Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

PADA KELOMPOK KHUSUS


ANAK SEKOLAH DASAR

Disusun Oleh : Kelompok 5

1. Alfrida Widya Pangestika (P27220017126)


2. Ayu Cahyaningtyas Oktaviani (P27220017129)
3. Hana Ayu Afifah (P27220017141)
4. Mulia Isnaini Shalikah (P27220017149)
5. Putri Anindya Rukmana (P27220017156)
6. Ulinnuha Faryn Khalisa Salsabila (P27220017161)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA
2020
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kesehatan merupakan bagian integral dari kehidupan manusia, bertolak dari latar
belakang manusia yang berbeda-beda. Hal ini mengakibatkan banyak faktor yang
terjadi dan berhubungan dengan masalah kesehatan. Di dalam komunitas masyarakat
suatu daerah bila di klasifikasikan berdasarkan kelompok khusus, yang sangat rentan
terhadap kondisi kesehatan terganggu adalah kelompok khusus anak usia sekolah. Salah
satu upaya yang dilaksanakan adalah meningkatkan pola hidup masyarakat yang sehat
dengan melakukan kegiatan keperawatan pada komunitas atau masyarakat yang
didalamnya terdapat kelompok khusus anak sekolah.
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 1 February 2020 di
SD Makmur Kelurahan Millenial RW 20, berjarak 1 KM dari RW 20. Ditemukan
sebagian besar anak SD Makmur sekitar 85 % anak sering ijin tidak sekolah dengan
alasan sakit diare dan batuk pilek. Banyak anak – anak baik dari kelas 1 – 6 yanh
terlihat menyantap makanan tanpa mencuci tangan terlebih dahulu. Dampak yang
terjadi seperti diare dan batuk pilek. Sehingga perlu untuk ditindak lanjuti dengan
pemberian asuhan keperawatan.
Hasil wawancara dengan pihak sekolah guru mengatakan sering menjumpai
beberapa murit mengantuk saat pelajaran di kelas dikarenakan pada siang hari setelah
pulang sekolah mereka lebih memilih bermain PS dari pada beristirahat tidur siang.
Melihat berbagai masalah kesehatan yang muncul pada usia anak sekolah maka
diperlukan adanya peran tenaga kesehatan dalam membantu menangani masalah
tersebut baik promotif, refentif, kuratif dan rehabilitatif.

B. Tujuan
Tujuan umum :
Untuk memberikan gambaran temtang perilaku beresiko pada komunitas anak usia
sekolah di SD makmur kelurahan millennial termasuk upaya pencegahan dan
penanganannya melalui pendekatan proses keperawatan komunitas
Tujuan khusus :
1. Mengidentifikasi permasalahan yang dialami komunitas anak usia sekolah.
2. Melakukan analisis dan sintesa data komunitas anak usia sekolah.
3. Merumuskan 2 diagnosa keperawatan komunitas anak usia sekolah.
4. Membuat perencanaan tindakan terkait diagnosa keperawatan.
5. Melakukan intervensi sesuai prioritas terhadap komunitas anak usia sekolah.
6. Mengevaluasi tindakan intervensi terhadap anak usia sekolah di institusi
pendidikan

