Anda di halaman 1dari 38

TUGAS

KEPERAWATAN KOMUNITAS

KONSEP DASAR KEPERAWATAN KOMUNITAS

Dosen Pengampu: Ibu Aswati, S.Kep,Ners.,M.Pd

Disusun oleh:

1. ELA LORENZA
2. FE TAUFIK HIDAYAT
3. MUSTIKA AMALIA
4. M.JAZRIN
5. MUJIBURRAHMAN
6. SAEPUDIN RAHMAN

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN JENJANG D III
MATARAM
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “ Makalah Konsep dasar keperawatan komunitas” ini sesuai
dengan perencanaan yang telah ditentukan.

Salawat serta salam tidak lupa kami haturkan atas junjungan nabi
besar kita Muhammad saw yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju
alam terang menderang, semoga kami mengikuti jejak beliau sampai akhir zaman.

Tak ada gading yang tak retak dan tak seorang pun yang luput dari
kesalahan dan kelemahan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya konsuktif guna penyempurnaan makalah berikutnya.
DAFTAR ISI

1.1 Kata Pengantar 2


1.2 Daftar Isi 3
1.3 Bab I Pendahuluan 4
Bab Ii Konsep Teori

2.1 Definisi. Komunitas 4


2.2 Definisi Keperawan Komunitas 5
2.3 Tujuan Keperawatan Komunitas. 5
2.4 Sasarankeperawatankomunitas.............................. 7
2.5 .Strategi intervensi dalam keperawatan komunitas 8
2.6 Level dan bentuk intervensi keperawatan komunitas
2.7 Prinsip keperawatan komunitas...................................................13
2.8 Falsafah keperawatan komunitas 13
2.9 Perbedaan keperawatan komunitas dengan illmu keperawatan 14
2.10 Asumsi dasar dalam keperawatan komunitas
2.11 Peran fungsi dan etika perawat dalam keperawatan komunitas
Bab Iv Penutup

4.1 Kesimpulan 39
Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 adalah keadaan sehat,
baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan yang optimal bagi
setiap individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat merupakan tujuan dari
keperawatan, khususnya keperawatan komunitas (Ferry Efendi dan Makhfudli,
2009).

Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai


persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus
dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah
melembaga (Sumijatun dkk, 2006).

Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan


kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi keperawatan sebagai
dasar keahliannya dalam membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
dalam mengatasi berbagai masalah keperawatan yang dihadapinya dalam
kehidupan sehari-hari (Ferry Efendi dan Makhfudli, 2009).

Keperawatan komunitas lebih menekankan kepada upaya peningkatan kesehatan


dan pencegahan terhadap berbagai gangguan kesehatan dengan tidak melupakan
upaya-upaya pengobatan, perawatan, serta pemulihan bagi yang sedang menderita
penyakit maupun dalam kondisi pemulihan terhadap penyakit (Wahit Iqbal dkk,
2011). Dari penjelasan diatas maka kelompok tertarik membahas mengenai
konsep dasar keperawatan kounitas.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana konsep dasar keperawatan komunitas ?


2.1 Definisi Komunitas
A. Pengertian komunitas dapat di pahami melalui berbagai sudut
pandang . mubarak dan cahyatin (2013). Dalam ilmu keperawatan
komunitas mendefenisikan komunitas sebagai sekelompok
individu yang tinggal di suatu wilayah tertentu. Memiliki nilai nilai
keyakinan dan minat yang sama, serta berinteraksi satu sama lain
untuk mencapai tujuan.
B. Menurut Allender,Rector,and Warner (2013),komunitas adalah
sekumpulan atau sekelompok orang yang berinteraksi satu sama
lain dan mempunyai bentuk kepentingan atau karakteristik yang
sama sebagai dasar persatuan.
C. Sementara itu, WHO (2004) menyebut komunitas sebagai
sekelompok orang yang tinggal bersama dalam satu
lokasi,mempunyai budaya,nilai, dan norma,serta memiliki struktur
sosial dalam hubungan masyarakatyang di kembangkan pada suatu
priode waktu. Dari beberapa defenisi tersebut dapat di simpulkan
bahwa pengertian komunitas adalah sekelompok orang yang saling
berinteraksi, memiliki tujuan, karakteristik, dan memiliki tujuan
yang sama. Serta di batasi oleh wilayah geografis.
2.2 Definisi Keperawatan komunitas

A. Menurut american nurses association (2004), keperawatan


komunitas merupakan tindakan untuk meningkatkan dan
mempertahankan kesehatan populasi dengan mengintegrasikan
keterampilan dan pengetahuan yang sesuai dengan keperawatan
dan kesehatan masyarakat, cakupan keperawatan antara lain
individu , keluarga, dan kelompok yang berperan terhadap
kesehatan seluruh masyarakat (Nies dan McEwen, 2015).
B. Depertemen kesehatan RI (2003) menyebut keperwatan kesehatan
masyarakat sebagai pelayanan keperawatan profesional yang
merupakan perpaduan antara konsep kesehatan masyarakat dan
konsep keperawatan , yang di tunjukan untuk seluruh masyarakat,
dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi.
C. Rapat kerja keperawatan kesehatan masyarakat (19990) dalam
mubarak dan cahyatin (2013). Mendefenisikan keperawatan
komunitas dalam unsur unsur berikut:
a) Suatu bidang keperawatan yang merupakan pepaduan antara
keperawatan dan kesehatan masyarakat (publich health)
b) Memiliki dukungan peran serta masyarakat secara aktif.
c) Mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan.
d) Tidak mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara
menyeluruh dan terpadu.
e) Di tunjukan pada individu, keluarga, melompok , serta masyarakat
sebagai kesatuan utuh.
f) Melalui proses keperawatan (nursing process)
g) Meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga
mampu mandiri dalam upaya kesehatan.

American Public Health Nursing (APHN), 2011, dalam Nies &


McEwan (2015) mendefenisikan keperawatan kesehatan masyarakat
sebagai praktik dalam meningkatkan dan mempertahankan kesehatan
masyarakat, menggunakan ilmu keperawatan, sosial, dan kesehatan
masyarakat.

Usaha perorganisasian masyarakat dalam lingkup kesehatan tersebut


meliputi hal hal sebagai berikut :

a. Kelompok-kelompok masyarakat yang terkordinasi.


