Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perawatan kesehatan merupakan suatu lapangan khusus di bidang kesehatan, dimana
keterampilan hubungan antar manusia serta keterampilan organisasi diterapkan dalam hubungan
yang serasi dengan keterampilan anggota profesi kesehatan lain dan tenaga sosial, demi
memelihara kesehatan masyarakat. Oleh karena itu , perawatan kesehatan masayarakat ditujukan
kepada individu, keluarga, dan kelompok melalui upaya peningkatan kesehatan, penyuluhan
kesehatan, koordinasi, dan pelayanan keperawatan berkelanjutan sebagai suatu pendekatan yang
komprensif. selain itu, masyarakat/ komunitas juga dipandang sebagai target pelayanan
kesehatan yang bertujuan untuk mencapai kesehatan komuitas, sebagai suatu upaya peningkatan
kesehatan dan menggunakan kerjasama sebagai suatu mekanisme dalam mempermudah
pencapaian tujuan, yang berarti masyarakat dilibatkan secara aktif untuk mencapai tujuan
tersebut.
Dalam pelaksanaannya, keperawatan kesehatan masyarakat (nursing process community)
diupayakan dekat dengan masyarakat, sehingga strategis pelayanan yang utama merupakan
pendekatan yang juga menjadi acuan pelayanan kesehatan yang akan diberikan. Artinya, upaya
pelayanan atau asuhan yang diberikan tersebut merupakan upaya esensial atau sangat dibutuhkan
oleh masyarakat/ komunitas dan secara universal upaya tersebut mudah dijangkau. Dengan
demikian, di dalam keperawatan komunitas wujud aplikasi kegiatan nyatanya adalah seorang
perawat komunitas mampu melakukan rangsangan atau memotivasi masyarakat di wilayah
binaannya dengan memilih alat edukatif sederhana yang tersedia di wilayah tersebut.
Pelaksanaan praktek keperawatan komunitas, tidak bisa lepas dari adanya peran puskesmas,
dimana puskesmas merupakan suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat
pembangunan kesehatan, pusat pembinaan pastisipasi masyarakat dalam bidang kesehatan, serta
pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara
menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal
dalam suatu wilaya tertentu.
Peran serta komunitas tersebut diartikan sebagai proses dimana individu, keluarga, dan
komunitas bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri dengan berperan sebagai pelaku
kegiatan upaya peningkatan kesehatannya berdasarkan asas kebersamaan dan kemandirian.
Bantuan diberikan oleh perawat komunitas karena ketidakmampuan, ketidaktahuan, dan
ketidakmauan masyarakat dalam mengenal masalah kesehatan sera dengan menggunakan
potensi lingkungan berusaha memandirikan masyarakat, sehingga pengembangan wilayah
setempat (locality development) merupakan bentuk pengorganisasian yang tepat digunakan. Di
dalam praktik keperawatan komunitas, pendekatan ilmiah yang digunakan adalah proses
keperawatan komunitas yang terdiri atas empat tahap, yaitu pengkajian (assessment),
perencanaan (planning), pelaksaanaan (implementation), dan evaluasi (evaluating). Intervensi
keperawatan yang dilakukan haruslah yang dapat dilakukan oleh perawat, baik secara mandiri
maupun berkolaborasi dengan tim kesehatan yang lain melalui program lintas sektoral.

1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Pelaksaanaan Praktek Mahasiswa semester VI ini dilakukan sebagai bagian Praktek
Klinik Keperawatan Terpadu di wilayah kerja Puskesmas Ranomuut Manado.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami
b. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut
c. Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan
d. Menanggulangi masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat
e. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi, yang akhirnya
dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Para ahli mendefinisikan komunitas dari berbagai sudut pandang yaitu sebagai berikut:
1. Komunitas berarti sekelompok individu yang tinggal pada wilayah tertentu, memiliki nilai
– nilai keyakinan dan minat yang relative sama, serta berinteraksi satu sama lain untuk
mencapai tujuan.
2. WHO (World Health Organization) tahun 1974 mendefinisikan komunitas sebagai suatu
kelompok sosial yang ditentukan oleh batas – batas wilayah, nilai –nilai keyakinan dan minat
yang sama, serta ada rasa saling mengenal dan interaksi antara anggota masyarakat yang
satu dan yang lainnya.
3. Spradley (1985), komunikasi sebagai sekumpulan orang yang saling bertukar pengalaman
penting dalam hidupnya.
4. Koentjaraningrat (1990), komunitas sebagai suatu kesatuan hidup manusia yang menempati
suatu wilayah nyata dan berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat, serta terikat oleh
rasa identitas suatu komunitas
5. Sounders (1991), komunitas sebagai tempat atau kumpulan orang – orang atau sistem social.
Model keperawatan komunitas disusun mengacu pada model teori keperawatan dan teori yang
terkait dengan kesehatan masyarakat. Banyak pakar atau ahli mendefinisikan tentang
keperawatan kesehatan komunitas diantaranya, menurut Dr. Azrul Aswar, MPH (1983),
perawatan kesehatan adalah bagian dari usaha kesehatan pokok yang menjadi beban tugas
puskesmas, yang melaksanakan perawatan penderita, keluarga masyarakat sekitar, untuk
menyembuhkan dan meningkatkan kesehatan penderita, keluarga dan masyarakat sekitar melalui
peningkatan kapasitas masing – masing sehingga dapat mengatasi berbagai masalah kesehatan
yang dihadapi.
Ada beberapa definisi yang menjelaskan tentang keperawatan komunitas:
1. America Nurses Association (1973), keperawatan komunitas merupakan suatu sintesis dari
praktik keperawatan kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan serta
memelihara kesehatan penduduk
2. WHO (1974), keperawatan komunitas mencakup perawatan kesehatan keluarga (nurse
health family) juga kesehatan dan kesejahteraan masyarakat luas, membantu masyarakat
mengidentifikasi masalah kesehatannya sendiri, serta memecahkan masalah kesehatan
tersebut sesuai dengan kemampuan yang ada pada mereka sebelum mereka meminta
bantuan kepada orang lain.
3. Ruth B. Freeman (1981), keperawatan komunitas adalah kesatuan yang unik dari praktik
keperawatan dan kesehatan masyarakat yang ditujukan pada pengembangan serta
peningkatan kemampuan kesehatan, baik diri sendiri sebagai perorangan maupun secara
kolektif sebagai keluarga, kelompok khusus, atau masyarakat. Pelayanan tersebut mencakup
spectrum pelayanan kesehatan untuk masyarakat.
4. Departemen Kesehatan RI (1986), keperawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya
pelayanan keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang

3
dilaksanakan oleh perawat dengan mengikutsertakan tim kesehatan lainnya dan masyarakat
untuk memperoleh tingkat kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat yang lebih tinggi.
5. Pradley (1985), Logan dan Dawkin, keperawatan komunitas adalah pelayanan keperawatan
professional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekananan pada kelompok resiko
tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan
penyakit dan peningkatan kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan
yang dibutuhkan, juga melibatkan klien sebagai mitra dalamperencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pelayanan keperawatan.
6. Rapat Kerja Keperawatan Kesehatan Masyarakat (1990) mendefinikan keperawatan
komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara
keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat secara
aktif serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa
mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitative secara menyeluruh dan terpadu yag
ditujukan pada individu, keluarga, kelompok, serta masyarakat sebagai kesatuan utuh
melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehifupan manusia secara optimal,
sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan
7. Winalow (1920), membuat batasan yang sampai saat ini masih relevan, yaitu kesehatan
masyarakat, adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, serta
meningkatkan efisiensi hidup melalui usaha – usaha pengorganisasian masyarakat untuk hal
– hal berikut ini:
a. Kelompok – kelompok masyarakat yang terkoordinir
b. Perbaikan kesehatan lingkungan
c. Mencegah dan memberantas penyakit menular
d. Memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat/ perseorangan
e. Dilaksanakan dengan mengoordinasikan tenaga kesehatan dalan satu wadah pelayanan
kesehatan masyarakat yang mampu menumbuhkan swadaya masyarakat untuk
peningkatan derajat kesehatan masyarakat secara optimal.
Keperawatan kesehatan komunitas sebagai salah satu bentuk pelayanan kesehatan utama
ditujukan pada masyarakat pada prakteknya memerlukan acuan atau landasan teoritis untuk
menyelesaikan penyimpangan dalam kebutuhan dasar komunitas. Banyak konseptual model
keperawatan dikembangkan oleh para ahli salah satunya adalah konspe model dari Betty Neumen
(1972), yang menekankan pada pendekatan sistem untuk mengatasi masalah kesehatan.
B. Tujuan
Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan kesehatan
masyarakat melalui upaya – upaya sebagai berikut:
1. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu, keluarga, dan
kelompok dalam konteks komunitas
2. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health general community)
dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan masyarakat yang dapat
mepengaruhi keluarga, individu, dan kelompok.

Selanjutnya, secara spesifik diharapkan, keluarga, kelompok, dan masyarakat mempunyai


kemampuan untuk:

4
1. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami
2. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut
3. Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan
4. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi
Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi, yang akhirnya dapat
meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri
C. Sasaran
Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat; termasuk individu, keluarga, dan
kelompok; baik yang sehat maupun yang sakit, khususnya mereka yang beresiko tinggi
mengalami masalah kesehatan dalam masyarakat yaitu sebagai berikut:
1. Individu
Individu adalah anggota keluarga sebagai kesatuan untuh dari aspek biologi,
psikologi, social dan spiritual. Apabila individu tersebut mempunyai masalah kesehatan
karena ketidakmampuan merawat dirinya sendiri oleh karena sesuatu hal dan sebab, maka
akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya dan keluarga yang ada di lingkungan
sekitar tempat tinggal mereka. Di sini peran perawat komunitas adalah membantu individu
agar dapat memenuhi kebutuhan dasarnya karena kelemahan fisik dan mental yang dialami,
keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya kemauan menuju kemandirian.
2. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga,
anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam satu rumah tangga karena
pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi.Antara keluarga satu dan yang lainnya
saling tergantung dan beinteraksi. Apabila salah satu atau beberapa anggota keluarga
mempunyai masalah kesehatan, maka akan berpengaruh terhadap anggota yanglainnya dan
keluarga yang ada di sekitarnya. Dari permasalahan tersebut diatas, maka keluarga
merupakanfokus pelayanan kesehatan yang strategis, sebab:
a. Keluarga sebagai lembaga yang perlu diperhitungkan
b. Keluarga mempunyai peran utama dalam pemeliharaan ksehatan seluruh anggota
keluarga
c. Masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan
d. Keluarga sebagai tempat pengambilan keputusan (decision making) dalam perawatan
kesehatan
e. Keluarga merupakan perantara yang efektif dalam berbagai usaha – usaha kesehatan
masyarakat.
3. Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah sekumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis
kelamin, usia, permasalahan (problem). Kegiatan yang terorganisasi sangat rawan terhadap
masalah kesehatan. Kelompok khusus yang ada di masyarakat dan di institusi dapat
diklasifikasikan berdasarkan permasalahan serta kebutuhan yang mereka hadapi,
diantaranya sebagai berikut:
a. Kelompok dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai akibat perkembangan dan
pertumbuhan (growth and development), yaitu:
1) Kelompok ibu hamil dan ibu bersalin (melahirkan).

