Anda di halaman 1dari 11

BAB II

PEMBAHASAN

A. Trend dan Issue Keperawatan Komunitas


Trend adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan analisa atau salah
satu gambaran ataupun informasi yang terjadi dan akan menjadi populer di masyarakat.
Sedangkan issue adalah sesuatu hal yang dibicarakan dan yang akan dibicarakan yang belum
jelas faktanya.
Dalam pendidikan salah satu trend issuenya adalah, bahwa Indonesia telah memilih
untuk menata sistem pendidikan keperawatan sebagai upaya awal dan kunci peletakan
landasan pengembangan profesi keperawatan. Tujuan lain diharapkan bisa memperkecil gap
(perbedaan) antara perawat dan dokter sehingga perawat tidak lagi menjadi perpanjangan
tangan dokter (Prolonged physicians arms) tapi sudah bisa menjadi mitra kerja dalam
pemberian pelayanan kesehatan. (Mohamad Naziel, 2009)
Isu keperawatan komunitas adalah suatu masalah yang di kedepankan untuk di
tangani atau desus dalam ruang lingkup keperawatan komunitas. Issue sering kali menjadi
fokus perdebatan publik dan upaya pemecahan masalah. Isu-isu ini dapat mempengaruhi
masyarakat secara luas atau hanya berdampak pada kelompok tertentu. Penyelesaian issue
sering melibatkan analisis mendalam, diskusi, dan upaya untuk mencapai konsensus atau
solusi yang dapat diterima secara luas (Sugiatno & Husna, 2020).
Keperawatan komunitas di tunjukan untuk mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi keperawatan sebagai dasar
keahliannya dalam membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam mengatasi
berbagai masalah keperawatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari hari (effendi,
2009).
Keperawatan merupakan profesi yang dinamis dan berkembang secara terus menerus
dan terlibat dalam masyarakat yang berubah, sehingga pemenuhan dan metode keperawatan
kesehatan berubah, karna gaya hidup masyarakat berubah dan perawat sendiri juga dapat
menyesuaikan dengan perubahan tersebut. Definisi dan filisofi terkini dari keperawatan
meliputi perkembangan di berbagai tempat praktik dimana perawat memiliki kemandirian
yang lebih besar.
B. Trend dan Issue dalam Keprofesian Keperawatan Komunitas
Keperawatan menetapkan diri dari ilmu sosial bidang lain karena focua asuhan
keperawatan bidang lain meluas. Tren dalam pendidikan keperawatan adalah bekembangnya
jumlah peserta keperawatan yang menerima pendidikan keperawatan, baik perserta didik dari
D3 Keperawatan, S1- S3 dan Ners Keperawatan. Tren praktik keperawatan meliputi berbagai
praltik dibebagai tempat praktik dimana perawat memiliki kemandirian yang lebih besar.
Perawat secara terus- menerus meningkatkan otonomi dan penghargaan sebagai anggota tim
asuhan keperawatan. Peran perawat meningkat dengan meluasnya focus asuhan keperawatan.
Tren dalam keperawatan sebagai profesi meliputi perkembangan aspek-aspek dari
keperawatan yang mengkarakteristikan keperawatan sebagai profesi meliputi:
pendidikan,teori, pelayanan, otonomi, dan kode etik. Aktivitas dari organisasi keperawatan
professional menggambarkan trend an praktik keperawatan.

Tren dan isu yang sedang dibicarakan dalam keperawatan komunitas;

1. Pengaruh politik terhadap keperawatan professional

Keterlibatan perawat dalam politik sangat terbatas. Walaupun secara individu ada
beberapa nama seperti F.Nightingale, Lilian Wald, Margaret Sunger, dan Lavinia Dock telah
mempengaruhi dalam pembuatan di berbagai bidang nampaknya perawat kurang di hargai
sebagai kelompok. Gerakan wanita telah memberikan inspirasi pada perwat mengenai
masalah keperawatan komunitas.