b. Perbaikan kesehatan lingkungan.
c. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
d. Pendidikan kesehatan pada masyarakat atau perorangan.
2.3 Tujuan Keperawatan Komunitas
Menurut ilmu keperawatan komunitas, terdapat dua tujuan keperawatan
komunitas, yaitu tujuan secara umum dan tujuan secara sepesfik
1. Tujuan umum keperawatan komunitas
Secara umum tujuan keperawatan komunitas adalah sebagai
pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui dua upaya
berikut ini.
a. Direct care
yaitu pelayanan keperawatan secara langsung terhadap kesehatan
terhadap individu, keluarga , dan kelompok dalam konteks
komunitas.
b. Health General Comunity
Yaitu perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat,
dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan
masyarakat yang dapat mempengaruhi kesehatan individu ,
keluarga dan kelompok.
2. Tujuan spesifik keperawatan komunitas
Secara spesifik, tujuan keperawatan komunitas yaitu mendorong setiap
individu, kelompok, dan masyarakat untuk memiliki kemampuan
sebagai berikut :
a. Mengindentifikasikan masalah kesehatan yang di alami
b. Menetapkan maslah kesehatan dan memprioritaskan masalah
tersebut.
c. Merumuskan dan memecahkan masalah kesehatan
d. Mengatasi masalah kesehatan yang di hadapi
e. Mengevaluasi kemampuan dalam memecahkan masalah sehingga
dapat meningkatkan kapabilitas dalam memelihara kesehatan
mandiri (self care), yang berdampak di semua tingkat pencegahan.
2.4 Sasaran keperawatan komunitas
Seluruh lapisan masyarakat,termasuk individu, keluarga, dan kelompok,
merupakan sasaran keperawatan komunitas. Semua kondisi masyarakat,
baik sehat maupun sakit, mendapatkan perhatian terutama mereka yang
beresiko dan rentan terhadap masalah kesehatan. Secara rinci, sasaran
keperawatan komunitas dijabarkan melalui uraian berikut ini ( Mubarak
dan Chayatin,2013).
1. Individu
Individu merupakan anggota keluarga yang berwujud sebagai
kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi, sosial, dan spiritual.
Jika seorang individu memiliki masalah kesehatan karena
ketidakmampuannya merawat diri sendiri, maka dapat
mempengaruhi anggota keluarga lain, dan keluarga yng tinggal di
lingkungan sekitar. Dalam kondisi seperti ini, perawat komunitas
berperan membantu individu agar dapat memenuhi kebutuhan
dasarnya karena adanya sejumlah keterbatasan seperti fisik,
mental, dan pengetahuan, serta kurangnya keinginan menuju
kemandirian.
2. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil masyarakat yang terdiri dari
kepala keluarga dan anggota keluarga lainnya, yang berkumpul dan
tinggal dalam satu rumah tangga, karena pertalian darah, ikatan
perkawinan, atau adopsi. Antara anggota keluarga satu dengan
yang lain, saling tergantung dan berinteraksi.
Jika salah satu atau beberapa anggoa keluarga memiliki masalah
kesehatan, dapat berpengaruh terhadap anggota keluarga lain dan
keluarga yang tinggal disekitarnya.
Dari pengertian dan pemahaman diatas, dapat disimpulkan bahwa
keluarga merupakan fokus pelayanan kesehatan strategis, karena
alasan-alasan berikut:
a. Keluarga merupakan sebuah lembaga yang patut di
perhitungkan,
b. Keluarga berperan sebagai pemelihara kesehatan seluruh
anggotanya,
c. Masalah kesehatan dalam keluarga saling berhubungan,
d. Keluarga merupakan tempat pengambilan keputusan dalam
perawatan kesehatan,
e. Keluarga merupakan perantara efektif dalam berbagai
usaha kesehatan masyarakat.
3. Kelompok
Kelompok, khususnya dalam berbagai tatanan, merupakan
sekelompok individu yang memiliki kesamaan usia,jenis kelamin,
serta problematika. Kelompok khusus dalam masyarakat dapat
digolongkan berdasarkan permsalahan dan kebutuhan yang
dihadapi, antara lain sebagai berikut.
a. Kelompok dengsn kebutuhan kesehatan khusus, sebagai
akibat perkembanga dan pertumbuhan, yaitu:
1) Kelompok ibu hamil dan ibu melahirkan
2) Kelompok ibu nifas
3) Kelompok bayi ,untuk kasus bayi baru lahir dengan
berat badan rendah
4) Kelompok balita, terutama angka kematian balita
5) Kelompok anak usia sekolah
6) Kelompok usia lanjut
b. Kelompok kesehatan dengan kelompok khusus, yang
memerlukan pengawasan, bimbingan dan asuhan
keperawatan, antara lain:
1) Kelompok penderita penyakit menular, yaitu
a) Kelompok penyakit kusta
b) Kelompok penyakit tuberkulosis paru,
c) Kelompok penyakit kelamin, seperti sifilis,
gonorhea, dan lain-lain
d) Kelompok penderita HIV/AIDS
2) Kelompok penderita penyakit tidak menular, yaitu
a) Kelompok penderita hipertensi, diabetes
melitus, penyakit jantung, kanker,
stroke,dan sebagainya
b) Kelompok penderita gangguan jiwa,
penyalahgunaan narkotika, psikotropika,
dan zat adiktif lainnya,
c) Kelompok penderita akibat kecelakaan
kerja dan lalu lintas.
3) Kelompok cacat yang memerlukan rehabilitasi,
misalnya:
a) Kelompok cacat fisik, seperti kebutaan
akibat katarak, glukoma, kelainan refraksi,
gangguan retina, dan kelainan retina.
b) Kelompok cacat mental, seperti kelainan
jiwa(psikosis), neurosis, dan gangguan
perilaku,
c) Kelompo cacat sosial.

c. Kelompok yang memiliki kerentanan terhadap penyakit,


antara lain
1) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkotika,
2) Kelompok wanita tuna susila (WTS) dan pekerja seks
komersial (PSK),
3) Kelompok pekerja tertentu.

4. Masyarakat
Menurut depkes (2006) ,keperawatan komunitas menyasar pada
masyarakat yang rentan atau mempunyai risiko tinggi terhadap
timbulnya masalah kesehatan seperti berikut.
a. Masyarakat disuatu wilayah(RT,RW, Kelurahan, desa)
yang memiliki:
1) Jumlah bayi meninggal lebih tinggi dibandingkan
daerah lain,
2) Jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi
dibandingkan daerah lain
3) Cakupan pelayanan kesehatan lebih rendah dari
daerah lain.
b. Masyarakat didaerah endemis penyakit menular(diare,
demam berdarah, dan sebagainya), seperti:
1) Msyarakat dilokasinatau barak pengungsian akibat
bencana atau lainnya,
2) Masyarakat disaerah kondisi geografis sulit,
misalnyabdaerah pelosok atau perbatasan,
Masyarakat di daerah permukiman baru dengan transportasi sulit,
misalnyandaerah transmigrasi.
2.5 Strategi intervensi keperawatan komunitas
Menurut Mubarak dan Chayatin (2013); Stanhope & Lancaster (2016),
strategi intervensi keperawatan komunitas meliputi hal-hal sebagai berikut.
1. Proses Kelompok (Group Process)
Kelompo terdiri dari orang-orang yng dapat mempengaruhi
perilaku kesehatan dan mendorong praktik kesehatan. Sementara
itu, proses kelompok menggambarkan prosedur yang selalu
berkembang dan dapat menyesuaikan diri pada setiap perubahan
kondisi.
Beberapa konflik dapat terjadi dalam proses kelompok, sehingga
diperlukan komunikasi, motivasi, dan keragaman dalam
penyelesaian/intervensi. Jika masyarakat menyadari penanganan
individual tidak mampu mencegah atau memberantas penyakit
tertentu, maka mereka telah menggunakan proses kelompok
sebagai pendekatan pemecahan masalah kesehatan.
2. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)
Pendidikan kesehatan merupakan proses untuk perubahan perilaku
dinamis. Dapat diartikan juga sebagai upaya pembelajaran
masyarakat agar bersedia melakukan tindakan guna meningkatkan
dan memelihara kesehatannya. Perubahan perilaku tersebut terjadi
karena adamya kesadaran dari dalam individu, kelompok, maupun
masyarakat itu sendiri.
Tujuan pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang No.36
Tahun 2009 tentang kesehatan, adalah meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat. Tujuan tersebut dapat
diperinci sebagai berikut.
a. Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai di
masyarakat,
b. Mendorong individu agar mampu mengadakan kegiatan
untuk mencapai tujuan hidup sehat,baik secara mandiri
maupun berkelompok,
c. Mendorong pengembangan dan penggunaan sarana
pelayanan kesehatan secara tepat.
3. Kerja Sama (Partnership)
Berbagai persoalan kesehatan masyarakat yang tidak ditangani
dengan baik, akan menjadi ancaman bagi lingkungan masyarakat
lebih luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam
upaya asuhan keperawatan komunitas. Melalui upaya kerja sama,
berbagai persoalan dilingkungan masyarakat dapat diatasi dengan
lebih cepat.
4. Pemberdayaan (Empowerment)
Menurut Hitchcock, Schubert, dan Thomas (1999), konsep
pemberdayaan (empowerment) dapat diartikan sebagai proses
pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi
transformatif kepada masyarakat, antara lain adanya dukungan,
pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri untuk
membentuk pengetahuan baru.
2.6 Level dan bentuk intervensi keperawatan komunitas

