PENDAHULUAN
1.3 Manfaat
Sesuai dengan permasalahan dan tujuan di atas, asuhan keperawatan yang
ditujukan pada komunitas agregat anak usia sekolah di Kelurahan Wonokromo
Surabaya diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :
1. Membantu anak usia sekolah dalam mencegah terjadinya perilaku
berisiko.
2. Memberikan informasi data tentang anak usia sekolah dan risiko yang
mungkin terjadi.
3. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan
terkait anak usia sekolah.
4. Membantu masyarakat khususnya keluarga yang mempunyai anak usia
sekolah dalam memberikan intervensi.
5. Sebagai bahan informasi tambahan bagi petugas kesehatan dalam
memberikan penanganan masalah kesehatan pada anak usia sekolah dalam
hal promotif dan preventif.
6. Membantu anak usia sekolah lainnya melalui kelompok peernya baik
dalam institusi pendidikan formal maupun masyarakat luar sekolah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Data subsystem
Delapan subsitem yang dikaji sebagai berikut :
1. Lingkungan Fisik
Inspeksi : Lingkungan sekolah anak usia sekolah, kebersihan
lingkungan, aktifitas anak usia sekolah di
lingkungannya, data dikumpulkan dengan winshield
survey dan observasi.
Auskultasi : Mendengarkan aktifitas yang dilakukan anak usia
sekolah dari guru kelas, kader UKS, dan kepala
sekolah melalui wawancara.
Angket : Adanya kebiasaan pada lingkungan anak usia sekolah
yang kurang baik bagiperkembangan anak usia
sekolah.
2. Pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial
Ketersediaan pelayanan kesehatan khusus anak usia sekolah,
bentuk pelayanan kesehatan bila ada, apakah terdapat pelayanan
konseling bagi anak usia sekolah melalui wawancara.
3. Ekonomi
Jumlah pendapatan orang tua siswa, jenis pekerjaan orang tua
siswa, jumlah uang jajan para siswa melalui wawancara dan
melihat data di staff tata usaha sekolah.
4. Keamanan dan transportasi.
Keamanan : adanya satpam sekolah, petugas penyebarang jalan.
Transportasi : Jenis transportasi yang dapat digunakan anak usia
sekolah, adanya bis sekolah untuk layanan antar jemput siswa
5. Politik dan pemerintahan
Kebijakan pemerintah tentang anak usia sekolah, dan tata tertib
sekolah yang harus dipatuhi seluruh siswa.
6. Komunikasi
a. Komunikasi formal
Media komunikasi yang digunakan oleh anak usia sekolah untuk
memperoleh informasi pengetahuan tentang kesehatan melalui
buku dan sosialisasi dari pendidik.
b. Komunikasi informal
Komunikasi/diskusi yang dilakukan anak usia sekolah dengan
guru dan orang tua, peran guru dan orang tua dalam
menyelesaikan dan mencegah masalah anak sekolah, keterlibatan
guru dan orang tua dan lingkungan dalam menyelesaikan masalah
anak usia sekolah.
7. Pendidikan
Terdapat pembelajaran tentang kesehatan, jenis kurikulum yang
digunakan sekolah, dan tingkat pendidikan tenaga pengajar di
sekolah.
8. Rekreasi
Tempat rekreasi yang digunakan anak usia sekolah, tempat sarana
penyaluran bakat anak usia sekolah seperti olahraga dan seni,
pemanfaatannya, kapan waktu penggunaan.
30
20
Perempuan
10
Laki-laki
0
6-7 8-9 10 - 11 12 tahun
tahun tahun tahun
Dari 123 siswa SDN IV Wonokromo antara siswa laki-laki
yang berumur 8 – 9 tahun dan anak perempuan berumur 8 – 9
tahun mempunyai prosentase yang hampir sama yaitu 20.5 % dan
20 %.
2. Status perkawinan
100% dari anak usia sekolah belum kawin.
3. Nilai, kepercayaan dan agama :
Agama yang dianut oleh anak sekolah tergambar pada diagram di
bawah ini :
100
50
0
Ya Tidak
40
20
0
Permen Coklat Snack
100
0
Ya Tidak
b. Transportasi
Jenis transportasi yang digunakan anak-anak SDN IV
Wonokromo sepeda, jalan kaki, dan diantar oleh orang tua.