5
2) Kelompok ibu nifas
3) Kelompok bayi
4) Kelompok balita
5) Kelompok anak usia sekolah
6) Kelompok lanjut usia
b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan
serta asuhan keperawatan, yaitu:
1) Penderita penyakit menular, antara lain sebagai berikut:
o Kelompok penderita kusta
o Kelompok penderita penyakit kelamin (gonorrhea, sifilis)
o Kelompok penderita HIV/ AIDS
o Penderita penyakit tidak menular (hipertensi)
2) Kelompok cacat yang memerlukan rehabilitasi (kelompo cacat fisik, kelompok
cacat mental, kelompok cacat social)
3) Kelompok yang mempunyai resiko tinggi terserang penyakit, yaitu:
o Kelompok penyalahgunaan obat narkotika
o Kelompok wanita tuna susila (WTS) dan pekerja seks komersial (PSK)
o Kelompok perkeja tertentu.
D. Asuhan Keperawatan
Asuhan keperawatan komunitas adalah suatu bentuk pelayanan professional yang didasarkan
pada ilmu dan kiat keperawatan yang ditujukan pada masyarakat dengan penekanan pada
kelompok resiko tinggi (keluarga dengan resiko, daerah tertinggal, miskin dan pendidikan
rendah) dalam pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit serta tidak mengabaikan care (perawatan) dan rehabilitasi. Pelayanan yang
diberikan dapat terjangkau oleh masyarakat dan melibatkan masyarakat sebagai mitra dalam
pemberian pelayanan keperawatan.
Aspek keperawatan lebih dari sekadar merawat.Tetapi juga menjaga.Praktik keperawatan
merupakan suatu bentuk pelayanan langsung, berorientasi pada tujuan, dapat diadaptasi oleh
kebutuhan individu, keluarga, dan masyarakat, baik dalam keadaan sehat maupun sakit (ANA,
1973). Definisi ini melibatkan karakteristik keperawatan sebagai fenomena, aplikasi teori,
tindakan keperawatan, dan evaluasi terhadap tindakan yang dihasilkan.
1. Fenomena merupakan respon manusia terhadap masalah kesehatan yang actual dan
potensial, perawat mengidentifikasi berbagai respon klien melalui pengkajian status
kesehatan dan melengkapi data
2. Perawat mengaplikasi teori keperawatan untuk memahami respo terbut
3. Perawat melakukan tindakan untuk mengatasi masalah kesehatan yang aktual dan potensial
4. Selanjutnya perawat mengevaluasi efek dari tindaka yang dilakukan terhadap respon klien.
Keperawatan komunitas ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat dan pelayanan
yang diberikan sifatnya berkelanjutan dengan menggunakan proses keperawatan dengan sifat
asuhan yang menyeluruh dan umum. Pendekatan yang digunakan dalam keperawatan komunitas
adalah keterlibatan kader kesehatan dan kelompok kerja komunitas. Strategi yang digunakan
untuk pemecahan masalah adalah melalui pendekatan kesehatan, teknologi tepat guna serta
memanfaatkan kebijakan pemerintah.Keperawatan komunitas dilakukan untuk memandirikan

6
masyarakat menanggulangi masalah kesehatannya sendiri. Kegiatan dilakukan
berkesinambungan atau yang berkelanjutan dan menggunakan metode proses keperawatan
komunitas yang dilakukan melalui lima tahap:
1. Pengkajian
Pada tahap ini perawat memiliki peran mengumpulkan data tentang kesehatan klien.
Pengkajian komunitas menurut Anderso dan Mc. Forlane (1985) yaitu terdiri dari inti
komunitas yang meliputi demografi, populasi, nilai –nilai keyakinan, riwayat individu
termasuk riwayat kesehatan, faktor – faktor lingkungan adalah lingkungan fisik, pendidikan
keamanan dan social komunitas, ekonomi dan rekreasi.
Elemen pengkajian terdiri atas:
a. Prioritas pengumpulan data ditentukan oleh kebutuhan kondisi klien
b. Data yang diperlukan dikumpulkan menggunakan teknik pengkajian yang tepat
c. Pengumpulan data melibatkan klien, orang yang dekat dengannya dan pemberi pelayanan
kesehatan lainnya bila memungkinkan
d. Proses pengumpulan data merupakan proses yang sistematis dan terus menerus
e. Data yang relevan dicatat dalam format yang mudah dipelajari.
Semua aspek dikaji melalui pengamatan langsung penggunaan statistic, angket
wawancara dengan masyarakat tokoh masyarakat, selain itu melakukan wawancara dengan
pihak puskesmas dan aparat pemerintah.
N
o Data Etiologi Masalah
1 DS : Ketidakmampuan Ketidakefektifan
- Kurang minat membuat penilaian yang pemeliharaan
dalam tepat Kesehatan
meningkatkan
perilaku sehat
DO :
- Menunjukan
kurang adatif
terhadap
perubahan
lingkungan
- Menunjukan
kurang
pengetahuan
tentang praktik
kesehatan dasar.
- Riwayat kurang
perilaku sehat.
- Kurang
menunjukan
minat pada
perbaikan
perilaku sehat

7
2 DS : Kurang Pemahaman Perilaku kesehatan
- Mengungkapka cenderung beresiko
n keluhan
tentang dampak
kondisi
lingkungan saat
ini pada status
kesehatan.
- Mengekspresik
an keinginan
untuk
meningkatkan
kontrol
terhadap praktik
kesehatan
- Mengekspresik
an keinginan
untuk mencari
tingkat
kesejahteraan
yang lebih
tinggi
- Menyatakan
masih asing
dengan sumber
kesejahteraan di
komunitas.

