Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA

KELOMPOK ANAK USIA SEKOLAH (6 – 12 TAHUN)

Disusun Oleh :
Haris Muhammad Pratama
C.0105.17.016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR CIMAHI
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................................2

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 3

1.2 Tujuan ............................................................................................ 4

1.3 Manfaat ......................................................................................... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi dan deskripsi Komunitas .................................................. 4

2.2 Anak Usia Sekolah Sebagai Kelompok Risiko ................................ 7

2.3 Framework/ Model yang Digunakan Untuk Pengkajian Komunitas 7

2.4 Peran Perawat Komunitas Terkait Anak Usia Sekolah.....................

BAB 3 PROSES KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian...............................................................................................................14
3.2 Diagnosa Keperawatan........................................................................................25
3.3 Intervensi Keperawatan.......................................................................................28
3.4 Implementasi...........................................................................................................30
3.5 Evaluasi....................................................................................................................32

BAB 4 SIMPULAN

4.1 Simpulan..................................................................................................................33

4.2 Saran..........................................................................................................................33

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan bagian integral dari kehidupan manusia, bertolak dari latar

belakang manusia yang berbeda-beda. Hal ini mengakibatkan banyak faktor yang terjadi dan

berhubungan dengan masalah kesehatan. Di dalam komunitas masyarakat suatu daerah bila

di klasifikasikan berdasarkan kelompok khusus, yang sangat rentan terhadap kondisi

kesehatan terganggu adalah kelompok khusus anak usia sekolah. Salah satu upaya yang

dilaksanakan adalah meningkatkan pola hidup masyarakat yang sehat dengan melakukan

kegiatan keperawatan pada komunitas atau masyarakat yang didalamnya terdapat kelompok

khusus anak sekolah.

Berdasarkan hasil pengkajian data yang dilakukan di komplek pesona lembah cidahu

yang dilakukan pada tanggal 3 juli 2021. Ditemukan anak usia sekolah komplek pesona

lembah cidahu yang memiliki masalah kebersihan diri (personal hygiene), cukup banyak

seperti bermasalah pada gigi dikarenakan tidak menggosok gigi, tidak mencuci tangan

sebelum makan, tidak mencuci kaki sebelum tidur, tidak biasa potong kuku, anak yang

mempunyai kebiasaan mandi 1 kali sehari. Dampak negatif dari perilaku tersebut adalah

menimbulkan berbagai penyakit yang terjadi seperti karies gigi, diare, cacingan, dan gatal-

gatal. Sehingga perlu untuk ditindak lanjuti dengan pemberian asuhan keperawatan.

3
Melihat berbagai masalah kesehatan yang muncul pada kelompok usia anak sekolah

maka diperlukan adanya peran tenaga kesehatan dalam membantu menangani masalah

tersebut baik promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

B. Tujuan

Tujuan Umum :

Untuk memberikan gambaran tentang perilaku berisiko pada komunitas agregat anak usia

sekolah di komplek pesona lembah cidahu termasuk upaya pencegahan dan

penanganannya melalui pendekatan proses keperawatan komunitas.

Tujuan Khusus :

1. Mengidentifikasi permasalahan yang dialami komunitas agregat anak usia sekolah.

2. Melakukan analisis dan sintesa data komunitas agregat anak usia sekolah.

3. Merumuskan 3 diagnosa keperawatan komunitas agregat anak usia sekolah.

4. Membuat perencanaan tindakan terkait diagnosa keperawatan.

5. Melakukan intervensi sesuai prioritas terhadap komunitas agregat anak usia sekolah.

4
C. Manfaat

Sesuai dengan permasalahan dan tujuan di atas, asuhan keperawatan yang ditujukan pada

komunitas agregat anak usia sekolah di komplek pesona lembah cidahu diharapkan dapat

memberikan manfaat antara lain :

1. Membantu anak usia sekolah dalam mencegah terjadinya perilaku berisiko.

2. Memberikan informasi data tentang anak usia sekolah dan risiko yang mungkin

terjadi.

3. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan terkait anak

usia sekolah.

4. Membantu masyarakat khususnya keluarga yang mempunyai anak usia sekolah dalam

memberikan intervensi.

