Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI

STIKES

Disusun Oleh :

Istiqomah
Silvia Novita Sari
Siti Nurbaya
Zaenur Rachman

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSUTAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya
kepada kami sehingga kami dapat menyekesaikan tugas asuhan keperawatan komunitas ini
dengan sebik-baiknya. Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah. Saya juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran sangat saya harapkan dari para pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Demikianlah makalah ini saya buat untuk memenuhi kebutuhan akan pengetahuan
kita semua. Semoga bermanfaat.

Jakarta 26 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunitas adalah kelompok social yang tinggal dalam suatu tempat, saling
berinteraksi satu ama lain, saling mengenal serta mempunyai minta dan interest
yang sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di
suatu lokasi yang sama dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang
sama dimana mereka tinggal, kelompok social yang mempunyai interest yang
sama
Keperawatan komunitas adalah suatu dalam keperawatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran
serta aktif masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara
kesehatan masyarakat dengan menekankan kepada peningkatan peran serta
masyarakat dalam melakukan upaya promotive dan preventif dengan tidak
melupakan Tindakan kuratif dan rehabilitative sehingga diharapkan masyarakat
mampu mengenal, mengambil keputusan dalam memelihara kesehatannya.
Praktik keperawatan komunitas akan berfokus pada pemberian asuhan
keperawatan komunitas pada masalah kesehatan yang banyak diderita oleh
komunitas tersebut. Dengan terlebih dahulumelakukan screening kesehatan untuk
mengetahui masalah kesehatan apa yang banyak diderita oleh masyarakat. Masaah
kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan
dengan masalah-masalah lain diluar kesehatan sendiri. Demikian pula pemecahan
masalah kesehatan, tidak hanya dilihat dari egi kesehatannya sendiri tapi harus
dilihat dari segi-segi yang aad pengaruhnya terhadap masalah “ sehat sakit atau
kesehatan tersebut”.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu mengaplikasikan konsep dan teori keperawatan komunitas yang telah
diperoleh pada tahap akademik secara nyata dalam memberikan Asuhan
Keperawatan Komunitas.
2. Tujuan Khusus
Mampu melakukan pengkajian keperawatan, melakukan Analisa data,
menentukan diagnose keperawatan, menginformasikan prioritas masalah
keperawatan, membuat perencanaan keperawatan, serta melakukan intervensi
dan evaluasi pada asuhan keperawatan komunitas.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Keperawatan Komunitas


1. Definisi
Komunitas adalah kelompok social yang tinggal dalam suatu tempat,
saling berinteraksi satu ama lain, saling mengenal serta mempunyai minta dan
interest yang sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang
tinggal di suatu lokasi yang sama dibawah pemerintahan yang sama, area atau
lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai
interest yang sama (Riyadi, 2020).
Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public
health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan
tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan
terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok serta masyarakat
sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan (nursing process) untuk
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mampu
mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2021). Proses keperawatan
komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang bersifat alamiah,
sistematis, dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan dalam rangka
memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyarakat
melalui langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan, implementasi, dan
evaluasi keperawatan (Wahyudi, 2021).

2. Tujuan dan Fungsi Keperawatan Komunitas


a. Tujuan
1) Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap
individu, keluarga, dan keluarga dan kelompok dalam konteks
komunitas.
2) Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health
general community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau
isu kesehatan masyarakat yang dapat memengaruhi keluarga,
individu, dan kelompok.
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk:
1) Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami
2) Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah
tersebut
3) Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan
4) Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi
5) Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka
hadapi, yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam
memelihara kesehatan secara mandiri (self care).
b. Fungsi Keperawatan Komunitas
1) Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah
bagi kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan
masalah klien melalui asuhan keperawatan.
2) Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai
dengan kebutuhannya dibidang kesehatan.
3) Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan
peran serta masyarakat.
4) Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan
penanganan dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat
mempercepat proses penyembuhan.

3. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas


Strategi intervensi keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:
a. Proses kelompok (group process)
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya
setelah belajar dari pengalaman sebelumnya, selain faktor
pendidikan/pengetahuan individu, media masa, Televisi, penyuluhan
yang dilakukan petugas kesehatan dan sebagainya. Begitu juga dengan
masalah kesehatan di lingkungan sekitar masyarakat, tentunya
gambaran penyakit yang paling sering mereka temukan sebelumnya
sangat mempengaruhi upaya penangan atau pencegahan penyakit yang
mereka lakukan. Jika masyarakat sadar bahwa penangan yang bersifat
individual tidak akan mampu mencegah, apalagi memberantas
penyakit tertentu, maka mereka telah melakukan pemecahan-
pemecahan masalah kesehatan melalui proses kelompok.
b. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis,
dimana perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer
materi/teori dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat
prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran
dari dalam diri individu, kelompok atau masyarakat sendiri. Sedangkan
tujuan dari pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan
No. 23 Tahun 1992 maupun WHO yaitu ”meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan;
baik fisik, mental dan sosialnya; sehingga produktif secara ekonomi
maupun secara sosial.
c. Kerjasama (Partnership)
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan
masyarakat jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman
bagi lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat
dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan
komunitas melalui upaya ini berbagai persoalan di dalam lingkungan
masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih cepat.
4. Peran Perawat Komunitas
a. Penyedia Layanan (care provider)
b. Pendidik dan konsultan (Educator and Counselor)
c. Role Model
d. Advokasi (Advocate)
e. Manajer kasus (Case Manager)
f. Kolaborator
g. Perencana tindak lanjut (Discharge Planner)
h. Penemu masalah kesehatan (Case Finder)
i. Koordinator pelayanan kesehatan (Coordinator of Services)
j. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change
Agent and Leader)
k. Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas
(Community Care Provider and Researcher)

B. Konsep Hipertensi
1. Definisi
Hipertensi terjadi karena tekanan darah arteri meningkat serta tekanan
darah sistolik lebih besar atau sama dengan 140 mmHg dan tekanan
diastolik lebih besar dari atau sama dengan 90 mmHg (World Health
Organization (WHO), 2013). Menurut data WHO, populasi terbanyak
penderita hipertensi yaitu usia ≥60 tahun, dan orang yang menderita
hipertensi di dunia sekitar 1,13 miliar orang. (WHO, 2015). Hipertensi
adalah penyakit sistem peredaran darah yang disebabkan oleh peningkatan
darah di atas normal (≥140/90 mmHg) (Kemenkes RI, 2014). Tanda klinis
hipertensi diketahui karena ketidakseimbangan hemodinamik pada sistem
kardiovaskular.

2. Klasifikasi Hipertensi

3. Etiologi Hipertensi
Penyebab hipertensi ada dua, antara lain hipertensi primer dan hipertensi
sekunder. Tidak terdapat obat untuk hipertensi primer, tetapi dapat
dikontrol dengan pengobatan yang tepat. Faktor genetik, usia, dan
kurangnya olahraga serta faktor lainnya memiliki peran penting dalam
munculnya penyakit hipertensi primer (Tanto et al., 2018). Hipertensi
sekunder disebabkan oleh penyakit yang mendasari, seperti stenosisiarteri
ginjal, penyakit parenkim ginjal, dan hiperaldosteron. Pengobatan
hipertensi sekunder adalah dengan pengobatan pertama dari penyakit yang
menyebabkannya
4. Manifestasi Klinis Hipertensi
Banyak ditemukan penderita hipertensi secara tidak sadar mengalami
masalah kesehatan, karena mungkin tidak ada tanda dan gejala peringatan.
Gejala hipertensi antara lain sakit kepala dini hari, mimisan, tidak
teraturnya irama jantung dan telinga yang berdengung. Maka dari itu,
pemeriksaan tekanan darah secara rutin sangatlah penting. Tekanan darah
tinggi yang tergolong parah dapat menyebabkan mudah lelah, kecemasan,
kebingungan, nyeri dada, tremor otot, mual dan muntah (World Health
Organization, 2019). Manifestasi klinis hipertensi antara lain sakit kepala
disertai rasa mual muntah disebabkan intrakranium pada tekanan darah
yang meningkat, retina rusak yang menyebabkan penglihata menjadi
kurang jelas, nokturia atau karena aliran darah ginjal dan filtrasi
glomerulus, buang air kecil di malam hari juga meningkat. Gejala lain juga
sering timbul adalah kesulitan tidur, tengkuk pegal atau linu dan mata yang
berair (Nuraini, 2015).
5. Factor Resiko Hipertensi

a. Tidak dapat diubah

1. Usia
Seiring bertambahnya usia, resiko menderita tekanan darah tinggi
juga semakin tinggi pula.
2. Jenis kelamin
Laki-laki lebih beresiko menderita tekanan darah tinggi daripada
wanita dengan kisaran sekitar 2,29 mmHg hingga peningkatan
tekanan darah sistolik.
3. Genetik (keturunan)
Jika di dalam keluarga terdapat riwayat menderita tekanan darah
tinggi atau hipertensi maka dugaan akan beresiko lebih besar
terkena tekanan darah tinggi juga dibandingkan dengan seseorang
yang tidak terdapat riwayat penyakit tekanan darah tinggi di
keluarga sebelumnya.

6. Penatalaksanaan
Komplikasi hipertensi dapat dicegah dengan management hipertensi
secara non-farmakologi dan farmokologi. Kegiatan aktivitas fisik
seharihari merupakan salah satu penatalaksanaan non-farmakologi pada
hipertensi dan telah ada beberapa penelitian yang berkaitan dengan
penunjang tersebut. Seperti halnya gerakan tubuh lainnya yang
memerlukan latihan teratur agar otot tetap berfungsi dengan baik, begitu
pula dengan otot jantung (Bazaruddin, Zahroh Shaluhiyah, 2019). Setelah
terapi nonfarmokologi tidak menunjukkan perubahan, terapi farmakologi
dapat direkomendasikan (Pangastuti et al., 2019). Penatalaksanaan primer
pada hipertensi dapat dimodifikasi dengan gaya hidup. Menerapkan gaya
hidup sehat sangat penting dalam penanganan hipertensi (Mahmood et al.,
2019)
Menurut 12 Guideline JNC 8 dalam terapi non-farmokologis,
modifikasi gaya hidup tersebut antara lain (Muhadi, 2016):
a. Penurunan berat badan, seperti mengurangi asupan kalori serta
melakukan aktivitas fisik yang rutin. Berat badan yang ideal
dibuktikan mampu mengendalikan nilai tekanan darah sistolik
sebanyak 5-20 mmHg.
b. Perbanyak konsumsi buah-buahan, sayur-syuran, dan susu
rendah lemak serta kaya dengan potassium dan calcium, yang
sesuai dengan pola makan Dietary Approaches to Stop
Hypertension (DASH). mampu mengendalikan nilai tekanan
darah sistolik sebanyak 8-14 mmHg..
c. Diit rendah garam mampu mengendalikan tekanan darah
sistolik sebanyak 2-8 mmHg.
d. Melakukan olahraga yang secra rutin sangat bermanfaat untuk
penderita hipertensi, salah satunya dengan melakukan olahraga
3 kali dalam seminggu dan paling baik 5 kali dalam seminggu.
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. Pengkajian
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis
terhadap mesyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang
dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang
menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis, social ekonomi, maupun
spiritual dapat ditentukan. Pengumpulan Data Hal yang perlu dikaji pada
komunitas atau kelompok antara lain :
1) Pengumpulan Data
a) Inti (Core) meliputi : Data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri
atas usia yang beresiko, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-
nilai, keyakinan, serta Riwayat timbulnya kelompok atau komunitas.
b) Mengkaji 8 subsistem yang mempengaruhi komunitas, antara lain:
1) Perumahan, bagaimana penerangannya, sirkulasi, bagaimana
kepadatannya karena dapat menjadi stresor bagi penduduk
2) Pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang dapat
digunakan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat
3) Keamanan dan keselamatan, bagaimana keselamatan dan keamanan
tempat tinggal, apakah masyarakat merasa nyaman atau tidak, apakag
sering mengalami stres akibat keamanan dan keselamatan yang tidak
terjamin
4) Kualiti dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan, apakah cukup
menunjang, sehingga memudahkan masyarakat mendapatkan
pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatan
5) Pelayanan kesehatan yang tesedia, untuk diteksi dini atau memantau
gangguan yang terjadi
6) Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi dini dan
merawat atau memantau gangguan yang terjadi
7) Sistem komunikasi, serta komunikasi apa saja yang dapat
dimanfaatkan masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan yang
terkait dengan gangguan penyakit
8) Sistem ekonomi, tingkat sosial ekonomi masyarakat secara
keseluruhan, apakah pendapatan yang terima sesuai dengan Upah
Minimum Registrasi (UMR) atau sebaliknya.
9) Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja dibuka, apakah
biayanya dapat dijangkau masyarakat.
2) Jenis Data
a) Data Subjektif Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang
dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok, dan komunitas, yang
diungkapkan secara langsung melalui lisan.
b) Data Objektif Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan
dan pengukuran.
c) Sumber Data
1. Data Primer
Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dari individu,keluarga,
kelompok, masyarakat berdasarkan hasil pemeriksaan atau pengkajian.
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya:
kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau medical record.
3) Cara Pengumpulan Data
a) Wawancara yaitu: kegiatan timbale balik berupa Tanya jawab
b) Pengamatan yaitu: melakukan observasi dengan panca indra
c) Pemeriksaan fisik: melakukan pemeriksaan pada tubuh individu
d) Pengelolaan Data
1) Klasifikasi data atau kategorisasi data
2) Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan telly
3) Tabulasi data
4) Interpretasi data
e) Analisa Data
Kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data
dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui
tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi
oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah
keperawatan.
f) Penentuan Masalah atau Perumusan Masalah Kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan
masalah keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat sehingga dapat
dirumuskan masalah kesehatan.
g) Prioritas Masalah Prioritas masalah dapat ditentukan berdasarkan
hierarki kebutuhan Abraham H Maslow:
1) Keadaan yang mengancam kehidupan
2) Keadaan yang mengancam kesehatan
3) Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik yang
actual maupun potensial. Diagnose keperawatan komunitas akan memberikan
gambaran tentang masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata dan
yang mungkin terjadi. Diagnosa ditegakkan berdasarkan tingkat rekreasi
komunitas terhadap stresor yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam tiga
komponen, yaitu problem/masalah (P), etiology atau penyebab (E), dan symptom
atau manifestasi/data penunjang (S).
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada kasus Hipertensi yaitu:
a. Manajemen kesehatan tidak efektif, yaitu pola pengaturan dan
pengintegrasian penanganan masalah kesehatan ke dalam kebiasaan
hidup sehari-hari tidak memuaskan untuk mencapai status kesehatn
yang diharapkan.
b. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif, yaitu ketidakmampuan
mengidentifikasi, mengelola dan menemukan bantuan untuk
mempertahankan kesehatan.
c. Defisit pengetahuan, yaitu ketiadaan ataunkurangnya informasi
kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
d. Perilaku kesehatan cenderung beresiko, yaitu hambatan kemampuan
dalam mengubah gaya hidup atau perilaku untuk memperbaiki status
kesehatan.