2. Pengaruh perawat dalam aturan dan praktik keperawatan

Pospek keperawatan komunitas dimasa yang akan dating cenderung semakin


berkembang dan dibutuhkan dalam system pelayanan kesehatan pemerintah. Peran perawat
kesehatan masyarakat sangat dibutuhkan dalam mengatasi sebagai masalah kesehatan yang
terjadi di masa yang akan datang karena mengikuti perubahan secara keseluruhan. Dampak
perubahan tersebut dapat berpengaruh pada peran yang dilkaukan perawat. Intervensi
keperawatan kesehatan masarakat diberbagai tingkat pelayanan akan semakin besar
dikarnakan adanya kelalaian, ketidaktahuan, ketidakmauan, dan ketidakmampuan
individu,keluarga, kelompok, dan masyarakat.

3. Puskesmas Idaman

Puskesmas Idaman adalah Puskesmas dengan pelayanan kesehatan bermutu yang


memenuhi atau melebihi harapan pelanggan serta memberi pelayanan yang sesuai dengan
standart operating procedure (SOP) pelayanan kesehatan. “Puskesmas Idaman” sebagai
pelayanan masyarakat, akan berusaha untuk selalu meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan yang sesuai dengan harapan pelanggan, oleh karena itu Puskesmas Idaman juga
merubah paradigma dari “ Puskesmas yang mengatur Masyarakat” menjadi “Puskesmas yang
memenuhi harapan Masyarakat”.

C. Konsep Praktik Mandiri


Praktik mandiri adalah Program pelayanan alternatif dan komplementer adalah
praktik mandiri perawat, yang mempunyai wewenang menyelenggarakan asuhan
keperawatan dibidang upaya kesehatan perorangan. Penyelenggaraannya diatur dalam
Permenkes nomor 26 tahun 2019 pasal 15 sampai dengan pasal 54.

Syarat Praktik Keperawatan ;