5. Sebagai bahan informasi tambahan bagi petugas kesehatan dalam memberikan

penanganan masalah kesehatan pada anak usia sekolah dalam hal promotif dan

preventif.

6. Membantu anak usia sekolah lainnya melalui kelompok peernya baik dalam institusi

pendidikan formal maupun masyarakat luar sekolah.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi dan deskripsi Komunitas

1. Definisi Komunitas

Komunitas dapat diartikan kumpulan orang pada wilayah tertentu dengan sistem sosial

tertentu. Komunitas meliputi individu, keluarga, kelompok/agregat dan masyarakat. Salah

satu agregat di komunitas adalah kelompok anak usia sekolah yang tergolong kelompok

berisiko (at risk) terhadap timbulnya masalah kesehatan yang terkait perilaku tidak sehat.

Berdasarkan umur kronologis dan berbagai kepentingan, terdapat berbagai definisi tentang

anak usia sekolah yaitu:

a. Menurut definisi WHO (World Health Organization) yaitu golongan anak yang berusia

antara 7-15 tahun , sedangkan di Indonesia lazimnya anak yang berusia 7-12 tahun.

b. Menurut Wong (2009), usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun

2. Deskripsi wilayah Komunitas

Sebagai komunitas yang dikaji adalah komunitas agregat anak usia sekolah dikomplek

pesona lembah cidahu pada tanggal 3 juli s.d 4 juli 2021. Komplek pesona lembah cidahu

berada pada RT 07/01.

6
3. Besarnya Komunitas

Komunitas agregat anak usia sekolah yang menjadi sasaran pengkajian adalah anak usia

sekolah SD dengan umur 6 – 12 tahun berjumlah 1 orang.

B. Anak Usia Sekolah Sebagai Kelompok Risiko

Anak usia sekolah adalah anak yang memiliki umur 6 sampai 12 tahun yang masih duduk

di sekolah dasar dari kelas 1 sampai kelas 6 dan perkembangan sesuai usianya.

Anak usia sekolah merupakan kelompok risiko yaitu suatu kondisi yang dihubungkan

dengan peningkatan kemungkinan adanya kejadian penyakit. Hal ini tidak berarti bahwa

jika faktor risiko tersebut ada pasti akan menyebabkan penyakit, tetapi dapat berakibat

potensial terjadinya sakit atau kondisi yang membahayakan kesehatan secara optimal dari

populasi. Anak usia sekolah merupakan populasi risiko karena beberapa hal yaitu:

 Anak banyak menghabiskan waktu di luar rumah


 Aktivitas fisik anak semakin meningkat
 Pada usia ini anak akan mencari jati dirinya
 Masih membutuhkan peran orang tua untuk membantu memenuhi kebutuhan

C. Framework/ Model yang Digunakan Untuk Pengkajian Komunitas

Dalam memberikan asuhan keperawatan pada agregat anak usia sekolah menggunakan

pendekatan Community as partner model. Klien (anak usia sekolah) digambarkan sebagai

inti (core) mencakup sejarah, demografi, suku bangsa, nilai dan keyakinan dengan 8

(delapan) subsistem yang saling mempengaruhi meliputi lingkungan fisik,

7
pelayanan kesehatan dan sosial, ekonomi, keamanan dan transportasi, politik dan

pemerintahan, komunikasi, pendidikan dan rekreasi (Anderson, Mc Farlane, 2000 dalam

Ervin, 2002).

Delapan subsistem yang dikaji seperti berikut:

I. Pengkajian

A. Data inti komunitas, terdiri dari:

1. Demografi : Jumlah anak usia sekolah pada komplek pesona lembah cidahu

2. Etnis : suku bangsa, budaya, tipe keluarga.

3. Nilai, kepercayaan dan agama : nilai dan kepercayaan yang dianut oleh anak usia

sekolah berkaitan dengan pergaulan, agama yang dianut, fasilitas ibadah yang ada,

adanya organisasi keagamaan, kegiatan-kegiatan keagamaan yang dikerjakan oleh

anak usia sekolah.

