Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA KELO

MPOK ANAK USIA SEKOLAH (6 – 12 TAHUN)

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Komunitas II

Oleh :

Disusun Oleh :
1. Ananda Revanie Mutiara Dewi
2. Elis Risniawati
3. Dhimas Bimantoro
4. Novia Hera
5. Raras Unggul Utami
6. Widya Tirta Dewi
7. Zahrina Fakhriah Izazi

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN / V B

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2020

1
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN...........................................................................................1

DAFTAR ISI................................................................................................................................2

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 3

1.2 Tujuan ............................................................................................ 4

1.3 Manfaat ......................................................................................... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi dan deskripsi Komunitas .................................................. 4

2.2 Anak Usia Sekolah Sebagai Kelompok Risiko ................................ 7

2.3 Framework/ Model yang Digunakan Untuk Pengkajian Komunitas 7

2.4 Peran Perawat Komunitas Terkait Anak Usia Sekolah.....................

BAB 4 SIMPULAN

4.1 Simpulan..................................................................................................................33

4.2 Saran..........................................................................................................................33

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan bagian integral dari kehidupan manusia, bertolak dari latar belakan

g manusia yang berbeda-beda. Hal ini mengakibatkan banyak faktor yang terjadi dan berhub

ungan dengan masalah kesehatan. Di dalam komunitas masyarakat suatu daerah bila di klasif

ikasikan berdasarkan kelompok khusus, yang sangat rentan terhadap kondisi kesehatan terga

nggu adalah kelompok khusus anak usia sekolah. Salah satu upaya yang dilaksanakan adalah

meningkatkan pola hidup masyarakat yang sehat dengan melakukan kegiatan keperawatan pa

da komunitas atau masyarakat yang didalamnya terdapat kelompok khusus anak sekolah.

Berdasarkan hasil pengkajian data yang dilakukan di kelurahan Wonokromo Surabaya ya

ng dilakukan pada tanggal 12 November 2012. Ditemukan sebagian besar anak SDN IV Wo

nokromo yang memiliki masalah kebersihan diri (personal hygiene), cukup banyak antara lai

n 45 murid yang bermasalah pada gigi dengan persentase 36.5 %, 25 murid yang tidak meng

gosok gigi dengan persentase 20.3%, 6 murid yang tidak tidak mencuci tangan sebelum mak

an dengan persentase 4.9%, 15 murid yang tidak mencuci kaki sebelum tidur dengan persent

ase 12.1 %, 7 murid tidak biasa memakai alas kaki dengan persentase 5.7 %, 20 murid tidak

biasa potong kuku dengan persentase 16.2% , 5 murid yang mempunyai kebiasaan mandi 1 k

ali sehari dengan persentase 4%. Dampak negatif dari perilaku tersebut adalah menimbulkan

berbagai penyakit yang terjadi seperti karies gigi, diare, cacingan, dan gatal-gatal. Sehingga

perlu untuk ditindak lanjuti dengan pemberian asuhan keperawatan.

3
Melihat berbagai masalah kesehatan yang muncul pada kelompok usia anak sekolah mak

a diperlukan adanya peran tenaga kesehatan dalam membantu menangani masalah tersebut b

aik promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

B. Tujuan

Tujuan Umum :

Untuk memberikan gambaran tentang perilaku berisiko pada komunitas agregat anak usia

sekolah di Kelurahan Wonokromo Surabaya termasuk upaya pencegahan dan penanganan

nya melalui pendekatan proses keperawatan komunitas.