2.7 Prinsip Keperawatan Komunitas


Menurut Quad Council of Public Health Nursing Organization,20007,
dalam stanhope & Lancaster (2016), ada beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan dalam keperawatan komunitas. Prinsip ini disebut juga
sebagai Eight Principles of Public Health Nursing, antara lain:
1. Klien adalah populasi/masyarakat.
2. Memberi manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas.
3. Proses yang digunakan, termasuk bekerja dengan mitra yang sama
4. Pencegahan primer menjadi prioritas dalam aktivitas.
5. Strategi khusus yang berfokus pada kondisi lingkungan,sosial,dan
ekonomi yang sehat dalam komunitas.
6. Memberi manfaat sebesar-besarnya pada aktivitas penelitian
masyarakat
7. Penggunaan sumber daya masyarakat secara optimal,
8. Kolaborasi dengan profesi, organisasi, atau kesatuan lain, demi
keefektifan program peningkatan dan pemeliharaan kesehatan
komunitas.

2.8 Falsafah Keperawatan Komunitas


Keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan
pelayanan terhadap pengaruh lingkunngan (bio-psiko-sosial-cultural-
spritual) terhadap kesehatan komunitas dan memberikan prioritas pada
strategi pencegahan penyakit dan peningkatan pencegahan. Falsafah yang
melandasi komunitas mengacu kepada falsafah atau paradigma
keperawatan secara umum yaitu manusia atau kemanusia merupakan titik
sentral setiap upaya pembangunan kesehatan yang menjunjung tinggi
nilai-nilai dan bertolak dari pandangan ini disusun falsafah atau paradigma
keperawatan komunitas yang terdiri dari 4 komponen dasar,
Berdasarkan gambar di atas, dapat dijabarkan masing-masing unsur
sbg berikut :
a. Manusia.
Komunitas sebagai klien berarti sekumpulan
individu/klien yang berada pada lokasi atau batas geografi tertentu
yang memiliki niliai-nilai, keyakinan dan minat yang relatif sama
serta adanya interaksi satu sama lain untuk mencapai tujuan.
b. Kesehatan.
Sehat adalah suatu kondisi terbebasnya dari gangguan
pemenuhan kebutuhan dasar klien/komunitas. Sehat
merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari
keberhasilan mengatasi stressor.
c. Lingkungan.
Semua factor internal dan eksternal atau pengaruh disekitar
klien yang bersifat biologis, psikologis, social, cultural dan
spiritual.
d. Keperawatan.
Intervensi/tindakan yang bertujuan
untuk menekan stressor, melalui pencegahan primer, sekunder
dan tersier. (Efendi Ferry dan Makhfudli, 2009).
2.9 Perbedaan keerawatan komunitas dengan ilmu keperawatan lain
2.10 Asumsi dasar dalam keperawatan komunitas
2.11 Peran, fungsi dan etika perawat dalam keperawatan komunitas
1. Pengertian Peran Perawat
Menurut Kozler dkk. (2010), peran adalah seperangkat tingkah laku
yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang, sesuai kedudukannya
dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial, baik dari dalam
maupun luar, serta bersifat stabil.

Peran juga dapat didefinisikan sebagai tingkah laku yang diharapkan


seseorang terhadap orang lain (Stanhope & Lancenster, 2016). Mubarak dan
Chayatin (2013) mendefinisikan peran sebagai bentuk dari perilaku yang
diharapkan dari seseorang pada situasi sosial tertentu. Menurut Lokakarya
Nasional (1983) dalam Mubarak dan Chayatin (2013), peran perawat adalah
sebagai pendidik, peneliti, dan pengembang keperawatan dalam intitusi
pendidikan keperawatan.

Sedangkan menurut Stanhope & Lancaster (2016), peran perawat antara


lain memberikan asuhan keperawatan, melakukan pembelaan terhadap
klien, sebagai pendidik tenaga keperawatan dan masyarakat, koordinator
dalam pelayanan klien, kolaborator dalam membina kerja sama dengan
sejawat dan profesi lain, konultan pada tenaga kerja dan klien, serta agen
perubahan (agent of change) dari sistem, metodologi, dan sikap.

Dengan demikian, peran perawat merupakan cara unuk menyatakan aktivitas


perawat dalam praktik. Perawat yang dimaksud adalah perawat yang telah
menyelesaikan pendidikan formalnya, serta diberi kewenangan oleh
pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab keperawatan secara
profesional sesuai kode etik keperawatan profesional.

2. Elemen Peran Perawat

Menurut Doheny (1987) dalam Welch dkk. (1997), terdapat delapan


elemen peran perawat, yaitu care giver, client advocate, counsellor,
educator, collaborator, coordinator, change agent, dan consultant.
Susunan elemen tersebut dapat dilihat melalui began berikut ini.

Element Role

Care Giver Client Advocate Counsellor Collaborator Educator Coordinator Change Agent Consultant

a. Pemberi Perawatan (Care Giver)

Sebagai seorang pemeberi perawatan (care giver), perawat diharapkan


mampu untuk:

1) Memberi pelayanan keperawatan pada individu, keluarga, kelompok,


dan masyarakat sesuai diagnosis masalah, kulai dari masalah sederhana
hingga kompleks.
2) Mempertahankan individu dalam konteks sesuai kehidupan klien.
Artinya, perawat harus memperhatikan klien berdasarkan kebutuhan
signifikannya.
3) Menggunakan proses keperawatan dalam mengidentifikasi diagnosis
keperawatan, mulai dari masalah fisik hingga psikologis.
b. Pembela Klien (Client Advocate)
Client Advocate merupakan pembela hak-hak klien, termasuk didalamnya
meningkatkan hal terbaik bagi klien, memastikan kebutuhan klien
terpenuhi, dan melindungi hak-hak klien (Disparty, 1998 dalam
Harnilawati, 2013).
Sebagai seorang pembela klien . perawat diharapkan mampu untuk:
1) Bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi layanan,
sertamemberikan informasi lain yang diperlukan guna mengambil
persetujuan (informed consent) atas tindakan keperawatan yang diberikan
pada klien.

2) Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien. Hal ini dikarenakan, klien


yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas
kesehatan. Dengan demikian, perawat sebagai anggota tim kesehatan yang
paling lama berinteraksi dengan klien, diharapkan mampu membela hak-hak
klien. Hak-hak klien, antara lain:

a) Hak atas pelayanan sebaik-baiknya,

b) Hak atas informasi mengenai penyakitnya,

c) Hak atas privasi,

d) Hak menentukan nasib sendiri,

e) Hak menerima ganti rugi akibat kelalaian tindakan.