DO :
- Menunjukan
atau tampak
kurang
pengetahuan
tentang perilaku
promosi
kesehatan.
- Menunjukan
keinginan untuk
meningktakan
kontrol
terhadap praktik
kesehatan
- Menunjukan
keinginan untuk
mencari tingkat
kesejahteraan

8
yang lebih
tinggi
- Tampak masih
asing dengan
sumber
kesejahteraan di
komunitas

- Insomnia
3 Penyalahgunaan Zat Ketidakefektifan
- Berkeringat Perlindungan
- Gelisah
- Lemah
- Letih
- Mengekspresik
4 Kesiapan
an keinginaan meningkatkan
untuk status imunisasi
meningkatkan
perilaku
mencegah
penyakit infeksi
- Mengekspresik
an keinginan
untuk
meningkatkan
pengenalan
terhadap
kemungkinan
masalah terkait
imunisasi
- Mengekspresik
an keinginan
untuk
meningkatan
pengenalan
tentang pemberi
imunisasi
- Mengekspresik
an keinginan
untuk
meningkatkan
status imunisasi
- Mengekspresik
an keinginan
untuk
meningkatkan

9
pengetahuan
tentang standar
imunisasi
- Mengekspresik
an keinginan
untuk
meningkatkan
pencatatan
tentang
imunisasi.

2. Diagnosis Keperawatan
Pada diagnosa keperawatan, perawat memiliki peran untuk menganalisis data dari hasil
pengkajian dalam menentukan diagnosis seta mengidentifikasi hasil yang diharapkan dari
klien. Pada tahap ini, data yang terkumpul selajutnya dianalisis dengan langkah –langkah
sebagai berikut:
a. Diagnosis diturunkan dari data hasil pengkajian
b. Diagnosis divalidasi pada klien, orang terdekatnya, dan pemberi pelayanan kesehatan
lain bila memungkinkan
c. Diagnosis di dokumentasikan dengan cara memfasilitasi penentuan dari hasil yang
diharapkan dan rencana perawatan.
d. Hasil yang diharapkan diturunkan dari diagnosis yang ditetapkan
e. Hasil yang diharapkan didokumentasikan sebagai tujuan yang dapat diukur
f. Hasil yang diharapkan dirumuskan bersama klien dan pemberi pelayanan kesehatan
lainnya bila memungkinkan
g. Hasil yang disusun bersifat realistis dalam kaitannya dengan kemampuan klien yang
ada dan berpotensi
h. Hasil yang diharapkan bersifat rasional dalam arti dapat dicapai, berkaitan dengan
sumber yang dimiliki klien
i. Hasil yang diharapkan memuat batasan waktu untuk mencapainya
j. Hasil yang diharapkan menjadi arah untuk perawatan lanjut.
Diagnosa keperawatan komunitas merupakan gambaran kebutuhan atau respon
komunitas terhadap masalah kesehatan yang dihadapinya.Dengan mengacu kepada upaya
pelayanan kesehatan promotif dan prefentif, maka dalam rumusan diagnosa keperawatan
harus merefleksikan pendekatan promotif dan preventif. Menurut Mucke rumusnya berisi
hal – hal sebagai berikut:
a. Resiko terjadinya… (kebutuhan respon komunitas terhadap masalah kesehatan)
b. Pada masyarakat… (target sasaran)
c. Berhubungan dengan… (data primer dan sekunder)
3. Prioritas Masalah
Dalam menyusun perioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga harus didasarkan
beberapa kriteria sebagai berikut :
a. Sifat masalah (aktual, resiko, potensial)

10
b. Kemungkinan masalah untuk dicagah
c. Potensi masalah untuk dicegah
d. Menonjolnya masalah

Kriteria Bobot Skor

Aktual =3

Sifat masalah 1 Resiko =2

Potensial = 1

Mudah =2
Kemungkinan masalah
2 Sebagian =1
untuk di pecahkan
Tidak dapat = 0

Tinggi = 3
Potensi masalah untuk
1 Cukup = 2
dicegah
Rendah = 1

Segera diatasi =2

Menonjolnya masalah 1 Tidak segera diatasi =1

Tidak dirasakan adanya masalah = 0

Proses scoring dilakukan untuk setiap diagnosa keperawatan :


a. Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat
b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikaitkan dengan bobot
c. Jumlahkan skor untuk semua kriteria
d. Skor tertinggi berarti prioritas (skor tertinggi 5) (Nurhayati, 2011)

4. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan pemeliharaan Kesehatan berhubungan dengan Ketidakmampuan
membuat penilaian yang tepat.
b. Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan dengan Kurang Pemahaman.
c. Ketidakefektifan Perlindungan berhubungan dengan Penyalahgunaan Zat.
d. Kesiapan meningkatkan status imunisasi.

11
(NANDA, 2012)
5. Intervensi Keperawatan
Pada tahapan ini perawat mengembangkan rencana asuhan yang menyusun rencana
tujuan yang ditetapkan.Strategi intervensi keperawatan komunitas mencakup tiga aspek yaitu
primer, sekunder, tersier, melalui pendidikan kesehatan dan kerjasama. Untuk meningkatkan
kerjasama dan proses kelompok serta mendorong peran serta masyarakat dalam memecahkan
masalah kesehatan yang dihadapi yang akhirnya untuk menimbulkan kemandirian
masyarakat, maka diperlukan pengorganisasian komunitas yang dirancang untuk membuat
perubahan.
Elemen dalam perencanaan, antara lain:
a. Rencana perawatan disusun secara individual sesuai dengan kondisi dan kebutuhan klien
b. Rencana disusun bersama klien, orang terdekat klien, dan pemberi pelayanan kesehatan
lainnya bila memungkinkan
c. Rencana mengacu pada praktik keperawatan terkini
d. Rencana perawatan yang disusun didokumentasikan
e. Rencana keperawatan memberi arah perawatan lanjut.
Sebagai tenaga keperawatan professional, tentunya perawat dituntut bukan hanya sekedar
menyususn asuhan keperawatan saja, tetapi harus mampu pula memastikan rencana tersebut
merupakan upaya paling maksimal, artinya perawat tidak hany dituntut untuk berperan dilevel
pelaksanaan di masyarakat saja (grassroot), namun harus juga merambah ke level
pengambilan keputusan dengan aktif melakukan negosiasi, serta advokasi terhadap apa yang
telah direncanakan untuk dapat diwujudkan. Hal ini akan memaksa perawat untuk
bekerjasama dengan berbagai pihak, baik dari kalangan birokrat pemerintahan, lembaga
swadaya masyarakat, maupun kalangan bisnis. Oleh karena pentingya dilakukan pendekatan
startegi yang mantap dengan memanfaatkan data primer, sekunder, dan terseir sebagai bukti.
No. Diagnosa Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi

1. Ketidakefektifan NOC : NIC :

pemeliharaan Kesehatan Partisipasi dalam keputusan 1. Bantuan pengambilan

berhubungan dengan tentang perawatan kesehatan: keputusan : berikan

Ketidakmampuan Keterlibatan individu dalam informasi dan dukungan

membuat penilaian yang memilih dan mengevaluasi kepada pasien yang

tepat. pilihan perawatan kesehatan membuat keputusan

untuk mencapai hasil yang mengenai perawatan

diharapkan. kesehatannya.

12
2. Edukasi Kesehatan :

Setelah dilakukan tindakan Kembangkan dan berikan

keperawatan selama….Akan bimbingan dan

menunjukan partisipasi dalam pengalaman belajar untuk

keputusan tentang perawatan memfasilitasi adaptasi

kesehatan, yang dibuktikan oleh secara sadar peilaku

indikator sebagai berikut kundusif untuk kesehatan

(sebutkan 1-5 : tidak pernah, individu, keluarga,

jarang, kadang-kadang, sering, kelompok, atau

atau selalu) : komunitas.

- Menunjukan arahan diri dalam 3. Penyuluhan proses

membuat keputusan. penyakit : Bantu

- Mencari informasi yang relevan individu, keluarga,

- Mengidentifikasi kendala untuk kelompok untuk

mencapai hasil yang diharapkan memahami informasi

yang berhubungan

dengan proses penyakit

tertentu.

2. Perilaku kesehatan NOC : NIC :

cenderung beresiko Perilaku kepatuhan : Tindakan 1. Edukasi Kesehatan :

berhubungan dengan atas kemauan diri sendiri untuk kembangkan dan

Kurang Pemahaman. berikan bimbingan dan

13
meningkatkan kesejahteraan, pengalaman balajar

pemulihan, dan rehabilitasi untuk memfasilitasi

adaptasi secara sadar

Setelah dilakukan tindakan peilaku yang kondusif

keperawatan untuk kesehatan

selama….menunjukan perilaku individu, keluarga,

kepatuhan, yang dibuktikan oleh kelomok, dan

indikator sebagai berikut komunitas.

(sebutkan 1-5: tidak pernah, 2. Skrining Kesehatan :

jarang, kadang-kadang, sering, deteksi resiko atau

atau selalu) : masalah kesehatan

- Mencari informasi yang dengan memanfaatkan

berhubungan dengan kesehatan riwayat kesehatan, hasil

dari berbagai sumber pemeriksaan, dan

- Menggunakan strategi untuk produser lainnya.

mengurangi perilaku tidak 3. Ajarkan strategi yang

sehat dapat digunakan untuk

- Menggunakan strategi untuk menahan perilaku yang

memaksimalkan kesehatan tidak sehat atau

- Menggunakan layanan beresiko, bukan

kesehatan yang sesuai memberikan saran untuk

kebutuhan mencegah atau

mengubah perilaku.

14
3. Ketidakefektifan NOC : NIC :

Perlindungan Perilaku Promosi Kesehatan : 1. Manajemen Lingkungan:

berhubungan dengan Tindakan individu untuk Komunitas; pantau dan

Penyalahgunaan Zat. mempertahankan atau pengaruhi kondisi fisik,

meningkatkan kesejahteraan. sosial, budaya, ekonomi,

dan politik yang

Setelah dilakukan dilakukan berdampak pada

tindakan keperawatan selama….. kesehatan kelompok dan

- Mengenali dan bertindak komunitas

berdasarkan kebutuhan untuk 2. Edukasi Kesehatan :

mengubah perilaku sehatnya mengembangkan dan

- Mengungkapkan keinginan memberikan bimbingan

untuk mencari tingkat dan pengalaman belajar

kesejahteraan yang lebih untuk memfasilitasi

tinggi. adaptasi secara sadar

perilaku yang kondusif

untuk kesehatan

individu, keluarga,

kelompok, dan

komunitas.

4. Kesiapan meningkatkan NOC : NIC :

status imunisasi 1. Perilaku meningkatkan 1. Manajemen

kesehatan : tindakan personal Imunisasi/Vaksin :

15
untuk mempertahankan atau memantau status

meningkatkan kesejahteraan imunisasi, memfasilitasi

2. Perilaku Imunisasi: tindakan akses untuk memperoleh

personal untuk memperoleh imunisasi, dan

imunisasi sebagai pencegahan memberikan imunisasi

terhadap penyakit menular untuk mencegah

3. Pengetahuan: Promosi penyakit menular

Kesehatan : tingkat 2. Penetapan tujuan

pemahaman yang ditunjukan bersama : bekerja sama

mengenai informasi yang dengan pasien untuk

diperlukan untuk memperoleh mengidentifikasi dan

dan memelihara kesehatan memperioritaskan

yang optimal. tujuan perawat,

kemudian

Setelah dilakukan dilakukan mengembangkan

tindakan keperawatan selama….. rencana untuk mencapai

memperlihatkan perilaku tujuan tersebut.

imunisasi yang dibuktikan oleh

indikator sebagai berikut

(sebutkan 1-5 : tidak pernah,

jarang, kadang-kadang, sering,

atau selalu) :

