Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

PADA KELOMPOK RENTAN ANAK - ANAK

UNTUK MEMENUHI TUGAS PRAKTIKUM KEPERAWATAN KOMUNITAS

Dosen Pengampu : Anita Kristiastuti

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 4

1. NURHIDAYAH 04174528
2. NURYA APRICA 04174529
3. SITI AISYAH HUMAIRAH 04174531
4. SITI MAIMUNAH 04174532
5. SITI NUR FAIDAH 04174533
6. SITI RAHAYU YOLANDA 04174534

B/KP/VI

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA GLOBAL

YOGYAKARTA

2020

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan “Makalah Asuhan Keperawatan Kelompok dan Risiko pada
Anak – Anak” dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam penyusunan makalah ini mungkin
ada hambatan, namun berkat bantuan serta dukungan dari teman-teman dan bimbingan dari
dosen pembimbing. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
            Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu proses pembelajaran dan dapat
menambah pengetahuan bagi para pembaca. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak, atas bantuan serta dukungan dan doa nya.
            Semoga makalah ini dapat member pengetahuan dan manfaat bagi semua pihak yang
membaca makalah ini. Kami mohon maaf apabila makalah ini mempunyai banyak kekurangan,
karena keterbatasan penulis yang masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu, kritik dan
saran dari pembaca yang sifatnya membangun, sangat diharapkan oleh kami dalam pembuatan
makalah selanjutnya. Semoga makalah sederhana ini bermanfaat bagi pembaca maupun kami.

Penulis
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

a. Definisi
b. Anak Usia Sekolah Sebagai Kelompok Risiko
c. Peran Perawat Komunitas Terkait Anak Usia Sekolah

BAB II ASUHAN KEPERAWATAN

a. Pengkajian
b. Diagnosa Keperawatan
c. Intervensi
d. Implementasi
e. Evaluasi

BAB III

a. Kesimpulan
b. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. DEFINISI
Populasi rentan merupakan kelompok – kelompok sosial yang memiliki
peningkatan resiko yang relatif atau rawan untuk menerima pelayanan kesehatan
(Flaskeurd & Winslow, 1994). Jika seseorang atau kelompok dikatakan rentan apabila
mereka berhadapan dengan penyakit, bahaya, atau outcome negative. Faktor pencetus
dapat berupa genetic, biologis, atau psikososial.
Health Policy Center (2010) mendefinisikan populasi rentan sebagai berikut :
populasi rentan adalah kelompok yang tidak terintegrasi dengan baik ke dalam sistem
pelayanan kesehatan karena etnis, budaya, ekonomi, geografi, atau kesehatan
karakteristik. Isolasi tersebut menempatkan anggota kelompok beresiko untuk tidak
mendapatkan perawatan medis yang diperlukan, dan dengan demikian merupakan
ancaman potensial terhadap kesehatan mereka.
Menurut WHO 2002 kelompok populasi rawann adalah bagian dari kelompok
populasi yang memiliki kecenderungan lebih untuk mengalami masalah kesehatan
sebagai akibat dari terpajannya terhadap resiko atau memperoleh hasil dari masalah
kesehatan yang lebih buruk dari kelompok populasi lain secara keseluruhan. Kerentanan
adalah sejauh mana populasi, individu, atau organisasi, tidak mampu mengantisipasi,
mengatasi, menolak, dan pulih dari dampak bencana.
Berikut ini beberapa contoh kelompok individu yang rentan (WHO 2015) :
1. Anak – anak
2. Wanita hamil
3. Orang tua
4. Orang – orang yang kekurangan gizi
5. Orang – orang yang sakit kerusakan imun (immunocompramised)
Sedangkan keadaan yang berdampak memperparah keadaan rentan seseorang
adalah :

1. Terjadi bencana
2. Beban penyakit yang berhubungan dengan keadaan darurat
3. Kemiskinan
4. Tunawisma
5. Keadaan tempat tinggal yang buruk

Beresiko (at risk) adalah kondisi yang mempengaruhi kondisi seseorag atau
populasi untuk menjadi sakit atau sehat. Secara umum at risk dikaitkan dengan kondisi
biologis dan usia, sosial (social at risk), ekonomi (economic at risk), gaya hidup (life-
style risk), dan peristiwa kehidupan (live-event risk). Population at risk adalah populasi
yang melakukan aktifitas atau mempunyai karakteristik tertentu yang meningkatkan
potensi untuk menjadi sakit, cidera atau mendapatkan masalah kesehatan.