C. Manfaat
Sesuai dengan permasalahan dan tujuan di atas, asuhan keperawatan yang ditujukan
pada komunitas anak usia sekolah di SD makmur kelurahan millennial diharapkan
dapat memberikan manfaat antara lain :
1. Membantu anak usia sekolah dalam mencegah terjadinya perilaku berisiko.
2. Memberikan informasi data tentang anak usia sekolah dan risiko yang mungkin
terjadi.
3. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan terkait anak
usia sekolah.
4. Membantu masyarakat khususnya keluarga yang mempunyai anak usia sekolah
dalam memberikan intervensi.
5. Sebagai bahan informasi tambahan bagi petugas kesehatan dalam memberikan
penanganan masalah kesehatan pada anak usia sekolah dalam hal promotif dan
preventif.
6. Membantu anak usia sekolah lainnya melalui kelompok peernya baik dalam
institusi pendidikan formal maupun masyarakat luar sekolah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi dan deskripsi Komunitas
1. Definisi Komunitas
Komunitas dapat diartikan kumpulan orang pada wilayah tertentu dengan sistem
sosial tertentu. Komunitas meliputi individu, keluarga, kelompok/agregat dan
masyarakat. Salah satu agregat di komunitas adalah kelompok anak usia sekolah
yang tergolong kelompok berisiko (at risk) terhadap timbulnya masalah kesehatan
yang terkait perilaku tidak sehat. Berdasarkan umur kronologis dan berbagai
kepentingan, terdapat berbagai definisi tentang anak usia sekolah yaitu:
a. Menurut definisi WHO (World Health Organization) yaitu golongan anak yang
berusia antara 7-15 tahun , sedangkan di Indonesia lazimnya anak yang berusia
7-12 tahun
b. Menurut Wong (2009), usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun
2. Deskripsi wilayah Komunitas
Sebagai komunitas yang dikaji adalah komunitas anak usia sekolah di SD makmur
kelurahan millennial pada tanggal 01 februari 2020. Luas wilayah komunitas 700
m2 dengan jarak 1 KM dari RW 20.
3. Besarnya Komunitas
Komunitas anak usia sekolah yang menjadi sasaran pengkajian adalah anak usia
sekolah SD kelas 1-6 berjumlah 120 (laki – laki 52 dan perempuan 68).

B. Anak Usia Sekolah Sebagai Kelompok Risiko


Anak usia sekolah adalah anak yang memiliki umur 6 sampai 12 tahun yang masih
duduk di sekolah dasar dari kelas 1 sampai kelas 6 dan perkembangan sesuai usianya.
Anak usia sekolah merupakan kelompok risiko yaitu suatu kondisi yang dihubungkan
dengan peningkatan kemungkinan adanya kejadian penyakit. Hal ini tidak berarti bahwa
jika faktor risiko tersebut ada pasti akan menyebabkan penyakit, tetapi dapat berakibat
potensial terjadinya sakit atau kondisi yang membahayakan kesehatan secara optimal
dari populasi. Anak usia sekolah merupakan populasi risiko karena beberapa hal yaitu:
- Anak banyak menghabiskan waktu di luar rumah
- Aktivitas fisik anak semakin meningkat
- Pada usia ini anak akan mencari jati dirinya
- Masih membutuhkan peran orang tua untuk membantu memenuhi kebutuhan
C. Framework/ Model yang Digunakan Untuk Pengkajian KomunitaS
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada agregat anak usia sekolah
menggunakan pendekatan Community as partner model. Klien (anak usia sekolah)
digambarkan sebagai inti (core) mencakup sejarah, demografi, suku bangsa, nilai dan
keyakinan dengan 8 (delapan) subsistem yang saling mempengaruhi meliputi
lingkungan fisik, pelayanan kesehatan dan sosial, ekonomi, keamanan dan
transportasi, politik dan pemerintahan, komunikasi, pendidikan dan rekreasi
(Anderson, Mc Farlane, 2000 dalam Ervin, 2002).