16
- Menjelaskan resiko terkait

imunisasi tertentu

- Memperoleh imunisasi sesuai

usia, penyakit kronis, dan/atau

resiko okupasional yang

direkomendasikan oleh

Depertemen Kesehatan

- Mengidentifikasi sumber di

komunitas untuk memperoleh

imunisasi

- Menjelaskan tindakan

meredakan efek samping

vaksin

6. Implementasi Keperawatan
Pada tahap ini perawat mengimplementasikan intervensi yang telah diidentifikasi dalam
rencana perawatan . elemen pelaksanaan implementasi adalah :
a. Intervensi yang diberikan sesuai dengan rencana asuhan keperawatan yang telah disusun
b. Intervensi diimplementasikan dengan cara yang aman dan sesuai
c. Intervensi yang dilakukan didokumentasikan.
Dalam pelaksanaan praktek keperawatan komunitas berfokus pada ruang lingkup
kegiatan kesehatan meliputi usaha – usaha: promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif
adalah agar setiap warga masyarakat dapat mencapai derajat kesehatan yang setinggi –
tingginya baik fisik, mental, sosial, serta diharapkan berumur panjang.
a. Usaha promotif adalah usaha yang ditujukan untuk meningkatkan kesehatan meliputi
peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan lingkungan sehingga seseorang dapat
mencapai tingkat kesehatan yangoptimal
b. Usaha preventif adalah usaha yang ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit
melalui usaha – usaha seperti pemberian imunisasi pada bayi dan anak, ibu hamil,
pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk mendeteksi penyakit secara dini.

17
c. Usaha kuratif adalah usaha yang ditujukan terhadap orang yang sakit untuk dapat diobati
secara tepat dan adekuat sehingga dalam waktu singkat dapat dipulihkan kesehatannya.
d. Usaha rehabilitative adalah usaha yang ditujukan terhadap penderita yang baru pulih dari
penyakit yang dideritanya. Usaha pemulihan ini ditujukan untuk memperbaiki kelemahan
– kelemahan fisik.
Implementasi sering dikatakan sebagai fase aksi dari proses keperawatan. Di dalam
asuhan keperawatan komunitas, implementasi bukan hanya merupakan tindakan
keperawatan, tetapi merupakan tindakan kolaborasi klien atau profesi lain. Hal yang harus
diingat dalam implementasi asuhan keperawatan komunitas adalah tujuan utama yaitu,
menolong masyarakat untuk menolong dirinya sendiri mencapai sehat yang optimal. Dalam
melaksanakan implementasi ini dibagi dalam dua kegiatan , yaitu fase persiapan dan fase
tindakan.
Ketika dalam fase persiapan, perawat harus yakni terhadap: what, who, why, when, how. Pada
fase persiapan, ini dapat digunakan perawat untuk mengklarifikasikan rencana asuhan
keperawatan dan berbagai fasilitas yang diperlukan.Hal yang penting untuk diingat bahwa
implementasi asuhan keperawatan ini meminta fleksibilitas dan penyesuaian terhadap hal –
hal yang tidak dapat diantisipasi sebelumnya.
Fase tindakan merupakan serangkaian tindakan yang dilakuka perawat untuk:
a. Mengaplikasikan teori yang tepat kedalam tindakan yang dilaksanakannya
b. Menolong memfasilitasi dalam menciptakan lingkungan yang kondusif untuk
mengimplementasikan rencana asuhan keperawatan.
c. Mempersiapkan masyarakat untuk menerima pelayanan kesehatan
d. Memonitor dan mendokumentasikan perkembangan dari implementasi.
7. Evaluasi
Tahapan terakhir dari asuhan keperawatan adalah evaluasi.Tugas perawat disini adalah
mengevaluasi kemajuan klien terhadap hasil yang dicapai. Evaluasi merupakan respon
komunitas terhadap program kesehatan yang telah dilaksanakan melalui masukan (input),
pelaksanaan (process), hasil (output). Sedangkan evaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan
komunitas adalah:
a. Relevansi antara kenyataan yang ada dan pelaksanaan
b. Perkembangan atau kemajuan proses: apakah sesuai perencanaan, bagaimana denga
peran staf atau pelaksana tindakan fasilitas dan jumlah peserta
c. Efisiensi biaya: pencarian sumber dana dan penggunaannya
d. Efesiensi kerja: apakah tujuan tercapai dan apakah klien atau masyarakat puas
e. Dampak: apakah status kesehatan meningkat setelah dilakukan intervensi.

18
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANOMUUT KEC. PAAL DUA KOTA MANADO

A. Pengkajian
Dari hasil pengkajian kelompok 3 di kelurahan Perkamil terdiri dari 181 jiwa dari 52 KK.
Pengkajian Hasil
Inti Komunitas
o Sejarah
o Demografi  Jumlah penduduk kelurahan Perkamil yang dikaji oleh
kelompok berjumlah 181 jiwa dari 52 kepala keluarga.
 Berdasarkan jenis kelamin laki – laki berjumlah 78 jiwa
(43%), perempuan 103 jiwa (57%).
 Berdasarkan usia 0 – 5 tahun (4%), 6 – 12 tahun (9%), 13 –
20 tahun (21%), 21 – 34 tahun (18%), 35 – 55 tahun (29%),
> 55 tahun (19%).
 Penyakit yang paling banyak diderita dalam 3 bulan terakhir
adalah Hipertensi (20%), DM (3,5%), Rematik (4%),
lainnya (9%).
 PHBS masyarakat yang dikaji kelompok didapati
masyarakat yang mengonsumsi buah dan sayur 1x
seminggu (19%) 2x seminggu (13%).
 Cara keluarga mengolah sayuran sebelum dimasak dipotong
dulu baru dicuci (67%)
 Cara keluarga menyajikan makanan yang telah dimasak;
terbuka (9%)
 Kebiasaan keluarga menggantung pakaian setelah di pakai
(75%)
 Kebiasaan tidak mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir (71%)
 Didapati kebiasaan keluarga membuang sampah di sungai
(2%)
 Jarak sumber air bersih dengan septic tank; < 10 m (58%)
 Kebiasaan menggunakan handuk secara bersama (33%)
 Kebiasaan keluarga membersihkan bak mandi sebulan
sekali (8%), 2 minggu sekali (24%)
 Didapati 5% keluarga dengan rumah yang tidak bersih
(10%)
 Anggota keluarga yang merokok (90%)
 Tidak mengetahui tentang PSN (25%)