Komunitas dapat diartikan kumpulan orang pada wilayah tertentu dengan sistem
sosial tertentu. Komunitas meliputi individu, keluarga, kelompok/agregat dan
masyarakat. Salah satu agregat di komunitas adalah anak usia sekolah yang tergolong
kelompok beresiko (at risk) terhadap timbulnya masalah kesehatan yang terkait perilaku
tidak sehat. Berdasarkan umur kronologis dan berbagai kepentingan, terdapat berbagai
definisi tentang anak usia sekolah yaitu :

1. Menurut definisi WHO (World Health Organization) yaitu golongan anak


yang berusia antara 7 – 15 tahun, sedangkan di Indonesia lazimnya anak yang
berusia 7 – 12 tahun.
2. Menurut Wong (2009), usia sekolah adalah anak pada usia 6 – 12 tahun.

B. ANAK USIA SEKOLAH SEBAGAI KELOMPOK RISIKO


Anak usia sekolah adalah anak yang memiliki umur 6 sampai 12 tahun yang
masih duduk di sekolah dasar sampai kelas 6 dan perkembangan sesuai usianya.
Anak usia sekolah merupakan kelompok resiko yaitu kondisi yang dihubungkan
dengan peningkatan kemungkinan adanya kejadian penyakit. Hal ini tidak berarti bahwa
jika faktor resiko tersebut ada pasti akan menyebabkan penyakit, tetapi dapat berakibat
potensial terjadi sakit atau kondisi yang membahayakan kesehatan secara optimal dari
populasi. Anak usia sekolah merupakan populasi resiko karena beberapa hal yaitu
1. Anak banyak menghabiskan waktu diluar rumah
2. Aktifitas fisik anak semakin meningkat
3. Pada usia ini anak akan mencari jati dirinya
4. Masih membutuhkan peran orang tua untuk membantu memenuhi kebutuhan

C. PERAN PERAWAT KOMUNITAS TERKAIT ANAK USIA SEKOLAH


1. Praktik Keperawatan Kesehatan Komunitas
Keperawatan Kesehatan Komunitas (CHN) merupakan spesialis pelayanan
keperawatan yang berbasiskan pada masyarakat dimana perawat mengambil tanggung
jawab untuk berkontribusi meningkatkan derajat kesehatan masyarakt. Focus utama
upaya CHN adalah pencegahan penyakit, peningkatan dan mempertahankan
kesehatan dengan tanggung jawab utama perawat CHN pada keseluruhan populasi
dengan penekanan pada kesehatan kelompok populasi daripada individu dan
keluarga.
2. Fungsi dan Peran Perawat CHN Pada Agregat Anak Usia Sekolah
Fungsi dari peran perawat kesehatan komunitas terkait agregat anak usia sekolah
antara lain :
a. Kolaborator
Perawat bekerjasama dengan lintas program dan lintas sektoral dalam
membuat keputusan dan melaksanakan tindakan untuk menyelesaikan
masalah anak sekolah. Seperti halnya perawat melakukan kemitraan dengan
tokoh masyarakat, tokoh agama, keluarga, guru, kepolisian, psikolog, dokter,
LSM, dan sebagainya.
b. Koordinator
Mengkoordinir pelaksanaan konferensi kasus sesuai anak kebutuhan
sekolah, menetapka, penyedia pelayanan untuk anak usia sekolah.
c. Case finder
Mengembangkan tanda dan gejala kesehatan yang terjadi pada agregat anak
usia sekolah, menggunakan proses diagnostik untuk mengidentifikasi
potensial kasus penyakit dan resiko pada anak usia sekolah.

