Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Perawatan kesehatan merupakan suatu lapangan khusus di bidang kesehatan,
dimana keterampilan hubungan antar manusia serta keterampilan organisasi
diterapkan dalam hubungan yang serasi dengan keterampilan anggota profesi
kesehatan lain dan tenaga sosial, demi memelihara kesehatan masyarakat.
Oleh karena itu, perawatan kesehatan masyarakat ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok melalui upaya peningkatan kesehatan,pemeliharaan
kesehatan, penyuluhan kesehatan, koordinasi, dan pelayanan keperawatan
berkelanjutan sebagai suatu pendekatan yang komprehensif. Selain itu
masyarakat komunitas juga di pandang sebagai target pelayanan kesehatan
yang bertujuan untuk mencapai kesehatan komunitas, sebagai suatu upaya
peningkatan kesehatan dan menggunakan kerja sama sebagai suatu
mekanisme dalam mempermudah pencapaian tujuan yang berarti masyarakat
atau komunitas dilibatkan secara aktif untuk mencapai tujuan tersebut.
Dalam pelaksanaannya , keperawatan kesehatan masyarakat (nursing process
community) diupayakan dekat dengan masyarakat, sehingga strategi pelayanan
kesehatan yang utama merupakan pendekatan yang juga menjadi acuan
pelayanan kesehatan yang akan diberikan, artinya, upaya pelayanan atau
asuhanyang diberikan tersebut merupakan upaya yang esensial atau sangat
dibutuhkan oleh masyarakat/komunita, dan secara universal upaya tersebut
mudah dijangkau. Dengan demikian, di dalam keperawatan komunitas
penggunaan teknologi tepat guna sangat ditekankan. Wujud aplikasi kegiatan
nyatanya adalah seorang perawat komunitas mampu melakukan rangsangan
atau memotifasi masyarakat di wilayah binaannya dengan memilih alat
edukatif sederhana yang tersedia di wilayah tersebut.
Peran serta komunitas tersebut diartikan sebagai suatu proses dimana individu,
keluarga, dan komunitas bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri dengan
berperan sebagai pelaku kegiatan upaya peningkatan kesehatannya
berdasarkan asas kebersamaan dan kemandirian .

1.2 Tujuan
1.2.1 tujuan umum
1. memahami konsep dasar keperawatan komunitas
2. mampu memberikan pelayanan komunitas baik secara individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat
3. dapat memberikan penanganan tepat untuk suatu masalah dalam
1.2.2

komunitas
tujuan khusus
1. mampu memberikan pelayanan keperawatan secara lansung
2. bisa mengidentifikasi suatu masalah yang ada dalam komunitas
3. dapat memberikan solusi dan penanganan yang tepat pada suatu
masalah dalam komunitas
4. dapat menanggulangi suatu masalah yang terjadi
5. melaksanakan dengan baik pelayanan dikomunitas sesuai dengan peran

perawat komunitas
1.3 Manfaat
1. Tenaga perawat mampu melaksanakan perannya sebagai perawat
komunitas
2. Masyarakat bisa memahami tindakan kesehatan yang seharusnya
dilakukan
3. Masyarakat bisa mencegah lebih dini suatu penyakit
4. Tenaga perawat bisa memberikan penanganan yang tepat untuk suatu
masalah yang terjadi
5. Mahasiswa mampu memahami dan bisa mengaplikasikan dalam
lingkungan komunitas
6. Pembaca bisa memahami bagaimana pencegahan, penanganan dan
pengobatan, serta rehabilitasi yang tepat untuk suatu masalah.

BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian komunitas
Para ahli mendifinisikan komunitas dari berbagai sudut pandang, yaitu
sebagai berikut:

1. Komunitas berarti sekelompok individu yang tinggal pada wilyah


tertentu, memiliki nilai-nilai keyakinan dan minat yang relatif sama,
serta berintraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan.
2. WHO (world healt organization) tahun 1974 mendifinisikan komunitas
sebagai suatu kelompok sosial yang ditentukan oleh batas-batas
wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama, serta ada rasa
saling mengenal dan interaksi antara anggota masyarakat yang satu dan
yang lainnya.
3. Spraidley (1985) komunits sebagai sekumpulan orang yang saling
bertukar pengalaman penting dalam hidupnya.
4. Koentjaraningrat (1985) komunitas sebagai suatu kesatuan hidup
manusia yang mencapai satu wilayah nyata dan berinteraksi menurut
suatu sistem adat istiadat, serta terikat oleh asa identitas suatu
komunitas.
Definisi keperawatan komunitas
1. American nurses association (1973) keperawatan komunitas
merupakan suatu sintesis dari praktek keperawatan dan fraktek
kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan serta
memelihara kesehatan penduduk.
2. WHO (1974), keperawatan komunitas mencakup keperawatan
kesehatan keluarga (nurse healt family) juga kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat luas, membantu masyarakat mengidentifikasi
masalah kesehatannya sendiri, serta memecahkan masalah kesehatan
tersebut sesuai dengan kemampuan yang ada pada mereka sebelum
mereka meminta bantuan kepada orang lain.
3. Winslow (1920), seorang ahli kesehatan masyarakat, membuat batasan
yang sampai saat ini masih relevan,yaitukesehatanmasyarakat (public
health) adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang
hidup, serta meningkatkan efisiensi hidup melalui usaha-usaha
pengorganisasian masyarakat untuk hal-hal berikut ini:
a. Kelompok-kelompok masyarakat yang terkoordinir
b. Perbaikan kesehatan lingkungan
c. Mencegah dan memberantas penyakit menular
d. Memberikan pendidikan kesehatan pada masyarakat/perorangan

