Anda di halaman 1dari 36

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Masalah kesehatan diperdesaan yang terjadi pada umumnya


berkaitan dengan faktor lingkungan, perilaku dan akses pelayanan
kesehatan serta kependudukan. Masalah diperdesaan menjadi kompleks
karena masyarakat perdesaan memiliki ciri khusus seperti individualistic
materialistic heterogen, dan mempunyai tuntutan tinggi. Pertumbuhan
kota biasanya diikuti oleh industrialisasi, munculnya kawasan industri
akan menimbulkan derajat pencemaran dan berakibat buruk bagi
lingkungan kehidupan masyarakat perdesaa. Sebagai akibat perkembangan
kota yang sangat cepat dan dinamis akan berdampak pada perkembangan
dan masalah kesehatan masyarakat yang khas perdesaan. Masalah kesehatan
lebih kompleks dan beragam karena merupakan gabungan antara
masalah konvensional dan modern, baik untuk medis, maupun masalah
kesehatan masyarakat. Adanya berbagai masalah kesehatan di perdesaan
diperlukakan keperawatan kesehatan komunitas khususnya di daerah
perkotaan dimana keperawatan komunitas ini merupakan area
keperawatan yang sudah berkembang, pelayanan keperawatan di area
komunitas tidak bisa berfokus hanya merawat individu yang sakit
tetapi juga melibatkan keluarga, lingkungan dan komunitas untuk
megatasi permasalahan kesehatan dengan tujuan terciptanya individu,
keluarga, lingkungan dan komunitas yang sehat.Keperawatan kesehatan
komunitas di perkotaan menggunakan beberapa konsep asuhan
keperawatan yaitu untuk individu dan keluargamenggunakan konsep
menurut Friedman, untuk komunitas menggunakan community as partner
dan menggunakan strategi promosi kesehatan dalam rangka meningkatkan
derajat kesehatannya

1
B. TUJUAN

Tujuan Umum

Agar mahasiswa mampu memahami konsep dan teori keperawatan


kesehatan komunitas terkait kesehatan masyarakat perdesaan.

Tujuan Khusus

1. Agar mahasiswa memahami dan menjelaskan teori dan konsep


keperawatan kesehatan komunitas.
2. Agar mahasiswa dapat mengidentifikasi kesenjangan yang dialami
oleh masyarakat di daerah perdesaan.
3. Agar mahasiswa memahami dan menjelaskan model pelayanan
keperawatan komunitas (Perkesmas) pada masyarakat perdesaan.
4. Agar mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan
keluarga dan komunitas pada masyarakat perdesaan.

C. MANFAAT

memberikan bantuan yang paripurna dan efektif kepada semua


orang yang memerlukan pelayanan kesehatan sesuai dengan Sistem
Kesehatan Nasional, menjamin semua bantuan diarahkan untuk memenuhi
kebutuhan klien, melibatkan klien dalam perencanaan dan pelaksanaan
asuhan keperawatan, Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan
pemecahan masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan
peran serta masyarakat.
1. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi
kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah
klien melalui asuhan keperawatan.

2
2. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannya di bidang kesehatan.
3. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran
serta masyarakat.
4. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan
dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses
penyembuhan

3
BAB II

KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. DEFINISI KEPERAWATAN KOMUNITAS


Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang
mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang
merupakan kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas,
dengan norma dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun dkk, 2006).
Misalnya di dalam kesehatan di kenal kelompok ibu hamil, kelompok
ibu menyusui, kelompok anak balita, kelompok lansia, kelompok
masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan lain sebagainya.
Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada masyarakat petani,
masyarakat pedagang, masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan
sebagainya (Mubarak, 2006).
Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat
(public health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif
serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan
rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh
melalui proses keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan
fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri
dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2006).
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan
keperawatan yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan
berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan
klien, keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-langkah
seperti pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi
keperawatan (Wahyudi, 2010).

4
B. JENIS-JENIS KEPERAWATAN KOMUNITAS
Secara umum, komunitas ini dikelompokkan ke dalam tiga jenis.
Adapun jenis jenis komunitas tersebut adalah sebagai berikut ini :
1. Komunitas Berdasarkan Minat
Maksudnya adalah suatu jenis komunitas yang terbentuk karena
adanya kesamaan minat maupun ketertarikan yang sama antar para
anggotanya. Biasanya komunitas yang terbentuk ini berdasarkan
minat jumlahnya anggotanya akan besar karena komunitas tersebut
bisa saling mendukung minat atau hobi mereka.
2. Komunitas Berdasarkan Lokasi
Maksudnya ialah suatu jenis komunitas yang terbentuk karena
adanya kesamaan lokasi atau tempat tinggal secara geografis.
Biasanya komunitas yang berdasarkan lokasi ini terbentuk karena
adanya keinginan untuk saling mengenal satu sama lain sehingga
kemudian tercipta interaksi yang bisa membantu perkembangan
lingkungannya.
3. Komunitas Berdasarkan Komuni
Maksudnya ialah suatu komunitas yang terbentuk karena adanya
suatu keinginan dan kepentingan bersama. Komunitas ini terbentuk
atas dasar kepentingan di dalam suatu organisasi sosial dalam
masyarakat.