d. Case manager
Mengidentifikasi kebutuhan anak usia sekolah, merncang rencana
perawatan untuk memenuhi kebutuhan anak usia sekolah, mengawasi
pelaksanaan dan pelayanan dan mengevaluasi dampak pelayanan.
e. Pendidik
Mengembangkan rencana pendidikan pada keluarga dengan anak usia
sekolah di masyarakat dan anak usia sekolah di institusi formal, memberikan
pendidikan kesehatan sesuai kebutuhan, mengevaluasi dampak pendidikan
kesehatan.
f. Konselor
Membantu anak usia sekolah mengidentifikasi masalah dan alternatif
solusi, membantu anak usia sekolah mengevaluasi efek solusi dan pemecahan
masalah.
g. Peneliti
Merancang riset terkait anak usia sekolah, mengaplikasikan hasil riset
pada anak usia sekolah, mendesiminisikan hasil riset.
h. Care giver
Mengkaji status kesehatan anak usia sekolah, menetapkan diagnosa
keperawatan, merencanakan intervensi keperawatan, melaksanakan rencana
tindakan dan mengevaluasi hasil intervensi.
i. Pembela
Memperoleh fakta terkait situais yang dihadapi anak usia sekolah,
menentukan kebutuhan advokasi, menyampaikan kasus anak usia sekolah
terhadap pengambil keputusan, mempersiapkan anak usia sekolah untuk
mandiri.
BAB II

PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

1. Wienshiel Survey
TPA Al-Ikhsan Tenggarong Seberang didirikan pada tanggal 24 April 1991. TPA
Al Ikhsan berada di bawah naungan Yayasan Al-Ikhsan. Pendirian madrasah ini dilatar
belakangi atas keperihatinan sebagai tokoh masyarakat tentang tidak adanya sarana
pendidikan yang berbasis pendidikan agama islam di lingkungan sekitar, oleh Bapak KH.
Zainal Abidin. Sebagai tokoh Ulama Kebumen, Jawa Tengah.
2. Peta wilayah

Alamat Madrasah berada di pedesaan yang jaraknya lumayan jauh dari daerah
kecamatan dan pusat pemerintahan kabupaten kutai Kartanegara di Jalan poros KM 47
Desa suka maju Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kartanegara. Pada
pengkajian ini hanya dilakukan pada siswa tingkat pertama di TPA Al-Ikhsan.

a. Jumlah siswa
Jumlah keseluruhan siswa di TPA Al-Ikhsan ialah 93 siswa, dan yang menjadi
responden berjumlah 32 siswa.
b. Distribusi siswa berdasarkan usia
Dari data yang didapat siswa tingkat pertama paling banyak berusia 6-10 tahun
dengan presentase 85% dan yang berusia 11-12 tahun dengan presentase 15%.
c. Distribusi siswa berdasarkan suku
Dari data yang di dapat sebagian besar yang berasal dari Suku Jawa 70%, Suku Kutai
20%, dan suku Banjar 10%
3. Format pengkajian
A. Pengkajian Wienshiel Survey

Area yang di observasi Temuan

Tipe perkampungan /pedesaan :


1. Perumahan 1. Bangunan pada TPA terebut termasuk tipe
2. Semi usaha yang 90% telah menggunakan bahan batu bata
3. Lingkungan bisnis dan terdapat pagar.
2. Terdapat usaha kantin yang menjualkan
makanan ringan dan perlengkapan alat belajar
untuk anak-anak TPA.
3. Lingkungan pada area bisnis berdekatan
dengan bangunan TPA terdapat beberapa
sampah yang berserakan.
Lingkungan tempat tinggal : 1. Bangunan termasuk bangunan tunggal,
1. Rumah tunggal (terpisah antara karena terpisah dengan bangunan rumah warga
rumah satu dengan lainnya) dengan jarak sekitar 500 m dari perumahan.
2. Apartemen, Dll... 2. Bangunan termasuk salah satu pengelolaan
desa setempat
Umur area perumahan : 1. Terdapat bangunan bru, yaitu berupa kantor
1. Bangunan baru untuk guru anak-anak di TPA
2. Bangunan lama tapi terpelihara 2. Tidak terdapat bangunan lama yang
dengan baik terbengkalai
3. Bangunan lama dan rusak 3. Tidak terdapat bangunan yang rusak
Karakteristik cultural : 1.Dari data yang didapat siswa tingkat pertama
1. Variasi umur penduduk paling banyak berusia 6-10 tahun dengan
presentase 85% dan yang berusia 11-12 tahun
dengan presentase 15%.
2. Kegiatan sehari-hari anak-anak TPA di pagi
2. Kegiatan umum sehari-hari hari berangkatsekolah hingga pukul 11:00,
3. Ras yang mendominasi dan budaya siang hariistirahat, dan pukul 15:00 siap untuk
yang mendominasi berangkat ke TPA dan mengaji bersama
setelah sholat Ashar berjama’ah.
3. Dari data yang di dapat sebagian besar yang
berasal dari Suku Jawa 70%, Suku Kutai 20%,
dan suku Banjar 10%. Sehingga budaya yang
mendominasi ialah budaya Jawa.