19
 Tidak melakukan kegiatan PSN setiap minggu (83%)
 58% keluarga yang tidak melakukan olahraga, sekali
seminggu (33%)
 Terdapat balita 3 sampai 5 tahun yang sakit sebanyak 29%
(Diare 50% dan Batuk Pilek 50%)
 Anak usia sekolah 6 sampai 12 tahun yang menggosok gigi
1 kali sehari (60%), gigi berlubang dan hitam (13%)
 Anak usia sekolah 6 sampai 12 tahun yang sakit sebanyak
(20%)
 Anggota keluarga usia dewasa 25 sampai 59 tahun yang
sakit 5% (Pusing 60% dan sakit kepala 40%)
 Anggota keluarga lansia yang sakit sebanyak 50% (jantung
33%, DM 27%, hipertensi 20%)
o Etnik  Mayoritas masyarakat di kelurahan Perkamil yang dikaji
oleh kelompok berasal dari etnik Minahasa (60%), Sangihe
(22%), Bolmong (12%), Jawa (6%).
o Nilai dan  Keyakinan yang dianut masyarakt kelurahan Perkamil yang
Kepercayaan dikaji oleh kelompok adalah Kristen (85%), Islam (10%),
Katholik (5%).
Sub Sistem 
o Lingkungan Fisik  Kelurahan perkamil memiliki pepohonan dan bunga, rumah
warga banyak terletak di daerah perbukitan.
 Dari pengkajian kelompok didapati keseluruhan KK
memiliki sumber air bersih, air tanah (60%), air PDAM
(40%).
 Jumlah keluarga yang memiliki jamban adalah (96%) dan
yang tidak memiliki jamban berjumlah (4%).
 Jarak antara sumber air tanah dengan jamban/septic tank <
10 m (58%), > 10 m (42%).
 Lantai rumah masyarakat adalah tanah (2%), keramik
(58%), ubin (40%).
 Cara masyarakat membuang sampah ditumpuk (17%),
diambil petugas (60%), di sungai (2%), dibakar (21%).
 Masyarakat kelurahan perkamil yang membersihkan bak
mandi 2 kali seminggu (17%), 1 kali seminggu (56%), 2
minggu sekali (23%), satu bulan sekali (4%).
o Pendidikan  Tingkat pendidikan di kelurahan perkamil yang dikaji oleh
kelompok adalah masih sekolah SD (3%), tamat SD (9%),
masih sekolah SMP (3%), tamat SMP (8%), masih sekolah
SMA (9%), tamat SMA (49%), berkuliah (5%),

20
Diploma/Sarjana (8%), belum sekolah (5%) tidak sekolah
(1%)
o Ekonomi  Pendapatan keluarga perbulan di kelurahan Perkamil yang
dikaji oleh kelompok < Rp. 2.824.286 (48%), > Rp.
2.824.286 (52%). Berdasarkan pengkajian kelompok
pekerjaan masyarakat kelurahan Perkamil adalah TNI/Polri
(1%), Pegawai Swasta (16%), buruh (7%), wiraswasta
(6%), PNS (3%), tenaga kesehatan (1%), pelajar (34%), lain
– lain (5%), tidak bekerja (27%).
o Sistem Politik dan  Kelurahan Perkamil terletak di Kecamatan Paal Dua Kota
Pemerintahan Manado.
o Keamanan dan  Sarana transportasi kelurahan perkamil adalah angkutan
Transportasi umum, ojek, dan angkutan online.
 Masyarakat menggunakan transportasi untuk mencapai
pelayanan kesehatan Ojek (14%), angkot (21%), kendaraan
pribadi (38%), jalan kaki (27%).
 Kendaraan yang dimiliki masyarakat; motor (73%), mobil
(8%), keduanya (6%), tidak punya (13%).
o Pelayanan  Kelurahan Perkamil merupakan wilayah kerja Puskesmas
Kesehatan dan Ranomuut.
Sosial  Masyarakat kelurahan perkamil yang dikaji kelompok
menggunakan pelayanan kesehatan Puskesmas (80%),
RSU/Swasta (8%), klinik (8%), pengobatan alternative
(4%).
 Jarak ke pusat pelayanan kesehatan < 5 km (96%), > 5 km
(4%).
 Masyarakat yang memiliki jaminan kesehatan (94%), yang
tidak memiliki jaminan kesehatan (6%).
o Komunikasi
o Rekreasi