e. Dilaksanakan dengan mengokordinasikan tenaga kesehatan dalam


satu wadah pelayanan kesehatan masyarakat yang mampu
menumbuhkan swadaya masyarakat untuk peningkatan derajat
kesehatan masyarakat secara optimal.
2.2 Tujuan keperawatan komunitas
Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan
kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut:
1. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu,
keluarga, dan kelompok dalam konteks komunitas.
2. Perhatian lansung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health general
community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan
masyarakat yang dapat mempengaruhi keluarga, individu dan kelompok.
Selanjutnya secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat mempunyai kemampuan untuk:
1.
2.
3.
4.
5.

Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami.


Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut.
Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan
Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi
Mengevaluasi sejauh mana pemacahan masalah yang mereka hadapi,
yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara
kesehatan secara mandiri. (self care)

2.3 Sasaran keperawatan komunitas


Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat, termasuk
individu, keluarga dan kelompok , baik yang sehat maupun yang sakit,
khusus nya mereka yang beresiko tinggi mengalami masalah kesehatan
dalam masyarakat, yaitu sebagai berikut:
1. Individu
Indivudu adalah anggota keluarga sebagai suatu kesatuan utuh dari
aspek biologi, psikologi, sosial dan spiritual. Apabila individu tersebut
memiliki masalah kesehatan karena ketidakmampuan merawat dirinya

sendiri oleh karena satu hal dan sebab, maka dapat mempengaruhi
anggota keluarga lainnya dan keluarga yang ada dilingkungan sekitar
tempat tinggal mereka. Disini peran perawat komunitas adalah
membantu individu agar dapat memenuhi kebutuhan dasarnya karena
adanya kelemahan fisik dan mental yang dialami, keterbatasan
pengetahuan, serta kurangnya kemauan menuju kemandirian.
2. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal
dalam satu rumah tangga karena pertalian darah, ikatan perkawinan
atau adopsi. Antara keluarga yang satu dan lainnya saling tergantung
dan berinteraksi. Apabila salah satu atau beberapa anggota keluarga
mempunyai masalah kesehatan, maka akan berpengaruh terhadap
anggota yang lainnya dan anggota keluarga yang ada disekitarnya.
Dari permasalah tersebut diatas, maka keluarga merupakan fokus
pelayanan kesehatan yang strategis, sebab:
a. Keluarga sebagai lembaga yang perlu diperhitungkan
b. Keluarga mempunyai peran utama dalam pemeliharaan
kesehatan seluruh anggota keluarga
c. Masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan
d. Keluarga sebagai tempat pengambilan keputusan (decision
making) dalam perawatan kesehatan
e. Keluarga merupakan perantara yang efektif dalam berbagai
usaha-usaha kesehatan masyarakat
3. Kelompok khusus
Kelompok khusus adalah sekumpulan individu yang mempunyai
kesamaan jenis kelamin,usia dan permasalahan. Kegiatan yang
terorganisasi sangat rawan terhadap masalah kesehatan. Kelompok
khusus yang ada di masyarakat dan di institusi dapat diklasifikasikan
berdasarkan permasalahan serta kebutuhan yang mereka hadapi,
diantaranya sebagai berikut:
a. Kelompok dengan kebutuhann kesehatan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhan (growth and development),
yaitu:
Kelompok ibu hamil dan bersalin
Kelompok ibu nifas

Kelompok bayi
Kelompok balita
Kelompok anak usia sekolah
Kelompok usia lanjut
b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan
pengawasan dan bimbingan serta asuhan keperawatan, yaitu:
Kelompok dengan penyakit kusta
Penderita penyakit tidak menular, misalnya: kelompok
penderita hipertensi, DM, penyakit jantung, kanker,

stroke dan sebagainya.


Kelompok cacat yang memerlukan rehabilitasi
misalnya: kelompok cacat fisik seperti kebutaan,
kelompok cacat mental, kelompok cacat sosial.

