Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.Latar Belakang
Kesehatan merupakan bagian integral dari kehidupan manusia, bertolak
dari latar belakang manusia yang berbeda-beda. Hal ini mengakibatkan banyak
faktor yang terjadi dan berhubungan dengan masalah kesehatan. Di dalam
komunitas masyarakat suatu daerah bila di klasifikasikan berdasarkan kelompok
khusus, yang sangat rentan terhadap kondisi kesehatan terganggu adalah
kelompok khusus anak usia sekolah. Salah satu upaya yang dilaksanakan adalah
meningkatkan pola hidup masyarakat yang sehat dengan melakukan kegiatan
keperawatan pada komunitas atau masyarakat yang didalamnya terdapat
kelompok khusus anak sekolah.
Berdasarkan hasil pengkajian data yang dilakukan di kelurahan
Wonokromo Surabaya yang dilakukan pada tanggal 12 November 2012.
Ditemukan sebagian besar anak SDN IV Wonokromo yang memiliki masalah
kebersihan diri (personal hygiene), cukup banyak antara lain 45 murid yang
bermasalah pada gigi dengan persentase 36.5 %, 25 murid yang tidak menggosok
gigi dengan persentase 20.3%, 6 murid yang tidak tidak mencuci tangan sebelum
makan dengan persentase 4.9%, 15 murid yang tidak mencuci kaki sebelum tidur
dengan persentase 12.1 %, 7 murid tidak biasa memakai alas kaki dengan
persentase 5.7 %, 20 murid tidak biasa potong kuku dengan persentase 16.2% , 5
murid yang mempunyai kebiasaan mandi 1 kali sehari dengan persentase 4%.
Dampak negatif dari perilaku tersebut adalah menimbulkan berbagai penyakit
yang terjadi seperti karies gigi, diare, cacingan, dan gatal-gatal. Sehingga perlu
untuk ditindak lanjuti dengan pemberian asuhan keperawatan.Melihat berbagai
masalah kesehatan yang muncul pada kelompok usia anak sekolahmaka
diperlukan adanya peran tenaga kesehatan dalam membantu menangani
masalahtersebut baik promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

1
2.Tujuan
Tujuan Umum :
Untuk memberikan gambaran tentang perilaku berisiko pada komunitas
agregat anak usia sekolah di Kelurahan Wonokromo Surabaya termasuk upaya
pencegahan dan penanganannya melalui pendekatan proses keperawatan
komunitas.
Tujuan Khusus :
1. Mengidentifikasi permasalahan yang dialami komunitas agregat anak usia
sekolah.
2. Melakukan analisis dan sintesa data komunitas agregat anak usia sekolah.
3. Merumuskan 3 diagnosa keperawatan komunitas agregat anak usia
sekolah.
4. Membuat perencanaan tindakan terkait diagnosa keperawatan.
5. Melakukan intervensi sesuai prioritas terhadap komunitas agregat anak
usia sekolah.
6. Mengevaluasi tindakan intervensi terhadap anak usia sekolah di institusi
pendidikan
3.Manfaat
Sesuai dengan permasalahan dan tujuan di atas, asuhan keperawatan yang
ditujukan pada komunitas agregat anak usia sekolah di Kelurahan Wonokromo
Surabaya diharapkan
dapat memberikan manfaat antara lain :
1. Membantu anak usia sekolah dalam mencegah terjadinya perilaku
berisiko.
2. Memberikan informasi data tentang anak usia sekolah dan risiko yang
mungkin
3. terjadi.
4. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan
terkait anak
5. usia sekolah.
6. Membantu masyarakat khususnya keluarga yang mempunyai anak usia
sekolah dalam

2
7. memberikan intervensi.
8. Sebagai bahan informasi tambahan bagi petugas kesehatan dalam
memberikan
9. penanganan masalah kesehatan pada anak usia sekolah dalam hal promotif
dan
10. preventif.
11. Membantu anak usia sekolah lainnya melalui kelompok peernya baik
dalam institusi
12. pendidikan formal maupun masyarakat luar sekolah.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.Definisi dan deskripsi Komunitas