D. Peran Perawat Komunitas Terkait Anak Usia Sekolah


1. Praktik Keperawatan Kesehatan Komunitas.
Keperawatan kesehatan komunitas (CHN) merupakan spesialis pelayanan
keperawatan yang berbasiskan pada masyarakat dimana perawat mengambil
tanggung jawab untuk berkontribusi meningkatkan derajad kesehatan masyarakat.
Fokus utama upaya CHN adalah pencegahan penyakit, peningkatan dan
mempertahankan kesehatan dengan tanggung jawab utama perawat CHN pada
keseluruhan populasi dengan penekanan pada kesehatan kelompok populasi
daripada individu dan keluarga.
2. Fungsi dan Peran Perawat CHN Pada Agregat Anak Usia Sekola
Fungsi dan peran perawat kesehatan komunitas terkait agregat anak usia sekolah
antara lain :
a.Kolaborator
Perawat bekerjasama dengan lintas program dan lintas sektora dalam
membuat keputusan dan melaksanakan tindakan untuk menyelesaikan masalah
anak sekolah. Seperti halnya perawat melakukan kemitraan dengan tokoh
masyarakat, tokoh agama, keluarga, guru, kepolisian, psikolog, dokter,LSM, dan
sebagainya.
b. Koordinator
Mengkoordinir pelaksanaan konferensi kasus sesuai kebutuhan anak sekolah,
menetapkan penyedia pelayanan untuk anak usia sekolah.
c.Case finder
Mengembangkan tanda dan gejala kesehatan yang terjadi pada agregat anak usia
sekolah, menggunakan proses diagnostik untuk mengidentifikasi potensial kasus
penyakit dan risiko pada anak usia sekolah.
d. Case manager
Mengidentifikasi kebutuhan anak usia sekolah, merancang rencana perawatan
untuk memenuhi kebutuhan anak usia sekolah, mengawasi pelaksanaan
pelayanan dan mengevaluasi dampak pelayanan.
e. Pendidik
Mengembangkan rencana pendidikan kepada keluarga dengan anak usia sekolah
di masyarakat dan anak usia sekolah di institusi formal, memberikan pendidikan
kesehatan sesuai kebutuhan, mengevaluasi dampak pendidikan kesehatan.
f. Konselor
Membantu anak usia sekolah mengidentifikasi masalah dan alternatif solusi,
membantu anak usia sekolah mengevaluasi efek solusi dan pemecahan masalah.
g. Peneliti
Merancang riset terkait anak usia sekolah, mengaplikasikan hasil riset pada anak
usia sekolah, mendesiminasikan hasil riset.
h. Care giver
Mengkaji status kesehatan komunitas anak usia sekolah, menetapkan diagnosa
keperawatan, merencanakan intervensi keperawatan, melaksanakan rencana
tindakan dan mengevaluasi hasil intervensi.
i. Pembela
Memperoleh fakta terkait situasi yang dihadapi anak usia sekolah, menentukan
kebutuhan advokasi, menyampaikan kasus anak usia sekolah terhadap pengambil
keputusan, mempersiapkan anak usia sekolah untuk mandiri.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA AGREGAT ANAK USIA SEKOLAH

Asuhan keperawatan agregat anak sekolah yang dilakukan di SD Makmur menggunakan


pendekatan proses keperawatan yang meliputi pengkajian status kesehatan anak sekolah,
perumusan diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pemberian
asuhan keperawatan melibatkan kader UKS, guru pada institusi pendidikan, anak sekolah
dan orang tua, dan kepala sekolah.