Sedangkan hak-hak tenaga kesehatan antara lain meliputi:
a) Hak atas informasi yang benar,
b) Hak untuk bekerja sesuai standar,
c) Hak mengakhiri hubungan dengan klien,
d) Hak menolak tindakan yang kurang sesuai,
e) Hak atas rahasia pribadi,
f) Hak atas balas jasa.
c. Konselor (Counsellor)
Konseling merupakan proses pendampingan klien dalam menyadari dan
mengatasi tekanan psikologis atau masalah sosial, membangun hubungan
interpersonal yang baik, serta meningkatkan perkembangan seseorang
melalui dukungan emosional dan intelektual.
Sebagai seoarang konselor, perawat diharapkan mampu untuk bertindak:
1) Mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan sehat-
sakitnya,
2) Mengubah pola interaksi sebagai dasar dalam merencanakan metode
guna meningkatkan kemampuan adaptasinya,
3) Memberikan konseling atau bimbingan penyuluhan kepada individu atau
keluarga, dalam megintegrasikan pengalaman kesehatan dengan
pengalaman sebelumnya,
4) Memecahkan masalah yang berfokus pada isu-isu keperawatan,
5) Mengubah perilaku hidup sehat sebagai bentuk perubahan pola interaksi.
d. Pendidik (Educator)
Menurut Redman (2003), mendidik merujuk pada aktivitas guru yang
membantu muridnya belajar. Belajar merupakan sebuah proses interaktif
antara guru dengan murid, yang bertujuan mempelajari objek khusus atau
dengan mengubah perilaku. Inti dari perubahan perilaku selalu didapatkan
dari pengetahuan baru atau keterampilan teknis.
Terdapat empat komponen dalam proses pendidikan, yakni pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Komponen tersebut sejalan dengan
proses keperawatan, yaitu:
1) Dalam fase pengkajian, seorang perawat mengkaji kebutuhan
pembelajaran dan kesiapan belajar pada klien,
2) Selama proses perencanaan, perawat menyusun strategi pengajaran dan
tujuan khusus,
3) Saat pelaksanaan, perawat menerapkan strategi pengajaran,
4) Selama evaluasi, perawat menilai hasil yang telah diperoleh.
Meski demikian, banyak faktor yang mempengaruhi peningkatan
kebutuhan pembelajaran tentang kesehatan oleh perawat. Misalnya,
kecendrungan baru terhadap peningkatan dan penjagaan kesehatan daripada
pelayanan. Sebagai akibatnya, masyarakat lebih ingin dan bisa memperoleh
banyak wawasan di bidang kesehatan.
Dengan demikian sebagai pendidik, perawat diharapkan mampu untuk
bertindak:
1) Mengedukasi klien, keluarga, atau tim kesehatan lainnya, baik secara
spontan (pada saat berinteraksi) maupun formal (sudah dipersiapkan
terlebih dahulu),
2) Membantu klien meningkatkan pengetahuan dalam bidang kesehatan,
mengatasi gejala penyakit sesuai kondisi klien, serta melakukan tindakan
spesifik terkait penyakit,
3) Melaksanakan perannya sesuai intervensi dalam proses keperawatan.
e. Kolaborator (Collaborator)
Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan melalui kerja
sama dengan tim kesehatan lain, baik dokter, ahli gizi, ahli radiologi, dan
sebagainya. Guna membantu mempercepat proses penyembuhan klien.
f. Koordinator (Coordinator)
Sebagai koordinator, perawat diharapkan mampu untuk mengarahkan,
merencanakan, dan mengorganisasikan pelayanan dari semua anggota tim
kesehatan. Hal ini dikarenakan, klien menerima, klien menerima pelayanan
dari banyak profesi.
g. Agen Perubahan (Change Agent)
Agen perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif
mengubah atau membantu orang lain membuat perubahan, baik pada diri
sendiri maupun sistem (Kemp, 1986 dalam Kozier dkk., 1992). Dalam
keperawatan, agen perubahan dapat dideskripsikan sebagai seseorang yang
mampu:
1) Mengidentifikasi masalah,
2) Mengkaji kemampuan dan motivasi klien untuk berubah,

3) Menunjukkan alternatif dan menggali kemungkinan hasil dari alternatif,

4) Mengkaji sumber daya,

5) Menunjukkan peran dalam membantu,

6) Membina dan mempertahankan hubungan dalam membantu,

7) Mendampingi selama proses perubahan,

8) Membimbing klien melalui fase-fase perubahan.

h. Konsultan (Consultant)

Perawat berperan sebagai tempat konsultasi bagi kien dalam menghadapi


masalah yang mereka alami, atau mendiskusikan tindakan keperawatan yang
tepat bagi mereka.

3. Peran perawat Indonesia

a. Menurut konsorsium ilmu kesehatan ( 1989 )

Berdasarkan kosorsium kesehatan,peran perawan terdiri dari tujuh


bagian antara lain sebagai berikut:

1). Pemberi asuhan keperawatan

Sebagai pemberi asuhan keperawatan, tugas perawat yaitu


mepertahankan kebutuhan dasar melalui pelayanan perawat menggunakan
proses keperawatan, sehingga masalah yang muncul dapat ditangani dengan
diagnosis,perencanaan,tindakan dan evaluasi perkembangan,asuhan
keperawatan diberikan mulai dari masalah sederhana hingga kompleks.

2). Advokat

Sebagai advokat,perawat bertugas mebantu klien dan keluarga


sebagai enginterpretasik bernagai imformasi dari pemberi layanan maupun
pihak lain, khususnya untuk pengambilan persetujuan atas tindakan
keperawatan terhadap klien.

Perawat juga hendaknya mempertahankan dan melindunggi hak hak


klien meliputi hak pelayanan yang baik, hak imformasi tentang penyakut,hak
privasi,hak menentukan nasib sendiri dan hak menerima ganti rugi akibat
kelalaian tindakan.

3). Edukator

Sebagai Edukator,perawat bertindak membantu klien dalam


eningkatkat pengetahuan kesehatan,gejala penyakit dan tindakan yang
kemungkinan diberikan, sehingga diberikan perilaku pada klien setelah
mendapat pengetahuan.

4). Koordinator

Sebagai coordinator, perawat bertugas mengarahkan,merencanakan


dan mengorganisasikan pelayan kesehatan dari tim kesehatan, sehingga
pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah dan sesuai kebutuhan klien.

5). Kolaborator

Sebagai kolaborator,perawat berupaya mengidentifikasi pelayanan


perawatan yang dibutuhkan termasuk diskusi atau bertukar pendapat dalam
menentukan bentuk pelayanan selanjutnya. Dalam hal ini kolaborasi dilakukan
dengan tim kesehayan yang terdiri dari Dokter,Fisioterafis,Ahli
Gizi,radiologo, Laboratorium, dan lain lain

6). Konsultan

Perawat berperan sebagai tepat konsultan terhadap masalah maupun


tindakan keperawatan yang sebaiknya diberikan,peran tersebut dilakukan atas
permintaan klien,sehubungan dengan imformasi tentang tujuan pelayanan
keperawatan yang diberikan.