C. Kegiatan Keperwatan Komunitas


Kegiatan praktek keperawatan komunitas yang dilakukan perawat
mempunyai lahan yang luas dan tetap menyesuaikan dengan tingkat
pelayanan kesehatan, wilayah kerja perawat tetapi secara umum kegiatan
praktek keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan:
a. Pembekalan dari departemen komunitas dan dinas kesehatan tentang
program praktek.

5
b. Penjajakan ke daerah, meliputi wilayah, sistem dalam komunitas,
masalah dan kesehatan utama.
c. Penyusunan instrumen data.
d. Uji coba instrumen pengumpulan data.
e. Pertemuan awal dengan komunitas dan keluarga untuk perkenalan,
penjelasan program praktek dan mengadakan kontrak dengan
komunitas.
f. Melaksanakan pendataan dengan melibatkan tokoh-tokoh dan kader
kesehatan setempat.
g. Melakukan tabulasi data, menganalisa data dengan pendekatan
demografi, epidemiologi dan statistik serta membuat
visualisasi/penyajian data.
h. Mengidentifikasi pra musyawarah komunitas: menyusun
kepanitiaan, menyiapkan dan melatih masyarakat yang akan terlibat
dalam musyawarah dan menyebarkan undangan.
i. Melaksanakan musyawarah komunitas tingkat RW:
 Penyajian data hasil pengkajian kesehatan masyarakat
 Diskusi kelompok untuk menetapkan hasil masalah, prioritas
masalah, garis besar rencana kegiatan
 Membentuk kelompok kerja kesehatan sesuai dengan masalah
yang telah ditetapkan.
 Tanggapan-tanggapan dari tokoh-tokoh masyarakat dan petugas
kesehatan dari instansi terkait.
2. Tahap Pelaksanaan:
a. Menyusun kembali rencana kerja hasil musyawarah bersama dengan
kelompok kerja kesehatan
b. Berkoordinasi dengan puskesmas dan instansi terkait sebelum dan
selama melaksanakan proses kegiatan.
c. Melaksanakan kegiatan di komunitas bersama-sama dengan
kelompok kerja kesehatan:
a. Pelatihan kader kesehatan

6
b. Penyuluhan kesehatan
c. Simulasi/demonstrasi
d. Pembuatan model/percontohan
e. Kunjungan rumah (home health care)
f. Kerja bakti, daan lain-lain.
3. Tahap Evaluasi:
a. Mengevaluasi setiap kegiatan yang dilakukan di komunitas dalam
hal kesesuaian, kefektifan dan keberhasilan kegiatan serta aktivitas
dari komunitas.
b. Mengevaluasi seluruh kegiatan di komunitas dalam hal pencapaian
tujuan, keberhasilan pemecahan masalah dan kemampuan
komunitas dalam pemecahan masalah.

7
BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI

A. Demografi

Desa Gunung tawang terletak di kecamatan Selomerto Kab. Wonosobo yang


termasuk daerah tropis yang beriklim cukup dingin. Luasnya ± 5 km2 dan
jumlah penduduknya ± 500 jiwa dengan jumlah kehamilan pertahun ± 40 jiwa,
jumlah kelahiran ± 40, jumlah kematian ± 20 jiwa, angka kesakitan di desa
gunung tawang pertahun ± 50 jiwa, untuk jumlah migrasi di desa gunung
tawang tidak begitu tinggi hanya tercatat beberapa jiwa yang bermigrasi.
Tercatat tahun 2015-2016 desa gunung tawang pernah terjadi kasus demam
berdarah yang cukup serius dengan korban puluhan jiwa. Tahun 2019 desa
gunung tawang sudah mulai melakukan program peduli kesehatan dengan
program tersebut dirangkul oleh dinas kesehatan setempat yaitu puskesmas,
adapun program yang sudah terealisasikan adalah program kebersihan
lingkungan 1x dalam seminggu, program penanaman apotik hidup dan tanaman
herbal di sekitar lingkungan. Adapun program yang belum terealisasikan adalah
pembuatan saftytank untuk masyarakat desa gunung tawang.

B. Jenis-jenis Pelayanan Kesehatan

a. Polides
b. Posyandu
c. Puskesmas

C. Jumlah Tenaga Kesehatan

Desa gunung tawang hanya memiliki satu tenaga kesehatan yaitu Bidan
desa, namun untuk kesahatan masyarakat desa gunung tawang sendiri sudah
dirangkul oleh puskesmas setempat.

8
D. Permasalahan Kesehatan Masyarakat
Permasalahan kesehatan digunung tawang yang berhasil dikaji oleh dinas
kesehatan setempat dan mahasiswa kesehatan adalah sistem sanitasi yang masih
buruk, seperti tidak adanya saftytank, banyak kolam ikan yang kotor, banyak air
yang menggenang, dan perawatan bak air mandi yang kurang. Sehingga tercatat
tahun 2015-2016 pernah terjadi kasus demam berdarah.

