KEPERAWATAN KOMUNITAS
Disusun oleh:
1. ELA LORENZA
2. FE TAUFIK HIDAYAT
3. MUSTIKA AMALIA
4. M.JAZRIN
5. MUJIBURRAHMAN
6. SAEPUDIN RAHMAN
Segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “ Makalah Konsep dasar keperawatan komunitas” ini sesuai
dengan perencanaan yang telah ditentukan.
Salawat serta salam tidak lupa kami haturkan atas junjungan nabi
besar kita Muhammad saw yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju
alam terang menderang, semoga kami mengikuti jejak beliau sampai akhir zaman.
Tak ada gading yang tak retak dan tak seorang pun yang luput dari
kesalahan dan kelemahan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya konsuktif guna penyempurnaan makalah berikutnya.
DAFTAR ISI
4.1 Kesimpulan 39
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
4. Masyarakat
Menurut depkes (2006) ,keperawatan komunitas menyasar pada
masyarakat yang rentan atau mempunyai risiko tinggi terhadap
timbulnya masalah kesehatan seperti berikut.
a. Masyarakat disuatu wilayah(RT,RW, Kelurahan, desa)
yang memiliki:
1) Jumlah bayi meninggal lebih tinggi dibandingkan
daerah lain,
2) Jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi
dibandingkan daerah lain
3) Cakupan pelayanan kesehatan lebih rendah dari
daerah lain.
b. Masyarakat didaerah endemis penyakit menular(diare,
demam berdarah, dan sebagainya), seperti:
1) Msyarakat dilokasinatau barak pengungsian akibat
bencana atau lainnya,
2) Masyarakat disaerah kondisi geografis sulit,
misalnyabdaerah pelosok atau perbatasan,
Masyarakat di daerah permukiman baru dengan transportasi sulit,
misalnyandaerah transmigrasi.
2.5 Strategi intervensi keperawatan komunitas
Menurut Mubarak dan Chayatin (2013); Stanhope & Lancaster (2016),
strategi intervensi keperawatan komunitas meliputi hal-hal sebagai berikut.
1. Proses Kelompok (Group Process)
Kelompo terdiri dari orang-orang yng dapat mempengaruhi
perilaku kesehatan dan mendorong praktik kesehatan. Sementara
itu, proses kelompok menggambarkan prosedur yang selalu
berkembang dan dapat menyesuaikan diri pada setiap perubahan
kondisi.
Beberapa konflik dapat terjadi dalam proses kelompok, sehingga
diperlukan komunikasi, motivasi, dan keragaman dalam
penyelesaian/intervensi. Jika masyarakat menyadari penanganan
individual tidak mampu mencegah atau memberantas penyakit
tertentu, maka mereka telah menggunakan proses kelompok
sebagai pendekatan pemecahan masalah kesehatan.
2. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)
Pendidikan kesehatan merupakan proses untuk perubahan perilaku
dinamis. Dapat diartikan juga sebagai upaya pembelajaran
masyarakat agar bersedia melakukan tindakan guna meningkatkan
dan memelihara kesehatannya. Perubahan perilaku tersebut terjadi
karena adamya kesadaran dari dalam individu, kelompok, maupun
masyarakat itu sendiri.
Tujuan pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang No.36
Tahun 2009 tentang kesehatan, adalah meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat. Tujuan tersebut dapat
diperinci sebagai berikut.
a. Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai di
masyarakat,
b. Mendorong individu agar mampu mengadakan kegiatan
untuk mencapai tujuan hidup sehat,baik secara mandiri
maupun berkelompok,
c. Mendorong pengembangan dan penggunaan sarana
pelayanan kesehatan secara tepat.
3. Kerja Sama (Partnership)
Berbagai persoalan kesehatan masyarakat yang tidak ditangani
dengan baik, akan menjadi ancaman bagi lingkungan masyarakat
lebih luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam
upaya asuhan keperawatan komunitas. Melalui upaya kerja sama,
berbagai persoalan dilingkungan masyarakat dapat diatasi dengan
lebih cepat.
4. Pemberdayaan (Empowerment)
Menurut Hitchcock, Schubert, dan Thomas (1999), konsep
pemberdayaan (empowerment) dapat diartikan sebagai proses
pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi
transformatif kepada masyarakat, antara lain adanya dukungan,
pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri untuk
membentuk pengetahuan baru.