1. Definisi Komunitas
Komunitas dapat diartikan kumpulan orang pada wilayah tertentu dengan
sistem social tertentu. Komunitas meliputi individu, keluarga, kelompok/agregat
dan masyarakat. Salah satu agregat di komunitas adalah kelompok anak usia
sekolah yang tergolong kelompok berisiko (at risk) terhadap timbulnya masalah
kesehatan yang terkait perilaku tidak sehat.Berdasarkan umur kronologis dan
berbagai kepentingan, terdapat berbagai definisi tentang anak usia sekolah yaitu:
1. Menurut definisi WHO (World Health Organization) yaitu golongan anak
yang berusia antara 7-15 tahun , sedangkan di Indonesia lazimnya anak
yang berusia 7-12 tahun.
2. Menurut Wong (2009), usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun

2. Deskripsi wilayah Komunitas


Sebagai komunitas yang dikaji adalah komunitas agregat anak usia
sekolah di SDN IV Wonokromo Surabaya pada tanggal 12 November s.d 26
November 2012. Luas wilayah
komunitas 700 m,dengan batas wilayah sebelah utara rumah penduduk RT.5
Kel.Wonokromo, sebelah selatan rumah penduduk RT.4 Kel. Wonokromo,
sebelah Barat
Masjid Qomarudin Wonokromo dan sebelah timur rumah penduduk RT.4
Kel.Wonokromo.

3. Besarnya Komunitas
Komunitas agregat anak usia sekolah yang menjadi sasaran pengkajian
adalah anak usia sekolah SD dengan umur 6 – 12 tahun berjumlah 123 (Data SDN
IV Wonokromo
Surabaya, November 2012).

4
B. Anak Usia Sekolah Sebagai Kelompok Risiko
Anak usia sekolah adalah anak yang memiliki umur 6 sampai 12 tahun
yang masih duduk di sekolah dasar dari kelas 1 sampai kelas 6 dan perkembangan
sesuai usianya. Anak usia sekolah merupakan kelompok risiko yaitu suatu kondisi
yang dihubungkan dengan peningkatan kemungkinan adanya kejadian penyakit.
Hal ini tidak berarti bahwa jika faktor risiko tersebut ada pasti akan menyebabkan
penyakit, tetapi dapat berakibat potensial terjadinya sakit atau kondisi yang
membahayakan kesehatan secara optimal dari populasi. Anak usia sekolah
merupakan populasi risiko karena beberapa hal yaitu:
1. Anak banyak menghabiskan waktu di luar rumah
2. Aktivitas fisik anak semakin meningkat
3. Pada usia ini anak akan mencari jati dirinya
4. Masih membutuhkan peran orang tua untuk membantu memenuhi
kebutuhan

C. Framework/ Model yang Digunakan Untuk Pengkajian Komunitas


Dalam memberikan asuhan keperawatan pada agregat anak usia sekolah
menggunakan pendekatan Community as partner model. Klien (anak usia sekolah)
digambarkan sebagai inti (core) mencakup sejarah, demografi, suku bangsa, nilai
dan keyakinan dengan 8 (delapan) subsistem yang saling mempengaruhi meliputi
lingkungan fisik,pelayanan kesehatan dan sosial, ekonomi, keamanan dan
transportasi, politik dan pemerintahan, komunikasi, pendidikan dan rekreasi
(Anderson, Mc Farlane, 2000 dalam Ervin, 2002).

D. Pengkajian
Data inti komunitas, terdiri dari:
1. Demografi : Jumlah anak usia sekolah keseluruhan, jumlah anak usia
sekolah
1. menurut jenis kelamin, golongan umur.
2. Etnis : suku bangsa, budaya, tipe keluarga.