9
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1. Presentase keluarga dengan balita

Presentase Keluarga dengan Balita


60

50
49
40

30

20

10
5
0
1

memiliki tidak memiliki

2. Status ekonomi

pendapatan keluarga perbulan

< Rp. 620000 620000-1000000 >1000000

10
pengeluaran keluarga perbulan

<Rp. 620000 620000-1000000 >1000000

3. Status lingkungan

luas perkarangan

50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
< 50 m 50-100 m > 100 m

11
ventilasi/cahaya

49

< 10% DARI LUAS ≥ 10% DARI LUAS


DINDING DINDING

LUAS BANGUNAN

≥6m 43

< 6m 11

12
4. Sumber air

jarak sumber air dengan pembuangan limbah

< 10 m > 10 m

berapa hari sekali tempat penyimpanan air


dibersihkan

30

25

20

15

10

0
< 4 hari 4-8 hari > 8 hari

13
tempat penyimpanan air

45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
terbuka tertutup tidak ada

5. Pembuangan air limbah

tempat pembuangan

sembarang tempat

sungai

jumbleng

septi tank

0 10 20 30 40 50 60

Series1

14
6. Demografi

jenis kelamin

88
86
84
82
80
78
76
74
72
70
68
laki-laki perempuan

tingkat pendidikan terakhir

s1-s3

sma

smp

tk-sd

0 20 40 60 80 100

15
usia penduduk

>54 thn

34-53 thn

19-33 thn

13-18 thn

7-12 thn

4-6 thn

0 10 20 30 40 50 60

FAKTOR PENYEBAB DEMAM BERDARAH

NO Variable Ya Tdk

1 Observasi: Apakah ada jentik ditempat penampungan air 


(bak mandi, gentong air, ban bekas, tempat minum burung,
vas bunga, dispenser, kaleng bekas, kulkas dll)

2 Apakah ada anggota keluarga dengan sakit panas 

Analisa data:
No Hari/tanggal Data Etiologi Problem
1 Selasa/15- Dari hasil  Kurang Perilaku
10-2019 pengkajian dan dukungan social kesehatan
pengumpulan cenderung
data yang  Pencapaian diri beresiko
diperoleh dari yang rendah
warga, rata-rata
pembuangan  Kurang
kororan/tinja dari pemahaman
warga berakhir
atau dibuang di
sungai.

16
2 Selasa/15- Didapat data dari  Mengekspresikan Kesiapan
10-2019 hasil pengkajian, keinginan untuk meningkatkan
bahwa melakukan manajemen
masyarakat ingin terhadap faktor kesehatan
meningkatan resiko dan
kesehatan terhadap gejala
mereka, baik dari
segi individu,
social, dan
lingkungan

3 Selasa/15- Hasil pengkajian  Program tidak Defisiensi


10-2019 warga, didapat seluruhnya kesehatan
juga hasil bahwa mengatasi komunitas
masalah
 Ketidakcukupan
sumber daya

B. PERUMUSAN MASALAH

Masalah Besarnya Kesadaran Sumber daya SKOR


kesehatan masalah masyarakat yang tersedia
untuk berubah
Perilaku 4 5 3 12
kesehatan
cenderung
beresiko

Defesiensi 3 4 2 9
kesehatan
komunitas

Kesiapan 4 4 3 11
meningkatkan
manajemen
kesehatan

Keterangan pembobotan:
1 = sangat rendah 3 = cukup 5 = sanggat tinggi
2 = rendah 4 = tinggi

17
C. INTERVENSI
No Diagnose NOC NIC
keperaawatan
1. Perilaku Setelah dilakukan kunjungan a. Primer
kesehatan selama 2 hari diharapkan 5510 pendidikan
cenderung perilaku kesehatan komunitas kesehatan
beresiko dapat menjadi lebih baik. 1. Tentukan
Dengan kriteria hasil : pengentahuan
a. Primer kesehtatan dan
1844 pengetahuan : gaya hidup dan
Manajemen Penyakit Akut prilaku saat ini
Indicator awal akhir pada individu,
Faktor faktor keluarga
penyebah kelompok ssaran
dan faktor 2. Rumuska tujuan
yang dalam program
berkontribusi pendidikan
Perjalanan kesehatan
penyakit (tersebut)
biasanya 3. Identifikasi
Tanda dan sumber daya
gejala (misalnya,
penyakit tenaga, ruang,
Sumber peralatan, ruang
informasi dan lain-lain)
terpercaya yang diperlukan
terkait untuk
penyakit melaksanakan
program.
Keterangan : 4. Hindari
1: tidak ada pengetahuan pengunaan teknik
2:pengetahuan terbatas dengan menakut-
3: pengetahuan sedang nakuti sebagai
4: pengetahuan banyak strategi untuk
5: pengetahuan sangat banyak memotifasi oranh
untuk
b. Sekunder memotofasi
1608 kontrol gejala orang agar
Indicator Awal akhir mengubah
Memantau prilaku kesehatan
munculnya atau gaya hidup
gejala 5. Berikan ceramah
Memantau untuk
lamanya menyampaikan
gejala informasi dalam