KASUS :
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan oleh mahasiswa Ners Jurusan Keperawatan
Poltekkes Surakarta di Kelurahan Millenial RW 20, berjarak 1 KM dari RW 20, terdapat 2
sekolah dasar yang berdekatan. Dari data yang didapat di salah satu SD yaitu SD Makmur
didirikan pada tahun 1999, dengan kontruksi bangunannya masih sederhana, SD ini memiliki
6 kelas, 1 ruang guru, 1 uks yang terbengkalai , 2 WC, dan memiliki 120 siswa (laki – laki 52
dan perempuan 68) dan gurunya berjumlah 10. Di SD ini hanya terdapat 2 kran diluar dan
tidak disediakan sabun cuci tangan. SD Makmur yang terdiri dari 120 siswa (laki – laki 52
dan perempuan 68) tersebut adalah : banyak pedagang makanan yang menjual makanan
dengan warna makanan sangat menarik, ada juga jenis makanan mie instan yang tidak
memiliki izin BPOM. Pedagang diluar juga menjual jajanan seperti cilok, cimol, bakso
goreng dengan saus berwarna terang.Banyak anak anak baik dari kelas 1 sampai 6 juga
terlihat menyantap makanan tanpa mencuci tangan terlebih dahulu. Terlihat banyak anak
sekolah yang berlalu lalang diantara arus kendaraan ramai yang lewat di depan sekolah.
Menurut guru sekolah tersebut 80% yaitu sekitar 96 siswa dari murid-murid yang ada tidak
pernah sarapan ke sekolah, dengan alasan tidak sempat, tidak menyukai makanan di rumah,
ortu tidak sempat masak dan diberi uang jajan yang banyak dari ortu. Anak SD juga
menyatakan bahwa ortu tidak pernah mengontrol jenis jajanan yang dibeli mereka. Pihak
sekolahpun menyatakan tidak pernah memeriksa kualitas kesehatan makanan yang dijual di
depan sekolah. Para ortu juga mengeluh anak mereka mengalami kecanduan bermain Play
Station yang banyak disewakan di sekitar tempat tinggal mereka, bahkan terdapat sejumlah
anak yang menggunakan uang jajan nya hanya untuk bermain PS. Dari data yang didapat
terdapat 35 murid yang mengalami kecanduan bermain PS sekitar 5 jam per harinya. Hasil
wawancara dengan pihak sekolah didapatkan data bahwa 85% yaitu 102 murid dari alasan
murid izin tidak sekolah karena sakit diare, batuk pilek. Guru kelas juga mengatakan sering
menjumpai beberapa murid mengantuk saat pelajaran di kelas dikarenakan pada siang hari
setelah pulang sekolah mereka lebih memilih bermain PS daripada istirahat tidur siang. Di
depan sekolah arus kendaraan sangat ramai, banyak kendaraan yang berlalu lalang. Di SD
Makmur pun tidak disediakan sarana transportasi seperti bis sekolah untuk mengantar jemput
siswa sehingga dapat menyebabkan banyak siswa yang tidak langsung pulang ke rumah
sepulang dari sekolah, dan sebagian siswa ada yang berangkat dari rumah namun tidak
sampai ke sekolah. kebanyakan siswa menggunakan sepeda sebagai trasportasinya, selain itu
juga banyak siswa yang jalan kaki ketika berangkat dan pulang dari sekolah. Keamanan
fasilitas sekolahnya kurang terjaga dengan baik seperti seperti ruang UKS yang tidak terawat.