1. Perawat berpendidikan vokasi dan profesi.


2. Perawat yang memiliki Surat Tanda Registerasi (STR)
3. Perawat yang memiliki Surat Izin Praktik Perawat (SIPP)

Setting Praktik Keperawatan Komuntas

1. Kegiatan praktik keperawatan komunitas


Kegiatan praktik keperawatan komunitas yang dilakukan perawat mempunyai lahan yang
luas dan tetap menyesuaikan dengan tingkat pelayanan kesehatan, wilayah kerja perawat
tetapi secara umum kegiatan praktek keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:
a. Tahap persiapan
o Pembekalan dari departemen komunitas dan dinas kesehatan tentang program
praktek.
o Penjajakan ke daerah, meliputi wilayah, sistem dalam komunitas, masalah dan
kesehatan utama.
o Penyusunan instrumen data.
o Uji coba instrumen pengumpulan data.
o Pertemuan awal dengan komunitas dan keluarga untuk perkenalan, penjelasan
program praktek dan mengadakan kontrak dengan komunitas.
o Melaksanakan pendataan dengan melibatkan tokoh-tokoh dan kader
kesehatan setempat.
o Melakukan tabulasi data, menganalisa data dengan pendekatan demografi,
epidemiologi dan statistik serta membuat visualisasi/penyajian data.
o Mengidentifikasi pra musyawarah komunitas: menyusun kepanitiaan,
menyiapkan dan melatih masyarakat yang akan terlibat dalam musyawarah
dan menyebarkan undangan.
o Melaksanakan musyawarah komunitas tingkat RW:
1) Penyajian data hasil pengkajian kesehatan masyarakat
2) Diskusi kelompok untuk menetapkan hasil masalah, prioritas
masalah, garis besar rencana kegiatan
3) Membentuk kelompok kerja kesehatan sesuai dengan masalah yang
telah ditetapkan.
4) Tanggapan-tanggapan dari tokoh-tokoh masyarakat dan petugas
kesehatan dari instansi terkait.
b. Tahap Pelaksanaan:
o Menyusun kembali rencana kerja hasil musyawarah bersama dengan
kelompok kerja kesehatan.
o Melaksanakan kegiatan di komunitas bersama-sama dengan kelompok
kerja kesehatan: Pelatihan kader kesehatan, Penyuluhan kesehatan,
Simulasi/demonstrasi, Pembuatan model/percontohan, Kunjungan rumah
(home health care), Kerja bakti, dan lain-lain.
o Berkoordinasi dengan puskesmas dan instansi terkait dalam pelaksanaan
kegiatan.
c. Tahap Evaluasi:
o Mengevaluasi setiap kegiatan yang dilakukan di komunitas dalam hal
kesesuaian, kefektifan dan keberhasilan kegiatan serta aktivitas dari
komunitas.
o Mengevaluasi seluruh kegiatan di komunitas dalam hal pencapaian tujuan,
keberhasilan pemecahan masalah dan kemampuan komunitas dalam
pemecahan masalah.
2. Area praktik keperawatan kesehatan komunitas
Menurut Depkes RI (2006), pelayanan keperawatan kesehatan komunitas dapat
diterapkan langsung pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan, seperti:
a. Unit pelayanan kesehatan yang memiliki fasilitas rawat inap dan rawat jalan
(rumah sakit, puskesmas, dan sebagainya).
b. Rumah. Perawat home care memberikan pelayanan keperawatan pada
keluarga di rumah yang menderita penyakit akut dan kronis. Peran home care
adalah untuk meningkatkan fungsi keluarga dalam merawat anggota keluarga
yang beresiko tinggi mengalami masalah kesehatan.
c. Sekolah. Area praktik perawat komunitas juga mencakup seluruh warga di
lingkungan institusi pendidikan seperti siswa, guru dan karyawan baik di TK,
SD, SMP, SMA maupun perguruan tinggi. Perawat sekolah dapat memberikan
pelayanan sesaat (day care), screening (proses mengidentifikasi penyakit-
penyakit yang tidak diketahui/tidak terdeteksi dengan menggunakan berbagai
test/uji), maupun memberikan pendidikan kesehatan.
d. Tempat kerja atau industri. Perawat melakukan kegiatan perawatan langsung
terhadap kejadian kesakitan maupun kecelakaan minimal yang terjadi di
tempat kerja, industri rumah tangga, pabrik dan lainnya. Selain itu perawat
memberikan pendidikan kesehatan tentang keamanan dan keselamatan kerja,
nutrisi seimbang, penurunan stres, olahraga, penanganan perokok, serta
pengawasan makanan.
e. Barak penampungan. Perawat memberikan perawatan langsung terhadap kasus
akut, penyakit kronis, serta kecacatan fisik ganda dan mental.
f. Kegiatan Puskesmas keliling. Pelayanan keperawatan dalam puskesmas
keliling diberikan kepada individu, kelompok masyarakat di pedesaan, dan
kelompok terlantar. Pelayanan keperawatan yang diberikan meliputi
pengobatan sederhana, screening kesehatan, perawatan kasus penyakit akut
dan kronis, serta pengelolaan dan rujukan penyakit.
g. Panti atau kelompok khusus lain seperti panti asuhan anak, panti wreda, panti
sosial lain, rumah tahanan serta lembaga pemasyarakatan.
h. Pelayanan pada kelompok resiko tinggi. Kelompok resiko tinggi seperti (1)
kelompok wanita, anak-anak, dan lansia yang mendapat perlakuan kekerasan,
(2) pusat pelayanan kesehatan jiwa dan penyalahgunaan obat, (3) tempat
penampungan kelompok lansia, gelandangan, pengemis, kelompok orang
dengan HIV/AIDS (ODHA), dan wanita tuna susila (WTS).
Keperawatan kesehatan komunitas identik dengan penyuluhan kesehatan. Hal ini tidak
sepenuhnya salah karena penyuluhan kesehatan juga bagian dari keperawatan kesehatan
komunitas. Akan tetapi tugas perawat komunitas ternyata tidak sesimpel itu. Banyaknya
area praktik dari perawat komunitas menuntut agar seorang perawat komunitas
memahami konsep dari berbagai area dan melakukan fungsi advokasi pada berbagai
tingkat sistem.
3. Sasaran keperawatan kesehatan komunitas
Menurut DEPKES tahun 2006, sasaran keperawatan kesehatan komuntas antara lain :
 Individu : Sasaran prioritas individu adalah balita gizi buruk, ibu hamil risiko
tinggi, usia Ianjut, penderita penyakit menular (tuberkulosis pare, kusta, malaria,
demam berdarah, diare, dan ISPA atau pneumonia), dan penderita penyakit
degeneratif.
 Keluarga : Sasaran keluarga adalah keluarga yang termasuk rentan teridap
masalah kesehatan (vulnerable group) atau risiko tinggl (high risk group) dengan
prioritas sebagai berikut :
1) Keluarga miskin yang belum pernah kontak dengan sarana pelayanan
kesehatan (puskesmas dan jaringannya) dan belum mempunyai kartu sehat.
2) Keluarga yang sudah memanfaatkan sarana kesehatan serta mempunyai
masalah kesehatan terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan balita,
kesehatan reprcuduksi, dan penyakit menular.
3) Keluarga yang tidak termasuk miskin dan mempunyai masalah kesehatan
prioritas serta belum memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan.
 Kelompok
Sasaran kelompok adalah kelompok khusus yang rentan terhadap masalah
kesehatan baik yang terikat maupun tidak terikat dalam suatu institusi.
1) Kelompok tidak terikat dalam suatu institusi seperti posyandu, kelompok
balita, ibu hamil, usia lanjut, penderita penyakit tertentu, dan pekerja informal.
2) Kelompok masyarakat khusus yang terikat dalam suatu institusi seperti
sekolah, pesantren, panti asuhan, panti wreda, rutan, dan lapas.
 Masyarakat
Sasaran masyarakat adalah yang rentan atau mempunyai risiko tinggi terhadap
timbulnya masalah kesehatan seperti berikut :
1) Masyarakat di suatu wilayah (RT, RW, kelurahan, desa) yang mempunyai:
o Bayi meninggal tinggi dibandingkan daerah lain;
o Jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi dibandingkan daerah lain;
o Cakupan pelayanan kesehatan lebih rendah dari daerah lain.
2) Masyarakat di daerah endemis penyakit menular (malaria, diare, demam berdarah,
dan lainnya).
3) Masyarakat di lokasi atau barak pengungsian akibat bencana atau akibat lainnya.
4) Masyarakat di daerah dengan kondisi geografi sulit antara lain daerah terpencil
dan perbatasan.
5) Masyarakat di daerah pemukiman baru dengan transportasi sulit sepertl daerah
transmigrasi.