18
Melakukan jumblah besar
tindakan pada saat yang
pencegahan tepat
Melakukan 6. Lakukan
tindakan demonstrasi
untuk ulang partisipasi
mengurangi pembelajaran dan
gejala manipulasi bahan
pembelajaran
Keterangan : ketika
1: tidak pernah menunjukan mengajarkan
2: jarang menunjukkan keterampilan
3: kadang menunjukkan psikomotorik
4: sering menunjukan 7. Gunakan
5: secara konsisten berbagai strategi
menunjukkan dan intervensi
uitama dalam
program
pendidikan
8. Rancang dan
implementasikan
strategi untuk
menilai program
dan efektifitas
biaya
pendidikan,
gunakan data ini
untuk
memperbaiki
efektifitas
program
berikutnya

b. Sekunder
5484 manajemen
lingkunga : komunitas
1. Monitor status
kesehatan yang
sudah diketahui
2. Berpartisipasi
dalam program
di komunitas
untuk mengatasi
risiko yang sudah
diketahui

19
3. Dorong
lingkungan untuk
berpartisipasi
aktif dalam
keselamatan
komunitas
4. Lakukan
program edukasi
untuk kelompok
yang beresiko
5. Bekerjasama
dengan
kelompok
dilingkungan
untuk
memastikan
peraturan
pemerintah yang
sesuai
2. Kesiapan Setelah dilakukan kunjungan 8700 pengembangan
meningkatkan selama 2 hari diharapkan program
manajemen komunitas dapat
kesehatan meningkatkan manajemen 1. Bantu kelompok
kesehatannya. Dengan maupun
kriteria hasil : masyarakat
2807 keefektifan skrining dalam
kesehatan komunitas mengidentifikasi
Indicator Awal akhir kebutuhan atau
Identifikasi masalah
kondisi kesehatan yang
beresiko signifikan
tinggi yang 2. Edukasi anggota
umum kelompok
dikomunitas perencanaan
Pendidikan mengenai proses
kepada perencanaan
anggota yang sesuai
komunitas 3. Kembangkan
akan tujuan dan
pentingnya sasaran dalam
skrining mengatasi
Dukungan kebutuhan atau
dari anggota masalah
komunitas 4. Jelaskan metode,
yang kegiatan dan
berpengaruh kerangka, waktu

20
Menjangkau untuk dilakukan
populasi (implementasi)
target 5. Rencanakan
program
Keterangan : 6. Modifikasi dan
1:buruk sempurnakan
2: cukup baik program
3: baik
4: sangat baik
5: sempurna

3. Defisiensi Setelah dilakukan kunjungan 8500 Pengembanagn


kesehatan selama 2 hari diharapkan kesehatan komunitas
komunitas menjaga status kesehatan 1. Identifikasi
komunitas. Dengan kriteria bersama
hasil: komunitas
2701 status kesehatan mengenai
komunitas masalah,
Indicator awal akhir kekuatan, dan
Tingkat prioritas
partisipasi kesehatan
dalam 2. Beritan
pelayanan kesempatan
kesehatan partisipasi pada
preventif semua segmen
Pravelensi komunitas
program 3. Fasilitasi
peningkatan implementasi dan
kesehatan revisi dari
Tingkat rencana
partisipasi komunitas
dalam 4. Identifikasi dan
program bina pemimpin
kesehatan komunitas yang
komunitas potensial
Kesesuaian 5. Siapkan suatu
dengan kerangka kerja
standar organisasi
kesehatan dimana hal
lingkungan tesebut bisa
Keterangan : meningkatkan
1: buruk keterampilan
2: cukup baik komunikasi dan
3: baik negosiasi orang-
4: sangat baik orang yang
5: sempurna terlibat

21
D. IMPLEMENTASI

PELAKSANAAN MMD I

A. PERSIAPAN PELAKSANAAN MMD I

1. Melakukan koordinasi dengan ketua rt 03 rw 02 tentang teknis kegiatan,

musyawarah masyarakat desa yang pertama (MMD I) yang akan

dilaksanakan.

2. Melakukan kordinasi ketua RT desa gunung tawang tentang waktu dan

tempat pelaksanaan musyawarah masyarakat yang pertama (MMD I).

3. Membuat sekaligus menyebarkan undangan musyawarah masyarakat

desa yang pertama (MMD I) di ketua RT.

4. Melakukan rapat koordinasi antara mahasiswa tentang kegiatan

musyawarah desa .

5. Membuat susunan acara pelaksanaan.

6. Menyiapkan materi yang akan disampaikan serta menyiapkan peralatan

keperluan yang akan dibutuhkan.