B. Data subsystem

Delapan subsitem yang dikaji sebagai berikut :

1. Lingkungan Fisik

Inspeksi : Lingkungan sekolah anak usia sekolah, kebersihan lingkungan, aktifitas

anak usia sekolah di lingkungannya, data dikumpulkan dengan winshield survey dan

observasi.

Auskultasi : Mendengarkan aktifitas yang dilakukan anak usia sekolah dari orangtua

anak.

8
Angket : Adanya kebiasaan pada lingkungan anak usia sekolah yang kurang baik bagi

perkembangan anak usia sekolah.

2. Pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial

Ketersediaan pelayanan kesehatan khusus anak usia sekolah, bentuk pelayanan kesehatan

bila ada, apakah terdapat pelayanan konseling bagi anak usia sekolah melalui wawancara.

3. Ekonomi

Jumlah pendapatan orang tua, jenis pekerjaan orang tua , jumlah uang jajan anak melalui

wawancara pada ibu anak tersebut.

4. Keamanan dan transportasi.

a. Keamanan : adanya satpam sekolah, petugas penyebarang jalan.

b. Transportasi
Jenis transportasi yang dapat digunakan anak usia sekolah ketika sekolah biasa

berjalan kaki.

5. Politik dan pemerintahan

Kebijakan pemerintah tentang anak usia sekolah.

9
6. Komunikasi

a. Komunikasi formal

Media komunikasi yang digunakan oleh anak usia sekolah untuk memperoleh informasi

pengetahuan tentang kesehatan melalui buku dan sosialisasi dari pendidik, namun

ketika pandemi orangtua dari anak menjelaskan belajar banyak lebih dari hp karena

daring.

b. Komunikasi informal

Komunikasi/diskusi yang dilakukan anak usia sekolah, peran dan orang tua dalam

menyelesaikan dan mencegah masalah anak sekolah, keterlibatan orang tua dan

lingkungan dalam menyelesaikan masalah anak usia sekolah.

7. Pendidikan

Terdapat pembelajaran tentang kesehatan, jenis kurikulum yang digunakan sekolah, dan

tingkat pendidikan tenaga pengajar di sekolah.

8. Rekreasi

Tidak ada tempat rekreasi dikomplek pesona lembah cidahu, anak anak usia sekolah

hanya bermain ala kadarnya seperti bermain bola dan sebagainya.

10
D. Peran Perawat Komunitas Terkait Anak Usia Sekolah

1. Praktik Keperawatan Kesehatan Komunitas.

Keperawatan kesehatan komunitas (CHN) merupakan spesialis pelayanan

keperawatan yang berbasiskan pada masyarakat dimana perawat mengambil tanggung

jawab untuk berkontribusi meningkatkan derajad kesehatan masyarakat. Fokus utama

upaya CHN adalah pencegahan penyakit, peningkatan dan mempertahankan

kesehatan dengan tanggung jawab utama perawat CHN pada keseluruhan populasi

dengan penekanan pada kesehatan kelompok populasi daripada individu dan

keluarga.

2. Fungsi dan Peran Perawat CHN Pada Agregat Anak Usia Sekolah

Fungsi dan peran perawat kesehatan komunitas terkait agregat anak usia sekolah

antara lain :

a. Kolaborator

Perawat bekerjasama dengan lintas program dan lintas sektoral dalam

membuat keputusan dan melaksanakan tindakan untuk menyelesaikan masalah anak

sekolah. Seperti halnya perawat melakukan kemitraan dengan tokoh masyarakat, tokoh

agama, keluarga, guru, kepolisian, psikolog, dokter,LSM, dan sebagainya.

b. Koordinator

Mengkoordinir pelaksanaan konferensi kasus sesuai kebutuhan anak sekolah,

menetapkan penyedia pelayanan untuk anak usia sekolah.