C. Intervensi Keperawatan
Perencanaan keperawatan merupakan penyusunan rencana Tindakan keperawatan
yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis
keprawatan yang sudah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien.
Perencanaan intervensi yang dapat dilakukan berkaitan dengan diagnosa
keperawatan komunitas yang muncul diatas adalah:
1. Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit
2. Lakukan demonstrasi ketrampilan cara menangani penyakit
3. Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit
4. Lakukan kerja sama dengan ahli gizi dalam mennetukan diet yang tepat
5. Lakukan olahraga secara rutin
6. Lakukan kerja sama dengan pemerintah atau aparat setempat untuk
memperbaiki lingkungan komunitas
7. Lakukan rujukan ke rumah sakit bila diperlukan
Intervensi keperawatan pada kasus hippertensi:
No Diagnose Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
(NOC) (NIC)
Manajemen kesehatan tidak Setelah dilakukan Skrining Kesehatan (6520)
efektif (D. 0116) penyuluhan selama 30 1. Ukur tekanan darah.

menit diharapkan 2. Beri saran kepada


masyarakat dengan hasil
Manajemen Kesehatan
yang lebih dari normal
Tidak Efektif Teratasi
untuk melakukan alternatif
Dengan Kriteria Hasil
pengobatan.
Pemeliharaan Kesehatan
Edukasi Kesehatan
(L.12106) (L.12383)

1. Perilaku kesehatan 1. Ajarkan perilaku hidup

masyarakat dari yang bersih dan sehat


buruk membaik. 2. Ajarkan strategi yang
2. Kemampuan masyarakat dapat digunakan untuk
dalam menjalankan meningkatkan perilaku
perilaku sehat dari hidup bersih dan sehat.
kurang menjadi
meningkat.
Perilaku Promosi
Kesehatan (1602)
1. Peningkatan skrining
kesehatan masyarakat
yang kurang menjadi
meningkat.
2. Terjadi peningkatan
keseimbangan
aktivitas dan latihan
masyarakat dari
kurang menjadi
meningkat (160221)
Peemeliharaan kesehatan Setelah dilakukan Edukasi Kesehatan
tidak efektif (D.0117) penyuluhan selama 30 (L.12383)
menit diharapkan 1. Jelaskan factor resiko
yang dapat
pemeliharaan kesehatan
mempengaruhi status
tidak efektif teratasi dengan
kesehatan
kriteria hasil:
2. Ajarkan strategi yang
1. Menunjukkan
dapat digunakan untuk
perilaku adaptif meningkatkan
meningkat perilaku hidup bersih
2. Menunjukkan dan sehat.
pemahaman Kontrak perilaku positif
perilaku sehat (I. 09282)

meningkat 1. Diskusikan perilaku

3. Kemampuan kesehatan yang ingin


dbah.
menjalankan
2. Ciptakan lingkungan
perilaku sehat
yang terbuka untuk
Meningkat. merubah perilaku.