Tujuan Khusus :

1. Mengidentifikasi permasalahan yang dialami komunitas agregat anak usia sekolah.

2. Melakukan analisis dan sintesa data komunitas agregat anak usia sekolah.

3. Merumuskan 3 diagnosa keperawatan komunitas agregat anak usia sekolah.

4. Membuat perencanaan tindakan terkait diagnosa keperawatan.

5. Melakukan intervensi sesuai prioritas terhadap komunitas agregat anak usia sekolah.

6. Mengevaluasi tindakan intervensi terhadap anak usia sekolah di institusi pendidikan.

4
C. Manfaat

Sesuai dengan permasalahan dan tujuan di atas, asuhan keperawatan yang ditujukan pada

komunitas agregat anak usia sekolah di Kelurahan Wonokromo Surabaya diharapkan dap

at memberikan manfaat antara lain :

1. Membantu anak usia sekolah dalam mencegah terjadinya perilaku berisiko.

2. Memberikan informasi data tentang anak usia sekolah dan risiko yang mungkin terjad

i.

3. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan terkait anak usi

a sekolah.

4. Membantu masyarakat khususnya keluarga yang mempunyai anak usia sekolah dalam

memberikan intervensi.

5. Sebagai bahan informasi tambahan bagi petugas kesehatan dalam memberikan penang

anan masalah kesehatan pada anak usia sekolah dalam hal promotif dan preventif.

6. Membantu anak usia sekolah lainnya melalui kelompok peernya baik dalam institusi

pendidikan formal maupun masyarakat luar sekolah.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi dan deskripsi Komunitas

1. Definisi Komunitas

Komunitas dapat diartikan kumpulan orang pada wilayah tertentu dengan sistem sosial tert

entu. Komunitas meliputi individu, keluarga, kelompok/agregat dan masyarakat. Salah satu

agregat di komunitas adalah kelompok anak usia sekolah yang tergolong kelompok berisiko

(at risk) terhadap timbulnya masalah kesehatan yang terkait perilaku tidak sehat. Berdasark

an umur kronologis dan berbagai kepentingan, terdapat berbagai definisi tentang anak usia

sekolah yaitu:

a. Menurut definisi WHO (World Health Organization) yaitu golongan anak yang berusia

antara 7-15 tahun , sedangkan di Indonesia lazimnya anak yang berusia 7-12 tahun.

b. Menurut Wong (2009), usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun

2. Deskripsi wilayah Komunitas

Sebagai komunitas yang dikaji adalah komunitas agregat anak usia sekolah di SDN IV W

onokromo Surabaya pada tanggal 12 November s.d 26 November 2012. Luas wilayah ko

2
munitas 700 m dengan batas wilayah sebelah utara rumah penduduk RT.5 Kel. Wonokro

mo, sebelah selatan rumah penduduk RT.4 Kel. Wonokromo, sebelah Barat Masjid Qoma

rudin Wonokromo dan sebelah timur rumah penduduk RT.4 Kel. Wonokromo.

6
3. Besarnya Komunitas

Komunitas agregat anak usia sekolah yang menjadi sasaran pengkajian adalah anak usia s

ekolah SD dengan umur 6 – 12 tahun berjumlah 123 (Data SDN IV Wonokromo Surabay

a, November 2012).

B. Anak Usia Sekolah Sebagai Kelompok Risiko

Anak usia sekolah adalah anak yang memiliki umur 6 sampai 12 tahun yang masih duduk d

i sekolah dasar dari kelas 1 sampai kelas 6 dan perkembangan sesuai usianya.

Anak usia sekolah merupakan kelompok risiko yaitu suatu kondisi yang dihubungkan deng

an peningkatan kemungkinan adanya kejadian penyakit. Hal ini tidak berarti bahwa jika fak

tor risiko tersebut ada pasti akan menyebabkan penyakit, tetapi dapat berakibat potensial ter

jadinya sakit atau kondisi yang membahayakan kesehatan secara optimal dari populasi. Ana

k usia sekolah merupakan populasi risiko karena beberapa hal yaitu:

 Anak banyak menghabiskan waktu di luar rumah


 Aktivitas fisik anak semakin meningkat

 Pada usia ini anak akan mencari jati dirinya

 Masih membutuhkan peran orang tua untuk membantu memenuhi kebutuhan

C. Framework/ Model yang Digunakan Untuk Pengkajian Komunitas

Dalam memberikan asuhan keperawatan pada agregat anak usia sekolah menggunakan pe

ndekatan Community as partner model. Klien (anak usia sekolah) digambarkan sebagai in

ti (core) mencakup sejarah, demografi, suku bangsa, nilai dan keyakinan dengan 8 (delap

an) subsistem yang saling mempengaruhi meliputi lingkungan fisik,

7
pelayanan kesehatan dan sosial, ekonomi, keamanan dan transportasi, politik dan pemerin

tahan, komunikasi, pendidikan dan rekreasi (Anderson, Mc Farlane, 2000 dalam Ervin, 2

002).

Delapan subsistem yang dikaji seperti berikut:

I. Pengkajian

A. Data inti komunitas, terdiri dari:

1. Demografi : Jumlah anak usia sekolah keseluruhan, jumlah anak usia sekolah menuru

t jenis kelamin, golongan umur.

2. Etnis : suku bangsa, budaya, tipe keluarga.

3. Nilai, kepercayaan dan agama : nilai dan kepercayaan yang dianut oleh anak usia sek

olah berkaitan dengan pergaulan, agama yang dianut, fasilitas ibadah yang ada, adany

a organisasi keagamaan, kegiatan-kegiatan keagamaan yang dikerjakan oleh anak usia

sekolah.

B. Data subsystem

Delapan subsitem yang dikaji sebagai berikut :

1. Lingkungan Fisik

Inspeksi : Lingkungan sekolah anak usia sekolah, kebersihan lingkungan, aktifitas an

ak usia sekolah di lingkungannya, data dikumpulkan dengan winshield surv

ey dan observasi.

Auskultasi : Mendengarkan aktifitas yang dilakukan anak usia sekolah dari guru kelas,

kader UKS, dan kepala sekolah melalui wawancara.

8
Angket : Adanya kebiasaan pada lingkungan anak usia sekolah yang kurang baik bagi

perkembangan anak usia sekolah.

2. Pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial

Ketersediaan pelayanan kesehatan khusus anak usia sekolah, bentuk pelayanan kesehatan

bila ada, apakah terdapat pelayanan konseling bagi anak usia sekolah melalui wawancara.

3. Ekonomi

Jumlah pendapatan orang tua siswa, jenis pekerjaan orang tua siswa, jumlah uang jajan p

ara siswa melalui wawancara dan melihat data di staff tata usaha sekolah.

4. Keamanan dan transportasi.

a. Keamanan : adanya satpam sekolah, petugas penyebarang jalan.

b. Transportasi

Jenis transportasi yang dapat digunakan anak usia sekolah, adanya bis sekolah untuk l

ayanan antar jemput siswa

5. Politik dan pemerintahan

Kebijakan pemerintah tentang anak usia sekolah, dan tata tertib sekolah yang harus dipat

uhi seluruh siswa.

9
6. Komunikasi

a. Komunikasi formal

Media komunikasi yang digunakan oleh anak usia sekolah untuk memperoleh informasi

pengetahuan tentang kesehatan melalui buku dan sosialisasi dari pendidik.

b. Komunikasi informal

Komunikasi/diskusi yang dilakukan anak usia sekolah dengan guru dan orang tua, pera

n guru dan orang tua dalam menyelesaikan dan mencegah masalah anak sekolah, keterli

batan guru dan orang tua dan lingkungan dalam menyelesaikan masalah anak usia sekol

ah.

7. Pendidikan

Terdapat pembelajaran tentang kesehatan, jenis kurikulum yang digunakan sekolah, dan ti

ngkat pendidikan tenaga pengajar di sekolah.

8. Rekreasi

Tempat rekreasi yang digunakan anak usia sekolah, tempat sarana penyaluran bakat anak

usia sekolah seperti olahraga dan seni, pemanfaatannya, kapan waktu penggunaan.

10
D. Peran Perawat Komunitas Terkait Anak Usia Sekolah

1. Praktik Keperawatan Kesehatan Komunitas.

Keperawatan kesehatan komunitas (CHN) merupakan spesialis pelayanan keperawata

n yang berbasiskan pada masyarakat dimana perawat mengambil tanggung jawab unt

uk berkontribusi meningkatkan derajad kesehatan masyarakat. Fokus utama upaya C

HN adalah pencegahan penyakit, peningkatan dan mempertahankan kesehatan denga

n tanggung jawab utama perawat CHN pada keseluruhan populasi dengan penekanan

pada kesehatan kelompok populasi daripada individu dan keluarga.

2. Fungsi dan Peran Perawat CHN Pada Agregat Anak Usia Sekolah

Fungsi dan peran perawat kesehatan komunitas terkait agregat anak usia sekolah antar

a lain :

a. Kolaborator

Perawat bekerjasama dengan lintas program dan lintas sektoral dalam

membuat keputusan dan melaksanakan tindakan untuk menyelesaikan masalah anak se

kolah. Seperti halnya perawat melakukan kemitraan dengan tokoh masyarakat, tokoh a

gama, keluarga, guru, kepolisian, psikolog, dokter,LSM, dan sebagainya.

b. Koordinator

Mengkoordinir pelaksanaan konferensi kasus sesuai kebutuhan anak sekolah, menet

apkan penyedia pelayanan untuk anak usia sekolah.

11
c. Case finder

Mengembangkan tanda dan gejala kesehatan yang terjadi pada agregat anak usia sek

olah, menggunakan proses diagnostik untuk mengidentifikasi potensial kasus penya

kit dan risiko pada anak usia sekolah.

d. Case manager

Mengidentifikasi kebutuhan anak usia sekolah, merancang rencana perawatan untuk

memenuhi kebutuhan anak usia sekolah, mengawasi pelaksanaan pelayanan dan meng

evaluasi dampak pelayanan.

e. Pendidik

Mengembangkan rencana pendidikan kepada keluarga dengan anak usia sekolah di m

asyarakat dan anak usia sekolah di institusi formal, memberikan pendidikan kesehatan

sesuai kebutuhan, mengevaluasi dampak pendidikan kesehatan.

f. Konselor

Membantu anak usia sekolah mengidentifikasi masalah dan alternatif solusi, membant

u anak usia sekolah mengevaluasi efek solusi dan pemecahan masalah.

g. Peneliti

Merancang riset terkait anak usia sekolah, mengaplikasikan hasil riset pada anak usia

sekolah, mendesiminasikan hasil riset.

12
h. Care giver

Mengkaji status kesehatan komunitas anak usia sekolah, menetapkan diagnosa kepera

watan, merencanakan intervensi keperawatan, melaksanakan rencana tindakan dan m

engevaluasi hasil intervensi.

i. Pembela

Memperoleh fakta terkait situasi yang dihadapi anak usia sekolah, menentukan kebutu

han advokasi, menyampaikan kasus anak usia sekolah terhadap pengambil keputusan,

mempersiapkan anak usia sekolah untuk mandiri.

13
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AGREGAT ANAK USIA SEKOLAH

Asuhan keperawatan agregat anak sekolah yang dilakukan di SDN Wonokromo IV Su

rabaya menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi pengkajian status keseha

tan anak sekolah, perumusan diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Pemberian asuhan keperawatan melibatkan kader UKS, guru pada institusi pendidikan, anak

sekolah dan orang tua, dan kepala sekolah.

I. Pengkajian

Pengkajian pada agregat anak sekolah menggunakan pendekatan Community as partner

meliputi : data inti komunitas dan subsystem.

A. Data inti komunitas, terdiri dari:

1.Demografi : Jumlah anak sekolah keseluruhan menurut data Monografi SDN Wonokro

mo IV Surabaya untuk usia 6 – 12 tahun + 123 siswa, jumlah anak sekolah menurut jen

is kelamin dan golongan umur tergambar pada grafik di bawah ini.