11
c. Case finder

Mengembangkan tanda dan gejala kesehatan yang terjadi pada agregat anak usia

sekolah, menggunakan proses diagnostik untuk mengidentifikasi potensial kasus

penyakit dan risiko pada anak usia sekolah.

d. Case manager

Mengidentifikasi kebutuhan anak usia sekolah, merancang rencana perawatan untuk

memenuhi kebutuhan anak usia sekolah, mengawasi pelaksanaan pelayanan dan

mengevaluasi dampak pelayanan.

e. Pendidik

Mengembangkan rencana pendidikan kepada keluarga dengan anak usia sekolah di

masyarakat dan anak usia sekolah di institusi formal, memberikan pendidikan

kesehatan sesuai kebutuhan, mengevaluasi dampak pendidikan kesehatan.

f. Konselor

Membantu anak usia sekolah mengidentifikasi masalah dan alternatif solusi,

membantu anak usia sekolah mengevaluasi efek solusi dan pemecahan masalah.

g. Peneliti

Merancang riset terkait anak usia sekolah, mengaplikasikan hasil riset pada anak usia

sekolah, mendesiminasikan hasil riset.

12
h. Care giver

Mengkaji status kesehatan komunitas anak usia sekolah, menetapkan diagnosa

keperawatan, merencanakan intervensi keperawatan, melaksanakan rencana tindakan

dan mengevaluasi hasil intervensi.

i. Pembela

Memperoleh fakta terkait situasi yang dihadapi anak usia sekolah, menentukan

kebutuhan advokasi, menyampaikan kasus anak usia sekolah terhadap pengambil

keputusan, mempersiapkan anak usia sekolah untuk mandiri.

13
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AGREGAT ANAK USIA SEKOLAH

Asuhan keperawatan agregat anak sekolah yang dilakukan di komplek pesona lembah

cidahu menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi pengkajian status

kesehatan anak sekolah, perumusan diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi. Pemberian asuhan keperawatan melibatkan anak sekolah dan orang tua.

I. Pengkajian

Pengkajian pada agregat anak sekolah menggunakan pendekatan Community as partner

meliputi : data inti komunitas dan subsystem.

A. Data inti komunitas, terdiri dari:

1. Demografi : Jumlah anak usia sekolah di komplek pesona lembah cidahu terdapat data

sebanyak 45 anak berdasarkan data kartu keluarga dari rt setempat.


2. Status perkawinan

anak usia sekolah belum kawin.

3. Nilai, kepercayaan dan agama :

Agama yang dianut oleh anak usia sekolah ialah mayoritas islam dan ada beberapa
beragama kristen.
Berdasarkan winshield survey dan data dari monografi didapatkan tersedia masjid untuk

tempat beribadah, kegiatan keagamaan dilaksanakan di masjid tersebut.

Sedangkan dari hasil wawancara dengan orangtua, menyatakan bahwa nilai/norma/budaya

yang dianut anak-anak usia sekolah baik, kehidupan beragama berjalan dengan harmonis, dan

anak-anak rajin dan antusias dalam mengikuti kegiatan keagamaan yang dilaksanakan setiap

hari kamis malam.

B. Data subsystem

Delapan subsistem yang dikaji sebagai berikut :

1. Lingkungan Fisik

Inspeksi : Tipe rumah permanen, tempatnya strategis dekat dengan jalan raya.

Kebersihan lingkungan rumah kurang terjaga dengan baik, terdapat

warung seblak, basreng dan pop ice di dalam komplek yang menjual

makanan yang kurang terjamin kebersihannya. dirumah terdapat 1 kamar

mandi yang kondisi terawat dengan baik.

Auskultasi : Hasil wawancara dengan orangtua anak usia sekolah, bahwa di komplek

pesona lembah cidahu terdapat kegiatan olahraga yang sudah lama

berjalan seperti futsal, dan kegiatan keagamaan seperti pengajian.

16
Angket : Adanya kebiasaan pada lingkungan anak usia sekolah yang kurang baik

bagi perkembangan anak yaitu orang tua dan lingkungan anak yang

membiasakan tidak menggosok gigi sebelum tidur sehingga kebiasaan ini

diikuti oleh anak usia sekolah.


2. Pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial

Pelayanan kesehatan di komplek pesona lembah cidahu terdapat puskesmas anak

yang sakit yang dapat ditempuh dengan jarak 15 menit dengan menggunakkan

kendaraan.

3. Ekonomi

Berdasarkan hasil wawancara kepada orangtua mempunyai pekerjaan sebagai

wiraswasta dan berdagang untuk mencari nafkah.