Lingkungan : 1. Tampakan umum:


1. Tampakan umum: a. Halaman di sekitar TPA ialah terdapat area
a) Halaman bermain dan tumbuhan bunga yang tumbuh.
b) Jalan b. Jalan di TPA telah menggunakan aspal,
c) Pekarangan sehingga dapat dilewati transportasi umum.
d) Tanaman c. Pekarangan TPA digunakan untuk menaruh
e) Patung, dll alat dan bahan dalam pembelajaran
d. Tanamannya yaitu terdapat beberapa pohon
tinggi di sekitar bangunan.
e. tidak terdapat patung ataupun tugu
pengenal.

2.Bahaya lingkungan:
a. Tidak terdapat polusi udara karena area
sekitar tidak berdekatan dengan pertambangan
2. Bahaya lingkungan : atau pabrik dan masuk kedalam gang,
a) Polusi udara sehingga terhindar dari pousi ransportasi
umum.
b. Masih terdapat beberapa penumpukan
sampah dan tampaklah sampah berserakan di
area kantin TPA.
b) Sampah c. Terdapat taman bermain berupa ayunan dan
c) Area bermain berbahaya perosotan, namun tanah di area bermain
d) Alat pemadam kebakaran mudah menjadi licin saat selesai hujan.
e) Lalu lintas d. Tidak terdapat alat pemadam kebakaran
f) Polisi sederhana.
g) Jalan untuk penyebrangan e. Lalu lantas disekitar tidaklah ramai
anak sekolah f. Di sekitar jarak 1 KM terdapat pos polisi.
g. Terdapat tanda dan zebra cross untuk
penyebrangan.

3. Stressor lingkungan : 3. Stressor lingkungan:


a) Kegaduhan a. Tidak terdapat kegaduhan di sekitar area
b) Kemacetan TPA.
c) Tanda-tanda adanya abuse b. Tidak terjadi macet di jalan lalu lintas.
d) Tanda-tanda penyalahgunaan c. Tidak terdapat tanda-tanda adanya abuse
obat terlarang d. Tidak terdapat penyalahgunaan obat
e) Tanda-tanda kemiskinan terlarang.
e. Keluarga murid di TPA mampu membayar
untuk proses pembelajaran.
Sumber – sumber yang ada di
masyarakat (kualitas dan kuantitas):

1. Tempat belanja 1. Terdapat kantin di area TPA


2. Transportasi yang digunakan 2. Transportasi yang digunakan anak-
3. Tempat rekreasi anak ialah sepeda, adapula yang
4. Sarana pendidikan diantarkan oleh orang tuanya
5. Sarana agama menggunakan sepeda motor
6. Pelayanan keamanan 3. Terdapat area bermain di halaman TPA
4. Terdapat perpustakaan yang dapat
digunakan untuk anak-anak
5. Terdapat masjid disebelah bangunan
TPA
6. Pelayanan keamanan terdapat warga
yang mengadakan jadwal ronda pada
7. Farmasi setiap malamnya di sekitar TPA
8. Kegawatdaruratan misal: terdapat pos kamling
pemadam , alat tanda bahaya 7. Terdapat UKS di TPA
9. Pelayanan umum : kartor pos , 8. Tidak terdapat alat pemadam dan
bank , wc umum tanda-tanda pengenal bahaya.
10. Koran dinding 9. Terdapat wc umum, namun wc yang
digunakan anak-anak TPA beraroma
tidak sedap dan air yang digunakan
tampaklah kotor, sehingga tidak laya
digunakan
10. Terdapat majalah dinding untuk
kreativitas dan pengumuman informas.
Pelayanan kesehatan