5
3. Nilai, kepercayaan dan agama : nilai dan kepercayaan yang dianut oleh
anak usia sekolah berkaitan dengan pergaulan, agama yang dianut, fasilitas
ibadah yang ada,adanya organisasi keagamaan, kegiatan-kegiatan
keagamaan yang dikerjakan oleh anak usia sekolah.
Data subsystem
Delapan subsitem yang dikaji sebagai berikut :
1. Lingkungan Fisik
Inspeksi : Lingkungan sekolah anak usia sekolah, kebersihan lingkungan,
aktifitas anak usia sekolah di lingkungannya, data dikumpulkan dengan
winshield survey dan observasi.
Auskultasi : Mendengarkan aktifitas yang dilakukan anak usia sekolah dari
guru kelas,kader UKS, dan kepala sekolah melalui wawancara.
Angket : Adanya kebiasaan pada lingkungan anak usia sekolah yang
kurang baik bagi perkembangan anak usia sekolah. Pelayanan kesehatan
dan pelayanan social. Ketersediaan pelayanan kesehatan khusus anak usia
sekolah, bentuk pelayanan kesehatan bila ada, apakah terdapat pelayanan
konseling bagi anak usia sekolah melalui wawancara
Jumlah pendapatan orang tua siswa, jenis pekerjaan orang tua siswa,
jumlah uang jajan para siswa melalui wawancara dan melihat data di staff
tata usaha sekolah.
2. Keamanan dan transportasi.
a. Keamanan : adanya satpam sekolah, petugas penyebarang jalan.
b. Transportasi
Jenis transportasi yang dapat digunakan anak usia sekolah, adanya bis
sekolah untuk layanan antar jemput siswa
3. Politik dan pemerintahan
Kebijakan pemerintah tentang anak usia sekolah, dan tata tertib sekolah
yang harus dipatuhi seluruh siswa. Jumlah pendapatan orang tua siswa,
jenis pekerjaan orang tua siswa, jumlah uang jajan para siswa melalui
wawancara dan melihat data di staff tata usaha sekolah.

6
4. Komunikasi
a. Komunikasi formal
Media komunikasi yang digunakan oleh anak usia sekolah untuk
memperoleh informasi
pengetahuan tentang kesehatan melalui buku dan sosialisasi dari pendidik.
b. Komunikasi informal
Komunikasi/diskusi yang dilakukan anak usia sekolah dengan guru dan
orang tua,peran guru dan orang tua dalam menyelesaikan dan mencegah
masalah anak sekolah,keterlibatan guru dan orang tua dan lingkungan
dalam menyelesaikan masalah anak usia sekolah.
5. Pendidikan
Terdapat pembelajaran tentang kesehatan, jenis kurikulum yang digunakan
sekolah, dan tingkat pendidikan tenaga pengajar di sekolah.
6. Rekreasi
Tempat rekreasi yang digunakan anak usia sekolah, tempat sarana
penyaluran bakat anak usia sekolah seperti olahraga dan seni,
pemanfaatannya, kapan waktu penggunaan.

E. Peran Perawat Komunitas Terkait Anak Usia Sekolah


a) Praktik Keperawatan Kesehatan Komunitas.
Keperawatan kesehatan komunitas (CHN) merupakan spesialis pelayanan
keperawatan yang berbasiskan pada masyarakat dimana perawat mengambil
tanggung jawab untuk berkontribusi meningkatkan derajad kesehatan masyarakat.
Fokus utama upaya CHN adalah pencegahan penyakit, peningkatan dan
mempertahankan kesehatan dengan tanggung jawab utama perawat CHN pada
keseluruhan populasi dengan penekanan pada kesehatan kelompok populasi
daripada individu dan keluarga.
b) Fungsi dan Peran Perawat CHN Pada Agregat Anak Usia Sekolah
Fungsi dan peran perawat kesehatan komunitas terkait agregat anak usia sekolah
antara lain :
a. Kolaborator
Perawat bekerjasama dengan lintas program dan lintas sektoral dalam
membuat keputusan dan melaksanakan tindakan untuk menyelesaikan

7
masalah anaksekolah. Seperti halnya perawat melakukan kemitraan
dengan tokoh masyarakat,tokoh agama, keluarga, guru, kepolisian,
psikolog, dokter,LSM, dan sebagainya.
b. Koordinator
Mengkoordinir pelaksanaan konferensi kasus sesuai kebutuhan anak
sekolah,menetapkan penyedia pelayanan untuk anak usia sekolah.