4. Keamanan dan Transportasi

a. Keamanan

Untuk keamanan dikomplek pada anak usia sekolah jika terdapat hal yang dikira

merugikan dan akan membuat keributan atau celaka maka akan diberi

pemahaman, akan tetapi ditemukan kebiasaan lain yang mengancam kesehatan

anak usia sekolah :

1) Kebiasaan jajan sembarangan

17
mayoritas anak usia sekolah memiliki kebiasaan jajan sembarangan. Ini

merupakan hal yang negatif bagi kesehatan anak usia sekolah karena

kebersihan makanan dan kandungan gizi yang ada di dalam makanan tersebut

bisa menimbulkan berbagai macam masalah kesehatan untuk anak usia

sekolah.

2) Jenis Jajanan yang dikonsumsi Anak Usia Sekolah

18
mayoritas jenis jajanan anak usia sekolah adalah permen. Ini merupakan hal

yang negatif bagi kesehatan gigi anak usia sekolah karena dalam permen

mengandung kandungan gula yang tinggi sehingga berisiko tinggi terjadi

kejadian karies gigi pada anak usia sekolah.

3) Kebiasan menggosok gigi sebelum tidur

mayoritas anak usia sekolah tidak menggosok gigi sebelum. Ini merupakan hal
yang negatif bagi perilaku anak usia sekolah karena kebiasaan ini harusnya
ditanamkan sejak dini, selain itu apabila tidak menggosok gigi dapat
menyebabkan berbagai macam masalah kesehatan gigi dan mulut.
Berdasarkan wawancara dari orangtua menyatakan bahwa anak usia sekolah
pada komplek pesona lembah cidahu sudah mendapat pengetahuan tentang
cara menggosok gigi. Alasan kebiasaan anak SD tidak menggosok gigi
sebelum tidur yaitu karena malas, dan lupa.

19
b. Transportasi

Jenis transportasi yang digunakan anak-anak komplek pesona lembah cidahu

adalah sepeda, jalan kaki, dan diantar oleh orang tua jika bersekolah.

5. Politik dan pemerintahan

Pada subsystem politik dan pemerintahan bagi anak usia sekolah adalah keikut sertaan

anak dalam organisasi sosial di sekolah serta kebijakan pemerintah terhadap masalah

yang terkait dengan anak usia sekolah. Keikutsertaan anak pada organisasi di sekolah

yaitu mengikuti kegiatan kepramukaan.

6. Komunikasi

a. Komunikasi formal

Media komunikasi yang digunakan oleh anak untuk memperoleh informasi

pengetahuan tentang gosok gigi berasal dari media, para guru dan orang tua. Hasil

pengkajian yang telah diperoleh adalah sebagai berikut: tentang gosok gigi sebelum

tidur bersumber dari media khusunya televisi tentang iklan pasta gigi. Media

informasi yang digunakan anak ini mempunyai dampak positif dan negatif.

20
b. Komunikasi informal

Komunikasi informal yang dilakukan oleh anak usia sekolah di sekolah

komplek pesona lembah cidahu meliputi data tentang diskusi yang dilakukan anak

dengan orang tua, peran orang tua dalam menyelesaikan dan mencegah masalah anak,

keterlibatan orang tua dan lingkungan dalam menyelesaikan masalah anak. orangtua

jarang mengadakan diskusi dengan anak dalam mengatasi masalah anak. Keadaan ini

sangat berisiko terhadap terjadinya perilaku anak untuk mencari informasi melalui

orang lain atau media yang belum tentu kebenarannya. Sehingga diharapkan orang tua

berperan sebagai pendengar aktif dan pemberi solusi bagi permasalahan yang

dihadapi oleh anaknya.

7. Pendidikan

Anak bersekolah di SDN CIPAGERAN MANDIRI 1

8. Rekreasi

Tempat rekreasi yang sering dimanfaatkan anak bersama orang tuanya biasanya ke

Kebun Binatang, taman-taman kota, dan Taman. Untuk pengembangan bakat anak di

bidang olah raga dan seni terdapat lapangan sepak bola dikomplek pesona lembah cidahu,

namun dikarenakan pandemi kegiatan tersebut jarang dilakukan oleh anak anak sekarang

karena kekhawatiran orangtuanya.