c. Kelompok yang mempunyai resiko tinggi terserang penyakit,


yaitu:
Kelompok penyalah gunaan obat dan narkotika
Kelompok wanita tuna susila (WTS) dan pekerja seks
komersial
2.4 Strategi intervensi keperawatan komunitas
1. Proses kelompok (group process)
Proses kelompok ini basanya dimulai ketika suatu wilayah terserang
dengan penyakit yang sering berulang, dan pada saat masyarakat mulai
sadar bahwa penanganan yang bersifat individual tidak akan mampu
mencegah, apalagi memberantas penyakit tertentu, maka mereka akan
menggunakan proses kelompok untuk memecahkan permasalahan.
2. Pendidikan kesehatan (health promotion)
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis,
dimana perubahan tersebut bukan sekedar proses transfer materi/teori dari
seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan tetapi
perubahan tersebut terjadi karna adanya kesadaran dari dalam diri
individu, klompok atau masyarakat sendiri. Tujuan utama pendidikan
kesehatan adalah agar seseorang mampu:
a. Menetapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri

b. Memahami apa yang dapat merekalakukan terhadap masalahnya,


dengan sumber daya yang ada pada mereka dan ditambah dengan
dukungan dari luar.
c. Memutuskan kegiatan yang paling tepat guna, untuk meningkatkan
tarap hidup sehat dan kesejahteraan masyarakat.
Sedangkan tujuan dari pendidikan kesehatan menurut undang-undang no.
23 tahun 1992, maupun WHOyaitu sebagai berikut:

a. Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai di masyarakat


b. Mendorong individu agar mampu, baik secara mandiri atau
kelompok, mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup
sehat
c. Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat
pelayanan kesehatan yang ada.
3. Kerja sama (partnership)
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi di dalam masyarakat jika tidak
di tangani dengan baikmaka akan menjadi ancamanbagi lingkungan
masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam
upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan komunitas, melalui upaya ini
berbagai persoalan di dalam lingkungan masyarakat akan dapat diatasi
dengan lebih cepat.
2.5 Prinsip keperawatan komunitas
Beberapa prinsip dalam melaksanakan keperawatan komunitas antara lain
sebagai berikut:
1. Kemanfaatan
Intervensi atau pelaksanaan keperawatan komunitas yang dilakukan harus
memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada
keseimbangan antara manfaat dengan kerugian.
2. Otonomi
Dalam keperawatan komunitas, masyarakat diberikan kebebasan untuk
melakukan atau memilih alternztif terbaik yang disediakan.
7

3. Keadilan
Hal ini menegaskan bahwa upaya atau tindakan yang dilakukan sesuai
dengan kemampuan atau kapasitas komunitas.
2.6 Falsapah keperawatan komunitas
Falsafah keperawatan merupakan pandangan mendasar tentang hakikat
manusia esensi keperawatan yang menjadi kerangka dasar dalam praktik
keperawatan.keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang
memberikan perhatian terhadap pengaruh lingkungan; baik biologis,
psikologis, sosial, kulturan, dan spiritual terhadap kesehatan komunitas.
Falsapah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu pada falsapah
atau paradigma keperawatan secara umum, yaitu: manusia merupakan titik
sentral dari setiap upaya pembangunan kesehatan yang menjunjung tinggi
nilai-nilai kemanusiaan. Bertolak dari pandangan ini disusunlah paradigma
keperawatan yang terdiri atas empat komponen dasar, yaitu: manusia,
kesehatan, lingkungan dan keperawatan.

manusia

Keperawatan
dengan tiga
level
pencegahan

Kesehatan
(sehat-sakit)

Lingkungan fisik
(fisik, biologis,
sosial, kultural,
dan spiritual)

1. MANUSIA

Manusia merupakan komponen paradigma keperawatan yang menjadi


salah satu fokus dari pelayanankeperawatan. Manusia sebagai klien yang
merupakan makhluk biopsikososial dan spiritual, yang merupakan
kesatuan dari aspek jasmani dan rohani, yang memiliki sifat unik dengan
kebutuhan berbeda-beda sesuai denga tingkat perkembangannya masingmasing. Dengan demikian, apabila terjadi masalah pada seorang klien
tidak cukup hanya dengan memberi obat saja, tetapi perawat juga perlu
memberikan pendekatan keseluruhan, yaitu menyelidiki semua faktor yang
ada, baik fisik, mental maupun sosial.

a. Manusia sebagai mahluk bio, psiko, sosial, kultural, spiritual


1. Manusia sebagai mahluk biologis
Manusia memiliki kaidah jasmaniah yang terpadu, dimana bentuk manusia
terdiri atas organ-organ yang bekerja sebagai suatu sistem yang utuh,
sehingga apabila ada salah satu organ yang terganggu, maka akan
berpengauh terhadap semua organ tubuhnya. Manusia selqalu mempunyai
kebutuhan untuk mempertahankan hidup. Selain itu, masing-masing organ
manusia mempunyai fungsi dan selalu memilii daur yang sama, yaitu
dilahirkan, berkembang, dan mati.
2. Manusia sebagai makhluk yang memiliki jiwa (psikologis)
Manusia memiliki struktur kepribadian, sehingga tingkah lakunya
merupakan manifestasidari kejiwaannya. Manusia adalah kesatuan yang
utuh antara jiwa dan raga, mempunyai pandangan hidup, memiliki daya
fikir, kecerdasan, pendapat, diperintah oleh ego, dipengaruhi oleh
perasaan, seperti perasaan sedih dan senang, sehingga pribadi dapat
berkembang.
3. Manusia sebagai makhluk sosial
Sejak lahir manusia tidak dapat hidup tanpa orang lain, karena manusia
merupakan satu sistem yang saling bergantung, sehingga manusia perlu
bekerja untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidupnya. Manusia
selalu dipengaruhi ooleh lingkungan sosial dan dituntut untuk dapat
beradaptasi dan bertingkah laku sesuai harapan, norma atau nilai yang ada,
serta menjadi anggota keluarga dan masyarakat
4. Manusia sebagai makhluk kultural
9