c. Case finder
Mengembangkan tanda dan gejala kesehatan yang terjadi pada agregat
anak usia sekolah, menggunakan proses diagnostik untuk mengidentifikasi
potensial kasus penyakit dan risiko pada anak usia sekolah.
d. Case manager
Mengidentifikasi kebutuhan anak usia sekolah, merancang rencana
perawatan untuk memenuhi kebutuhan anak usia sekolah, mengawasi
pelaksanaan pelayanan dan mengevaluasi dampak pelayanan.
e. Pendidik
Mengembangkan rencana pendidikan kepada keluarga dengan anak usia
sekolah di masyarakat dan anak usia sekolah di institusi formal,
memberikan pendidikan kesehatan sesuai kebutuhan, mengevaluasi
dampak pendidikan kesehatan.
f. Konselor
Membantu anak usia sekolah mengidentifikasi masalah dan alternatif
solusi,membantu anak usia sekolah mengevaluasi efek solusi dan
pemecahan masalah.
g. Peneliti
Merancang riset terkait anak usia sekolah, mengaplikasikan hasil riset
pada anak usia sekolah, mendesiminasikan hasil riset.
h. Care give
Mengkaji status kesehatan komunitas anak usia sekolah, menetapkan
diagnose keperawatan, merencanakan intervensi keperawatan,
melaksanakan rencana tindakan dan mengevaluasi hasil intervensi.

8
i. Pembela
Memperoleh fakta terkait situasi yang dihadapi anak usia sekolah,
menentukan kebutuhan advokasi, menyampaikan kasus anak usia sekolah
terhadap pengambil keputusan, mempersiapkan anak usia sekolah untuk
mandiri.

9
BAB III
TINJAUAN KASUS

Asuhan keperawatan agregat anak sekolah yang dilakukan di SDN


Wonokromo IV Surabaya menggunakan pendekatan proses keperawatan yang
meliputi pengkajian status kesehatan anak sekolah, perumusan diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pemberian asuhan
keperawatan melibatkan kader UKS, guru pada institusi pendidikan, anak sekolah
dan orang tua, dan kepala sekolah.

1. Pengkajian
Pengkajian pada agregat anak sekolah menggunakan pendekatan
Community as partner meliputi : data inti komunitas dan subsystem.
a. Data inti komunitas, terdiri dari:
1. Demografi : Jumlah anak sekolah keseluruhan menurut data Monografi
SDN Wonokromo IV Surabaya untuk usia 6 – 12 tahun + 123 siswa .Dari
123 siswa SDN IV Wonokromo antara siswa laki-laki yang berumur 8 – 9
tahun dan anak perempuan berumur 8 – 9 tahun mempunyai prosentase
yang hampir sama yaitu 20.5 % dan 20 %
2. Status perkawinan 100% dari anak usia sekolah belum kawin.
3. Nilai, kepercayaan dan agama : mayoritas responden beragama Islam yaitu
96,9 %. Berdasarkan winshield survey dan data dari monografi didapatkan
tidak tersedia untuk tempat beribadah karena letak SD bersebelahan
dengan masjid, kegiatan keagamaan dilaksanakan di masjid tersebut. Di
sekolah terdapat mata pelajaran Agama.Sedangkan dari hasil wawancara
dengan guru agama, menyatakan bahwa nilai/norma/budaya yang dianut
anak-anak SD baik, kehidupan beragama berjalan dengan harmonis, dan
anak-anak rajin dan antusias dalam mengikuti kegiatan keagamaan yang
dilaksanakan.

10
b. Data subsystem
Tujuh subsistem yang dikaji sebagai berikut :
1. Lingkungan Fisik
- Inspeksi : Tipe sekolah permanen, tempatnya strategis dekat dengan
jalan raya.Kebersihan lingkungan sekolah kurang terjaga dengan baik,
terdapat 1kantin di dalam sekolah yang menjual makanan yang kurang
terjamin kebersihannya. Terdapat banyak penjual makanan di depan
gerbang sekolah. Jenis makanan yang dijual tidak terjamin
kebersihannya.Terdapat 2 kamar mandi yang terpisah antara kamar
mandi anak laki-laki dan perempuan. Kondisi terawat dengan baik.
- Auskultasi : Hasil wawancara dengan kepala sekolah, bahwa di
sekolah SDN IVWonokromo terdapat kegiatan ekstrakulikuler yang
sudah lama berjalan seperti olahraga meliputi sepak bola dan senam,
kesenian meliputi tari dan musik dan kegiatan keagamaan seperti
pengajian.
- Angket : Adanya kebiasaan pada lingkungan anak usia sekolah yang
kurang baik bagi perkembangan anak yaitu orang tua dan lingkungan
anak yang membiasakan tidak menggosok gigi sebelum tidur sehingga
kebiasaan ini diikuti oleh anak usia sekolah.
2. Pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial
Pelayanan kesehatan di sekolah SDN IV Wonokromo terdapat UKS untuk
tempat istirahat dan pemeriksaan bagi anak yang sakit. Selain itu juga
terdapat ruang BK(Bimbingan Konseling) untuk konsultasi siswa.
3. Ekonomi
Berdasarkan hasil wawancara kepada para siswa kebanyakan orang tua
para siswa mempunyai pekerjaan sebagai wiraswasta dan berdagang untuk
mencari nafkah.
4. Keamanan
Terdapat satpam sekolah yang membantu anak sekolah menyebrang jalan
raya, akan tetapi ditemukan kebiasaan yang mengancam kesehatan anak
usia sekolah :