C. Analisa Data

Data Masalah

1. Lingkungan fisik :

- Adanya kebiasaan pada lingkungan


anak usia sekolah yang kurang baik
Defisit kebersihan diri pada agregat anak
bagi perkembangan anak yaitu orang
usia sekolah
tua dan lingkungan anak yang
membiasakan tidak menggosok gigi
sebelum tidur sehingga kebiasaan ini
diikuti oleh anak usia sekolah

2. Keamanan dan transportasi:


a. Kebiasaan jajan sembarangan
Risiko terjadinya kejadian karies gigi pada
agregat anak usia sekolah

mayoritas jenis jajanan anak usia


sekolah adalah permen sebanyak

b. Kebiasan menggosok gigi sebelum


tidur

- Alasan tidak menggosok gigi


karena malas dan lupa.

24
3. Komunikasi Risiko penyalahgunaan media cetak dan
a. Komunikasi Formal elektronik pada anak untuk memperoleh
Anak mengetahui mengenai informasi yang tidak sesuai dengan
informasi tentang gosok gigi perkembangannya
sebelum tidur bersumber dari media
khusunya televisi tentang iklan pasta
gigi sebesar
b. Komunikasi Informal
- anak sekolah jarang Ketidakefektifan komunikasi anak dengan
diskusi dengan orang tua untuk orang tua
menyelesaikan masalah
anak usia sekolah
menganggap perlu peran ortu
untuk mengatasi masalah anak

II. Diagnosa Keperawatan Komunitas

1. Defisit kebersihan diri pada anak usia sekolah b/d kebiasaan anak usia sekolah

tidak mencuci tangan setelah bermain.

2. Risiko terjadinya kejadian karies gigi pada agregat anak usia sekolah b/d

kebiasaan anak usia sekolah tidak menggosok gigi sebelum tidur, mayoritas jenis

jajanan anak usia sekolah adalah permen, anak usia sekolah beralasan tidak

menggosok gigi karena malas dan lupa.


b. Intervensi Keperawatan

Diagnosa
Tujuan Rencana Tindakan Sasaran Metode Waktu Tempat
keperawatan
1. Jangka panjang
terbentuknya
kebiasaan pada
kelompok anak
usia sekolah yang
peduli terhadap 1. Informed consent
kebersihan tangan dengan anak dan
setelah melakukan orang tua
kegiatan diluar 2. Kontrak waktu
1. Defisit rumah 3. Memberi tahu
2. Jangka pendek manfaat dari mencuci
 Anak tidak tangan setelah
kebersihan diri
mengalami bermain
cacingan 4. Ajarkan anak dan
pada anak usia  Anak tidak orang tua 7 langkah
mudah cuci tangan
sekolah b/d terjangkit 5. Berikan kesempatan
penyakit kepada anak dan
kebiasaan anak  Anak orang tua untuk
mendapatk bertanya apabila ada
usia sekolah an yang tidak mengerti
pengetahu 6. Mendemonstrasikan
tidak mencuci an te tang kembali gerakan cuci Anak usia
bahaya tangan 7 langkah sekolah dan
tangan setelah jika tidak kepada anak dan orang tua
mencuci orang tua secara
bermain. tangan 1. mandiri Anak usia
L sekolah dan
2. Risiko 1. Jangka panjang 1. Lakukan pendekatan - orang tua - Komunikasi 3 juli 2021 Komplek
Pukul 20.00
terjadinya Terbentuknya secara formal dengan dan wib Pesona
kejadian
kelompok anak orangtua informasi Lembah cidahu
karies gigi
usia sekolah
pada agregat
anak usia yang peduli
sekolah terhadap
kesehatan gigi
2. Jangka pendek 2. Berikan penyuluhan -
- Agregat anak kesehatan tentang karies
usia sekolah gigi pada kelompok anak
tidak usia sekolah
mengalami 3. Demonstrasikan cara -
karies gigi menggosok gigi dengan
- Agregat anak baik dan benar pada
usia sekolah kelompok anak usia
mendapatkan sekolah
pengetahuan 4. Beri kesempatan pada
yang cukup kelompok anak usia
tentang sekolah untuk bersama-
pencegahan sama mempraktikan cara
masalah menggosok gigi dengan
karies gigi baik dan benar

