Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS

DISUSUN OLEH :

TAUFAN INDRA PANDI

(NIM : P07120421033A)

JURUSAN D4 KEPERAWATAN (ALIH JENJANG)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM

2021
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan komunitas merupakan suatu sistem dari praktek keperawatan dan
praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan serta memelihara
kesehatan penduduk.

Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya kebutuhan pelayanan


kesehatan menuntut perawat saat ini memiliki pengetahuan dan keterampilan di berbagai
bidang. Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang, dimana perawat memiliki peran
yang lebih luas dengan penekanan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit,
juga memandang klien secara komprehensif. Perawat dianggap sebagai salah satu profesi
kesehatan yang harus dilibatkan dalam pencapaian tujuan pembangunan kesehatan baik di
dunia maupun di Indonesia.

Dalam menjalankan visi misinya tentu perawat komunitas memiliki peran dan
fungsi. Diataranya Peran yang dapat dilaksanakan adalah sebagai pelaksana pelayanan
keperawatan, pendidik, koordinator pelayananan kesehatan, pembaharu(innovator),
pengorganisasian pelayanan kesehatan (organizer), panutan (role model), sebagai
fasilitator (tempat bertanya), dan sebagai pengelola (manager). Selain peran perawat juga
memiliki fungsi, diantaranya adalah fungsi independen, fungsi dependen dan fungsi
interdependen. Dengan tanggung jawab fungsi dan peran tersebut kehadiran perawat
diharapkan mampu meningkatkan status kesehatan masyarakat indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apakah pengertian keperawatan komunitas ?
1.2.2 Apakah tujuan keperawatan komunitas ?
1.2.3 Siapakah sasaran keperawatan komunitas ?
1.2.4 Manakah area keperawatan komunitas ?
1.2.5 Bagaimana peran perawat komunitas ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian keperawatan komunitas.
1.3.2 Untuk mengetahui tujuan keperawatan komunitas.
1.3.3 Untuk mengetahui sasaran keperawatan komunitas.
1.3.4 Untuk mengetahui area keperawatan komunitas.
1.3.5 Untuk mengetahui peran perawat komunitas

1.4 Manfaat
Dengan disusunnya makalah yang berjudul konsep keperawatan komunitas
diharapkan mahasiswa dapat memahami konsep keperawatan komunitas serta mampu
mengaplikasikan asuhan keperawatan komunitas dengan baik dan benar
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Keperawatan Komunitas


Definisi komunitas
Para ahli mendefinisikan komunitas dari berbagai sudut pandang, yaitu sebagai
berikut :
1. Komunitas berarti sekelompok individu yang tinggal pada wilayah tertentu,
memiliki nilai-nilai keakinan dan minat yang relatif sama, serta berinteraksi satu
sama lain dengan mencapai tujuan.
2. WHO tahun 1974 mendefinisikan komunitas sebagai suatu kelompok sosial yang
ditentukan oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama,
serta ada rasa saling mengenal dan interaksi antara anggota masyarakat yang stu
dan yang lainnya.
3. Spradley (1985), komunitas sebagai sekumpulan orang yang saling bertukar
pengalaman penting dalam hidupnya.
4. Koentjaradiningrat (1990), komunitas sebagai suatu kesatuan hidup manusia yang
menempati suatu wilayah nyata dan berinteraksi menurut suatu sistem adat
istiadat, serta terikat oleh rasa identitas suatu komunitas.
5. Sounders (1991), komunitas sebagai tempat atau kumpulan orang-orang atau
sitem sosial.

Definisi keperawatan komunitas

1. Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus


yang merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan
masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat
secara keseluruhan guna meningkatkan kesehatan, penyempurnaan kondisi sosial,
perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang
lebih besar ditujukan kepada individu, keluarga yang mempunyai masalah dimana
hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan

2. American Nursis Association (1973), keperawatan komunitas merupakan suatu


sistem dari praktek kepeawatan dan praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan
untuk meningkatkan serta memelihara kesehatan penduduk.

3. WHO (1974), keperawatan komunitas adalah kesaatuan mencakup perawatan


kesehatan kerluarga (nurse health family) juga kesehatan dan kesejahteraan
masayarakat luas, membantu masyarakat tersebut sesuai dengan kemampuan yang
ada pada mereka sebelum mereka meminta bantuan kepada orang lain.

4. Ruth B.Freeman (1981), keperawtan komunitas adalah kesatuan yang unik dari
praktik keperawatan dan kesehatan masayarakat yang ditujukan pada
pengembanagn serta peningkatan kemampuan kesehatan, baik diri sendiri sebagai
perorangan maupun secara kolektif sebagai keluarga, kelompok khusus, atau
masyarakat. Pelayanan kesehatan untuk masyarakat.

5. Departmen kesehatan RI (1986), keperawatan kesehatan masyarakat adalah suatu


uapaya pelayanan keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang dialaksanakan oleh perawat dengan mengikutsertakan tim
kesehatan lainnya dan masyarakat untuk memperoleh tim kesehatan individu,
keluaraga, dan masyarakat yang lebih tinggi.