11
a.Kebiasaan jajan sembarangan
Dari 123 angket yang terkumpul, didapatkan data tentang kebiasaan jajan
sembarangan pada anak usia sekolah adalah sebagai berikut :
kebiasaan jajan sembarangan sebesar 98 anak (80%). Ini merupakan hal yang
negatif bagi kesehatan anak usia sekolah karena kebersihan makanan dan
kandungan gizi yang ada di dalam makanan tersebut bisa menimbulkan berbagai
macam masalah kesehatan untuk anak usia sekolah.
b.Jenis Jajanan yang dikonsumsi Anak Usia Sekolah
Dari 123 angket yang terkumpul, didapatkan data tentang kebiasaan jajan
sembarangan pada anak usia sekolah. Mayoritas jenis jajanan anak usia sekolah
adalah permen sebanyak 50 anak (40,6 %). Ini merupakan hal yang negatif bagi
kesehatan gigi anak usia sekolah karena dalam permen mengandung
kandungan gula yang tinggi sehingga berisiko tinggi terjadi kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah di SDN IV Wonokromo.
c.Kebiasan menggosok gigi sebelum tidur
Kebiasaan menggosok gigi sebelum tidur yang dilakukan oleh anak usia
sekolah di sekolah SDN IV Wonokromo.Mayoritas anak usia sekolah tidak
menggosok gigisebelum tidur sebanyak 92 anak (75 %). Ini merupakan hal yang
negatif bagi perilaku anak usia sekolah karena kebiasaan ini harusnya ditanamkan
sejak dini, selain itu apabila tidak menggosok gigi dapat menyebabkan berbagai
macam masalah kesehatan gigi dan mulut.Berdasarkan wawancara dari petugas
UKS menyatakan bahwa anak-anak SDN IV Wonokromo sudah mendapat
pengetahuan tentang cara menggosokgigi. Alasan kebiasaan anak SD tidak
menggosok gigi sebelum tidur dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Alasan tidak gosok gigi Jumlah Persentase
Malas 50 40.6 %
Tidak disuruh ortu 60 48.7 %
Lupa 13 10.5 %
Total 123 100 %

12
5. Politik dan pemerintahan
Pada subsystem politik dan pemerintahan bagi anak usia sekolah adalah
keikut sertaan anak dalam organisasi sosial di sekolah serta kebijakan
pemerintah terhadap masalah yang terkait dengan anak usia sekolah.
Keikutsertaan anak pada organisasi disekolah yaitu mengikuti kegiatan
kepramukaan.
6. Komunikasi
a. Komunikasi formal
Media komunikasi yang digunakan oleh anak untuk memperoleh informasi
pengetahuan tentang gosok gigi berasal dari media, para guru dan orang tua.
Mayoritas anak mengetahui mengenai informasi tentang gosok gigi sebelum tidur
bersumber dari media khusunya televisi tentang iklan pasta gigi sebesar 45%.
Media informasi yang digunakan anak ini mempunyai dampak positif dan negatif.
b. Komunikasi informal
Komunikasi informal yang dilakukan oleh anak usia sekolah di sekolah SDN IV
Wonokromo meliputi data tentang diskusi yang dilakukan anak dengan orang tua,
peran orang tua dalam menyelesaikan dan mencegah masalah anak, keterlibatan
orang tua dan lingkungan dalam menyelesaikan masalah anak.Mayoritas anak
menjawab jarang mengadakan diskusi dengan orang tua dalam mengatasi masalah
anak yaitu sebesar 74 responden (60%). Keadaan ini sangat berisiko terhadap
terjadinya perilaku anak untuk mencari informasi melalui orang lain atau media
yang belum tentu kebenarannya. Sehingga diharapkan orang tua berperan sebagai
pendengar aktif dan pemberi solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh
anaknya.
7. Rekreasi
Tempat rekreasi yang sering dimanfaatkan anak bersama orang tuanya biasanya
ke Kebun Binatang Surabaya (KBS), taman-taman kota, Pantai Kenjeran, dan
Taman Hiburan Remaja (THR). Untuk pengembangan bakat anak di bidang olah
raga dan seni di sekolah SDN IV Wonokromo terdapat lapangan sepak bola,
sanggar senam, dan tari.

