Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA

AGREGAT ANAK SEKOLAH

Disusun Oleh :
Nama : Kezia Irene Joseph
NIM : 2020-03-05-040

Dosen Pembimbing
Ns. Abdurrasyid, M.Kep., Sp. Kep. Kom
Dr. Rian Adi Pamungkas, M.N.S., P.H.N
Ns. Satria Gobel, M.Kep., Sp. Kep. Kom

JURUSAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
2021
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan bagian integral dari kehidupan manusia, bertolak
dari latar belakang manusia yang berbeda-beda. Hal ini mengakibatkan banyak
faktor yang terjadi dan berhubungan dengan masalah kesehatan. Di dalam
komunitas masyarakat suatu daerah bila di klasifikasikan berdasarkan kelompok
khusus, yang sangat rentan terhadap kondisi kesehatan terganggu adalah
kelompok khusus anak usia sekolah. Salah satu upaya yang dilaksanakan adalah
meningkatkan pola hidup masyarakat yang sehat dengan melakukan kegiatan
keperawatan pada komunitas atau masyarakat yang didalamnya terdapat
kelompok khusus anak sekolah.
Perkembangan anak adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan
dapat diramalkan, sebagai hasil dari pematangan. Di sini menyangkut adanya
proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem
yang berkembang sedemikian rupa perkembangan emosi, intelektual dan tingkah
laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. Aspek– aspek perkembangan
individu meliputi fisik, intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral dan agama.
Perkembangan fisik meliputi pertumbuhan sebelum lahir dan pertumbuhan
setelah lahir. Intelektual (kecerdasan) atau daya pikir merupakan kemampuan
untuk beradaptasi secara berhasil dengan situas baru atau lingkungan pada
umumnya. Sosial, setiap individu selalu berinteraksi dengan lingkungan dan
selalu memerlukan manusia lainnya. Emosi merupakan perasaan tertentu yang
menyertai setiap keadaan atau perilaku individu. Bahasa merupakan kemampuan
untuk berkomunikasi dengan yang lain. Moralitas merupakan kemauan untuk
menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral.
Agama merupakan kepercayaan yang dianut oleh individu.
Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam
bidang kesehatan yang saat ini terjadi di Negara Indonesia. Derajat kesehatan
anak mencerminkan derajat kesehatan bangsa, sebab anak sebagai generasi
penerus bangsa memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan dalam
meneruskan pembangunan bangsa. Berdasarkan alasan tersebut, masalah
kesehatan anak diprioritaskan dalam perencanaan atau penataan pembangunan
bangsa.

B. TINJAUAN TEORI
1. Definisi Komunitas
Komunitas dapat diartikan kumpulan orang pada wilayah tertentu dengan sistem
sosial tertentu. Komunitas meliputi individu, keluarga, kelompok/agregat dan
masyarakat. Salah satu agregat di komunitas adalah kelompok anak usia sekolah
yang tergolong kelompok berisiko (at risk) terhadap timbulnya masalah
kesehatan yang terkait perilaku tidak sehat. Berdasarkan umur kronologis dan
berbagai kepentingan, terdapat berbagai definisi tentang anak usia sekolah yaitu:
 Menurut definisi WHO (World Health Organization) yaitu golongan anak

yang berusia antara 7-15 tahun , sedangkan di Indonesia lazimnya anak

yang berusia 7-12 tahun.

 Menurut Wong (2009), usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun

2. Anak Usia Sekolah Sebagai Kelompok Resiko

Anak usia sekolah adalah anak yang memiliki umur 6 sampai 12 tahun yang

masih duduk di sekolah dasar dari kelas 1 sampai kelas 6 dan perkembangan

sesuai usianya.

Anak usia sekolah merupakan kelompok risiko yaitu suatu kondisi yang

dihubungkan dengan peningkatan kemungkinan adanya kejadian penyakit. Hal

ini tidak berarti bahwa jika faktor risiko tersebut ada pasti akan menyebabkan

penyakit, tetapi dapat berakibat potensial terjadinya sakit atau kondisi yang

membahayakan kesehatan secara optimal dari populasi. Anak usia sekolah

merupakan populasi risiko karena beberapa hal yaitu:

 Anak banyak menghabiskan waktu di luar rumah


 Aktivitas fisik anak semakin meningkat

 Pada usia ini anak akan mencari jati dirinya

 Masih membutuhkan peran orang tua untuk membantu memenuhi

kebutuhan

3. Framework/ Model yang Digunakan Untuk Pengkajian Komunitas

Dalam memberikan asuhan keperawatan pada agregat anak usia sekolah

menggunakan pendekatan Community as partner model. Klien (anak usia

sekolah) digambarkan sebagai inti (core) mencakup sejarah, demografi, suku

bangsa, nilai dan keyakinan dengan 8 (delapan) subsistem yang saling

mempengaruhi meliputi lingkungan fisik, pelayanan kesehatan dan sosial,

ekonomi, keamanan dan transportasi, politik dan pemerintahan, komunikasi,

pendidikan dan rekreasi (Anderson, Mc Farlane, 2000 dalam Ervin, 2002).