5. Politik dan pemerintahan
Pada subsystem politik dan pemerintahan bagi anak usia sekolah
adalah keikut sertaan anak dalam organisasi sosial di sekolah serta
kebijakan pemerintah terhadap masalah yang terkait dengan anak
usia sekolah. Keikutsertaan anak pada organisasi di sekolah yaitu
mengikuti kegiatan kepramukaan.
6. Komunikasi
a. Komunikasi formal
Media komunikasi yang digunakan oleh anak untuk
memperoleh informasi pengetahuan tentang gosok gigi
berasal dari media, para guru dan orang tua. Hasil pengkajian
yang telah diperoleh adalah sebagai berikut:
Diagram 6 : Sumber informasi yang digunakan anak usia
sekolah untuk memperoleh pengetahuan tentang gosok gigi di
sekolah SDN IV Wonokromo
60
40
20
0
Media Ortu Guru
Berdasarkan data di atas mayoritas anak mengetahui mengenai
informasi tentang gosok gigi sebelum tidur bersumber dari media
khusunya televisi tentang iklan pasta gigi sebesar 45%. Media
informasi yang digunakan anak ini mempunyai dampak positif dan
negatif.
b. Komunikasi informal
Komunikasi informal yang dilakukan oleh anak usia
sekolah di sekolah SDN IV Wonokromo meliputi data
tentang diskusi yang dilakukan anak dengan orang tua,
peran orang tua dalam menyelesaikan dan mencegah masalah
anak, keterlibatan orang tua dan lingkungan dalam
menyelesaikan masalah anak. Agar lebih jelasnya dapat
dilihat pada uraian dibawah ini :
Diagram 7 : Frekuensi diskusi yang dilakukan antara anak
dengan orang tua di sekolah SDN IV Wonokromo
60
40
20
0
Sering Jarang Tidak
Pernah
8. Rekreasi
Tempat rekreasi yang sering dimanfaatkan anak bersama
orang tuanya biasanya ke Kebun Binatang Surabaya (KBS),
taman-taman kota, Pantai Kenjeran, dan Taman Hiburan Remaja
(THR). Untuk pengembangan bakat anak di bidang olah raga dan
seni di sekolah SDN IV Wonokromo terdapat lapangan sepak
bola, sanggar senam, dan tari.
Data Masalah
1. Lingkungan fisik :
Adanya kebiasaan pada lingkungan anak Defisit kebersihan diripada
usia sekolah yang kurang baik bagi agregat anak usia sekolah
perkembangan anak yaitu orang tua dan
lingkungan anak yang membiasakan tidak
menggosok gigi sebelum tidur sehingga
kebiasaan ini diikuti oleh anak usia sekolah
2. Keamanan dan transportasi:
a. Kebiasaan jajan sembarangan
- 80%anak usia sekolah memiliki Risiko terjadinya kejadian
kebiasaan jajan sembarangan karies gigi pada agregat anak
- mayoritas jenis jajanan anak usia sekolah usia sekolah
adalah permen sebanyak 50 anak (40,6
%)
- 45 murid yang bermasalah pada gigi
dengan persentase 36.5 %
b. Kebiasan menggosok gigi sebelum tidur
- 75%anak usia sekolah tidak menggosok
gigi sebelum tidur
- Alasan tidak menggosok gigi karena
tidak disuruh oleh orang tuanya (48.7%)
3. Komunikasi
a. Komunikasi Formal
Anak mengetahui mengenai informasi
tentang gosok gigi sebelum tidur Risiko penyalahgunaan media
bersumber dari media khusunya televisi cetak dan elektronik pada anak
tentang iklan pasta gigi sebesar 45% untuk memperoleh informasi
b. Komunikasi Informal yang tidak sesuai dengan
- Sebesar 60% anak sekolah jarang perkembangannya
diskusi dengan orang tua untuk
menyelesaikan masalah Ketidakefektifan komunikasi
- Sebesar 99% anak usia sekolah anak dengan orang tua
menganggap perlu peran ortu untuk
mengatasi masalah anak
Diagnosa keperawatan pada Pentingnya Perubahan positif untuk Penyelesaian untuk Total
agregat anak usia sekolah penyelesaian penyelesaian di komunitas Peningkatan kualitas hidup score
masalah 0 : tidak ada 0 : tidak ada
1 : rendah 1 : rendah 1 : rendah
2 : sedang 2 : sedang 2 : sedang
3 : tinggi 3 : tinggi 3 : tinggi
Defisit kebersihan diri pada agregat 3 2 3 8
anak usia sekolah
Risiko terjadinya kejadian karies 3 3 3 9
gigi pada agregat anak usia sekolah
Kesimpulan : masalah komunitas yang menjadi prioritas adalahrisiko kejadian karies gigi pada agregat anak usia sekolah dan
yang akan dijadikan implementasi adalah upaya preventif dan promotif untuk mencegah terjadinya kejadian karies gigi pada
agregat anak usia sekolah di SDN IV Wonokromo Kelurahan Wonokromo Surabaya.