Diagram 1 : Karakteristik anak sekolah Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di S


DN Wonokromo IV Surabaya bulan November tahun 2012

14
30
25
20
15 Perempuan
10 Laki-laki
5
0
6 - 7 tahun 8 - 9 tahun 10 - 11 12 tahun
tahun

Dari 123 siswa SDN IV Wonokromo antara siswa laki-laki yang berumur 8 – 9 tahun dan

anak perempuan berumur 8 – 9 tahun mempunyai prosentase yang hampir sama yaitu 20.5 %

dan 20 %.

2. Status perkawinan

100% dari anak usia sekolah belum kawin.

3. Nilai, kepercayaan dan agama :

Agama yang dianut oleh anak sekolah tergambar pada diagram di bawah ini :

Diagram 2 : Karakteristik anak usia sekolah Berdasarkan Agama di SDN IV Wonokromo


Surabaya pada November 2012

Kristen

3.1%

Islam

96.9%

15
Dari diagram di atas mayoritas responden beragama Islam yaitu 96,9 %.

Berdasarkan winshield survey dan data dari monografi didapatkan tidak tersedia musala untu

k tempat beribadah karena letak SD bersebelahan dengan masjid, kegiatan keagamaan dilaksa

nakan di masjid tersebut. Di sekolah terdapat mata pelajaran Agama.

Sedangkan dari hasil wawancara dengan guru agama, menyatakan bahwa nilai/norma/budaya

yang dianut anak-anak SD baik, kehidupan beragama berjalan dengan harmonis, dan anak-an

ak rajin dan antusias dalam mengikuti kegiatan keagamaan yang dilaksanakan.

B. Data subsystem

Delapan subsistem yang dikaji sebagai berikut :

1. Lingkungan Fisik

Inspeksi : Tipe sekolah permanen, tempatnya strategis dekat dengan jalan raya. Ke

bersihan lingkungan sekolah kurang terjaga dengan baik, terdapat 1 kanti

n di dalam sekolah yang menjual makanan yang kurang terjamin kebersih

annya. Terdapat banyak penjual makanan di depan gerbang sekolah. Jenis

makanan yang dijual tidak terjamin kebersihannya. Terdapat 2 kamar man

di yang terpisah antara kamar mandi anak laki-laki dan perempuan. Kondi

si terawat dengan baik.

Auskultasi : Hasil wawancara dengan kepala sekolah, bahwa di sekolah SDN IV Wo

nokromo terdapat kegiatan ekstrakulikuler yang sudah lama berjalan sepe

rti olahraga meliputi sepak bola dan senam, kesenian meliputi tari dan mu

sik dan kegiatan keagamaan seperti pengajian.

16
Angket : Adanya kebiasaan pada lingkungan anak usia sekolah yang kurang baik b
agi perkemb yaitu orang tua dan lingkungan anak yang membiasakan tidak menggosok

angan anak gigi sebelum tidur sehingga kebiasaan ini diikuti oleh anak usia sekolah.

2. Pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial

Pelayanan kesehatan di sekolah SDN IV Wonokromo terdapat UKS untuk tempat istir

ahat dan pemeriksaan bagi anak yang sakit. Selain itu juga terdapat ruang BK (Bimbi

ngan Konseling) untuk konsultasi siswa.

3. Ekonomi

Berdasarkan hasil wawancara kepada para siswa kebanyakan orang tua para siswa me

mpunyai pekerjaan sebagai wiraswasta dan berdagang untuk mencari nafkah.