28

IV. Implementasi

Dx. Keperawatan Hari/tanggal Kegiatan


1. Risiko terjadinya kejadian sabtu / 3 juli 1. Melakukan pendekatan secara formal dengan orangtua dan anak
karies gigi pada agregat anak 2021
usia sekolah

2. Memberikan penyuluhan kesehatan tentang karies gigi pada kelompok


anak usia sekolah.
Anak antusias dan semangat untuk mengikuti kegiatan
penyuluhan kesehatan.

3. Mendemonstrasikan cara menggosok gigi dengan baik dan benar pada


kelompok anak usia sekolah
Seluruh anak antusias dan semangat untuk cara menggosok gigi dengan
baik dan benar

4. Memberi kesempatan pada kelompok anak usia sekolah untuk bersama-


sama mempraktikan cara menggosok gigi dengan baik dan benar
anak antusias dan semangat untuk bersama-sama mempraktikan
cara menggosok gigi dengan baik dan benar
1. Kontrak waktu dengan anak dan orang tua
2. Memberikan pembukaan semangat agar anak semangat dan tertarik
untuk di berikan penjelasan tentang pentingnya kebersihan tangan
3. Menjelaskan bahaya nya apabila tidak suka mencuci tangan
4. Memberi kesempatan anak dan orang tua untuk bertanya
5. Ajarkan anak dan orang tua cara mencuci tangan 7 langkah kepada
anak dan orang tua
6. Lakukan kembali cuci tangan 6 langkah secara mandiri
2 Defisit kebersihan diri sabtu / 3 juli
2021
pada anak usia sekolah b/d
kebiasaan anak usia sekolah

tidak mencuci tangan

setelah bermain.

30
V. Evaluasi

Pelaksanaan evaluasi meliputi evaluasi proses dan hasil. Evaluasi proses dari

pelaksanaan diagnosa keperawatan pertama di komplek pesona lembah cidahu adalah

peserta terlibat aktif dalam diskusi dan pelaksanaan kegiatan berjalan sesuai alokasi

waktu. Evaluasi hasil yang dapat diketahui adalah melalui peningkatan pengetahuan

kelompok anak usia sekolah tentang cara menggosok gigi dengan baik dan benar yang

dapat dilihat dari antusias anak usia sekolah dalam mempraktikan cara menggosok gigi

dengan baik dan benar.


BAB IV

SIMPULAN

A. Simpulan

Komunitas dapat diartikan kumpulan orang pada wilayah tertentu dengan sistem sosial

tertentu. Komunitas meliputi individu, keluarga, kelompok/agregat dan masyarakat. Salah

satu agregat di komunitas adalah kelompok anak usia sekolah yang tergolong kelompok

berisiko (at risk) terhadap timbulnya masalah kesehatan yang terkait perilaku tidak sehat.

Yang menjadi sasaran pengkajian adalah anak usia sekolah SD dengan umur 6 – 12 tahun

berjumlah 1 siswa.

Dalam memberikan asuhan keperawatan pada agregat anak usia sekolah menggunakan

pendekatan Community as partner model. Klien (anak usia sekolah) digambarkan sebagai inti

(core) mencakup sejarah, demografi, suku bangsa, nilai dan keyakinan dengan 8 (delapan)

subsistem yang saling mempengaruhi meliputi lingkungan fisik, pelayanan kesehatan dan

sosial, ekonomi, keamanan dan transportasi, politik dan pemerintahan, komunikasi,

pendidikan dan rekreasi

B. Saran

 Dibutuhkan peran perawat komunitas untuk membantu menyelesaikan masalah


kesehatan pada komunitas anak usia sekolah

 Dibutuhkan peran serta orang tua, guru, dan anggota masyarakat untuk mendukung
keberhasilan intervensi asuhan keperawatan pada komunitas anak usia sekolah

33
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai