi dengan sentuhan, meliputi: suhu iklim.
23. Analisis data
24. Fokus analisis data adalah untuk menentukan apakah dibutuhkan data tambahan dan
dimana data tambahan tersebut diambil.

6. Hal-hal yang harus diperhatikan:


7. Data yang dikumpulkan bersifat subjektif, maka bagian dari data tidak harus
digunakan sebagai fakta dalam pengkajian komunitas.
8. Data hasil windshield surveyharus dikombinasikan dengan jenis dan sumber data lain
untuk menetapkan diagnosis keperawatan komunitas, karena satu bagian data saja
tidak adekuat untuk membuat kesimpulan.
9. Focus Groups
10. Definisi
11. Merupakan sekelompok kecil orang yang berkumpul untuk menanggapi serangkaian
pertanyaan.
12. Partisipan dipilih yang memiliki karakteristik tertentu dan pengalaman yang sama.

13. Dalam sesi focus group, seorang moderator memberikan pertanyaan terbuka kepada
kelompok dan kelompok didorong untuk mendiskusikan pendapat mereka.
14. Tujuan
15. Focus group dapat menangkap beberapa pengaruh kelompok pada pengambilan
keputusan dan pendapat, sehingga menjadi strategi pengumpulan data yang unik.
Karena sifat mereka yang unik, dan fakta bahwa focus group mendorong responden
untuk memberikan jawaban mereka sendiri atas pertanyaan, mereka menyediakan
informasi berharga daripada metoda pengumpulan data yang lain.
16. Merupakan metode pengumpulan data yang baik dalam pengkajian komunitas karena
mendapatkan data mengenai pemahaman tentang keyakinan kesehatan dan pilihan
perawatan kesehatan dari anggota masyarakat.
17. Persiapan
18. Menentukan tujuan dari focus group.
19. Membuat daftar pertanyaan.
20. Menentukan karakteristik partisipan (usia, budaya, jenis kelamin, status social
ekonomi), jumlah sampel/ partisipan (dengan menetapkan target populasi) idealnya 610 orang, dan memilih lokasi focus group (nyaman, privasi, mudah dijangkau, tidak
bising).
21. Menyiapkan alat yang dibutuhkan, seperti tape recorder, kursi, meja.
22. Menyediakan makanan ringan dan tunjukkan sikap yang ramah.
23. Memilih moderator yang berpengalaman (sebaiknya yang tidak dikenal oleh
partisipan) dan co-moderator jika diperlukan.
24. Teknik perekaman data
25. Co-moderator membuat catatan selama sesi focus group, dan moderator membuat
daftar ide-ide kelompok pada papan tulis/kertas koran ( flipchart).
26. Taping atau merekam hasil diskusi baik dengan audio maupun video.
27. Analisis data
28. Menggunakan software computer (NUDIST, 1996).
29. Menentukan tema-tema data, dan didiskusikan dengan partisipan.
30. Membuat daftar kode-kode.
31. Hal-hal yang harus diperhatikan:

32. Perencanaan yang cermat dapat meminimalkan masalah yang mungkin timbul.
33. Lokasi dan jadwal harus dipertimbangkan untuk memaksimalkan kenyamanan
partisipan.
34. Dalam faseanalisis data, harus lebih diperhatikan cara menilai temayang tersimpan
dalamdata daripada cara penghitungan respon sederhana.
35. Key Informants
36. Definisi
37. Key informants adalah individu-individu yang mengetahui tentang komunitas dan
bersedia untuk berbagi informasi, pandangan, dan pemahaman yang dibutuhkan.
38. Key informants sering digunakan dalam pengkajian komunitas karena posisi mereka
yang mengetahui masyarakat melalui keahlian dan pengalamannya.
39. Tujuan
40. Untuk memperoleh informasi yang tidak tersedia dengan metode pengumpulan data
yang lain.
41. Fokusnya adalah informasi yang subjektif tentang kehidupan masyarakat.
42. Informasi diperoleh dari key informants melalui interview atau survei.
43. Persiapan
44. Interview dipandu dengan menggunakan pertanyaan terstruktur atau tidak terstruktur,
sehingga perlu dipersiapkan daftar pertanyaan yang sesuai dengan tujuan interview.
45. Menentukan lokasi interview (nyaman) untuk memaksimalkan kualitas dari respons.
46. Teknik perekaman data
47. Notes atau catatan kecil
48. Audiotaped( rekaman/video)
49. Written surveys( survey tertulis )
50. Analisis data
51. Dengan menggunakanA Computer Software Program
52. Hal yang harus diperhatikan:
53. Interview dapat dilakukan face to face atau via telepon.

54. Delphi Technique


55. Definisi
56. Suatu metode untuk memperoleh konsensus pendapat dari sekelompok orang.
57. Tiga karakteristik teknik Delphi adalah: 1) anonymity, 2) iteration with controlled
feedback, dan 3) statistical group responses.
58. Tujuan
59. Teknik Delphi awalnya dirancang untuk mengumpulkan opini dari para ahli, namun
dalam prosesnya juga pernah digunakan pada orang-orang awam untuk berbagi
pengalaman yang sama untuk membentuk suatu opini.
60. Tujuannya adalah untuk membuat kesepakatan terhadap prioritas, masalah, atau
kekuatan komunitas.
61. Persiapan
62. Teknik Delphi terdiri dari suatu serial tahapan yang berulang sampai kesepakatan
dicapai diantara responden.
63. Couper (1984) menggambarkan tahapan dari proses Delphi, dimulai dengan
merancang kuesioner awal yang mengandung pertanyaan yang luas atau serangkaian
pertanyaan yang telah ditentukan. Kuesioner diujicoba, direvisi, dan didistribusikan.
Responden menjawab kuesioner secara lengkap dan mengirimkannya kembali.
Peneliti mengumpulkan dan menganalisis respon.
64. Sampel berjumlah paling sedikit 10 orang hingga beberapa ratus orang.
65. Sampel harus menggambarkan populasi yang besar dari individu-individu yang
memiliki informasi yang relevandengan isu yang menjadi perhatian.
66. Jika populasi homogen, maka jumlah sampel yang kecil dapat digunakan; sedangkan
populasi yang heterogen, maka sebaiknya menggunakan jumlah sampel yang besar.
67. Teknik perekaman data
68. Setelah analisis respon tahap pertama, peneliti menggunakan hasilnya untuk
mengembangkan suatu kuesioner dengan jawaban-jawaban partisipan.
69. Pada tahap kedua, item-item pertanyaan pada kuesioner harus memberikan respon
tetap. Kuesioner kemudian diujicoba, direvisi, dan didistribusikan. Dengan kuesioner
yang baru, masing-masing responden akan menerima laporan dari respon-respon
mereka untuk setiap item pertanyaan pada kuesioner sebelumnya, nilai rata-rata
kelompok, dan varian dari masing-masing item. Individu yang tidak setuju dengan
skor kelompok atau ingin mengubah respon kelompok, dapat melakukannya.

70. Komentar-komentar ini dicatat dalam minority report, yang juga beredar dalam tahap
berikutnya.
71. Siklus distribusi kuesioner, pengumpulan respon, dan pemberian umpan balik terus
dilakukan sampai tercapainya konsensus.
72. Analisis data
73. Data dianalisis dengan menggunakan pengukuran central tendency (nilai mean atau
median, varian) dan urutan ranking item-item pertanyaan.
74. Hal-hal yang harus diperhatikan:
75. Keuntungan dari teknik Delphi adalah para ahli di lokasi geografi yang bervariasi
dapat berinteraksi satu sama lain untuk membentuk opini kelompok tanpa bertemu
bersama secara nyata.
76. Dalam keperawatan kesehatan masyarakat, teknik Delphi dipublikasikan tentang
prioritas penelitian untuk praktik keperawatan kesehatan masyarakat oleh praktisi.
77. Prioritas penelitian dikonseptualisasikan dalam 3 area, yaitu: 1) client outcomes dalam
domain perencanaan keluarga dan kesehatan ibu dan anak, 2) memaksimalkan client
outcomes yang efektif dalam pelayanan kesehatan di rumah dengan penekanan pada
kepatuhan, komplikasi, dan discharge planning, dan 3) rekrutmen, retensi, kepuasan
kerja, dan image.
78. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan ketika merencanakan teknik Delphi, antara
lain: tujuan pengkajian, populasi target, biaya yang harus dikeluarkan dan sumbersumber biaya, dan waktu yang dibutuhkan.

1. Surveys
2. Definisi
3. Merupakan metoda pengumpulan informasi dari orang-orang melalui kuesioner
ataupun face to face interviews.
4. Untuk perawat kesehatan komunitas, survey dapat digunakan untuk mengumpulkan
informasi demografi suatu komunitas, opini, pengetahuan, atau pengalaman anggota
masyarakat.
5. Tujuan
6. Survey dapat digunakan untuk mengumpulkan data untuk perencanaan program,
menambah data pengkajian komunitas, dan kontribusi untuk program evaluasi.

7. Survey dapat digunakan untuk memperbarui atau melengkapi informasi yang


dibutuhkan untuk mengkaji kesehatan komunitas secara lebih baik dan perencanaan
program langsung.
8. Survey berguna dalam mendokumentasikan pola paparan bahaya lingkungan.
9. Survey dapat dilakukan dengan caradoor to door, paper and pencil questionnaire.
10. Persiapan
11. Menentukan tujuan dilakukan survey, tipe data yang diinginkan, sumber-sumber yang
tersedia.
12. Menentukan metoda survey: door to door, kuesioner via mail, atau telepon.
13. Menentukan tim survey, dan melatih anggota tim yang terlibat, serta membuat
rancangan biaya dan waktu yang dibutuhkan.
14. Menentukan sampel dan populasi survey.
15. Teknik perekaman data
16. Formulir survey atau instrument (lakukan uji validitas dan reliabilitas terlebih
dahulu).
17. Analisis data
18. Analisis data tergantung dari bentuk kuesioner survey.
19. Bisa berupa analisis tema, komputerisasi, analisis kualitatif, ataupun central tendency.
20. Hal-hal yang harus diperhatikan:
21. Validitas dan reliabilitas instrument.
22. Sampel survey.
23. Archival Data
24. Definisi
25. Menggunakan data-data arsip dalam pengkajian untuk menggambarkan kesehatan
komunitas atau populasi.
26. Meliputi vital statistic, data penyakit dan kesehatan dari program-program komunitas,
seperti klinik anak sehat, senior health fair screening, catatan kunjungan rumah.
27. Concern terhadap kerahasiaan data, kualitas data, dan akses data.
28. Tujuan

29. Menyediakan latar belakang informasi tentang suatu komunitas atau populasi.
30. Digunakan untuk menganalisis perubahan dan trends dalam faktor-faktor yang
beragam.
31. Persiapan
32. Membuat pendekatan yang sistematis untuk menentukan tipe dan jumlah data yang
dibutuhkan.
33. Teknik perekaman data
34. Menggunakan komputer.
35. Analisis data
36. Program computer, seperti SPSS, EpiInfo.
37. Kalkulator.
38. Hal-hal yang harus diperhatikan:
39. Pengumpulan data harus sistematis untuk mengurangi kesalahan.
40. Lebih baik gunakan data original untuk meminimalkan kesalahan.
41. Ketidaklengkapan data akan mempengaruhi proses pengumpulan dan analisis data.
42. Literature Review
43. Definisi
44. Menyediakan kesempatan untuk memahami masalah kesehatan di komunitas.
45. Literature dapat memperkenalkan masalah kesehatan utama di komunitas sesuai
dengan laporan masalah kesehatan yang ada di komunitas.
46. Tujuan
47. Mengeksplorasi sejarah komunitas yang spesifik dari perpustakaan local.
48. Ketersediaan pelayanan, fasilitas, aktivitas, dan sumber-sumber lain dapat ditentukan
dengan mereview literature.
49. Literature juga menyediakan latar belakang umum tentang banyak aspek dari
pengkajian komunitas.
50. Persiapan

51. Menentukan lokasi-lokasi literature, seperti perpustakaan local, sejarah alam, sejarah
social.
52. Menentukan cara mengakses literature, seperti computer search jika lokasi fisik tidak
diketahui.
53. Teknik perekaman data
54. Mengambil catatan dari sumber asli
55. Writing annotated bibliographies
56. Menulis di kartu catatan untuk setiap item
57. Menyorotipoinutamadalamsalinansetiapartikel
58. Analisis data
59. Metode kuantitatif
60. Hal-hal yang harus diperhatikan:
61. Banyak keterbatasan dari literature yang tersedia, maka dibutuhkan kritisi literature
secara luas.

PERENCANAAN PENGKAJIAN KOMUNITAS

Perencanaan akan menentukan baik atau tidak nya proses pelaksanaan dalam sebuah
oragnisasi. Perencanaan dalam pengkajian komunitas memiliki beberapa keuntungan
diantaranya adalah perawat komunitas dapat mengidentifikasi apa yang harus dilakukan dan
kapan pelaksanaan dari pengkajian tersebut. Dalam melaksanakan pengkajian komunitas ini
dibutuhkan komitmen dari sumber daya keperawatan. Sumber daya ini dapat memberikan
support dalam penggunaan hasil pengkajian komunitas. Keuntungan lain dari perencanaan
pengkajian komunitas adalah semua orang yang terlibat dapat lebih memahami proses dan
berkontribusi dalam pengkajian komunitas.
1. Fase Pra Pengkajian
Sebelum proses pengkajian komunitas dimulai, fase pra pengkajian perlu dibuat dalam
rangka mengembangkan perencanaan pengkajian. Fase pra pengkajian meliputi penetapan
tujuan pengkajian, menetapkan komunitas dan kerangka kerja mengenai panduan dalam
pengumpulan data.
1. Tujuan pengkajian komunitas
Menentukan tujuan dan area pengkajian komunitas merupakan langkah pertama dalam fase
pra pengkajian. Secara umum pengkajian komunitas dapat menggambarkan status kesehatan
masyarakat. Pengkajian komunitas ini tidak hanya memberikan informasi mengenai masalah
atau kondisi kesehatan masyarakat tetapi dapat juga memberikan informasi atau data
mengenai target populasi, faktor resiko dan informasi lainnya.
2. Kerangka pengkajian
Perencanaan pengkajian sebaiknya meliputi penetapan komunitas dan identifikasi framework
atau model pengkajian komunitas.
1. Menetapkan komunitas
Pengkajian komunitas yang spesifik dan tempat pengkajian diawali dengan menetapkan
komunitas. Aspek yang harus diperhatikan dalam menetapkan komunitas adalah yang
pertama menetapkan komunitas berdasarkan literatur. Definisi komunitas ini merupakan
langkah awal dalam membangun konsep pengkajian komunitas secara teoritis. Aspek lain

yang perlu diperhatikan adalah menidentifikasi gambaran komunitas secara fisik seperti
gambaran wilayah kota, desa, dan lain-lain.
1. Mengidentifikasi framework atau model pengkajian komunitas
Menetapkan komunitas sangat penting dan menjadi salah satu bagian dari proses identifikasi
framework atau model pengkajian komunitas. Framework dijadikan sebagai panduan dan
memberikan orientasi filosofis dari pengkajian komunitas. Orientasi ini meliputi nilai,
kepercayaan dan tujuan pengkajian komunitas, komunitas dan assesor.
1. Aktifitas Pra Pengkajian
Beberapa aktivitas sebelum kita melakukan pengkajian harus dilakukan beberapa persiapan
seperti pembentukan timmegidentifikasi sumber data, membuat timeline, perkiraan waktu,
membagi tugas kepada anggota, mencari informasi, dan menentukan pemberi informasi
utama
1. Pembentukan tim
Dalam melaksanakan pengkajian komunitas diperlukan untuk membentuk tim. Tim dari
berbagai interdisplin merupakan aset yang besar dalam melakukan pengkajian komunitas
karena akan memberikan sumber yang beragam baik tujuan, wilayah kajian,dan aspek lain
yang berbeda. Dalam membentuk atau membangun sebuah tim dapat dilakukan dengan cara
mengisi instrumen pengkajian tim untuk mengetahui dan menganalisa kemampuan tim dan
mengidentifikasi aktivitas tim building yang spesifik. Instrumen pengkajian ini meliputi
kemampuan dalam memahami tujuan, komunikasi, kemampuan bekerjasama, kepemimpinan
dan pemahaman tentang rapat pertemuan.
1. Keterampilan Kerja tim
Keterampilan kerja tim adalah perilaku yang diharapkan agar diantara anggota tim dapat
berfungsi secara efektif. Keterampilan ini meliputi menyusun team yang saling bertukar
informasi secara akurat diantara anggota, alur informasi yang efektif dalam pengambilan
keputusan, dan pengambilan keputusan secara akurat. Kerja tim yang efektif akan membantu
profesi dalam hal komunikasi, kolaborasi, berbagi dalam pembuatan keputusan, kerjasama,
konsistensi, mencegah konflik, resolusi konflik, dan support mutu.

1. Pengerahan dan pemberdayaan anggota


Hal ini terkait dengan pelibatan dan pemberdayaan komunitas, pada tahap ini untuk
mengidentifikasi area yang sesuai dengan anggota tim
1. Pemilihan anggota tim yang tepat
Merupakan peng alokasian anggota tim yang tepat sesuai dengan pengetahuan dan kelompok
nya masing nya masing
1. Menjaga keterlibatan anggota

Hal ini sangat sulit apalagi jika dalam jangka waktu yang cukup lama, biasanya dengan
memberikan reward remunerasi, dan ketersedaian makanan untuk volunteer
1. Mempelajari disiplin ilmu lain
Untuk memulai fungsi sebuah tim sebaiknya mempelajari disiplin lain jadi tidak ada tumpang
tindih dalam penerapan ilmu masing masing .
1. Peningkatan kemampuan/keterampilan mendengarkan
Keterampilan mendengarkan dapat membantu dalam proses pembentukan tim. Keterampilan
ini juga berguna untuk meningkatkan kerjasama tim. Latihan keterampilan mendengarkan
dapat dilakukan diantara dengan anggota tim.
1. Role play interview
Latihan lain yang berguna untuk anggota tim adalah bermain peran dalam melakukan
interview karena latihan ini dperlukan dan merupakan hal yang cukup sulit untuk kegiatan
dan tipe kelompok tertentu yang sulit disatukan.
2. Identifikasi sumber data dan metode pengumpulan data
Tim harus lah mengidentifikasi sumber sumber data yang mungkin sesuai dengan tujuan dan
wilayah kajian yang ditentukan
3. Mengembangkan timeline
Penyusunan time line harus lah jauh jauh hari sebelum pelaksanaan dan penetapan timelins
sebaik nya juga di rencanakan jauh hari sebelum bats waktu yang telah di tentukan sehingga
tim mempunyai banyak waktu untuk mempreoses semua data yang ada. Timeline dalam
perencanaan pengkajian sangat dibutuhkan untuk mengalokasikan waktu dengan tepat dan
merencanakan kegiatan dengan baik sesuai dengan alokasi waktu yang disediakan sehingga
kegiatan perencanaan dan pelaksanaan pengkajian dapat dilaksanakan sesuai dengan target
waktu yang sudah ditetapkan dalam Timeline ini.
1. Alokasi waktu untuk rapat pertemuan
Waktu untu pertemuan anggota tim di perlukan untuk membahas pertanyan terkait tanggung
jawab ataupun permasalahan yang di rasakan saat bekerja di lapangan nanti, sehingga dapat
menemukan penyelesaian secara bersama
1. Perencanaan kegiatan diseminasi
Aktivitas desimenasi dari temuan pengkajian harus lah diadakan, baik verbal maupun laporan
tertulis harus lah disampaikan sesuai dengan kajian masing masing

Outline untuk presentasi pengkajian komunitas adalah sebagai berikut:

1)

Deskripsi dan riwayat komunitas

2)

Framework atau model yang digunakan sebagai panduan pengkajian

3)

Bagaimana pengkajian dilaksanakan

a)

Metode pengumpulan data dan sumber data

b)

Anggota tim

4)

Hasil analisa data dan sintesis

a)

Penemuan utama pengkajian melaluui kategori framework

b)

Diagnosa komunitas

5)

Kesimpulan

6)

Resume
4. Estimasi waktu dan sumber daya manusia

Aspek aktifitas pra pengkajian yang lain adalah estimasi waktu dan sumber daya manusia
yang dibutuhkan untuk melakukan pengkajian. Timeline memberikan panduan mengenai
waktu yang dibutuhkan dalam melaksanakan pengkajian. Dalam menentukan kebutuhan
estimasi waktu ini, termasuk juga menentukan siapa saja tim yang melaksanakan pengkajian
dan keterampilan dalam melaksanakan tugas. Sebagai contoh, staf perawat komunitas sering
lebih terampil dalam melakukan interview pada key imforman, sehingga dapat ditugaskan
untuk melakukan kontak dengan key informan yang ada di masyarakat. Interview terhadap
key informan sangat dibutuhkan sebelum melakukan pengkajian komunitas. Contoh
pertanyaan untuk key informan adalah sebagai berikut:
1. Apa perubahan terbesar yang terjadi di masyarakat dalam 5 tahun ini?
2. Apa keputusan terbesar yang akan dilakukan oleh masyarakat dalam 5 tahun
kedepan?
3. Jika anda membuat perubahan dalam penyediaan pelayanan masyarakat, perubahan
apa yang ingin dilakukan?
4. Apa kekuatan yang dimiliki oleh masyarakat ini?
5. Apa yang dibutuhkan untuk melakukan perubahan pada masyarakat ini?
6. Apa pendapat anda, jika masyarakat bekerjasama untuk membuat perubahan, apakah
akan menjadi lebih baik untuk satu sama lain?
7. Bagaimana pendapat anda, apabila masyarakat berkerja apakah lebih baik secara
bersama-sama? .

8. Apa masalah kesehatan utama yang terjadi di masyarakat


9. Apa yang sudah dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut

Jika framework pengkajian komunitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan triangle


epidemiologi maka komponen pertanyaan spesifik kepada tiga aspek yaitu host, agent, dan
lingkungan. Contoh pertanyaan tentang lingkungan adalah:
1. Apa aspek positif pada lingkungan fisik yang terdapat di masyarakat?
2. Aspek lingkungan fisik yang mana yang dibutuhkan untuk diatasi?
3. Apa rencana masyarakat untuk meningkatkan kualitas air dan udara?

5. Pembagian kerja diantara anggota tim


Pembagian kerja diantara anggota tim harus terencana secara sistematis untuk menjamin
seluruh aspek pekerjaan dilakukan sesuai dengan penugasannya. Pembagian tugas dalam
pengumpulan data dilakukan dalam kelompok kecil atau individu sesuai dengan keahliannya
sehingga menghasilkan pekerjaan yang sempurna. Jika semuanya memungkinkan maka
semua anggota tim untuk melakukan tatap muka untuk mendiskusikan pembagian tugas.
Pembagian kerja dikomunikasikan dengan baik dengan cara menuliskan apa saja yang
dilakukan dan mendistribusikannya setelah rapat kerja. Ringkasan laporan ini meliputi nama
penanggung jawab tugas masing-masing, target deadline dan deskripsi pekerjaan secara jelas.
6. Permohonan informasi dari instansi pemerintahan
7. Mengidentifikasi key informan
8. Menulis rencana pra pengkajian
Perencanaan Pra pengkajian dapat dituliskan sebagai draft dokumen yang dapat menjelaskan
kegiatan pengkajian dalam pencapaian tujuan. Rencana ini juga meliputi keputusan akhir dan
kesepakatan bersama diantara anggota tim yang dapat dijadikan sebagai panduan dalam
pelaksanaan pengkajian.
Outline penulisan perencana pra pengkajian adalah sbegai berikut:
1. Tujuan dan area pengkajian komunitas
2. Framework pengkajian komunitas
1)

Penetapan komunitas

2)

Framework pengkajian komunitas

1. Sumber data
2. Metode pengumpulan data
3. Timeline untuk melengkapi pengkajian
4. SDM yang dibutuhkan
5. Pembagian tugas

1. PENGGUNAAN FRAMEWORK ATAU MODEL SEBAGAI PANDUAN


PROSES PENGKAJIAN KOMUNITAS
Penggunaan dapat memberikan gambaran dalam pengorganisasian pengumpulan data
pengkajian komunitas, selain itu dapat menjelaskan kategori data yang dibutuhkan,
bagaimana dan dimana data didapatkan.