1. Fasilitas kesehatan 1. Fasilitas kesehatan


a) Rumah sakit Bangunan TPA jauh dari Rumah Sakit,
b) Praktek bidan dan Puskesmas terleta 50 k dari TPA
c) Klinik, dll.. 2. Sumber pelayanan kesehatan
2. Sumber pelayanan kesehatan Untuk sumber pelayanan sangatlh sulit,
a) Puskesmas ikarenakan letak TPA jauh dengan
b) Rumah sakit Rumah sakit dan puskesmas namun di
c) Praktik dokter swasta depan gang TPA terdapat praktik
d) Praktek bidan klinik.
e) Praktek perawat, dll..
B. Pengkajian Kebutuhan Kesehatan Komunitas

Pengkajian Hasil
1. Inti komunitas
a) Sejarah a. TPA Al-Ikhsan Tenggarong
b) Demografi : Seberang didirikan pada
c) Etnik tanggal 24 April 1991. TPA Al
a. Perbedaan budaya Ikhsan berada di bawah naungan
b. Tanda-tanda yang mengindikasikan Yayasan Al-Ikhsan.
adanya perbedaan budaya b. Alamat Madrasah berada di
pedesaan yang jaraknya lumayan
d) Nilai dan kepercayaan jauh dari daerah kecamatan dan
a. Agama yang di anut pusat pemerintahan kabupaten
b. Sarana ibadah kutai Kartanegara di Jalan poros
KM 47 Desa suka maju
c. Dari data yang di dapat sebagian
besar yang berasal dari Suku
Jawa 70%, Suku Kutai 20%, dan
suku Banjar 10%.
d. Agama yang di anut mayoritas
100% ialah Islam dansarana
ibadah menggunakan masjid di
sebelah TPA.
Sub System a).Lingkungan Fisik
a) Lingkungan fisik a. TPA Al-Ikhsan Tenggarong
a. Lokasi batas desa Seberang sudah memiliki sarana
b. Cuaca /musim prasarana pembelajaran yang
c. Kondisi tanah, air, udara representative dengan bangunan
d. Perumahan masjid, perpustakaan, lapangan
e. Binatang dan tumbuh-tumbuhan bermain, kantin, UKS, dan 4
f. Sampah dan pengelolaan ruang kelas belajar yang mampu
g. Pelayanan umum: listrik, kondisi menampung siswa  ± 100 siswa.
jalan b. Di TPA Al-Ikhsan terdapat dua
musim yaitu musin hujan dan
kemarau.
c. Kondisi tanah di area TPA yaitu
sebagian telah di aspal dan
bangunannya sudah dalam
bentuk tembok batu bata, yang
terdapat 3 ruangan dan di
lindungi dengan pagar kayu.
d. Di sekitar bangunan masih
terdapat pepohonan yang lebat
dan tinggi, dan tidak terdapat
hewan peliharaan di sekitar
bangunan.
e. Untuk pengelolaan sampah di
masih belum efektif karena tidak
adanya petugas kebersihan.
Pelayanan umum: kondisi listrik
di TPA telah menggunakan
tenaga lisrik sehingga
memudahkan proses
pembelajaran, dan kondisi jalan
telah menggunakan aspal.

b) Pendidikan b). Pendidikan


a. Tingkat pendidikan penduduk a. Tingkat pendidikan anak-anak TPA
b. Sarana sekolah (jika ada) masih duduk dibangku SD.
c. Jumlah siswa b. terdapat sarana bermain dan ruang
d. Fasilitas sekolah membaca di perpustakaan
e. UKS c. Jumlah siswa ialah 93 orang
d. Fasilitas; perpustakaan, taman
bermain, kantin
e. Tedapat UKS di TPA Al-Ikhsan

c) Ekonomi c). Sebagian besar, sekitar 80% orang tua


anak-anak TPA ialah bekerja sebagai
petani, dan sisanya oran tua ada yang
bekerja sebagai guru dan pedagang.