A. Pengkajian
1. Inti (Core)
a.) SD Makmur berada di Kelurahan Millenial RW 20 berada di daerah Mojosongo
yang terletak dipinggir kota Surakarta. SD ini tidak memiliki kantin sekolah,
sehingga banyak pedagang yang berjualan bebas di depan sekolah. Makanan
yang dijual pedagang diluar sekolah kebanyakan berwarna sangat mencolok dan
ada makanan yang tidak memiliki izin BPOM. Pedagang diluar juga menjual
jajanan seperti cilok, cimol, bakso goreng dengan saus berwarna terang.
b.) Banyak anak anak yang membeli jajanan tersebut dan tidak mencuci tangannya
sebelum makan.
c.) Menurut guru sekolah tersebut 80% yaitu sekitar 96 dari murid murid yang ada
tidak pernah sarapan ke sekolah, dengan alasan tidak sempat dan tidak
menyukai makanan di rumah.
d.) Orang tua tidak sempat masak dan anaknya diberi uang jajan yang banyak dari
orang tua.
e.) Hasil wawancara dengan pihak sekolah didapatkan data bahwa mayoritas alasan
murid izin tidak sekolah adalah sakit diare dan batuk pilek. Guru kelas juga
mengatakan sering menjumpai beberapa murid mengantuk saat pelajaran di
kelas dikarenakan pada siang hari setelah pulang sekolah mereka lebih memilih
bermain PS daripada istirahat tidur siang. Dari data yang didapat terdapat 35
murid yang mengalami kecanduan bermain PS sekitar 5 jam per harinya
2. Lingkungan Fisik
a.) SD Makmur didirikan pada tahun 1999, dengan kontruksi bangunannya masih
sederhana, SD ini memiliki 6 kelas, 1 ruang guru, 1 uks yang terbengkalai , 2
WC, dan memiliki 120 siswa dan gurunya berjumlah 10. Di SD ini hanya
terdapat 2 kran diluar dan tidak disediakan sabun cuci tangan.
b.) SD makmur terletak dipinggir jalan utama desa. Terdapat industri pabrik
plastik yang berjarak ± 5 km yang menyebabkan banyaknya mobil pabrik
yang berlalu-lalang melewati SD tersebut sehingga membuat kebisingan dan
polusi udara. Selain itu, siswa juga mengeluh sulit menyeberang jalan karena
kendaraan yang lewat banyak dan tidak ada petugas yang menyeberangkan
siswa
3. Pendidikan
SD Makmur kurang optimal dalam penididkan kesehatan.
4. Keamanan Dan Transportasi
a.) SD Makmur tidak memiliki petugas keamanan, sehingga tidak ada yang
membantu siswa menyebrang jalan ketika akan membeli jajanan. Siswa pun
merasa kesulitan ketika akan pulang dari sekolah karena tidak ada petugas
keamanan yang membantu menertibkan sisiwa ketika keluar dari area sekolah
tersebut .Di depan sekolah arus kendaraan sangat ramai, banyak kendaraan
yang berlalu lalang.
b.) Di SD Makmur pun tidak disediakan sarana transportasi seperti bis sekolah
untuk mengantar jemput siswa sehingga dapat menyebabkan banyak siswa
yang tidak langsung pulang ke rumah sepulang dari sekolah, dan sebagian
siswa ada yang berangkat dari rumah namun tidak sampai ke sekolah.
kebanyakan siswa menggunakan sepeda sebagai trasportasinya, selain itu juga
banyak siswa yang jalan kaki ketika berangkat dan pulang dari sekolah.
c.) Keamanan fasilitas sekolahnya kurang terjaga dengan baik seperti seperti
ruang UKS yang tidak terawat.
5. Politik Dan Pemerintahan
Untuk kebijakan pemerintah tentang anak usia sekolah, dan tata tertib sekolah
yang harus dipatuhi seluruh siswa .
6. Pelayanan Umum Dan Kesehatan
a.) Tenaga kesehatan setempat rutin datang ke sekolah untuk memberikan
pelayanan kesehatan pada siswa sekali dalam setahun. Jenis pelayanan
kesehatan yang diberikan seperti imunisasi, pemberian makanan tambahan,
dan pemeriksaan gigi.