7). Pembaru
Sebagai pembaharu, perawat bertugas melakukan perencanaan,kerja sama,
serta perubahan sistematis dan terarah yang sesuai metode pemberian layanan
keperawatan.

b. Menurut lokakarya keperawatan ( 1983 )

berdasarkan hasil lokarya keperawatan,terdapat empat peran perawat antara


lain sebagai berikut:

1). Pelaksana pelayanan keperawan

Perawat bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan kesehatan,


mul;ai dari yang bersifat sederhana hingga kompleks,baik secara langsung
aupun tidak,kepada klien sebagai individu,keluarga kelompok dan
masyarakat.

Melalui peran utama tersebut,perawat dapat memberikan asuhan


keperawatan professional,menerapkan ilmu,teori,prinsip atau
konsep,sekaligus mengkaji kebenarannya dalam kondisi nyata apakah
kriteria profesi dapat ditampilkan dan sesuai dengan harapan klien

Perawat juga harus mempunyai konsep konsep dalam lingkup


kesehatan,serta melatih diri agar memiliki kemampuan khusus dalam
menanggulangi masalah masalah individu keluarga,kelompok atau
masyarakat.kemampuan tersebut dapat diproleh selama masaa pendidikan
dan dimantapkan saat menjalankan tugas di pos pelayanan kesehatan.

2). Pengelola pelayanan dan institusi keperawatan

Perawat bertanggung jawab terhadap administrasi keperawatan, baik


dalam asyarakat maupun di institusi.perawat juga bias bekerja sebagai
pengelola sekolah atau program pendidikan keperawatan,dalam mengelola
pelayanan keperawatan untuk indivudu,keluarga,kelompok atau masyarakat.

Sebagain seorang administrator,perawat bukan berarti harus berperan dalam


kegiatan administrative.secara umum, perawat juga tetap bersatu dengan
profesi kesehatan lain,sebagai tenaga kesehatan sfesifik yang tergabung
dalam system pelayanan kesehatan.

Selain itu, perawat juga sebagai anggota tim kesehatan professional


yang paling lama bertemu klien,harus dapat merencanakan,melaksanakan
dan mengatur sebagai alternative terapi untuk klien.peran tersebut menuntut
kemampuan manajerial yang baik.

3). Pendidikan keperawatan

Perawat bertanggung jawab dalam pendidikan dan pengajaran ilmu


keperawatan,baik dalam klien,tenaga keperawatan,maupun tenaga kesehatan
lainnya.hal ini dikarekan,pendidkan merupakan salah satu aspek yang perlu
diperhatikan dalam keperawatan terkait perubahan tingkah laku sebagai salah
satu sasaran pelayanan keperawatan.

4). Penelitian Dan pengembang Pelayanan keperawatan

Perawat hendak mampu menjadi innovator dalam ilmu


keperawatan,yang memiliki kreatifitas,inisiatif dan kepekaan terhadap
rangsangan lingkungan,kemampuan ini dapat diproleh melalui kegiatan
penelitian yang bermanfaat melatih keterampilan evaluasi pengukuran
kemampuan penilaian, serta pertibangan dalam efektifitas tindakan.

Melalui hasil penelitian,perawat dapat menggerakan orang lain intuk


berbuat sesuatu yang baru.berdasarkan kebutuhan,perkembangan dan aspirasi
individu,keluarga,kelompok dan masyarakat.oleh karna itu, ;perawat dituntuk
untuk selalui mengikuti perkebambangan dan memanfaatkan media assa atau
media imforasi lainya.

Selain itu,kegiatan penelitian juga dapat menunjang perkembangan


ilmu keperawatan serta meningkatkan praktek profesi keperawatan,
pendidkan keperawatan dan administrasi keperawatan.dengan berpatisipasi
dalam kegiatan penelitian kesehatan artinya perawat juga ikut menunjang
pengembangan dibidang kesehatan.
4. Peran perawat komunitas

a) Peran manajerial

Merutut mubharak dan chayatin ( 2013 ), manajemen merupakan suaru


rangkaian proses dari kegiatan kegiatan sistematis sebagai alat administrasi
untuk mencapai tujuan.anajeen dipimpin oleh seorang manajer dengan tugas
antara lain sebagai berikut:

1. Mengambil keputusan
2. Memikul tanggung jawab
3. Mengarahkan sumber daya guna encapai tujuan
4. Sebagai pemikir konseptual
5. Bekerja sama dengan dan melalui orang lain
6. Berperan sebagai ediator,poilitikus dan diplomat

Sesuai dengan lima fungsi manajemen yaitu perencana ( planning ),


perngorganisasi ( organiszir ), penggerakan ( actuating ). Pengawasan dan
pengendalian ( controlling ), serta penilaian ( evaluating ). Maka peran
anajerial dalam keperawatan komunitas adalah sebagai berikut.

1). Perencanaan ( plaining )

Dalam perencanaan kegiatan yang dapat dilakukan antara lain sebagai


berikut:

A. Pengukuran dan pengvkajian


Semua data dikumpulkan dan diukur dengan langkah langkah (1).
Merumuskan data yang dikumpulkan .(2). Mengumpulkan indicator atau
instrument data yang dicari ke dalam kelompok.(3). Melakukan
pengumpulan data pada masing masing sumber data sesuai kaidah
metodologi penelitian
B. Analisa data
Terdapat tiga langkah analisa data.(1) pengelimpokan data
engorganisasian data.(2). Penyajian data.(3). Perumusan atau identifikasi
masalah kesehatan menggunakan model.
Berdasarkan rumus diatas suatu kasus dapat dinyatakan sebagai masalah
kesehatan jika meenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Kesenjangan : terdapat kesenjangan antara kenyataan atau hasil
terhadap harapn atau standat,baik secara kuantitatif maupun kualitatif,
sehinga menimbulkan keadaan merugikan.
b. Perhatian : terdapat suatu prthatian atau ketidak puasan administrator
terhadap kesenjangan tersebut.
c. Tanggung jawab : administrator merasa bertanggung jawab untuk
meminimalisir atau meniadakan kesenjangan tersebut selama asih
dalam ruang lingkup tanggung jawabnya yaitu sector kesehatan.
C. prioritas masalah kesehatan
dalam menentukan prioritas masalah kesehatan, peerlu adanya pertimbangan
yang lazim untuk menilai serta teknik atau metode untuk meilih,
pertimbangan dalam menilai prioritas masalah kesehatan antara lain.
a. Kegawatan masalah
b. Keparahan akibat : ukuran berat ringan akibat yang ditimbulkan suatu
kejadian
c. Anggota terbanyak : ukuran beberapa kegiatan masyarakat yang telah
terkena resiko.
d. Kecepatan peningkatan : ukuran kecepatan dalam berkebangnya suatu
pristiwa atau kejadian yang di ukur dengan kenaikan vrevalensi.
e. Luasnya perkembangan : ukuran luasnya masalah
f. Persepsi masyarakat : ukuran besarnya perhatian asyarakat terhadap
kejadian atau peristiwa