d). Komunikasi yang digunakan ialah


d) Komunikasi dengan memberikan informasi melalui
rapat setiap bulan sekali dengan cara
megirimkan undangan dari murid TPA
untuk perwakilan wali murid.
A. ANALISA DATA

SYMPTOM ETIOLOGI PROBLEM


DO :
 Masih terdapat beberapa
penumpukan sampah dan
tampaklah sampah berserakan
di area kantin TPA
 Untuk pengelolaan sampah Kurangnya kesadaran
masih belum efektif karena dan Sumber Daya Ketidakefektifan
tidak adanya petugas Manusia dalam pemeliharaan
kebersihan pemeliharaan kesehatan
 Terdapat wc umum, namun wc kesehatan
yang digunakan anak-anak
TPA beraroma tidak sedap dan
air yang digunakan tampaklah
kotor, sehingga tidak layak
digunakan
DO :
 Anak-anak terlihat sering
bermain di taman bermain
 Terdapat taman bermain Kurangnya keamanan
Resiko jatuh
berupa ayunan dan perosotan, lingkungan
namun tanah di area bermain
mudah menjadi licin saat
selesai hujan
B. SKALA PRORITAS
a) Diagnogsa 1 : Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan
kurangnya kesadaran dan Sumber Daya Manusia dalam pemeliharaan kesehatan.
b) Diagnogsa 2 : Resiko jatuh berhubungan dengan kurangnya keamanan lingkungan .
Pentingnya Kemungkinan Peningkatan
masalah untuk di perubahan positif terhadap kualitas
pecahkan : jika diatasi : hidup bila diatasi
Masalah Total
1 : Rendah 0 : Tidak Ada :
2 : Sedang 1 : Rendah 0 : Tidak Ada
3 : Tinggi 2 : Sedang 1 : Rendah
3 : Tinggi 2 : Sedang
3 : Tinggi
Ketidakefektifan
pemeliharaan
kesehatan b.d
kurangnya 3 3 3 9
kesadaran dan
Sumber Daya
Manusia dalam
pemeliharaan
kesehatan
Resiko jatuh b.d
kurangnya 3 2 2 7
keamanan
lingkungan
C. TABEL TUJUAN (NURSING OUUTCOME)

Diagnosa keperawatan TUM TUK


komunitas
Ketidakefektifan pemeliharaan Terbentuknya kelompok anak usia 1. Anak usia sekolah
kesehatan berhubungan dengan sekolah yang peduli terhadap mendapatkan pengetahuan
kurangnya kesadaran dan lingkungan yang cukup tentang
Sumber Daya Manusia dalam pencegahan masalah
pemeliharaan kesehatan pembuangan sampah
sembarangan
2. Meningkatkan pengetahuan,
kesadaran dan kemauan anak
usia sekolah untuk hidup
bersih dan sehat.
3. Meningkatkan kualitas hidup
Resiko jatuh berhubungan Terbentuknya keamanan yang 1. Mencegah terjadinya cedera
dengan kurangnya keamanan memadai di lingkungan sekolah pada anak usia sekolah
lingkungan 2. Meningkatkan keamanan dan
kenyamanan anak-anak

D. RENCANA KEGIATAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Diagnosa TUM TUK Rencana Evaluasi


keperawatan Kegiatan
komunitas
Ketidakefektifan Terbentuknya - Anak usia Health education Kriteria evaluasi
pemeliharaan kelompok anak sekolah -Lakukan - 90%
kesehatan usia sekolah mendapatkan pendekatan secara Pengetahuan
berhubungan dengan yang peduli pengetahuan formal dengan anak sekolah
kurangnya kesadaran terhadap yang cukup kepala yayasan, tentang PHBS
dan Sumber Daya lingkungan tentang guru /Kesling
Manusia dalam pencegahan Standar evaluasi
pemeliharaan masalah -Berikan -80% anak
kesehatan pembuangan penyuluhan sekolah mampu
sampah kesehatan tentang menyebutkan
sembarangan dampak dampak
- Meningkatkan pembuangan membuang
pengetahuan, sampah sampah sembaran
kesadaran dan sembarangan - 55% anak
kemauan anak sekolah mampu
usia sekolah -Beri penyuluhan melakukan
untuk hidup tentang hidup peraktik
bersih dan bersih dan sehat PHBS/Kesling
sehat. dengan cara yang baik dan
- Meningkatkan mengajarkan benar
kualitas hidup tentang menjaga
kesehatan
lingkungan yang
baik dan benar