6. Pradley (1985), Logan dan Dawkin (1987), keperawtan komunitas adalah


pelayanan keperawatan profesional ynag ditujukan kepada masyarakat dengan
penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat
kesehatan yang optimal yang melalui pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan. Dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan, jugan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan

7. Rapat Kerja Keperawatan Kesehatan Masyarakat (1990) mendefinisikan


keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan dan keadaan masyarakat (public health) dengan
dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan pelayanan
promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan
kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan pada
individu, kelompok, serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses
keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia
secara optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya Kesehatan

8. Menurut IOM (2003), Praktik pelayanan komunitas adalah layanan keperawatan


profesional yang diberikan oleh perawat yang telah memperoleh pendidikan
keperawatan komunitas atau disiplin lain yang berkaitan dan bekerja untuk
meningkatkan derajat kesehatan yang berfokus pada masyarakat
9. Perawatan komunitas adalah perawatan yang diberian dari luar suatu institusi yang
berfokus pada masyarakat atau individu dan keluarga (Elisabeth, 2007).

10. Winslow (1920), seorang ahli kesehatan adalah ilmu dan senio mencegah
penyakit, memperpanjang hidup, serta meningkatkan efisiensi hidup melalui
usaha-usaha pengorganisasian masyarakat untuk hal-hal berikut ini:

a. Kelompok-kelompok masyarakat yang terkoordinir


b. Perbaikan kesehatan liongkungan
c. Mencegah dan memberantas penyakit menular
d. Memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat / perseorangan
e. Dilaksanakan dengan mengkoordinasikan tenaga kesehatan dalam satu wadah
pelayanan kesehatan masyarakat yang mampu menumbuhkan swadaya
masyarakat untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat secara optimal.
2.2 Tujuan Keperawatan Komunitas
2.2.1 Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat secara
menyeluruh dalam memelihara kesehatannya untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimal secara mandiri.
2.2.2 Tujuan Khusus

a. Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat


b. Meningkatkannya kemampuan individu, keluarga, dan masyarakat untuk
melaksanakan upaya perawatan dasar dalam rangka mengatasi masalah
keperawatan
c. Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlukan pembinaan
dan asuhan keperawatan.
d. Tertanganinya kelompok masyarakat khusus/rawan yang memerlukan
pembinaan dan asuhan di rumah, panti dan di masyaraka
e. Tertanganinya kasus-kasus yang memelukan penanganan tindak lanjut dan
asuhan keperawatan di rumah
f. Terlayaninya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok resiko tinggi
yang memerlukan penanganan dan asuhan keperawatan di rumah dan di
puskesmas
g. Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial untuk
menuju keadaan sehat optimal.
2.3 Sasaran Keperawatan Komunitas.
Seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga dan kelompok baik yang
sehat maupun yang sakit khususnya mereka yang beresiko tinggi dalam masyarakat.

1. Individu

Individu adalah anggota keluarga sebagai kesatuhan utuh dari aspek


biologis, psikologis, sosial, dan spiritual. Apabila individu tersebut mempunyai
masalah kesehatan kerena ketidakmampuan merawat dirinya sendiri oleh karena
sesuatau hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya
dan keluarga yang ada dilingkungan sekitar tempat tinggal mereka. Maka disini
peran perawat komunitas adalah membantu individu agar dapat memenuhi
kebutuhan dasarnya karena adanya kelemahan fisik dan mental yang dialami,
keterbatasan pengetahuanya dan kurangannya kemauan menuju kemandirian.

2. Keluarga

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam satu rumah
tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi. Antara keluarga
satu dengan yang lainnyasaling tergantung dan berinteraksi, bila salah satu atau
beberapa anggota keluaga mempunyai masalah kesehatan maka akan berpengaruh
terhadap anggota yang lainnya dan keluarga yang ada di sekitarnya. Dari
permasalahan tersebut diatas maka keluarga merupakan focus pelayanan
kesehatan yang strategis :

a) Keluarga sebagai lembaga yang perlu diperhitungkan


b) Keluarga mempunyai peran utama dalam pemeliharaan kesehatan seluruh
anggota keluarga.
c) Masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan.
d) Keluarga sebagai tempat penagambilan keputusan (dicision making) dalam
keperawatan kesehatan.
e) Keluarga merupakan perantara yang efektif dalam berbagai usaha usaha
kesehatan masyarakat.

3. Kelompok Khusus

Yang dimaksud kelompok khusus adalah sekumpulan individu yang


mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan (problem), kegiatan
yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan antara lain :
a) Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhan (growth and development) seperti : ibu
hamil, bayi baru lahir, anak balita, anak usia sekolah dan usia lansia atau usia
lanjut.
b) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan
bimbingan serta asuhan keperawatan, antara lain : kasus penyakit kelamin.
Tuberculosis, AID, kusta dan lain-lain.

Komunitas sebagai klien

Keperawatan kesehatan komunitas berorientasi pada proses pemecahan


masalah yang dikenal dengan proses keperawatan. Dalam penerapan proses
keperawatan Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau
melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan
yang ada (Mubarak, 2005).
Model kumunitas sebagat mitra

Berdasarkan pada model pendekatan totalitas individu dari nueman (1972)


untuk melihat masalah pasien, model kumunitas sebagai kloien dikembangkan
oleh penulis untuk menggambarkan batasan keperawatan kesehatan masyarakat
sebagai sintesis kesehatan masyarakat dan keperawatan. Model tersebut telah
diganti namanya sebgai model komunitas sebagai mitra, untuk menekankan
filosofi pelayanan kesehatan primer yang menjadi landasanyya.