21
B. Diagnosis dan Skoring Keperawatan Komunitas
1. Diagnosis
No Data Diagnosis
1  Penyakit yang paling banyak diderita dalam 3 Defisien Kesehatan Komunitas
bulan terakhir adalah Hipertensi (20%), DM
(3,5%), Rematik (4%), lainnya (9%).
 Terdapat balita 3 sampai 5 tahun yang sakit
sebanyak 29% (Diare 50% dan Batuk Pilek
50%)
 Anak usia sekolah 6 sampai 12 tahun yang
menggosok gigi 1 kali sehari (60%), gigi
berlubang dan hitam (13%)
 Anak usia sekolah 6 sampai 12 tahun yang
sakit sebanyak (20%)
 Anggota keluarga usia dewasa 25 sampai 59
tahun yang sakit 5% (Pusing 60% dan sakit
kepala 40%)
 Anggota keluarga lansia yang sakit sebanyak
50% (jantung 33%, DM 27%, hipertensi
20%)
2  PHBS masyarakat yang dikaji kelompok Ketidakefektifan Pemeliharaan
didapati masyarakat yang mengonsumsi buah Kesehatan
dan sayur 1x seminggu (19%) 2x seminggu
(13%).
 Cara keluarga mengolah sayuran sebelum
dimasak dipotong dulu baru dicuci (67%)
 Cara keluarga menyajikan makanan yang telah
dimasak; terbuka (9%)
 Kebiasaan keluarga menggantung pakaian
setelah di pakai (75%)
 Kebiasaan tidak mencuci tangan dengan sabun
dan air mengalir (71%)
 Didapati kebiasaan keluarga membuang
sampah di sungai (2%)
 Jarak sumber air bersih dengan septic tank; <
10 m (58%)
 Kebiasaan menggunakan handuk secara
bersama (33%)
 Kebiasaan keluarga membersihkan bak mandi
sebulan sekali (8%), 2 minggu sekali (24%)
 Didapati 5% keluarga dengan rumah yang
tidak bersih (10%)
 Anggota keluarga yang merokok (90%)

22
 Tidak mengetahui tentang PSN (25%)
 Tidak melakukan kegiatan PSN setiap minggu
(83%)
 58% keluarga yang tidak melakukan
olahraga, sekali seminggu (33%)
2. Skoring

Skor
Kriteria Bobot
Aktual =3
Sifat masalah 1 Resiko =2
Potensial = 1
Mudah =2
Kemungkinan masalah 2 Sebagian = 1
untuk di pecahkan
Tidak dapat = 0
Tinggi = 3
Potensi masalah untuk 1 Cukup = 2
dicegah
Rendah = 1
Segera diatasi =2
Menonjolnya masalah 1 Tidak segera diatasi =1
Tidak dirasakan adanya masalah = 0

a. Defisien Kesehatan Komunitas


Kriteria Bobot Skor Jumlah (BxS)
Sifat Masalah 1 3 3
Kemungkinan masalah 2 1 2
untuk dipecahkan
Potensi Masalah untuk 1 1 1
dicegah
Menonjolnya masalah 1 2 2
Total 8

b. Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan


Kriteria Bobot Skor Jumlah (BxS)
Sifat Masalah 1 3 3
Kemungkinan masalah 2 2 4
untuk dipecahkan
Potensi Masalah untuk 1 3 3
dicegah
Menonjolnya masalah 1 2 2
Total 12

23
C. Intervensi Keperawatan
No Diagnosis Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
1 Defisien Status Kesehatan Pengembangan Kesehatan Komunitas
Kesehatan Komunitas: Keadaan o Identifikasi bersama komunitas
Komunitas umum kesejahteraan mengenai masalah, kekuatan, dan
masyarakat atau populasi prioritas kesehatan
Standar kesehatan o Bantu anggota komunitas untuk
komunitas untuk ukuran meningkatkan kesadaran dan
dan evaluasi kesehatan memberikan perhatian mengenai
ditetapkan Dipertahankan masalah – masalah kesehatan
pada : Baik (3) Ditingkatkan o Lakukan dialog untuk menentukan
ke : Sangat baik (4) atau masalah – masalah kesehatan
Sempurna (5) komunitas dan mengembangkan
rencana tindakan
Manajemen Lingkungan: Komunitas
o Berpartisipasi dalam tim multidisiplin
untuk mengidentifikasi ancaman
terhadap terhadapa keselamatan
komunitas
o Monitor status risiko kesehatan yang
sudah diketahui
o Berkolaborasi dalam mengembangkan
program aksi dikomunitas
o Dorong lingkungan untuk berpartisipasi
aktif dalam keselamatan komunitas
o Lakukan program edukasi untuk
kelompok berisiko
Pendidikan Kesehatan
o Targetkan sasaran pada kelompok
berisiko tinggi dan rentang usia yang
akan mendapat manfaat besar dari
pendidikan kesehatan
o Bantu individu, keluarga, dan
masyarakat untuk memperjelas
keyakinan dan nilai – nilai kesehatan
o Rumuskan tujuan dalam program
pendidikan kesehatan mencegah DBD
dan Diare dengan hidup sehat
o Letakkan iklan yang menarik di tempat
strategis
o Berikan ceramah untuk menyampaikan
informasi dalam jumlah besar
o Lakukan demonstrasi, partisipasi
belajar

24
o Gunakan instruski dibantu computer,
televise, video interaktif, dan teknologi
lainnya.
2 Ketidakefektifan Pengetahuan: Promosi Peningkatan Kesadaran Kesehatan
Pemeliharaan Kesehatan: Tingkat o Berikan pendidikan kesehatan satu per
Kesehatan Pemahaman yang satu konseling jika memungkinkan
disampaikan tentang o Sediakan materi informasi kesehatan
informasi yang dibutuhkan tertulis yang mudah dipahami
untuk mendapatkan dan o Bicara secara perlahan
mempertahankan kesehatan o Gunakan beberapa alat komunikasi
yang optimal (video, audio, dll)
Perilaku yang Fasilitasi Pembelajaran
meningkatkan kesehatan o Buat isi pendidikan sesuai dengan
dipertahankan (3) kemampuan kognitif, psikomotor, dan
pengetahuan sedang, afektif komunitas
ditingkatkan ke (4) o Gunakan Bahasa yang umum
pengetahuan banyak digunakan
o Berikan informasi yang merangsang
perubahan perilaku komunitas
o Jangan terlalu lama dalam memberikan
pendidikan kesehatan
o Gunakan demonstrasi yang sesuai
o Berikan umpan balik selama proses
pendidikan kesehatan

D.

25

Anda mungkin juga menyukai