4. Keamanan dan Transportasi

a. Keamanan

Terdapat satpam sekolah yang membantu anak sekolah menyebrang jalan raya,

akan tetapi ditemukan kebiasaan yang mengancam kesehatan anak usia sekolah :

1) Kebiasaan jajan sembarangan

Dari 123 angket yang terkumpul, didapatkan data tentang kebiasaan jajan sem

barangan pada anak usia sekolah adalah sebagai berikut :

Diagram 3 : Kebiasaan jajan sembarangan yang dilakukan oleh anak usia sekolah di s
ekolah SDN IV Wonokromo

17
Kebiasaan Jajan Sembarangan

80
70
60
50
40
30
20
10
0
Ya Tidak

Pada diagram diketahui mayoritas anak usia sekolah memiliki kebiasaan jajan

sembarangan sebesar 98 anak (80%). Ini merupakan hal yang negatif bagi kes

ehatan anak usia sekolah karena kebersihan makanan dan kandungan gizi yang

ada di dalam makanan tersebut bisa menimbulkan berbagai macam masalah ke

sehatan untuk anak usia sekolah.

2) Jenis Jajanan yang dikonsumsi Anak Usia Sekolah

Dari 123 angket yang terkumpul, didapatkan data tentang kebiasaan jajan sem

barangan pada anak usia sekolah adalah sebagai berikut :

Diagram 4 : Jenis Jajanan yang dikonsumsi Anak Usia Sekolah SDN I


V Wonokromo

50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Permen Coklat Snack

18
Pada diagram diketahui mayoritas jenis jajanan anak usia sekolah adalah perm

en sebanyak 50 anak (40,6 %). Ini merupakan hal yang negatif bagi kesehatan

gigi anak usia sekolah karena dalam permen mengandung kandungan gula yan

g tinggi sehingga berisiko tinggi terjadi kejadian karies gigi pada anak usia sek

olah di SDN IV Wonokromo.

3) Kebiasan menggosok gigi sebelum tidur

Diagram 5 : Kebiasaan menggosok gigi sebelum tidur yang dilakukan oleh ana
k usia sekolah di sekolah SDN IV Wonokromo

Kebiasaan Menggosok Gigi

80
70
60
50
40
30
20
10
0
Ya Tidak

Pada diagram diketahui mayoritas anak usia sekolah tidak menggosok gigi seb

elum tidur sebanyak 92 anak (75 %). Ini merupakan hal yang negatif bagi peril

aku anak usia sekolah karena kebiasaan ini harusnya ditanamkan sejak dini, se

lain itu apabila tidak menggosok gigi dapat menyebabkan berbagai macam ma

salah kesehatan gigi dan mulut.

Berdasarkan wawancara dari petugas UKS menyatakan bahwa anak-anak SD

N IV Wonokromo sudah mendapat pengetahuan tentang cara menggosok

19
gigi. Alasan kebiasaan anak SD tidak menggosok gigi sebelum tidur dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1: Frekuensi alasan anak SDN IV Wonokromo tidak menggosok gigi sebelum ti
dur

Alasan tidak gosok gigi Jumlah Persentase


Malas 50 40.6 %
Tidak disuruh ortu 60 48.7 %
Lupa 13 10.5 %
Total 123 100 %

b. Transportasi

Jenis transportasi yang digunakan anak-anak SDN IV Wonokromo adalah sepeda,

jalan kaki, dan diantar oleh orang tua.

5. Politik dan pemerintahan

Pada subsystem politik dan pemerintahan bagi anak usia sekolah adalah keikut sertaan

anak dalam organisasi sosial di sekolah serta kebijakan pemerintah terhadap masalah

yang terkait dengan anak usia sekolah. Keikutsertaan anak pada organisasi di sekolah

yaitu mengikuti kegiatan kepramukaan.