Dalam model komunitas sebagai mitra, ada faktor sentral: pertama, fokus
pada komunitas sebagai mitra ditandai dengan rodal pengkajian komunitas
dibagian atas, dengan menyatukan anggota masyarakat sebagai intinya, dan ke dua
penerapan proses keperawatan. Model ini dijelaskan secara rinci untuk membantu
anda memahami setiap pembagiannya., agar anda dapat menggunakannya sebagai
pedoman praktik komunitas.

Inti roda pengkajian adalah individu yang membentuk komunitas inti


meliputi demografik, nilai, keyakinan, dan sejarah penduduk setempat. Sebagai
anggota masyaraka, penduduk setempat dipengaruhi oleh delapan subsistem
komunitas, dan sebaliknya. Delapan subsistem ini terdiri dari lingkungan,
pendidikan, keamanan dan transportasi, politik dan pemerintahan, pelayanan
kesehatan dan sosial, komunikasi, ekonomi, dan rekreasi.
Garis tebal yang mengelilingi komunitas menunjukan garis pertahanan
normal, atau tingkat kesehatn komunitas yang dicapai setiap saat. Garis
pertahanan normal meliputi barbagai ciri misalnya angka imunitas yang tinggi,
moralitas bayi yang rendah, atau tingkat pendapatan kelas menengah. Garis
pertahanan normal juga mencakup pola koping, disertai kemampuan
menyelesaikan masalah, ini menunjukan keadaan sehat dari komunitas.

Garis pertahanan fleksibel, digambarkan dengan garis putus- putus yang


mengelilingi komunitas dan garis pertahanan normal. Garis ini merupakan “bufer
zone” (area penengah) yang menunjkan suatu tingkat kesehatan dinamis akibat
respon sementara terhadap stressor. Respon ini mungkin saja terjadi karena
adanya mobilisasi anggota masyarakat sekitar karena stresor lingkungan, seperti
banjir atau stresor sosial seperti penjualan buku purno.