Delapan subsistem yang dikaji seperti berikut:

Data inti komunitas, terdiri dari:

 Demografi : Jumlah anak usia sekolah keseluruhan, jumlah anak usia

sekolah menurut jenis kelamin, golongan umur.

 Etnis : suku bangsa, budaya, tipe keluarga.

 Nilai, kepercayaan dan agama : nilai dan kepercayaan yang dianut oleh

anak usia sekolah berkaitan dengan pergaulan, agama yang dianut,

fasilitas ibadah yang ada, adanya organisasi keagamaan, kegiatan-

kegiatan keagamaan yang dikerjakan oleh anak usia sekolah.

Data subsystem

Delapan subsitem yang dikaji sebagai berikut :


 Lingkungan Fisik

Inspeksi : Lingkungan sekolah anak usia sekolah, kebersihan lingkungan,

aktifitas anak usia sekolah di lingkungannya, data dikumpulkan dengan

winshield survey dan observasi.

Auskultasi : Mendengarkan aktifitas yang dilakukan anak usia sekolah

dari guru kelas, kader UKS, dan kepala sekolah melalui wawancara.

Angket : Adanya kebiasaan pada lingkungan anak usia sekolah yang

kurang baik bagi perkembangan anak usia sekolah.

 Pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial

Ketersediaan pelayanan kesehatan khusus anak usia sekolah, bentuk

pelayanan kesehatan bila ada, apakah terdapat pelayanan konseling bagi

anak usia sekolah melalui wawancara.

 Ekonomi

Jumlah pendapatan orang tua siswa, jenis pekerjaan orang tua siswa,

jumlah uang jajan para siswa melalui wawancara dan melihat data di staff

tata usaha sekolah.

 Keamanan dan transportasi.

Keamanan : Adanya satpam sekolah, petugas penyebarang jalan.

Transportasi : Jenis transportasi yang dapat digunakan anak usia sekolah,

adanya bis sekolah untuk layanan antar jemput siswa

 Politik dan pemerintahan

Kebijakan pemerintah tentang anak usia sekolah, dan tata tertib sekolah

yang harus dipatuhi seluruh siswa.


 Komunikasi

Media komunikasi yang digunakan oleh anak usia sekolah untuk

memperoleh informasi pengetahuan tentang kesehatan melalui buku dan

sosialisasi dari pendidik.Komunikasi/diskusi yang dilakukan anak usia

sekolah dengan guru dan orang tua, peran guru dan orang tua dalam

menyelesaikan dan mencegah masalah anak sekolah, keterlibatan guru dan

orang tua dan lingkungan dalam menyelesaikan masalah anak usia sekolah.

 Pendidikan

Terdapat pembelajaran tentang kesehatan, jenis kurikulum yang digunakan

sekolah, dan tingkat pendidikan tenaga pengajar di sekolah.

 Rekreasi

Tempat rekreasi yang digunakan anak usia sekolah, tempat sarana

penyaluran bakat anak usia sekolah seperti olahraga dan seni,

pemanfaatannya, kapan waktu penggunaan.

4. Peran Perawat Komunitas Terkait Anak Usia Sekolah

Keperawatan kesehatan komunitas (CHN) merupakan spesialis pelayanan

keperawatan yang berbasiskan pada masyarakat dimana perawat mengambil

tanggung jawab untuk berkontribusi meningkatkan derajad kesehatan

masyarakat. Fokus utama upaya CHN adalah pencegahan penyakit, peningkatan

dan mempertahankan kesehatan dengan tanggung jawab utama perawat CHN

pada keseluruhan populasi dengan penekanan pada kesehatan kelompok

populasi daripada individu dan keluarga. Fungsi dan peran perawat kesehatan

komunitas terkait agregat anak usia sekolah antara lain :


a. Kolaborator

Perawat bekerjasama dengan lintas program dan lintas sektoral dalam

membuat keputusan dan melaksanakan tindakan untuk menyelesaikan

masalah anak sekolah. Seperti halnya perawat melakukan kemitraan

dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, keluarga, guru, kepolisian,

psikolog, dokter,LSM, dan sebagainya.

b. Koordinator

Mengkoordinir pelaksanaan konferensi kasus sesuai kebutuhan anak

sekolah, menetapkan penyedia pelayanan untuk anak usia sekolah.

c. Case finder

Mengembangkan tanda dan gejala kesehatan yang terjadi pada agregat

anak usia sekolah, menggunakan proses diagnostik untuk

mengidentifikasi potensial kasus penyakit dan risiko pada anak usia

sekolah.

d. Case manager

Mengidentifikasi kebutuhan anak usia sekolah, merancang rencana

perawatan untuk memenuhi kebutuhan anak usia sekolah, mengawasi

pelaksanaan pelayanan dan mengevaluasi dampak pelayanan.

e. Pendidik

Mengembangkan rencana pendidikan kepada keluarga dengan anak usia

sekolah di masyarakat dan anak usia sekolah di institusi formal,

memberikan pendidikan kesehatan sesuai kebutuhan, mengevaluasi

dampak pendidikan kesehatan.