2.6 Level dan bentuk intervensi keperawatan komunitas
Element Role
Care Giver Client Advocate Counsellor Collaborator Educator Coordinator Change Agent Consultant
h. Konsultan (Consultant)
2). Advokat
3). Edukator
4). Koordinator
5). Kolaborator
6). Konsultan
7). Pembaru
Sebagai pembaharu, perawat bertugas melakukan perencanaan,kerja sama,
serta perubahan sistematis dan terarah yang sesuai metode pemberian layanan
keperawatan.
a) Peran manajerial
1. Mengambil keputusan
2. Memikul tanggung jawab
3. Mengarahkan sumber daya guna encapai tujuan
4. Sebagai pemikir konseptual
5. Bekerja sama dengan dan melalui orang lain
6. Berperan sebagai ediator,poilitikus dan diplomat
D. Solusi alternative
Solusi alternative atau disebut juga proble salving merupakan peilihan hasil
penentuan skala prioritas masalah.Untuk ditanggulangi terlebih dahulu atau
dicari pemecahan lebih lanjut.Meski demikian, tidak semua solusi altrnatif
dapat digunakan program berikutnya.
Oleh karna itu, perlu adanya kesepatan untuk engambil keputusan
terhadap pemilihan solusi alternative yang di angaop terbaik.beberapa
pendekatan dalam pemecahan masalah:
1. Peecahan bersifat analitis dan terprogram melalui atasi pemecahan
masalah secarav historis.
2. Peecahan heuristic atau coba coba.
E. Penetapan tujuan
Tujuan dapat diartikan sebagai penjabaran spesifik dari pemecahan masalah
dan hasilnpengabilan keputusan .tujuan harus ditulis secara jelas dan
hendaknya mengikuti kaidah 5W-1H.
1. What : apa yang ingin dicapai?
2. Whom : kepada siapa sasaran yang ditujukan?
3. Who : siapa yang bertanggung jawab?
4. Where : dimana akan dilaksanakan?
5. When : kapan tujuan harus tercapai?
6. How many : berapa banyak ingin dicapai?
F. Penyusunan rencana operasional
Penyusuna rencana operasiona tergantung pada penjabaran tujuan ditingkat
tertentu serta berisi hal hal yang dirinci secara lengkap,jelas dan spesifik.
1. Identifikasi dan perumusan kegiatan secara jelas
2. Prumusan konsep pendekatan yang akan digunakan pada setiap
kegiatan
3. Definisi tanggung jawab rasional berdasarkan setiap pelaksana.
4. Adanya hubungan timbal balik di setiap kegiatan.
2).Pengorganisasian ( organizing )
Pengorganisasian merupakan proses pengelopokan
individu,alat,tugas,wewenang,dan tanggung jawab yang seibang sesuai
rencana operasional,sehinga dapat digerakan sebagai satu kesatuan demi
mencapai tujuan.
3). Penggerakan ( actuating )
Penggerakan merupakan rangkaian kegiatan yang dapat empengaruhi
orang lain agar melakukan usaha usaha ke arah pencapaian sasaran. Alat
yang digunakan antara lain perintah,petunjuk,bimbingan,surat edaran,rapat
koordinasi dan pertemuan. Untuk dapat menjalankan fungsi ini, perlu adanya
motivasi dan kepemimpinan .kepeimpinan dapat digabarkan melalui rumus
sebagai berikut.
1. Seorang leader hendaknya menggunakan atribut kepemimpinan sebagai
fungsi atematis dari pengaturan sosok dirinya, misalnya melalui
penampilan,gaya bicara,gaya berjalan dan gaya mengatur organisasi.
2. Dalam engatur followers atau anggota anggota organisasinya, leader
harus enempatkan dirinya sedemikian rupa sehingga enunjang
kepeimpinannya
3. Leader harus membangun suasana kerja yang nyaman, serta
menibulkan gairah kerja dan rasa bangga setiap anggota.