Dibawah ini merupakan contoh format pengumpulan data berdasarkan framework


triangle epidemiologi.

Elemen Framework Data


Host
Demografik

Sumber
Sensus

Agent

Data Morbiditas

Laporan

Lingkungan

Lokasi limbah
beracun

Website

Metode
Internet atau CD ROM
Internet atau Laporan
Depkes
Internet

Melalui pengkajian komunitas dapat memberikan gambaran tentang masyarakat. Sebelum


pengkajian komunitas dilakukan sebaiknya melakukan winshield survey. Framework
windshield survey dapat membantu dalam mengidentifikasi item spesifik dalam
pengumpulan data.

Berikut ini outline windshield survey yang berguna dalam pengumpulan data:

Penglihatan
1. Bagaimana distribusi gender dan ras di komunitas
2. Dimana anda melihat penduduk
3. Apa yang dilakukan oleh penduduk
4. Bagaimana pakaian yang dipakai oleh penduduk
5. Apa tipe rumah yang ada di komunitas

6. Jenis sekolah apa saja yang ditemui di komunitas


7. Jenis rumah ibadah apa saja yang ditemui di komunitas
8. Apakah terdapat industri di komunitas
9. Pelayanan kesehatan apa saja yang ditemui di komunitas
10. Organisasi apa saja yang terdapat di komunitas
11. Apakah terdapat pelayanan protektif
12. Apakah terdapat area parkir, tempat bermain, dan taman
13. Adakah lahan kosong atau lapangan
14. Apakah terdapat laundry, dry cleaners, dan apotik
15. Jenis transportasi apa yang digunakan oleh penduduk

1. Apa saja yang anda dengar di komunitas

Suara

2. Adakah anak-anak yang bermain, suara musik yang pelan,


pesawat udara, penggunaan mesin-mesin berat, dan suara
mobil yang bising
3. Apakah anda mendengar suara burung atau suara binatang
lainnya

1. Dimana penduduk membeli makanan


2. Berapa harga susu, telur, roti
3. Apakah memproduksi daging segar
Rasa
4. Apa tipe minuman dan makanan yang ditemui di komunitas
5. Bagaimana kualitas air yang digunakan di komunitas

Bau
1. Bagaimana bau daerah tersebut
2. Apakah terdapat emisi/limbah industri

3. Apakah terdapat tempat sampah


4. Adakah sisa-sisa puing

1. Adakah pagar yang digunakanuntuk menggambarkanbatasbatas dan adakah batas-batasalam yang menentukandaerah
masing-masing
Sentuhan

2. Bagaimana suasana di toko-toko lokal


3. Bagaimana perasaan anda saat berjalan di jalan raya
4. Apa yang penduduk katakan tentang anda

Kerangka panduan pengkajian komunitas


1. Definisi dan deskripsi komunitas
2. Definisi komunitas
1)

Definisi formal

2)

Definisi komunitas secara informal


1. Deskripsi komunitas

1)

Batasan komunitas secara fisik

2)

Deskripsi riwayat komunitas


1. Deskripsi secara umum
2. Framework dan model yang digunakan dalam panduan pengkajian komunitas
3. Deskripsi framework atau model
4. Rasional atau alasan penggunaan framework
5. Hubungan definisi komunitas dan framework
6. Metode pengumpulan data
7. Sumber data
8. Analisis data

9. Hasil analisis melalui kategori framework pengkajian komunitas


10. Perbandingan komunitas dengan komunitas yang lebih luas seperti negara dan
pemerintah.
11. Sintesis data
12. Hasil sintesis data: diagnosa komunitas
13. Resume dan kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

Ervin, N.E.(2002). Advance Community Health Nursing Practice.New Jersey: Prentice Hall

Hunt, R.(2009).Introduction to Community-Based Nursing, 4th ed. Philadelphia: Wolters


Kluwer Health | Lippincott Williams & Wilkins
About these ads

Share this:

Twitter

Facebook

Google

Anda mungkin juga menyukai