13
2.Analisa Data
DATA MASALAH
1. Lingkungan fisik : Defisit kebersihan diri pada agregat
- Adanya kebiasaan pada lingkungan anak usia sekolah
anak usia sekolah yang kurang baik
bagi perkembangan anak yaitu orang
tua dan lingkungan anak yang
membiasakan tidak menggosok gigi
sebelum tidur sehingga kebiasaan ini
diikuti oleh anak usia sekolah
2. Keamanan dan transportasi:
a. Kebiasaan jajan sembarangan Risiko terjadinya kejadian karies gigi
- 80% anak usia sekolah memiliki pada agregat anak usia sekolah
kebiasaan jajan sembarangan
- mayoritas jenis jajanan anak usia
Sekolah adalah permen sebanyak
50 anak (40,6 %)
- 45 murid yang bermasalah pada
gigi dengan persentase 36.5 %
b. Kebiasan menggosok gigi sebelum
tidur
- 75% anak usia sekolah
tidak menggosok gigi sebelum Risiko penyalahgunaan media cetak dan
tidur elektronik pada anak untuk memperoleh
- Alasan tidak menggosok informasi yang tidak sesuai dengan
gigi karena tidak disuruh oleh perkembangannya.
orang tuanya (48.7%)

3. Komunikasi
a. Komunikasi
Formal Ketidakefektifan komunikasi anak
Anak mengetahui mengenai dengan orang tua .

14
informasi tentang gosok gigi
sebelum tidur bersumber dari media
khusunya televisi tentang iklan pasta
gigi sebesar 45%
b. Komunikasi Informal
- Sebesar 60% anak
sekolah jarang diskusi dengan
orang tua untuk menyelesaikan
masalah
- Sebesar 99% anak usia
sekolah menganggap perlu peran
ortu untuk mengatasi masalah
anak

3. Diagnosa Keperawatan Komunitas Anak Usia Sekolah


b. Risiko terjadinya kejadian karies gigi pada agregat anak usia sekolah
b/d kebiasaan anak usia sekolah tidak menggosok gigi sebelum tidur
sebesar 75%, mayoritas jenis jajanan anak usia sekolah adalah permen
sebanyak 50 anak (40,6 %), 45 murid yang bermasalah pada gigi
dengan persentase 36.5 % dan sebesar 48.7% anak usia sekolah
beralasan tidak menggosok gigi karena tidak disuruh oleh orang
tuanya.

4. INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA TUJUAN RENCANA SASARAN
TINDAKAN
1. Risiko 1. Jangka 1. Lakukan - Kepala sekolah,
terjadinya panjang pendekatan guru, dan petugas
kejadian Terbentuknya secara formal UKS
karies gigi kelompok dengan SDN IV
pada agregat anak usia kepala Wonokromo

15
anak usia sekolah yang sekolah, guru, Surabaya
sekolah. peduli dan petugas - Kelompok anak
terhadap UKS usia
kesehatan gigi 2. Berikan sekolah di SDN
2. Jangka penyuluhan IV
pendek kesehatan Wonokromo
- Agregat tentang karies Surabaya
anak usia gigi pada - Puskesmas
sekolah kelompok Wonokromo
tidak anak usia
mengalami sekolah
karies gigi 3. Demonstr
- Agregat asikan cara
anak usia menggosok
sekolah gigi dengan baik
mendapatkan dan benar pada
pengetahuan yang kelompok anak
cukup tentang usia
pencegahan 4. Beri
masalah karies kesempatan
gigi pada
kelompok
anak usia
sekolah untuk
bersama-
sama
mempraktika
n cara
menggosok
gigi dengan
baik dan
benar