4). Pengawan dan pengendalian ( controlling )
Pengawasan dan pengendalian terdiri dari tindakan penelitian terdapat
intruksi yang dikeluarkan prinsip yang ditetapkan serta tercapai atau tidaknya
segala sesuatu sesuai rencana
Standar dan pengawasan yaitu yakni nora yang ditetapkan atas
dasar pengalaman masa lalu dan kriteria yang ditetapkan sebagai ukuran
pelaksanaan program secara memuaskan pada tingkat kepuasan tertentu
5). Penilaian ( evaluating )
Penilaian merupakan prosedur tinjauan terhadap hasil pelaksanaan atau
dampak secara sistematus, dengan mebandingkan hasil dan standar, sedrta
engikuti kriteria atau metode tertentu, guna menilai dan mengambil
keputusan selanjutnya.
1. Memperbaiki pelaksanaan kegiatan yang sedang berjalan
2. Memperbaiki alokasi sumber daya
3. Memperbaiki kebijaksanaan pelaksanaan program dan perencanaan
program di masa yangvakan dating
4. Mengadakan perencanaan kembali dengan lebih baik.
b) Peran advokasi
Peran advokasi berkaitan dengan aspek legal,bukan sebagai pemberi
layanan hukum.misalnya dalam konteks kerusakan lingkungan,kira-kira
apa dampaknya terhadap kesehatan?atau penyelsaian apa yang perlu
dilakukan masyarakat
c) Peran konsultasi
Konsultasi merupakan interaksi interpersonal guna membentuk perubahan
perilaku konstruktif.konsultasi bertujuan merangsang klien agar lebih
bertanggun jawab,membuat klien merasa aman,dan membimbing prilaku
membangun.beberapa model konsultasi antara lain:
1) Model konsultasi ahli : sumber masalah berasal / ditentukan klien.
2) Model proses politikal :hubungan dipengaruhi oleh kekuatan dan
kewenangan.
3) Model dokter-klien: konsultasi bertujuan menemukan masalah melalui
tanya- jawab dengan klien.
4) Model proses : menggunakan pemecah masalah sebagai kunci .
5) Model kesehatan mental: dengan meningkatkan efek-tivitas dalam
lingkungan kerja melalui komunikasi .
a) pelaksanaan kesehatan
b) Pendidikan
Peran ini dapat dilakukan oleh perawat komunitas maupun anggota profesi
lain,baik secara formal maupun nonformal.Pedidikan yang diberikan bertujuan
untuk mempertahankan da meningkatkan kesehatan masyarakat,dengan fokus
pengajaran antara lain:
c) Administrasi
d) Konselor
e) Peneliti
a) Karakteristik pekerjaan,
b) Karakteristik demografi dan geografi,
c) Interaksi antara pekerjaan dan layan dan layanan pekerjaan,
d) Elemen epidemologi dari kesehatan kerja,yang meliputi:
Agent(biologi,kimia,fisik,dan psikologis),
Lingkungan,
Interaksi antara host- agent-environment.
a. Fungsi Independen
Fungsi independen artinya perawat melaksanakan perannya secara
mandiri ,tidak bergantung pada orang lain atau tim kesehatan
lainnya.perawat harus dapat memberikan bantuan terhadap penyimpangan
atau tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia,baik
bio,pisiko,sosio,kultural,maupun spiritual,mulai dari tingkat individu
hingga masyarakat,yang mencerminkan tidak terpenuhinya kebutuhan
dasar pada tingkat sistem organ fungsional hingga molekuler,seperti:
1) Pemenuhan kebutuhan fisisologis (oksigenasi,cairan dan
elektrolit,nutrisi,aktivitas dan istirahat,serta eliminasi alvi dan uri).
2) Pemenuhan kebutuhan rasa amamn dan nyaman ,
3) Pemenuhan kebutuhan cinta dan mencintai,
4) Pemenuhan kebutuhan harga diri,
5) Pemenuhan kebutuhan aktualisasi diri,
b. Fungsi Dependen
Fungsi dependen artinya perawat melakukan dan melaksanakan
perannya atas instruksi dari tim kesehatan lain,atau sebagai penerima
limpahan tugas dari dokter,ahli gizi ,radiologi ,dan lain-lain .
c. Fungsi interpenden
Fungsi interpenden artinya perawat melakukan dan melaksanakan
perannya melalui kerja tim yang bersifat saling ketergantungan ,baik
dalam tim keperawatan maupun tim kesehatan . Fungsi ini dapat terbentuk
apabila pemberian layanan membutuhkan kerja sama tim,misalnya dalam
asuhan keperawatan pada penderita yang memiliki penyakit kompleks.
PENUTUP
Kesimpulan
B. Saran