b.) Pelayanan kesehatan yang dilakukan terhadap siswa kurang begitu banyak
berdampak terhadap perilaku hidup bersih dan sehat karena kegiatan tersebut
hanya dilakukan sekali dalam setiap tahunnya dan tidak berkelanjutan.
7. Komunikasi
Komunikasi ini dibedakan menjadi 2 yaitu :
a. Komunikasi formal mengunakan media komunikasi yang digunakan oleh
anak usia sekolah untuk memperoleh informasi pengetahuan tentang
kesehatan melalui buku dan sosialisasi dari pendidik.
b. Komunikasi informal mengunakan komunikasi/diskusi yang dilakukan anak
usia sekolah dengan guru dan orang tua, peran guru dan orang tua dalam
menyelesaikan dan mencegah masalah anak sekolah,keterlibatan guru dan
orang tua dan lingkungan dalam menyelesaikan masalah anak usia sekolah
8. Ekonomi
Rata-rata penghasilan dari orang tua siswa itu cukup , banyak orangtua siswa lebih
memilih memberikan uang saku lebih daripada membuatkan sarapan.
9. Rekreasi
a.) Di daerah Mojosongo terdapat lapangan sepak bola yang biasa digunakan
oleh anak-anak SD Makmur untuk main bola, layang-layangan dan banyak
lagi permainan untuk mengisi waktu kosong saat hari libur.
b.) Mereka juga mempunyai TV dirumah masing-masing sebagai sarana rekreasi.
Mereka selalu menggunakan hari liburnya untuk bermain bersama teman-
temannya. Sebanyak 30 siswa ada yang mengalami kecanduan bermain
playstation yang banyak disewakan di sekitar tempat tinggal mereka.
10. Persepsi perawat
Derajat kesehatan anak di SD Makmur termasuk rendah, karena adanya masalah
kesehatan yang dialami para murid. Seta pengetahuan murid dan wali murid
kurang. Dari factor makanan yang dikonsumsi dan kesadaran untuk cuci tangan
sebelum makan tersebut menimbulkan penyakit seperti diare dan seringnya anak
bermain PS menyebabkan kurangnya kualitas tidur anak, menyebabkan anak
mengantuk dikelas.
B. Analisis Masalah
No Analisis data Etiologi Problem
1. - Banyak siswa SD tampak Kurangnya dukungan Perilaku kesehatan
membeli jajanan ke pedagang sosial ditandai cenderung beresiko
kaki lima . dengan pihak sekolah
- Makanan yang dijual pedagang yang tidak memeriksa
diluar sekolah kebanyakan makanan yang dijual
berwarna sangat mencolok dan di luar sekolahnya
ada makanan yang tidak sehingga
memiliki izin BPOM. mengakibatkan siswa
- Pedagang diluar juga menjual diare.
jajanan seperti cilok, cimol,
bakso goreng dengan saus
berwarna terang.
- Siswa SD tidak pernah mencuci
tangan sebelum makan
- Di SD ini hanya terdapat 2 kran
diluar dan tidak disediakan sabun
cuci tangan.
- Pihak sekolah mengatakan data
bahwa 85% yaitu 102 murid dari
alasan murid izin tidak sekolah
karena sakit diare dan batuk
pilek
2. - Guru sekolah mengatakan 80% Kurang petunjuk Manajemen kesehatan
yaitu 96 dari murid murid yang untuk bertindak tidak efektif
ada tidak pernah sarapan ke ditandai dengan
sekolah, dengan alasan tidak orang tua yang lebih
sempat dan tidak menyukai memilih memberi
makanan di rumah. uang saku yang lebih
- Orang tua tidak sempat masak ke anaknya daripada
dan anaknya diberi uang jajan menyempatkan
yang banyak dari orang tua. memasak dan
- Guru kelas juga mengatakan membiarkan anaknya
sering menjumpai beberapa banyak bermain game
murid mengantuk saat pelajaran daripada istirahat
di kelas dikarenakan pada siang tidur.
hari setelah pulang sekolah
mereka lebih memilih bermain
PS daripada istirahat tidur siang.
- Dari data yang didapat terdapat
35 murid yang mengalami
kecanduan bermain PS sekitar 5
jam per harinya