D. Solusi alternative
Solusi alternative atau disebut juga proble salving merupakan peilihan hasil
penentuan skala prioritas masalah.Untuk ditanggulangi terlebih dahulu atau
dicari pemecahan lebih lanjut.Meski demikian, tidak semua solusi altrnatif
dapat digunakan program berikutnya.
Oleh karna itu, perlu adanya kesepatan untuk engambil keputusan
terhadap pemilihan solusi alternative yang di angaop terbaik.beberapa
pendekatan dalam pemecahan masalah:
1. Peecahan bersifat analitis dan terprogram melalui atasi pemecahan
masalah secarav historis.
2. Peecahan heuristic atau coba coba.
E. Penetapan tujuan
Tujuan dapat diartikan sebagai penjabaran spesifik dari pemecahan masalah
dan hasilnpengabilan keputusan .tujuan harus ditulis secara jelas dan
hendaknya mengikuti kaidah 5W-1H.
1. What : apa yang ingin dicapai?
2. Whom : kepada siapa sasaran yang ditujukan?
3. Who : siapa yang bertanggung jawab?
4. Where : dimana akan dilaksanakan?
5. When : kapan tujuan harus tercapai?
6. How many : berapa banyak ingin dicapai?
F. Penyusunan rencana operasional
Penyusuna rencana operasiona tergantung pada penjabaran tujuan ditingkat
tertentu serta berisi hal hal yang dirinci secara lengkap,jelas dan spesifik.
1. Identifikasi dan perumusan kegiatan secara jelas
2. Prumusan konsep pendekatan yang akan digunakan pada setiap
kegiatan
3. Definisi tanggung jawab rasional berdasarkan setiap pelaksana.
4. Adanya hubungan timbal balik di setiap kegiatan.

2).Pengorganisasian ( organizing )
Pengorganisasian merupakan proses pengelopokan
individu,alat,tugas,wewenang,dan tanggung jawab yang seibang sesuai
rencana operasional,sehinga dapat digerakan sebagai satu kesatuan demi
mencapai tujuan.
3). Penggerakan ( actuating )
Penggerakan merupakan rangkaian kegiatan yang dapat empengaruhi
orang lain agar melakukan usaha usaha ke arah pencapaian sasaran. Alat
yang digunakan antara lain perintah,petunjuk,bimbingan,surat edaran,rapat
koordinasi dan pertemuan. Untuk dapat menjalankan fungsi ini, perlu adanya
motivasi dan kepemimpinan .kepeimpinan dapat digabarkan melalui rumus
sebagai berikut.
1. Seorang leader hendaknya menggunakan atribut kepemimpinan sebagai
fungsi atematis dari pengaturan sosok dirinya, misalnya melalui
penampilan,gaya bicara,gaya berjalan dan gaya mengatur organisasi.
2. Dalam engatur followers atau anggota anggota organisasinya, leader
harus enempatkan dirinya sedemikian rupa sehingga enunjang
kepeimpinannya
3. Leader harus membangun suasana kerja yang nyaman, serta
menibulkan gairah kerja dan rasa bangga setiap anggota.
4). Pengawan dan pengendalian ( controlling )
Pengawasan dan pengendalian terdiri dari tindakan penelitian terdapat
intruksi yang dikeluarkan prinsip yang ditetapkan serta tercapai atau tidaknya
segala sesuatu sesuai rencana
Standar dan pengawasan yaitu yakni nora yang ditetapkan atas
dasar pengalaman masa lalu dan kriteria yang ditetapkan sebagai ukuran
pelaksanaan program secara memuaskan pada tingkat kepuasan tertentu
5). Penilaian ( evaluating )
Penilaian merupakan prosedur tinjauan terhadap hasil pelaksanaan atau
dampak secara sistematus, dengan mebandingkan hasil dan standar, sedrta
engikuti kriteria atau metode tertentu, guna menilai dan mengambil
keputusan selanjutnya.
1. Memperbaiki pelaksanaan kegiatan yang sedang berjalan
2. Memperbaiki alokasi sumber daya
3. Memperbaiki kebijaksanaan pelaksanaan program dan perencanaan
program di masa yangvakan dating
4. Mengadakan perencanaan kembali dengan lebih baik.
b) Peran advokasi
Peran advokasi berkaitan dengan aspek legal,bukan sebagai pemberi
layanan hukum.misalnya dalam konteks kerusakan lingkungan,kira-kira
apa dampaknya terhadap kesehatan?atau penyelsaian apa yang perlu
dilakukan masyarakat
c) Peran konsultasi
Konsultasi merupakan interaksi interpersonal guna membentuk perubahan
perilaku konstruktif.konsultasi bertujuan merangsang klien agar lebih
bertanggun jawab,membuat klien merasa aman,dan membimbing prilaku
membangun.beberapa model konsultasi antara lain:
1) Model konsultasi ahli : sumber masalah berasal / ditentukan klien.
2) Model proses politikal :hubungan dipengaruhi oleh kekuatan dan
kewenangan.
3) Model dokter-klien: konsultasi bertujuan menemukan masalah melalui
tanya- jawab dengan klien.
4) Model proses : menggunakan pemecah masalah sebagai kunci .
5) Model kesehatan mental: dengan meningkatkan efek-tivitas dalam
lingkungan kerja melalui komunikasi .

d. peran dalam komunitas

1) Peran pada kesehatan individu /keluarga

a) pelaksanaan kesehatan

peran sebagai pelaksana kesehatan meliputi seluruh upaya


pelayanan kesehatan masyarakat guna mencapai mencapai tujuan kesehatan
melalui kerja sama dengan tim kesehatan lain,sehingga tercipta sistem pelayanan
kesehatan terpadu.

Peran ini dapat berupa:


 Clinical Nurse Specialist (CNS)
Perawat spesialis Klinik atau CNS memberikan pelayanan
pada tingakt individu, keluarga,kelompok, serta bertanggung
jawab melalui upaya promotif dan preventif guna meningkatkan
status kesehatan masyarakat.
CNS memberikan perawatan kesehatan pada klien biasanya
diunit rawat jalan atau tempat praktik komunitas klien dengan
masalah kompleks serta memberi perhatin lebih pada perawatan
komprehensif ,kenyamanan ,dan gejala kondisi nonpatologis(Roy
& Obloy,1979,Hamric,1989 dalam Alligood,2014).
Tujuan dari CNS antara lain menurunkan jumlah morbiditas,
menurunkan angka kematian bayi (infant mortality rate),serta
mencegah terjadinya gangguan dan kecatatan pada anggota
masyarakat .Sedangkan bentuk pelaksanaannya difokuskan pada
identifikasi masyarakat berisiko.Family Nurse Practitioner(FNP)
Perawat praktisi keluarga atau FNP memberikan perawatan
ambulasi untuk keluarga yang biasanya bekerja sama dengan
dokter keluarga .selain memenuhi kebutuhan perawatan kesehatan
secara umum, FNP juga bertugas mengatasi masalah kesehatan
dengan memberikan perawatan langsung, dan memberikan
bimbingan atau konseling pada keuarga jika dibutuhkan.
FNP bertujuan meningkatkan kesehatan,mencegah
penyakit,melaksanakan tindakan pada penyakit kronis, dan
menghindari adanya pembatasan kecacatan.Bentuk tanggung
jawabnya meliputi pengelolaan masalah kesehatan dan penyakit
yang umum terjadi pada semua usia baik pria maupun wanita.
Pelaksanaan FNP dapat berupa pengkajian fisik,psikologis,dan
lingkungan, analisis status kesehatan dan risiko terhadap penyakit
individu atau keluarga, diagnosis masalah aktual dan
potensial,serta keputusan untuk memecahkan tindakan bersama
klien dan keluarga.
Dalam menjalankan peran sebagai pelaksana kesehatan,perawat
menggunakan pendekatan pemecahan masalah klien melalui proses keperawatan
,dengan bertindak selaku:

 Pemberi rasa nyaman,


 Pelindung dan pembela,
 Mediator,
 Komunikator,
 Rehabilitas.

b) Pendidikan

Perawat memberikan pendidikan dan pemahaman kepada


individu,keluarga,kelompok,dan masyarakat baik dirumah,puskesmas,maupun
masyarakat secara terorganisasi,dalam rangka menanamkan gaya hidup
sehat,sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan untuk
mencapai tingkat kesehatan optimal.