4. Prinsip dasar dalam praktik perawatan kesehatan komunitas adalah sebagai berikut:
a. Keluarga adalah unit utama dalam pelayanan kesehatan masyarakat
b. Sasaran terdiri dari, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
c. Perawat kesehatan bekerja dengan masyarakat bukan bekerja untuk
masyarakat.
d. Pelayanan keperawatan yang diberikan lebih menekankan pada upaya pomotif
dan preventif dengan tidak melupakan upaya kuratif dan rehabilitatif.
e. Dasar utama dalam peayanan perawatan kesehatan masyarakat adalah
menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dituangkan dalam proses
keperawatan.
f. Kegiatan utama perawatan kesehatan mayarakat adalah dimasyarakat dan
bukan di rumah sakit.
g. Pasien adalah masyarakat secara keseluruhan baik yang sakit maupun yang
sehat.
h. Perawatan kesehatan masyarakat ditekankan kepada pembinaan perilaku hidup
sehat masyarakat.
i. Tujuan perawatan kesehatan masyarakat adalah meningkatkan fungsi
kehidupan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan seoptimal
mungkin.
j. Perawat kesehatan masyarakat tidak bekerja secara sendiri tetapi bekerja
secara team.
k. Sebagian besar waktu dari seorang perawat kesehatan masyarakat digunakan
untuk kegiatan meningkatkan kesehatan, pencegahan penyakit, melayani
masyarakat yang sehat atau yang sakit, penduduk sakit yang tidak berobat ke
puskesmas, pasien yang baru kembali dari rumah sakit.
l. Home visite sangat penting.
m. Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan utama.
n. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakan harus mengacu pada sistem
pelayanan kesehatan yang ada.
o. Pelaksanaan asuhan keperawatan dilakukan di institusi pelayanan kesehatan
yaitu puskesmas, institusi seperti sekolah, panti, dan lainnya dimana keluarga
sebagai unit pelayanan.
5. Pendekatan praktik keperawatan komunitas
Contoh pendekatan yang dapat digunakan:
a. Problem solving approach : Pendekatan pemecahan masalah yang dituangkan
dengan menggunakan proses keperawatan.
b. Family approach : Pendekatan terhadap keluarga binaan.
c. Case Approach : Pembinaan dilakukan berdasar kasus yang datang ke
puskesmas yang dinilai memerlukan tindak lanjut.
d. Community approach : Pendekatan dilakukan terhadap masyarakat daerah
binaan melalui survei mawas diri dengan melibatkan partisipasi masyarakat.
6. Faktor yang mempengaruhi praktik keperawatan komunitas
a. Ilmu pengetahuan dan teknologi baru : seperti dalam pelayanan kesehatan untuk
mengatasi masalah penyakit-penyakit yang sulit dapat digunakan penggunaan alat
seperti laser, terapi perubahan gen dan lain-lain.
b. Pergeseran nilai masyarakat : Masyarakat yang sudah maju dengan pengetahuan
yang tinggi, maka akan memiliki kesadaran yang lebih dalam penggunaan atau
pemanfaatan pelayanan kesehatan, demikian juga sebaliknya pada masyarakat
yang memiliki pengetahuan yang kurang akan memiliki kesadaran yang rendah
terhadap pelayanan kesehatan, sehingga kondisi demikian akan sangat
mempengaruhi sistem pelayanan kesehatan.
c. Aspek legal dan etik : Pemberi pelayanan kesehatan harus dituntut untuk
memberikan pelayanan kesehatan secara profesional dengan memperhatikan nilai-
nilai hukum dan etika yang ada di masyarakat.
d. Ekonomi : Pelaksanaan pelayanan kesehatan akan dipengaruhi oleh tingkat
ekonomi di masyarakat. Semakin tinggi ekonomi seseorang, pelayanan kesehatan
akan lebih diperhatikan dan mudah dijangkau, demikian juga sebaliknya apabila
tingkat ekonomi seseorang rendah, maka sangat sulit menjangkau pelayanan
kesehatan mengingat biaya dalam jasa pelayanan kesehatan membutuhkan biaya
yang cukup mahal. Keadaan ekonomi ini yang akan dapat mempengaruhi dalam
sistem pelayanan kesehatan.
e. Politik : Kebijakan pemerintah melalui sistem politik yang ada akan sangat
berpengaruh sekali dalam sistem pemberian pelayanan kesehatan. Kebijakan-
kebijakan yang ada dapat memberikan pola dalam sistem pelayanan.
D. Konsep Puskesmas Idaman

Puskesmas Idaman adalah Puskesmas dengan pelayanan kesehatan bermutu yang


memenuhi atau melebihi harapan pelanggan serta memberi pelayanan yang sesuai dengan
standart operating procedure (SOP) pelayanan kesehatan. “Puskesmas Idaman” sebagai
pelayanan masyarakat, akan berusaha untuk selalu meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan yang sesuai dengan harapan pelanggan, oleh karena itu Puskesmas Idaman juga
merubah paradigma dari “ Puskesmas yang mengatur Masyarakat” menjadi “Puskesmas yang
memenuhi harapan Masyarakat”.

Puskesmas Idaman adalah Puskesmas dengan pelayanan kesehatan yang bermutu


yang sesuai dengan standart operating procedure (SOP) untuk memenuhi atau melebihi
harapan pelanggan , baik pelanggan eksternal maupun internal.

Visi dan Misi Puskesmas Idaman

1. ”Puskesmas Idaman yang bermutu”, merupakan visi Puskesmas Idaman yang


menggambarkan keadaan yang ingin dicapai oleh Puskesmas di masa yang akan datang yaitu
Puskesmas dengan pelayanan kesehatan bermutu untuk memenuhi atau melebihi harapan
pelanggan , baik pelanggan eksternal maupun internal.

2. Untuk mencapai visi Puskesmas Idaman tersebut, ditetapakan misi sebagai berikut:·

 Memastikan Pelanggan Puskesmas. Pelanggan Puskesmas perlu diketahui, untuk


mengetahui seberapa besar potensi pasar yang akan kita layani.
 Memahami psikografi Pelanggan Puskesmas. Psikografi pelanggan perlu diketahui
untuk mengetahui budaya , perilaku dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan
kesehatan, sehingga kita dapat mengantisipasi bentuk pelayanan kesehatan yang
sesuai dengan kebutuhan.
 Menata Mindset Tim Pelayaan Prima di Puskesmas Idaman. Pola pikir semua pegawai
perlu ditata dan disamakan, dengan tujuan agar semua pegawai mempunyai polapikir
yang sama untuk menyelenggarakan pelayanan prima di Puskesmas Idaman.
 Memberi kesempatan pada “front liner” untuk ikut mengambil keputusan dan
memberikan saran dalam pelaksanaan pelayanan prima di Puskesmas.Pegawai di garis
depan “front liner” seperti petugas parkir dan loket, merupakan orang pertama yang
kontak dengan pelanggan, oleh karena itu mereka banyak mengetahui informasi yang
kita butuhkan dalam pengambilan keputusan pelaksanaan pelayanan kesehatan di
Puskesmas Idaman.
 Mengembangkan pelayanan kesehatan yang tak terlupakan pada Pelanggan.Dengan
memberi pelayanan kesehatan yang memberi kesan ”WOO”, maka hal tersebut akan
membanggakan dan memuaskan pada pelanggan yang juga dapat berfungsi sebagai
promosi antar pelanggan.
 Menjalin komunikasi terus menerus dengan Pelanggan untuk menciptakan ”Customer
Market Relationship”.Komunikasi dengan pelanggan yang terjalin baik, akan
menimbulkan ikatan batin antar mereka sehingga hal tersebut akan membuat
pelanggan menjadi loyal.
 Melakukan penyesuaian organisasi terus menerus untuk peningkatan mutu pelayanan
kesehatan.Perubahan organisasi akan terjadi terus menerus, baik karena pengaruh
lingkungan internal maupun eksternal serta tuntutan pelanggan yang terus berubah,
untuk itu Puskesmas Idaman harus selalu dapat menyesuaikan perubahan tersebut,
sehingga dapat terus mempertahankan pelayanan kesehatan yang memuaskan
pelanggan

Manfaat Puskesmas Idaman

1. Bagi Masyarakat
 Mendapat pelayanan kesehatan bermutu dan terjangkau
 Masyarakat mampu mendapat pelayanan kesehatan sesuai keinginan
 Masyarakat tidak mampu/maskin mendapat pelayanan kesehatan standard
2. Bagi Pemerintah Daerah
 Pemerintah Daerah dapat meningkatkan mutu pelayanan pada masyarakat
 Meningkatkan citra Puskesmas, citra Pemerintah Daerah serta meningkatkan daya
saing
 Pemberian subsidi pada masyarakat miskin lebih efektif dan efisien
3. Bagi Tenaga Kesehatan
 Pengetahuan dan ketrampilan tenaga kesehatan meningkat
 Motivasi Tenaga kesehatan meningkat
 Kesejahteraan tenaga kesehatan meningkat
 Tenaga kesehatan yang melaksanakan pelayanan kesehatan: profesional sesuai
dengan pendidikannya, unggul dalam prestasi serta sopan dan santun dalam
memberikan pelayanan.
 Tenaga kesehatan berpenampilan rapi dan bersih, khusus untuk dokter dan dokter
gigi memakai jasdokter pada saat melayani pasien.
 Obat yang diberikan kepada pasien adalah obat generik berblister
 Pelanggan diperlakukan secara ramah dan sopan serta dengan penuh simpati
dibantu sepenuhnya keperluaanya datang ke Puskesmas.
 Tenaga kesehatan cepat dan tanggap dalam merespon keluhan dan keinginan
pelanggan
 Semua pegawai Puskesmas mempunyai komitmen, etika dan semangat/motivasi
yang tinggi untuk melaksanakan pelayanan prima di Puskesmas
 Tempat pelayanan kesehatan ditata rapi dan bersih, dan ber-AC, sehingga member
kenyamanan pada pasien dan tenaga kesehatan yang melayaninya
 Ruang tunggu pasien ditata rapi dan bersih serta dilengkapai sarana hiburan yang
sesuai dengan harapan pasien
 Kamar mandi dan WC bersih, tidak bau dan cukup air, serta dibersihkan setiap
hari
 Lingkungan Puskesmas dibuat taman yang membuat suasana asri dan segar.
 Supervisi dilaksanakan setiap tiga bulan sekali dan ditindaklanjuti dengan
pertemuan pemecahan masalah di Dinas Kesehatan
 Survey kepuasan pelanggan dilaksanakan setiap tiga bulan sekali serta
ditindaklanjuti dengan perbaikan pelayanan kesehatan.
 Manajemen Puskesmas Idaman berpedoman pada SK Menkes RI No:
128/MENKES/SK/II/2004tentang: Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat

Anda mungkin juga menyukai