C. Diagnosa Keperawatan
1. Perilaku kesehatan cenderung beresiko
2. Manajemen kesehatan tidak efektif

D. Skoring
Dx 1

Masalah Keperawatan A B C D E F G H Total


1. Perilaku kesehatan 4 4 4 3 4 2 3 4 28
cenderung beresiko

Dx 2

Masalah Keperawatan A B C D E F G H Total


2. Manajemen kesehatan 3 3 3 2 4 2 3 2 22
tidak efektif
A. Resiko keparahan Pembobotan :
B. Minat masyarakat 1. Sangat rendah
C. Kemungkinan diatasi 2. Rendah
D. Waktu 3. Cukup
E. Dana 4. Tinggi
F. Fasilitas 5. Sangat tinggi
G. Sumber daya
H. Tempat

Kesimpulan :
Masalah komunitas yang menjadi masalah prioritas adalah diagnosa 1 yaitu Perilaku
kesehatan cenderung beresiko .

E. Prioritas Diagnosa
1. Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko.
2. Manajemen Kesehatan Tidak Efektif.
F. Intervensi Keperawatan

Data Diagnosis
NOC NIC
Keperawatan
Kode Diagnosis Hasil Intervensi
0018 Perilaku kesehatan Prevensi primer : Prevensi Primer :
Banyak siswa SD tampak membeli 8 cenderung berisiko  Perilaku patuh sama dengan 1. Identifikasi perilaku upaya
aktivitas yang disarankan kesehatan yang dapat
jajanan ke pedagang kaki lima .
 Perilaku promkes ditingkatkan
Makanan yang dijual pedagang  Partisipasi dalam keputusan 2. Berikan pendidikan tentang
diluar sekolah kebanyakan berwarna keperawatan kesehatan PHBS
 Perilaku screanning kesehatan 3. Ajarkan menentukan
sangat mencolok dan ada makanan
pribadi perilaku spesifik yang akan
yang tidak memiliki izin BPOM. diubah (mis. Tidak jajan
 Pengetahuan perilaku
Pedagang diluar juga menjual kesehatan sembarangan , cuci tangan
 Pengetahuan promosi sebelum makan)
jajanan seperti cilok, cimol, bakso
kesehatan 4. Ajarkan cara pemeliharaan
goreng dengan saus berwarna kesehatan
 Pengetahuan gaya hidup sehat
terang. Siswa SD tidak pernah Prevensi sekunder :
Prevensi sekunder :
mencuci tangan sebelum makan. Di  Kontrol gejala
1. Berikan lingkungan yang
SD ini hanya terdapat 2 kran diluar  Control resiko
mendukung kesehatan
 Control resiko proses infeksi
dan tidak disediakan sabun cuci 2. Anjurkan mencuci tangan
 Deteksi resiko dengan air bersih dan
tangan.
sabun
3. Anjurkan makan sayur dan
Pihak sekolah mengatakan data buah setiap hari
bahwa 85% yaitu 102 murid dari 4. Orientasi pelayanan
alasan murid izin tidak sekolah kesehatan yang dapat
dimanfaatkan
karena sakit diare dan batuk pilek
0007 Manajemen Prevensi Primer: Prevensi Primer :
Guru sekolah mengatakan 80% 8 kesehatan tidak  Manajemen Diri: Penyakit 1. Identifikasi kebutuhan dan
Akut harapan keluarga tentang
yaitu 96 dari murid murid yang ada efektif
 Manajemen Kronik kesehatan
tidak pernah sarapan ke sekolah, 2. Indentifikasikan tindakan yang
dengan alasan tidak sempat dan Prevensi Sekunder: dapat dilakukan keluarga
Prevensi Sekunder
tidak menyukai makanan di rumah.  Perilaku Patuh: Diet yang 1. Anjurkan manajemen
Orang tua tidak sempat masak dan Sehat kesehatan
 Perilaku Patuh: Pengobatan 2. Berikan motivasi dukungan
anaknya diberi uang jajan yang
yang disarankan keluarga dalam meningkatkan
banyak dari orang tua. Guru kelas  Partisipasi Latihan kesehatan anak
juga mengatakan sering menjumpai  Motivasi 3. Berikan motivasi tentang
beberapa murid mengantuk saat Partisipasi dalam keputusan pentingnya istirahat yang
Perawatan Kesehatan cukup
pelajaran di kelas dikarenakan pada
4. Anjurkan keluarga untuk
siang hari setelah pulang sekolah memanajemen waktu untuk
mereka lebih memilih bermain PS anak bermain game
daripada istirahat tidur siang. Dari 5. Motivasi peerkembangan sikap
dan emosi yang mendukung
data yang didapat terdapat 35 murid
upaya kesehatan
yang mengalami kecanduan bermain
PS sekitar 5 jam per harinya