Manusia lahir pada suatu tempat dan belajar serta berkembang dalam
lingkungan tesebut, sehingga ia menganut dan terbentuk sesuai budaya
settempat
5. Manusia sebagai makhluk dengan dasar spiritual (ketuhanan)
Manusia memiliki keyakinan dan kepercayaan serta menyembah kepada
Tuhan Yang Maha Esa, sehingga dari keyakinan inilah dia mendapat
ketentraman jiwa. Manusia juga mempunyai motivasi dan dorongan,
karena dia yakin bahwa setiap tingkah laku/perbuatan selalu mendapat
balasan dari Tuhan Yang Maha Esa
b. Kebutuhan dasar manusia
Agar perawat dapat memahami kebutuhan klien dengan efektif, maka
perawat harus mengerti apa yang menjadi kebutuhan dasar dari manusia.
Pada dasarnya manusia mempunyai kebutuhan yang sama, tetapi kadang
satu kebutuhan lebih penting bagi seseorang dari pada kebutuhan lainnya.
Salah satu teori yang digunakan untuk menjelaskan kebutuhan dasar
manusia adalah teori abraham maslow. Teori maslow di dasarkan pada
batasan sebagai berikut:
1. Kebutuhan dasar manusia disusun dalam suatu hierarkikepentingan
yang dimulai dari tingkat kebutuhan yang paling dasar, yaitu fisiologis,
keamanan, kecintaan (sosial), penghargaan, dan akhirnya aktualisasi
diri. Kebutuhan yang paling mendesak akan menguasai manusia atau
akan menjadi perhatian individu. Sementara kebutuhan yang kurang
mendesak diminimalkan atau kurang dipentingkan bahkan dilupakan.
2. Manusia tidak pernah berhenti mempunyai keinginan. Oleh karena itu
tidak pernah ada kebutuhan yang dapat dipenuhi secara sempurna.
Setelah kejadian seperti ini merupakan proses yang tidak pernah
berakhir yang mendorong manusia untuk berusaha keras agar dapat
memenuhi kebutuhannya.
3. Kebutuhan saling bergantung dan saling melengkapi
Abraham maslow mengatakan bahwa kebutuhanmanusia tersusun
dalam suatu hierarki, yaitu sebagai berikut:

10

a. Kebutuhan dasar (fisiologis), meliputi: makanan, air, udara


segar, suhu, eliminasi bebas dari rasasakit, istirahat dan tidup,
serta aktifitas. Kebutuhan ini harus dipenuhi karena sifatnya
mendukkung kehidupan. Semua kebutuhan ini harus
didahulukan dari pada kebutuhan lainnya dari pada terjadi
kegagalan.
b. Kebutuhan akan rasa aman, meliputi: keselamatan, keamanan
dan perlidunganhukum, serta ketertiban.
c. Kebutuhan akan rasa cinta, memiliki dan dimiliiki. Meliputi:
ingin kasih sayang,ingin dicintai/diterima oleh kelompok,
keakraban, dan komunikasi.
d. Kebutuhan akan harga diri, meliputi: ingin dihargai dan
menghargai, toleransi dalam hidup berdampingan,penghargaan
status dan variasi.
2. KESEHATAN
a. Konsep sehat
Sehat adalah suatu kondisi terbebasnya seseorang dari gangguan
pemenuhan kebutuhan dasar manusia atau komunitas. Sehat merupakan
keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan mengatasi
stresor. sehat juga diartikan sebagai keadaan seseorang dimana ketika
seseorang diperiksa oleh ahlinya tidak mempunyai keluhan atau tidak
terdapat tanda-tanda penyakit atau kelainan. Sedangkan kesehatan adalah
suatu keadaan sejahtera sempurna yang lengkap, meliputi: kesejahteraan
fisik, mental, dan sosial bukan semata-mata bebas dari penyakit atau
keleemahan, disamping itu juga mampu produktif.
Menurut WHO (1947) , yang dikatakan sehat adalah suatu keadaan yang
lengkap, meliputi kesejahteraan fisik,mental dan sosial, bukan sematamata bebas dari penyakit atau kelemahan. Da;am konsep sehat WHO
tersebut diharapkan adanya keseimbangan yang serasi dalam interaksi
antara manusia dan mahluk hidup laindengan lingkungannya. Sebagai
konsekuensi dari konsep WHO tersebut,maka yang dikatakan manusia
sehat adalah:

11

1. Tidak sakit
2. Tidak cacat
3. Tidak lemah
4. Bahagia secara rohani
5. Sejahtera secara sosial
6. Fit secara jasmani.
Hal tersebut diatas sangat ideal dan sulit dicapai, karena salah satu faktor
lingkungan yang sulit dikendalikan.
b. Konsep sakit
Definisi sakit menurut perkins adalah suatu keadaan tidak menyenangkan
yang menimpa seseorang, sehingga menimbulkan gangguann dalam
beraktifitas sehari-hari, baik aktifitas jasmani, rohani, maupun sosial. Jadi,
sakit berarti suatu keadaan yang memperlihatkann adanya keluhan dan
gejala sakit secara subjektif, sehingga penderita tersebut memerlukan
pengobatan untuk mengembalikan dirinya kedalam keadaan sehat.
Keadaan sakit sering digunakan untuk menilai tingkat kesehatan suatu
masyarakat. Kesakitan adalah reaksi personal, interpersonal, kultural atau
perasaan kurang nyaman akibat dari adanya penyakit.
Persepsi sakit serta kesakitan untuk setiap individu sangat berbeda dan
bergantung pada situasi dan kondisi seperti dibawah ini:
1. Seseorang merasa sakit dan kesakitan setelah diperiksa dan
dinyatakan menderita sakit
2. Seseorang merasa sakit, tetapi setelah diperiksa ternyata individu
tersebuttidak menderita sakit atau tidak mengalami penyakit
3. Seseorang tidak merasa sakit tapi sebenarnya tetapi sebenarnya
individu tersebut sedang mengidap penyakit
4. Seseorang tidak merasa sakit dalam tubuhnya
Sejarah alamiah dari suatu penyakit (natural history of desease) dapat
digunakan sebagai upaya dalam pencegahan atau pengontrolan suatu
penyakit itu sendiri.tingkatan atau level dari sejarah alamiah penyakit
dibagi menjadi empat tingkatan, yaitu sebagai berikut:
1. Tingkat kepekaan (stage of susceftibility)
12

Pada tingkatan ini penyakit belum tampak, tetapi telah adasuatu


hubungan antara induk semang (host), penyebab penyakit (agent)
dan lingkungan (environment). Adanya hubungan yang saling
mempengaruhi antara ketiga faktor tersebut diatas
dapatmenimbulkan suatu hal yang disebut faktor resiko (risk
factor), misalnya dengan seorang dengan berat badan berlebih
(obesity) dengan kadar kolesterol dan tekanan darah yang tinggi
serta perokok berat, maka oraang tersebut mempunyai resiko
menderita penyakit jantung koroner.
2. Tingkat sebelum sakit (stage of presimptomatic desease)
Pada tingkat ini penyakit belum tampak. Namun adanya faktor
kepekaan dan interaksi antara host, agent dan environment akan mulai
menimbulkan perubahan-perubahan yang patologis. Walaupun
demikian, perubahan-perubahan ini masih tetap berada di bawah garis
yang disebut clinical horizon-yaitu garis perbatasan antara keadaan
penyakit yang sudah jelas tanda-tandanya secara klinis dan telah terjadi
perubahan secara patologis. Misalnya, seseorang belum muncul tandatanda kelumpuhan atau strokebahkan kematian mendadak akan lebih
dahulu terjadi perubahan-perubahan atherosklerotik pada pembuluh
darah koronernya.
3. Tingkat sakit secara klinis (stage of clinical desease)
Pada tingkatan ini terjadi perubahan secara anatomis dan fungsional.
Adanya perubahan tersebutt akan menimbulkan gejala dan tanda-tanda
dari suatu penyakit. Pada tingkatan sakit secara klinis, penyakit dapat
diklasifikasikan seperti lokasi pada daerah yang sakit, gambaran
histologis serta psikologisnya.
4. Tingkat kecacatan ( stage of disability)
Beberapa penyakit dapat sembuh dengan sendirinya tanpa harus
diberikan suatu pengobatan atau perawatan. Namun, adapula penyakit
yang tetap berlansung lama meski sudah diobati atau dirawat. Hal ini
akan menimbulkan gangguan atau kerusakan pada bagian tubuh,
bahkan menimbulkan kecacatan. Resiko dari penyakit ini adalah
semakin lama proses penyakit tersebut terjadi, maka lama-kelamaan
bisa menimbulkan kecacatan pada bagian tubuh tertentu.

13

Tingkat pencegahan dari suatu penyakit dibedakan menjadi tiga macam


yaitu sebagai berikut:
1. Pencegahan primer (primary prevention)
Tingkat pencegahan ini dapat dilakukan pada fase kepekaan dari
sejarah kepekaan alami suatu penyakit.
Pencegahan primer terdiri atas 2 kategori, yaitu:
a. Peningkatan kesehatan (health promotion), meliputi perbaikan
status gizi masyarakat, perbaikan kondisi rumah dan tempat
rekreasi, serta pendidikan kesehatan, termasuk pendidikan
sanitasi dan seks.
b. Pencegahan spesifik (spesifik protection), meliputi program
imunisasi, pencegahan kecelakaan, pengaturan makan/diet/olah
raga, serta penjernihan air minum.
2. Pencegahan sekunder (secondary prevention)
Tingkat pencegahan ini dapat dilakukan pada fase preklinik dan klinik,
yanhg termasuk dalam upaya ini adalah:
a. Penemuan atau deteksi secara dini (early detection), melalui
pen emuan penyakit kanker secara dini (insitu) dan penemuan
status kencing manis (diabetes melitus) secara dini
b. Pengobatan penyakit secara dini (early curetivy), hal ini
dimaksudkan agar penyakit tidak berkembang lebih lanjut,
maka perlu dilakukan pengobatan secara dini ataupengobatan
penyakit sebelum terkomplikasi
3. Pencegahan tersier (tertiery prevention)
Tingkat pencegahan ini dapat dilakukan pada fase penyakit yang sudah
lanjut atau fase kecacatan. Pencegahan ini terdiri atas:
a. Membatasi kecacatan (disability limitation)
b. Rehabilitasi (rehabilitation)
3. LINGKUNGAN
Lingkungan adalah merupakan komponen dalam paradigma keperawatan
yang mempunyai implikasi sangat luas bagi kelangsungan hidup manusia,
khususnya menyangkut status kesehatan seseorang. Lingkungan yang
dimaksud dapat berupa lingkungan internal dan eksternal yang
berpengaruh, baik secara langsung maupun tidak langsung pada individu,
kelompok atau masyarakat, seperti lingkungan yang bersifat biologis,

14

psikologis, sosial, kultural dan spiritual, iklim, sistem perekonomian, serta


politik. Jika keseimbangan lingkungan ini tidak dijaga dengan baik, maka
akan dapat menyebabkan berbagai macam penyakit. Misalnya kebiasaan
membuang sampah sembarangan berdampak pada lingkungan menjadi
kotor, bau dan banyak lalat, serta bencana banjir.
a. Hubungan sehat-sakit dan lingkungan
Dalam proses terjadinya suatu penyakit, terdapat beberapa pendekatan
yang sering digunakan untuk menggambarkan hal tersebut, diantaranya
adalah sebagai berikut:
1.1 Model ekologi (ecologic model)atau segitiga epidemiologi (hostagent-inveronment)
Model ini menggambarkan konsep terjadinya penyakit secara
sederhana. Secara alamiah, faktor host, agent and inveronment akan
selalu mengadakan interaksi yang bersifat dinamin artinya ketiga
faktor tersebut saling mmpengaruhi satu sama lain.
Apabila terjadi gangguan keseimbangan dalam proses interaksi
tersebut host akan dirugikan sehingga host jatuh sakit. Gangguan
keseimbangan interaksi juga dapat terjadi jika faktor lingkungan
memberikan kesempatan kepada agent untuk berkembang,sehingga
akan merugikan atau mengganggu kesehatan host. Selain itu apabila
daya tahan host menurun akibat faktor internalnya, maka agent akan
mendapatkan peluang yang lebih besar untuk mengganggu ksehatan
host. Intervensi kesehatan masyarakat (public health) pada prinsipnya
mengatur dinamika proses interaksi tersebut, sehingga selalu berakhir
dengan menguntungkan host dan lingkungan hidupnya, serta
pemberantasnan terhadap agen penyakit danvactornya.
2.1 Model paradigma hidup sehat (the well being paradigm)
Pada dasarnya kondisi status kesehatan suatu masyarakatmerupakan
suatu spektrum yang luas antara masyarakat yang berada dalam
keadaan sehat oftimal sampai masyarakat yang berada dalam keadaan
sakit berat atau menjelang kematian.tahapan ini dapat digolongkan
dalam empat spektrum, yaitu:

15

a. Tahap sehat oftimal (stage of oftimal health) yaitukondisi


kesehatan yang oftimal dimana terdapat fungsi-fungsi unsur
somatik, psikis dan sosial yang berfungsi secara oftimal.
b. Tahap sehat sub oftimal atau sakit ringan (stage of suboftimal
healt/incipient ilness), yaitu kondisi kesehatan yang menurun
dan terdapat gangguan fungsi yang ringan dan somatik, psikis,
sosial
c. Tahap sakit atau terganggu (stage of over ilness/disability) yaitu
kondisi kesehatan yang menurundan terdapat gangguan fungsi
yang jelas serta menunjukkan gejala
ketidakmampuan/gangguan kegiatan atau kecakapan seharihari
d. Tahap sakit berat atau dekat dengan kematian (stage of very
serious ilness/aproaching death) yaitu, kondisi kesehatan yang
sangat menurun dan telah mengancam eksistensi kehidupan
atau vitalitas seseorang
3.1 Whell model of man environment interaction
Model ini menjelaskan hubungan antara sektor lingkungan-yang terdiri
atas fisik, biologi dan sosial yang selalu berhubungan dengan sektor
host dan agent
a. Lingkungan fisik dan penyakit
Lingkungan fisik dan penyakit yang meliputi: panas, sinar
matahari, udara, air radiasi, atmosfer dan tekanan. Dengan
berkembangnya industri maka aspek fisik dari lingkungan akan
meningkat dan akan memberikan pencemaran pada manusia.
b. Lingkungan biologi dan penyakit
Dalam hubungannya dengan penyakit, maka dari sektor
lingkungan biologi dapat dibagi dalam beberapa hal berikut ini:
Agen penyakit infeksius
Reservoir (manusia atau binatang)
Vector pembawa penyakit (lalat, nyamuk)
Tumbuhan dan binatang
4. KEPERAWATAN
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan keperawatan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Pelaksanaannya
berdasarkan padaqilmu dan kiat keperawatan,berbentuk pelayanan bio-psiko-

16

sosial-spiritual yang komprehensif ditujukan kepada individu, keluarga dan


masyarakat, baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses
kehidupan manusia. Keperawatan merupakan suatu ilmu dan seni, yang
berkaitan dengan klien seutuhnya, yang meliputi kesehatan fisik, mental dan
spiritual.
Perawat diharapkan mampu menganalisis secara teoritis faktor yang ada
dalam setiap situasi dan mengambil keputusan yang tepat. Agar mampu
melaksanakan tugas sesuai dengan tuntutan tersebut, perawat harus dapat
mengadakan pendekatan dengan klien, sehingga dapat tercapai perawatan
yang bermutu dan memenuhi kebutuhan klien melalui proses perawatan
secara mendalam. Intervensi atau tindakan yang dilakukan bertujuan untuk
menekan stresor atau meningkatkan kemampuan klien dalam menghadapi
stresor melalui upaya pencegahan primer, sekunder dan tersier. Oleh karena
itu perawat komunitas dituntut untuk memahami beberapa konsep yang
mencakup konsep asuhan keperawatan agar mampu:
1. Memberi bantuan yang paripurna dan efektip kepada semua orang
yang memerlukan pelayanan kesehatan sesuai dengan sistem
kesehatan nasional (SKN)
2. Menjamin bahwa semua bantuan diarahkan untuk memenuhi
kebutuhan klien
3. Melibatkan klien dalamperencanaan dan pelaksanaan asuhan
keperawatan
4. Memelihara hubungan kerja yang efekif dengan semua anggota tim
kesehatan
2.7 Perbedaan pelayanan di klinik atau rumah sakit dengan komunitas
Pada dasarnya terdapat perbedaan antara pelayanan diklinik dan di
komunitas, hal ini dapat dilihat dari lima aspek, yaitu tempat kegiatan, tipe
klien yang dilyani, ruang lingkup pelayanan, fokus/perhatian utama, dan
sarana pelayanan.
Perbedaan pelayanan keperawatan diklinik dengan di komunitas dapat
dilihat padatabel berikut:
No. Aspek

Rumah sakit

Komunitas

17

1.

Tempat
pelayanan

2.

Tipe klien yang


dilayani

3.

Ruang lingkup
pelayanan

Bangsal perawatan
Klinik

Orang sakit
Orang meninggal

Puskesmas
Rumah
Sekolah
Perusahaan-

perusahaan
Panti-panti
Orang sehat
Orang sakit
Orang

meninggal
Promotif
Preventif
Kuratif
Rehabilitatif
Rasosiasi
Peningkatan

kesehatan
Pencegahan

penyakit
individu
keluarga
kelompok

khusus
masyarakat

Kuratif/pencegahan

Rehabilitatif/pemulihan

4.

5.

Faktor/perhatian

Rasa aman selama

utama

sakit

Sasaran

individu

pelayanan

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa perawatan pada komunitas memiliki
ruang lingkup kegiiatan yang lebih luas. Oleh karena itu perawat kesehatan,
masyarakat di tuntut untuk memiliki pengetahuan yang luas dalam bidang
kesehatan masyarakat dan berbagai teknik yang berkaitan dengan perawatan
masyarakat.
2.8 Perbedaan higine perusahaan dan kesehatan kerja dengan
keperawatan komunitas
Perbedaan pelayanan kesehatan antara higine perusahaan dan kesehatan
kerja dengan keperawatan komunitas
No. higine perusahaan dan kesehatan Kesehatan masyarakat (kesmas)
kerja
18

1.

Kesehatan masyarakat kerja

2.

merupakan tujuan utama


Yang di urusi golongan

3.
4.

karyawan yang mudah di dekati


Ditandai dengan sangat

Kesehatan masyarakat umum

sebagai sasaran utama


Mengurusi masyarakat yang

kurang mudah dicapai


Sulit untuk melaksanakan

efektifnya pemeriksaan

pemeriksaan periodik

kesehatan sebelum kerja dan


periodik
Yang dihadapi lingkungan kerja

Lingkungan umum
merupakan suatu masalah

5.

Tujuan utama peningkatan

produktifitas

pokok
Kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat merupakan tujuan
pokoknya, sedangkan aspek

6.
7.
8.

produktifitras hanya

Dibiayai oleh perusahaan atau


masyarakat tenaga kerja
Perkembangan sangat pesat
setelah revolusi produksi
Perundang-undangan berada

menonjol apabika terjadi

wabah-wabah
Dibiayai oleh anggaran

pemerintah
Perkembangannya sangat

dalam ruang lingkup ketenaga

pesat setelah kemajuan-

kerjaan

kemajuan di bidang jasad

renik
Perundang-undangan
termasuk dalam ilmu
kesehatan

2.9 Tingkat pencegahan dalam keperawatan komunitas


Keperawatan komunitas merupakan bentuk pelayanan atau asuhan yang
berfokus kepada kebutuhan dasar komunitas, yang berkaitan dengan
kebiasaan atau pola perilaku masyarakat yang tidak sehat serta
ketidakmampuan masyarakat untuk beradaptasi dengan lingkungan
internal dan eksternal.
Intervensi keperawatan komunitas mencakup:
1. Pendidikan kesehatan

19

2. Mendemonstrasikan keterampilan dasar yang dapat dilakukan di


komunitas
3. Intervensi keperawatan yang memerlukan keahlian perawat, seperti
melakukan koseling kepada remaja, balita, usila,pasangan yang
akan menikah dan lain-lain
4. Kerja sama lintas program dan sektoral dalam mengatasi masalah
kkesehatan dikomunitas
5. Rujukan keperawatan dan non-keperawatan apabila diperlukan
Menurut leavell dan clark, tingkat pencegahan dalam keperawatan
komunitas dapat dilakukan pada tahap sebelum terjadinya penyakit (tahap
prepatogenesis-prephatogenesis phase) dan pada tahap terjadinya penyakit
(tahap patogenesis- patogenesis phase)
1. Tahap prepatogenesis
Pada tahap ini dapat dilakukan kegiatan pencegahan primer,
pencegahan primer ini dapatdilakukanselama fase prepatogenesis
suatu kejadian penyakit atau masalah kesehatan. Pencegahan yang
dimaksudkan adalah pencegahan yang sebenarnya, yang terjadi
sebelum sakit atau ketidakfungsian sdan diaflikasikan ke populasi
yang sehat. Pencegahan primer merupakan usaha agar masyarakat
berada dalam kondisi sehat yang optimal atau stage of optimal
health dan tidak jatuh kedalam tahap lain yang lebih buruk.
Pencegahan primer dilakukan melalui dua kelompokkegiatan,
yaitu:
a. Peningkatan kesehatan
b. Perlindungan umum dan khusus
2. Tahap patogenesis
Pada tahap patogenesis dapat dilakukan dua kegiatan pencegahan,
yaitu:
1) Pencegahan sekunder (secondary prevention) yaitu
pencegahan pada masyarakat yang masih sedang sakit
dengan dua kelompok kegiatan berikut ini:
a. Diagnosis dini dan pengobatan segera
b. Pembatasan kecacatan
2) Pencegahan tersier (tertiary prevention), yaitu usaha
pencegahan terhadap masyarakat yang telah sembuh dari

20

sakit dan mengalami kecacatan, antaralain melalui


pendidikan kesehatan lanjutan,terapi kerja, terapi
rehabilitasi sosial, penyadaran masyarakat,lembaga
rehabilitasi dan serta partisipasi masyarakatdan lain-lain.
2.10 Asumsi dasar dan keyakinan dalamkeperawatan
1. ASUMSI DASAR
Menurut american nurses association (1989), asumsi dasar
keperawatan komunitas didasarkan pada:
a. Sistem pelayanan kesehatan yang bersifat kompleks
b. Pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier,
merupakan komponen sistem pelayanan kesehatan
c. Keperawatan merupakan subsistem pelayanan
kesehatan,dimana hasil pendidikan dan penelitian
melandasi praktek
d. Fokus utama adalah keperawatan primer, sehingga
keperawatan komunitas perlu dikembangkan di tatanan
kesehatan utams
2. KEYAKINAN
Keyakinan yang mendasari praktik keperawatan komunitas
diantanya:
a. Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat di jangkau
dan dapat diterima semua orang
b. Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima
pelayanan, dalam hal ini adalah komunitas
c. Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai
penerima pelayanan perlu terjalin kerjasama yang baik
d. Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas,
baik bersifat mendukung maupun menghambat, untuk itu
perlu diantisipasi
e. Pencegahan penyakit dapat dilakukan dalam upaya
meningkatkan kesehatan
f. Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

21

Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan keperawatan


professional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada
kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian drajat kesehatan yang
optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan, dengan
menjamn keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan
nelibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan
evaluasi pelayanan keperawatan ((Predley, 1985; Logan dan Dawkin,
1987).
Sehingga kita dapat memahami bahwa seorang manusia selalu saling
membutuhkan satu dengan yang lainnya seperti yang dijelaskan diatas
bahwa manusia adalah makhluk social yang tidak dapat hidup sendiri.
Karena itu, dibutuhkan sebuah komunitas untuk menunjang kebutuhan
saling melengkapi antar manusia.
3.2 Saran
Penulis sadar bahwa makalah yang membahas tentang konsep
keperawatan komunitas ini belum sepenuhnya sempurna oleh karena itu
kami berharap kritik dan saran yang bersifat membangun, sehingga
makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami dan pembaca pada
umumnya.

DAFTAR PUSTAKA
Adi, H.S. 1993. Kader Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.
American Nurses Association, Council of Community Health Nurses.
1986. Standart of Community Health Nursing Practice. Kansas City :
ANA.
Azwar, Azrul. Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi Ke-3 Jakarta:
Binarupa Aksara.

22

American Nurses Association. 1986. Standars of Home Care Nursing


Practice. Washigton DC: Author.
Rusman-buru.blogspot.com/2012/02/makalah-konsep-keperawatankomunitas.html
Wikimedya.blogspot.com/2010/01/pengertian-keperawatankomunitas.html

23

Anda mungkin juga menyukai