7. Menyiapkan metode serta konsep program yang akan disampaikan.

8. Membuat daftar hadir.

B. PROSES PELAKSANAAN MMD I

1. Acara dimulai oleh protocol/pembawa acara oleh jamil setianto.

2. Pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh M. Bunyamin.

3. Sambutan dari ketua RT, dan ketua PKK sekaligus membuka acara.

22
4. Penyampaian materi tentang penyuluhan DBD dan kesehatan

lingkungan oleh M. fajrur falah.

5. Sesi Tanya jawab.

6. Istirahat dan penutup.

C. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN MMD I

Waktu pelaksanaan: rabu, 14 oktober 2019.

Tempat pelaksanaan: rumah ketua PKK.

D. MASALAH YANG DIBAHAS

1. Rencana program kerja mahasiswa

a. Pendataan/surve.

b. Validasi data dan penetapan diagnose serta rencana.

c. Implementasi.

2. Usulan dan tanggapan peserta MMD

a. Masyarakat desa gunung tawang menginginkan program bersama

puskesmas tentang pembuatan safty tank segera terlaksana,

mengingat mereka membuang kotoran/tinja di sungai.

b. Sebaiknya mahasiswa memperkenalkan diri masing-masing agar

dapat dikenali oleh warga.

c. Sebaiknya mahasiswa dalam melakukan kegiatan disertai

pemeriksaan kesehatan dasar tidakhanya pemeriksaan tekanan

darah.

3. Faktor penunjang dan penghambat

a. Faktor penunjang

23
1. Lokasi strategis.

2. Masyarakat yang ramah dan peduli dengan kesehatan.

b. Faktor penghambat

1. Jumlak KK yang banyak dalam 1 RT.

2. Waktu yang kurang tepat saat melakukan surve sehingga banyak

masyarakat tidak ada di rumah.

24
LAPORAN HASIL MMD II
Hari/tanggal :Selasa, 15 Oktober 2019
Waktu : 15.00-selesai
Tempat : Rumah Bapak Ketua RT
Sasaran : Masyarakat Gunung Tawang RT03/RW02
Target : Masyarakat Gunung Tawang RT03/RW02
Pokok bahasan : pemaparan hasil pendataan dan diskusi guna menentukan
intervensi
Susunan Acara :
1. Pembukaan

Acara pembukaan dilakukan oleh moderator, isi pembukaan adalah


: Doa pembukaan, penyampaian maksud dan tujuan pemaparan pendataan
“assalamualaikum Wr. Wb.
Yang terhormat bapak Ketua RT 03 RW 02 Desa Gunung Tawang,
yang Terhormat Ibu Ketua PKK RT 03, yang terhormat seluruh warga
masyarakat RT 03, tak lupa teman temanku dari Fakultas Ilmu Kesehatan
UNSIQ Jawa Tengah yang saya sayangi. Pertama tama marilah kita
panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang tak henti hentinya
melimpahkan rahmat serta inayahnya kepada kita semua sehingga kita dapat
berkumpul pada sore hari ini yanpa halangan suatu apapun.
Bapak dan ibu sekalian yang saya hormati, sebelummasuk ke acara
selanjutnya, marilah kita bersama-sama membaca bassmallah bersama-
sama. Bissmillahirahmannirahimi..”

2. Laporan ketua kelompok tentang diagnosa yang telah dikaji, yaitu


sebagai berikut :
a. Perilaku kesehatan cenderung beresiko b.d keadaan sanitasi tem
b. Defisiensi manajemen kesehatan komunitas

3. Acara inti (pemaparan data pengkajian, serta pengikutsertaan


masyarakat dalam menentukan intervensi)
Pemaparan data pengkajian akan dipaparkan oleh salah satu
mahasiswa kemudian dilanjutkan sesi diskusi untuk memilih intervensi
yang sesuai
“Dari hasil pengkajian yang kami dapatkan, kami ajak
bapak/ibu/saudara/sauari sekalian untuk mencari solusi terbaik untuk

25
memecahkan masalah kesehatan yang ada pada saat ini. Adapun hasil
pengkajian kelompok kami akandisampaikan oleh rekan kami…..”

Sesi diskusi

“Tn C terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada saya.