6. Komunikasi

a. Komunikasi formal

Media komunikasi yang digunakan oleh anak untuk memperoleh informasi penget

ahuan tentang gosok gigi berasal dari media, para guru dan orang tua. Hasil pengk

ajian yang telah diperoleh adalah sebagai berikut:

Diagram 6 : Sumber informasi yang digunakan anak usia sekolah untuk memperol
eh pengetahuan tentang gosok gigi di sekolah SDN IV Wonokrom
o

20
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Media Ortu Guru

Berdasarkan data di atas mayoritas anak mengetahui mengenai informasi tenta

ng gosok gigi sebelum tidur bersumber dari media khusunya televisi tentang iklan pas

ta gigi sebesar 45%. Media informasi yang digunakan anak ini mempunyai dampak p

ositif dan negatif.

b. Komunikasi informal

Komunikasi informal yang dilakukan oleh anak usia sekolah di sekolah SDN IV

Wonokromo meliputi data tentang diskusi yang dilakukan anak dengan orang tua, per

an orang tua dalam menyelesaikan dan mencegah masalah anak, keterlibatan orang tu

a dan lingkungan dalam menyelesaikan masalah anak. Agar lebih jelasnya dapat dilih

at pada uraian dibawah ini :

Diagram 7 : Frekuensi diskusi yang dilakukan antara anak dengan orang tua di sekola
h SDN IV Wonokromo

21
60

50

40

30

20

10

0
Sering Jarang Tidak Pernah

Berdasarkan diagram di atas, maka mayoritas anak menjawab jarang mengada

kan diskusi dengan orang tua dalam mengatasi masalah anak yaitu sebesar 74 respond

en (60%). Keadaan ini sangat berisiko terhadap terjadinya perilaku anak untuk menca

ri informasi melalui orang lain atau media yang belum tentu kebenarannya. Sehingga

diharapkan orang tua berperan sebagai pendengar aktif dan pemberi solusi bagi perma

salahan yang dihadapi oleh anaknya.

Diagram 8 : Perlunya orang tua membantu mengatasi masalah anak di sekolah SDN I
V Wonokromo

Tidak perlu

1.0%

Perlu

99.0%

22
Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa hampir 100 % responden menyatakan

perlu mendapatkan bantuan orang tua untuk mengatasi masalah yang terjadi pada diri

nya.

7. Pendidikan

Semua anak bersekolah di sekolah SDN IV Wonokromo Surabaya.

8. Rekreasi

Tempat rekreasi yang sering dimanfaatkan anak bersama orang tuanya biasanya ke Ke

bun Binatang Surabaya (KBS), taman-taman kota, Pantai Kenjeran, dan Taman Hiburan

Remaja (THR). Untuk pengembangan bakat anak di bidang olah raga dan seni di sekolah

SDN IV Wonokromo terdapat lapangan sepak bola, sanggar senam, dan tari.
29
30
32
BAB IV

SIMPULAN

A. Simpulan

Komunitas dapat diartikan kumpulan orang pada wilayah tertentu dengan sistem sosial

tertentu. Komunitas meliputi individu, keluarga, kelompok/agregat dan masyarakat. Salah sat

u agregat di komunitas adalah kelompok anak usia sekolah yang tergolong kelompok berisiko

(at risk) terhadap timbulnya masalah kesehatan yang terkait perilaku tidak sehat. Yang menja

di sasaran pengkajian adalah anak usia sekolah SD dengan umur 6 – 12 tahun berjumlah 123

siswa.

Dalam memberikan asuhan keperawatan pada agregat anak usia sekolah menggunakan

pendekatan Community as partner model. Klien (anak usia sekolah) digambarkan sebagai inti

(core) mencakup sejarah, demografi, suku bangsa, nilai dan keyakinan dengan 8 (delapan) su

bsistem yang saling mempengaruhi meliputi lingkungan fisik, pelayanan kesehatan dan sosial

ekonomi, keamanan dan transportasi, politik dan pemerintahan, komunikasi, pendidikan dan

rekreasi

B. Saran

 Dibutuhkan peran perawat komunitas untuk membantu menyelesaikan masalah kes


ehatan pada komunitas anak usia sekolah

 Dibutuhkan peran serta orang tua, guru, dan anggota masyarakat untuk mendukung
keberhasilan intervensi asuhan keperawatan pada komunitas anak usia sekolah

33

Anda mungkin juga menyukai