G. Implementasi dan Evaluasi

No Masalah Kesehatan Rencana Implementasi Evaluasi Rencana


Kegiatan tindak lanjut
Kegiatan yang Waktu
Tempat Hasil Hambatan
Terlaksana Kegiatan
1. Perilaku kesehatan cenderung 1. Penyuluhan Penyuluhan 17 February SD Murid dapat Kran yang Pembuatan
beresiko Kesehatan kesehatan (cuci 2020 07.00- Makmur mempraktekka tersedia pamphlet
(cuci tangan pakai tangan pake 08.00 n cuci tangan hanya 2 tentang
sabun) sabun) dengan menggunakan langkah –
dance cuci sabun langkah cuci
tangan tangan yang
ditempelkan
pada madding
kelas

2. penyuluhan Penyuluhan 17 February SD Murid – murid Kurangnya Memotivasi


kesehatan kesehatan 2020 08.00 – Makmur memahami minat murid pihak sekolah
tentang jajan tentang jajan 08.20 tentang jajan terhadap untuk
sehat sehat sehat jajan sehat mendirikan
kantin yang
berisi tentang
jajan sehat
3. pendidikan Pendidikan 18 February SD Orang tua dan - Memotivasi
kesehatan kesehatan 2020 jam 07.30 Makmur murid dapat orang tua
tentang diare tentang diare – 08.00 menerima untuk
materi mengontrol
pendidikan makanan yang
kesehatan dikonsumsi
tentang diare oleh anaknya

4. pemberdayaan pemberdayaan 19 February SD Kader UKS Kurangnya Motivasi


UKS UKS 2020 jam 09.00 Makmur dapat kader UKS pihak sekolah
–10.00 menjalankan untuk
tugasnya menambah
dengan kader UKS
sebagaimana dan
mestinya memberdayak
an UKS
dengan baik
2. ketidakefektifan manajemen 1. pendidikan pendidikan 19 February SD Orang tua dan Murid Motivasi
kesehatan kesehatan kesehatan 2020 jam 08.00 Makmur murid dapat kurang orang tua
tentang tentang – 08.15 menerima antusias untuk
pentingnya pentingnya materi untuk mendampingi
pemenuhan pemenuhan jam memenuhi dan
jam istirahat istirahat tidur kebutuhan mengontrol
tidur pada pada anak usia jam istiragat aktivitas anak
anak usia sekolah tidur dan jam
sekolah Murid masih istirahat tidur
menyukai
bermain PS
berlebihan

2. pendidikan pendidikan 19 February SD Orangtua dan - Memotivasi


kesehatan kesehatan 2020 jam 08.20 Makmur murid dapat orangtua
tentang tentang makanan – 08.50 menerima untuk
makanan 4 4 sehat 5 materi menyiapkan
sehat 5 sempurna pendidikan makanan 4s 5s
sempurna kesehatan
-

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Komunitas dapat diartikan kumpulan orang pada wilayah tertentu dengan sistem sosial tertentu. Komunitas meliputi individu,
keluarga, kelompok/agregat dan masyarakat. Salah satu kelompok di komunitas adalah kelompok anak usia sekolah yang
tergolong kelompok berisiko (at risk) terhadap timbulnya masalah kesehatan yang terkait perilaku tidak sehat. Yang menjadi
sasaran pengkajian adalah anak usia sekolah SD kelas 1 – 6 berjumlah 120 siswa.
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak usia sekolah menggunakan pendekatan Community as partner model.
Klien (anak usia sekolah) digambarkan sebagai inti (core) mencakup sejarah, demografi, suku bangsa, nilai dan keyakinan
dengan 8 (delapan) subsistem yang saling mempengaruhi meliputi lingkungan fisik, pelayanan kesehatan dan sosial, ekonomi,
keamanan dan transportasi, politik dan pemerintahan, komunikasi, pendidikan dan rekreasi

B. Saran
1. Dibutuhkan peran perawat komunitas untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan pada komunitas anak usia sekolah.
2. Dibutuhkan peran serta orang tua, guru, dan anggota masyarakat untuk mendukung keberhasilan intervensi asuhan
keperawatan pada komunitas anak usia sekolah

Anda mungkin juga menyukai