Tadi kita sudah sama-sama membaca beberapa masalah yang menjadi tugas
kita sebagai masyarakat Gunung Tawang khususnya di RT 3. Salah satunya
adalah masalah perilaku hidup sehat. Seperti yang kita ketahui sebagian
masyarakat kita memiliki SDM yang cukup rendah dan tingkat ekonomi
yang sangat minim ini di buktikan dengan hasil pendataan jumlah
pendapatan keluarga perbulan kurang dari 1 juta rupiah, sebelumnya saya
mendengar untuk mengatasi nyamuk demam berdarah bisa dilakukan
dengan voging, sedangkan program pemerintah belum ada yang
mencanangkan voging untuk tiapdaerah, jika kita melakukan voging untuk
individu dirasa berat untuk menarik iuran setiap warga untuk membeli alat
beserta bahan voging itu sendiri. Yang jadi pertanyaan saya, apakah ada
alternatif lain selain cara tersebut?”
Jawaban kemudian di paparkan oleh mahasiswa
“Terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada saya. Saya
akan menanggapi pertanyaan dari bapak C. Sebelumnya saya ingin
menyampaikan kepada kita semua bahwa kesehatan itu tidak harus terwujud
pada sebagian orang apalagi seperti yang dikatakan tadi bahwa SDM yang
tinggi dan penghasilan yang banyak, tetapi itu semua kembali lagi kepada
pribadi kita masing-masing bagaimana cara kita menjaga kesehatan kita
masing-masing terutama lingkungan sekitar. Sehat itu sangat mahal ya
untuk kita ketahui, makadengan demikian saya bersama rekan-rekan saya
datang ingin merubah perilaku sehat kita semua. Lebih baik mencegah dari
pada mengobati karena mengobati tidak akan menyelesaikan masalah
kesehatan. Sebenarnya ada cara yang lebih mudah dan murah yang perlu
dilakukan, seperti gotong royong membersihkan lingkungan sekitar,
menanam beberapa tanaman yang dapat menangkal nyamuk seperti
kemangi, bawang putih, akar wangi dan sereh. Selain itu kami juga akan
memberikan pengetahuan dasar tentang pencegahan DBD dan sedikit
informasi tentang DBD.”
4. SKORING (menentukan prioritas masalah)
Menentukan masalah aktual yang harus ditangani terlebih dahulu
dengan melakukan skoring dan menentukan masalah dengan poin terbanyak
sebagai prioritas.

5. Penyusunan Intervensi

26
Di dapatkan keputusan, intervensi yang akan dilakukan ialah
Gotong royong membersihkan lingkungan sekitar dan sosialisasi tentang
DBD.

6. Penutup
“demikian yang bisa kami sampaikan, semoga untuk pertemuan
selanjutnya kita masih diberi rizki serta umur panjang, aamiin..
Saya selaku moderator mohon maaf yang sebesar-besarnya bila
mana dalam memimpin jalannya diskusi ada salah kata atau tindakan yang
kurang berkenan pada hadirin sekalian.
Sekian diskusi pada sore hari ini kita tutup dengan bacaan hamdalah
bersama-sama, Alhamdulillahirabbil’alamiin..
Saya akhiri wabillahitaufik walhidayah, wassalamu’alaikum
Wr.Wb”

27
Laporan Kegiatan MMD III
Laporan kegiatan Musyawarah masyarakat desa (MMD) III adalah sebagai
berikut:
1. Hari/Tanggal : Minggu, 20 Oktober 2019
2. Pukul : 08.00 s/d selesai
3. Tempat : Rumah ketua PKK
4. Peserta : 37 orang
5. Susunan Acara :
Susunan acara kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa III (MMD III) pada hari
Minggu 20 Oktober 2019, pukul 08.00 WIB bertempat di rumah ketua PKK
adalah sebagai berikut:
a. Pembukaan
Pembukaan dilakukan oleh Ibu Sri selaku Ketua PKK. Pembukaan
Musyawarah Masyarakat Desa III (MMD III) tentang hasil Praktik Belajar
Keperawatan Komunitas Mahasiswa Universitas Sains Al Qur’an Jawa
Tengah yang dilaksanakan di rumah Ibu Sri selaku Ketua PKK di RT 03 yang
dihadiri oleh seluruh anggota kelompok mahasiswa Universitas Sains Al
Qur’an Jawa Tengah, ketua RT dan warga RT 03 Desa Gunung Tawang.
Acara dimulai pada pukul 08.00 WIB dengan memaparkan hasil
implementasi yang telah dilakukan oleh mahasiswa Universitas Sains Al
Qur’an Jawa Tengah selama 2 kali pertemuan. Pelaksanaan implementasi
berupa kerja bakti membersihkan lingkungan serta promosi kesehatan
mengenai penanggulangan Demam Berdarah Dengue (DBD) yang ditujukan
kepada seluruh masyarakat. Hasil implementasi yang telah dilaksanakan
sebelum penyuluhan tentang DBD, dipresentasikan oleh perwakilan
mahasiswa dalam kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa III (MMD III).

b. Sambutan Ketua Panitia MMD III


Assalamualaikum Wr.Wb.
Acara pada pagi hari ini adalah acara ucapan terima kasih dan penutupan
acara Praktik Belajar Keperawatan Komunitas Mahasiswa Universitas Sains