Risiko terjadinya Senin 1. Melakukan pendekatan secara formal dengan kepala sekolah, guru, dan petugas UKS.
kejadian karies 3 – 12 - 2012 Kepala sekolah, seluruh guru, dan petugas UKS mendukung diadakannya penyuluhan
gigi pada agregat kesehatan tentang karies gigi di SDN IV Wonokromo Surabaya.
anak usia sekolah 2. Memberikan penyuluhan kesehatan tentang karies gigi pada kelompok anak usia
sekolah. Seluruh anak antusias dan semangat untuk mengikuti kegiatan penyuluhan
kesehatan.
3. Mendemonstrasikan cara menggosok gigi dengan baik dan benar pada kelompok anak
usia sekolah. Seluruh anak antusias dan semangat untuk cara menggosok gigi dengan
baik dan benar.
4. Memberi kesempatan pada kelompok anak usia sekolah untuk bersama-sama
mempraktikan cara menggosok gigi dengan baik dan benar
Seluruh anak antusias dan semangat untuk bersama-sama mempraktikan cara
menggosok gigi dengan baik dan benar
Senin 5. Melakukan kerjasama dengan puskesmas setempat untuk melakukan monitoring
31 - 12 - 2012 terhadap kelompok anak usia sekolah di SDN IV Wonokromo Surabaya
Pihak Puskesmas datang ke SDN IV Wonokromo untuk melakukan monitoring
terhadap kelompok anak usia sekolah
3.6 Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi meliputi evaluasi proses dan hasil. Evaluasi
proses dari pelaksanaan diagnosa keperawatan pertama di SDN IV
Wonokromo Surabaya adalah 100% peserta hadir, 90% peserta terlibat aktif
dalam diskusi dan pelaksanaan kegiatan berjalan sesuai alokasi waktu.
Evaluasi hasil yang dapat diketahui adalah melalui peningkatan pengetahuan
kelompok anak usia sekolah tentang cara menggosok gigi dengan baik dan
benar yang dapat dilihat dari antusias anak usia sekolah dalam mempraktikan
cara menggosok gigi dengan baik dan benar.
BAB IV
SIMPULAN
4.1 Simpulan
Komunitas dapat diartikan kumpulan orang pada wilayah tertentu
dengan sistem sosial tertentu. Komunitas meliputi individu, keluarga,
kelompok/agregat dan masyarakat. Salah satu agregat di komunitas adalah
kelompok anak usia sekolah yang tergolong kelompok berisiko (at risk)
terhadap timbulnya masalah kesehatan yang terkait perilaku tidak sehat. Yang
menjadi sasaran pengkajian adalah anak usia sekolahSD dengan umur 6 – 12
tahun berjumlah 123 siswa.
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada agregat anak usia sekolah
menggunakan pendekatan Community as partner model. Klien (anak usia
sekolah) digambarkan sebagai inti (core) mencakup sejarah, demografi, suku
bangsa, nilai dan keyakinan dengan 8 (delapan) subsistem yang saling
mempengaruhi meliputi lingkungan fisik, pelayanan kesehatan dan sosial,
ekonomi, keamanan dan transportasi, politik dan pemerintahan, komunikasi,
pendidikan dan rekreasi
4.2 Saran
1. Dibutuhkan peran perawat komunitas untuk membantu menyelesaikan
masalah kesehatan pada komunitas anak usia sekolah
2. Dibutuhkan peran serta orang tua, guru, dan anggota masyarakat untuk
mendukung keberhasilan intervensi asuhan keperawatan pada komunitas
anak usia sekolah