-Bagikan poster
setelah
penyuluhan
tentang
PHBS/Kesling
yang baik dan
benar

-Anjurkan adanya
pengadaan/
perekrutan
petugas
kebersihan

Resiko jatuh Terbentuknya - Mencegah Health education Kriteria evaluasi :


berhubungan dengan keamanan terjadinya - Kaji tingkat pengetahuan anak
kurangnya keamanan yang memadai cedera pada bahaya sekolah dan
lingkungan di lingkungan anak usia lingkungan warga sekolah
sekolah sekolah bermain (TPA) tentang
- Meningkatkan - Anjurkan anak- bagaimana untuk
keamanan dan anak untuk tidak meningkatkan
kenyamanan bermain ketika kesadaran
anak-anak hujan maupun keamanan
- Adanya setelahnya lingkungan.
modifikasi - Memberikan Standar evaluasi
lingkungan penyuluhan -60% anak usia
untuk tentang sekolah bisa
meningkatkan pengertian jatuh menyebutkan
kenyamanan dan bagaiman pengertian jatuh
cara dan cara
memininalkan meminimalkan
injury resiko injury
- Bagikan poster/ - 90% guru
gambar yang paham tentang
menarik setelah injury dan
penyuluhan bersedia untuk
- lakukan kerja melakukan
sama dengan guru tindakan
dan pihak pencegahan.
yayasan untuk
mencegah injury.
E. TABEL PLANING OF ACTION (POA)

Masalah Sumber
Tujuan Kegiatan Sasaran Waktu Tempat Media PJ
Keperawatan Dana
Ketidakefektifan TUM a.Melakukan Anak-anak Senin, 13 Ruang Swadaya Leaflet, Nurhiday
pemeliharaan  Terbentuknya penkes usia sekolah Juli 2020 kelas TPA Poster, PPT, ah
kesehatan kelompok anak kesehatan pada dan Para jam Al-Ikhsan video
berhubungan usia sekolah anak usia guru TPA 09.00 pembelajara
dengan yang peduli sekolah dan Al-Ikhsan WIB n, Laptop,
kurangnya terhadap para guru LCD,
kesadaran dan lingkungan. tentang PHBS Screen.
Sumber Daya (Perilaku Hidup
Manusia dalam TUK Bersih dan
pemeliharaan - Anak usia Sehat) dan
kesehatan sekolah Kesling
mendapatkan b. Bekerja
pengetahuan sama dengan
yang cukup kepala yayasan
tentang dalam
pencegahan memberikan
masalah materi PHBS
pembuangan dan Kesling
sampah
sembarangan
- Meningkatkan
pengetahuan,
kesadaran dan
kemauan anak
usia sekolah
untuk hidup
bersih dan
sehat.
- meningkatkan
status
kesehatannya.
- Meningkatkan
kualitas hidup
Resiko jatuh TUM a. Memberikan Anak usia Senin, 13 Ruang kelas Swadaya Leaflet, Nurhiday
berhubungan  Terbentuknya pendidikan sekolah, Juli TPA Al- Poster, ah
dengan keamanan kesehatan para guru 2020 jam Ikhsan PPT,video
kurangnya yang kepada anak dan kepala 09.00 pembelajara
keamanan memadai di usia sekolah yayasan WIB n,Laptop,Sc
lingkungan lingkungan dan guru TPA Al- reen,LCD
sekolah tentang Ikhsan
pengertian dan
TUK cara mencegah
 Mencegah injury
terjadinya b. mengajarkan
cedera pada kepada anak
anak usia usia sekolah
sekolah bermain yang
 Meningkatka aman
n keamanan c. Bekerja sama
dan dengan guru
kenyamanan dan kepala
anak-anak yayasan dalam
melakukan
pencegahan
injury.

Anda mungkin juga menyukai