Peran ini dapat dilakukan oleh perawat komunitas maupun anggota profesi
lain,baik secara formal maupun nonformal.Pedidikan yang diberikan bertujuan
untuk mempertahankan da meningkatkan kesehatan masyarakat,dengan fokus
pengajaran antara lain:

 Gaya hidup sehat,


 Nutrisi dan diet,
 Olahraga,
 Manajemen stres,
 Proses penyakit dan pentingnya pengobatan berkelanjutan,
 Penggunaan obat,
 Perawatan mandiri.

c) Administrasi

perawat kesehatan komunitas diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan


pelayanan kesehatan masyarakat sesuai dengan beban tugas dan tanggung jawab
yang diberikan.Tanggung jawabnya antara lain mengelola suatu permasalahan,
mengambil keputusan terkait pemecahan masalah ,menyusun kualitas
mekanisme kontrol,bekerja sama lintas sektor dan lintas program,serta
bersosialisasi dengan masyarakat.

d) Konselor

perawat kesehatan komunitas diharapkan dapat mnjadi tempat bertanya bagi


individu,keluarga,kelompok dan masyarakat,untuk memecahkan berbagai
masalah yang dihadapi dalam bidang kesehatan dan keperawatan.Peran ini dapat
dijalankan melalui konsultasi dengan anggota masyarakat,anggota
profesi,petugas kesehatan,organisasi sosial,dan rapat pendidikan.

Sebagai konselor,peawat juga diharapkan mampu menjelaskan kepada klien


mengenai konsep dan data kesehatan,menunjukkan prosedur perawatan
diri,menilai pemahaman klien, dan mengevaluasi kemajuan dalam pembelajaran.

Menurut Potter & perry (2005),perawat menggunakan metode pengajaran


yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan klien, serta melibatkan sumber
lain, misalnya keluarga,dalam pengajaran yang direncanakan.

e) Peneliti

perawat melakukan identifikasi terhadap fenomena dalam masyarakat yang


dapat memengaruhi bahkan mengancam kesehatan.selanjutnya, penelitan
dilakukan guna menemukan faktor penyebab masalah,kemudian hasilnya
diaplikasikan dalam praktik keperawatan.

2) Peran pada kesehatan masyarakat sekolah

Pada kesehatan masyarakat di sekolah, aktivitas yang dilakukan antara lain


screening ,penemuan kasus,surveilance status imunisasi ,pengelolaan keluhan
ringan, dan pemberian obat- obatan.penanganan permasalahan kesehatan
disesuaikan dengan tahap perkembangan anak,yaitu usia prasekolah (4-6
tahun),usia sekolah (6-12 tahun), dan usia remaja (13-19 tahun ).
3) peran pada kesehatan kerja

Perawat`kesehatan komunitas di tempat kerja dapat berperan dalam


pelayanan kesehatansecara langsung maupun pengelolaan laynan
kesehatan,dengan memperhatikan hal-hal berikut:

a) Karakteristik pekerjaan,
b) Karakteristik demografi dan geografi,
c) Interaksi antara pekerjaan dan layan dan layanan pekerjaan,
d) Elemen epidemologi dari kesehatan kerja,yang meliputi:
 Agent(biologi,kimia,fisik,dan psikologis),
 Lingkungan,
 Interaksi antara host- agent-environment.

4) Peran pada kesehatan di rumah(hospice Care)

Sebagai bagian dari rangkaian perawatan kesehatan umum yang disediakan


bagi individu dan keluarga ,hospice care turut berperan dalam
meningkatkan,memelihara,dan memulihakan kesehatan,guna memaksimalkan
kesehatan dan menurunkan risiko penyakit.

B. Fungsi perawat dalam keperawatan komunitas

1. Fungsi dalam Menjalankan peran

Fungsi merupakan pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai dengan


peran seseorang .Fungsi perawat dalam menjalankan perannya antara lain adalah
sebagai berikut(Mubarak dan Chayatin,2013).

a. Fungsi Independen
Fungsi independen artinya perawat melaksanakan perannya secara
mandiri ,tidak bergantung pada orang lain atau tim kesehatan
lainnya.perawat harus dapat memberikan bantuan terhadap penyimpangan
atau tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia,baik
bio,pisiko,sosio,kultural,maupun spiritual,mulai dari tingkat individu
hingga masyarakat,yang mencerminkan tidak terpenuhinya kebutuhan
dasar pada tingkat sistem organ fungsional hingga molekuler,seperti:
1) Pemenuhan kebutuhan fisisologis (oksigenasi,cairan dan
elektrolit,nutrisi,aktivitas dan istirahat,serta eliminasi alvi dan uri).
2) Pemenuhan kebutuhan rasa amamn dan nyaman ,
3) Pemenuhan kebutuhan cinta dan mencintai,
4) Pemenuhan kebutuhan harga diri,
5) Pemenuhan kebutuhan aktualisasi diri,

Semua kegiatan tersebut di prakarsai oleh peraat yang bertanggung


jawab dan bertanggung gugat atas rencana serta keputusan
tindakannya.

b. Fungsi Dependen
Fungsi dependen artinya perawat melakukan dan melaksanakan
perannya atas instruksi dari tim kesehatan lain,atau sebagai penerima
limpahan tugas dari dokter,ahli gizi ,radiologi ,dan lain-lain .
c. Fungsi interpenden
Fungsi interpenden artinya perawat melakukan dan melaksanakan
perannya melalui kerja tim yang bersifat saling ketergantungan ,baik
dalam tim keperawatan maupun tim kesehatan . Fungsi ini dapat terbentuk
apabila pemberian layanan membutuhkan kerja sama tim,misalnya dalam
asuhan keperawatan pada penderita yang memiliki penyakit kompleks.

2. Fungsi Menurut Lokakarya Nasioanal Keperwatan (1983)

Berdasarkan hsil lokakarya nasioanal keperaawatan ,fungsi dan


kompetensi perawat antara lain sebagai berikut.