f. Konselor
Membantu anak usia sekolah mengidentifikasi masalah dan alternatif

solusi, membantu anak usia sekolah mengevaluasi efek solusi dan

pemecahan masalah.

g. Peneliti

Merancang riset terkait anak usia sekolah, mengaplikasikan hasil riset

pada anak usia sekolah, mendesiminasikan hasil riset.

h. Care giver

Mengkaji status kesehatan komunitas anak usia sekolah, menetapkan

diagnosa keperawatan, merencanakan intervensi keperawatan,

melaksanakan rencana tindakan dan mengevaluasi hasil intervensi.

i. Pembela

Memperoleh fakta terkait situasi yang dihadapi anak usia sekolah,

menentukan kebutuhan advokasi, menyampaikan kasus anak usia

sekolah terhadap pengambil keputusan, mempersiapkan anak usia

sekolah untuk mandiri.

C. RENCANA KEPERAWATAN
1. Diagnosa
a) Defisiensi Kesehatan Komunitas
b) Perilaku kesehatan cenderung berisiko
c) Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
2. Intervensi Keperawatan
DIAGNOSIS NOC NIC
KODE DIAGNOSA KODE KRITERIA HASIL KODE INTERVENSI
00215 Defisiensi Prevensi Primer Prevensi Primer
Kesehatan
Komunitas 2700 Kompetensi Masyarakat 8870 Pengembangan Program
2701 Derajat Kesehatan Masyarakat 4350 Manajemen Perilaku
4360 Modifikasi Perilaku
4356 Manajemen Perilaku Seksual
7970 Monitoring Kebijakan Kesehatan
Prevensi Sekunder Prevensi Sekunder

2702 Tingkat Kekerasan Masyarakat 6520 Skrining Kesehatan


2802 Kontrol Terhadap Kelompok Berisiko: 6652 Surveilans Kesehatan
Penularan HIV 7160 Menjaga Kesuburan
2808 Efektivitas Program Masyarakat 7910 Konsultasi
8190 Tindak Lanjut Melalui Telepon
Prevensi Tersier Prevensi Tersier

2808 Program Efektivitas Komunitas 8180 Konsultasi Melalui Telepon


1634 Perilaku Pemeriksaan Kesehatan Pribadi 8100 Rujukan
00188 Perilaku Prevensi Primer Prevensi Primer
Kesehatan
Cenderung 1606 Partisipasi dalam promosi kesehatan 6402 Dukungan perlindungan
Berisiko 1602 Perilaku promosi kesehatan 5210 Panduan antisipasi
1603 Perilaku mencari kesehatan 6710 Promosi kesehatan
1613 Perawatan diri sendiri 7040 Dukunagn pemberi asuhan
Prevensi Sekunder Prevensi Sekunder

2505 Pemulihan penyalahgunaan seksual 7320 Manajemen Kasus


2506 Kesehatan emosi pemberi asuhan 5510 Pendidikan kesehatan
2600 Koping keluarga 8820 Manajemen penularan penyakit
2602 Fungsi keluarga 6484 Manajemen lingkungan
2606 Status kesehatan keluarga 6520 Skrining kesehatan
2603 Intregritas keluarga 6610 Identifikasi risiko
Prevensi Tersier Prevensi Tersier

2605 Partisipasi tim kesehatan dalam keluarga 5000 Membangun hubungan yang kompleks
1504 Dukungan Sosial 5440 Peningkatan sistem dukungan
1634 Perilaku Pemeriksaan Kesehatan Pribadi
00099 Ketidakefektifa Prevensi Primer Prevensi Primer
n Pemeliharaan
Kesehatan 1700 Keyakinan Kesehatan 7320 Manajemen Kasus
1701 Keyakinan Kesehatan: Kemampuan yang 5510 Pendidikan Kesehatan
Dirasakan Untuk Melakukan 8700 Program Pengembangan
8750 Pemasaran Sosial
Prevensi Sekunder Prevensi Sekunder

1702 Keyakinan Kesehatan: perceived untuk 8820 Manajemen Penularan Penyakit


mengontrol 6484 Manajemen Lingkungan
Keyakinan Kesehatan: sumber daya yang 6520 Skrining Kesehatan
1703 dirasakan 6610 Identifikasi Risiko
Keyakinan Kesehatan: ancaman 6652 Surveilans Komunitas
1704 Orientasi Kesehatan
1705 Derajat Kesehatan Masyarakat
2201
Prevensi Tersier Prevensi Tersier

2605 Partisipasi Tim Kesehatan dalam Keluarga 7040 Dukungan terhadap Caregiver
1504 Dukungan Sosial 7140 Dukungan Keluarga
DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, dkk. (2009). Ilmu keperawatan komunitas: Konsep dan aplikasi. Jakarta: Salemba
Medika.
Efendi, F., & Makhfudli, M. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas: teori dan praktik
dalam keperawatan.
Windyastuti, E., & Ns, M. K. (2020). Modul Praktikum Keperawatan Komunitas Kelompok
Khusus Anak Usia Sekolah.
Herdman, T. H. (2018). NANDA-I Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2018-
2020.

Anda mungkin juga menyukai