28
Al Qur’an Jawa Tengah. Kami mohon maaf bila kami sering mengganggu
bapak, ibu dan warga RT 03 Desa Gunung Tawang. Semoga kegiatan ini
berguna bagi masyarakat. Sekian, Wassalamualaikum Wr.Wb.
c. Sambutan Ketua RT 2
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Allah yang telah diberikan kepada kita sehingga dapat
hadir di sini dalam keadaan sehat walafiat. Kami mengucapkan terima kasih
kepada adik-adik mahasiswa yang telah memberikan ilmunya kepada warga
untuk kesehatan warga kami. Kami selaku tokoh masyarakat mengucapkan
terima kasih dan tak lupa kami meminta maaf sebesar-besarnya bila ada
warga kami yang bersikap kurang baik kepada adik-adik mahasiswa. Sekian,
Wassalamualailkum Wr. Wb
d. Pemaparan Hasil Implementasi
Dalam kegiatan MMD III ini presentator menjelaskan tentang hasil
implementasi dari kegiatan yang telah dilakukan oleh Mahasiswa
Universitas Sains Al Qur’an Jawa Tengah Pada hasil implementasi dan
evaluasi hasil kegiatan kerja bakti pembersihan lingkungan sekitar dan
promosi kesehatan mengenai penanggulangan DBD didapatkan beberapa
masalah, yaitu perilaku kesehatan cenderung beresiko karena pengelolaan
lingkungan dan keadaan tempat penampungan air di rumah warga terbuka
dan jarang dibersihkan sehingga beresiko menjadi tempat berkembang biak
nyamuk.
Pada acara ini juga dilakukan musyawarah bersama warga mengenai
faktor pengahambat, faktor pendukung serta rencana tindak lanjut.
Mahasiswa meminta pendapat warga dalam memberikan tanggapan pada
setiap masalah yang telah diprioritaskan. Hal ini berguna untuk mengetahui
minat dan antusias warga RT03 Desa Gunung Tawang dalam mengikuti
kerja bakti pembersihan lingkungan dan promosi kesehatan mengenai
penanggulangan DBD pada balita dan menjadikannya sebagai kegiatan
rutin kader posyandu balita RT 2 Desa Gunung Tawang.

29
Warga terlihat sangat antusias dalam melaksanakan diskusi. Hal ini
ditunjukkan dengan beberapa warga yang menyampaikan pendapatnya pada
saat mahasiswa Universitas Sains Al Qur’an Jawa Tengah memaparkan
hasil kegiatan dan evaluasi yang telah dilakukan selama 2 kali pertemuan.
Berdasarkan hasil implementasi yang dilakukan pada hari Minggu, 20
Oktoiber 2019 di RT 3 Desa Gunung Tawang oleh mahasiswa Universitas
Sains Al Qur’an Jawa Tengah.
e. Diskusi bersama warga
Setelah dilakukan kegiatan kerja bakti pembersihan lingkungan dan
promosi kesehatan mengenai penanggulangan DBD diperoleh hasil evaluasi
bersama warga RT 3 Desa Gunung Tawang. Data hasil evaluasi dapat dilihat
pada tabel 1. Hasil evaluasi ini dilanjutkan dengan adanya penyusunan
rencana tindak lanjut bersama warga RT 3 Desa Gunung Tawang. Selama
pelaksanaan kegiatan kerja bakti pembersihan lingkungan dan promosi
kesehatan mengenai penanggulangan DBD terdapat faktor pendukung dan
penghambat, yaitu :
1) Faktor Pendukung
a) Dukungan dari warga dalam pelaksanaan kegiatan kerja bakti
pembersihan lingkungan dan promosi kesehatan mengenai
penanggulangan DBD pada balita.
b) Warga sangat antusias dalam ikut hadir dalam kegiatan kerja bakti
dan promosi kesehatan.
c) Tersedianya sarana dan prasarana untuk kelangsungan kegiatan
kerja bakti dan promosi kesehatan.
d) Tempat diadakannya implementasi dekat dengan rumah warga
sehingga mudah terjangkau oleh warga.
e) Keinginan warga yang kuat untuk terhindar dari DBD dan merasa
penting untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih
f) Warga antusias mendengarkan saat dilakukan promosi kesehatan
mengenai penanggulangan DBD
2) Faktor Penghambat

30
a) Adanya keterbatasan dalam bahasa, dimana sebagian mahasiswa
tidak menguasai bahasa yang digunakan warga RT 3 Desa Gunung
Tawang, yaitu bahasa Jawa.
b) Waktu yang terbatas.
f. Rencana Tindak Lanjut
Setelah dilakukan pembuatan rencana tindak lanjut diharapkan warga
dapat melanjutkan kegiatankerja bakti guna menjaga lingkungan dari
nyamuk DBD. Rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan oleh warga RT
3 Desa Gunung Tawang. Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan pada
pertemuan MMD II, masalah yang ada pada setiap masyarakat RT 2 Desa
Gunung Tawang yaitu perilaku kesehatan yang cenderung beresiko.
Pada masalah kesehatan pencegahan DBD rencana tindak lanjut yang
dapat dilakukan setiap warga adalah membersihkan bak penampungan air
max 4 hari sekali, menutup bak penampungan air
g. Penutup
Acara selanjutnya yaitu penutup, serangkaian kegiatan MMD III ini
kesimpulan dibacakan dan ditutup oleh notulen. Saat penutupan juga
disampaikan ucapan terima kasih atas kerjasama warga RT 3 Desa Gunung
Tawang selama dilakukannya Praktik Belajar Lapangan. Perwakilan warga
RT 3 Desa Gunung Tawang juga menyampaikan kesan dan pesannya terkait
dengan kegiatan Praktik Keperawatan Komunitas ini yang telah dilakukan
selama 2 kali pertemuan ini. Warga juga berharap dengan adanya kegiatan
yang telah dilakukan oleh mahasiswa Universitas Sains Al Qur’an Jawa
Tengah ini, warga RT 3 Desa Gunung Tawang, mampu merubah pola hidup
sehat menjadi lebih baik.
1) Doa
Acara kegiatan MMD III ditutup dengan pembacaan doa yang telah
diwakilkan oleh mahasiswa Universitas Sains Al Qur’an Jawa Tengah
Hasil Diskusi:
Presentator menanyakan kepada bapak dan ibu:
a) Faktor pendukung

31
Warga merasa senang karena sebelumnya belum pernah dilakukan
promosi kesehatan mengenai penanggulangan DBD
b) Faktor penghambat
Faktor penghambatnya adalah keterbatasan waktu serta sumber dana
untuk mengganti bak penampungan air yang mulanya terbuka di
jadikan tertutup
Faktor pendukung dan penghambat kegiatan MMD III
a. Faktor Pendukung
1) Tersedianya sarana dan prasarana.
2) Bantuan dan kerjasama yang sangat baik dari seluruh warga.
3) Cuaca yang mendukung.
4) Undangan yang hadir sebanyak 37 orang.
5) Peserta MMD III sangat antusias dalam proses diskusi.
6) Kader PKK dan ketua RT datang mendukung acara MMD III
b. Faktor Penghambat
1) Undangan yang datang kurang tepat waktu
2) Kurangnya dana kegiatan
6. Penutup
a. Kesimpulan
Masyarakat sangat antusias sekali dalam diskusi pada acara MMD III. Hal
ini ditunjukkan dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan oleh peserta,
jumlah warga yang datang yaitu sebanyak 37 orang.
b. Saran
Kami harapkan masyarakat dapat meningkatkan kerjasama dengan ketua
RW, ketua RT, dan ibu kader posyandu dalam melaksanakan Rencana
Tindak Lanjut (RTL) yang telah disepakati dalam MMD III

32
E. EVALUASI
Evaluasi formatif
a. Masyarakat desa gunung tawang menginginkan program bersama

puskesmas tentang pembuatan safty tank segera terlaksana,

mengingat mereka membuang kotoran/tinja di sungai.

b. Sebaiknya mahasiswa memperkenalkan diri masing-masing agar

dapat dikenali oleh warga.

c. Sebaiknya mahasiswa dalam melakukan kegiatan disertai

pemeriksaan kesehatan dasar tidakhanya pemeriksaan tekanan

darah.

d. Masyarakat bisa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh

mahasiswa terkait materi yang telah disampaikan, hal ini

membuktikan bahwa masyarakat bisa memahami apa yang telah

disampaikan dan harapannya masyarakat tidak hanya mengetahui

tapi mau dan mampu melakukan dalam hal menjaga kesehatan.

33
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hal-hal yang telah disebutkan pada bab sebelumnya

maka dapat kami simpukan sebagai berikut :

1. Resiko tinggi peningkatan angka kejadian penyakit Demam Berdarah

b.d lingkungan yang kurang memadahi, ditandai pembuangan sampah

yang masih dekat dengan pekarangan.

2. Implementasi yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut

antara lain adalah memberikan penyuluhan kesehatan tentang DBD dan

pemeriksaan jentik-jentik nyamuk disekitar rumah yang ada disekitar

rumah tersangka DBD.

3. Pada dasarnya kegiatan yang dilakukan mendapat dukungan dari

masyarakat sekitar.

B. SARAN

Berdasarkan dari kesimpulan diatas, maka disarankan untuk :

 Masyarakat

Peran serta dari keluarga dan masyarakat, ditingkatkan terus dalam

berbagai kegiatan dibidang kesehatan dalam rangka meningkatkan

derajat kesehatan seoptimal mungkin. Antara lain warga aktif

34
mengadakan kerja bakti bersih lingkungan agar tidak menjadi sarang

nyamuk.

 Puskesmas dan Kelurahan

Diharapkan adanya bantuan dana dan prasarana, serta supervisi dari

pihak puskesmas dan kelurahan yang berkesinambungan untuk

memantau kegiatan kesehatan yang dilakukan oleh warga.

35
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.ners.unair.ac.id/500/1/KEPERAWATAN%20KESEHATAN%20KO
MUNITAS.pdf

http://hela13.mahasiswa.unimus.ac.id/2016/10/19/tujuan-dan-fungsi-keperawatan-
komunitas/

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/37097/Chapter;jsessionid=
1B51E6B48194FDDD9638E83B16FDFF9E?sequence=4

herdman aether, & kamitsura shigemi. 2015-2017. Diagnose keperawatan: definisi


& klasifikasi. Jakarta. EGC.

Moorhead, Johnson, meridian, Elizabeth. 2016. Nursing outcomes classification.


Jakarta. Ed 5. Elsevier inc.

Bulechek, butcher, dochterman, wagner. 2016. Nursing interventions classification.


Jakarta. Ed 6. Elsevier inc.

36

Anda mungkin juga menyukai