Kedelapan subsistem dibatasi dengan garis putus – putus untuk


mengingatkan kita bahwa subsistem tersebut tidak terpisah, tetapi saling
mempengaruhi. Kedelapan bagian tersebut menjelaskan garis besar subsistem
suatu komunitas dan memberikan gambaran kerangka kerja bagi perawat
kesehatan komunitas dalam pengkajian.
2.4 Area Praktik Keperawatan Komunitas.
Perawat kesehatan komunitas merupakan praktik promotif dan proteksi
kesehatan populasi menggunakan pengetahuan keperawatan, sosial dan ilmu
kesehatan masyarakat (American Public Health Association, 1996). Praktik yang
dilakukan berfokus pada populasi dengan tujuan utama promosi kesehatan dan
mencegah penyakit serta kecacatan untuk semua orang melalui kondisi yang
dicipakan dimana orang bisa menjadi sehat. Meskipun praktik yang dilakukan berada
pada berbagai jenis organisasi dan masyarakat, semua perawat kesehatan komunitas
berfokus pada populasi. Populasi dapat didefinisikan pada mereka yang hidup pada
area geografis yang spesifik (contoh : tetangga, komunitas, kota atau negara) atau
mereka kelompok etnik atau ras khusus yang mengalami beban berlebihan dari
outcome kesehatan yang rendah. Populasi juga dapat berpartisipasi dalam progra
khusus seperti perawatan maternitas untuk remaja yang hamil, atau mereka yang
terkena penyakit-penyakit khusus seperti HIV/AIDS atau tuberkulosis; atau faktor
resiko seperti hipertensi, kurangnya akses terhadap erawatan. Meskipun perawat
kesehatan komunitas melayani indvidu dan keluarga, fokus utama adalah populasi.
Perawat kesehatan komunitas bisa bekerja sama dengan komunitas dan populasi untuk
mengurangi resiko kesehatan dan meningkatkan, mempertahankan serta memperbaiki
kembali kesehatan. Perawat kesehatan komunitas melakukan advokasi pada tingkat
sistem untuk merubah kesehatan. Perawat kesehatan komunitas harus memahami dan
menerapkan konsep dari berbagai area. Perawat komunitas juga harus
mengaplikasikan konsep pengorganisasian dan pengembangan komunitas, koordinasi
perawatan, pendidikan kesehatan, kesehatan lingkungan dan ilmu kesehatan
masyarakat. Perawat kesehatan komunitas bekerja sama dengan populasi dan berbagai
kelompok meliputi :
1) Anggota dari tim kesehatan masyarakat seperti epidemiologis, pekerja sosial,
nutrisionis dan pendidik kesehatan .
2) Organisasi kesehatan pemerintah.
3) Penyedia layanan Kesehatan.
4) Organisasi dan koalisi masyarakat.
5) Unit pelayanan komunitas seperti sekolah, lembaga bantuan hukum dan unit
gawat darurat.
6) Industri dan bisnis.
7) Institusi penelitian dan Pendidikan.
Perawat kesehatan komunitas bekerja untuk meningkatkan kesehatan individu,
keluarga, komunitas dan populasi melalui fungsi inti dari pengkajian, jaminan dan
kebijakan pengembangan (IOM, 2003). Fungsi inti diaplikasikan dalam cara
sistematik dan komprehensif. Proses pengkajian meliputi identifikasi kepedulian,
kekuatan dan harapan populasi dan dipandu dengan metode epidemiologi. Jaminan
diperoleh melalui regulasi, advokasi pada penyedia layanan kesehatan profesional lain
untuk memenuhi kebutuhan layanan yang dikehendaki populasi, koordinasi pelayanan
komunitas atau ketentuan langsung pelayanan. Srategi asuransi meliputi ketersediaan,
bisa diterima, dapat diakses dan kualitas layanan. Kebijakan ditetapkan berdasarkan
hasil pengkajian, prioritas ditentukan oleh populasi dan dengan pertimbangan dari
subpopulasi dan komunitas pada resiko terbesar, seperti bukti keefektifan dari
berbagai aktivitas atau strategi. Perawat kesehatan komunitas proaktif dengan
menghormati kecenderungan pelayanan kesehatan dan sosial, merubah kepedulian,
dan aktivitas legislatif serta kebijakan. Fungsinya sebagai advokat pada populasi yang
mereka layani. Seperti advokasi untuk kesehatan masyarakat dan promosi kesehatan
lingkungan, menciptakan kondisi yang emperbaiki dan mempertahankan kesehatan
populasi dan merupakan peranan kunci dari perawat kesehatan komunitas. Perawat
kesehatan komunitas terlibat dalam penelitian untuk meningkatkan praktik perawat
kesehatan komunitas dan strategi serta intervensi khusus. Perawat harus memiliki
tanggung jawab secara aktif dalam meningkatkan ilmu berbasis bukti yang
profesional. Dokumentasi yang baik dan jelas merupakan bukti praktik perawat
kesehatan komunitas yang efisien, efektif dan strategi biaya yang menguntungkan
dalam promotif kesehatan masyarakat. Ketika perawat kesehatan komunitas bermitra
dengan individu, fokusnya menjadi meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktik
yang mendukung serta meningkatkan kesehatan dengan tujuan utama memperbaiki
keseluruhan kesehatan dari populasi. Sama juga tindakan dengan keluarga dan
komunitas yang meningkatkan kesehatan keluarga dan masyarakat keseluruhan.
Aktivitas dengan populasi berhubungan dengan organisasi, kebijakan, hukum dan
termasuk stake holder kunci yang mempengaruhi lingkungan dimana orang-orang
tinggal dan menciptakan kondisi yang meningkatkan kesehatan untuk semua.
Menurut Depkes (2006) Pelayanan keperawatan kesehatan komunitas dapat
diberikan secara langsung pada semua tatanan pelayanan kesehatan , yaitu :
1) Di dalam unit pelayanan kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas, dll) yang
mempunyai pelayanan rawat jalan dan rawat Inap.
2) Di rumah Perawat “home care” memberikan pelayanan secara langsung pada
keluarga di rumah yang menderita penyakit akut maupun kronis. Peran home care
dapat meningkatkan fungsi keluarga dalam merawat anggota keluarga yang
mempunyai resiko tinggi masalah kesehatan.
3) Di sekolah Perawat sekolah dapat melakukan perawatan sesaat (day care)
diberbagai institusi pendidikan (TK, SD, SMP, SMA, dan Perguruan tinggi, guru
dan karyawan). Perawat sekolah melaksanakan program screening kesehatan,
mempertahankan kesehatan, dan pendidikan Kesehatan.
4) Di tempat kerja/industri Perawat dapat melakukan kegiatan perawatan langsung
dengan kasus kesakitan/kecelakaan minimal di tempat kerja/kantor, home industri/
industri, pabrik dll. Melakukan pendidikan kesehatan untuk keamanan dan
keselamatan kerja, nutrisi seimbang, penurunan stress, olah raga dan penanganan
perokok serta pengawasan makanan.
5) Di barak-barak penampungan Perawat memberikan tindakan perawatan langsung
terhadap kasus akut, penyakit kronis, dan kecacatan fisik ganda, dan mental.
6) Dalam kegiatan Puskesmas keliling Pelayanan keperawatan dalam puskesmas
keliling diberikan kepada individu, kelompok masyarakat di pedesan, kelompok
terlantar. Pelayanan keperawatan yang dilakukan adalah pengobatan sederhana,
screening kesehatan, perawatan kasus penyakit akut dan kronis, pengelolaan dan
rujukan kasus penyakit.
7) Di Panti atau kelompok khusus lain, seperti panti asuhan anak, panti wreda, dan
panti sosial lainya serta rumah tahanan (rutan) atau lembaga pemasyarakatan
(Lapas).

8) Pelayanan pada kelompok kelompok resiko tinggi


a. Pelayanan perawatan pada kelompok wanita, anak-anak, lansia mendapat
perlakukan kekerasan
b. Pelayanan keperawatan di pusat pelayanan kesehatan jiwa
c. Pelayanan keperawatan dipusat pelayanan penyalahgunaan obat.
d. Pelayanan keperawatan ditempat penampungan kelompok lansia, gelandangan
pemulung/pengemis, kelompok penderita HIV (ODHA/Orang Dengan Hiv-
Aids), dan WTS
Fokus utama kegiatan pelayanan keperawatan kesehatan komunitas adalah
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keperawatan, membimbing dan
mendidik individu, keluarga, kelompok, masyarakat untuk menanamkan pengertian,
kebiasaan dan perilaku hidup sehat sehingga mampu memelihara dan meningkatkan
derajad kesehatannya.
2.5 Peran Perawat Komunitas
Peran Keperawatan Komunitas dapat disimpulkan bahwa banyak sekali peran
yang dijalankan oleh perawat komunitas dalam mengorganisasikan upaya-upaya
kesehatan yang dijalankan melalui pusat kesehatan masyarakat(puskesmas), yang
merupakan bagian dari institusi pelayanan dasar utama, baik melalui program di
dalam atau di luar gedung, pada keluarga, kelompok-kelompok khusus, dan
sebagainya sesuai dengan peran, fungsi, dan tanggung jawabnya. Peran yang dapat
dilaksanakan di antaranya adalah sebagai pelaksana pelayanan keperawatan, pendidik,
koordinator pelayananan kesehatan, pembaharu(innovator), pengorganisasian
pelayanan kesehatan (organizer), panutan (role model),sebagai fasilitator (tempat
bertanya), dan sebagai pengelola(manager).

2.5.1 Peran pada individu atau keluarga

Peran perawat komunitas pada individu atau keluarga adalah sebagai berikut.

1. Peran sebagai pelaksana kesehatan

Peran ini meliputi seluruh kegiatan / upaya pelayanan kesehatan


masyarakat dan puskesmas dalam mencapai tujuan kesehatan melalui kerja
sama dengan tim kesehatan lain, sehingga tercipta keterpaduan dalam
sistem pelayanan kesehatan. Peran sebagai pelaksana dapat berupa clinical
nurse specialist (CNS) dan family nurse practitioner (FNS).CNS atau
perawat spesialis klinik memberikan pelayanan pada tingkat individu,
keluarga dan kelompok, dan bentuk tanggung jawab pada peran ini adalah
melalui upaya promotif dan preventif dalam kaitannya untuk
meningkatkan status kesehatan masyarakat. Perawat spesialis klinik
memberikan perawatan kesehatan pada klien, biasanya di unit rawat jalan
atau tempat praktik komunitas pada klien dengan masalah kompleks, dan
memberikan perhatian yang lebih pada gejala kondisi nonpatologis,
kenyamanan, dan perawatan komprehensif(roy & obloy,1979).tujuan dari
perawat spesialis klinik adalah untuk menurunkan jumlah

morbiditas, menurunkan infact mortality rate atau angka kematian


bayi, serta mencegah terjadinya gangguan dan kecacatan pada anggota
masyarakat. Sedangkan bentuk pelaksanaannya di fokuskan pada
identifikasi masyarakat yang beresiko. Sementara family nurse practitioner
memberikan perawatan ambulasi untuk keluarga. Biasanya berkolaborasi
dengan dokter keluarga. Perawat pada kelompok ini memenuhi kebutuhan
perawatan kesehatan umum, mengatasi masalah kesehatan dengan
memberikan perawatan langsung, dan memberikan bimbingan / konseling
pada keluarga jika dibutuhkan. Tujuan family nurse practitioner adalah
untuk peningkatan kesehatan(promotif). Mencegah terjadinya
penyakit(preventif). Melaksanakan pengelolaan pada penyakit yang
bersifat kronis, dan menghindari adanya pembatasan kecacatan. Bentuk
tanggung jawabnya meliputi pengelolaan masalah kesehtan dan penyakit
yang umum terjadi pada segala usia baik pria maupun wanita. Sedangkan
pelaksanaannya dapat berupa pengkajian fisik, psikologi dan lingkungan,
mengkaji status kesehatan dan resiko terhadap penyakit baik individu/
keluarga, mendiagnosis masalah aktual dan potensial , serta mengambil
keputusan untuk memecahkan tindakan bersama klien dan keluarga.
Dalam melaksanakan peran tersebut, perawat menggunakan pendekatan
pemecahan masalah klien melalui proses keperawatan. Perawat bertindak
selaku:

a. Pemberi rasa nyaman (comforter)


b. Pelindung dan pembeda (profector and advocat)
c. Komunikator
d. Mediator
e. Rehabilitator
2. Peran sebagai pendidik

Perawat dalam memberikan pendidikan dan pemahaman kepada


individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, baik dirumah, puskesmas,
dan masyarakat dilakukan sec\ara terorganisasi dalam rangka menanamkan
perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan-perubahan perilaku seperti yang
diharapkan dalam mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Peran ini
dapat dilakukan oleh petugas kesehatan(perawat komunitas) dan anggota
profesi lain, baik dalam bentuk formal ataupun nonformal. Pengajaran
yang dilakukan bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan masyarakat. Fokus pengajaran dapat berbentuk:

a. Penanaman perilaku sehat


b. Peningkatan nutrisi dan pengaturan diet
c. Olahraga
d. Pengelolaan atau managemen stress
e. Pendidikan tentang proses penyakit dan pentingnya pengobatan yang
berkelanjutan
f. Pendidikan tentangpenggunaan obat
g. Pedidikan tentang perawatan mandiri
3. Peran sebagai administrator

Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola


berbagai kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai
dengan beban tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Tanggung jawabnya adalah melakukan pengelolaan terhadap suatu
permasalahan, mengambil keputusan dalam pemecahan maslah,
pengelolaan tenaga membuat kualitas mekanisme kontrol, kerja sama
sektoral dan lintas program, serta bersosialisasi dengan masyarakat dan
pemsaran.
4. Peran sebagai konselor
Perawat komunitas dapat dijadikan sebagai tempat bertanya oleh
individu,keluarga,kelompok dan masyarakat untuk memecahkan berbagai
permasalahan dalam bidang kesehatan dan keperawatan yang dihadapi.
Peran ini dapat dilaksanakan dengan cara berkonsultasi dengan anggota
masyarakat,anggota profesi, petugas kesehatan, organisasi sosial, dan rapat
pendidikan. Sebagai konselor, perawat menjelaskan kepada klien konsep
dan data-data tntang kesehatan, mendemonstrasikan prosedur seperti
aktivitas perawatan diri, menilai apakah klien memahami hal-hal yang
dijelaskan dan mengevaluasi kemajuan dalam pembelajaran. Perawat
menggunakan metode pengajaran yang sesuai dengan kemampuan dan
kebutuhan klien, serta sumber-sumber yang lain, misalnya keluarga dalam
pengajaran yang direncanakan(pery & potterr, 2005).

5. Peran sebagai peneliti


Peran sebagai peneliti, yaitu melakukan identifikasi terhadap
fenomena yang terjadi di masyarakat dapat berpengaruh pada penurunan
kesehatan, bahkan mengancam kesehatan. Selanjutnya, penelitian
dilaksanakan dalam kaitannya untuk menemukan faktor yang menjadi
pencetus atau penyebab terjadinya permasalahan tersebut melalui kegiatan
penilitian dan hasil dari penelitian di aplikasikan dalam praktik
keperawatan

1) Peran manajerial

Manajemen berarti suatu proses yang merupakan rangkaian


dari kegiatan-kegiatan yang sistematis. Manajemen adalah administrasi
untuk mencapai tujuan. Tugas –tugas manajer antara lain sebagai
berikut.

 Pengambil keputusan
 Pemikul tanggung jawab
 Mengerahkan sumber daya untuk mencapai tujuan
 Pemikir konseptual
 Bekerjasama dengan dan melalui orang lain
 Mediator, politikus, dan diplomat
Fungsi menajemen adalah masing-masing bentuk kegiatan
manajemen dengan spesifikasi tertentu dan dilaksanakan pada periode-
periode tertentu.lima fungsi utama dalam proses manajerialYaitu
perencanaan (planning), organisasi (organizing), penggerakan
(actuating), pengawasan dan pengendalian (controling), serta penilaian
(evaluation).
a) Perencanaan (planning)

Kegiatan yang di lakukan adalah sebagai berikut.

i) Measurement dan assesment, yaitu kegiatan mengumpulkan


atau mengukur data-data.Langkah-langjahnya adalah dengan
merumuskan semua data yang di kumpulkan ,
mengelompokkan indikator-indikator / instrument data yang
akan di cari dalam kelompok, dan melakukan pengumpulan
data pada masing-masing sumber datanya, dengan mengikuti
kaidah kaidah metodologi penelitian.
ii) Analisis data. Ada tiga langkah yang di lakukan, yaitu
pengelompokkan pengorganisasian data, penyajian data dan
perumusan / identifikasi masalah kesehatan. Masalah kesehatan
dapat dirumuskan dalam suatu model:

Problem = Gap X Concern X Responsibility

Jadi, masalah (problem) kesehatan dinyatakan apabila


terdapat pemenuhan kriteria sebagai berikut.

Kesenjangan (gap), adalah adanya kesenjangan antara


kenyataan atau hasil terhadap harapan atau standar, baik secara
kuantitatif maupun kualitatif, sehingga menimbulkan suatu
keadaan yang tidak di harapkan atau merugikan.

Perhatian (concren), artinya terdapat suatu perhatian


atau ketidakpuasan administrator terhadap adanya kesenjangan
tersebut, dengan kata lain bahwa kesenjangan tersebut
berkonotasi negatif.

Tanggung jawab (responsibility), administrator merasa


tanggung jawab untuk memperkecil atau meniadakan
kesenjangan tersebut dan masih berada dalam ruang lingkup
tanggung jawabnya, yaitu dalam sektor kesehatan.

iii) Prioritas masalah kesehatan. Ada dua hal yang perlu di pikirkan
pada tahap ini, yaitu pertimbangan yang lazim digunakan untuk
menilai prioritas masalah kesehatan. Beberapa pertimbangan
untuk mengurutkan masalah berdasarkan prioritasnya adalah
sebagai berikut.

Kegawatan masalah (emergency).


Keparahan akibat (severity), yaitu ukuran berat
ringannya akibat yang ditimbulkan oleh suatu kejadian.
Anggota terbanyak (magnitude/greatest member ), yaitu
ukuran dimana seberapa bagian masyarakat telah terkena
resiko.
Kecepatan peningkatan (rate of increase), yaitu
ukuran cepat berkembangnya suatu peristiwa atau kejadian
dan sering diukur dengan kenaikan prevalensi.
Luasnya perkembangan (expanding scope), yaitu
ukuran meluasnya masalah.
Persepsi masyarakat (public concren), yaitu ukuran
besarnya perhatian atau rasaprihatin masyarakat terhadap
kejadian atau peristiwa tersebut. Derajat kebutuhan (degree
of unmeet need), yaitu ukuran besarnya keinginan atau
partisipasi masyarakat untuk ikut menyelesaikan masalah
tersebut. Kemungkinan di kerjakan (feasibility), yaitu dapat
tidaknya masalah tersebut diselesaikan sesuai dengan
kemampuan teknologi yang tersedia.
Sumber daya yang tersedia (resources
avaibility), yaitu tersedianya sumber daya yang dapat
digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Keuntungan ekonomi atau sosial (economical/social
benefit), yaitu besarnya keuntungan ekonomi atau sosial
yang akan di peroleh akibat penyelesaian masalah tersebut.
Keterpaduan, yaitu apabila penanggulangan suatu
masalah dapat dilakukan secara terpadu dengan masalah-
masalah lain, maka prioritasnya sebaiknya diutamakan.
Pertimbangan politik dan mandat khusus, yaitu adanya
pertimbangan politik atau adanya mandat dari induk
organisasi.

iv) Solusi alternatif.


Hasil penentuan skala prioritas masalah dipilih untuk
ditanggulangi lebih dahulu, dicari pemecahan lebih lanjut –
fase ini disebut problem solving atau program selanjutnya,
sehingga perlu dilakukan satu kesempatan untuk mengambil
keputusan terhadap pemilihan suatu solusi alternatif yang
dianggap terbaik. Misalnya dalam penggulangan kasus Demam
Berdarah Dengue (DBD) melalui pemberantasan sarang
nyamuk (PSN), abatisasi, pengasapan (fogging), penyuluhan
kesehatan, dan 3 M (menutup, menguras dan mengubur).
Berapa pendekatan yang dapat digunakan dalam pemecahan
masalah, antara lain : pendekatan yang bersifat analitis dan
terprogram melalui percobaan atau pemecahan masalah secara
historis : pendekatan heuristik atau melelui coba-coba.
v) Pengambilan keputusan (decision makingprocess)
vi) Penetapan tujuan. Tujuan adalah penjabaran yang spesifik dari
pemecahan masalah dan hasil pengambilan keputusan, dan
sering dituliskan dalam tujuan umum. Oleh karena itu, tujuan
harus ditulis secara jelas dan sebaiknya mengikuti kaidah 5W-
1H yaitu :
What? Apa yangingin dicapai?
Whom? Populasi yang ingin dituju (sasaran).
Who? Siapa yang bertanggung jawab?
Where? Daerah atau tempat pelaksanaan.
When? Kapan tujuan tersebut harus dicapai?
How many? Seberapa banyak yang ingin dicapai (target).

vii) Penyusunan rencana operasional. Penyusunsn rencana


operasional sangat bergantung pada penjabaran tujuan pada
tingkat tertentu. Isi dari perencanaan operasional harus dirinci
secara lengkap, jelas, dan spesifik sebagai berikut :

 Identifikasi dan perumusan semua kegiatan secara jelas.


 Merumuskan pendekatan-pendekatan yang akan digunakan
pada setiap kegiatan.
 Membuat daftar kebutuhan semua sumber daya yang akan
digunakan, termasuk besar atau jumlah dan lokasinya.
 Mendefinisikan tanggung jawab fungsional menurut sikap
hierarki pelaksana.
 Mengadakan hubungan timbal balik tiap kegiatan.

b) Organisasi (organizing)

Organisasi adalah proses pengelompokan orang alat-alat,


tugas, wewenang dan tanggung jawab yang seimbang dan sesuai
dengan rencana operasional, sehingga organisasi dapat digerakkan
sebagai suatu kesatuan untuk mencapai tujuan.
c) Penggerakan (actuating)

Penggerakan adalah rangkaian kegiatan yang


berhubungan dengan aktivitas mempengaruhi orang lain agar
mereka suka melaksanakan usaha-usaha kea rah pencpaian sasaran
atau tujuan atministrasi. Alat yang dapat digunakan dalam
actuating adalah perintah, petunjuk, bimbingan, surat edaran, rapat
koorganisasi, dan pertemuan atau lokakarya. Untuk dapat
melaksanakan actuating diperlukan motivasi dan kepemimpinan
(leadership). Kepemimpinan adalah cara mempengaruhi orang lain
agar ikut serta dalam mencapai tujuan umum. Dan kepemimpinan
di gambarkan dalam bentuk matematis sebagai berikut.

Leadership= f (leader, follower, situation)

Menurut model tersebut dikatakan bahwa:

 Sebagai manajer, seseorang harus menggunakan atribut


kepemimpinan yang merupakan fungsi matematis dari
pengaturan sosok diri sang pemimpin. Leader harus menata
penampilan , gaya bicara, gaya jalan, dan gaya dalam hal-
hal yang berkaitan dengan mengatur organisasi.
 Mengatur follower adalah pengaturan anggota-anggota
organisasinya. Dia harus menempatkan para anggota
organisasinya sedemikian rupa, sehingga menunjang
kepemimpinannya.
 Mengatur situasi, artinya dia bisa membuat suasana kerja
yang memberikan rasa nyaman bekerja, menimbulkan
gairah kerja, dan rasa bangga bagi kariyawannya untuk
bekerja.
d) Pengawasan dan pengendalian (controlling)
Pengawasan terdiri atas tindakan peneliti apakah segala
sesuatu tercapai atau berjalan sesuai rencana yang telah ditetapkan,
intruksi-intruksi yang telah dikeluarkan , dan prinsip-prinsip yng
sudah di tetapkan. Syarat atau prinsip pengawasan adalah:
 Harus ada rencana yang jelas
 Mampu menjamin adanya tindakan perbaikan
 Bersifat fleksibel
 Ada pemberian intruksi yang jelas serta kewenangan pada
bawahan
 Harus ekonomis
 Dapat dimengerti, merefleksipola organisasi
Standart yang digunakan dalam pengawasan adalah norma
dan criteria. Standar norma ditatapkan atas dasar pengalaman masa
lalu. Sedangkan standar criteria ditetapka dan diharapkan sebagai
ukuran pelaksanaan program secara memuaskan pada tingkat
kepuasan tertentu. Dalam hal ini, penyimpangan pelaksanaan
terhadap standar masih memerlukan suatu batasan toleransi

e) Penilaian ( evaluating)
Evaluasi adalah prosedur penilaian pelaksanaan/hasil kerja
atau dampak secara sistematis dengan membandingkan hasil dan
standar,serta dengan mengikuti kriteria atau metode/tujuan tertentu
guna menilai dan mengambil keputusan selanjutnya.tujuan evaluasi
antara lain :
 Alat memperbaiki kebijaksanaan pelaksanaan program dan
perencanaan program yang akan datang.
 Alat untuk memperbaiki alokasi sumber daya.
 Alat untuk memperbaiki pelaksanaan suatu kegiatan yang
sedang berjalan.
 Alat untuk mengadakan peencanaan kembali yang lebih baik
daripada suatu program.
Jenis evaluasi bedasarkan waktunya antara lain.
 Evaluasi formatif, yaitu evaluasi yang dilakukan pada saat
pelaksanaan kegiatan program sedang berlangsung.dibedakan
menjadi dua,critical review evaluation ( evaluasi pada saat
program belum dilaksanakan)dan midterm evaluation (evaluasi
pada saat program sedang dikerjakan,biasanya dalam bentuk
evaluasi proses dan pengawasan).
 Evaluasi sumatif,yaitu evaluasi yang dilakukan pada saat
kegiatan program sudah selesai dilakukan.dikelompokkan
dalam bentuk,yaitu evaluasi output dan evaluasi dampak
(impact/outcome) .
2) Peran Konsultan

Konsultan merupakan suatu interaksi interpesonal untuk


membuat perubahan perilaku yang konstruktif.tujuan nya adalah untuk
merangsang klien agar lebih bertanggung jawab,merasa lebih
aman,dan membimbing perilaku yang konstruktif.adapun model
konsultasinya adalah sebagai berikut.
 Konsultasi ahli : Berarti sumber masalah berasal atau ditentukan
klien
 Model proses politikal : Hubungan dipengaruhi oleh kekuatan dan
kewenangan
 Model dokter-klien : konsultasi dilakukan untuk menemukan
masalah dengan menanyakan pada klien.
 Model proses : Pemecahan masalah merupakan kunci.
 Moodel Kesehatan mental : Peningkatan efektifitas dalam
lingkungan kerjamelalui komunikasi.
3) Peran advokator

Kaitan dengan legal aspek,bukan pemberi layanan


hukum.misalnya kerusakan lingkungan,apa dampak terhadap
kesehatan,penyelesaian apa yang perlu dilakukan oleh masyarakat.
4) Peran dalam bidang kesehatan kerja

Peran perawat kesehatan masyarakat di tempat kerja dapat


berupa pelayanan langsung dan pengelolaan layanan kesehatan. Hal-
hal yang perlu diperhatikan oleh perawat antara lain:
 Karakteristik demografi dan geografis
 Karakteristik pekerjaan
 Interaksi antara pekerjaan dan layanan pekerjaan
 Elemen epidemiologi dari kesehatan kerja yang meliputi:
 Agent:biologi ,kimia,ergonomi,fisik, dan psikologis
 Lingkungan
 Interaksi antar host-agent-enviroment
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang merupakan
gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan sosial,
sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna
meningkatkan kesehatan, penyempurnaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik,
rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar ditujukan kepada individu,
keluarga yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara
keseluruhan.
Dalam menjalankan visi misinya tentu perawat komunitas memiliki peran dan
fungsi. Diataranya Peran yang dapat dilaksanakan di antaranya adalah sebagai pelaksana
pelayanan keperawatan, pendidik, koordinator pelayananan kesehatan,
pembaharu(innovator), pengorganisasian pelayanan kesehatan (organizer), panutan (role
model), sebagai fasilitator (tempat bertanya), dan sebagai pengelola (manager). Selain
peran perawat juga memiliki fungsi, diantaranya adalah fungsi independen, fungsi
dependen dan fungsi interdependen.
3.2 Saran
Penyusun senantiasa mengharapkan kritik saran yang membangun guna
penyempurna makalah kami selanjutnya, selain itu penyusun juga menyarankan kepada
rekan-rekan calon perawat dan perawat untuk memahami peran dan fungsi perawat
sehingga kita dapat menjalankan tugas dengan baik tanpa menyalahi aturan yang sudah di
tentukan.
DAFTAR PUSTAKA

American Nurses Association. (2004). Scope and standards for nurse administrators, 2nd
edition. Washington, DC: Nursesbooks.org.
American Public Health Association Public Health Nursing Section. (1996). The Association
of Community Health Nurse Eductors : Essentials of master’s level nursing education
for advanced community/public health nursing practice. Latham, NY:Association of
Community Health Nurse Eductors.
Anderson Elizabeth. 2006. Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori dan Praktik. Edisi
3.EGC.Jakarta
Depkes, 2006. Pedoman Penyelenggaraan Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat Di
Puskesmas. Jakarta : Depkes RI
Institute of Medicine. (1988).The future of public health. Washington, DC: National
Academy Press
Institute of Medicine. (2002). The future of public health in the 21st century. Washington,
DC: National Academy Press.
Institute of Medicine. (2003). Who will keep the public healthy? Washington, DC: National
Academy Press.
Iqbal Mubarak,W.2009.Ilmu Keperawatan Komunitas.jakarta:Salemba Medika
Sampurno D. 1999. Paradigma Sehat dan Promosi Kesehatan di Saat Krisis. Jakarta :
Interstudy

Anda mungkin juga menyukai