16
5. Lakukan
kerjasama
dengan
puskesmas
setempat
untuk
melakukan
monitoring
terhadap
kelompok
anak usia
sekolah di
SDN IV
Wonokromo
Surabaya

IMPLEMENTASI
DIAGNOSA KEGIATAN
1. Risiko terjadinya kejadian karies gigi 1. Melakukan pendekatan secara formal
pada agregat anak usia sekolah. dengan kepala sekolah, guru, dan
petugas UKS.Kepala sekolah, seluruh
guru, dan petugas UKS mendukung
diadakannya
penyuluhan kesehatan tentang karies
gigi di SDN IV Wonokromo
Surabaya.
2. Memberikan penyuluhan kesehatan
tentang karies gigi pada kelompok anak
usia sekolah.Seluruh anak antusias dan
semangat untuk mengikuti kegiatan
penyuluhan kesehatan.

17
3. Mendemonstrasikan cara menggosok
gigi dengan baik dan benar pada
kelompok anak usia sekolah. Seluruh
anak antusias dan semangat untuk cara
menggosok gigi dengan baik dan benar.
4. Memberi kesempatan pada kelompok
anak usia sekolah untuk bersama-sama
mempraktikan cara menggosok gigi
dengan baik dan benar. Seluruh anak
antusias dan semangat untuk bersama-
sama mempraktikan cara menggosok
gigi dengan baik dan benar.

5. Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi meliputi evaluasi proses dan hasil. Evaluasi proses
dari pelaksanaan diagnosa keperawatan pertama di SDN IV Wonokromo
Surabaya adalah 100% peserta hadir, 90% peserta terlibat aktif dalam diskusi dan
pelaksanaan kegiatan berjalan sesuai alokasi waktu. Evaluasi hasil yang dapat
diketahui adalah melalui peningkatan pengetahuan kelompok anak usia sekolah
tentang cara menggosok gigi dengan baik dan benar yang dapat dilihat dari
antusias anak usia sekolah dalam mempraktikan cara menggosok gigi dengan baik
dan benar.

18
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Komunitas dapat diartikan kumpulan orang pada wilayah tertentu dengan
sistem social tertentu. Komunitas meliputi individu, keluarga, kelompok/agregat
dan masyarakat. Salah satu agregat di komunitas adalah kelompok anak usia
sekolah yang tergolong kelompok berisiko (at risk) terhadap timbulnya masalah
kesehatan yang terkait perilaku tidak sehat.Yang menjadi sasaran pengkajian
adalah anak usia sekolah SD dengan umur 6 – 12 tahun berjumlah 123 siswa.
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada agregat anak usia sekolah
menggunakan pendekatan Community as partner model. Klien (anak usia sekolah)
digambarkan sebagai inti (core) mencakup sejarah, demografi, suku bangsa, nilai
dan keyakinan dengan 8(delapan) subsistem yang saling mempengaruhi meliputi
lingkungan fisik, pelayanan kesehatan dan sosial, ekonomi, keamanan dan
transportasi, politik dan pemerintahan,komunikasi, pendidikan dan rekreasi.

B.Saran
a.Dibutuhkan peran perawat komunitas untuk membantu menyelesaikan
masalah kesehatan pada komunitas anak usia sekolah.
b. Dibutuhkan peran serta orang tua, guru, dan anggota masyarakat untuk
mendukung keberhasilan intervensi asuhan keperawatan pada komunitas anak
usia sekolah.

19
DAFTAR PUSTAKA

- Ananto,p.2006.usaha kesehatan kesehatan di sekolah dasar


dan madrasa ibtidaiyha.bandung:yrama widya

- Departemen kesehatan republik Indonesia.2003.pedoman


untuk tenaga kesehatan ,usaha kesehatan sekolah di tingkat
sekolah dasar.jakarta:depkes RI.

20

Anda mungkin juga menyukai