Defisit pengetahuan Setelah dilakukan Edukasi Kesehatan


penyuluhan 30 (L.12383)
selama
menit diharapkan kriteria 1. Jelaskan factor

hasil: resiko yang dapat

1. Mampu mempengaruhi

menjelaskan tentang status kesehatan.

kondisi penyakit 2. Edukasi tentang

yang dialami proses penyakit dan

2. Mampu penceahannya.

menjelaskan cara
pencegahan
penyakit
Perilaku kesehatan Setelah dilakukan tindakan Peningkatan efikasi diri
cenderung beresiko selama 30 menit diharapkan (5395)
Perilaku kesehatan cenderung
beresiko dapat teratasi dengan 1. Identifikasi hambatan
untuk merubah
Kriteria Hasil :
Kepercayaan Mengenai perilaku
2. Bantu individu untuk
kesehatan : kontrol yang
diterima (1702) berkomitmen terhadap
rencana tindakan
1. Kemampuan
masyarakat dalam untuk merubah
perilaku
menerima dan
melaksanakan 3. Berikan contoh atau
tunjukan perilaku
tanggung jawab
terkait dengan yang diinginkan
4. Berikan informasi
keputusan kesehatan
dari kurang menjadi mengenai perilaku
yang diinginkan
meningkat (170201)
2. Peningkatan
keyakinan bahwa
tindakan sendiri yang
mengontrol hasil
kesehatan yang
semula kurang
menjadi
meningkat(170205)
3. Keterlibatan
masyarakat dalam
keputusan kesehatan
yang kurang menjadi
meningkat (170202)

D. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaannya tindakan asuhen
keperawatan harus bekerjasama dengan angoota tim kesehatan lain dalam hal
melibatkan pihak puskesmas, bidan desa, dan anggota masyarakat. Perawat
bertanggung jawab dalam melaksanakan tindakan yang telah direncanakan
sebelumnya yang bersifat:
1. Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit
2. Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini perilaku hidup
sehat dan melaksanakan upaya peningkatan kesehatan
3. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah gangguan
penyakit
4. Advocat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya kebutuhan
komunitas

E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan.
Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan
dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan
dapat dilihat dengan membandingkan tingkat kemandirian masyarakat dalam
perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan masyarakat komunitas
dengan tujuan yang sudah ditentukan atau dirumuskan sebelumnya. Adapun
tindakan dalam melakukan evaluasi adalah :
1) Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan
intervensi.
2) Menilai kemajuan oleh komunitas setelah dilakukan intervensi
keperawatan.
3) Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Komunitas adalah kelompok social yang tinggal dalam suatu tempat,
saling berinteraksi satu ama lain, saling mengenal serta mempunyai
minta dan interest yang sama (WHO). Pada asuhan keperawatan
komunitas pada lansia dengan hipertensi, diagnose keperawatan yang
mungkin muncul yaitu, manajemen kesehatan tidak efektif,
pemeliharaan kesehatan tidak efektif, deficit pengetahuan serta
perilaku kesehatan cenerung beresiko. Adapun intervensi promotif
yang dapat dilakukan yaitu edukasi kesehatan tentang hipertensi dan
penanganannnya.

B. Saran
Untuk meningkatkan mutu pelayanna dan keberhasilan dalam
penyusunan makalah keperawatan komunitas selanjutnya, maka
penulis ingin menyampaikan beberapa saran antara lain:
1. Dalam merumuskan diagnose keperawatan hedaknya penulis
benar-benar memperoleh data secara lengkap sehingga rumusan
diagnosa akan lebih tepat.
2. Penulis harus melakukan observasi secara kontinu pada psien agara
intervensi dapat sesuai dengan kebutuhan pasien.
3. Guna memperoleh hasil evaluasi yang baik, hendaknya penulis
perlu meningkatkan keterampilan dalam mengobservasi pasien
agar bisa melihat respons pasien apakah sesuai dengan kritera hasil
yang diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Elizabeth, T, dkk, 2009. Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori dan
Praktik, edisi 3, Jakarta: EGC

Dermawan, Deden. 2012. Buku Ajar Keperawatan Komunitas. Yogyakarta:


Gosyen Publishing

Mubarak, Wahit Iqbal, dkk, 2021. Ilmu Keperawatan Komunitas 2 Teori Jakarta:
Sagung Seto https://samoke2021.wordpress.com/2021/12/03/asuhan-keperawatan-
komunitas/

H. Hadi Martono Kris Pranaka. (2014-2015). Geriatri Edisi ke-5. Jakarta:


FKUI

WHO(2014). Global Target 6:A 25% relative reduction in theprevalence of


reise blood prrssure or contain the according to national circumstances

Anda mungkin juga menyukai