a. Mengkaji kebutuhan klien, keluarga,kelompok,dan masyarakat terhadap


pelayanan keperawatan ,berdasarkan sumber-sumber yang tesedia dan
potensi untuk memenuhi kebutuhan tersebut.kompetensi perawat dalam
fungsi ini antara lain:
1) Mengumpulkan data,
2) Menganalisis dan menginterpretasikan data dalam rangka
mengidentifikasi kebutuhan keperawatanklien,termasuk sume-
sumber yang tersedia dan potensial.
b. Merencanakan tindakan dan tujuan asuhan keperawatan sesuai keadaan
klien.kompetensi perawat berdasarkan fungsi tersebut yaitu
mengembangkan rencana tindakan keperawatan bagi
individu,kelurga,kelompok dan masyarakat berdasarkan kebutuhan dan
diagnosis keperawatan.
Melaksanakan rencana keperawatan yang mencakup upaya peningkatan
kesehatan ,pencegah penyakit ,penyembuhan,pemulihan,pemeliharaan
kesehatan,dan pelayanan klien dalam keadaan terminal .kompetensi
perawat dalam fungsi ini adalah:
1) Menggunakan dan menerapkan konsep dan prinsip ilmu
prilaku,sosial budaya, dan biomedik dasar,dalam melaksanakan
asuhan keperawatan terhadap individu,keluarga,kelompok da
masyarakat ,
2) Menerapkan keterampilan keperawatan dalam memenuhi kebutuhan
dasar klien ,antara lain:
a) Kebutuhan bio,psiko,sosial dan spiritual,
b) Kebutuhan nutrisi,
c) Kebutuhan eliminasi,
d) Kebutuhan oksigenasi,
e) Kebutuhan aktivitas dan istirahat,
f) Kebutuhan keselamatan dan keamanan.
3) Merawat klien dengan gangguan fungsi tubuh ,seperti:
a) Gangguan sistem pernafasan ,
b) Gangguan sistem kordiovaskular,
c) Gangguaan sistem saraf,
d) Gangguan sistem pencernaan,
e) Gangguan sistem pendengaran,
f) Gangguan sistem reproduksi,
g) Gangguan bicara,
h) Gangguan sistem perkemihan,
i) Gangguan sistem endokrin,
j) Gagguan sistem integumen,
k) Gangguan sistem muskuloskeletal.
4) Merawat klien dengan masalah mental yang berhubungan dengan
penyesuaian dan adaptasi psikososial ,
5) Merawat klien yang membutuhkan pelayanan kebidanan dan
penyakit kandungan,
6) Memberikan pelayanan kesehatan pada individu ,keluarga,kelompok
dan masyarakat,menggunakan sumber yang tersedia secara optimal,
7) Berperan dalam perumusan kebijakan,perencanaan program dan
pelaksanaan pelayanan kesehatan,
8) Merawat klien usia lanjut,
9) Merawat klien dengan keadaan /penyakit terminal ,
10) Melaksanakan kegiatan keperawatan sesuai kewenangan,tanggung
jawab dan etika profesi.
d. Mengevaluasi hasil asuhan keperawatan .kompetensi perawat dalam
fungsi ini antara lain:
1) Menyusun kriteria yang dapat diukur dalam menilai rencana
keperawatan,
2) Menilai tingkat pencapaian tujuan berdasarkan kriteria ,
3) Mengidentifikasi perubahan yang perlu diadakan dalam rencana
keperawatan.
e. Mendokumentasikan proses keperawatan .kompetensi perawatan yang
butuhkan yaitu:
1) Mengevaluasi data terkait masalah klien ,
2) Mencatat data proses keperawatan secara sistematis,
3) Menggunakan catatan klien dalam memantau kualitas asuhan
keperawatan.
f. Mengidentifikasi hal-hal yang perlu diteliti ,serta merencanakan studi
khusus guna meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan
keterampilan dalam praktik keperawatan .kompetensi perwat menurut
fungsi ini adaah:
1) Mengidentifikasi masalah penelitian dalam bidang keperawatan ,
2) Membuat usulan rencana penelitian keperwatan,
3) Menerapkan hasil peneletian dalam praktik keperawatan secara
tepat.
g. Berpartisipasi dalam penyuluhan kesehatan kepada
individu,keluarga,kelompok dan masyarakat . dalam fungsi ini
,kompetensi perawatan antara lain:
1) Mengidentifikasi kebutuhan pendidikan kesehatan bagi
individu,keluarga,kelompok dan masyarakat ,
2) Membuat rancangan penyuluhan kesehatan menggunakan
pendekatan sistematis,
3) Melaksanakan penyuluhan kesehatan dengan metode tepat guna ,
4) Mengevaluasi hasil penyuluhan kesehatan berdasarkan hasil yang
diharapkan .
h. Berkolaborasi dengan profesi lain dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada individu,kelurga,kelompok dan masyarakat.kompetensi
perawat menurut fungsi ini adalah:
1) Berperan dalam pelayanan kesehatan individu,keluarga ,kelompok
dan masyarakat sebagai bagian dari tim kesehatan,
2) Menciptakan komunikasi yang efektif ,baik dalam tim
keperawatan maupun dengan tim ksehatan lain,
3) Menyesuaikan diri dengan konflik peran dan kesulitan lingkungan
agar pelayanan kesehatan berjalan efektif.
i. Mengelola keperawatan klien dan berperan sebagai tim dalam
melaksanakan kegiatan perawatan.kompetensi perawat dalam fungsi ini
yaitu:
1) Menciptakan komunikasi efektif dengan sejawat dan petugas
lainnya,
2) Menggagas perubahan dalam lingkungan secara efektif,sesuai
lingkup tanggung jawabnya dan perannya sebagai pembaru.
j. Mengelola institusi pendidikan keperawatan.kompetensi perawat dalam
fungsi ini antara lain:
1) Menyusun rencana fasilitas pendidikan,
2) Mengembangkan dan mengevaluasi kurikulum,
3) Menyusun uraian kerja karyawan ,
4) Menyusun kebijaksanaan institusi pendidikan,
5) Menyusun rencana dan jadwal rotasi,
6) Menetapkan fasilitas proses belajar mengajar ,
7) Memprakarsai program pengembangan staf,
8) Menerapkan kepemimpinan.
k. Berperan dalam merumuskan perencanaan pelaksanaan perawatan
kesehatan primer,kompetensi perawat sesuai fungsi ini yaitu:
1) Mengidentifikasi kelompok dengan risiko fungsi ,
2) Mengkaji status individu,keluarga,kelompok dan masyarakat,
3) Menghubungkan keperawatan dengan kegiatan pelayanan
kesehatan,
4) Meningkatkan jangkauan pelayanan keperawatan ,
5) Menyusun rencana keperawatan secara menyeluruh ,
6) Mengatur penggunaan sumber-sumber,
7) Melaksanakan asuhan keperawatan,
8) Bekerja sama dalam melatih dan mengelola kerja sama,
9) Membina kerja sama dengan individu,keluarga,kelompok dan
masyarakat,dalam mengidentifikasi pelayanan yang dibutuhkan.
BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Keperawatan komunitas merupakan sintesis teori keperawatan dan teori


kesehatan masyarakat untuk promosi, pemeliharaan dan perawatan kesehatan
populasi melalui pemberian pelayanan keperawatan pada individu, keluarga
dan kelompok yag mempunyai pengaruh terhadapat kesehatan komunitas.
Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan dan
peningkatan kesehatan masyarakat.

Keperawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan


beberapa prinsip, yaitu kemanfaatan, keerjasama, secara langsung, keadilan
dan otonomi klien. Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah
individu, keluarga, kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun
sakit. Keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan
pelayanan terhadap pengaruh lingkunngan (bio-psiko-sosial-cultural-spritual)
terhadap kesehatan komunitas dan memberikan prioritas pada strategi
pencegahan penyakit dan peningkatan pencegahan.

Pelayanan yang diberikan oleh keperawatan komunitas mencakup kesehatan


komunitas yang luas dan berfokus pada pencegahan yang terdiri dari tiga
tingkat yaitu pencegahan primer, sekunder dan tertier. Intervensi keperawatan
komunitas dapat dilakukan dengan proses kelompok (group process),
pendidikan kesehatan (health promotion) dan kerjasama (partnership).

B. Saran

Diharapkan makalah ini dapat menambah sumber bacaan bagi mahasiswa


keperawatan khusus pada mata kuliah keperawatan komunitas.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai